Anda di halaman 1dari 31

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

MONITORING DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN IMUNISASI

DI PUSKESMAS CIWIDEY
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu misi Puskesmas Ciwidey adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan
 perorangan, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya, selalu berupaya mencegah dan
menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa
diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai.
Misi tersebut dapat dicapai apabila Puskesmas Ciwidey ikut berperan serta aktif dalam
upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah Kecamatan Ciwidey. Salah
satunya adalah dengan meningkatkan angka cakupan imunisasi dasar bayi di Kecamatan
Ciwidey sebab dengan penigkatan angka cakupan tersebut Puskesmas Ciwidey dapat
secara nyata menurunkan resiko terjadinya kasus penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I).
Masalah PD3I akhir-akhir ini kembali menjadi masalah besar kesehatan nasional setelah
sebelumnya berhasil ditekan. Begitu pula di wilayah kerja Puskesmas Ciwidey, kejadian
PD3I kembali muncul pada akhir tahun 2014. Oleh karena itu perlu ada upaya untuk
meninjau dan mengkaji kembali penyelenggaraan imunisasi di Puskesmas Ciwidey apakah
sudah memenuhi standar yang ditetapakan oleh pemerintah baik prosedur pelaksanaan
maupun pencapaian targetnya. Maka perlu kiranya upaya monitoring dan evaluasi
 penyelenggaraan imunisasi di Puskesmas Ciwidey secara komprehensif.

Monitoring dan evaluasi sudah dilaksanakan pada akhir tahun 2014 dan menemukan
 beberapa permasalahan penting yang harus segera ditindaklanjuti demi perbaikan kinerja
 penyelenggaraan imunisasi. Permasalahan utama yang diangkat sebagai prioritas untuk
 perbaikan adalah rendahnya angka cakupan imunisasi dasar bayi. Dan melalui pembahasan
yang efektif antara penanggung jawab program imunisasi, tim manajamen mutu, pelaksana
imunisasi dan Kepala Puskesmas, maka ditemukan beberapa penyebab yang mendasari
 permasalahan tersebut serta dibuat perencanaan untuk mengatasinya.
Dengan kerja keras semua elemen di Puskesmas serta melibatkan peran serta aktif lintas
sector, masyarakat serta sasaran, maka proses perbaikan tersebut membuahkan hasil yang
membanggakan dengan ditandai oleh meningkatnya angka cakupan imunisasi hingga
melebihi batas minimal yang ditetapkan pemerintah, yaiyu 90% dari jumlah sasaran bayi.
Dengan keberhasilan yang telah dicapai, perlu kiranya upaya untuk menjaga stabilitas
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Tujuan upaya monitoring evaluasi dan perbaikan kinerja penyelenggaraan kegiatan
imunisasi adalah:
Menemukan permasalahan penyelenggaraan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Ciwidey
agar dapat diatasi dengan upaya perbaikan yang efektif.

1. Menemukan

1.3 Manfaat
BAB II

HASIL MONITORING DAN EVALUASI HAMBATAN

2.1 Hasil Monitoring

2.1.1 Monitoring Input dan Proses


A. Perencanaan

1. Kegiatan imunisasi di Puskesmas masuk ke dalam Rencana usulan kegiatan (RUK)


 puskesmas.

2. Rencana kegiatan imunisasi tidak memfasilitasi kebutuhan masyarakat.


Sebab koordinator imunisasi tidak mengerti cara untuk memfasilitasi kebutuhan
masyarakat.
3. Perencanaan kegiatan Imunisasi melibatkan peran serta lintas sector, lintas program
dan masyarakat serta sasaran.
Yang terlibat antara lain:

a. Perangkat desa
 b. Tokoh masyarakat

c. Kader kesehatan
d. Sasaran program
e. PLKB
f. PKK

Yang seharusnya terlibat tapi tidak dilibatkan:


a. KUA
 b. Kecamatan

4. Rencana kegiatan imunisasi tidak mengandung unsur inovasi.


Sebab Koordinator imunisasi tidak ada upaya untuk menggali peluang adanya inovasi
dan peran serta aktif masyarakat.
5. Rencana kegiatan imunisasi memiliki jadwal yang jelas dan terintegrasi dengan kegiatan
program lainnya.

6. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal


7. Sasaran imunisasi ditentukan di awal tahun pada sasaran bayi imunisasi dasar dan
Anak SD untuk imunisasi lanjutan. Sedangkan sasaran WUS tidak ditentukan.
Sasaran Imunisasi Rutin: 635.

Sasaran Anak SD pada imunisasi lanjutan: 1176.


Sasaran Wus tidak ditentukan sebab kurang kerja sama dengan pihak KUA dan
9. Kebutuhan Logistik direncanakan.
Perencanaan vaksin:
a. BCG: 60 x 12 = 660 vial
 b. DPT: 80 x 12 = 880 vial
c. Polio: 80 x 12 = 880 vial
d. Campak: 60 x 12 = 660 vial

e. TT: 60 x 12 = 660 vial


f. DT: 100% jumlah murid kelas I, II dan II = 1776.
g. Hb Uniject: 100 x 12 = 1100 vial.
Perencanaan Auto Disable Syringe:
a. Auto Disable Syringe 0,05 = 750
 b. Auto Disable Syringe 0,5 = 4500
Perencanaan Safety Box?
12 x 15 = 180 biji.

Perencanaan kebutuhan peralatan Cold Chain: 15 biji.

10. Pendanaan direncanakan dengan menggunakan dana JKN dan BOK.

B. Pengadaan Logistik

1. Logistic yang ada:


a. Vaksin:
BCG, DPT, HB, Polio, Campak, TT, DT, HB Uniject, Pentavalen.
 b. Auto Disable Syringe: 250.

c. Safety Box: 25
d. Cold Chain: 2
e. Emergency Kit: 0
2. Distribusi logistic sering terlambat.
Sebab:
a. Stok di Dinas Kesehatan sering kosong
 b. Pelaksana vaksin (Bidan dan Perawat Desa) kadang mengambil vaksin tidak
 berdasarkan kebutuhan sasaran.
c. Koordinator Imunisasi tidak melakukan kontrol penerimaan logistic dan
 pengeluaran logistic.

3. Vaksin disimpan pada suhu 20C s/d 80C pada lemari Es


4. Vaksin Hepatitis B pada Bidan Desa disimpan pada suhu ruangan dan terlindung dari
6. Monitoring administrasi dan fisik vaksin dan logistic dilakukan setiap akhir bulan.
7. Hasil monitoring tidak dicatat di kartu stok dan tidak dilaporkan secara berjenjang
 bersamaan dengan laporan cakupan imunisasi.
Sebab Dinas kesehatan tidak pernah meminta laporan kartu stok.

8. Ada Lemari es and freezer untuk penyimpanan vaksin dan upaya untuk menjaga
kestabilan suhu.
9. Petugas menggunakan Cold Box pada saat membawa vaksin.
10. Petugas menggunakan Vaksin Carrier untuk membawa/mengirim vaksin dari
 puskesmas ke posyandu.

11. Saat membawa/mengirim vaksin menggunakan cold pack.


Cold pack beku disimpan di suhu -150C s/d -250C selama minimal 24 Jam. Cold
pack cair apakah disimpan di suhu +20C s/d +80C selama minimal 24 Jam.

12. Pemeliharaan sarana cold chain dilakukan rutin secara harian, mingguan dan bulanan

C. Tenaga pengelola

1. Ada petugas khusus dalam mengelola imunisasi.


2. Ada petugas khusus dalam mengelola imunisasi yaitu koordinator imunisasi dan
surveilence KIPI namun pendidikan tidak berlatar belakang medis, keperawatan,
kebidanan atau kesehatan lainnya yang kompeten.

3. Koordinator imunisasi dan surveilence KIPI serta pengelola vaksin sudah mendapatkan
 pelatihan Imunisasi?

4. Ada kebijakan puskesmas untuk pengembangan pelatihan petugas imunisasi dan


kebijakan tersebut ditindaklanjuti dengan analisis kebutuhan pelatihan dan tindak
lanjutnya.

D. Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi Wajib

1. Puskesmas menyelenggarakan pelayanan imunisasi di dalam


gedung. Unit yang menyelenggarakan:

a. Pustu
 b. Polindes

c. Unit KIA Puskesmas Ciwidey


d. Bidan Praktek Swasta.
2. Semua petugas pelaksana vaksinasi berkompeten untuk melakukan vaksinasi
3. Semua petugas pelaksana vaksinasi telah mendapatkan pelatihan untuk melakukan
4. Puskesmas tidak memfasilitasi pengadaan logistic untuk Unit Pelayanan Kesehatan
Swasta (UPKS).
Sebab tidak ada kebijakan dari kepala puskesmas untuk memfasulitasi kebutuhan logistic
untuk UPKS.

5. Puskesmas tidak melibatkan peran mitra swasta sebagai provider/pemberi pelayanan


imunisasi untuk melengkapi peralatan sesuai standar minimal.
Sebab tidak ada kebijakan dari kepala puskesmas untuk memfasulitasi kebutuhan logistic
untuk UPKS dan kurangnya kerja sama puskesmas dengan lintas sector.
6. Puskesmas menyelenggarakan pelayanan imunisasi di luar gedung dalam bentuk
 posyandu.

7. Petugas pelaksana vaksin sudah memperhatikan:


a. Vaksin sensitive beku
 b. Keterpaparan suhu

c. Batas waktu vaksin yang sudah dibuka


d. Pencampuran vaksin dengan pelarut
8. Petugas imunisasi kurang memperhatikan tanggal kadaluarsa sebab koordinator
imunisasi tidak ada inisiatif untuk memperhatikannya.
9. Petugas vaksinasi dalam pemberian imunisasi, menggunakan Auto disable syringe.
10. Petugas vaksinasi selalu tepat dosis, cara pemberian dan tempat pemberian saat
melaksanakan vaksinasi?
11. Petugas vaksinasi selalu memberikan imunisasi dalam rentang minimal 4 minggu.
12. Petugas vaksinasi selalu melaksanakan tindakan aseptik saat pemberian imunisasi.
13. Petugas vaksinasi selalu memperhatikan kontra indikasi saat pemberian imunisasi pada
kelompok resiko.
14. Penyelanggaraan pelayanan imunisasi baik di luar gedung maupun dalam gedung
sesuai dengan jadwal yang telah dibuat.

15. Dalam pelaksanaan imunisasi, pelaksana vaksin juga melakukan penyuluhan imunisasi
namun tidak menggunakan media penyuluhan.

E. Penanganan Limbah Imunisasi

1. Pengelolaan limbah infeksius tidak menggunakan incinerator.


Sebab tidak ada petugas yang terlatih untuk mengoperasikan incinerator.

2. Sebagai alternative juga tidak menggunakan alternative bak beton.


Sebab petugas tidak berinisiatif untuk merencanakan pembuatan bak beton.
C: Penanganan limbah imunisasi tidak benar
D: Terjadi kasus kejadian ikutan paska imunisasi

Berdasarkan analisis prioritas, masalah utama yang akan diatasi oleh Puskesmas Ciwidey adalah
Cakupan Imunisasi rendah.
Target minimal yang ditetapkan oleh pemerintah dalam cakupan imunisasi berdasarkan Peraturan
menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2013 adalah sebesar 90% untuk semua
jenis imunisasi dasar bayi yang terdiri dari imunisasi Polio 1, Polio 2, Polio 3, Polio 4, DPT-HB 1,
DPT-HB 2, DPT- HB dan Campak. Maka target perbaikan dalam upaya perbaikan ini sebesar
90% untuk semua jenis imunisasi dasar bayi. Sehingga upaya perbaikan
 penyelenggaraan imunisasi dapat disimpulkan sebagai berikut:
“Meningkatkan cakupan imunisasi sampai lebih dari 90% untuk semua jenis imunisasi dasar
bayi.”
3.3 Analisis Sebab Akibat
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi hambatan, maka penyebab dari masalah cakupan imunisasi
dasar bayi yang rendah, dapat di analisis sebagai
 berikut:
Tabel Analisis Sebab Akibat

No Dampak Penye Penyebab Paling Dasar


Masalah
Penyebab bab

Utama Interme
diate
1 Caku Imuni Logis 1. Pengambilan Vaksin Tidak didasarkan kebutuhan sasaran
yang disebabkan oleh:
Ka pan sasi tik
2. Meningkatnya kebutuhan sasaran yang disebabkan oleh:
sus Imuni tidak serin
a. UPKS tidak difasilitasi
PD sasi dilaku g  b. Tidak ada kebijakan kapus untuk memfasilitasi UPKS
3I Rend kan terla 3. Kurangnya control terhadap logistic yang disebabkan oleh
kurangnya pengawasan saat
ah saat mbat
 pengambilan vaksin dan logistic oleh Koordinator Imunisasi
 posy
andu sebagai akibat dari:
a. Kartu Stok Jarang diisi sebab koordinator
merangkap tugas dan tidak ada petugas khusus
pengelola logistik
 b. Koordinator Imunisasi tidak kompeten sebab petugas
tidak berlatar belakang medis atau kesehatan lainnya
c. Koordinator Imunisasi merangkap tugas
d. Tidak ada petugas khusus untuk mengelola vaksin.
4. Vaksin banyak tidak terpakai saat posyandu
disebabkan oleh kunjungan posyandu dipengaruhi
musim (musim tanam, musim panen, musim
pernikahan dan kegiatan keagamaan)
No Dampak Masalah Penyeb Penyebab Paling Dasar
Penyebab
ab
Utama
Intermed
iate
2 Caku Orang Pengeta 1. Tingkat pendidikan dan status social ekonomi masyarakat
rendah pada beberapa desa
Ka pan tua huan
2. Kurangnya kegiatan promosi kesehatan tentang imunisasi
sus Imuni  bayi masyara yang disebabkan oleh:
PD sasi menolak kat a. Rendahnya ketrampilan pelaksana vaksinasi dalam

3I Rend imunisa rendah upaya promosi kesehatan sebagai akibat dari

ah si kurangnya pelatihan promkes


 b. Kurangnya media promkes
Inisiatif Kerja sama lintas sector rendah sebab koordinator

Caku Kurangn yang imunisasi tidak mempunyai kemampuan untuk menjalin


3
ya komunikasi lintas sector yang disebabkan tidak kompeten
Ka pan rendah
 bantuan
Imuni dari di bidangnya.
sus
 pelaksa
PD sasi lintas
naan
3I Rend sector
vaksina
ah dan
si oleh
masyara
kat
lintas Koordinator Imunisasi tidak mengerti cara melakukan
sector survey cakupan & IP disebabkan oleh Koordinator
Caku Tidak imunisasi tidak kompeten sebagai akibat dari latar
4
pan dan
Ka dilakuka belakang pendidikan
Imuni masyar  bukan kesehatan.
sus nnya
sasi akat
PD survey
Rend Vaksin
3I cakupan
ah Tidak
imunisa
Cukup
si dan
Vaksin
Indeks
(IP)
Pemakai
an
3.4 Diagram
Tulang Ikan Kurang
Metode
nya
Kurangnya Tidak
Kontrol Imunisasi tidak
pengawasan dilakukan menjalin Petugas tidak
logistik
pengambilan kerjasa kompeten
Inisia
vaksin tif sama
Kartu Tidak
Stok ada saat rendah
tidak Petug posyandu dari
diisi Petugas
as Linsek
tidak Vaksin Bantua
Khusu
kompete Tidak n Linsek
s
n terpakai tidak
pengel
Meningka Saat optimal
ola
tnya Posyan
vaksin
du
kebutu Pengunjung
han Pengam Posyandu
Koordin sasara bilan
ator Logistik fluktuatif
Tidak n vaksin tergantung
Imunisa sering ada tdk
si terlambat
berdasar
merang
kap UPKS
tugas kebijakan tidak kebutu
han musim
Kapus difasilit sasara tertentu Cakupan
asi n Imunisasi
Rendah
Petugas Petuga Vaksin Ortu bayi tidak mau
Tida Pengetahuan
tidak s tidak imunisasi anaknya
k masyarakat
melakukan melaku
Cuk rendah &
survey kan
cakupan & up Hambatan
survey
IP cakupa Budaya
n & IP Tingkat
Petugas tidak
pendidikan dan
kompeten sosek Kurangnya media
masyarakat penyuluhan
Petugas tidak
rendah Kurangnya pelatihan
mengerti cara
melakukan penyuluhan
survey Kurangnya Rendahnya
cakupan & IP kegiatan ketrampilan
Manusi penyuluhan
a promkes
Materi untuk pelaksana
al imunisasi imunisasi
7. Pengam batan Mem Puske 1 hari Kepala Puskesmas Ciwidey dengan

bilan logistic buat smas  persetujuan dari Dinas Kesehatan


(Tangg
Pengam vaksin kebij Ciwide
al 2
bilan akan y
Januari
vaksin dan yang dan
s/d 10
dan logistik  berakib  pros
edur
tidak Januari
logistik at  pe
tidak  berdas 2015)
sasaran nga
 berd ar

asar mbi
kebutu
tidak lan
kebut han
diimunis vak
uhan sasara
asi saat sin.
sasar n
 posyand
an menye u.

babkan

 banyak

vaksin

terbuang

karena

tidak

terpakai

saat

posyand

sehingg

menyeb

abkan

keterlam
Kepala r v d m a p sebulan sekali
Puskesmas
Ciwidey membuat u a a u
kebijakan 2. Koordinator imunisasi

s k n n k
 pen melakukan validasi data

s i o
gam kebutuhan vaksin dan

m i p s o
bilan perencanaan pelaksanaan

e n e a r
vaks imunisasi

m r s d
in 3. Koordinator Imunisasi

berd b b e i i
melakukan monitoring

asar u e n n
ketepatan jadwal imunisasi,

kan a r c s a
jumlah vaksin dan logistic

keb t d a e t
yang keluar, jumlah

utuh a n l o
cakupan dan

an u s a a r
 perhitungan indeks pemakaian vaksin.

sasa s a a m

ran u r n a i

den l k   m

gan a a p s u

pros n n e e n

edur l b i

: k k a u s

e e k l a
1. P
b b s a s
el
u u a n i
ak
t t n
sa
u u a k s
na
h h a e e
va
a a n p t
ks
n n a i
in
i d a
ha
8. Pengunj keterlaMew Pelaksa 7 masyarakat harus dilakukan tiap bulan.
ajibk hari
ung mbatan an na

Pengun vaksin  pela (Ta


Posyand vaksina

jung ksan ngg


u si

Posyan atau a al
Fluktuati

du kehabi vaksi 11
f

Fluktua san nasi Jan


tergantu

tif stok untu uari


ng

tergant musim vaksin. k s/d

ung meli 17
tertentu

musim batk Jan


menyeb

tertentu an uari
abkan
kebu 201
 banyak
tuha 5).
vaksin
n Unt
tidak
uk
sasa
 jan
ran gka
terpakai
 pan
dala
sebab jang
:
m
 pe
mem mbu
atan
buat
jumlah  jad
wal
jadw
kunjung
 pos
al
an
yan
kegi
sedikit
du
atan
sehingg
den
 posy
a andu
.
gan
 berakib
mel
at sering
ibat
terjadi
kan
Pelaksana 1. Sosi b a b r tuhan masyarakat. Dengan
alisa
vaksinasi si u t a a tujuan agar posyandu
kepa
da a u t n dilaksanakan pada hari-hari
pela
ksan
a t k yang memungkinkan
vaks
inasi b a a sasaran bisa berkunjung ke
agar
j u n g posyandu.
 
a l a 2. Pelaksana vaksinasi melibatkan sasaran
p
dalam
d a p r
e  pembuatan jadwal
w n e
l posyandu dan memenuhi
a r d
a kebutuhan sasaran.
l k a a
k
3. Pelaksana vaksinasi
e n p
s
bekerja sama dengan
p d a
a
perangkat desa, kader dan
o e s t
n
tokoh masyarakat dalam
s p e
a
rangka meningkatkan
y a r m
jumlah kunjungan posyandu
a n t e
v
oleh sasaran.
n a n
a
d d j
k
u e a a
s
n k r
i
s g t i
n
e a i n
a
l n f g
s
a
i
m m s k

a e a e
m
l s b
e
s i a u
m
BAB 5
PELAKSANAAN
PERBAIKAN

5.1 Pelaksanaan Perbaikan

Tabel 5.1 Tabel Pelaksanaan Perbaikan

No Perencanaan
Tanggal
Jadwal Kriteria Hasil Hasil Kegiatan Kesimpulan Tindak lanjut
Realisasi
1. Dikeluarkan SK Ind
1. Pengganti Tang Tangg Diangkatnya Kepala eks Sesuai dengan
an gal 2 al 2 Penanggung Puskesmas Pe kriteria hasil
koordinato Janua Janua jawab  No ………. mak
r Imunisasi ri ri  program yang Tentang Penetapan aian
dengan baru dan  penanggung
2015 2015 vak
koordinato penanggung jawab program
 jawab program yang sin
r imunisasi imunisasi unt
baru menjalankan menggantikan SK uk
yang rekomendasi Kepala bah
kompeten perbaikan
an
(berlatar dalam Puskesmas  per
 belakang  pengawasan dan No enc
pendidikan kendali logistic …………………… ana
kesehatan imunisasi serta 2. Menetapkan dan an
) survey cakupan menegaskan keb
imunisasi. uraian tugas utuh
an
penanggung
vaks
jawab in.
 program yang
baru: 1. Koord
a. Melakukan
inator
pengawasan
Prom
 pengambilan
osi
vaksin
dan Kese
 penggunaan hatan
logistic dan Sesuai dengan
 b. Melaksanakan Pemb kriteria hasil
Tang
erday
gal 8,
Tangg sosialisasi aan
9 dan
al 8, 9 imunisasi dan Kese
10
dan 10 menjalin kerja hatan
Janua
2. Memberik Janua sama dengan Masy
ri
an ri lintas sector dan arakat
 pelatihan Semua pelaksana lintas program memf
 penyuluha vaksinasi mengikuti dalam upaya asilita
n  pelatihan teknik meningkatkan si
promosi kesehatan partisipasi lintas
untuk imunisasi sector, lintas
dan dapat program dan
masyarakat

dalam
 penyelenggaraa
n imunisasi.
c. Melakukan
survey cakupan
imunisasi dan
Melakukan

pemantauan
terhadap kinerja
penanggung
 jawab program
yang baru
khususnya

terhadap
rekomendasi
yang sudah
diberikan.

Melakukan

pemantauan
terhadap
pelaksana
vaksinasi dalam
penerapan
promosi
kesehatan 2015 2015 menerapkannya di lapangan. pelaksanaan kesehatan yang
kepada pelatihan bagi seluruh efektif tentang
semua  pelaksana vaksinasi tentang teknik imunisasi.
pelaksana  promosi kesehatan. Nara sumber
vaksinasi adalah
(bidan ………………
desa, 2. Pelaksanaan
perawat diikuti oleh semua
desa dan  pelaksana
bidan KIA) vaksinasi selama
3 hari di Aula
Puskesmas
Ciwidey yang
dikoordinir oleh
koordinator
Promosi
Kesehatan
dan
Pemberdayaan
Kesehatan
Masyarakat
dengan
mendatangkan
nara sumber dari
Dinas Kesehatan.
3. Menetapkan
kebijakan kepala
 puskesmas
tentang kewajiban
 pelaksana
vaksinasi untuk
untuk menerapkan
teknik promosi
kesehatan yang
efektif kepada
sasaran program
imunisasi
3. Melengkapi Tangg Tanggal 2 Januari Tanggal 4, 5 1. Terse alat bantu
media al 4,  penyuluhan
dan 6 dia
 peny 4. Me 5 dan oleh
Januari 2015 media
uluha n pelaksana
n g6 penyu
vaksinasi
a Janua luhan
imuni
n ri imuni 2. Dana SILPA
sasi g 2015 sasi anggaran JKN
k yang tahun 2014
a yang
cukup
t
(mini diakumulasika
s mal 3 n dengan
e media anggaran JKN
o ) tahun 2015
r pada digunakan
a untuk
setiap
n penyedian
g posya
ndu media
 petug
dan  penyuluhan
as
da lam rangka
digun
Tanggal 2 keperluan
pengel akan
ola Januari 2015  jagka panjang.
untuk
3. Koordinator 1. Me 5 sin dengan Sesuai dengan 1. Mela Melakukan
Imunisasi, me rekomendasi
dia kriteria hasil kuka
Koordinator mua tugas. pemantauan
 promkes dan pen t n
kinerja
Tim manajemen yul  pen pem
pengelola
mutu membuat uha yedi anta
vaksin dan
Standar n aan uan
Prosedur sud med terha
Operasional ah ia dap
(SPO) dic pen pela
penyuluhan eta yulu ksan
imunisasi. k han a
dan vaksi
1. Diangkat imu nasi
didi terha
seorang nisa dap
stri si.  peng
pengelola vaksin
bus gunaa
dengan 3. SP
n
ika
rekomendasi O media
n
yang pen  peny
seb
yulu uluha
any
han Sesuai dengan n
ak dalam
imu kriteria hasil
3 x rangk
nisa
68 a
si
jum  prom
dibu
lah osi
at
pos keseh
oleh
yan atan
Koo
du yang
rdin
sert efektif
ator
a tenta
Imu
sud ng
nisa
ah imuni
si,
dig sasi.
Koo
una rdin 2. Mela
kan ator kuka
unt pro n
uk mke pem
alat s anta
ban dan uan
tu Tim kese
dal man suai
am aje an
 pe men pros
nyul
uha mut es
n
imu u.  peny
nisa uluha
si n
oleh denga
 pel n
SPO
aks  peny
ana uluha
vak n
sina 1. imunis
si. Sud asi.
ah
2. An
gga dian
ran gkat
JK pen
N gelo
tah la
un vak
201
BAB 7 MEMBUAT
STANDAR BARU

Dengan mempertimbangkan hasil monitoring selama proses perbaikan, hasil perbaikan


serta analisa dampak positif dan negatif, maka Tim Manajemen Mutu membuat Standart Baru
 penyelenggaraan Imunisasi. Standart baru tersebut sebagai berikut:

Menetapkan Uraian Tugas Penanggung Jawab Program Imunisasi dan Surveilence


KIPI dan Uraian Tugas Pengelola Vaksin Imunisasi

Tujuan: Menjamin ketersediaan vaksin dan logistic imunisasi sesuai kebutuhan sasaran
Standart Prosedur:
1. Uraian Tugas Penanggung Jawab Program Imunisasi dan Surveilence KIPI
a. Melakukan pengawasan pengambilan vaksin dan penggunaan logistic
 b. Melaksanakan sosialisasi imunisasi dan menjalin kerja sama dengan lintas sector dan lintas
program dalam upaya meningkatkan partisipasi lintas sector, lintas program dan
masyarakat dalam penyelenggaraan imunisasi.
c. Melakukan survey cakupan imunisasi dan Indeks Pemakaian vaksin untuk bahan
 perencanaan kebutuhan vaksin.

2. Uraian Tugas Pengelola Vaksin Imunisasi


a. Melakukan pengawasan pengambilan vaksin dan penggunaan logistic
 b. Mengisi kartu stok
c. Melakukan perawatan lemari Es dan Cold Box.

Standart Hasil:

1. Semua kebutuhan vaksin dan logistic terpenuhi saat pelaksanaan imunisasi.


2. Pelaksanaan imunisasi dalam kegiatan posyandu balita tidak terhambat akibat dari
keterlambatan vaksin atau stok vaksin yang habis.
3. Tidak ada vaksin yang rusak akibat gangguan pada lemari es atau coldbox dan akibat vaksin
kadaluarsa.

Manfaat Penerapan Standar :


1. Pengawasan vaksin dan logistic yang optimal dapat mencegah pemborosan vaksin karena
vaksinasi yang telah dijadwalkan, sehingga dapat menjamin ketersediaan vaksin dan logistic
saat dibutuhkan.
3. Ketersediaan vaksin dan logistic pada saat dibutuhkan dapat meningkatkan angka cakupan
imunisasi sehingga memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap ancaman kasus
 penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi (PD3I).

4. Perawatan lemari es dan cold box yang baik dapat mencegah kerusakan vaksin sehingga
tidak terjadi pemborosan vaksin yang berakibat kehabisan stok vaksin.
5. Pengawasan tanggal kadaluarsa bermanfaat untuk menentukan prioritas penggunaan vaksin
 berdasarkan tanggal kadaluarsa sehingga dapat mencegah vaksin kadaluarsa sebelum
digunakan. Hasil akhirnya adalah dapat mencegah terjadinya pemborosan vaksin yang
 berakibat kehabisan stok vaksin.
INSTRUMEN PENYELENGGARAAN IMUNISASI DI
PUSKESMAS CIWIDEY

I. Perencanaan

1. Apakah kegiatan imunisasi di Puskesmas masuk ke dalam Rencana usulan kegiatan


(RUK) puskesmas?
Jika tidak, apa alasannya?

…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika ya:
Apakah rencana kegiatan imunisasi memfasilitasi kebutuhan masyarakat?
Jika tidak memfasilitasi kebutuhan masyarakat, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..

2. Apakah dalam perencanaan kegiatan Imunisasi melibatkan peran serta lintas sector,
lintas program dan masyarakat serta sasaran?
Jika Ya, sebutkan yang dilibatkan!
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..

3. Apakah rencana kegiatan imunisasi mengandung unsur inovasi?


Jika Ya, sebutkan bentuk inovasinya!
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya, Sebutkan inovasi tersebut!
4. Apakah rencana kegiatan imunisasi memiliki jadwal yang jelas dan terintegrasi dengan
kegiatan program lainnya?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya, Apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..

5. Apakah sasaran imunisasi


ditentukan? Jika Tidak, sebutkan
alasannya!
Jika Ya:

a. Apakah ditentukan Sasaran Imunisasi Rutin?


Jika Tidak, sebutkan alasannya!
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya:

1) Apakah ditentukan Sasaran Bayi pada Imunisasi Dasar?


Jika Tidak, sebutkan alasannya!
…………………………………………………………………............

…………………………………………………………………………..
Jika Ya, berapa sasarannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..

2) Apakah ditentukan Sasaran Anak SD pada Imunisasi Lanjutan?


Jika Tidak, sebutkan alasannya!
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya, berapa sasarannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………. .

3) Apakah ditentukan Sasaran WUS pada Imunisasi lanjutan?


Jika Tidak, sebutkan alasannya!
…………………………………………………………………............
 b. Apakah ditentukan Sasaran Imunisasi Tambahan?
Jika Tidak, sebutkan alasannya!
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya, berapa sasarannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
c. Apakah ditentukan Sasaran Imunisasi Khusus?
Jika Tidak, sebutkan alasannya!
…………………………………………………………………............

…………………………………………………………………………..
Jika Ya, berapa sasarannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..

6. Apakah Kebutuhan Logistik Direncanakan?


Jika Tidak, sebutkan alasannya!
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya:

a. Apakah ada perencanaan


vaksin? Jika Tidak, sebutkan
alasannya!
…………………………………………………………………............

…………………………………………………………………………..
Jika Ya:
Berapa Kebutuhan Vaksin?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
 b. Apakah ada perencanaan Auto Disable Syringe?
Jika Tidak, sebutkan alasannya!
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya:
19. Adakah lemari es and freezer untuk penyimpanan vaksin?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya:
Apakah melakukan kegiatan menjaga kestabilan suhu?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..

20. Apakah menggunakan Cold Box pada saat membawa vaksin?


Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............

…………………………………………………………………………..

21. Apakah menggunakan Vaksin Carrier untuk membawa/mengirim vaksin dari


 puskesmas ke posyandu?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..

22. Apakah saat membawa/mengirim vaksin menggunakan cold pack?


Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya:
Cold pack beku apakah disimpan di suhu -150C s/d -250C selama minimal 24 Jam?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............

…………………………………………………………………………..
Cold pack cair apakah disimpan di suhu +20C s/d +80C selama minimal 24 Jam?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............

…………………………………………………………………………..

23. Apakah melakukan pemeliharaan sarana cold chain (harian, mingguan dan bulanan)?
K. Tenaga pengelola

5. Apakah ada petugas khusus dalam mengelola


imunisasi? Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............

…………………………………………………………………………..
Jika ada:

a. Apakah ada koordinator imunisasi dan surveilence KIPI?


Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika ya, apakah pendidikan petugas berlatar belakang medis, keperawatan,
kebidanan atau kesehatan lainnya yang kompeten?

Jika tidak kompeten, apa alasannya?


…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
 b. Apakah ada petugas pengelola vaksin?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika ada, berapa orang?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Apakah pendidikan petugas berlatar belakang medis, keperawatan, kebidanan
atau kesehatan lainnya yang kompeten?
…………………………………………………………………............

…………………………………………………………………………..
Jika tidak kompeten, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..

6. Apakah koordinator imunisasi dan surveilence KIPI serta pengelola vaksin sudah
mendapatkan pelatihan Imunisasi?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
Jika ada, sebutkan pelatihan apa saja! Apakah ada rencana tindak lanjut dan tindak
lanjut terhadap hasil pelatihan?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika tidak ada rencana tindak lanjut atau tindak lanjut, apa alassannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..

7. Apakah ada kebijakan puskesmas untuk pengembangan pelatihan petugas


imunisasi? Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............

…………………………………………………………………………..
Jika ada, apakah kebijakan tersebut ditindaklanjuti dengan analisis kebutuhan pelatihan
dan tindak lanjutnya?
…………………………………………………………………............

…………………………………………………………………………..
Jika tidak ada kebijakan, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..

L. Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi Wajib

16. Apakah puskesmas menyelenggarakan pelayanan imunisasi di dalam


gedung? Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............

…………………………………………………………………………..
Jika ya:

17. Unit apa saja yang menyelenggarakan?


…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..

18. Apakah semua petugas pelaksana vaksinasi berkompeten untuk melakukan


vaksinasi? Jika tidak, sebutkan dan apa alasannya?
…………………………………………………………………............

…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………............
19. Apakah semua petugas pelaksana vaksinasi telah mendapatkan pelatihan untuk
melakukan vaksinasi?
Jika tidak, sebutkan dan apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..

20. Apakah puskesmas memfasilitasi pengadaan logistic untuk Unit Pelayanan Kesehatan
Swasta (UPKS)?
Jika tidak, apa alasannya?

…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika ya, apakah kebutuhan logistic didasarkan pada analisis kebutuhan (pemakaian
rata-rata bulanan ditambah 25%)
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika tidak berdasarkan analisis, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Apakah puskesmas melakukan monitoring terhadap UPKS?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
………………………………………………………………………….. Jika ya,
apakah terjadwal dan ada petugas khusus untuk melakukan monitoring?
…………………………………………………………………............

…………………………………………………………………………..

21. Apakah puskesmas melibatkan peran mitra swasta sebagai provider/pemberi pelayanan
imunisasi untuk melengkapi peralatan sesuai standar minimal?
Jika Tidak, apa alasannya?

…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..

22. Apakah puskesmas menyelenggarakan pelayanan imunisasi di luar


gedung? Jika tidak, apa alasannya?
Jika Ya:

23. Apakah petugas pelaksana vaksin memperhatikan:


1) Tanggal kadaluarsa?
2) Vaksin sensitive beku?
3) Keterpaparan suhu?
4) Batas waktu vaksin yang sudah dibuka?
5) Pencampuran vaksin dengan pelarut?
24. Apakah dalam pemberian imunisasi, menggunakan Auto disable syringe?
Jika tidak, apa alassannya?
…………………………………………………………………............

…………………………………………………………………………..

25. Apakah petugas imunisasi selalu tepat dosis, cara pemberian dan tempat pemberian
imunisasi?
Jika tidak, apa alasannya?

…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..

26. Apakah petugas imunisasi selalu memberikan imunisasi dalam rentang minimal 4
minggu?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..

27. Apakah petugas imunisasi selalu melaksanakan tindakan aspetik saat pemberian
imunisasi?
Jika tidak, apa alasannya?

…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..

28. Apakah petugas imunisasi selalu memperhatikan kontra indikasi saat pemberian
imunisasi pada kelompok resiko?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..

29. Jika puskesmas menyelanggarakan pelayanan imunisasi baik luar gedung maupun
dalam gedung, apakah sesuai dengan jadwal yang telah dibuat (jika ada jadwal)?
Jika tidak, apa alasannya?
30. Apakah dalam pelaksanaan imunisasi, pelaksana vaksin juga melakukan penyuluhan
imunisasi?
Jika tidak, apa alasannya?
Jika ya, apakah menggunakan media penyuluhan (lembar balik, poster, leaflet, dll)?

M. Penanganan Limbah Imunisasi

7. Apakah pengelolaan limbah infeksius menggunakan incinerator?


Jika Ya:
Apakah petugas yang bertanggung jawab pada kegiatan incinerator sudah kompeten
dan terlatih?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika tidak kompeten dan terlatih, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..

8. Jika tidak menggunakan incinerator, apakah menggunakan alternative bak beton?


Jika Ya:
Apakah bak beton memenuhi syarat (Ukuran minimal 2 x 2 meter, kedalaman minimal 1,5
meter dan mempunyai penutup kuat dan aman)?
…………………………………………………………………............

…………………………………………………………………………..
Jika tidak memenuhi syarat, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..

9. Jika tidak menggunakan bak beton, apakah menggunakan alternative pengelolaan jarum
dan pengelolaan syringe?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..

10. Apakah limbah infeksius non tajam berupa sisa vaksin dikeluarkan dari dalam botol atau
ampul, kemudian dilakukan desinfeksi?
Jika Tidak, apa alasannya?

…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
14. Pada poin 1, 2 dan 3 di atas, apabila tidak ada (satu atau sebagian), sebutkan alasannya!
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

15. Apakah status imunisasi juga dicatat dalam buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

16. Apakah menggunakan teknologi atau komputerisasi dalam pencatatan dan laporan?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

17. Apakah hasil pencatatan dan visualisasi data digunakan untuk mengambil keputusan
dalam upaya perbaikan kinerja program?
Jika Ya, sebutkan upaya perbaikannya!

…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Jika Tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

18. Apakah pencatatan, laporan dan dokumen-dokumen terkait program imunisasi


dikendalikan dan diarsipkan dengan baik?
Jika tidak, apa alasannya?

…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

Anda mungkin juga menyukai