Home(current)
Explore
Upload
Login / Register
1. Home
2. Pedoman Imunisasi
Pedoman Imunisasi
0
0
August 2020
Bookmark
Embed
Share
Download
This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are
author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA
Overview
Words: 2,143
Pages: 12
Preview
Full text
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN IMUNISASI PUSKESMAS
TANJUNGSARI SURABAYA KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu
diwujudkan sesuai dengan cita- cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam UUD 1945 melalui.Pembangunan N asional yang berkesinambungan
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan pembangunan kesehatan
sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil
dan ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan dengan perencanaan terpa
du yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan
bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden).
Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga
muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak
dengan
telah
diperluasnya
program
imunisasi
menjadi
Program
Pengembangan Imunisasi sejak tahun 1977, angka kesakitan dan kematian akibat
PD3I sudah dapat ditekan. Upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk
mencapai tingkat population immunity ( kekebalan masyarakat ) yang tinggi
sehingga PD3I dapat dibasmi, dieliminasi atau dikendalikan. Dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, upaya imunisasi dapat semakin efektif, bermutu dan
efisien. Upaya penyelenggaran imunisasi dapat dilakukan di seluruh wilayah
Indonesia. Penyelengara kegiatan imunisasi disetiap daerah dilakukan oleh
Puskesmas dimasing-masing daerah yang ada. Puskesmas sebagai ujung tombak
pelayanan
di
masyarakat
TUJUAN PEDOMAN Tujuan Khusus Sebagai dasar dan acuan dalam penyelenggaran
progam imunisasi di wilayah kerja Puskesmas tanjungsari Tujuan Umum 1.
Terpantaunya pelayanan imunisasi pada bayi, balita , wus dan anak usia sekolah 2.
Pelaksanaan imunisasi sesuai standar 3. Terpantaunya KIPI
C.
D.
imunisasi
meliputi: 1. Pelayanan imunisasi dasar kepada bayi (hepatitis b, BCG, Polio, DPT-
HBHib, dan campak) 2. Pelayanan imunisasi tambahan pada balita backlog figting/
crash progam campak (DPT-HB-Hib, campak) 3. Pelayanan imunisasi lanjutan anak
sekolah (Dt, Td) dan wanita subur (TT) 4. Kegiatan PIN atau Sub PIN E.
F.
Kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM) Pola ketenagaan dan kualifikasi sumber
daya manusia progam imunisasi : No 1 2
Kualifikasi Formal Bidan (DIII), D3 Farmasi Dokter Bidan (DIII) Perawat (DIII)
Tenaga Pelaksana
Keterangan -
Cold
Chain,
penyimpanan vaksin serta distribusi vaksin baik ke pelayanan Puskesmas dan Klinik
Swasta 4. Melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan lain B.
JADWAL KEGIATAN
Denah Ruangan
B.
1.
2.
Penempatan vaksin dalam chold chain berada terpisah dengan ruangan imunisasi.
(Ruangan Chold Chain berada di
ruangan Apotek). Lingkup ini ruangan KIA adalah: 1. Ruangan KIA berukuran 9 X3.5
meter persegi, terdiri dari 3 bagian , bagian konsultasi, bagian periksa dan bagian
tindakan. 2. Langit langit berwarna terang dan mudah dibersihkan. 3. Dinding
berwarna terang, berbahan keras, tidak berpori pori, kedap air, dan mudah
dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia ( keramik). 4. Lantai terbuat dari
bahan yang tidak licin, tidak berpori, warna terang, dan mudah dibersihkan. Lingkup
ruangan chold chain adalah: 1. Jarak lemari es dengan dinding belakang adalah 10 –
15 cm, atau sampai 2. 3. 4. 5.
lemari es, 1 buah freeztag, buku grafik dan lembar pencatatan suhu 3. Tempat
pelayanan Tempat pelayanan dalam gedung a. Puskesmas induk terdiri dari 1 ruang
poli kesehatan ibu dan anak b. Puskesmas pembantu terdiri dari 1 ruang untuk
pemeriksaan kesehatan ibu dan anak c. Poskeskel terdiri dari 1 ruang untuk
pemeriksaan kesehatan ibu dan anak Tempat pelayanan luar gedung a. Posyandu 1
meja pelayanan di Posyandu (meja ke-5) b. Sekolah Ruangan UKS Standar Fasilitas
1. Peralatan Peralatan Imunisasi terdiri dari sejumlah alat medis yang digunakan
untuk melaksanakan kegiatan imunisasi: a. Kit imunisasi 1. Pinset 2. Vaksin cariier 3.
Lemari es biasa 4. Lemari es vaksin 5. Temometer muller 6. Freeze tag b. Peralatan
surveillans komputer dan printer c. Mebelair 1. Meja kerja 2. Kursi kerja 3. Kursi
hadap d. Penunjang
2 buah … buah 1 buah 1 buah buah buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah
1. Tempat sampah medis 2. Tempat sampah non medis e. Bahan habis pakai 1. ADS
0,05 ml, o,5 ml, 5 ml 2. Kapas 3. Vaksin (Hb, BCG.polio, DPT-HB-hib, dan campak) 4.
Safety box
(Puskesmas
Sonokwijenan,
tanjungsari,
Puskesmas
Pembantu
Puskesmas
Pembantu
Putat
Poskeskel
Ged,
B. C.
dan dalam wilayah tertentu (PIN, Sub Pin). d. Koordinasi 3. Pengelolaan rantai vaksin
4. Pengelolaan limbah 5. Pencatatan dan pelaporan METODE LANGKAH KEGIATAN
Langkah-langkah kegiatan imunisasi: 1. Perencanaan Perencanaan sasaran
dilakukan di setiap tahun kegiatan 2.
No
2345
1331 Vaksin Pentabio Vaksin Jerap Tetanus Vaksin Jerap DT Vaksin Oral Polio
Vaccine
Vaksin DPT-HB-Hib Vaksin Tetanus Toksoid Vaksin Difteri Tetanus Vaksin Polio
67
Vial Vial
Nama Barang Pelarut Vaksin Campak Pelarut Vaksin BCG Drooper Kapas ADS (Auto
Distruct Syringe)0,05 ml, 0,5 ml, 5,0
Biji
B.
C.
Tata Laksana
bebas tanpa pelindung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum
ditetapkannya
peralatan menembus kulit : tatii, tindik, dll). Penyakit Hepatitis B dan C, yang
keduanya potensial untuk menular melalui tindakan pada pelayanan kesehatan.
Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data PMI angka kesakitan hepatitis B
di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun 1998 dan angka kesakitan
hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit ini
sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak memberikan gejala. Dengan
munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan untuk
mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi
semua
pihak
dari
penyebaran
infeksi.
Upaya
pencegahan
penyebaran infeksi dikenal melalui “Kewaspadaan Umum” atau “Universal
Precaution” yaitu dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang terus menjadi
ancaman bagi petugas kesehatan. Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang
melayani dan melakukan kontak langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam
secara terus menerus tentunya mempunyai resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu
tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dari resiko
tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.
II.
III.
Tindakan Yang Beresiko Terpajan a. Cuci tangan yang kurang benar. b. Penggunaan
sarung tangan yang kurang tepat. c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak
aman. d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman. e. Tehnik dekontaminasi
dan sterilisasi peralatan kurang tepat. f. Praktek kebersihan ruangan yang belum
memadai.
IV.
Prinsip Keselamatan Kerja Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan
keselamatan kerja adalah menjaga hygiene sanitasi individu, hygienie sanitasi
ruangan dan
penyelenggaraan
pelayanan
imunisasi
ini
telah