Indonesia
Meresensi Autobiografi
Autobiografi karya Nadrah Zuriah dengan tebal halaman 173 ini mempunyai
cerita sejarah mengenai kehidupannya. Nadrah Zuriah adalah anak kedua dari 3
bersaudara sekaligus seorang pelajar disalah satu sekolah di Pangkep tepatnya di SMA
Negeri 2 Pangkajene.
Alur yang digunakan dalam autobiografi ini adalah alur maju mundur namun
lebih dominan menggunakan alur maju, sehingga para pembaca dapat memahami isi dari
autobiografi tersebut. Cara pengarang menggambarkan dirinya berbeda dengan cara yang
biasa dipakai pengarang lain. Tokoh utamanya adalah sang pengarang sendiri, Nadrah
Zuriah.
Gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahasa yang baku namun terdapat
juga gaya bahasa sehari-hari(non-formal).
Buku ini dapat digolongkan sebagai bacaan yang bermanfaat. Pembaca diajak
mengetahui mengenai kehidupan sang pengarang. Bab demi bab akan mengedepankan
mengenai kisah hidup dari seorang Nadrah Zuriah mulai dari ia lahir sampai menginjak
masa remaja.
Melalui buku ini kita dapat mengetahui kisah hidup dari seorang Nadrah Zuriah.
Pada bab pertama, dijelaskan mengenai masa kecilnya. Pada bab selanjutnya dijelaskan
mengenai masa SMPnya. Begitu pula pada bab selanjutnya yang membahas mengenai
masa SMAnya.
Kemasan autobiografi ini lumayan menarik tapi ukuran tulisannya yang terlalu
besar membuat pembaca sedikit bosan. Meski demikian, kisah ini tetap memikat dan
penuh dengan muatan pesan yang memberi banyak pelajaran bagi pembaca dan dapat
direnungkan dan diterjemahkan lebih dalam.
1. Hal 1 (Alam) seharusnya penulisan (alam) itu huruf kecil karena terdapat pada
tengah kalimat.
2. Hal 1 (Terimahkasih) seharusnya penulisannya itu (Terima kasih).
3. Hal 1 (hidayahnya-lah) seharusnya penulisannya itu (hidayah-Nyalah).
4. Hal 1 (salawat) seharusnya penulisannya itu (shalawat).
5. Hal 5 Dengan berat…kg seharusnya sang penulis menuliskan berat badannya.
6. Hal 6 (kemuadian) seharusnya (kemudian).
7. Hal 6 (kuliahpun) seharusnya penulisannya itu (kuliah pun).
8. Hal 7 Ibu merupakan anak ke…dari bersaudara seharusnya sang penulis menulis
anak ke-berapa dan jumlah saudaranya.
9. Hal 8 (Ia) seharusnya penulisan (ia) itu huruf kecil karena terdapat pada tengah
kalimat.
10. Hal 12 (soeharto) seharusnya penulisan nama orang itu menggunakan huruf
kapital (Soeharto).
11. Hal 13 (keluargakupun) seharusnya keluargakupun itu dipisah(keluargaku pun).
12. Hal 13 (jakarta) seharusnya nama suatu daerah itu diawali oleh huruf kapital
(Jakarta).
13. Hal 14 kebupaten seharusnya penulisannya itu pada huruf awal dari kabupaten
adalah huruf kapital (Kabupaten).
14. Hal (makassar) seharusnya penulisan nama suatu daerah itu diawali oleh huruf
kapital (Makassar).
15. mengnginkan seharusnya menginginkan (hal. 16)