Bab III Klasifikasi Batubara PDF
Bab III Klasifikasi Batubara PDF
BAB III
KLASIFIKASI BATUBARA
A. Pendahuluan
Maksud dari pengklasifikasian batubara adalah untuk
mengetahui variasi kelas/mutu batubara tersebut. Seperti diketahui
karena tumbuhan asal yang berbeda dan variasi dari proses
coalifikasi, maka batubara yang diperoleh akan berbeda dari satu
tempat dengan tempat yang lainnya. Karena itu untuk tujuan
pemakaian dan perdagangan perlu diadakan suatu standard
klasifikasi yang menyatakan variasi kelas/mutu dari batubara.
Ada 4 (empat) macam klasifikasi yang dikenal untuk dapat
memperoleh beda variasi kelas/mutu dari batubara yaitu :
1. Klasifikasi menurut ASTM
2. Klasifikasi menurut National Coal Board
3. Klasifikasi menurut International
4. Klasifikasi menurut Australia
Keempat macam klasifikasi ini didasarkan atas analisa
proksimatnya, atau disebut klasifikasi berdasarkan rank yaitu
berdasarkan perbedaan yang terjadi pada proses dinamo kimia.
Klasifikasi yang lain di dasarkan tipe dari batubara yaitu
berdasarkan macam dari tumbuhan asalnya, perbedaan terjadinya
pada proses biokimia, klasifikasi yang lain lagi yaitu berdasarkan
grade batubara tersebut yaitu klasifikasi yang ditentukan oleh
jumlah mineral impuritisnya.
2
Pada uraian ini akan diuraikan klasifikasi batubara menurut
analisa proksimatnya. Hasil analisa sering dilaporkan dalam
berbagai basis berikut :
1. Air received (ar)
2. Air dried basis (adb)
3. Dry ash free (daf)
4. Dry basis (db)
5. Moist mineral matter free (maf)
6. Moisture & ash free (maf)
7. Mineral matter free (mmf)
Semua basis tergantung dari cara analisa dan tujuan analisa.
Apabila tidak dituliskan basis, maka atas dasar kesepakatan basis
yang dimaksud adalah adb (air dried basis) (lihat Tabel 1.).
Required As received Air dried Dry Dry, ash free Dry, mineral
Given (ar) (ad) (dry) (daf) matter free (dmmf)
100 100 - M1 100 100 - M1
As received 100 M 1 100
100 - M 100 - M1 - A 100 - M 100 - M1 - B
(ar) 100 - M 100 - M
Low-volatile steam
200 9.1 – 19.5 A – G8
coals
201 9.1 – 13.5 A–C
202
201a 9.1 – 11.5
201b 11.6 – 13.5
13.6 – 15.0
A–B
B–C
B–G
}
Dry steam coals
203
204
206
15.1 – 17.0
17.1 – 19.5
9.1 – 19.5
E – G4
G1 – G8
A – B for V.M
}
Coking steam coal
1. Hard Coal
International system dari hard coal dibagi atas 10 kelas
menurut kandungan VM (daf). Kelas 0 sampai 5 mempunyai
kandungan VM lebih kecil dari 33% dan kelas 6 sampai 9
dibedakan atas nilai kalornya (mmaf) dengan kandungan VM
lebih dari 33%. Masing-masing kelas dibagi atas 4 group (0 - 3)
menurut sifat caking-nya yang ditentukan dari Free Swelling Index
dan Roga Index. Masing-masing group ini dibagi lagi atas sub
group berdasarkan tipe dari coke yang diperoleh dari pengujian
Gray King dan Audibert-Arnu dilatometer test. Jadi pada
International klasifikasi ini akan terdapat 3 angka, angka
pertama menunjukkan kelas, angka kedua menunjukkan group
dan angka ketiga menunjukkan sub-group.
Sifat caking dan sifat coking dari batubara dibedakan atas
kelakuan serbuk batubara bila dipanaskan. Bila laju kenaikan
temperatur relatif lebih cepat menunjukkan sifat caking.
Sedangkan sifat coking ditunjukkan apabila laju kenaikan
temperatur lambat.
10
2. Brown Coal (Low Rank Coal)
International klasifikasi dari Brown coal dan lignit dibagi atas
parameternya, yaitu total moisture dan low temperatur tar yield (daf).
Pada klasifikasi ini batubara dibagi atas 6 (enam) kelas
berdasarkan total moisture (ash free), yaitu:
Kelas ini dibagi lagi atas group dalam 4 (empat) group, yaitu:
Contoh:
a. Code Number 06 34 38 5 08 06.
Kode ini menunjukkan higher rank coal (REVCAS code)
dengan parameter, yaitu:
1. Metoda Analisa
Analisa batubara dilakukan pada setiap test dan pengujian
dilakukan menurut metoda seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 7.
Tabel 7. Metoda Analisa Batubara
2. Hasil Analisa
Hasil analisa di Laboratorium batubara di Pusat Pengembangan
Teknologi Mineral (PPTM) Bandung, yaitu:
a. Analisa Proksimat (as received)
1). Moisture % : 21,57
a) Free Moisture : 8,48%
b) Inherent moisture : 13,09%
2). Volatile matter % : 34,99
3). Abu % : 2,19
4). Fixed carbon % (sisa) : 41,45
b. Analisa Ultimat (as received)
1). Nitrogen % : 0,95
2). Carbon % : 59,33
3). Hidrogen % : 7,04
4). Sulfur % : 0,37
5). Oksigen % (sisa) : 32,31
21
6). Calorific value, kalori/g : 5688
7). Specific gravity : 1,39
c. Pengujian :
1). Dilatometer :0
2). Free Swelling Index : powder (0)
3). Roga Index : 0,32
4). Gray King Assay :
Tipe coke :A
Komposisi gas pada 600oC
H2 = 16,86%
N2 = 18,08%
CO = 12,68%
CH4 = 40,81%
CO2 = 11,48%
5). Nilai kalor gas : 4,311 kcal/ Nm3
= (67,64 x 0,1268) + (191,8 x 0,4081) + (57,8 x 0,1148)
1,0 mol 4312 kkal
= 96,5954 kkal/mol x =
0,0244nm3 nm3
(komposisi gas dilakukan di Laboratorium Teknologi
Kimia-ITB).
d. Analisa abu:
Unsur %
SiO2 32,61
Al2O3 14,13
Fe2O3 8,41
TiO2 0,47
MgO 4,31
CaO 7,00
22
Na2O 9,05
K2O 0,89
P2O5 0,37
SO3 19,70
100(100 Madb)
CVdmmf = CVar x
(100 Mar)(100 Mineral )
100(100 13,09)
= 5688 kkal/gr x 1,8 Btu/lb x
(100 21,57)(100 2,57)
= 5688 x 1,8 x 1,13 = 11569 Btu/lb
Maka berdasarkan :
FCdmmf = 54,30 %
VM dmmf = 45,70 %
Nilai kalor mmf = 11.569 Btu/ lb
100
= 34,99
100 21,57 2,19