Anda di halaman 1dari 26

1

BAB III
KLASIFIKASI BATUBARA

A. Pendahuluan
Maksud dari pengklasifikasian batubara adalah untuk
mengetahui variasi kelas/mutu batubara tersebut. Seperti diketahui
karena tumbuhan asal yang berbeda dan variasi dari proses
coalifikasi, maka batubara yang diperoleh akan berbeda dari satu
tempat dengan tempat yang lainnya. Karena itu untuk tujuan
pemakaian dan perdagangan perlu diadakan suatu standard
klasifikasi yang menyatakan variasi kelas/mutu dari batubara.
Ada 4 (empat) macam klasifikasi yang dikenal untuk dapat
memperoleh beda variasi kelas/mutu dari batubara yaitu :
1. Klasifikasi menurut ASTM
2. Klasifikasi menurut National Coal Board
3. Klasifikasi menurut International
4. Klasifikasi menurut Australia
Keempat macam klasifikasi ini didasarkan atas analisa
proksimatnya, atau disebut klasifikasi berdasarkan rank yaitu
berdasarkan perbedaan yang terjadi pada proses dinamo kimia.
Klasifikasi yang lain di dasarkan tipe dari batubara yaitu
berdasarkan macam dari tumbuhan asalnya, perbedaan terjadinya
pada proses biokimia, klasifikasi yang lain lagi yaitu berdasarkan
grade batubara tersebut yaitu klasifikasi yang ditentukan oleh
jumlah mineral impuritisnya.
2
Pada uraian ini akan diuraikan klasifikasi batubara menurut
analisa proksimatnya. Hasil analisa sering dilaporkan dalam
berbagai basis berikut :
1. Air received (ar)
2. Air dried basis (adb)
3. Dry ash free (daf)
4. Dry basis (db)
5. Moist mineral matter free (maf)
6. Moisture & ash free (maf)
7. Mineral matter free (mmf)
Semua basis tergantung dari cara analisa dan tujuan analisa.
Apabila tidak dituliskan basis, maka atas dasar kesepakatan basis
yang dimaksud adalah adb (air dried basis) (lihat Tabel 1.).

Tabel 1. Parameter Kualitas Batubara

Dasar Pelaporan yang


No. Parameter Unit
Biasa
1. 2. 3. 4.
1. Total Moisture, M *) o) +) % As Received
(Kandungan Air Total)
2. Inherent Moisture, IM *) o) +) % Air Dried
Kandungan Air Tertambat
3. Ash, A *) o) % Air Dried
Kandungan Abu
4. Volatile Matter, VM *) o) % Air Dried
Kandungan Zat Terbang
5. Fixed Carbon, FC *) o) +) % Air Dried
(Karbon Tertambat)
6. Calorific Value, CV *) o) kJ/kg Air Dried
Nilai kalor
7. Total Sulphur *) o) +) % Air Dried
Belerang Total
8. Analisa Ultimat *) o) % Dry Mineral Matter Free
(Karbon, Hidrogen, Nitrogen,
Sulphur dan Oksigen)
3
1. 2. 3. 4.
9. Phosphor +) % Dry Mineral Matter Free
10. Analisa Abu % Abu Total
SiO2
Al2O3
Fe2O3
TiO2
M3O4
CaO
MgO
Na2O
K2O
P2O5 o)
11. Titik Leleh Abu *) o
C
ISO - A (IDT)A (ST)
ISO - B
ISO - C
12. Piritic Sulphur % Air Dired
13. Organic Sulphur %
14. Sulphate %
15. Arsen %
16. Chlorine %
17. Fluoride %
*) o)
18. Index Hardgrove Air Dried
+)
19. Index Muai Bebas
20. Index Abrasi +)
21. Roga Index +)
22. Gray King Assay +)
23. Dilatometri +)
o
24. Temperatur Pelunakan C
25. Delatasi Maksimum %
26. Konstraksi Maksimum %
+)
27. Plastometri
o
28. Temperatur Initial Fluidity C
o
29 Temperatur Maksimum Fluidity C
o
30. Temperatur Final Fluidity C
o
31 Fluidity Temperature Range C
*) Diperlukan datanya untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap
o) Diperlukan datanya untuk bahan baker Klinker Semen
+) Diperlukan datanya untuk Industri Kokas Metalurgi
4
Konversi untuk masing-masing basis dapat dilihat pada
Tabel 2.

Tabel 2 Analisa Konversi Batubara

Required As received Air dried Dry Dry, ash free Dry, mineral
Given (ar) (ad) (dry) (daf) matter free (dmmf)
100  100 - M1  100  100 - M1 
As received 100  M 1 100
100 - M   100 - M1 - A  100 - M   100 - M1 - B
(ar) 100 - M 100 - M

Air dried 100 - M 100 100 100


(ad) 100 - M1 100 - M1 100 - M1 - A 100 - M1 - B
100 - M 100 - M1 100 - M1 100 - M1
Dry (dry) 100 100 - M1 - A 100 - M1 - B
100
100 - M1 - A 100 - M1 - A
Dry, ash free 100 - M   100 - M1 - A  100 - M1 - A
100 - M1
100  100 - M1 
100
(daf) 100 - M1 - B

Dry, mineral 100 - M   100 - M1 - B 100 - M1 - B


100 - M1 - B
100 - M1 - B
matter free 100  100 - M1 
100 100 - M1
100 - M1 - A
(dmmf)
M = total moisture content (as received)
M1 = inherent moisture content (air dried)
A = ash content (air dried)
B = mineral matter content (air dried)

B. Klasifikasi menurut ASTM (1972) (lihat Tabel 3)


Klasifikasi ini dikembangkan di Amerika oleh Bureau of
Mines yang akhirnya dikenal sebagai klasifikasi menurut ASTM
(Amerika Society for Testing and Material). Klasifikasi ini
berdasarkan rank dari batubara itu atau berdasarkan derajat
metomorphism-nya atau perubahan selama proses coalifikasi
(mulai dari lignit hingga antransit). Untuk menentukan rank
batubara, diperlukan data fixed carbon (dmmf), volatile matter
(dmmf) dan nilai kalor dalam Btu/ lb dengan basis mmmf,
(moist, mmf). Cara pengklasifikasian :
1. Untuk batubara dengan kandungan volatile matter lebih kecil
dari 31 %, maka klasifikasi di dasarkan atas fixed carbon-nya.
Batubara tersebut dibagi atas 5 (lima) group, yaitu:
5
a. fixed carbon lebih besar dari 98 % disebut meta antrasit
b. fixed carbon antara 92 - 98 % disebut antrasit
c. fixed carbon antara 86 - 92 % disebut semi antrasit
d. fixed carbon antara 78 - 86 % disebut low volatile
bituminous coal
e. fixed carbon antara 69 - 78 % disebut medium volatile
bitominous coal

2. Untuk batubara dengan kandungan volatile matter lebih besar


dari 31 %, maka klasifikasi di dasarkan atas nilai kalornya
dengan basis mmmf. Klasifikasi ini terbagi sebagai berikut:
o 3 (tiga) group bituminous coal yang mempunyai moist nilai
kalor antara 14.000 - 13.000 Btu/ lb, yaitu:
a. High Volatile A Bituminous coal
b. High Volatile B Bituminous coal
c. High Volatile C Bituminous coal
o 3 (tiga) group Sub Bituminous coal yang mempunyai moist
nilai kalor antara 13.000 - 8.300 Btu/ lb, yaitu:
a. Sub Bituminous A coal
b. Sub Bituminous B coal
c. Sub Bituminous C coal
o 2 (dua) group lignit coal dengan moist nilai kalor dibawah
8.300 Btu/ lb, yaitu:
a. Lignit
b. Brown
6
Tabel 3. Klasifikasi batubara menurut ASTM

Legend: FC = Fixed Carbon VM = Volatile Matter Btu = British termal Unit


Requisite
Limits of FC or Btu
Class Group Physical
(mmf)
Properties
1. Meta-anthracite Dry FC, 98% or more
(Dry VM, 2% or less)
2. Anthracite Dry FC, 92% or more
and less than 98%
(Dry VM, 8% or less
I. Anthracitic
and more than 2%)
3. Semianthracite Dry FC, 86% or more Nonagglomerating
and less than 92%
(Dry VM, 14% or less
and more than 8%)
1. Low volatile Dry FC, 78% or more
bituminous coal and less than 86%
(Dry VM, 22% or less
and more than 14%)
2. Medium volatile Dry FC, 69% or more
bituminous coal and less than 78%
(Dry VM, 31% or less
and more than 22%)
3. High volatile Dry FC, 69% (Dry
II. Bituminous
A bituminous coal VM, more than 31%
or less); and moist
Btu, 14,000 or more
4. High volatile Moist Btu, 13,000 or
B bituminous coal more and less than
14,000
5. High voletile Moist Btu, 11,000 or Either agglome-
C bituminous coal more and less than rating or non
13,000 weathering
1. Subbituminous Moist Btu, 11,000 or Both weathering
A coal more and less than and nonagglome-
13,000 rating
2. Subbituminous Moist Btu, 9500 or
III. Subbituminous B coal more and less than
11,000
3. Subbituminous Moist Btu, 8300 or
C coal more and less than
9500
1. Lignite Moist Btu, less than Consolidated
8300
IV. Lignite
2. Brown coal Moist Btu, less than Uncosolidated
8200
7
C. Klasifikasi menurut National Coal Board (NCB) (lihat Tabel 6)
Klasifikasi ini dikembangkan di Eropa pada tahun 1946 oleh
suatu organisasi Fuel Research dari Department of Scientific and
Industrial Research di Inggris.
Klasifikasi ini berdasarkan rank dari batubara, dengan
menggunakan parameter volatile matter (dry, mineral matter free)
dan coking power yang ditentukan oleh pengujian Gray King.
Dengan menggunakan parameter VM saja NCB membagi batubara
atas 4 (empat) macam.

Tabel 4. Pembagian NCB menurut parameter VM

Volatile Matter (%, dmmf) Coal Rank Code Nama Batubara


Dibawah 9,1 100 Antrasit
9,1 – 19,5 200 Low Volatile Steam Coal
19,5 – 32 300 Medium Volatile Coal
Lebih dari 32 400 - 900 High Volatile Coal

Masing-masing pembagian di atas dibagi lagi menjadi beberapa


sub berdasarkan tipe coke Gray King dan atau pembagian kecil lagi
dari kandungan VM. Untuk High Volatile Coal dibagi berdasarkan
sifat caking-nya menurut :

Tabel 5. Hubungan sifat Caking dengan Coal rank Code

Sifat Caking Coal Rank Code


Very Strongly Caking 400
Strongly Caking 500
Medium Caking 600
Weakly Caking 700
Very Weakly Caking 800
Non Caking 900
8
Tabel 6. Klasifikasi batubara menurut NCB

Sub Volatile Matter Gray - King General


Group Class
Class (d.m.m.f.) (%) Coke Type Description
100 Under 9.1 A
101
102
Under 6.1
6.1 – 9.0 }A }
Anthracites

Low-volatile steam
200 9.1 – 19.5 A – G8
coals
201 9.1 – 13.5 A–C

202
201a 9.1 – 11.5
201b 11.6 – 13.5
13.6 – 15.0
A–B
B–C
B–G
}
Dry steam coals

203
204
206
15.1 – 17.0
17.1 – 19.5
9.1 – 19.5
E – G4
G1 – G8
A – B for V.M
}
Coking steam coal

9.1 – 15.0 Heat-altered


low-volatile
A – d for V.M steam coal
15.1 – 19.5
Medium - volatile
300 19.6 – 32.0 A – G9 and over
coals
301 19.6 – 32.0 G4 and over
301a 19.6 – 27.5
301b 27.6 – 32.0 }G4 and 0ver }
Prime coking coals

305 19.6 – 32.0 G – G3 (Mainly) heat-

306 19.6 – 32.0 A-F }


altered medium-
volatile coals
400 to High - volatile
Over 32.0 A – G9 and over
900 :– coals
400 Over 32.0 G9 and over
401
402
32.1 – 36.0
Over 36.0 } G9 and over }
Very strongly
caking coals

500 Over 32.0 G5 – G8


501
502
32.1 – 36.0
Over 36.0 } G5 – G8 }
Strongly
coals
caking

600 Over 32.0 G1 – G4


601
602
32.1 – 36.0
Over 36.0 } G1 – G4 }
Medium - caking
coals

700 Over 32.0 E–G


701
702
32.1 – 36.0
Over 36.0 }E – G }
Weakly
coals
caking

800 Over 32.0 C–D


801
802
32.1 – 36.0
Over 36.0 }C – D }
Very weakly caking
coals

900 Over 32.0 A–B


901
902
32.1 – 36.0
Over 36.0 }A – B }
Non - caking coals
9
D. Klasifikasi menurut International (Gambar 1) :
Klasifikasi ini dikembangkan oleh Economic Commision for
Europe pada tahun 1956. Klasifikasi ini dibagi atas 2 (dua) bagian,
yaitu:
1. Hard Coals
Didefinisikan untuk batubara dengan Gross Calorific Value lebih
besar dari 10.260 Btu/ lb atau 5.700 kcal/ kg (moist, ash free).
2. Brown Coal dan Lignit
Didefinisikan untuk untuk batubara dengan nilai kalor (maf)
dibawah 10.260 Btu/ lb atau 5.700 kcal/ kg.

1. Hard Coal
International system dari hard coal dibagi atas 10 kelas
menurut kandungan VM (daf). Kelas 0 sampai 5 mempunyai
kandungan VM lebih kecil dari 33% dan kelas 6 sampai 9
dibedakan atas nilai kalornya (mmaf) dengan kandungan VM
lebih dari 33%. Masing-masing kelas dibagi atas 4 group (0 - 3)
menurut sifat caking-nya yang ditentukan dari Free Swelling Index
dan Roga Index. Masing-masing group ini dibagi lagi atas sub
group berdasarkan tipe dari coke yang diperoleh dari pengujian
Gray King dan Audibert-Arnu dilatometer test. Jadi pada
International klasifikasi ini akan terdapat 3 angka, angka
pertama menunjukkan kelas, angka kedua menunjukkan group
dan angka ketiga menunjukkan sub-group.
Sifat caking dan sifat coking dari batubara dibedakan atas
kelakuan serbuk batubara bila dipanaskan. Bila laju kenaikan
temperatur relatif lebih cepat menunjukkan sifat caking.
Sedangkan sifat coking ditunjukkan apabila laju kenaikan
temperatur lambat.
10
2. Brown Coal (Low Rank Coal)
International klasifikasi dari Brown coal dan lignit dibagi atas
parameternya, yaitu total moisture dan low temperatur tar yield (daf).
Pada klasifikasi ini batubara dibagi atas 6 (enam) kelas
berdasarkan total moisture (ash free), yaitu:

Nomor Kelas Total Moisture (%, ash free)


10 Lebih rendah 20
11 20 - 30
12 30 - 40
13 40 - 50
14 50 - 60
15 60 - 70

Kelas ini dibagi lagi atas group dalam 4 (empat) group, yaitu:

Nomor Group Tar Yield (% daf)


00 Lebih rnedah 10
10 10 - 15
20 15 - 20
30 20 - 25
40 Lebih dari 25
Group Sub-Group
N 0 M 0 R K O D E
(ditentukan dengan sifat-sifat “Caking”) (Ditentukan dengan, sifat-sifat “Coking)
Nomor kode menunjukkan kelas dari pada Batubara, yang ditentukan dengan kadar zat Alternatif
Alternatif Parameter Grup terbang sampai dengan 33%-zat terbang dan dengan nilai kalori untuk 33 %-zat terbang.
Nomor Nomor Parameter Sub Grup
Group Indeks Mulai Nomor grup ditentukan dengan sifat-sifat “caking” Sub-Group
Indeks Roga Dilatometer Gray - King
Bebas Nomor grup ditentukan dengan sifat-sifat “coking”
635
435 535 5 > 140 > G8
334 434 VC
534 634 4 > 50 - 140 G5 – G5
3 >4 > 45 V VB
333A 633
433 533 733 3 > 0 - 50 G1 – G4
332 VD
332 a
b 432 532 632 732 832 2 <0 E-G
723
323 423 523 623 823 3 > 0 - 50 G1 – G4
422
VIA
2 2½ - 4 > 20 - 45 322 522 622 722 822 2 <0 E-G
IV 721 Hanya
321 421 521 621 821 1 B-D
Kontraksi
VIB
212 312 412 512 612 712 812 2 <0 E-G
1 1-2 > 5 - 20
411 711 Hanya
211 311 511 611 811 1 B-D
Kontraksi
100 200
III VII
0 0–½ 0 -5 300 400 500 600 700 800 900 0 Tidak Melunak A
I II
Sebagai pedoman, kelas-kelas berikut memiliki
Nomor Kelas 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
suatu pendekatan kadar zat terbang sebagai
Zat Terbang % 0–3 berkut:
3 – 10 10 – 14 14- 20 20 - 28 28 - 33 > 33 > 33 > 33 > 33 Kelas : 6 33 – 41% Zat Terbang
Parameter (dry Ash Free) Kelas : 7 33 – 44% Zat Terbang
Kelas Nilai kalor Gross pada “Ash Free Basis >7200- >6100- >5700- Kelas : 8 35 – 50% Zat Terbang
o - - - - - - > 7750
(80 C dengan kelembaban relative 96 % kkal/ kg) 7750 7200 6100 Kelas : 9 42 – 50% Zat Terbang
Ombilin; Tanjung Enim K E L A S
Kaltim (sampai 33 %-Zat Terbang dengan paremeter Zat Terbang, diatas 33% dengan nilai kalori)
Gambar 1. Klasifikasi Batubara Secara International
11
12
E. Klasifikasi Menurut Australia Standard
Batubara dapat diklasifikasikan menjadi higher rank coal
dan lower rank coal atas dasar nilai gross specific energy dengan
basis dry, ash free (daf); atau ash free, moist (maf).
1. Higher Rank Coal
Batubara diklasifikasikan sebagai higher rank coal, bila
memenuhi kriteria berikut ini:
a. Gross specific energy (afm) 21,00 MJ/ kg atau lebih besar.
b. Gross specific energy (daf) 27,00 MJ/ kg atau lebih besar.
2. Lower Rank Coal
Batubara diklasifikasikan sebagai lower rank coal, bila
memenuhi kriteria berikut ini:
a. Gross specific energy (afm) lebih rendah dari 21,00 MJ/ kg.
b. Gross specific energy (daf) lebih rendah dari 27,00 MJ/ kg.

Klasifikasi batubara mungkin lebih disukai menjadi higher rank


dan lower rank, tetapi sewaktu-waktu dapat menggunakan
penamaan lama untuk batubara atas dasar rank, yaitu:
1. Anthracite
Batubara yang memiliki volatile matter lebih kecil dari 8% (daf).
2. Semi-Anthracite
Batubara yang memiliki volatile matter antara 8 - 13,9% (daf).
3. Bituminous Coal
Batubara yang memiliki volatile matter > 14,0% (daf) dan gross
specific energy > 26,5 MJ/ kg (afm) atau > 24,0 MJ/ kg (afm)
dan crucible swelling number adalah > 1.
4. Sub-Bituminuous Coal
Batubara yang memiliki gross specific energy antara 19,00 - 23,98
MJ/ kg (afm) atau sampai 26,48 MJ/ kg (afm) dan crucible
swelling number adalah 0 atau ½ .
13
5. Brown Coal
Batubara yang memiliki gross specific energy lebih rendah dari
19,00 MJ/ kg (afm).

Untuk maksud tertentu, sistem kode dapat menghemat waktu


dalam mengevaluasi batubara, tetapi untuk seleksi akhir dari
batubara yang sangat tepat, tidak dapat dibuat tanpa analisa yang
lengkap untuk menentukan semua sifat yang berhubungan.
Setiap sistem kode untuk higher rank dan lower rank coal terdiri
dari 11 angka yang menunjukkan selang kuantitatif dari 6 (enam)
parameter dasar. Ketiga parameter pertama, yaitu: reflectance
maksimum dari vitrinite, gross specific energy dan volatile matter
yang dinyatakan dalam sistem kode. Parameter keempat adalah bed
moister untuk lower rank coal dan crucible swelling number untuk
higher rank coal. Parameter kelima dan keenam adalah ash dan
total sulphur dimana masing-masing dinyatakan dalam sistem
kode. Antara satu kode dengan yang lain dipisah dengan 1 spasi.
Perbedaan antara higher rank dan lower rank coal sangat jelas,
yaitu: pada Lower rank coal hanya diberikan 1 angka untuk
parameter pertama dan pada higher rank coal diberikan 2 angka
untuk parameter yang sama.
1. REVCAS Code untuk Higher Rank Coal
Sistim pengkodean pada Higher Rank Coal dinyatakan oleh
parameter berikut:
(R) artinya reflectance maksimum dari vitrinite (%).
Merupakan 2 angka yang pertama. Terdiri dari 2 angka
yang merupakan angka batas bawah dari skala nilai
reflectance antara selang 0 – 0,09% (lihat Tabel 7).
Contoh angka 06 menunjukkan reflectance antara 0,60%
sampai dengan 0,69%; 12 menunjukkan reflectance 1,20%
sampai dengan 1,29%.
14
(E) Gross specific energy (MJ/ kg, daf). Merupakan angka
yang 3 dan 4. Terdiri dari 2 angka yang merupakan batas
bawah dengan selang 0 - 0,98 MJ/ kg (daf) dari specific
energy (lihat Tabel 7).Contoh angka 34 menunjukkan
gross specific energy antara 34,00 sampai dengan 34,98
MJ/ kg.
Tabel 7. REVCAS dan REVMAS Code

Mean Maximum Reflectance of Mean Maximum Reflectance of


Vitrinite, Rv,max Higher Rank Coals Vitrinite, Rv,max Lower Rank Coals
Code Percent Code Percent
03 0,30 - 0,39 0 0,00 - 0,09
04 0,40 - 0,49 1 0,10 - 0,19
05 0,50 - 0,59 2 0,20 - 0,29
  3 0,30 - 0,39
18 1,80 - 1,89 4 0,40 - 0,49
19 1,90 - 1,99 5 0,50 - 0,59
20 2,00 - 2,09
 
Gross Specific Energy Volatile Matter
Code MJ/ kg (daf) Code Percent
15 15,00 - 15,98 08 8,0 - 8,9
16 16,00 - 16,98 09 9,0 - 9,9
17 17,00 - 17,98 10 10,0 - 10,9
   
34 34,00 - 34,98 38 38,0 - 38,9
35 35,00 - 35,98 39 39,0 - 39,9
36 36,00 - 36,98 40 40,0 - 40,9
   
50 50,0 - 50,9
 
57 57,0 - 57,9
 
Crucible Swelling Number Bed Moisture
Code Number Code Percent (as)
0 0 or ½ 20 20,0 - 20,9
1 1 or 1½ 21 21,0 - 21,9
2 2 or 2½ 22 22,0 - 22,9
3 3 or 3½  
4 4 or 4½ 38 38,0 - 38,9
5 5 or 5½ 39 39,0 - 39,9
6 6 or 6½ 40 40,0 - 40,9
7 7 or 7½  
8 8 or 8½ 50 50,0 - 50,9
9 9  
56 56,0 - 56,9
 
65 65,0 - 65,9
 
15
Ash Total Sulphur
Code Percent (d) Code Percent (d)
00 0,0 - 0,9 00 0,00 - 0,09
01 1,0 - 1,9 01 0,10 - 0,19
02 2,0 - 2,9 02 0,20 - 0,29
   
28 28,0 - 28,9 11 1,10 - 1,19
29 29,0 - 29,9 12 1,20 - 1,29
30 30,0 - 30,9 13 1,30 - 1,39
   
20 2,00 - 2,09
 
32 3,20 - 3,29
 

(V) Volatile matter (%, daf). Merupakan angka yang ke 5 dan


6. Terdiri dari 2 angka yang merupakan batas bawah
dengan selang 0 - 0,9% (daf) dari nilai volatile matter
(lihat Tabel 7). Contoh angka 09 menunjukkan volatile
matter antara 9,0 sampai dengan 9,9%; angka 31
menunjukkan volatile matter antara 31,0 sampai dengan
31,9%.
(C) Crucible swelling number. Merupakan angka yang ke 7.
Angka menunjukkan crucible swelling number atau
setengah lebih tinggi (lihat Tabel 7). Contoh angka 0
menunjukkan crucible swelling number adalah 0 atau ½;
angka 7 menunjukkan crucible swelling number adalah 7 atau 7½.
(A) Ash (%, d). Merupakan angka yang ke 8 dan 9. Terdiri dari
2 angka yang merupakan batas bawah dengan selang 0,9%
(d) dari ash (lihat Tabel 7). Contoh angka 08 menunjukkan
ash antara 8,0 sampai dengan 8,9%; angka 13
menunjukkan ash antara 13,0 sampai dengan 13,9%.
(S) Total sulphur (%, d). Merupakan angka yang ke 10 dan 11.
Terdiri dari 2 angka yang merupakan batas bawah dengan
selang 0,09% total sulphur (lihat Tabel 7). Contoh angka
03 menunjukkan total sulphur antara 0,30% sampai
16
dengan 0,39%; angka 11 menunjukkan total sulphur 1,10%
sampai dengan 1,19%.

Contoh:
a. Code Number 06 34 38 5 08 06.
Kode ini menunjukkan higher rank coal (REVCAS code)
dengan parameter, yaitu:

(R) Rv ,max 0,60 - 0,69%

(E) Gross specific energy 34,00 - 34,98 MJ/ kg( daf)


(V) Volatile matter 38,0 - 38,9% (daf)
(C) Crucible swelling number 5 atau 5½
(A) Ash 8,0 - 8,9% (d)
(S) Total sulphur 0,60 - 0,69%, (d)
b. Code Number 12 35 20 7 10 04.
Kode ini menunjukkan higher rank coal (REVCAS code)
dengan parameter, yaitu:
(R) Rv ,max 1,20 - 1,29%

(E) Gross specific energy 35,00 - 35,98 MJ/ kg( daf)


(V) Volatile matter 20,0 - 20,9% (daf)
(C) Crucible swelling number 7 atau 7½
(A) Ash 10,0 - 10,9% (d)
(S) Total sulphur 0,40 - 0,49%, (d)
2. REVMAS Code untuk Lower Rank Coal
Sistim pengkodean pada Lower Rank Coal dinyatakana oleh
parameter berikut:
(R) artinya reflectance maksimum dari vitrinite (%).
Merupakan 1 angka yang pertama. Angka ini yang
merupakan angka batas bawah dengan selang 0,09%
17
reflectance (lihat Tabel 7). Contoh angka 4 menunjukkan
reflectance antara 0,40% sampai dengan 0,49%.
(E) Gross specific energy (MJ/ kg, daf). Merupakan angka
yang 2 dan 3. Terdiri dari 2 angka yang merupakan batas
bawah dengan selang 0,98 MJ/ kg (daf) dari specific
energy (lihat Tabel 7). Contoh angka 24 menunjukkan
gross specific energy antara 24,00 sampai dengan 24,98
MJ/ kg.
(V) Volatile matter (%, daf). Merupakan angka yang ke 4 dan
5. Terdiri dari 2 angka yang merupakan batas bawah
dengan selang 0,9% (daf) dari volatile matter (lihat Tabel 7).
Contoh angka 41 menunjukkan volatile matter antara 41,0
sampai dengan 41,9%.
(M) Bed-moisture (%, as). Merupakan angka yang ke 6 dan 7.
Terdiri dari 2 angka yang merupakan batas bawah dengan
selang 0,9% (as) dari bed-moisture (lihat Tabel 7).
Ccontoh angka 32 menunjukkan bed-moisture antara 32,0
sampai dengan 32,9%.
(A) Ash (%, d). Merupakan angka yang ke 8 dan 9. Terdiri dari
2 angka yang merupakan batas bawah dengan selang 0,9%
(d) dari ash (lihat Tabel 7). Contoh angka 07 menunjukkan
ash antara 7,0 sampai dengan 7,9%; 15 menunjukkan ash
antara 15,0 sampai dengan 15,9%.
(S) Total sulphur (%, d). Merupakan angka yang ke 10 dan 11.
Terdiri dari 2 angka yang berhubungan dengan angka batas
bawah dengan jarak 0,09% total sulphur dibagi dengan 10
(lihat Tabel 7); contoh, 02 menunjukkan total sulphur
antara 0,20% sampai dengan 0,29%; 26 menunjukkan total
sulphur 2,60% sampai dengan 2,69%.
Contoh:
a. Code Number 2 24 49 59 03 03.
18
Kode ini menunjukkan lower rank coal (REVMAS code)
dengan parameter, yaitu:
(R) Rv ,max 0,20 - 0,29%

(E) Gross specific energy 24,00 - 24,98 MJ/ kg( daf)


(V) Volatile matter 49,0 - 438,9% (daf)
(M) Bed-moisture 59,0 - 59,9% (as)
(A) Ash 3,0 - 3,9% (d)
(S) Total sulphur 0,30 - 0,39%, (d)
b. Code Number 3 26 41 33 23 10.
Kode ini menunjukkan lower rank coal (REVMAS code)
dengan parameter, yaitu:
(R) Rv ,max 0,30 - 0,39%

(E) Gross specific energy 26,00 - 26,98 MJ/ kg( daf)


(V) Volatile matter 41,0 - 41,9% (daf)
(C) Bed-moisture 33,0 - 33,9% (as)
(A) Ash 23,0 - 23,9% (d)
(S) Total sulphur 1,00 - 0,09%, (d)
3. Partial Coding
Apabila salah satu data tidak tersedia, maka dapat diberi Partial
Coding dengan menggunakan huruf XX untuk menggantikan
parameter yang tidak tersedia.
Contoh:
Code Number XX 33 36 2 15 05.
Kode ini menunjukkan higher rank coal (REVCAS code)
dengan parameter, yaitu:
(R) Rv ,max tidak tersedia

(E) Gross specific energy 33,00 - 33,98 MJ/ kg( daf)


(V) Volatile matter 36,0 - 36,9% (daf)
(C) Crucible swelling number 2 atau 2½
19
(A) Ash 15,0 - 15,9% (d)
(S) Total sulphur 0,50 - 0,59%, (d)

F. Contoh Hasil Analisa dan Penentuan Klasifikasi Batubara


Di dalam mendapatkan klasifikasi dari batubara sampel telah
dilakukan beberapa analisa pada tempat-tempat sebagai berikut:
1. Laboratorium Batubara Pusat Penambangan Teknologi Mineral
(PPTM) Bandung, meliputi analisa
a. Analisa Proksimat & Nilai kalor
b. Analisa Ultimat
c. Pengujian
2. Balai Penelitian Keramik (BPK) Bandung, yaitu meliputi
analisa penentuan titik lelah abu dalam bentuk:
a. Intial Deformation
b. Hemisphere
c. Flow
Yang masing-masing dilakukan pada suasana oksidasi dan reduksi.
Analisa dilakukan menurut cara ASTM, British Standard, US Bureau
dan cara Aust & Hachmann.

1. Metoda Analisa
Analisa batubara dilakukan pada setiap test dan pengujian
dilakukan menurut metoda seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 7.
Tabel 7. Metoda Analisa Batubara

Macam Analisa Metode yang dipakai


1. Analisa Proksimat :
a. Moisture ASTM D 3173 - 73
b. Volatile Matter ASTM D 3175 - 77
c. Abu ASTM D 3174 - 73
20
d. Fixed Carbon Sisa dari 100 - (a + b + c)
2. Analisa Ultimat :
a. Carbon dan Hidrogen ASTM D 3178 - 73
b. Sulfur ASTM D 3177 - 75 (Eschka Method)
c. Nitrogen ASTM D 3179 - 73
d. Oksigen 100 - (a + b)
e. Analisa abu ASTM D 2795 - 69
3. Nilai Kalor ASTM D 3286 - 73
4. Pengujian :
f. Gray King Assay BS 1016 part 12
g. Free Swelling Index ASTM D 720 - 67
h. Roga Index Aust & Hachmenn D-2 Hamburg 36
i. Dilatometer USBM Hal 43 - 47
5. Ash Fusion BS 1016 part 15/ASTM D 1857
6. Sample Preparasi ASTM D 2013 - 72

2. Hasil Analisa
Hasil analisa di Laboratorium batubara di Pusat Pengembangan
Teknologi Mineral (PPTM) Bandung, yaitu:
a. Analisa Proksimat (as received)
1). Moisture % : 21,57
a) Free Moisture : 8,48%
b) Inherent moisture : 13,09%
2). Volatile matter % : 34,99
3). Abu % : 2,19
4). Fixed carbon % (sisa) : 41,45
b. Analisa Ultimat (as received)
1). Nitrogen % : 0,95
2). Carbon % : 59,33
3). Hidrogen % : 7,04
4). Sulfur % : 0,37
5). Oksigen % (sisa) : 32,31
21
6). Calorific value, kalori/g : 5688
7). Specific gravity : 1,39

c. Pengujian :
1). Dilatometer :0
2). Free Swelling Index : powder (0)
3). Roga Index : 0,32
4). Gray King Assay :
Tipe coke :A
Komposisi gas pada 600oC
H2 = 16,86%
N2 = 18,08%
CO = 12,68%
CH4 = 40,81%
CO2 = 11,48%
5). Nilai kalor gas : 4,311 kcal/ Nm3
= (67,64 x 0,1268) + (191,8 x 0,4081) + (57,8 x 0,1148)
1,0 mol 4312 kkal
= 96,5954 kkal/mol x =
0,0244nm3 nm3
(komposisi gas dilakukan di Laboratorium Teknologi
Kimia-ITB).

d. Analisa abu:

Unsur %
SiO2 32,61
Al2O3 14,13
Fe2O3 8,41
TiO2 0,47
MgO 4,31
CaO 7,00
22
Na2O 9,05
K2O 0,89
P2O5 0,37
SO3 19,70

Hasil Analisa Ash Fusion (ASTM D 1857)


Analisa mengenal titik leleh abu ini dilakukan dengan 4 (empat)
macam tahap titik leleh dengan hasil, sebagai berikut:

Tahap Nyala Tahap Nyala


Macam Tahap Titik Leleh Api Oksidasi Api Reduksi
o o
C C
1. Suhu permulaan berubah 1180 1050
bentuk/ intial deformation
temperatur (IT).
2. Suhu menjadi lunak/ 1200 1070
softening temperatur (ST).
3. Suhu menjadi bulat ½ bola/ 1220 1100
hemispherical temperatur (HT).
4. Suhu menjadi cair/ fluid
temperatur (FT). 1330 1190

3. Klasifikasi Batubara Hasil Analisa


Dari hasil analisa klasifikasi maka batubara yang dipakai
sebagai bahan penelitian adalah sebagai berikut :

a. Klasifikasi menurut ASTM


Parameter yang dipakai :
1). Fixed Carbon : basis dmmf (dry mineral matter free)
2). Volatile matter : basis dmmf
3). Nilai kalor : basis moist mineral matter free (mmf)
Fixed Carbon (ar) = 41,45 %
Mineral (ar ke dmmf) = 1,08A + 0,55S
= (1,08)(2,19) + (0,55)(0,37) = 2,57
23
Konversi dari ar ke dmmf dengan mengalikan:
100(100  Madb)
=
(100  M )(100  Madb  Mineral )
100(100  13,09)
= ,31
(100  21,57)(100  13,09  2,57)
→ FC dengan basis dmmf = 1,31 x 41,45 = 54,30
→ Abu dengan basis dmmf = 1,31 x 2,19 = 2,87
→ VM dengan basis dmmf = 1,31 x 34,99 = 45,70
(= 100 - Fdmmf)
→ Sulfur dengan basis dmmf = 1,31 x 0,37 = 0,48

Konversi nilai kalor dari basis ar ke mmf:

100(100  Madb)
CVdmmf = CVar x
(100  Mar)(100  Mineral )
100(100  13,09)
= 5688 kkal/gr x 1,8 Btu/lb x
(100  21,57)(100  2,57)
= 5688 x 1,8 x 1,13 = 11569 Btu/lb

Maka berdasarkan :
 FCdmmf = 54,30 %
 VM dmmf = 45,70 %
 Nilai kalor mmf = 11.569 Btu/ lb

diperoleh klasifikasi menurut ASTM adalah


o High Volatile C Biuminous Coal (agglomerating)
o Sub Bituminous A Coal (non-agglomerating)
24
b. Klasifikasi menurut National Coal Board (NCB)
Parameter yang dipakai
1). Volatile Matter (dmmf)
2). Gray King assay Type of Coke
Berdasarkan:
1). VM dmmf = 45,70 %
2). Gray King Type Coke = A
maka klasifikasi menurut NCB adalah
High Volatile Non Caking Coals Kelas 902

c. Klasifikasi menurut International :


Parameter yang dipakai :
1). Class number yang ditunjukkan oleh VM dengan basis
daf, dan nilai kalor dengan basis moist, ash free.
2). Group number yang ditunjukkan oleh sifat caking.
3). Sub group number yang ditunjukkan oleh sifat coking.
Konversi VM ke daf :
100
VM daf = VN ar 
100  M ar  A ar

100
= 34,99 
100  21,57  2,19

= 34,99  1,13 = 45,89 %


Konversi Nilai Kalor ar ke dan satuan kkal/kgmaf :
100(100  Madb)
CVdmmf = CVar x
(100  Mar)(100  Mineral )
100(100  13,09)
= 5688 kkal/gr x 1,8 Btu/lb x
(100  21,57)(100  2,57)
= 5688 x 1,8 x 1,13 = 11.569 Btu/lb
25
= 5688 x 1,13 Kkal/kg = 6.427 Kkal/kg
Maka berdasarkan :
VM daf = 45,84 %
Nilai kalor maf = 11.569 Btu/ lb
Sifat caking = Free Swelling Index
= 0
Roga Index = 0,32
Sifat caking dengan nomor group = 0
Sifat coking = Gray King tipe coke
= A
Dilatometer = 0
Nomor sub group = 0
Klasifikasi International batubara = 800

d. Klasifikasi menurut Kode Australia


Termasuk Low Rank Coal dengan: REVCAS
 Reflektansi = XX (data tidak tersedia)
 Nilai Kalor (daf) = 5688 x 1,8 x 1,31 = 13.412 Btu/lb
= 13.412 x 2,326 x10-3 MJ/kg
= 31,20 KJ/kg (daf)
 Volatile Matter (daf) = 34,99 x 1.31 = 45,80 %
 Moisture (ar) = 21,57 %
 Ash (d) = 2,19%
 Sulphur = 0,37 %
Australian Code: XX 31 45 21 02 00

4. Kesimpulan Klasifikasi Batubara


a) Klasifikasi menurut ASTM :
26
a) High Volatile C Biuminous Coal (agglomerating)
b) Sub Bituminous A Coal (non-agglomerating)
b) Klasifikasi menurut NCB : High Volatile Non Caking Coals
Kelas 902
c) Klasifikasi menurut International : nomor 800.
d) Australian Code: XX 31 45 21 02 00

Anda mungkin juga menyukai