Standar Keamanan Dan Keselamatan Kerja Di Laboratorium
Standar Keamanan Dan Keselamatan Kerja Di Laboratorium
PENDAHULUAN
Bahan kimia di laboratorium merupakan bahan yang bermanfaat untuk praktikum dan
penelitian, tetapi sebagian berisiko merusak kesehatan manusia dan lingkungan apabila tidak
ditangani pengelolaannya dengan baik (Hari Sutrino, 2012). Dari pernyataan ini jelas bagi kita
bahwa setiap dampak negatif dari laboratorium itu diakibatkan oleh pengelolaan laboratorium
yang tidak sesuai standar. Demi peningkatan pengetahuan, dampak negatif dari laboratorium
harus diupayakan sekecil mungkin agar orang-orang yang berhubungan secara langsung maupun
tidak langsung tetap mendukung aktivitas di laboratorium.
Ada beberapa perangkat pengelolaan laboratorium yang standar untuk dilaksakan guna
mengoptimalkan peranan laboratorium dalam pembelajaran yaitu :
1. Tata ruang laboratorium
2. Alat yang baik dan terkalibrasi
3. Infrastruktur laboratorium
4. Administrasi laboratorium
5. Organisasi laboratorium
6. Fasilitas pendanaan (Sumber Dana)
7. Investasi dan keamanan laboratorium
8. Pengamanan laboratorium
9. Disiplin dan keterampilan laboran
10. Keterampilan sumber daya manusia
11. Peraturan dasar di laboratorium
Semua perangkat-perangkat tersebut di atas, jika dikelola secara optimal akan
mendukung terwujudnya penerapan manajemen laboratorium yang baik. Dengan demikian
manajemen laboratorium dapat dipahami sebagai suatu tindakan pengelolaan yang kompleks dan
terarah demi mengoptimalkan peranan laboratorium dalam berbagai bidang.
BAB II
ISI
3. Infrastruktur Laboratorium
Infrastruktur dalam laboratorium meliputi srana dan prasara yang mendukung terhadap
kelengkapan dan kenyaman penggunaan laboratorium. Sarana dan prasarana ini terdiri dari
sarana utama dan sarana pendukung.
A. Sarana utama. Sarana utama mencakup lokasi laboratorium, konstruksi bangunan
laboratorium dan sarana lain seperti pintu utama, pintu darurat, jenis meja
praktikum/peralatan, jenis atap, jenis dinding, jenis lantai, jenis pintu, jenis lampu,
jenis pembuangan limbah, jenis ventilasi, jenis AC, jenis tempat penyimpanan, jenis
lemari bahan kimia, jenis alat optik, jenis timbangan, dan instrument lain, kondisi
laboratorium dan lainnya.
B. Sarana pendukung. Mencakup terhadap ketersediaan energi listrik, gas, air, lemari
asam, kipas angin (blower), papan tulis, kotak obat-obatan, peralatan P3K, alat
komunikasi, dan pendukung keselamatan kerja seperti pemadam kebakaran, hidran
dan sebagainya.
4. Administrasi Laboratorium
Pengadministrasian merupakan suatu proses pendokumenan seluruh sarana dan prasarana
serta aktivitas laboratorium. Dalam kaitannya dengan pengadaan alat dan bahan.
Pengadministrasian sarana dan prasarana laboratorium bertujuan untuk mencegah kehilangan/
penyalahgunaan, memudahkan oprasional dan pemeliharaan, mencegah duplikasi/overlapping
permintaan alat dan memudahkan pengecekan.
Setiap laboratorium memiliki jenis dan karakteristik yang berbeda-beda, namun dilihat
dari pola pengadministrasian memiliki pola dan aspek yang serupa. Sebagai contoh pola
pengadministrasian adalah :
a. Data ruangan Laboratorium
b. Kartu Barang
c. Daftar Barang
d. Daftar pengeluaran/penerimaan barang
e. Daftar usulan penerimaan barang
f. Kartu alat
g. Daftar alat
h. Kartu Zat
i. Daftar zat
j. Daftar pengeluaran/ penerimaan zat
k. Daftar usulan/ permintaan zat.
Dalam pengadministrasian ruangan laboratorium, setiap laboratorium harus memiliki
denah yang menggambarkan keadaan macam ruangan yang ada, jaringan listrik, jaringan air dan
jaringan gas. Ruangan – ruangan tersebut harus tercatat namanya, ukurannya, dan kapasitasnya,
dan data ini tercantum dalam data ruangan laboratorium. Untuk mengadministrasikan fasilitas
umum adalah barang – barang yang merupakan perlengkapan laboratorium. Barang-barang ini di
data dalam kartu barang dan daftar barang, untuk memudahkan pendataan baiknya diurutkan
berdasarkan abjad.
Pengadministrasian alat dan zat bertujuan untuk memudahkan pengelompokan jenis alat
dan zat seperti alat gelas, alat listrik, alat logam, instrumen, dan data dari alat ini dicantumkan
dalam kartu alat, daftar alat, dan demikian pula untuk zat. Selain pengadministrasian alat dan
bahan/zat sistem evaluasi dan pelaporan juga diperlukan yang bertujuan untuk kelancaran
administrasi yang baik, seyogianya laboratorium memberikan pelaporan kepada atasannya.
Evaluasi dan pelaporan kegiatan masing-masing laboratorium dapat dilakukan bersama dengan
pimpinan setiap semester atau tiap tahunnya, tergantung pada kesiapan yang ada agar semua
kegiatan laboratorium dapat dipantau dan sekaligus dapat digunakan untuk perencanaan
laboratorium (seperti penambahan alat-alat baru, rencana pembiayaan/dana laboratorium yang
diperluka, perbaikan sarana dan prasarana yang ada)
5. Organisasi Laboratorium
Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, serta susunan
personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Bentuk susunan organisasi laboratorium dapat
berupa bagan.
Tugas dan tanggung jawab laboratorium selain mengkoordinir berbagai aspek
laboratorium, juga mengatur penjadwalan penggunaan laboratorium. Penjadwalan ini
dikordinasikan dengan bagian kurikulum dengan mempertimbangkan usulan-usuan guru. Pada
laboratorium yang menggunakan peralatan yang rumit atau kompleks, biasanya perlu diangkat
seorang operator alat. Operator alat bertanggung jawab terhadap alat yang dioperasikannya. Oleh
karena itu operator harus selalu siap jika sewaktu-waktu alat digunakan.
6. Fasilitas Pendanaan (Sumber Dana)
Dalam melaksanakan kegiatan laboratorium untuk kesinambungan fungsional
laboratorium salah satu faktor utamanya adalah pendanaan atau anggaran yang memadai.
Anggaran disini bertujuan untuk melakukan penghematan. Untuk laboratorium sains anggaran
harus disiapkan dua atau tiga bulan sebelum tahun ajaran berjalan, sehingga memiliki waktu
yang cukup untuk mempertimbangkan pembatalan, dan memeberikan keputusan terhadap
pemesanan dan pengadaan alat dan bahan.
Untuk melakukan persiapan anggaran ada beberapa langkah-langkah yang harus
dilakukan yaitu : 1) Cek semua persediaan alat/Zat; 2) Dengan bantuan guru senior dan asisten
laboran, meminta informasi tentang: a) Barang yang habis, b) Alat-alat yang rusak, c) Alat/bahan
yang rusak atau hilang, d) Alat-alat baru yang dibutuhkan; 3) Mencari informasi proyeksi
penerimaan siswa/ mahasiswa pada tahun ajaran yang akan datang; 4) Pengecekan fasilitas
laboratorium mencakup suplai air, listrik, gas, dan lain-lain; 5) Mengecek harga – harga
alat/bahan pada saat ini dan memprediksi harga-harga tersebut pada tahun mendatang; 6)
Meminta informasi dari guru bidang studi untuk menyiapkan daftar alat dan bahan yang
dibutuhkan selama tahun ajaran berjalan; 7) Mendiskusikan hal-hal yang penting dan kritisasi
untuk penyelesaian kebutuhan alat/bahan tersebut dengan melibatkan kepala sekolah dan guru
senior.
Dalam membuat kebutuhan alat dan bahan hendaknya dibuat dalam bentuk format
pemesanan dengan mencantumkan nama alat/bahan, spesifikasi yang jelas, jumlah dan estimasi
harga.
Laboraorium kimia harus merupakan tempat yang aman bagi para penggunanya. Dalam
hal ini seorang laboran memegang peranan penting dalam menciptakan suatu laboratorium yang
aman. Akan tetapi, keamanan dan keselamatan dalam laboratorium ini tidak akan efektif tanpa
adanya fasilitas dan tanggungjawab masing-masing pihak yang terlibat baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan laboratorium. Pihak pemborong misalnya, dalam pembangunan
laboratorium dan pengisian peralatan penunjang harus benar-benar bertanggungjawab dengan
melaksanakan tugasnya sesuai rancang bangun yang telah diyakini dan disepakati. Sama halnya
dengan pemborong dan pihak lain yang tidak secara langsung berhubungan dengan laboratorium,
masyarakat di sekitar lokasi juga punya andil yang cukup besar dalam hal keamanan dan
keselamatan laboratorium. Dengan intensitas pembangunan di sekitar lokasi laboratorium yang
sangat tinggi dapat menyulitkan pengelolaan laboratorium akibat debu dan aktivitas lain yang
dapat memicu api misalnya.
Oleh karena itu, keselamatan dan keamanan laboratorium itu kemungkinan besar akan
terwujud dengan adanya kemauan awal dari semua pihak yang dimotivasi oleh pengaruh positif
dari sebuah laboratorium itu sendiri. Dengan adanya kemauan awal ini maka setiap aktivitas
yang bersinggungan langsung maupun tidak langsung dapat terlaksana dengan baik tanpa
memberikan pengaruh yang negatif terhadap laboratorium.