1. Memiliki tujuan/harapan terhadap lembaga yang didirikan, kemudian dicari nama yang baik sebagai nama lembaga. Contoh, tujuannya
agar bisa menjadi lembaga yang menaungi dan mendapatkan kemulyaan dari anak yatim, maka diberi nama Riyadul Yatim/Riyadul
Karim. Lembaga bertujuan untuk menghasilkan penghafal Qur’an, maka di beri nama Daarul Qur’an/Madrasatul Karim. Atau lembaga
yang bertujuan ingin menyebarkan ilmu/pusat kajian ilmu memberi nama Manbaul Ulum/Ma’hadul Muallim.
2. Memiliki tujuan/harapan terhadap lembaga yang didirikan, namun nama tidak mencerminkan tujuannya. Umumnya berdasarkan
ketokohan seseorang yang sangat diunggulkan. Atau terinspirasi dari nama-nama yang baik seperti asmaul husna, nama tempat atau
nama-nama kitab yang sangat dihormati. Contoh, Yayasan Hasyim Asy’ari karena mengambil nama tokoh dari KH. Hasyim Asy’ari.
Ma’arif Institut yang diambil dari nama KH. Ahmad Syafii Ma’arif. Atau Yayasan Al-Hikam / Daarul Hikam yang bisa saja diambil dari
kitab berjudul Al-Hikam.