I. PENDAHULUAN
Navigasi darat, adalah bagian dari ilmu untuk menentukan posisi suatu objek dan arah
perjalanan serta menggambarkan kondisi fisik daerah pegunungan baik pada medan sebenarnya
maupun pada peta. Kemampuan membaca dan memahami peta, menggunakan alat navigasi untuk
menentukan posisi serta menganalisa dan memberikan asumsi awal terhadap medan yang dilalui
merupakan salah satu dari keahlian dasar yang perlu dimiliki oleh setiap penggiat alam bebas.
Sebagai orang yang dekat dengan alam, pengetahuan peta dan kompas serta penggunaannya
mutlak harus dimiliki. Perjalanan ke tempat-tempat jauh dan tidak dikenal akan lebih mudah.
Pengetahuan bernavigasi darat ini juga berguna bila suatu saat tenaga kita diperlukan untuk usaha-
usaha pencarian dan penyelamatan korban kecelakaan atau tersesat digunung dan hutan, serta
bencana alam.
A. TUJUAN NAVIGASI
Dalam kegiatan alam bebas, selalu diperlukan pengetahuan tentang navigasi dengan tujuan :
- Menentukan tanda-tanda di alam untuk menentukan posisi kita di peta atau di alam.
- Menentukan arah dan tujuan dalam perjalanan.
- Mengetahui keadaan alam yang akan kita hadapi.
- Dapat membaca peta dan menggunakan kompas.
3. Ilmu Pengintaian
Adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara yang baik untuk melakukan pengintaian terhadap
suatu medan. Menurut kepentingannya, pengintaian dapat di bagi menjadi :
- Pengintaian umum
bertujuan untuk mengumpulkan keterangan sebanyak mungkin tentng suatu negara, pulau
atau daerah tertentu yang akan dijadikan sebagai bahan tindakan dalampeperangan yang
mungkin terjadi.
- Pengintaian khusus
bertujuan mendapatkan keterangan secepat mungkin untuk segera dipergunakan. Luas
daerah dan waktu bersifat terbatas karena untuk mengambil tindakan yang garis besarnya
telah direncanakan.
C. SKEMA ILMU MEDAN
ILMU MEDAN
2. Klasifikasi Medan
a. Dataran rendah
dataran yang letaknya 0 mdpl – 400 mdpl.
b. Dataran tinggi
dataran yang letaknya mulai dari 400 mdpl dan lebih tinggi dari itu.
c. Igir gunung
dataran yang menghubungkan antara bukit dengan bukit atau gunung dengan gunung lain.
d. Lembah
sebagian medan yang merupakan dataran yang terjurung atau dikelilingi oleh bukit-bukit.
e. Hutan
bagian medan yang ditumbuhi pohon-pohon yang rendah dan tinggi.
f. Hutan sagu, bambu, rotan dan aneka hasil hutan
merupakan daerah yang sering dirambahi manusia dan dekat dngan pemukiman.
g. Rimba
hutan primer yang sukar atau sama sekali tidak pernah dilalui oleh manusia.
h. Perkebunan
daerah atau dataran yang ditanami dengan tanaman tertentu secara teratur dan terpelihara.
i. Rawa
dataran yang digenangi oleh air laut, sungai atau danau.
II. PEMBAHASAN PETA
A. PENGERTIAN
Peta adalah merupakan gambaran permukaan Bumi yang di perkecil. seperti kenampakan yang
dilihat dari atas,disertai dengan simbol yang mewakili kenampakan di permukaan Bumi & tulisan-
tulisan sebagai tanda pengenal. Secara umum peta dinyatakan sebagai penggambaran dua dimensi
(pada bidang datar) dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang dilihat dari atas dan diperkecil
atau diperbesar dengan perbandingan tertentu. Kenampakan di permukaan Bumi yang bulat,pada
sebuah peta digambarkan dengan bidang datar sehingga diperlukan proyeksi. Peta sendiri kemudian
berkembang sesuai dengan kebutuhan dan penggunaannya. Pembuatan peta dapat dilakukan
dengan pengukuran, penggunaan citra penginderaan jauh dan SIG.
Ilmu yang membahas tentang peta di sebut dengan kartografi, sedangkan orang yang ahli dalam
membuat peta disebut sebut kartografer. Peta dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu peta
berdasarkan isinya, berdasarkan skalanya dan berdasarkan tujuany.
B. JENIS PETA
1. Peta Topografi
Peta Topografi memetakan tempat-tempat di permukaan bumi yang berketinggian sama dari
permukaan laut menjadi bentuk-bentuk garis kontur. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian.
Pada peta Topografi disertakan pula berbagai keterangan yang akan membantu mengetahui secara
lebih jauh mengenai daerah permukaan bumi yang terpetakan.
2. Peta chorografi
Peta chorografi menggambarkan daerah yang luas, misalnya propinsi, negara, benua bahkan
dunia. Dalam peta chorografi digambarkan semua kenampakan yang ada pada suatu wilayah di
antaranya pegunungan, gunung, sungai, danau, jalan raya, jalan kereta api, batas wilayah, kota, garis
pantai, rawa dan lain-lain. Atlas adalah kumpulan dari peta chorografi yang dibuat dalam berbagai
tata warna.
C. SKALA PETA
Skala peta adalah perbandingan antara jarak antara dua titik pada peta dengan jarak dua titik
horizontal di lapangan. Skala ada dua macam, yaitu :
1) Skala Numerik, dinyatakan dengan angka
Contoh :
1 : 50.000 berarti 1 cm = 50.000 cm atau 1 cm = 500 m atau 2 cm = 1 km
1 : 25.000 berarti 1 cm jarak di peta = 25.000 cm (250 m) jarak horizontal di medan sebenarnya.
2) Skala Grafis, dinyatakan dengan unit batang disertai nilai, berguna ketika terjadi perubahan
ukuran peta pada saat penggandaan /info skala numerik tidak tercantum.
D. ARAH PETA
Yang perlu diperhatikan adalah arah utara peta. Cara yang paling mudah yaitu dengan
memperhatikan arah huruf-huruf tulisan yang ada pada peta. Untuk keperluan yang lebih teliti, perlu
dipertimbangkan adanya ikhtilap peta, ikhtilap magnetis, ikhtilap peta magnetis dan varasi magnetis.
UP = Utara peta, yaitu arah yang ditunjukkan garis grid tegak peta
yang menuju ke atas.
US = Utara sebenarnya, yaitu arah yang ditunjukkan kutub utara
bumi.
UM = Utara magnetis, yaitu arah utara yang ditunjukkan oleh jarum
kompas yang menunjukkan arah utara magnetis.
Gb.2 Arah Peta
1. Arah Utara
a. Utara Sebenarnya / Utara Geografi (Truth North / Geographical North, US / TN) diberi simbol * ,
arah utara yang ditunjukan garis bujur (meridian) dan menuju ke kutub utara bumi atau titik
pertemuan garis bujur bumi.
atau
b. Utara peta / Utara Grid (Grid North, UP / GN) diberi simbol GN, arah utara yang ditunjukan garis
koordinat tegak peta ke arah atas
Y
atau
c. Utara magnetik (Magnetic North, UM) diberi simbol T (anak panah separuh) , arah utara yang
ditunjukan jarum kompas menuju kutub utara magnetik bumi
T
atau
2. Iktilaf
Adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara peta. Hal ini terjadi karena perataan
jarak pararel garis bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang digambarkan pada peta.
a. Iktilaf Peta / Konvergensi Meredian, merupakan sudut yang dibentuk utara sebenarnya dengan
utara peta baik ke barat maupun ke timur.
Barat Timur
b. Iktilaf Magnetik / Deklinasi, merupakan sudut yang dibentuk utara sebenarnya dengan utara
magnetik baik ke barat maupun ke timur.
Barat Timur
c. Iktilaf Utara Peta – Utara Magnetik / Deviasi, merupakan sudut yang dibentuk utara peta dengan
utara magnetis baik ke barat maupun ke timur.
Barat Timur
3. Variasi Magnetik
yaitu perbedaan besar ikhtilaf magnetik pada waktu yang berlainan. Dalam variasi ini dikenal
dua istilah :
- Increase: bilamana variasi magnetis bertambah hingga setiap tahunnya semakin besar.
- Decrease: bilamana variasi magnetis bertambah hingga setiap tahunnya semakin kecil.
E. KONTUR
Kontur adalah garis khayal diatas permukaan bumi yang menghubungkan titik- titik yang
tingginya sama sehingga dapat mengetahui bentuk medan yang sebenarnya (menunjukan ketinggian,
perbedaan ketinggian, kemiringan, proyeksi 3D). Yang terpenting dalam navigasi adalah kemampuan
menginterpretasikan peta, yaitu kemampuan membaca peta dan membayangkan keadaan
sebenarnya. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa sifat garis kontur, sebagai berikut :
Garis-garis kontur merupakan garis-garis yang kontinu dan tidak dapat bertemu atau memotong
garis kontur lainnya dan tidak pula dapat bercabang menjadi garis kontur yang lain, kecuali pada hal
kritis seperti jurang atau tebing.
Keterangan : A adalah daerah curam karena jarak antara garis konturnya rapat.
B adalah daerah landai karena jarak konturnya jarang.
C adalah daerah depresi (lubang/cekungan) di puncak karena diberi tanda bergerigi.
D adalah daerah curam karena jarak konturnya rapat.
E adalah daerah landai karena jarak konturnya jarang.
Gb.5 Lembah Gb.6 Perbukitan
2. Penggambaran Kontur
1. Tarik garis transis yang dikehendaki diatas peta, bisa berupa garis lurus maupun mengikuti rute
perjalanan.
2. Beri tanda (huruf atau angka) pada titik awal dan akhir.
3. Buat grafik pada milimeter blok.untuk sumbu x dipakai sekala horizontal dan sumbu y sekala
vertikal.
4. Ukur pada peta jarak sebenarnya (jarak pada peta x angka penyebut skala peta) dan ketinggian
(beda tinggi) pada jarak yang diukur tadi.
5. Pindahkan setiap angka beda tinggi dan jarak sebenarnya tadi sebanyak-banyaknya pada grafik.
6. Hubungkan setiap titik pada grafik (lihat gambar)
AC = jalan sebenarnya
AB = alas
BAC = sudut tanjakan
F. ORENTASI PETA
Oientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis
menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu
mengenal tanda-tanda medan yang ada di lokasi. Untuk keperluan praktis utara kompas (utara
magnetis) dapat dianggap satu titik dengan utara sebenarnya tanpa memperhitungkan adanya
deklinasi.
Langkah-langkah orientasi peta adalah sebagai berikut :
Cari tempat yang berpandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
Letakkan peta pada bidang datar.
Kompas dibuka penuh sehingga sumbu kompas membentuk sudut 180°.
Letakkan kompas pada peta dan himpitkan garis rambut pada kompas dan takik pada cincin
jempol dengan sumbu Y peta.
Samakan utara peta dengan utara kompas gengan menggeser/ putar putarkan peta tanpa
merubah posisi kompas sampai jarum kompas dengan garis rambut sejajar dengan sumbu Y
Petas, sehingga dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi.
Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol di sekeliling dan temukan tanda-tanda tersebut di
dalam peta. Lanjutkan untuk beberapa tanda medan.
Ingat tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan sebenarnya maupun di peta. Ingat hal-
hal yang khas dari setiap tanda medan.
G. LEGENDA PETA
Legenda peta biasanya disertakan pada bagian bawah peta. Legenda ini memuat symbol-simbol
yang dipakai pada peta tersebut. Yang penting diketahui adalah triangulasi, jalan setapak, jalan raya,
sungai, desa, pemukiman dan sebagainya
Warna yang terdapat pada peta :.
Coklat untuk daerah yang mempunyai tanah biasa dan dan pemukiman penduduk.
Hijau digunakan untuk menggambarkan daerah yang banyak tumbuhan atau hutan.
Hitam digunakan untuk menggambarkan daerah yang penuh bebatuan.
Putih digunakan untuk menggambarkan daerah yang diliputi salju atau es.
Biru digunakan untuk menggambarkan perairan atau sungai.
B. JENIS KOMPAS
Jenis-jenis Kompas banyak macam kompas yang dapat dipakai dalam suatu perjalanan.
Kompas yang baik pada bagian ujung jarumnya dilapisi fosfor agar dapat terlihat dalam gelap. Pada
umumnya dipakai dua jenis kompas, yaitu :
1. Kompas Bidik (missal kompas prisma)
Kompas bidik mudah untuk membidik tapi dalam
pembacaan di peta perlu dilengkapi dengan busur
derajat dan penggaris segitiga atau dengan protaktor.
D. PEMAKAIAN KOMPAS
Kompas dipakai dengan posisi horizontal sesuai dengan arah garis medan magnet bumi. Dalam
memakai kompas perlu dijauhkan dari benda-benda yang mengandung logan seperti pisau, golok
dan sebagainya. Benda-benda tersebut akan mempengaruhi jarum kompas sehingga ketepatannya
akan berkurang.
Cara Mempergunakan Kompas :
Buka tutup kompas tegak lurus dengan kotak atau badan
kompas (90 derajat).
Masukkan ibu jari kecincin kompas.
Kompas diletakkan mendatar diatas jari telunjuk dan ibu jari.
Pegang kompas sejajar atau sebatas mata.
Bidik sasaran melalui takik pertengahan prisma dan rambut
ditengah tutup kompas.
Setelah sasaran dibidik dengan tepat, bacalah angka yang
tertera dibawah garis tanda diatas plat yang bercahaya dan
Gb.15 Cara Penggunaan Kompas angka itu menunjukkan besarnya arah sudut bidikan.
A
240°
60°
Cara menghitungnya :
bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat,
(180° – 360° = X – 180°)
bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat,
(180° – 360° = X – 180°)
bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat atau 360 derajat.
(0° – 180° = X + 180°)
2. Resection
Resection adalah menentukan kedudukan/ posisi di peta dengan menggunakan dua atau
lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang alam yang terbuka
untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda medan harus selalu dibidik, jika kita
berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu
satu tanda medan lainnya yang dibidik.
Langkah-langkah resection :
1. Lakukan orientasi peta;
2. Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di peta, minimal dua buah;
3. Dengan penggaris buat salib sumbu pada pusat tanda-tanda medan itu;
4. Bidik dengan kompas tanda-tanda medan itu dari posisi kita,sudut bidikan dari kompas
itu disebut azimuth;
5. Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta, dan hitung sudut pelurusnya;
6. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita di
peta
contoh :
Misalkan kita berada pada posisi x. Dari x melakukan bidikan ke titik – titik A, B, C
Azimuth A = 3050, back azimuthnya = 1250
Azimuth B = 400, back azimuthnya = 2200
Azimuth C = 700, back azimuthnya = 2500
3. Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di pet dengan
menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan. Intersection digunakan
untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar
untuk dicapai. Pada intersection, kita sudah yakin pada posisi kita di peta.
Langkah-langkah melakukan intersection :
1. lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita;
2. bidik obyek yang kita amati;
3. pindahkan sudut yang kita dapat dipeta;
4. bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut di peta, lakukan langkah 2 dan 3;
5. perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang
dimaksud.
Contoh :
Gb.17 Azimuth
Misalkan kita berada pada posisi x. Dari x melakukan bidikan ke titik – titik A, B, C
Azimuth A = 3050,
Azimuth B = 400,
Azimuth C = 700,
Dalam intersection ini kita tidak perlu mencari back azimuthnya, karena hasil bidikan yang
didapat langsung ditarik garis, perpotongan garis – garis tersebut adalah posisi x di peta.
Caranya :
Tentukan 2 angka terakhir dari garis tegak sebelah kiri dan garis
mendatar sebelah bawah untuk daerah yang dimaksud.Untuk
menuliskan, sebutkan dulu nomor lembar peta, selanjutnya baru
karvaknya,
misal LP 49/XLI-D KV 6842.
Sistem 6 angka.
Caranya :
Tiap karvak panjang sisinya dibagi menjadi 10 bagian yang sama.
Cara pembacaan :
Baca angka garis grid tegak dari kiri ke kanan.
Baca angka garis grid datar dari bawah ke atas.
Bacaan dimulai dari perpotongan garis tegak dan garis datar, titik
koordinat yang dimaksud, dari kiri ke kanan an dari bawah ke atas.
Contoh : koordinat x 686 ; 404
Sistem 8 angka
Caranya :
Tiap karvak panjang sisinya dibagi menjadi 100 bagian sama panjang.
Cara pembacaannya seperti sistem 6 angka. Untuk koordinat 6 angka
maupun 8 angka, pembacaannya menggunakan protaktor.
Waypoint – GPS dapat ingat sekitar 250-500 tempat. Tempat yg di ingat, atau Anda memasukan
koordinat sendiri, punya istilah "waypoint". GPS bisa beri tanda arah dan jarak dari tempat alat berada
ke waypoint.
Route (Rute) atau jalur buat antara waypoint - Kalau GPS di mode route dia akan memberi info jarak dan
arah ke waypoint pertama, setelah datang di waypoint yg pertama tanda GPS langsung ke waypoint
berikutnya.
Trackback (Lintasan balik) - Kalau Anda tidak mematikan alatnya pada saat jalan, alatnya otomatis
ingatkan jalur. Dia bisa beri tanda arah untuk lintas balik.
MOB "Man over board" - Fungsi untuk ingat tempat dan lansung beri tanda arah untuk lintas balik.
(Biasanya fungsi ini baik di atas kapal.... kalau ada yg jatuh di laut)
Speed (Kecepatan)
ETA (Estimated Time of Arrival) - Hitungan sampai tujuan dengan kecepatan sebenarNya sampai
waypoint tujuan (hitungan memakai jalur langsung).
Jam tentu - GPS menerima jam dari satellite yg sangat cermat.
Apakah kelemahan GPS ?
Rata-rata format peta Indonesia biasanya memakai datum dari Jakarta (0 derajat). Kebanyakan alat GPS
tidak punya format ini sehingga Anda harus memakai Latitude & Longitude. Di negara lain bisa membaca
GPS dan langsung lihat posisi di peta.
Langit langsung - GPS butuh kontak langsung dengan satelit-satelit untuk menerima informasi..
Bahasa - Dengan GPS Garmin Anda bisa memilih bahasa yg dipakai. - Tetapi belum bahasa
Indonesia/Melayu.
Bateri - bateri habis, tidak ada cadangan.....bantuan navigasi selesai! Kebiasan alat GPS memakai 4
bateri AA alkaline dan cepat habis kalau memakai alat GPS terus (10 - 36 jam yg tergangtung model).
Elektronik - sama semua alat elekronik, jatuh mungkin rusak, basah mungkin rusak
Walaupun alat GPS bisa hitung ketinggian, biasanya kesalahan cukup besar, dan kurang cocok untuk
membantu sebagai informasi navigasi di daerah pergunungan.