Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

CONCEPTION OF NURSING AS BASIC SCIENCE

A. Carper’s Patterns of Knowledge

Dalam pendidikan keperawatan Carper dikenal dengan Fundamental


Patterns of Knowing in Nursing pada tahun 1978. Pola tersebut diterapkan pada
manajemen keperawatan hingga kini sebagai landasan praktik keperawatan agar
dapat meningkatkan partisipasi staff. Empiris, estetika, pengetahuan personal, dan
etika merupakan pola pengetahuan keperawatan yang dimaksudkan oleh Carper
(Edwards, 2001; Risjord, 2010).

1. Empiris: The Science of Nursing


Empiris lebih dikenal dengan sebutan llmu keperawatan. Pengetahuan
empiris adalah pengetahuan yang bersumber dari penjelasan teori, bisa
dipelajari dan diterapkan, serta bersumber dari fakta (Schmidt, Nelson, &
Godfrey, 2003). Menurut Carper (1978), ilmu keperawatan masih jarang
digunakan dalam literatur hingga tahun 1950-an, namun sejak saat ilmu muncul
urgensi untuk pengembangan pengetahuan empiris dalam ilmu keperawatan.
Kebutuhan pengetahuan penting bagi dunia empiris dengan teori-teori yang
bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan dan memprediksi fenomena
yang terjadi khususnya disiplin keperawatan. Dalam perkembangan ilmu
keperawatan, muncul paradigma struktur konseptual dan model teoritis yang
berhubungan dengan proses kehidupan manusia yang secara rinci dijelaskan
sebagai berikut:
a. Struktur Konseptual
Dalam beberapa kasus menurut Carper (1978), struktur konseptual
belum ada yang mencapai status yang disebut dengan paradigma ilmiah.
Artinya adalah tidak ada struktur konseptual tunggal yang dapat
diaplikasikan dalam praktek ilmiah seperti hukum, teori, aplikasi dan
instrumentasi. Struktur konseptual berfungsi untuk memberikan penjelasan
yang secara sistematis terhadap fenomena yang telah diamati dan pada
akhirnya memperdiksi lebih akurat dan mengontrol kasus. Konseptual yang
ada kemudian dirancang menjadi penelitian dan diuji dalam validitas
konsep yang jelas yang nantinya menjadi konteks realita empiris yang
relevan. Contoh model konseptual adalah penjelasan bahwa tingkat
seseorang yang baik itu dilihat dari interaksi lingkungan internal dan
eksternal.
b. Model Teoritis
Saat ini literatur keperawatan menurut Carper (1978) telah bergeser
dari deskriptif menjadi analis yang semakin teoritis yang difokuskan untuk
mencari atau menciptakan, untuk menjelaskan fakta empiris yang diamati
dan diklasifikasikan. Penemuan yang berguna dalam konsep kesehatan
melibatkan upaya mengamati, menggambarkan, dan mengklasifikasikan
variasi dalam kesehatan atau tingkat kesehatan yang berhubungan dengan
lingkungan internal dan eksternal. Penelitian berfungsi untuk
mengidentifikasi respon perilaku fisiologis dan psikologis serta untuk
mengidentifikasi dan mengkategorikan faktor-faktor etiologi yang signifikan
untuk mempromosikan dan menghambat perubahan status kesehatan.
Contoh model teoritis biasadilihat dari contoh struktur konseptual dengan
pendekatan konsep adaptasi.
Adaptasi dianggap penting dalam proses menanggapi tuntutan
lingkungan (biasanya diklasifikasikan sebagai stressor), dan
memungkinkan untuk mempertahankan atau membangun kembali steady
state yang ditunjuk sebagai tujuan dari sistem. Model perkembangan sering
menunjukkan jenis yang lebih genetik penjelasan bahwa peristiwa tertentu,
tugas-tugas perkembangan, diyakini kondisi kausal yang relevan atau
diperlukan untuk perkembangan normal dari sebuah individu tertentu.
Pada akhirnya harus dipahami bahwa pola mengetahui dalam ilmu
keperawatan yang belum dikembangkan, maka struktur konseptual dan
model teoritis menyajikan perspektif baru yang penting dalam
mempertimbangkan fenomena kesehatan dan penyakit. Penjelasan diatas
disimpulkan oleh Carper (1978, dalam Risjord, 2010) bahwa pengetahuan
empiris adalah pengetahuan yang secara sistematis diatur dalam undang-
undang dan teori umum dengan tujuan mendeskripsikan, menjelaskan dan
memprediksi fenomena yang menjadi perhatian khusus terhadap disiplin
ilmu keperawatan. Ilmu-ilmu empiris dalam dunia keperawatan misalnya
ilmu fisiologi dan patologi (Edwards, 2001). Contoh aplikasi pengetahuan
etik adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal.

2. Estetika : The Art of Nursing


Estetika lebih akrab disebut dengan seni keperawatan. Pengetahuan
estetika itu sendiri adalah pengetahuan yang meliputi skill dan bagaimana cara
perawat melakukan tindakan keperawatannya langsung ataupun tidak
langsung (Schmidt, Nelson, & Godfrey, 2003). Menurut Risjord (2010), elemen
kunci komponen estetika dalam keperawatan bahwa estetika bersifat khusus,
bukan umum. Maksudnya adalah estetika bersifat holistic dalam memahami
hal-hal khusus dalam hubungan antar individu, melibatkan empati dan bertolak
belakang dengan formulasi diskursif. Contoh untuk pengetahuan estetika
terbagi lagi menjadi contoh direct misalnya hasil verband yang dilakukan
perawat akan terlihat lebih rapi bila perawat memperhatikan nilai estetikanya
dan indirect misalnya cara perawat dalam mendokumentasikan hasil
pengkajiannya.
a. Estetika versi Arti Ilmiah
Seni keperawatan dilakukan oleh perawat individu melaui kreativitas dan
gaya dalam merancang dan memberikan keperawatan yang efektif dan
memuaskan. Menurut Dewey (dalam Carper,1987), estetika merupakan
pengalaman yang dirancang sebagai komponen integral lebih kepada hasil
yang diinginkan, ukan hasil yang dipahami yang secara terpisah sebagai
tindakan independen
Pengetahuan menurut Carper (1978) diperoleh secara subjektif, dari
pengalaman secara langsung, dan formulasi diskursif. Panah dari
keperawatan melalui intervensi dari apapun yang pasien butuhkan untuk
mengembalikan dan memperpanjang kemampuannya dalam mengatasi
tuntutan situasi yang ada. Tetapi intervensi yang dipilih adalah intervensi
yang memiliki kualitas estetika, membutuhkan perubahan secara langsung,
persepsi yang tanpa di mediasi, yang ingin dilakukam diungkapkan dengan
perilaku.
b. Pola Mengetahui Estetika
Memiliki rasa empati terhadap perasaan orang lain adalah pola mengetahui
estetika. Salah satu pengetahuan terhadap orang lain yaitu memiliki
pengalaman empati. Empati dikendalikan oleh psikis yang dapat diketahui
secara abstrak untuk mencapai tujuan. Semakin terampil perawat dalam
mempersepsikan dan bersempati dalam kehidupan orang lain, semakin
banyak pengetahuan dan pengalaman yang akan diperoleh. Saat
melakukan intervensi pada pasien yang sama, akan meningkatkan
kesadaran akab berbagai pengalam subjektif akan meningkatkan
kompleksitas dan kesulitan pengambilan keputusan yang telibat.

3. Pengetahuan Personal
Pengetahuan personal bersumber dari pengalaman pribadi (Schmidt,
Nelson, & Godfrey, 2003). Carper (1978) mengatakan bahwa pengetahuan
individu mencakup mengetahui, menghadapi dan aktualisasi diri. Pengetahuan
ini erat kaitannya dengan personal yang lain dan personal sebagai pribadi.
Tentu saja pengetahuan empiris sangat penting dalam ilmu keperawatan,
keperawatan mengharuskan kita memahami fakta bahwa sifat manusia,
abstrak mereka, perilaku dan sifat-sifat bahwa kelompok-kelompok tertentu
memiliki kesamaan. Namun demikian, tidak satupun dari kategori ini
diungkapkan keunikan individu sebagai pribadi yang dikenal dengan
“pengetahuan personal”. Pengetahuan personal layaknya kesadaran diri yang
menyangkut hubungan diri sendiri dengan orang lain (Risjord, 2010). Mitchel
(dalam Carper, 1978) mengatakan bahwa kualitas kontak interpersonal
memiliki pengaruh pada seseorang yang sakit dalam mengatasi penyakit dan
menjadi lebih baik. Pengetahuan personal contohnya pengetahuan yang hanya
bisa diperoleh dari pengalaman misalnya saat praktik di rumah sakit.

4. Etika : The Moral Komponen


Etika lebih dikenal dengan pengetahuan moral dalam keperawatan.
Carper (1978) mengatakan bahwa pengetahuan moralitas dalam keperawatan
berhubungan dengan kode etik disiplin dalam memilih tindakan mana yang
benar dan salah. Pengetahuan tentang kode etik tidak akan memberikan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan moral yang terlibat dalam keperawatan,
dan tidak akan menghilangkan kebutuhan untuk memiliki untuk membuat
pilihan moral. Tapi diharapkan bahwa lebih sensitif terhadap apa yang dipelajari
dan praktenya untuk pembenaran, yang lebih eksplisit mereka tentang norma-
norma yang mengatur tindakan mereka, semakin pribadi terlibat mereka dalam
menilai keadaan di sekitar dan potensi konsekuensi, semakin "etis" mereka dan
kita tidak bisa meminta lebih.
Pengetahuan etik adalah bagaimana dalam melakukan tindakan
keperawatan perawat menyadari nilai etik, norma maupun standar yang
berlaku di masyarakat (Schmidt, Nelson, & Godfrey, 2003). Disisi lain
dijelaskan Carper (1978, dalam Risjord, 2010) bahwa titik focus etika adalah
masalah kewajiban atau apa yang harus dilakukan. Contoh dari pengetahuan
etik dapat diperoleh dari kegiatan berorganisasi maupun berinteraksi dengan
orang-orang di sekitar kita. Contoh lain oleh Carper (1978) pada pasien
terminal, pasien dengan prognosis buruk harus tetap meberikan sikap dan
tanggung jawab dengan menjelaskan sedini mungkin agar mereka juga dapat
mempertahankan tanggungjawabnya.
B. SUE DONALDSON and DOROTHY M. CROWLEY

Peneitian jelas penting bagi profesi keperawatan, namun pengetahuan yang


diberikan oleh masalah penelitian dan metodologis tampaknya bersifat global. Hal ini
ditandai dengan perspektif yang unik, cara pandang yang berbeda untuk melihat
semua fenomena, yang pada akhirnya mendefinisikan batasan dan sifat
penyelidikannya.

Masalah ini menimpa kita semua untuk esensi penelitian keperawatan dan
untuk tidak mengeluarkan sejumlah usaha yang tidak proporsional dalam pencarian
definisi sifat keperawatan. Sebaiknya kita mencari hubungan dan persamaan dalam
gagasan penulis yang karyanya telah mempengaruhi (dan terus mempengaruhi)
pengetahuan. tiga tema umum yang digunakan untuk peyelidikan antara lain:

1. Perhatian terhadap prinsip dan hukum yang mengatur proses kehidupan,


kesejahteraan dan penyempurnaan optimal manusia yang sakit atau sehat.
2. Perhatian terhadap pola perilaku manusia dalam interaksi dengan lingkungan
dalam keadaan kritis, seperti bukti roger tema yang dituliskan mencerminkan
kekhawatiran akan irama kehidupan dan hubungan mereka terhadap ritme
lingkungan.
3. Perhatian terhadap proses perubahan kesehatan kearah yang positif. Peplau
menekankan dirinya pada keperawatan sebagai proses interpersonal, kekuatan
pendidik dan pendewasaan, sedangkan Kreuter dan juga leininger dan lain-lain
membahas jenis proses sistem pendukung yang terlihat. sebagai kontribusi unik
keperawatan.

Tema diatas menyarankan batas-batas penyelidikan lebih sistemik dan


pengembangan teori dengan potensi untuk membuat sifat disiplin keperawatan lebih
eksplisit daripada saat ini. integrasi penelitian keperawatan dari tingkat kerangka
konseptual untuk studi tertentu ke tingkat teori yang lebih umum dan akhirnya pada
pengetahuan kesatuan keperawatan yang belum pernah dipenuhi sampai batas
tertentu, dan juga tidak ada upaya yang dilakukan dalam penelitian keperawatan untuk
menghubungkan studi individu satu dengan yang lainnya, sehingga perlu membangun
konteks konfrensi yang lebih luas.
Seperti yang terjadi dalam mempertimbangkan gagasan berbeda tentang sifat
dan tema keperawatan. Tujuannya bukan untuk mengidentifikasi teori tunggal, atau
untuk mengidentifikasi teori keperawatan tunggal. Meskipun demikian, nampaknya
diinginkan untuk dapat menempatkan teori semacam itu dalam konteks disiplin
keperawatan yang lebih eksplisit mengenai identifikasi apa yang sedang kita lakukan
dalam penelitian keperawatan sangat penting jika kita benar-benar adalah
keperawatan maka kita berfungsi sebagai periset perawat, dan bukan sebagai
perawat yang melakukan periset, dan juga bukan sebagai perawat yang melakukan
penelitian di bidang ilmu lain.

a. klasifikasi disiplin ilmu manusia

Secara tradisional pengetahuan dan penyelidikan manusia telah


dipertimbangkan dalam konteks disiplin ilmu. disiplin mencerminkan perbedaan
sejati antara badan pengetahuan dan karenanya, menjadi ranah pembelajaran.
Sebagai hasil perkembangan disiplin telah diidentifikasi dan diatur diberbagai
karakteristik. Misalnya ilmu matematika dipandang berbeda dari semua disiplin
ilmu lainnya karena materi pelajarannya tampaknya tidak memiliki eksistensi
material, logika telah dipisahkan karena ini berkaitan dengan pengembangan
penalaran.

Dalam mengidentifikasi disiplin dan mengklasifikasinya, kita berhadapan


dengan sifat dan struktur keseluruhan pengetahuan manusia. Hal ini tercermin
dalam keragaman penyelenggaraan cabang pembelajaran di universitas dan
perguruan tinggi, penerapan disiplin ilmu yang paling luas bergantung pada
pandangan tentang sifat inheren dari semua fenomena. Generalitas fenomena
alam dan kejadian manusia sebagai fisika dan sosiologi, yang mencari hukum
umum untuk mengulangi perilaku, dan disiplin semacam itu sebagai sejarah,
yang berfokus pada kejadian atau etika unik yang berkaitan dengan pilihan
manusia. dan orientasi di antara ilmu-ilmu itu sendiri, ilmu biologi menjadi
bentuk fisika dan chemister yang berbeda karena mereka menghadapi
pengakuan fenomena kehidupan dibandingkan dengan hal-hal yang tidak
hidup.
Human Knowledge

Disciplines

Sciences Disciplines
Physics (nonliving) Philosophy
Biology (living) Ethic
Sociology History
Antrophology Fine Arts

Gambar 1 : Struktur pengetahuan Manusia

Keperawatan memiliki aspek ilmiah yang mirip dengan seni. misalnya


kesehatan manusia dipertimbangkan pada keperawatan dalam hal isu politik, sejarah
serta dalam hukum kesehatan yang tidak bisa dihindari. Ilmu keperawatan dan
keunikannya membentuk perspektifnya daripada objek penyelidikan atau
metodologinya.

Ada dua alasan mengapa keperawatan merupakan bagian dari disiplin ilmu
yang pertama, disiplin keperawatan tidak semata-mata diciptakan tetapi muncul dalam
konteks disiplin ilmu lainnya. Oleh karena itu kita harus tahu hubungannya dengan
disiplin lain selain strukturnya. Yang kedua harus diingat bahwa disiplin keperawatan
berasal dari struktur konseptual tertentu. Sehingga konseptualisasi baru yang muncul
sebagai disiplin juga dapat berubah. maka perubahan struktural bisa terjadi dan pada
kenyataannya, penelitian perawat dan ilmuwan memiliki kemungkinan untuk tidak
terbantahkan merevisi struktur keperawatan itu sendiri.

Menurut shermis, disiplin akademis yang terekspos semuanya dicirikan oleh


karya abadi yang mengesankan, teknik yang sesuai dengan perhatian yang relevan
bagi manusia. Meskipun ini bukan kriteria untuk membedakan disiplin ilmu dari non-
disiplin namun memberi dasar untuk menerima cabang belajar sebagai disiplin. tapi
bagaimana dengan disiplin yang muncul? Di bidang profesional, biasanya ada proses
evolusioner yang berfokus sebagai lapangan yang bergerak, di mana seni dan
teknologi sangat unggul dalam rasionalisasi praktik dan pembentukan basis kognitif
untuk praktik profesional. penting untuk mengenali bahwa sebuah disiplin muncul
sebagai hasil pemikiran aktif yang terkait dengan masalah signifikan. karena
pentingnya perspektif keperawatan, perhatiannya terhadap kesehatan dan
kesejahteraan manusia, dan keperawatannya akan mendapatkan penerimaan penuh
pada waktunya.

Untuk itu, perbedaan antara disiplin akademis dan disiplin profesional akan
dilihat pada struktur gambar dibawah ini

Human Knowledge

Diciplines

Academic diciplines Professional diciplines

Descriptive theories Descriptive theories Prespective theories

Basic research Applied Basic Applied Clinical


research research research research

Disiplin akademis meliputi ilmu pengetahuan seperti fisika, fisiologi dan


sosiologi, serta disiplin seni liberal seperti matematika, sejarah, dan filsafat. Tujuan
disiplin akademis adalah untuk mengetahui dan teori bersifat deskriptif. Sebaliknya,
disiplin profesional seperti hukum, kedokteran dan keperawatan diarahkan pada
tujuan praktis dengan demikian menghasilkan perspektif serta teori deskriptif. Untuk
disiplin akademis, tujuannya adalah untuk mengetahui terlepas dari apakah penelitian
ini benar-benar berlaku pada kenyataannya, perbedaan antara penelitian terapan dan
dasar tampaknya sesuai hanya dalam kaitannya dengan teori deskriptif, karena
penelitian terapan menjawab pertanyaan terkait dengan aplikabilitas teori dasar dalam
situasi praktis

Untuk disiplin akademis, tujuannya adalah untuk mengetahui terlepas dari


apakah penelitian ini benar-benar berlaku pada kenyataannya, perbedaan antara
penelitian terapan dan dasar tampaknya hanya dalam kaitannya dengan teori
deskriptif, karena penelitian terapan menjawab pertanyaan terkait dengan aplikabilitas
teori dasar dalam situasi praktis. bukan pertanyaan terkait bagaimana teori dasar
diterapkan. Dengan demikian fisikawan yang diterapkan menguji batas praktis teori
fisika tapi tidak akan menghasilkan formasi seperti sebuah desain untuk membuat
jembatan.

Dalam disiplin profesional ada kebutuhan untuk mengetahui dan


mempraktekkan teori diskriptif selain perspektif. seperti Gortner telah menunjukkan
bahwa pekerjaan itu penting, karena hal itu dapat diterapkan pada pemahaman umum
tentang perilaku manusia atau tanggapan terhadap penyakit dan penelitian Oter
tentang pemahaman perawat terhadap perilaku manusia atau tanggapan terhadap
penyakit dan jenis lain dari penilaian.

Keperawatan tidak dapat bergantung pada disiplin akademis untuk memenuhi


kebutuhan total pengetahuan hukum dan proses. Perancang perawat yang disiapkan
dengan tepat harus menghasilkan dan menguji teori deskriptif seperlunya dan
mengembangkan teknologinya sendiri, seperti yang telah direkomendasikan untuk
profesional lainnya.
Human Knowledge

Discriptive

Academic disciplines Professional disciplines

Practice practice

Research Education Research Professional Education


practice

Research Clinical Teaching


practice

Gambar 3. Practice realms of diciplines


C. FAWCETT ON THE LEVEL OF THEORY
Fawcett menyatakan bahwa tahun 1800-an merupakan periode utama
perkembangan teori keperawatan, adanya transisi dari periode pra-paradigma
menjadi periode paradigma ( (Alligood, 2014). Fawcett juga mengembangkan
proses dua fase untuk analisis dan evaluasi teori dan kerangka kerja konseptual
yang mana dalam tulisannya dia mencatat bahwa analisis adalah pemeriksaan
teori yang tidak menghakimi dan rinci. Dalam karya terbaru Fawcett (2005),
komponen proses analisis mencakup teori, fokus unik, dan konten. "Asal mula
teori" mengacu pada evolusi historis dari model / teori, motivasi penulis, asumsi
filosofis tentang keperawatan, penyertaan penulis terhadap karya sarjana
keperawatan dan non-perawat, dan pandangan dunia yang ditunjukkan oleh
model keperawatan.

Era Pertanyaan Penekanan Hasil Tujuan yang


bersejarah utama berkembang
Era Teori: Bagaimana Ada banyak cara Karya teoritis Teori memandu
1980-1990-an kerangka kerja ini untuk berfikir keperawatan penelitian dan
memandu tentang mengalihkan fokus praktik
penelitian dan keperawatan pada pasien keperawatan
praktik?

Alligood (2014)

Konseptual Keperawatan menurut Fawcett (2000) adalah sebagai berikut:


1. Membuat peta disiplin ilmu keperawatan.
2. Mengusulkan empat konsep keperawatan global sebagai metaparadigma
keperawatan (konsep manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan)
3. Teori-teori keparawatan dapat diuji dengan menggunakan beberapa kriteria
(Fawcett framework for evaluation of nursing theories):
a. significancy, dengan mengajukan petanyaan-pertanyaan ilmiah seperti: apakah
konsep metaparadigma dan proposisi dapat digunakan oleh teori yang bersifat
abstrak?, apakah dasar filosofi teori ini bersifat abstrak?,dari model konseptual
manakah teori tersebut diturunkan dan apakah bersifat abstrak?, apakah
penulisnya berasal dari disiplin ilmu keperawatan yang ajuvan dan diakui?,
adakah rujukan bibliografi dicantumkan/diberikan?.
b. internal consistency requires, bahwa semua elemen-elemen dalam teori (model
kenseptual, model teori dan proposisi) saling mempengaruhi.
c. persimony, apakah teori-teori tersebut dinyatakan secara jelas dan nyata.
d. testebility, apakah metodologi penelitian yang digunakan mencerminkan middle
range theory? Apakah konsep-konsep middle range theory dapat diobservasi
dengan menggunakan instrumen yang sama pada proposisi middle range
theory?
e. emperical adequacy, dibutuhkan lebih dari satu studi atau penelitian untuk
memperkuat suatu teori secara empiris.
f. pragmatic adequacy, bagaimana penggunaan middle range theory dalam
praktik keperawatan. Pada tahap ini, perawat perlu memahami dengan baik
teori-teori keperawatan yang akan digunakan (Peterson & Bredow, 2009).

Kategorisasi Fawcett Fawcett (2005) menyederhanakan kategorisasi teori


Newman (1992) saat dia menciptakan tiga kategori pandangan dunia berdasarkan
perlakuan perubahan pada masing-masing teori. Kategori yang digambarkan Fawcett
adalah (1) reaksi, (2) interaksi timbal balik, dan (3) tindakan simultan (Fawcett, 2005).
Seperti Newman (1992), dia menunjukkan bahwa setiap kategori bertepatan dengan
tradisi filosofis. Dalam menggambarkan pandangan dunia reaksi, Fawcett (2005)
menunjukkan bahwa teori-teori ini mengklasifikasikan manusia sebagai makhluk
spiritual-biopsikososial yang bereaksi terhadap lingkungan dengan cara yang kausal.
Perubahan interaksi dapat diprediksi dan terkendali saat manusia bertahan dan
beradaptasi. Dia berpendapat bahwa dalam teori ini, fenomena harus objektif dan
dapat diamati dan dapat diisolasi dan diukur. Fawcett (1993) menetapkan bahwa
dalam dunia interaksi timbal balik, manusia dipandang holistik, aktif, dan interaktif
dengan lingkungan mereka, dengan interaksi lingkungan kembali.
Fawcett mencatat bahwa para teoretikus ini memandang kenyataan sebagai
multi dimensi, bergantung pada konteks (yaitu, kondisi sekitarnya), dan relatif. Ini
berarti bahwa perubahan adalah probabilistik (berdasarkan kebetulan) dan hasil dari
beberapa faktor pendahulunya. Teori interaksi timbal balik mendukung studi tentang
fenomena objektivitas dan subjektif, dan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif
dianjurkan, walaupun metode penelitian terkontrol dan teknik statistik inferensial
paling sering digunakan untuk menganalisis data empiris (Fawcett, 2005).
Fawcett (2005) melaporkan bahwa manusia dipandang sebagai kesatuan,
diidentifikasi oleh pola dalam pertukaran ritmis bersama dengan lingkungan mereka,
berubah terus-menerus, dan berkembang sebagai bidang yang mengatur diri sendiri.
Dia menyatakan bahwa dalam paradigma tindakan simultan, perubahan berada
dalam satu arah (searah) dan tidak dapat diprediksi dalam kemajuan makhluk itu
melalui organisasi terhadap disorganisasi dalam perjalanan menuju organisasi yang
lebih kompleks. Dalam paradigma ini, pengenalan pengetahuan dan pola adalah
fenomena ketertarikan. Kategorisasi Fawcett (2005) menjelaskan perbedaan utama
antara banyak teori keperawatan saat ini dan masa lalu dan model konseptual.

Kategorisasi Teori Keperawatan Fawcett

PARADIGMA KARAKTERISTIK
Reaksi Manusia adalah makhluk biopsikososial-spiritual
Manusia bereaksi terhadap lingkungan mereka
dengan cara yang kausal. Perubahan dapat
diprediksi saat manusia bertahan dan
beradaptasi
Interaksi timbal balik Manusia adalah makhluk holistik Manusia
berinteraksi secara timbal balik dengan
lingkungannya Realitas bersifat
multidimensional, kontekstual, dan relatif.
Tindakan simultan Manusia adalah makhluk kesatuan Manusia dan
lingkungannya selalu berinteraksi, berubah, dan
berkembang Perubahan bersifat searah dan
tidak dapat diprediksi.
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. R. (2014). NUrsing Theorists and Their Work (8 ed.). St. Louis, Missouri,
USA: Elsevier.

Carper, B. A. (1978). Fundamental Patterns of Knowing in Nursing. Advances in


Nursing Science. 1(1): 13-24. Diakses dari
http://journals.lww.com/advancesinnursingscience/Citation/1978/10000/Fundam
ental_Patterns_of_Knowing_in_Nursing_.4.aspx

Edwards, S. D. (2001). Philosophy of Nursing An Introduction. (S. Aardvark Editorial,


Mendham, Ed.). New York: PALGRAVE.

Kenney, W. J.(2002). Philosophical And Theoretical Perspectives For Advanced


Nursing Practice. (3 ed). Jonas and Bartlett Publishers, 11-21, diakses dari
https://scholar.google.co.id/scholar?q=philosophical+and+theoretical+perspectiv
es+for+advanced+nursing+practice+janet+kenny

Peterson, S. J., & Bredow, T. S. (2009). Middle Range Theories Application To


Nursing Research (Second ed.). USA: Lippincott Williams & Wilkins.

Risjord, M. (2010). Nursing Knowledge; Science, Practice and Philosophy. United


Kingdom: Wiley’s Global Scientific, Technical, and Medical Business

Schmidt, L. A., Nelson, D., & Godfrey, L. (2003). A Clinical Ladder Program Based
on Carper ’ s Fundamental Patterns of Knowing in Nursing. JONA, 33(3), 146–
152. Diakses dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12629301
Wills, M. E., & Mc Ween, M (2011) Theoritical Basis for Nursing, (3. Ed), Wolters
Kluwer, 109-117, diakses dari https:/ gen.lib.rus.ec

Anda mungkin juga menyukai