Anda di halaman 1dari 5

PEMERIKSAAN KATARAK

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1- 8
UPTD PUSKESMAS Tanda tangan Kepala Pukesmas : dr. BUDIARSA, M.Kes.
BOBOTSARI NIP. 19600604 1988031013

1. Pengertian Pemeriksaan gangguan penglihatan yang disebabkan perubahan lensa mata yang seharusnya
jernih dan tembus cahaya menjadi keruh, akibatnya obyek yang dilihat menjadi kabur dan
menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas ( Katarak).
2. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas untuk melaksanakan pemeriksaan katarak sesuai standar
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Alat Dan Sarana Non Medis :
Bahan a. Ruang Pemeriksaan
 Ukuran minimal 4 m x 4 m²
 Ventilasi dan pencahayaan yang cukup
 Ruangan bersih dan rapi
 Wastafel dengan air yang mengalir, dilengkapi dengan sabun cair serta handuk
tangan yang bersih / disposible tissue
b. Mebelair
 Meja kursi satu set untuk pemeriksa dan pasien serta pengantar
c. Lain lain
 Tempat sampah medis dan non medis masing masing 1 buah
 Buku register pasien
 Status / lembar rekam medis
 Informed Consent
 Kertas resep
 Blanko permintaan laboratorium
 Alat tulis menulis
 Formulir rujukan

2.Sarana Medis :
 Stetoskop dan tensimeter
 Pinhole (cakram berlubang)
 Snellen chart
 Penutup 1 mata (okluder)
 Senter
 APD

6. Prosedur / ANAMNESA
Langkah – 1. Menyapa pasien dengan ramah, sambil menatap mata pasien dengan lembut dan
langkah mengucapkan salam
2. Bila kunjungan yang pertama perlu menanyakan identitas pasien :Nama , umur, alamat
rumah, pekerjaan.
3. Bila kunjungan ulang, maka jawaban pasien dicocokkan dengan kartu status pasien
4. Bertanya dengan ramah dan hati-hati tentang
Riwayat penyakit :
 Apa gejala yang paling dirasakan sehingga bapak/ibu,Sdr/Sdri datang kesini? ”
(menanyakan riwayat penyakit utama).
 Kapan pertama kali timbul keluhan ?
 Apakah keluhan ini timbul pertama kali atau sudah berulang ?
 Apakah ada riwayat trauma pada mata, atau terkena debu, binatang, cairan, dll ?
 Apakah ada keluhan/penyakit lain yang diderita (ex:DM,HT,dll) dan riwayat
penyakit sebelumnya ?
 Adakah riwayat alergi (debu,asap kendaraan,udara,makanan/minuman, alergi
obat,dll)
 Apakah sudah pernah berobat atau sudah minum obat- obatan tertentu ?( riwayat
pengobatan sebelumnya )
 Apakah timbul gangguan penurunan penglihatan ?
 Spesifik Katarak :
 Apakah ada penurunan penglihatan/ pandangan buram, kabur, seperti
tertutup kabut / berasap bahkan pada siang hari ?
 Apakah peka terhadap sinar atau cahaya ?
 Apakah terjadi diplobia/melihat dobel pada satu mata ?
 Apakah ada nyeri pada mata ?(biasanya pada katarak tidak disertai nyeri
kecuali terdapat komplikasi lain)
 Kapan mulai terjadi kekeruhan lensa, sejak usia ?(untuk mengetahui jenis
Katarak)
 Apakah ada riwayat trauma atau riwayat penyakit lain ? (Untuk
mengetahui jenis Katarak)

2) PEMERIKSAAN

a) Pemeriksaan Fisik

 Pada saat pertama kali bertemu dengan pasien , kita melihat dan menilai keadaan umum
pasien, apakah pasien kelihatan sakit, lemah, pucat, atau tampak sehat, dan bagaimana pasien
datang apakah bisa berjalan sendiri atau dibantu keluarga untuk menilai fungsi penglihatan.
 Melihat keadaan mata pasien, apakah mata tampak merah, adanya secret/kotoran, sembab,
ada benjolan apa tidak, lensa mata keruh apa tidak, apakah pada sklera tampak bersih,warna
konjungtiva,dan apakah tampak tanda-tanda abnormal di bandingkan mata sehat.
Perhatikan :
 Lensa Perhatikan kejenihannya. Normal jernih, kalau keruh suspek katarak.
 Cairan mata ( Normal, bertambah, berkurang) Untuk menentukan stadium katarak
 Iris (Normal atau terdorong, tremulans ) Untuk menentukan stadium katarak
 Bilik mata depan ( Normal, dangkal ) Untuk menentukan stadium katarak
 Sudut bilik mata ( Normal, sempit, terbuka ) Untuk menentukan stadium katarak
b) Pemeriksaan fungsi Penglihatan
Lakukan pemeriksaan visus sesuai SOP pemeriksaan mata

c) Pemeriksaan Stadium Katarak

 Lakukan Pemeriksaan selanjutnya apabila ada indikasi katarak, yaitu :


 Dari anamnesa diketahui adanya penurunan fungsi penglihatan ( mata buram ,redup,
berkabut termasuk saat siang hari, diplobia, peka terhadap sinar, dll)
 Dari pemeriksaan Inspeksi ditemukan kekeruhan lensa
 Dari pemeriksaan Visus diperoleh adanya penurunan ketajaman penglihatan bukan karena
kelainan refraksi

 Lakukan Shadow Test untuk mengetahui Stadium Katarak, dengan cara sebagai berikut :
Untuk melihat lensa lebih jelas bisa memakai obat tetes yang berisi midriatill yang
fungsinya untuk midriasis pupil, jadi lensanya bisa lebih mudah dilihat
 Pasien diminta melihat lurus ke depan
 Lalu pemeriksa menyenteri mata pasien pada sudut 450 dari samping, dari
bayangan iris.
 Nanti ada bayangan yang dibiaskan dari humor aquosus.
 Katarak matur : lensa lebih cembung karena menyerap cairan lebih
banyak,bayangan iris pada lensa terlihat kecil dan letaknya dekat terhadap pupil,
shadow test (-) ; katarak imatur: lensa masih kecil,terdapat bayangan iris pada
lensa terlihat besar dan letaknya jauh terhadap pupil, shadow test (+)

3) PENEGAKAN DIAGNOSA
Dari Anamnesa dan Pemeriksaan dapat ditegakan Diagnosa Katarak sesuai dengan jenis dan
stadium Katarak
A. Menurut Jenisnya :
 Katarak Kongenital apabila kekeruhan lensa mata timbul pada saat pembentukan lensa,
Sudah terdapat pada saat bayi baru lahir
 Katarak Senile apabila keluhan lensa yang terdapat pada usia diatas 50 tahun
 Katarak Juvenile apabila mulai terbentuknya saat usia kurang dari 9 tahun dan lebih
dari 3 bulan biasanya merupakan lanjutan katarak kongenital
 Katarak komplikata apabila Katarak terjadi akibat komplikasi dari penyakit lain
seperti penyakit sistemik, dan trauma
B. Menurut Stadiumnya :
 Stadium insipien Dimana mulai timbul katarak akibat proses degenerasi lensa
 Stadium imatur Lensa yang degeneratif mulai menyerap cairan mata ke dalam
lensa sehingga lensa menjadi cembung
 Stadium matur merupakan proses degenerasi lanjut lensa , terjadi kekeruhan seluruh
lensa
 Stadium hipermatur terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa dapat
mencair sehingga nucleus lensa tenggelam dalam korteks lensa ( katarak Morgagni)
PERBEDAAN KARAKTERISTIK KATARAK UNTUK MENEGAKAN DIAGNOSA
SESUAI HASIL PEMERIKSAAN
INSIPIEN IMATUR MATUR HIPERMATUR
KEKERUHAN RINGAN SEBAGIAN SELURUH MASIF
CAIRAN NORMAL BERTAMBAH NORMAL BERKURANG
LENSA MATA
IRIS NORMAL TERDORONG NORMAL TREMULANS
BILIK MATA NORMAL DANGKAL NORMAL DALAM
DEPAN
SUDUT BILIK NORMAL SEMPIT NORMAL TERBUKA
MATA
SHADOW (-) (+) (-) +/-
TEST
VISUS (+) < << <<<
PENYULIT (-) GLAUKOMA (-) UVEITIS+
GLAUKOMA

4) PENATALAKSANAAN
Setelah ditegakan diagnosa Katarak maka lakukan rujukan ke pelayanan kesehatan rujukan /
Rumah Sakit sesuai SOP untuk penanganan lebih lanjut.

5) KONSELING
 Sarankan pada penderita rutin kontrol ke Rumah Sakit atau dokter spesialis mata untuk
melakukan pengecekan retina serta ketajaman visual secara berkala.
 Sarankan kepada penderita untuk selalu menggunakan sunglass saat beraktivitas diluar
ruangan, hindari paparan sinar matahari langsung, dan cahaya yang terlalu terang.
 Sarankan kepada penderita untuk tidak merokok serta jangan mengkonsumsi minuman
beralkohol.
 Anjurkan penderita makan makanan bergizi yang mengandung vitamin A, C, E, dan
protein seperti buah dan sayur berwarna terang, beras merah, kacang-kacangan, sereal,
minyak canola serta ikan.
 Hindari makanan yang terlalu banyak mengandung lemak dan garam.

6) PENCATATAN DAN PELAPORAN


 Setiap orang yang datang berobat ke Puskesmas dimasukan ke register harian dan
simphustronik
 Setiap orang yang datang ke Puskesmas dengan keluhan gangguan kesehatan
indra dimasukan dalam register harian program kesehatan indra
 Laporan dari Pengelola program kesehatan Indra Puskesmas ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Magetan dilakukan setiap Tribulan ( Tiga bulan ) dan diambil dari
register harian program kesehatan Indra.

7. Unit
Terkait
8. Dokumen
Terkait
Rekaman Historis
No. Halaman Yang di Ubah Perubahan Diberlakukan
Tanggal

Anda mungkin juga menyukai