No.
SOP Revisi :
Tanggal
Terbit :
Halama
n : 1/3
5. Alat dan
bahan SARANA NON MEDIS
SARANA MEDIS
1
APD ( Masker bedah, handscoon, Gaun, Face shield )
Stetoskop dan tensi
Snellen card
Pinhole
Senter
Penutup satu mata ( okluder )
1) ANAMNESA
6. Langkah-
1. Menyapa pasien dan mengucapkan salam
langkah
2. Bila kunjungan yang pertama perlu menanyakan identitas pasien :Nama,
alamat rumah, .
3. Bila kunjungan ulang, maka jawaban pasien dicocokkan dengan kartu
status pasien
4. Bertanya tentang
Riwayat penyakit :
- Apa gejala yang paling dirasakan sehingga bapak/ibu,Sdr/Sdri
datang kesini? (menanyakan riwayat penyakit utama).
- Kapan pertama kali timbul keluhan ?
- Apakah keluhan ini timbul pertama kali atau sudah berulang ?
- Apakah ada riwayat trauma pada mata, atau terkena debu, binatang,
cairan, dll ?
- Apakah ada keluhan/penyakit lain yang diderita (ex:DM,HT,dll) dan
riwayat penyakit sebelumnya ?
- Adakah riwayat alergi? (debu,asap kendaraan ,udara,
makanan/minuman, alergi obat,dll)
- Apakah sudah pernah berobat atau sudah minum obat- obatan
tertentu ? ( riwayat pengobatan sebelumnya )
- Apakah timbul gangguan penurunan penglihatan ?
Spesifik Katarak :
- Apakah ada penurunan penglihatan/ pandangan buram, kabur,
seperti tertutup kabut / berasap bahkan pada siang hari ?
- Apakah peka terhadap sinar atau cahaya ?
- Apakah terjadi diplobia/melihat dobel pada satu mata ?
- Apakah ada nyeri pada mata ?(biasanya pada katarak tidak disertai
nyeri kecuali terdapat komplikasi lain)
- Kapan mulai terjadi kekeruhan lensa, sejak usia ?(untuk mengetahui
jenis Katarak)
- Apakah ada riwayat trauma atau riwayat penyakit lain ? (Untuk
mengetahui jenis Katarak)
2) PEMERIKSAAN
a) Pemeriksaan Fisik
- Pada saat pertama kali bertemu dengan pasien , kita melihat dan
2
menilai keadaan umum pasien, apakah pasien kelihatan sakit, lemah,
pucat, atau tampak sehat, dan bagaimana pasien datang apakah bisa
berjalan sendiri atau dibantu keluarga untuk menilai fungsi
penglihatan.
- Melihat keadaan mata pasien, apakah mata tampak merah, adanya
secret/kotoran, sembab, ada benjolan apa tidak, lensa mata keruh
apa tidak, apakah pada sklera tampak bersih,warna konjungtiva,dan
apakah tampak tanda-tanda abnormal di bandingkan mata sehat.
Perhatikan :
Lensa Perhatikan kejernihannya. Normal jernih, kalau keruh suspek
katarak.
Cairan mata ( Normal, bertambah, berkurang) Untuk menentukan
stadium katarak.
Iris (Normal atau terdorong, tremulans ) Untuk menentukan stadium
katarak.
Bilik mata depan ( Normal, dangkal ) Untuk menentukan stadium
katarak.
Sudut bilik mata ( Normal, sempit, terbuka ) Untuk menentukan
stadium katarak.
b) Pemeriksaan fungsi Penglihatan
Lakukan pemeriksaan visus sesuai SOP pemeriksaan mata
3
letaknya jauh terhadap pupil, shadow test (+)
3) PENEGAKAN DIAGNOSA
Dari anamnesa dan pemeriksaan dapat ditegakan diagnosa katarak sesuai
dengan jenis dan stadium katarak.
A. Menurut Jenisnya :
Katarak Kongenital apabila kekeruhan lensa mata timbul pada
saat pembentukan lensa, Sudah terdapat pada saat bayi baru lahir.
Katarak Senile apabila keluhan lensa yang terdapat pada usia
diatas 50 tahun..
Katarak Juvenile apabila mulai terbentuknya saat usia kurang dari
9 tahun dan lebih dari 3 bulan biasanya merupakan lanjutan katarak
kongenital.
Katarak komplikata apabila Katarak terjadi akibat komplikasi dari
penyakit lain seperti penyakit sistemik, dan trauma.
B. Menurut Stadiumnya :
Stadium insipien Dimana mulai timbul katarak akibat proses
degenerasi lensa
Stadium imatur Lensa yang degeneratif mulai menyerap cairan
mata ke dalam lensa sehingga lensa menjadi cembung
Stadium matur merupakan proses degenerasi lanjut lensa , terjadi
kekeruhan seluruh lensa
Stadium hipermatur terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan
korteks lensa dapat mencair sehingga nucleus lensa tenggelam
dalam korteks lensa ( katarak Morgagni)
PERBEDAAN KARAKTERISTIK KATARAK UNTUK MENEGAKAN
DIAGNOSA SESUAI HASIL PEMERIKSAAN
4
VISUS (+) < << <<<
4) PENATALAKSANAAN
Setelah ditegakan diagnosa katarak maka lakukan rujukan ke pelayanan
kesehatan rujukan / Rumah Sakit sesuai SOP untuk penanganan lebih lanjut.
5) KONSELING
- Sarankan pada penderita rutin kontrol ke Rumah Sakit atau dokter
spesialis mata untuk melakukan pengecekan retina serta ketajaman
visual secara berkala.
- Sarankan kepada penderita untuk selalu menggunakan sunglass saat
beraktivitas diluar ruangan, hindari paparan sinar matahari langsung,
dan cahaya yang terlalu terang.
- Sarankan kepada penderita untuk tidak merokok serta jangan
mengkonsumsi minuman beralkohol.
- Anjurkan penderita makan makanan bergizi yang mengandung vitamin
A, C, E, dan protein seperti buah dan sayur berwarna terang, beras
merah, kacang-kacangan, sereal, minyak canola serta ikan.
- Hindari makanan yang terlalu banyak mengandung lemak dan garam.
7. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
1. Ruangan Pendaftaran dan Rekam Medis
8. Unit terkait
2. Poli Lansia
3. Laboratorium
4. Ruang Farmasi
11. Rekaman
N Tanggal Mulai
historis Yang diubah Isi Perubahan
o Diberlakukan
perubahan
5
6