Eliksir
Eliksir
ELIKSIR
I. DEFINISI SEDIAAN
Farmakope Indonesia Ed. III. 1976, hal 8
Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap, mengandung selain obat juga
zat tambahan seperti gula dan atau pemanis lainnya, zat warna, zat wewangi dan zat pengawet;
digunakan sebagai obat dalam.
Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang dimaksudkan untuk meningkatkan kelarutan obat. Dapat
ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilenglikol; sebagai pengganti gula dapat digunakan sirop gula.
Farmakope Indonesia Ed. IV. 1995, hal 15
o Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misal :
terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling
bercampur. Karena molekul – molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan
larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki
ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur.
o Bentuk sediaan larutan digolongkan menurut cara pemberiannya, misalnya larutan oral,
mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang
larut dalam air atau campuran kosolven air.
o Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi, dinyatakan sebagai sirup.
Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagai sirup atau sirup simpleks. Penggunaan
istilah sirup juga digunakan untuk bentuk sediaan cair lain yang dibuat dengan pengental dan
pemanis, termasuk suspensi oral.
o Disamping sukrosa dan gula lain, senyawa poli-ol tertentu seperti sorbitol dan gliserin dapat
digunakan dalam larutan oral untuk menghambat penghabluran dan untuk mengubah kelarutan,
rasa dan sifat lain zat pembawa. Umumnya juga ditambahkan antimikroba untuk mencegah
pertumbuhan bakteri, jamur dan ragi. Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven
dinyatakan sebagai eliksir.
Fornas Ed. II, hal 313 :
BP 2002, hal 1882 - 1883 :
Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi (Ansel) hal 304 :
RPS 2005 hal 746
o Konsentrasi alkohol yang terdapat dalam sediaan OTC oral berdasarkan FDA :
o Anak < 6 tahun : maksimal 0,5 %
o Anak 6-12 tahun : maksimal 5 %
o Anak > 12 tahun dan dewasa : maksimal 10 %
o Pada RPS 2005 hal 756, disebutkan bahwa eliksir termasuk ke dalam golongan larutan non-aqueous
dengan kandungan alcohol bervariasi mulai dari 3-5 % sampai 21-23 %.
British Pharmaceutical Codex 1973
5. Dapat digunakan oleh orang yang sukar menelan obat seperti anak-anak (pediatrik) dan orang
tua (geriatrik).
Kekurangan :
Voluminus, susah untuk diangkut atau disimpan
1. Stabilitas dalam bentuk larutan lebih jelek dibanding dalam bentuk tablet atau kapsul terutama bila zat
mudah terhidrolisis.
2. Larutan mudah ditumbuhi mikroorganisme.
3. Ketepatan dosis tergantung pada kemampuan pasien menakar.
4. Rasa obat yang kurang enak akan lebih terasa dalam bentuk larutan dibanding dalam bentuk tablet.
(ANSEL hal 341)
5. Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung kadar
gula yang lebih rendah sehingga kurang efektif dalam menutupi rasa obat dibanding dengan sirup.
(Dispensing of Pharmaceutical Student, hal 67;Disp of med, hal 502)
6. Beberapa obat yang mengandung bau yang kurang menyenangkan sukar ditutupi.
7. Memerlukan alat sendok untuk pemberian dosisnya
8. Jika terjadi wadah obat bentuk larutan pecah maka isi akan terbuang semua.
III. FORMULA
a. FORMULA BAKU
R/ :
zat berkhasiat
pelarut utama (air dan/atau etanol, dengan perbandingan tertentu untuk melarutkan zat berkhasiat)
pelarut tambahan (gliserol, sorbitol, propilen glikol)
bahan pembantu (pemanis, pewangi, pewarna, pengawet, anticaplocking agent, penstabil kimia seperti
pendapar, pengkomples, antioksidan)
TEORI SEDIAAN – Eliksir
APT MARET 2010
Berusaha dan Berdoa, pasti bisa!!!
Eliksir Fenobarbital
R/ Fenobarbital 4g
Orange Oil 0,25 mL
Propilen glikol 100 mL
Alkohol 200 mL
Sorbitol solution 600 mL
Pewarna q.s
Aquadest ad to 1000 mL
Eliksir Teofilin
(Lachman Teori dan Praktek Industri, hal 342)
R/
Teofilin 5,3 g
Asam sitrat 10 g
Liquid glukosa 44 g
Syrup 132 mL
Glycerin 50 mL
Sorbitol Solution 324 mL
Alkohol 200 mL
Sodium saccharin 5g
Lemon oil 0,5 g
FDC yellow No. 5 0,1 g
Aquadest ad 1000 mL
Alkohol bila digunakan pada konsentrasi cukup rendah akan memberikan aktivitas fisiologis dan apabila
digunakan dalam konsentrasi yang tinggi memberikan rasa membakar. Alkohol juga menekan rasa asin yang
kurang enak dari bromida, garam iodida dan lainnya. Bila memungkinkan, eliksir yang ditujukan
penggunaanya untuk anak-anak diformulasikan mengandung sedikit alkohol atau tidak sama sekali, sebab
alkohol tidak dianjurkan untuk diberikan kepada anak-anak sebagai pelarut. Propilen glikol digunakan
sebagai pelarut minyak essensial dari bahan kimia organik yang tidak larut air. Propilen glikol memberikan
rasa manis seperti gliserol.
Untuk mengetahui berapa banyak pelarut campur yang digunakan, dapat dihitung dari nilai konstanta dielektrik
total pelarut yang digunakan yang disesuaikan dengan Kd zat aktif.
Pengawet
Pertumbuhan jamur dan fermentasinya dalam eliksir dapat dihambat jika pembawa mengandung lebih
dari 20% alkohol, gliserol dan propilen glikol (Coopers & Gunn’s hlm 76). Sirup yang mengandung
kurang lebih dari 85% gula dapat menahan pertumbuhan mikroba oleh pengaruh tekanan osmotik
terhadap pertumbuhan mikroba. Sirup dengan kadar kurang dari 85% dengan penambahan poliol (seperti
sorbitol, gliserin, propilen glikol atau PEG) juga memiliki efek yang sama. Tekanan uap fenol lebih besar dari
tekanan uap normal cairan dan daerah penutup area (cap area) permukaan sehingga dapat mengurangi
potensial pertumbuhan mikroba sebagai hasil pengenceran permukaan. (The Theory and Practice of Industrial
Pharmacy, hal.467-468)
Konsentrasi pengawet untuk sediaan oral (Handbook of Exipient,hal 50, 390, 521, 526, 588) :
- Metil paraben 0,015-0,2%
- Propil paraben 0,01-0,02%
- Asam benzoat 0,01-0,10% untuk oral solution, dan 0,15% untuk oral sirup.
- Asam dan garam sorbat 0,05-0,2%
Sebagai pengatur pH untuk sediaan oral biasa digunakan NaOH, asam sitrat, dapar phosphat. Sedangkan
sebagai antioksidan biasa ditambahakn asam askorbat 0,01-0,1% (excipient ed. 4 hal 32) dengan pH stabilitas
5,4 dan sodium metabisulfit 0,01-1% (excipient ed. 4 hal 571).
Bahan Pewarna
Bahan pewarna yang biasa digunakan dalam eliksir:
Larutan Hasil warna Eliksir
Pemanis
Penambahan bahan pemanis digunakan untuk sirup yang mengandung pewangi, gliserol, sorbitol, sirup
onvert dan Na-sakarin. Sakarin dapat membantu menutupi rasa pahit dari sediaan antibiotika seperti
neomisin. (Cooper & Gunn’s, Dispensing for Pharmaceutical students hlm 76)
Pemanis yang biasa digunakan pada eliksir adalah gula atau pemanis lain sebagai pengganti gula dapat
digunakan sirupus simpleks (FI III).
Catatan : Larutan gula encer merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan jamur, ragi dan jasad renik lain,
karena itu semua alat yang dipakai dalam pembuatan sirup harus benar-benar bersih. Pertumbuhan jasad renik
umumnya diperlambat jika kadar sukrosa lebih besar dari 65%, tetapi kepekatan ini memungkinkan terjadinya
penghabluran sukrosa. Selain itu dapat menyebabkan caplocking pada tutup botol. Oleh karena itu kadar yang
umum dipakai sekitar 20-35% saja.
Flavouring
Untuk sediaan eliksir, bahan pemanis dan pewangi rasa buah lebih banyak digunakan daripada pembawa
aromatik dan ekstrak cairan liquorice. Pewangi rasa buah yang sering digunakan adalah:
- Black currant syrups dalam Eliksir Chloral paed.
- Juice Raspberry pekat dengan sirup invert dalam Parasetamol Eliksir.
- Lemon spirit dengan sirup dan sirup invert dalam Ephedrin Eliksir.
- Compound Orange Spirit dengan gliserol dalam Phenobarbital Eliksir.
Raspberry dan black currant sangat dikenal oleh anak-anak, dan sangat baik untuk menutupi rasa pahit obat.
Flavour orange efektif untuk menutupi rasa agak pahit barbiturat, sedangkan asam sitrat dan natrium sitrat
membantu menutupi rasa sedikit pahit dari streptomisin. (Coopers & Gunn’s hlm 76)
Thymol Vanillin
Monte-Bove peppermint air (mengandung minyak pedas) pekat mempunyai formula sebagai
berikut:
Peppermint oil USP 7,5
Tween 20 42,5
Aquadest ad 100
Ambil 1 mL minyak pekat, encerkan hingga 100 mL, maka larutan peppermint air setara
dengan aromatic air yang dibuat berdasarkan USP
Bahan terapeutik yang khas dan penggolongan bahan pewangi mempunyai nama khas dengan
formulasi tertentu. Flavour orange mint secara khusus berpengaruh dalam menutupi rasa
difenhidramin pada formulasi ekspektoran. Penggunaan spice vanila flavour untuk
sediaanfenilefrin dan klorfeniramin maleat (CTM) telah diajukan sebagai pertimbangan. Rasa
strawberry sangat sesuai untuk formulasi transquilizer. Kombinasi rasa apel dengan
butterscotch sangat sesuai untuk mengurangi rasa adsorben dari kaolin dan pektin, juga
dianjurkan untuk aminofilin dan teofilin.
Anti-Caplocking Agent
Biasanya digunakan golongan poli-ol (gugus -OH yang lebih dari satu), seperti gliserin dan sorbitol yang juga
berfungsi sebagai pemanis, karena sirupus simpleks yang digunakan hanya sekitar 20-35%.
V. PROSEDUR PEMBUATAN
Contoh formula :
R/ Zat aktif 100 mg
Sorbitol solution 30 %
Alkohol 10%
Propilenglikol 5%
Metil paraben 0,2% (% b/v dari volume 5mL)
Propil paraben 0,03%
Pewangi q.s
Pewarna q.s
Aquades ad. 5 ml
Misalkan : akan dibuat sediaan eliksir, dengan kekuatan sediaan 100 mg/5mL sebanyak 10 botol. Jumlah
yang akan diserahkan sebanyak 10 botol ditambah untuk uji mutu sediaan akhir dibutuhkan :
Karena dari seluruh uji diatas ada uji yang tidak destruktif sehingga dapat digunakan untuk uji
evaluasi yang lain. Jadi jumlah eliksir yang akan dibuat adalah 10 + 30 = 40 botol.
TEORI SEDIAAN – Eliksir
APT MARET 2010
Berusaha dan Berdoa, pasti bisa!!!
Perhitungan
Jumlah yang akan diserahkan sebanyak 10 botol, ditambah untuk uji mutu sediaan akhir
dibutuhkan 30 botol. Maka akan dibuat total : 40 botol.
Volume tiap botol dilebihkan 3% untuk menjamin ketepatan volume sediaan setelah dituang
dari botol. Persentase penambahan volume mengacu pada FI IV <1131>, hal 1044.
Volume sediaan tiap botol = 100 ml + (3 % x 100 ml) = 103 ml
Total volume sediaan yang akan dibuat : 40 botol x 103 ml = 4120 ml
Untuk mencegah kehilangan selama pembuatan maka total sediaan dilebihkan 10% sehingga volume
total yang dibuat = 4120 ml + (10% x 4120) ml = 4532 ml.
Penimbangan
No Bahan yang Untuk volume 5 ml Untuk volume 4532 ml
ditimbang
1 Zat aktif 100 mg 100 mg/ 5ml x 4532 ml = 90640 mg
2 Sorbitol 1,5 mg/ 5ml x 4532 ml = 1359,6 mg
30% b/v x 5 ml = 1,5 g
solution
3 Alkohol 10% b/v x 5 ml = 0,5 g 10% b/v x 4532 ml = 453,2 g
4 Propilen glikol 5%b/v x 5 ml = 0,25 g 5% b/v x 4532 ml = 226,6 g
5 Metil paraben 0,2% b/v x 5 ml = 0,01 g 0,2% b/v x 4532 ml = 9,064 g
6 Propil paraben 0,03% b/v x 5 ml = 0,0015 0,03% b/v x 4532 ml = 0,0015
7 Pewangi qs (dalam bentuk persen)
8 Pewarna qs (dalam bentuk persen)
9 Aquadest Ad 5 ml Ad 4532 ml
PROSEDUR PEMBUATAN
1. Air sebagai pembawa harus dididihkan kemudian didinginkan.
2. Bahan aktif dan bahan pembantu (jumlah yang diminta + evaluasi) ditimbang.
3. Pembuatan larutan sakarosa (FI. III. 567). Larutkan 65 bagian sakarosa dalam larutan metil
paraben 0,25 % b/v hingga terbentuk 100 bagian sirupus simpleks yang berfungsi sebagai
pengental dan pemanis.
4. Bahan aktif dihaluskan dalam mortar kemudian dilarutkan dalam satu pelarut yang paling
melarutkan zat-zat tersebut. Apabila kelarutan bahan berkhasiat di dalam masing-masing pelarut
yang akan dikombinasikan tidak tinggi, maka zat aktif dilarutkan sedikit demi sedikit ke dalam
pelarut campur tersebut.
5. Bahan pembantu dihaluskan dalam mortar kemudian dilarutkan dalam pelarut yang paling
melarutkan zat-zat tersebut.
6. Tambahkan berturut-turut larutan pengawet, larutan pewangi, larutan pewarna kedalam larutan zat
aktif. (Sedapat mungkin penambahan zat-zat pembantu dalam keadaan terlarut)
7. Tambahkan sisa pelarut campur
8. Masukkan pemanis.
9. Genapkan dengan air sampai volume yang diinginkan.
10. Masukkan kedalam wadah, tutup dan beri etiket.
(Sumber : Modul Praktikum Semisolida, 2003, hal 15,18).
TEORI SEDIAAN – Eliksir
APT MARET 2010
Berusaha dan Berdoa, pasti bisa!!!
VI. PERHITUNGAN
Cara menghitung konstanta dielektrik adalah:
Jumlah dari hasil perkalian masing-masing Kd pelarut dengan fraksi (%) dari masing-masing pelarut.
Misal:
b. EVALUASI KIMIA
1. Identifikasi (sesuai monografi)
2. Penetapan kadar ( sesuai monografi)
c. EVALUASI BIOLOGI
Penetapan potensi antibiotik untuk eliksir dengan zat aktif antibiotika (FI. IV hal 891-899). (Prosedur
evaluasi sama dengan larutan)