Tinjauan Keterdapatan Emas Pada Kompleks Ofiolit Di Indonesia PDF
Tinjauan Keterdapatan Emas Pada Kompleks Ofiolit Di Indonesia PDF
Oleh:
Teuku Ishlah
Pusat Sumber Daya Geologi
Jl. Soekarno Hatta No. 444 Bandung
SARI
Indonesia memiliki beberapa komplek ofiolit seperti yang ditemukan di Pegunungan
Bobaris dan Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan, Tanah Grogot Kalimantan Timur,
Bombana di Sulawesi Tenggara, dan Pegunungan Cycloops di Papua. Di Kawasan kompleks
ofiolit tersebut banyak ditemukan mineralisasi yang muncul setempat-setempat dan secara
terbatas ditemukan emas. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan mineralisasi emas yang
berasosiasi dengan komplek ofiolit. Mineralisasi emas dalam ultrabasa masih belum diketahui
secara luas karena belum dikaji secara intensif. Di beberapa area komplek ofiolit di Indonesia
pernah menjadi area Kontrak Karya Pertambangan Umum, sehingga data mineralisasi yang
berkaitan dengan ofiolit sangat berguna sebagai bahan kajian agar dapat diperoleh penerapan
model mineralisasi. Tinjauan ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mineralisasi pada
lingkungan komplek ofiolit di Indonesia.
ABSTRACT
Indonesia has several ophiolite complexes such as Bobaris and Meratus Mountains in South
Kalimantan, Tanah Grogot in East Kalimantan, Bombana in Southeast Sulawesi, and Cycloops
Mountains in Papua. In these complexes, mineralization locally occurs and gold as well. It
posibbly related to ophiolite-associated gold mineralization. Mineralization in Indonesia ophiolite
complex has not been understood since it has not been assessed intensively. Several Contract
of Work used to be exist in these ophiolite complexes, therefore mineralization data gained from
these areas become useful for assesment to get aplicable mineralization model. This review is
aimed to get overview of ophiolite-associated gold mineralization in Indonesia.
PENDAHULUAN
Pembentukan ofiolit telah lama menjadi oleh proses kristalisasi fraksional magma
perdebatan para ahli geologi. Sejak basa. Diawali dengan batuan dunit dan
berkembangnya teori tektonik lempeng, kromitit yang diikuti diatasnya oleh interlayer
pemahaman mengenai ofiolit menjadi wherlit, olivin piroksenit dan piroksenit,
semakin mudah dipahami. Ofiolit dikenal berangsur menjadi batuan gabroik yang
juga sebagai batu ular karena mirip dengan kaya dengan mineral plagioklas. Satuan ini
warna dan tekstur kulit ular. Sampai saat ini diperkirakan berada tidak selaras diatas
kebanyakan ahli geologi percaya bahwa zona tektonit ultrabasa. Bagian dasar pada
batuan ofiolit merupakan fragmen dari kerak umumnya didominasi oleh fabric laminar dari
samudera yang terbentuk pada pematang olivin berkaitan dengan pertumbuhan dan
tengah samudera (mid-oceanic ridge) dan pengendapan kristal kumulat. Satuan ini juga
bermigrasi ke zona subduksi di dalam sabuk merupakan batas petrologi Moho,
lipatan batas benua oleh proses tumbukan sementara batas seismik Moho berada pada
dari lempeng litosfer sehingga terbentuk batas atas.
secara alokton (allochtonous nature). Ofiolit Satuan Gabro – Gabrodiorit, merupakan
tersingkap secara luas di sepanjang lajur bagian atas dari seksi kumulat ultrabasa,
yang mengalami tektonisme kuat (Coleman, biasanya ditempati oleh sekuen batuan
1977). Pada umumnya ofiolit muncul pada mafik sampai leukokratik (leucocratic).
barisan pegunungan hasil tumbukan Karakter tekstur unit ini diindikasikan oleh
(collisional mountain range), merupakan mineral amfibol dan plagioklas yang sangat
kumpulan dari endapan laut dalam, basalt, kasar sampai halus.
gabro dan batuan ultrabasa yang terbentuk Satuan Terobosan Retas Tegak, juga
dari kerak samudera dan terangkat ke dalam dikenal sebagai sheeted dykes complex
kerak benua oleh proses yang dikenal yang tegak lurus dengan satuan batuan yang
sebagai subduksi. Menurut Monnier dkk menutupi di atasnya. Karena tidak semua
(1999), runtunan ofiolit mulai dari urutan komplek ofiolit memiliki satuan batuan
bawah ke atas (Gambar 1) terobosan retas tegak ini, beberapa
Alas batuan malihan (metamorphic menunjukkan terdapat satuan batuan
sole) terbentuk di atas mélange dalam ekstrusi yang menumpuk secara langsung di
runtunan ideal dikenal juga sebagai batuan atas batuan pluton.
malihan sub-ofiolit. Kumpulan batuan Satuan Lava Bantal, ke atas dari
malihan yang lengkap biasanya komplek ini terbentuk sequen regular
menunjukkan pengurangan derajat horizontal dari lava masif, lava bantal, breksi
metamorfisme yang cenderung semakin dan tuff.
menurun tajam dari fasies granulit sampai Satuan Sedimen Laut, yaitu suatu
sekis hijau. Selubung Utama (primary sekuen sedimen yang menunjukkan
mantle) dengan litologi berupa lerzolite yang lingkungan antara abisal sampai batial
merupakan magma dari selubung mantel. diindikasikan oleh tipe endapan sedimenter
Satuan Tektonit Ultrabasa, terdiri dari berupa rijang-radiolaria, batugamping
batuan ultramafik harzburgit, lherzolit, kromit pelagik merah, endapan mengandung logam
dunit, dan piroksenit. Sebagian besar ofiolit besi (metaliferous) merah-kuning dan breksi
disusun oleh batuan harzburgite yang miskin vulkanik.
akan unsur aluminium. Namun pada Mineralisasi mineral logam dan mineral
beberapa komplek ofiolit lainnya seperti bukan logam dalam urutan di atas, terdiri dari
lherzolite merupakan tipe batuan peridotit mineral logam kromit, dan mineral logam
yang dominan. Dunit pada umumnya hadir sulfida seperti nikel, tembaga dan seng.
sebagai lensa di dalam harzburgite atau Mineralisasi logam sulfida dalam lingkungan
lherzolit. Piroksenit terbentuk sebagai ofiolit ini juga ditemukan di beberapa tempat
lapisan, lensa atau retas di dalam di Indonesia seperti di Bobaris Kalimantan
harzburgite atau lherzolit yang terlipat dan Selatan. Sedangkan mineral bukan logam
arahnya sejajar dengan arah perlipatan atau mungkin berbentuk magnesit, talk dan
memotongnya seperti arah retas. asbes. Mineralisasi emas tidak dijelaskan
Satuan kumulat Ultrabasa dihasilkan dalam urutan tersebut diatas.Namun
mineralisasi emas dalam lingkungan ofiolit dengan 0,1 ppm. Kadar emas pada batuan
ditemukan di berbagai tempat di tanah air. liswanit menunjukkan pengayaan antara 5
sampai dengan 20 kali dari harga
TINJAUAN UMUM EMAS DI DAERAH kandungan emas rata-rata dalam batuan
OFIOLIT ultrabasa (2 – 10 ppb). Demikian juga hasil
Mineralisasi emas dalam komplek ofiolit dari contoh batuan samping liswanit,
telah lama diperbincangkan dan memperlihatkan hubungan positif antara
dipertanyakan oleh para ahli geologi. unsur emas dengan arsen. Selain As, unsur
Buisson dan Leblanc (1986) menyatakan Ba, Sb, B, Bi, Ag, Cu juga berasosiasi
bahwa mineralisasi emas dalam batuan dengan kadar emas tinggi sehingga dapat
ultrabasa bisa ditemukan pada jalur Archean digunakan untuk petunjuk zona mineralisasi.
Greenstone Belt. Dalam batuan ultrabasa Konsentrasi emas dalam liswanit
tersebut ditemukan mineral ubahan antara berhubungan dengan sulfida dan arsen
lain ubahan karbonat (carbonate alteration), yang diangkut oleh sisa larutan hidrotermal
metasomatisme kalium-natrium (K-Na yang mengandung belerang. Lensa liswanit
metasomatism), gerusan dan mineralisasi terbentuk pada tahap akhir dari kegiatan
sulfida (shearing and sulphide tektonik berupa serpentinisasi batuan
mineralization). Fenomena alterasi dan peridotit mantel, yang merupakan bagian
mineralisasi yang sama dapat ditemui dalam dari sekuen batuan ofiolit.
komplek ofiolit dengan keterjadian emas Dari hasil kajian dari ketiga lokasi
pada batuan ultrabasa yang mineralisasi emas tersebut diatas, Buisson
terkarbonatisasi. dan Leblanc (1986) mengusulkan genetic
Ahli Geologi Uni Sovyet melakukan model for gold-bearing listwaenites (Gambar
penelitian di Pegunungan Alpen pada batuan 2) yang menjelaskan bahwa ;
ultrabasa yang mengalami ubahan Liswanit adalah batuan karbonat
karbonasisasi menjadi batuan karbonat yang dalam ultrabasa dari ofiolit yang merupakan
disebut liswanit. Pada umumnya batuan areal sasaran eksplorasi emas. Genesa
karbonat tersebut terbentuk dari Mg-Fe-Ca mineralisasi emas dan mineral ubahan yang
karbonat, dan kuarsa yang berasosiasi terjadi serupa dengan yang ditemukan pada
dengan serpentin, talk, Mg-klorit, fuchsite batuan karbonatit di jalur ultrabasa berumur
(Cr-muscovite), dan mineral bijih logam Archean.
seperti hematit, magnetit, sulfida Fe-Ni atau Sumber utama emas yang
Fe-Cu dan sisa krom – spinel. Lensa liswanit berasosiasi dengan mineral sulfida, kromit,
umumnya terletak di sepanjang kontak magnetit adalah batuan ultrabasa yang
tektonik dan zona batuan karbonat-talk terserpentinisasi. Kadar emas ekonomis
dalam ultrabasa terserpentinisasi. Untuk terdapat pada urat kuarsa yang
menyusun model mineralisasi emas liswanit mengandung pirit, kadar unsur arsen yang
(genetic model for gold-bearing liswanites). tinggi.
Buisson dan Leblanc (1986) menyelidiki Model genetik mineralisasi emas
endapan emas di Komplek Ofiolit Liguaria di liswanit dalam sekala besar berupa sistem
Italia, komplek ultrabasa di paparan Saudi hidrotermal terjadi pada akhir dari tectonic
Arabia, dan Ophiolit Bou Azzer di Maroko emplacement dan serpentinisasi dari
Afrika Utara. ultrabasa, Au diperkaya oleh mineral opak
Dari mineralisasi emas yang terdapat dan diangkut dalam larutan thio-arsenic
pada batuan ultrabasa di Komplek Ofiolit (CO2-S-As-Cl-Na-K-B) yang berhubungan
Liguaria di Italia, komplek ultrabasa di dengan proses serpentinisasi. Kontak
paparan Saudi Arabia, dan Ophiolit Bou tektonik berperan sebagai saluran dari
Azzer di Maroko Afrika Utara, diketahui larutan hidrotermal dalam proses
bahwa sebaran mineralisasi emas sangat karbonatisasi.
acak dalam batuan ubahan liswanit
berbentuk lensa. Sebagian besar dari hasil
analisis dari percontohan batuan
memperlihatkan ciri yang sama yakni
mengandung emas antara 0,02 sampai
DAFTAR PUSTAKA
Buisson G and Leblanc M 1986, Gold bearing listwanit (carbonatized ultramafic rocks) from ophiolite
complex, Ophiolite Confrence, Glasgow, England.
Coleman Robert G., 1977. Ophiolites, Ancient Oceanic Litosphere?, Springer-Verlag Berlin Heidelberg
New York.
Monnier C., Plolve M., Pubellier M., Maury R.C., Bellon H and Permana H., 1999. Extensional to
Compressive at the SE Eurasian Margins as Record from the Meratus Ophiolite (Borneo, Indonesia),
Geodinamica Acta, 12, 43 55.
..................., 2010, Laporan Tahunan Inventarisasi, Penyelidikan dan Konservasi Sumber Daya Geologi
2009, publikasi Pusat Sumber Daya Geologi 2009.
...................., 1995,. Report on First Year of Feasibility Study Period. PT Meratus Sumber
Mas, 1995 (tidak dipublikasikan)
.....................,1991. Third Relinquishment Report for The Pelaihari Contract of Work Area, PT Pelaihari
Mas Utama, 1991
..........,,,,,.., 2001, Laporan Eksplorasi untuk Kontrak Karya Kode Wilayah 99 PK 0150, Kalimantan
Selatan, PT Scorpion Sampanahan Mineral, 2001.
Gambar 7. Urat karbonat dan urat kuarsa pada batuan ultrabasa di Kebutuh Duwur