Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ILMIAH

TINJAUAN KETERDAPATAN EMAS PADA KOMPLEKS OFIOLIT DI INDONESIA

Oleh:
Teuku Ishlah
Pusat Sumber Daya Geologi
Jl. Soekarno Hatta No. 444 Bandung

SARI
Indonesia memiliki beberapa komplek ofiolit seperti yang ditemukan di Pegunungan
Bobaris dan Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan, Tanah Grogot Kalimantan Timur,
Bombana di Sulawesi Tenggara, dan Pegunungan Cycloops di Papua. Di Kawasan kompleks
ofiolit tersebut banyak ditemukan mineralisasi yang muncul setempat-setempat dan secara
terbatas ditemukan emas. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan mineralisasi emas yang
berasosiasi dengan komplek ofiolit. Mineralisasi emas dalam ultrabasa masih belum diketahui
secara luas karena belum dikaji secara intensif. Di beberapa area komplek ofiolit di Indonesia
pernah menjadi area Kontrak Karya Pertambangan Umum, sehingga data mineralisasi yang
berkaitan dengan ofiolit sangat berguna sebagai bahan kajian agar dapat diperoleh penerapan
model mineralisasi. Tinjauan ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mineralisasi pada
lingkungan komplek ofiolit di Indonesia.

Kata kunci : mineralisasi, emas, ofiolit, ultrabasa

ABSTRACT

Indonesia has several ophiolite complexes such as Bobaris and Meratus Mountains in South
Kalimantan, Tanah Grogot in East Kalimantan, Bombana in Southeast Sulawesi, and Cycloops
Mountains in Papua. In these complexes, mineralization locally occurs and gold as well. It
posibbly related to ophiolite-associated gold mineralization. Mineralization in Indonesia ophiolite
complex has not been understood since it has not been assessed intensively. Several Contract
of Work used to be exist in these ophiolite complexes, therefore mineralization data gained from
these areas become useful for assesment to get aplicable mineralization model. This review is
aimed to get overview of ophiolite-associated gold mineralization in Indonesia.

Keywords : mineralization, gold, ophiolite, ultramafic

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 1 - 2012 1


MAKALAH ILMIAH

PENDAHULUAN
Pembentukan ofiolit telah lama menjadi oleh proses kristalisasi fraksional magma
perdebatan para ahli geologi. Sejak basa. Diawali dengan batuan dunit dan
berkembangnya teori tektonik lempeng, kromitit yang diikuti diatasnya oleh interlayer
pemahaman mengenai ofiolit menjadi wherlit, olivin piroksenit dan piroksenit,
semakin mudah dipahami. Ofiolit dikenal berangsur menjadi batuan gabroik yang
juga sebagai batu ular karena mirip dengan kaya dengan mineral plagioklas. Satuan ini
warna dan tekstur kulit ular. Sampai saat ini diperkirakan berada tidak selaras diatas
kebanyakan ahli geologi percaya bahwa zona tektonit ultrabasa. Bagian dasar pada
batuan ofiolit merupakan fragmen dari kerak umumnya didominasi oleh fabric laminar dari
samudera yang terbentuk pada pematang olivin berkaitan dengan pertumbuhan dan
tengah samudera (mid-oceanic ridge) dan pengendapan kristal kumulat. Satuan ini juga
bermigrasi ke zona subduksi di dalam sabuk merupakan batas petrologi Moho,
lipatan batas benua oleh proses tumbukan sementara batas seismik Moho berada pada
dari lempeng litosfer sehingga terbentuk batas atas.
secara alokton (allochtonous nature). Ofiolit Satuan Gabro – Gabrodiorit, merupakan
tersingkap secara luas di sepanjang lajur bagian atas dari seksi kumulat ultrabasa,
yang mengalami tektonisme kuat (Coleman, biasanya ditempati oleh sekuen batuan
1977). Pada umumnya ofiolit muncul pada mafik sampai leukokratik (leucocratic).
barisan pegunungan hasil tumbukan Karakter tekstur unit ini diindikasikan oleh
(collisional mountain range), merupakan mineral amfibol dan plagioklas yang sangat
kumpulan dari endapan laut dalam, basalt, kasar sampai halus.
gabro dan batuan ultrabasa yang terbentuk Satuan Terobosan Retas Tegak, juga
dari kerak samudera dan terangkat ke dalam dikenal sebagai sheeted dykes complex
kerak benua oleh proses yang dikenal yang tegak lurus dengan satuan batuan yang
sebagai subduksi. Menurut Monnier dkk menutupi di atasnya. Karena tidak semua
(1999), runtunan ofiolit mulai dari urutan komplek ofiolit memiliki satuan batuan
bawah ke atas (Gambar 1) terobosan retas tegak ini, beberapa
Alas batuan malihan (metamorphic menunjukkan terdapat satuan batuan
sole) terbentuk di atas mélange dalam ekstrusi yang menumpuk secara langsung di
runtunan ideal dikenal juga sebagai batuan atas batuan pluton.
malihan sub-ofiolit. Kumpulan batuan Satuan Lava Bantal, ke atas dari
malihan yang lengkap biasanya komplek ini terbentuk sequen regular
menunjukkan pengurangan derajat horizontal dari lava masif, lava bantal, breksi
metamorfisme yang cenderung semakin dan tuff.
menurun tajam dari fasies granulit sampai Satuan Sedimen Laut, yaitu suatu
sekis hijau. Selubung Utama (primary sekuen sedimen yang menunjukkan
mantle) dengan litologi berupa lerzolite yang lingkungan antara abisal sampai batial
merupakan magma dari selubung mantel. diindikasikan oleh tipe endapan sedimenter
Satuan Tektonit Ultrabasa, terdiri dari berupa rijang-radiolaria, batugamping
batuan ultramafik harzburgit, lherzolit, kromit pelagik merah, endapan mengandung logam
dunit, dan piroksenit. Sebagian besar ofiolit besi (metaliferous) merah-kuning dan breksi
disusun oleh batuan harzburgite yang miskin vulkanik.
akan unsur aluminium. Namun pada Mineralisasi mineral logam dan mineral
beberapa komplek ofiolit lainnya seperti bukan logam dalam urutan di atas, terdiri dari
lherzolite merupakan tipe batuan peridotit mineral logam kromit, dan mineral logam
yang dominan. Dunit pada umumnya hadir sulfida seperti nikel, tembaga dan seng.
sebagai lensa di dalam harzburgite atau Mineralisasi logam sulfida dalam lingkungan
lherzolit. Piroksenit terbentuk sebagai ofiolit ini juga ditemukan di beberapa tempat
lapisan, lensa atau retas di dalam di Indonesia seperti di Bobaris Kalimantan
harzburgite atau lherzolit yang terlipat dan Selatan. Sedangkan mineral bukan logam
arahnya sejajar dengan arah perlipatan atau mungkin berbentuk magnesit, talk dan
memotongnya seperti arah retas. asbes. Mineralisasi emas tidak dijelaskan
Satuan kumulat Ultrabasa dihasilkan dalam urutan tersebut diatas.Namun

2 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 1 - 2012


MAKALAH ILMIAH

mineralisasi emas dalam lingkungan ofiolit dengan 0,1 ppm. Kadar emas pada batuan
ditemukan di berbagai tempat di tanah air. liswanit menunjukkan pengayaan antara 5
sampai dengan 20 kali dari harga
TINJAUAN UMUM EMAS DI DAERAH kandungan emas rata-rata dalam batuan
OFIOLIT ultrabasa (2 – 10 ppb). Demikian juga hasil
Mineralisasi emas dalam komplek ofiolit dari contoh batuan samping liswanit,
telah lama diperbincangkan dan memperlihatkan hubungan positif antara
dipertanyakan oleh para ahli geologi. unsur emas dengan arsen. Selain As, unsur
Buisson dan Leblanc (1986) menyatakan Ba, Sb, B, Bi, Ag, Cu juga berasosiasi
bahwa mineralisasi emas dalam batuan dengan kadar emas tinggi sehingga dapat
ultrabasa bisa ditemukan pada jalur Archean digunakan untuk petunjuk zona mineralisasi.
Greenstone Belt. Dalam batuan ultrabasa Konsentrasi emas dalam liswanit
tersebut ditemukan mineral ubahan antara berhubungan dengan sulfida dan arsen
lain ubahan karbonat (carbonate alteration), yang diangkut oleh sisa larutan hidrotermal
metasomatisme kalium-natrium (K-Na yang mengandung belerang. Lensa liswanit
metasomatism), gerusan dan mineralisasi terbentuk pada tahap akhir dari kegiatan
sulfida (shearing and sulphide tektonik berupa serpentinisasi batuan
mineralization). Fenomena alterasi dan peridotit mantel, yang merupakan bagian
mineralisasi yang sama dapat ditemui dalam dari sekuen batuan ofiolit.
komplek ofiolit dengan keterjadian emas Dari hasil kajian dari ketiga lokasi
pada batuan ultrabasa yang mineralisasi emas tersebut diatas, Buisson
terkarbonatisasi. dan Leblanc (1986) mengusulkan genetic
Ahli Geologi Uni Sovyet melakukan model for gold-bearing listwaenites (Gambar
penelitian di Pegunungan Alpen pada batuan 2) yang menjelaskan bahwa ;
ultrabasa yang mengalami ubahan Liswanit adalah batuan karbonat
karbonasisasi menjadi batuan karbonat yang dalam ultrabasa dari ofiolit yang merupakan
disebut liswanit. Pada umumnya batuan areal sasaran eksplorasi emas. Genesa
karbonat tersebut terbentuk dari Mg-Fe-Ca mineralisasi emas dan mineral ubahan yang
karbonat, dan kuarsa yang berasosiasi terjadi serupa dengan yang ditemukan pada
dengan serpentin, talk, Mg-klorit, fuchsite batuan karbonatit di jalur ultrabasa berumur
(Cr-muscovite), dan mineral bijih logam Archean.
seperti hematit, magnetit, sulfida Fe-Ni atau Sumber utama emas yang
Fe-Cu dan sisa krom – spinel. Lensa liswanit berasosiasi dengan mineral sulfida, kromit,
umumnya terletak di sepanjang kontak magnetit adalah batuan ultrabasa yang
tektonik dan zona batuan karbonat-talk terserpentinisasi. Kadar emas ekonomis
dalam ultrabasa terserpentinisasi. Untuk terdapat pada urat kuarsa yang
menyusun model mineralisasi emas liswanit mengandung pirit, kadar unsur arsen yang
(genetic model for gold-bearing liswanites). tinggi.
Buisson dan Leblanc (1986) menyelidiki Model genetik mineralisasi emas
endapan emas di Komplek Ofiolit Liguaria di liswanit dalam sekala besar berupa sistem
Italia, komplek ultrabasa di paparan Saudi hidrotermal terjadi pada akhir dari tectonic
Arabia, dan Ophiolit Bou Azzer di Maroko emplacement dan serpentinisasi dari
Afrika Utara. ultrabasa, Au diperkaya oleh mineral opak
Dari mineralisasi emas yang terdapat dan diangkut dalam larutan thio-arsenic
pada batuan ultrabasa di Komplek Ofiolit (CO2-S-As-Cl-Na-K-B) yang berhubungan
Liguaria di Italia, komplek ultrabasa di dengan proses serpentinisasi. Kontak
paparan Saudi Arabia, dan Ophiolit Bou tektonik berperan sebagai saluran dari
Azzer di Maroko Afrika Utara, diketahui larutan hidrotermal dalam proses
bahwa sebaran mineralisasi emas sangat karbonatisasi.
acak dalam batuan ubahan liswanit
berbentuk lensa. Sebagian besar dari hasil
analisis dari percontohan batuan
memperlihatkan ciri yang sama yakni
mengandung emas antara 0,02 sampai

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 1 - 2012 3


MAKALAH ILMIAH

K E T E R D A PATA N E M A S PA D A arah utara hingga Kalimantan Timur. Batuan


BEBERAPA KOMPLEK OFIOLIT DI ofiolit Meratus-Bobaris termasuk tipe dari
INDONESIA Komplek ofiolit yang lengkap menurut
sekuen ofiolit ideal. Sabuk ofiolit ini berlanjut
1. Komplek Ofiolit Meratus kearah barat daya menembus Jawa bagian
Pegunungan Meratus dan Bobaris, terletak tengah (Karang Sambung) dan memiliki
di Kalimantan Selatan dan memanjang ke hubungan dengan batuan ultrabasa yang

Gambar 1. Kolom Runtunan Ofiolit Lengkap Menurut Moores (1982),


Wilson (1992)

Gambar 2. Model genetik mineralisasi emas dalam kompleks ofiolit

4 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 1 - 2012


MAKALAH ILMIAH

berada di pulau Sumatera. Di Pulau Laut Berdasarkan hasil kompilasi dan


yang ditempati oleh peridotit dan satuan pengamatan di lapangan, di pegunungan
gabro secara tidak selaras ditutupi oleh Bobaris dan pegunungan Meratus bayak
konglomerat. Batuan peridotit diterobos oleh terdapat indikasi mineralisasi emas yang
batuan gabro dan diorit dalam bentuk retas. terkait dengan batuan ofiolit yang
Batuan sedimen yang tersingkap di diantaranya tersebar di Kabupaten Banjar,
Pegunungan Meratus terdiri dari Formasi Tanah Laut, Banjarbaru dan Kotabaru.
Alino yang tersusun dari seri batuan Sebagian besar berupa endapan letakan
vulkaniklastik berupa aliran lava, intrusi, (placer) di Pamali, Riam Kanan, Sungai
breksi vulkanik graywackes dan tufa; Besar, Sungai Kalaan, Sungai Tambanio
Komplek Ofiolit yang tersusun oleh berupa endapan kuarter yang berasosiasi
harzburgite, piroksenit, werlit, websterit, dengan batuan terobosan basa – ultrabasa
dunit, gabro, dan gabrodiorit. Secara berupa dunit teralterasi dan peridotit..
setempat batuan ultrabasa mengalami Di dusun Kembatang Kecil, Buluh
serpentinisasi. Alas ubahan dari batuan Kuning, Kotabaru Kalimantan Selatan,
ultrabasa diatas berupa sekis kristalin. ditempati peridotit dan dunit yang diterobos
Satuan ini memiliki hubungan sesar naik oleh retas gabro/diabas (Gambar 4). Kuarsa
(overthrust) di atas Formasi Alino; dan felspar porfiri, secara tektonik menempati
Formasi Manunggal yang tersusun oleh bagian timur dari satuan batuan ultrabasa
batuan vulkanogenik, yang diendapkan sedangkan felspar porfiri berada di di bagian
setelah terjadinya anjakan ofiolit. Batuan selatan Kembatang Kecil. Batuan ultrabasa
ofiolit dan Formasi Manunggal diterobos oleh tersebut telah tersilisifikasi, karbonatisasi,
korok basal, andesitik, dan sejumlah intrusi terbreksikan dengan urat-urat kuarsa yang
gabroik, dioritik dan granitik (Gambar 3). membentuk stockwork . Mineralisasi emas

Gambar 3. Geodinamika Kalimantan Bagian Tenggara (Priyomarsono, 1984


dalam Monnier,1999)

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 1 - 2012 5


MAKALAH ILMIAH

Gambar 4. Peta Geologi Kembatang Kecil, Kabupaten Tanah Bumbu


Kalimantan Selatan (PT Meratus Sumber Mas, 1995)

muncul pada batuan ultrabasa yang 03 - 0,72 gr/t. Daerah Sampanahan


teralterasi, pada dyke diabas dan pada menempati bagian tengah dari Pegunungan
kontak kuarsa felsfar porfiri dengan batuan Meratus, yang terbentuk oleh penyusupan
ultrabasa yang teralterasi. Mineralisasi emas lempeng dan tumbukan busur kontinen pada
juga muncul dalam urat-urat kuarsa dan zaman kapur yang ditempati oleh peridotit,
pada dinding dalam felspar porfiri. Di bagian piroksenit, harzburgit, dunit dan gabbro.
barat, terdapat batuan ultrabasa yang Serpentinisasi yang kuat muncul dekat
terserpentinisasi sebagai batuan dasar dan struktur-struktur regional dan tubuh-tubuh
kontak sesar dengan batuan gabro/diabase batuan terobosan. Dalam skala regional,
(batuan terobosan). Di bagian timur tersusun seluruh batuan diatas diterobos oleh oleh
oleh kuarsa felspar porfiri yang mengalami batuan yang berkomposisi diorit-granit yang
mineralisasi dengann ubahan serpertinisasi, muncul sebagai kolom-kolom dan retas-
talk, propilitik, silisifikasi, dan phyllic dan retas memanjang yang berhubungan erat
mineralisasi emas dengan kadar Au 1,32 - dengan struktur regional, berumur berumur
4,23 gr/t ( PT Meratus Sumber Mas, 1995). Kapur Muda atau Tersier Awal. (PT Scorpion
Di Miing, Teluk Kepayang, Kotabaru, Sampanahan, 2001).
ditemukan mineralisasi emas dan tembaga Di Gunung Melati, Kecamatan
yang berasosiasi dengan pirit dan kalkopirit, Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut,
kadar Au antara 0,1-17,26 gr/t, dan Cu antara Kalimantan Selatan, ditemukan emas

6 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 1 - 2012


MAKALAH ILMIAH

berasosisi dengan peridotit terserpentinkan, Sulawesi, sementara batuan basa dominan


gabro, sekis talk klorit, sekis mafic, diorit pada bagian utara terutama sepanjang
diterobos andesit porfiritik dengan pantai utara dari lengan timur. Runtunan
mineralisasi emas dalam bentuk urat batuan ofiolit lengkap ditemukan pada
kuarsa. Sumberdaya tereka diperkirakan lengan timur yang terdiri dari batuan
mencapai 377.500 ton dengan kadar Au 2,5 - ultrabasa, basa, lava bantal dan sedimen
4 gr/t. Selain itu, di daerah mineralissi emas, pelagik yang didominasi oleh batugamping
di daerah Gunung Melati juga ditemukan laut dalam dan interkalasi rijang berlapis.
anomali unsur platinum (Pt) dengan kadar Sabuk Ofiolit ini sudah mulai terbentuk
diatas 0,1 ppm dengan panjang zona selama tumbukan jaman Kapur. Kolisi pada
anomali mencapai 1,5 km. Hal ini diperoleh jaman Neogen terjadi antara benua mikro
berdasarkan hasil analisis contoh tanah dari Banggai-Sula, Tukangbesi-Buton dan
bor tangan (hand auger) pada kedalaman Mekongga dengan sabuk metamorf
antara 0 - 4 meter. Anomali platinum terdapat Sulawesi bagian tengah dan Sabuk Ofiolit
dalam laterit hasil pelapukan batuan Sulawesi Timur, dimana lempeng mikro
serpentinisasi. Bila unsur platinum berkadar benua menyusup dibawah sabuk ofiolit dan
lebih dari 0,1 ppm diperbandingkan dengan daerah tumbukan (batuan dasar metamorf).
unsur Pd, diperoleh rasio 1 : 1,2. Ini Di sabuk Timur Sulawesi, batuan ofiolit ini
menunjukkan bahwa anomali platinum sangat penting dalam pengembangan
merupakan hasil dari pengkayaan supergen industri pertambangan, dengan terdapat
yang terbatas pada laterit pelapukan Tambang Nikel Soroako. Antara Bombana
ultrabasa. Unsur emas dalam laterit ini dan Sabuk ini terdapat singkapan batuan
dilaporkan sangat rendah (Third ultrabasa yang merupakan bagian dari dari
Relinquishment Report for The Pelaihari sabuk Timur Sulawesi seperti Tambang
Contract of Work Area November, 1991). Pomala yang merupakan lokasi
penambangan Ferronikel. Dari posisi
2. Bombana geografis dan umur, maka sekis yang
Secara administratif, Bombana mengandung emas di Bombana, penulis
berada wilayah Kabupaten Bombana, perkirakan bahwa sekis tersebut merupakan
Provinsi Sulawesi Tenggara. Daerah batuan dasar dari ofiolit Sulawesi Timur.
penyelidikan meliputi Kecamatan Poleang
Utara, Kecamatan Rarowatu dan Kecamatan 3. Sentani Jayapura.
Rarowatu Utara, Kabupaten Bombana Secara geologi, Daerah Danau
Provinsi Sulawesi Tenggara (Gambar 5). sentani terletak dalam komplek Cycloops
Secara tektonik terletak di selatan sabuk yang tersusun oleh batuan Kelompok
Ofiolit Sulawesi Timur. Malihan Cycloops, Satuan Batuan
Hasil penyelidikan Pusat Sumber Ultramafik, Satuan Batuan Mafik, Formasi
Daya Geologi (2010) menunjukkan bahwa Auwewa, Formasi Nubai, Formasi Makats,
emas primer terdapat pada satuan batuan Formasi Aurumi, Formasi Unk, Formasi
sekis yang mengalami pemineralan berupa Jayapura, Endapan Kipas Aluvial dan
urat-urat kuarsa yang mengisi rekahan atau Endapan Aluvial. Struktur geologi antiklin,
rongga-rongga penjajaran (foliasi) mineral sinklin, sesar normal, sesar naik dan sesar
pada satuan batuan sekis, sehingga mendatar. Arah umum struktur regional pada
mengubah batuan menjadi tersilisifikasi. batuan sedimen berarah baratlaut tenggara,
Mineral-mineral kuarsa yang mengisi beberapa hampir mendekati barat baratlaut,
rekahan atau rongga-rongga membentuk timur tenggara dan utara baratlaut, selatan
struktur cockade, vuggy dan dog teeth tenggara terutama pada batuan Tersier.
(Gambar 6). Struktur timurlaut - barat baratdaya terdapat
Secara regional, Bombana terletak pada batuan malihan dan ultrabasa,
disebelah selatan Sabuk Ofiolit Sulawesi sedangkan yang hampir utara selatan pada
Timur tersusun oleh batuan basa, ultrabasa, batugamping Kuarter dan juga batuan
batuan sedimen pelagik, dan melange pada malihan. Di sekitar Sentani ditemukan
beberapa tempat. Batuan ultrabasa pertambangan emas tanpa izin di Bumi
mendominasi pada lengan tenggara pulau Perkemahan dan Koya Koso. PETI di Bumi

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 1 - 2012 7


MAKALAH ILMIAH

Perkemahan terdapat di dalam endapan sebesar 45 mgr/m3. Di jalan raya menuju


koluvialberukuran pasir – kerakal, bagian lokasi PETI Bumi Perkemahan dijumpai
atas didominasi lempung – pasir halus, singkapan endapan talk yang berbentuk
berketebalan 3 m hingga lebih dari 10 m, lensa kecil atau urat (?) dalam batuan sekis,
mengandung fragmen kuarsa yang dan terlihat jelas berada disekitar kontak
melimpah (20 %) serta fragmen batuan dengan batuan ultramafik. PETI di Koya
ultramafik (5 %), metamorfik (5 %) dan urat Koso terdapat di dalam endapan koluvial
kuarsa (10 %) dengan kadar emas sekunder berwarna kelabu kemerahan, berukuran

Gambar 5. Peta Sebaran Ofiolit pulau Sulawesi dan lokasi keterdapatan


mineralisasi emas di Bombana, Sulawesi Tenggara

Gambar 6. Contoh batuan batuan sekis yang mengalami tersilifikasi kuat


(Laporan Tahunan Pusat Sumber Daya Geologi 2010)

8 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 1 - 2012


MAKALAH ILMIAH

lempung – bongkah, berketebalan 1 – 4 m, Pegunungan Meratus dan Bobaris yang


mengandung fragmen batuan ultramafik (5 merupakan sabuk Komplek ofiolit lengkap
%), metamorfik (5 %), batugamping (3 %) seperti pada sekuen ofiolit, ditemukan
dan urat kuarsa (5 %), 7,5 mgr/m3. mineralisasi emas. Mineralisasi emas di
Pegunungan Meratus, berkaitan dengan
4. Desa Kebutuh Duwur terobosan batuan yang lebih muda.
Di desa Kebutuh Duwur, Kabupaten Sambungan sabuk ini ke arah barat daya
banjar negara ditemukan penambangan hingga di Jawa Tengah terdapat mineralisasi
emas tanpa izin. Butiran emas ditemukan emas yang berasosiasi dengan ubahan
pada batuan ultrabasa (dunit) yang telah karbonatit. Di Daerah Papua, banyak
terubah/alterasi dengan minral ubahan ditemukan emas dalam batuan ofiolit. dari
terdiri serpentinisasi dan karbonatisasi dapat seluruh areal ofiolit yang terdapat indikasi
diamati pada batuan ultrabasa, yang emas, umumnya berada pada jalur tektonik
ditrobos urat kuarsa pirit, arsenopirit dan yang kuat dalam bentuk patahan, sesar
malakit (Widodo, dkk., 1999). Pada saat naik, kekar dan bidang penjajaran sehingga
ditinjau ke lokasi PETI Kebutuh Duwur , larutan sisa dapat memasukinya.
ditambang pada batuan ultrabasa ditemukan Dari penjelasan diatas, ada
urat-urat kuarsa dan karbonat yang disertai kemungkinan mineralisasi emas di dalam
mineral bijih pirit Komplek ofiolit di Indonesia berkaitan
dengan mineralisasi karbonatit yang
PENUTUP mrupakan pembawa mineralisasi emas.
Hasil tinjauan Komplek ofiolit di Untuk itu diperlukan evaluasi kembali
Indonesia seperti di pegunungan Meratus, daerah mineralisasi emas dalam Komplek
Sulawesi Timur dan Papua, atas terdapatnya ofiolit di Indonesia karena dalam wilayah
penambangan emas tanpa izin dan hasil tersebut banyak ditemukan endapan emas
eksplorasi emas di daerah tersebut, sukar baik dari PETI maupun dari KK
untuk diterapkan model genetik dengan Pertambangan umum dalam rangka
tepat karena data dukung data sangat minim pemahaman mineralisasi emas dalam
terutama data tentang batuan ubahan Komplek ofiolit.
karbonatit (liswanit) yang mengandung
emas. Namun dengan pendekatan model UCAPAN TERIMA KASIH
tersebut, diketahui bahwa mineralisasi emas Ucapan terima kasih disampaikan
dalam batuan ofiolit di Indonesia sangat buat rekan-rekan Pusat Sumber Daya
menarik untuk dibahas. Kemungkinan Geologi yang telah membantu dan
ditemukan endapan emas dalam Komplek memberikan masukan dalam
ofiolit juga mungkin pada masa depan. Untuk menyelesaikan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Buisson G and Leblanc M 1986, Gold bearing listwanit (carbonatized ultramafic rocks) from ophiolite
complex, Ophiolite Confrence, Glasgow, England.

Coleman Robert G., 1977. Ophiolites, Ancient Oceanic Litosphere?, Springer-Verlag Berlin Heidelberg
New York.

Monnier C., Plolve M., Pubellier M., Maury R.C., Bellon H and Permana H., 1999. Extensional to
Compressive at the SE Eurasian Margins as Record from the Meratus Ophiolite (Borneo, Indonesia),
Geodinamica Acta, 12, 43 55.

..................., 2010, Laporan Tahunan Inventarisasi, Penyelidikan dan Konservasi Sumber Daya Geologi
2009, publikasi Pusat Sumber Daya Geologi 2009.

...................., 1995,. Report on First Year of Feasibility Study Period. PT Meratus Sumber
Mas, 1995 (tidak dipublikasikan)

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 1 - 2012 9


MAKALAH ILMIAH

.....................,1991. Third Relinquishment Report for The Pelaihari Contract of Work Area, PT Pelaihari
Mas Utama, 1991

..........,,,,,.., 2001, Laporan Eksplorasi untuk Kontrak Karya Kode Wilayah 99 PK 0150, Kalimantan
Selatan, PT Scorpion Sampanahan Mineral, 2001.

Diterima tanggal 22 Maret 2012


Revisi tanggal 6 Mei 2012

Gambar 7. Urat karbonat dan urat kuarsa pada batuan ultrabasa di Kebutuh Duwur

10 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 1 - 2012


MAKALAH ILMIAH

Gambar 8. Foto kegiatan pendulangan oleh masyarakat di Kebutuhduwur

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 1 - 2012 11

Anda mungkin juga menyukai