Anda di halaman 1dari 98

MEMBACA PETA PENATAGUNAAN TANAH

A. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Mahasiswa diharapkan mampu membaca peta terutama peta-peta penatagunaan tanah, dalam
arti mengenali dan memahami isi peta tersebut yang digambarkan dengan menggunakan
simbol-simbol penatagunaan tanah.

B. Dasar Teori
Sumberdaya tanah merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan
hidup manusia, karena merupakan sumberdaya yang sangat diperlukan untuk setiap bentuk
kegiatan manusia seperti untuk pertanian, permukiman, industri, tempat rekreasi, maupun
sebagai kawasan lindung yang perlu dipertahankan kelangsungannya.
Kegiatan pembangunan yang semakin meningkat akan selalu membutuhkan tanah yang
semakin meningkat pula, sedangkan luas tanah yang tesedia relatif tetap. Oleh karena itu
sering terjadi berbagai benturan dan hambatan dalam pelaksanaan pembangunan. Tanah tidak
lagi dipandang dari segi agraris saja yang diidentikkan dengan kegiatan pertanian, sksn tetapi
telah berkembang menjadi berbagai segi kehidupan sehingga menimbulkan berbagai dimensi
masalah di bidang ekonomi, sosial, budaya, politik dan pertahanan keamanan.
Pembangunan melibatkan banyak pihak dari instansi pemerintah. Peran dari tiap pihak
berbeda, tetapi masing-masing saling mengisi. Perumusan kebijaksanaan yang baik, di
samping membutuhkan sasaran yang dirumuskan dengan jelas, juga sangat membutuhkan
fakta yang baik. Azas pemerataan pembangunan dan manfaatnya menuntut adanya fakta yang
diwilayahkan, karena hanya dengan cara demikian, pembangunan akan bisa memenuhi
aspirasi masyarakat setempat yang coraknya beraneka ragam.
Wilayah adalah bagian daripada muka bumi, yang karena adanya kesamaan geografis
dan/atau administratif membuat bagian dari muka bumi itu merupakan satu kesatuan yang
memiliki ciri-ciri atau sifat yang sama, dan yang membedakannya pula dengan muka bumi
yang lain. Pengertian wilayah menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun
2007 tentang Penataan Ruang adalah ruang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif
atau aspek fungsional (BPN;1993).
Dari berbagai hal tersebut perlu dilakukan pengolahan data pertanahan secara baik dan akurat
termasuk penyajiannya. Pengolahan data pertanahan bersifat spasial (keruangan),
memerlukan sarana yang baik agar mudah dipahami dan digunakan. Salah satu cara
penyajian data pertanahan yang digunakan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah
dengan peta. Karena peta adalah satu-satunya alat yang dapat dipakai untuk menyajikan
wilayah muka bumi dengan efektif, dimana detail daripada faktanya diatur dengan skala peta.
Ada pendapat yang mengemukakan bahwa apabila kita ingin memperoleh gambaran yang
baik tentang kegiatan pemanfaatan tanah di suatu wilayah, maka data dalam bentuk daftar
saja belum cukup, tetapi masih diperlukan letak daripada tiap jenis kegiatan pemanfaatan
tanah tersebut, sehingga akan terlihat hubungan antara kegiatan satu dengan lainnya.
Persyaratan ini hanya bisa dipenuhi kalau fakta tersebut disajikan dalam bentuk peta-peta.
(Sandy, 1975)
Oleh karena itu penyusunan dan pembuatan peta yang baik perlu terus ditingkatkan. Selain
itu pemahaman serta pengenalan tehadap berbagai simbol yang digunakan dalam peta serta
kelengkapan unsur peta perlu ditingkatkan pula, sehingga tidak terjadi penafsiran yang keliru
terhadap fakta yang disajikan dalam peta tersebut.
Membaca peta dapat diartikan sebagai usaha untuk mempelajari atau mengetahui
kenampakan-kenampakan yang terdapat di muka bumi atau data-data yang berkaitan dengan
keruangan melalui peta, tegasnya melalui simbol-simbol yang ada di dalam peta. Sedangkan
menganalisis peta merupakan usaha lebih lanjut daripada membaca peta, yakni berdasarkan
kenampakan-kenampakan yang dibaca dari peta, dianalisis baik satu per satu maupun dalam
hubungannya dengan yang lain, untuk kemudian digali mengapa terjadi kenampakn-
kenampakan tersebut. Jadi antara membaca peta dan menganalisa peta ini sangat berbeda
sekali. Akan tetapi dalam prakteknya, membaca peta dan menganalisa peta ini merupakan
suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan, sebab tidak lengkap dan tidak berarti apa-apa
kalau pembacaan tidak disertai dengan menganalisa sekaligus.
Untuk dapat membaca peta dan menganalisa peta dengan baik, seseorang harus memiliki :
1. Kemampuan membayangkan, artinya dengan melihat simbol yang ada kemudian dapat
membayangkan bagaimana keadaan medan yang sebenarnya.
2. Ketajaman menganalisa, dapat menganalisis setiap kenampakan yang digambarkan di
dalam peta baik secara sendiri-sendiri maupun secara keseluruhan terhadap kenampakan yang
terdapat di dalam peta dan juga hubungannya dengan tema peta yang lain.
3. Pengetahuan secara umum, ini diperlukan karena peta dapat memuat berbagai
kenampakan, sedang maksud pembacaan peta sesuai dengan kepentingan tertentu sering
harus memperhatikan berbagai hal.
4. Latihan yang teratur, ini dilakukan baik berdasarkan simbol-simbol yang digambarkan
pada peta maupun dengan mengecek kebenaran dari kenampakan yang ada di lapangan dari
apa yang digambarkan dalam peta tersebut.
Di dalam membaca peta dan menganalisa peta, tidak boleh dilupakan bahwa peta yang
digambarkan dalam kertas atau bidang datar itu sebenarnya menggambarkan permukaan
bumi yang melengkung. Di samping itu permukaan bumi yang luas dan hanya digambarkan
dalam bidang gambar yang sempit atau terbatas, akan banyak terjadi kesalahan atau kekurang
lengkapan kenampakan atau data yang seharusnya ada. Kesalahan atau kekurang lengkapan
ini terjadi berkaitan dengan penggunaan proyeksi peta dan skala peta yang digunakan pada
pembuatan peta tersebut, dan ini juga menyangkut luasan areal yang dipetakan. Selain
kesalahan-kesalahan dan kekurangan dalam penyajian data tersebut, dalam pembacaan peta,
kesalahan dapat terjadi dalam menginterpretasi data yang digambarkan, yang antara lain
karena :
a. Pembaca peta kurang mengetahui masalah/pengetahuan tentang peta,
b. Kurang mengerti arti simbol-simbol yang digunakan,
c. Petanya kurang dapat dipercaya (sumbernya) atau peta itu sudah terlalu usang, sehingga
sudah sangat dimungkinkan fakta yang disajikan sudah kadaluwarsa.
Dalam membaca peta ada beberapa faktor atau unsur yang terdapat dalam peta yang harus
diperhatikan antara lain:
1. Judul peta, judul ini menunjukkan tema peta apa yang digambarkan, lokasi atau daerah
mana yang digambarkan dalam peta tersebut.
2. Tema peta, menunjukkan macam peta apa yang digambarkan atau dibuat berdasar
kepentingannya. Misalnya : peta penggunaan tanah, peta kemampuan tanah.
3. Indeks peta, menunjukkan sistim pemberian nomor atau lokasi yang lebih luas pada tiap
lembaran peta sehingga dengan demikian dapat diketahui lokasi dari peta yang dibaca
terhadap daerah sekitarnya. Sehingga kalau diperlukan daerah sekitarnya maka akan dengan
mudah untuk memperolehnya sesuai dengan nomor indeksnya.
4. Simbol-simbol peta, ini merupakan gambar pengganti dari kenampak obyek atau data yang
ada di lapang yang digambarkan sesuai dengan tema peta.
5. Sumber pembuat peta, perlu dilihat apakah pembuat atau penerbit peta itu merupakan
badan atau lembaga yang mempunyai kompetensi dalam soal perpetaan. Juga sumbernya dari
mana, ini akan menentukan besar kecilnya kepercayaan yang diberikan terhadap kebenaran
peta yang dibaca.
6. Tahun pembuatan peta, peta menggambarkan keadaan medan, baik medan alami maupun
buatan, yang kesemuanya ini bukan merupakan kenampakan yang statis, melainkan selalu
berubah. Oleh karena itu peta yang dibuat dalam waktu yang telah lama kurang
mencerminkan keadaan sekarang. Dalam hal ini kalau memungkinkan dalam penggunaan
peta sebaiknya peta yang terbaru.
7. Skala peta, sangat erat hubungannya dengan tingkat ketelitian data yang digambarkan.
Semakin besar skalanya datanya semakin rinci atau detail, tetapi dengan skala yang kecil data
yang digambarkan lebih global atau tidak rinci dan areal atau daerah yang digambarkan lebih
luas.
8. Legenda, merupakan keterangan tentang arti simbol, yang letaknya di luar muka peta.
Dalam pembuatan peta, simbol-simbol adalah merupakan unsur yang sangat penting, karena
dalam membaca peta berarti kita mengartikan simbol-simbol yang ada dalam peta sesuai
dengan temanya. Karena simbol adalah suatu gambar pengganti yang berfungsi untuk
menggambarkan keadaan obyek dan letaknya yang sebenarnya di dalam peta dari suatu
obyek atau data yang sebenarnya di lapang. Simbol yang baik adalah simbol yang judah
dikenal dan mudah digambar. Di dalam pembuatan peta penggunaan simbol-simbol inilah
peta dapat di baca. Simbol dapat menggambarkan data atau obyek yang sifatnya kualitatif dan
kuantitatif, sedang menurut macamnya simbol apat dibedakan menjadi 3 macam yaitu simbol
titik, garis dan luasan (bidang, area atau wilayah) dan menurut bentuk atau wujudnya dapat
dibedakan menjadi simbol piktorial (mirip dengan keadaan aslinya), simbol geometri dan
simbol huruf atau angka.
Di lingkungan Direktorat Penatagunaan Tanah Badan Pertanahan Nasional terdapat berbagai
jenis peta; seperti peta kemampuan tanah, peta penggunaan tanah perdesaan, peta
penggunaan tanah perkotaan dengan berbagai skala, dari yang berskala kecil sampai dengan
peta berskala besar. Di antara 3 macam simbol tersebut, simbol area perlu mendapatkan
perhatian khusus, karena simbol ini menunjukkan luasan dari bagian permukaan bumi dan
dalam penggambaran simbolnya harus mempunyai keseragaman, misalnya keseragaman
mengenai jenis penggunaan tanahnya, jenis unsur-unsur kemampuan tanahnya seperti tekstur
tanah, drainase dan sebagainya. Untuk mengenal berbagai macam simbol yang digunakan
dalam peta tata guna tanah terutama peta penggunaan tanah dan peta kemampuan tanah
dalam berbagai skala (lihat pada lampiran petunjuk penggambaran peta tata guna tanah).
Seperti yang telah disampaikan di muka, bahwa peta dengan skala besar akan menyajikan
fakta yang lebih rinci daripada peta yang berskala kecil. Perbedaan tingkat kerincian fakta
dapat ditampilkan dengan menggunakan simbol-simbol yang menyatakan tingkat
intensitasnya, dan sering pula dibedakan atas semakin banyaknya pembagian kelas dari
sesuatu unsur kenampakan yang ada. Selain daripada itu pada peta tata guna tanah sering
dijumpai simbol-simbol yang berarti kualitatif maupun kuantitatif yang menggambarkan
tingkat kelas suatu kenampakan medan dengan menggunakan bentuk-bentuk simbol yang
sama tetapi terdapat perbedaan dalam besar kecilnya ukuran simbol yang digunakan.

C. Bahan dan Alat Praktikum


1. Bahan Praktikum :
- Peta penggunaan tanah perdesaan skala 1 : 50.000
- Peta Penggunaan tanah skala 1 : 50.000
- Peta kemampuan tanah skala 1 : 5.000
- Kertas HVS
- Kertas Kalkir

2. Alat Praktikum :
- Komputer dengan program untuk penggambaran peta (Automap/Autocad, MS Word, dll)
- Printer
- penggaris
- Scanner

D. Cara Kerja
1. Menyiapkan peta penggunaan tanah atau peta kemampuan tanah yang akan dibaca dengan
skala yang berbeda. (peta terlampir)
2. Scan peta tersebut dengan menggunakan scanner, kemudian kita lakukan pendigitan peta-
peta tersebut dengan menggunakan software automap/autocad beserta pembuatan informasi
tepi dari peta tersebut.
3. Lengkapi pula peta yang telah digambar pada point 2, dengan elemen-elemen peta yang
lainnya, sehingga hasilnya merupakan sebuah peta tematik yang lengkap.
4. Lakukan pengamatan terhadap peta penggunaan tanah dan peta kemampuan tanah, cermati
macam atau bentuk-bentuk simbol yang digunakan.
5. Perhatikan apakah terdapat perbedaan dari simbol-simbol yang digunakan pada peta
dengan skala yang berbeda. Catat perbedaan yang ada, dan perbedaan tersebut menunjukkan
apa dan bagaimana kesimpulan saudara?
6. Buatlah pengelompokkan macam-macam simbol yang digunakan dalam peta (simbol titik,
garis, area), dan kemudian disusun dalam suatu tabel pengelompokkan simbol disertai dengan
legenda dari masing-masing simbol.
7. Buatlah pembahasan mengenai hasil pembacaan simbol atau penafsiran simbol dari peta
tersebut, dengan penjelasan secukupnya bagaimana daerah yang dipetakan atau digambarkan
tersebut sesuai dengan tema petanya.

E. Hasil Praktikum dan Pelaporan


Hasil Praktikum :
1. Tabel daftar pengelompokkan simbol berdasarkan macamnya dan disertai gambar simbol
beserta arti atau keterangannya.
2. Daftar unsur peta beserta penjelasan tentang fungsi atau kegunaan unsur peta.
3. Salinan peta penggunaan tanah atau kemampuan tanah pada kertas kalkir lengkap dengan
elemen-elemen peta.
4. Pembahasan hasil pembacaan peta.

Bentuk Pelaporan :
1. Isi laporan meliputi : 1). Judul Praktikum 2). Tujuan Instruksional Khusus (TIK). 3). Dasar
Teori 4). Bahan dan alat yang digunakan 5). Tahapan pelaksanaan 6). Hasil praktikum dan
pembahasan 7). Kesimpulan
2. Tulisan sampul : Laporan Praktikum Penatagunaan Tanah; Acara : I Membaca Peta;
Lambang Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional; Identitas mahasiswa dan Nama Instruktur;
dibagian bawah dituliskan Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta, Program
Diploma IV Pertanahan, dan dibawahnya Tahun.

F. Alokasi Waktu Praktikum


Alokasi waktu praktikum 2 kali pertemuan

G. Pendalaman Materi
1. Apakah yang dimaksud dengan peta?
Peta adalah Gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan ukuran yang lebih kecil
dengan skala tertentu dan digambarkan dalam bentuk simbol – simbol dan selektif
2. Bilamanakah suatu peta disebut itu disebut peta yang baik?
 Tidak boleh membingungkan
 Mudah dimengerti atau ditangkap maknanya oleh si pengguna peta
 Dapat memberikan gambaran yang sebenarnya , peta harus teliti, sesuai dengan tujuannya.
 Mempunyai estetika/ ada nilai seni
3. Persyaratan apa yang harus dimiliki oleh seorang yang akan membaca peta?
 Kemampuan membayangkan, artinya dengan melihat simbol yang ada kemudian dapat
membayangkan keadaan medan yang sebenarnya.
 Ketajaman menganalisa, dapat menganalisa setiap kenampakan yang digambarkan didalam
peta baik secara sendiri – sendiri maupun secara keseluruhan terhadap kenampakan yang
terdapat didalam peta dan juga hubungannya dengan tema peta yang lain.
 Pengetahuan secara umum , ini diperlukan karena peta dapat memuat berbagai
kenampakan, sedang maksud pembacaan peta sesuai dengan kepentingan tertentu sering
harus memperhatikan berbagai hal.
 Latihan yang teratur, ini dilakukan baik berdasarkan simbol – simbol yang digambarkan
pada peta maupun dengan mengecek kebenaran dari kenampakan yang ada dilapangan dari
apa yang digambarkan
 Dalam membaca peta, Anda harus memahami dengan baik semua simbol atau informasi
yang ada pada peta. Kalau Anda dapat membaca peta dengan baik dan benar, maka Anda
akan memiliki gambaran mengenai keadaan wilayah yang ada dalam peta, walaupun belum
pernah melihat atau mengenal medan (muka bumi) yang bersangkutan secara langsung.
 Ada beberapa hal perlu ketahui dalam membaca peta antara lain:
i. Isi peta dan tempat yang digambarkan, melalui judul.
ii. Lokasi daerah, melalui letak garis lintang dan garis bujur.
iii. Arah, melalui petunjuk arah (orientasi).
iv. Jarak atau luas suatu tempat di lapangan, melalui skala peta.
v. Ketinggian tempat, melalui titik trianggulasi (ketinggian) atau melalui garis kontur.
vi. Kemiringan lereng, melalui garis kontur dan jarak antara garis kontur yang berdekatan.
vii. Sumber daya alam, melalui keterangan (legenda).
viii. Kenampakan alam, misalnya relief, pegunungan/gunung, lembah/sungai, jaringan lalu
lintas, persebaran kota. Kenampakan alam ini dapat diketahui melalui simbol-simbol peta dan
keterangan peta.

.
4. Apakah yang dimaksud dengan simbol pada peta? Ada berapa macam simbol peta,
sebutkan dan jelaskan?
Simbol peta adalah suatu bentuk/tanda/gambar untuk mewakili dari kenampakan dimuka
bumi dalam peta agar informasi yang disampaikan mencapai sasaran
Macam – macam simbol peta dibedakan atas :
• Bentuk Simbol
Menurut bentuknya simbol peta dapat dibedakan menjadi :
a. Simbol Titik : digunakan untuk menunjukkan posisi atau lokasi dan identitas dari unsur
yang diwakilinya. Contoh : simbol titik tiangulasi.
b. Simbol garis : digunakan jika unsur yang diwakilinya berbentuk garis. Contohnya : sungai,
jalan, rel kereta api.
c. Simbol Area : digunakan untuk menampilkan unsur-unsur yang berhubungan dengan
luasan. Contoh : simbol kecamatan, kabupaten, dll.
• Ujud Simbol
Ujud simbol dikelompokkan dalam tiga kategori :
a. Simbol Piktorial yaitu simbol yang sama dengan keadaan yang sesungguhnya atau yang
sudah disederhanakan.
b. Simbol Geometrik/Abstrak yaitu simbol-simbol dengan bentuk teratur seperti lingkaran,
bujur sangkar, segitiga, dsb.
c. Simbol Huruf/Angka yaitu simbol yang disusun oleh huruf atau angka untuk menyatakan
unsur tertentu yang sangat khas.
5. Jelaskan bedanya simbol dengan Legenda
 Simbol peta adalah suatu bentuk/tanda/gambar untuk mewakili dari kenampakan dimuka
bumi dalam peta agar informasi yang disampaikan mencapai sasaran
 Legenda adalah keterangan yang menjelaskan informasi tentang suatu simbol peta.

6. Adakah persamaan simbol pada peta penggunaan tanah dengan simbol pada peta
kemampuan tanah? Jelaskan jawaban saudara?
Ada persamaannya terutama untuk simbol yang mewakili unsur-unsur geografis

7. Apakah yang dimaksud dengan simbol bersiafat kualitatif? Berikan contohnya?


Simbol bersifat kualitatif maksudnya data kualitatf tidak menyebutkan jumlah atau nilai maka
pencerminan dalam peta hanyalah mengungkapkan agihan atau distribusi keruangan dari
unsur yang dipetakan saja, contohnya :
• Data posisional/titik adalah bentuk titik yang dalam pelaksanaannya dapat dipilih diantara
piktorial,geometrik ataupun huruf. Contoh : letak titik dasar teknik disuatu daerah.
• Data linear : simbol yang digunakan dalam bentuk simbol garis, misalnya jalan, sungai,
batas administrasi, dll.
• Data bidang/luasan : simbol yang digunakan adalah bentuk simbol bidang atau pola,
misalnya sebaran bidang-bidang tanah disuatu daerah.
8. Sebutkan elemen elemen yang harus ada pada suatu peta?
Peta yang baik biasanya dilengkapi dengan komponen-komponen peta, agar peta mudah
dibaca, ditafsirkan dan tidak membingungkan. Adapun komponen-komponen yang harus
dipenuhi dalam suatu peta antara lain:
• Muka Peta
Muka peta adalah tema atau daerah yang digambarkan padasuatu daerah tertentu yang berupa
;
a. Rangka jala (grid,gratikul)
b. Unsur geografi dan buatan manusia
c. Garis tepi peta (mapneat line)
• Informasi/keterangan tepi adalah suatu keterangan yang dicantumkan di daerah tepi peta
yang berisi informasi peta. Meliputi antara lain :
a. Judul Peta
b. Daerah yang dicakup
c. Skala peta
d. Orientasi arah utara
e. Legenda/simbol
f. Petunjuk lembar peta (Indeks peta)
g. Nomor Lembar Peta
h. Titik dasar teknik
i. Batas wilayah pemerintah
j. Garis kontur
k. Petujuk pembacaan koordinat geografi
l. Petunjuk pembacaan koordinat UTM
m. Keterangan riwayat peta
n. Singkatan
• Informasi didaerah batas (garis tepi peta)
a. Koordinat geografi
b. Nilai gratikul
c. Koordinat UTM
d. Nilai grid
9. Adakah kaitannya antara skala dengan simbol peta?
Simbol sangat terkait dengan skala peta. Semakin besar skalanya maka cakupan areanya akan
lebih sempit,data yang ditampilkan semakin rinci sehingga simbol yang dibutuhkan makin
banyak untuk mewakili kenampakan pada peta dan semakin kecil skalanya maka cakupan
areanya makin luas , data yang ditampilkan makin umum sehingga simbol yang dibutuhkan
makin sedikit karena gambarannya bersifat global.
10. Jelaskan hubungan skala peta dengan isi peta?
Kaitan skala dengan isi peta yaitu menyangkut informasi yang akan ditampilkan dalam peta
tersebut. Semakin kecil skala peta maka peta tersebut akan peta tersebut akan mencakup
daerah yang semakin luas maka isi peta tersebut akan menampilkan suatu informasi atau isi
untuk daerah yang luas tetapi informasi/isi peta tersebut bersifat umum dan mencakup daerah
yang luas. Sedangkan semakin besar skala peta maka peta tersebut akan mencakup daerah
yang semakin sempit tetapi lebih menampilkan isi /informasi yang lebih detil dan jelas.
H. Kesimpulan
Peta adalah Gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan ukuran yang lebih kecil
dengan skala tertentu dan digambarkan dalam bentuk simbol – simbol dan selektif. Dalam
praktikum kali ini mempelajari bagaimana membaca peta penggunaan tanah, peta
penggunaan tanah skala 1 : 50.000, peta penggunaan tanah skala 1 : 5000, peta kemampuan
tanah skala 1 : 5000. dari ketiga peta tersebut setelah di amati antara peta penggunaan tanah
skala 1: 50.000 dengan peta penggunaan tanah skala 1: 5000 ada perbedaan yang sangat
signifikan yaitu mengenai cakupan wilayah dan data yang ditampilkan dalam peta. Semakin
besar skalanya maka cakupan areanya akan lebih sempit,data yang ditampilkan semakin rinci
sehingga simbol yang dibutuhkan makin banyak untuk mewakili kenampakan pada peta.
Semakin kecil skalanya maka cakupan areanya makin luas , data yang ditampilkan makin
umum sehingga simbol yang dibutuhkan makin sedikit karena gambarannya bersifat global.
Sehingga dapat disimpulkan dalam pembuatan peta hal yang paling utama dalam
pengambilan data lapangan adalah skala peta yang akan di pakai karena menentukan
kerincian data yang diambil
Pemetaan Geomorfologi

1. Pengertian
Secara umum, peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar)
keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan
perbandingan/skala tertentu. Peta sendiri, kemudian berkembang sesuai dengan kebutuhan
dan penggunaannya, salah satunya adalah peta geomorfologi yang digunakan seorang
geologist untuk menggambarkan/memberikan dan mengkaji informasi tentang bentang alam
suatu daerah. Untuk membuat suatu peta geomorfologi, biasanya geologist menggunakan
peta topografi.

contoh peta geomorfologi yang dibuat oleh kartograf luar negeri


2 Peta Topografi
2.1 Pengertian
Berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti
menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang
berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis
kontur mewakili satu ketinggian. Walaupun peta topografi memetakan tiap interval
ketinggian tertentu, namun disertakan pula berbagai keterangan pula yang akan membantu
untuk mengetahui secara lebih jauh mengenai daerah permukaan bumi yang terpetakan
tersebut.
Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama
dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili
satu ketinggian. Peta topografi mengacu pada semua ciri-ciri permukaan bumi yang dapat
diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang dapat ditentukan pada posisi tertentu. Oleh
sebab itu, dua unsur utama topografi adalah ukuran relief (berdasarkan variasi elevasi axis)
dan ukuran planimetrik (ukuran permukaan bidang datar). Peta topografi menyediakan data
yang diperlukan tentang sudut kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara
umum dan pola urbanisasi. Peta topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin
ciri-ciri permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-batas skala.
Peta topografi dapat juga diartikan sebagai peta yang menggambarkan kenampakan alam
(asli) dan kenampakan buatan manusia, diperlihatkan pada posisi yang benar. Selain itu peta
topografi dapat diartikan peta yang menyajik an informasi spasial dari unsur-unsur pada
muka bumi dan di bawah bumi meliputi, batas administrasi, vegetasi dan unsur-unsur buatan
manusia.
Peta topografi ialah peta yang menunjukkan keadaan muka bumi sebuah kawasan,
selalunya menggunakan garisan kontur dalam peta modern. Peta topografi mestilah
mempunyai garisan lintang dan garisan bujur dan titik pertemuannya menghasilkan
koordinat. Koordinat ialah titik persilangan antara garisan lintang dan bujur.
Peta topografi yang piawai biasanya menggunakan skala 1:50,000. Skala seperti ini
dapat menunjukkan sesebuah kawasan seluas Putrajaya dengan lebih lengkap dan sempurna.
Peta topografi memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan dengan peta rupa bumi.
Peta topografi yang piawai biasanya menggunakan skala 1:50,000. Skala seperti ini
dapat menunjukkan sebuah kawasan seluas Putrajaya dengan lebih lengkap dan sempurna.
Peta topografi memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan dengan peta rupa bumi. Peta
topografi dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, serta dapat digunakan sebagai peta
dasar (base map) dalam pembuatan peta tematik, seperti peta arkeologi dan peta turis (lihat
Prihandito 1989: 17). Dalam survei arkeologi, peta topografi berguna untuk memperoleh
gambaran umum tentang wilayah yang diteliti. Dalam kondisi tertentu, misalnya medan
survei yang terlalu berat, peta yang sudah ada dapat dipakai untuk memplotkan temuan
arkeologis. Pemetaan tersebut, meskipun hanya bersifat sementara, sangat efektif
untuk menyimpan dan menyelamatkan data arkeologis (Hascaryo dan Sonjaya 2000: 1).
Peta topografi adalah peta yang memiliki informasi tentang ketinggian permukaan
tanah pada suatu tempat terhadap permukaan laut, yang digambarkan dengan garis-garis
kontur. Informasi topografi yang terdapat pada peta topografi dapat digunakan untuk
membuat model tiga dimensi dari permukaan tanah pada peta tersebut. Dengan model tiga
dimensi maka objek pada peta dilihat lebih hidup seperti pada keadaan sesungguhnya di
alam, sehingga untuk menganalisa suatu peta topografi dapat lebih mudah dilakukan. Sebagai
bagian dari komunitas ahli ilmu kebumian, kita pasti sudah tidak asing lagi dengan peta
topografi. Peta topografi ini penting, karena sebagai peta dasar, nantinya dapat digunakan
sebagai dasar bagi pengembangan sebagai peta-peta tematik lainnya.

contoh peta topografi yang umumnya digunakan sebagai peta dasar untuk pembuatan
berbagai jenis peta tematik

Di Indonesia, khususnya pada tambang batubara, di mana keberadaan potensi


batubaranya masih banyak yang dijumpai pada kedalaman kecil (dangkal), maka tambang
terbuka adalah pilihan yang paling tepat dan ekonomis. Tetapi di Jepang, di mana peraturan
tentang perubahan bentang alam (morfologi) sangat ketat, semua tambang batubara yang
beroperasi pada abad 20,menerapkan tambang bawah tanah. Ketetapan tersebut juga
mensyaratkan potensi batubara yang berada pada kedalaman 250 meter di bawah dasar
cekungan air (laut maupun danau) tidak boleh ditambang. Dalam hal ini peta topografi tidak
akan banyak gunanya bagi perencanaan tambang, kecuali untuk penempatan fasilitas-
fasilitas tambang yang memang harus berada di permukaan.
Untuk kebutuhan perencanaan tambang terbuka, peta topografi memegang peranan
sentral, karena dari sini nantinya akan diturunkan beberapa satuan peta, seperti:
1. Peta hasil eksplorasi, yang memuat informasi tentang posisi singkapan batubara, posisi
titik bor, dll.
2. Peta ketebalan batubara
3. Peta ketebalan overburden
4. Peta distribusi fungsi kualitas, misalnya kadar sulfur, distribusi kalori, dll.
5. Peta jalan tambang dan kemiringan lereng
6. Peta kemajuan tambang
7. Peta perencanaan drainase tambang (peta penyaliran) Dan lain-lain

Salah satu peta tematik yang memanfaatkan informasi geomorfologi


2.2 Bagian-bagian Peta Topografi
1. Judul Peta
Judul peta ada dibagian tengah atas. judul peta menyatakan lokasi yang ditunjukkan
oleh peta yang bersangkutan, sehingga lokasi yang berbeda akan mempunyai judul yang
berbeda pula.
2. Nomor Peta
Nomor peta biasanya dicantumkan di sebelah kanan atas peta. Selain sebagai nomor
regisrtasi dari badan pembuat, nomor peta juga berguna sebagai petunjuk jika kita
memerlukan peta daerah lain disekitar suatu daerah yang terpetakan. Biasanya di bagian
bawah disertakan pula lembar derajat yang mencantumkan nomor-nomor peta yang ada di
sekeliling peta tersebut.
3. Koordinat Peta
Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan
menggunakan sistem sumbu, yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus. Sistem
koordinat yang resmi dipakai ada dua, yaitu :
a. Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang
tegak lurus terhadap katulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang
sejajar dengan katulistiwa. Koodinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit, dan
detik.
b. Koordinat Grid
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap
suatu titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan nol terdapat disebelah barat Jakarta
(60 derajat LU, 68 derajat BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara,
sedangkan garis horizontal diberi nomor urut dari barat ke timur. Sistem koordinat mengenal
penomoran dengan 6 angka, 8 angka dan 10 angka. Untuk daerah yang luas dipakai
penomoran 6 angka, untuk daerah yang lebih sempit digunakan penomoran 8 angka dan 10
angk a (biasanya 10 angka dihasilkan oleh GPS).
4. Skala Peta
Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di
lapangan. Ada dua macam cara penulisan skala, yaitu :
a. Skala angka, contoh : 1:25.000 berarti 1 cm jarak di peta = 25.000 cm (250 m) jarak
horizontal di medan sebenarnya.
b. Skala garis, contoh: berarti tiap bagian sepanjang blok garis mewakili 1 km jarak
horizontal.
5. Legenda Peta
Legenda peta biasanya disertakan pada bagian bawah peta. Legenda ini memuat
simbol-simbol yang dipakai pada peta tersebut, yang penting diketahui : triangulasi, jalan
setapak , jalan raya, sungai, pemukiman, ladang, sawah, hutan dan lainnya. Di Indonesia, peta
yang umumnya digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, kemudian peta
dari Jawatan Topologi, atau yang sering disebut peta AMS (American Map Service) dibuat
oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960. Peta AMS biasanya berskala
1:50.000 dengan interval kontur (jarak antar k ontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran
Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan
skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan interval k ontur 12,5m). Peta keluaran Bakosurtanal
biasanya berwarna.
6. Tahun Peta
Peta topografi juga memuat keterangan tentang tahun pembuatan peta tersebut,
semakin baru tahun pembuatannya, maka data yang disajikan semakin akurat.
7. Arah Peta
Hal yang perlu diperhatikan adalah arah Utara Peta. Cara paling mudah adalah dengan
memperhatikan arah huruf-huruf tulisan yang ada pada peta. Arah atas tulisan adalah Arah
Utara Peta. Pada bagian bawah peta biasanya juga terdapat petunjuk arah utara yaitu :
a. Utara sebenarnya/True North : yaitu utara yang mengarah pada kutub utara bumi.
b. Utara Magnetis/Magnetic North : yaitu utara yang ditunjuk oleh jarum magnetis kompas,
dan letaknya tidak tepat di kutub utara bumi.
c. Utara Peta/Map North : yaitu arah utara yang terdapat pada peta. Kutub utara magnetis
bumi letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara bumi. Karena pengaruh rotasi bumi, letak
kutub magnetis bumi bergeser dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, untuk keperluan yang
menuntut ketelitian perlu dipertimbambangkan adanya iktilaf(deklinasi) peta, iktilaf
magnetis, iktilaf peta magnetis, dan variasi magnetis.
1. Deklinasi Peta: adalah beda sudut antara sebenarnya dengan utara peta. Ini terjadi karena
perataan jarak paralel garis bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang
digambarkan pada peta.
2. Deklinasi Magnetis: Selisih beda sudut utara sebenarnya dengan utara magnetis
3. Deklinasi Peta magnetis: Selisih besarnya sudut utara peta dengan utara magnetis bumi.
4. variasi Magnetis: perubahan/pergeseran letak kutub magnetis bumi pertahun.

Contoh peta geomorfologi lengkap dengan bagian-bagian pelengkapnya


2.3 Kontur
Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama dari
permukaan laut, sifat-sifat garis kontur adalah :
1. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu.
2. Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
3. Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang.
4. Interval kontur biasanya 1/2000 kali skala peta.
5. Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang curam/terjal,
sebaliknya yang renggang menandakan permukaan bumi yang landai.
6. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "U" menandakan punggungan gunung.
7. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "V" terbalik menandakan suatu
lembah/jurang.
A. Membaca garis kontur
1. Punggungan Gunung
Punggungan gunung merupakan rangkaian garis kontur berbentuk huruf “U” dimana Ujung
dari huruf “U” menunjukan tempat atau daerah yang lebih pendek dari kontur diatasnya.
2. Lembah atau Sungai
Lembah atau sungai merupakan rangkaian garis kontur yang berbentuk “n” (huruf “V”
terbalik ) dengan Ujung yang Tajam.
3. Daerah landai datar dan terjal curam
Daerah datar/landai garis konturnya jarang, sedangkan daerah terjal/curam garis konturnya
rapat.
B. Menghitung harga interval kontur
Pada peta skala 1:50.000 dicantumkan interval konturnya 25 meter. Untuk mencari
interval kontur berlaku rumus 1/2000 x skala peta. Tapi rumus ini tidak berlaku untuk semua
peta, pada peta GUNUNG MERAPI/1408-244/JICA TOKYO-1977/1:25.000, tertera dalam
legenda peta interval konturnya 10 meter sehingga berlaku rumus 1/2500 x skala peta. Jadi
untuk penentuan interval kontur belum ada rumus yang baku, namun dapat dicari dengan:
Cari dua titik ketinggian yang berbeda atau berdekatan. Misalnya
titik A dan B Hitung selisih ketinggiannya (antara A dan B) Hitung jumlah kontur
antara A dan B Bagilah selisih ketinggian antara A-B dengan jumlah kontur antara A-
B hasilnya adalah interval kontur.

Seorang geologis dituntut untuk dapat jeli membaca garis kontur dan
mengintepretasikannya
3 Kemiringan Lereng
3.1 Pengertian
Kemiringan lereng adalah tingkat kemiringan suatu daerah yang diproyeksikan pada
satuan derajat atau persen, dan Van Zuidam sendiri mengelompokkan satuan kemiringan
tersebut ke dalam beberapa kelompok, dan disimbolkan melalui warna-warna khusus.
3.2 Langkah Kerja
1. Mencari skala peta dari garis kontur
Rumus:
Skala = CI x 2000 m
CI adalah kontur interval / beda tinggi yang didapat dari pengurangan angka ketinggian
kontur di garis atas dikurangi angka ketinggian kontur di garis yangbawahnya.
Contoh:
Diketahui dari sebuah peta, selisih garis antar kontur adalah 100 meter. Berapa skala peta
tersebut?
Jawab:
CI = 100 meter
Skala = CI x 2000 m
= 100 m x 2000 m
= 200.000
Jadi skala peta tersebut adalah 1:200.000
2. Mencari kontur interval/beda tinggi (CI)
Rumus:
CI = 1/2000 x skala
Contoh:
Diketahui skala peta topografi adalah 1:100.000. Berapa beda tinggi antar kontur dalam peta
tersebut?
Jawab:
CI = 1/2000 x skala
= 1/2000 x 100.000
= 50
Jadi, beda tinggi antar kontur dalam peta tersebut adalah 50 meter
3. Mencari tinggi kontur pada titik tertentu
Rumus:
d1/d2 x CI + tc atau
BC/AC x CI + tc

d1 =jarak B-C pada peta


d2 =jarak A-C pada peta
CI =kontur interval/beda tinggi
tc =angka kontur C / di bawah jarak ke-1
Contoh:
Jarak antara kontur A ke kontur B pada peta adalah 5 cm, sedangkan jarak antara kontur B ke
kontur C adalah 3 cm. Titik kontur A berketinggian 50 meter dan titik kontur C berketinggian
25 meter. Skala peta adalah 1:50.000. Berapa ketinggian kontur B pada peta tersebut?
Jawab:
Cari dahulu kontur intervalnya (CI)
CI = 1/2000 x skala
= 1/2000 x 50.000
= 25 meter

d1= B-C = 3 cm
d2 = A-C = (B-C) + (A-B) = 3 + 5 = 8 cm
Kx = d1/d2 x CI + tc
= 3/8 x 25 meter + 25 meter
=75/8 x 25 meter
= 34,375 meter
Jadi, ketinggian titik B pada peta tersebut adalah 34,4 meter
4. Mencari beda tinggi dalam satuan persen
Rumus:
Kemiringan lereng = Beda tinggi/jarak x 100 %
Contoh;
Diketahui titik kontur X berketinggian 225 meter dan titik Y berketinggiann 125 meter. Jarak
antara X-Y pada peta dengan skala 1:50.000 adalah 4 cm. Berapa persen kemiringan lereng
X-Y?
Jawab:
Rumus: Beda Tinggi/jarak x 100 %
Beda tinggi X-Y = 225 - 125 meter
= 100 meter
= 10.000 cm
Jarak X-Y pada peta 4 cm
Jarak sebenarnya= jarak x skala
= 4 x 50.000
= 200.000 cm
Kemiringan Lereng X-Y adalah
= Beda tinggi / jarak x 100 %
= 10.000/200.000 x 100 %
= 5 %
Jadi, kemiringan lereng X-Y adalah 5 %
5. Mencari beda tinggi dalam satuan derajat
Rumus:
Kemiringan lereng = Beda tinggi/jarak x 1 derajat
Contoh soal sama seperti di atas. Hanya saja satuan persen (%) diganti dengan satuan derajat.
4 Penampang
4.1 Penampang
Penampang adalah hasil proyeksi dua dimensi (berupa kenampakan muka
bumi/bentang alam) berdasarkan data pada peta topografi. Penampang yang dimaksudkan di
sini adalah penampang Geomorfologi, sekalipun ada pula penampang Geologi. Penampang
Geomorfologi memberi informasi mengenai bentuk lahan pada peta topografi, berupa garis
dengan warna berdasarkan klasifikasi bentang alam Van Zuidam.
4.2 Langkah Kerja
Pada perencanaan perjalanan dengan menggunakan peta topografi, sudah tentu
titik awal dan titik akhir akan diplot di peta. Sebelum berjalan catatlah:
1. Koordinat titik awal (A)
2. Koordinat titik tujuan (B)
3. Sudut peta antara A - B
4. Tanda medan apa saja yang akan dijumpai sepanjang lintasan A - B
5. Berapa panjang lintasan antara A - B dan berapa kira-kira waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan lintasan A - B
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan suatu operasi adalah kita harus tahu
titik awal keberangkatan kita, baik di medan maupun di peta. Gunakan tanda medan yang
jelas baik di medan dan peta. Gunakan kompas untuk melihat arah kita, apakah sudah sesuai
dengan tanda medan yang kita gunakan sebagai patokan, atau belum.
Perkirakan berapa jarak lintasan. Misalnya, medan datar 5 km ditempuh selama 60
menit dan medan mendaki ditempuh selama 10 menit. Lakukan orientasi dan resection, bila
keadaannya memungkinkan. Perhatikan dan selalu waspada terhadap adanya perubahan
kondisi medan dan perubahan arah perjalanan, menyeberangi sungai, ujung lembah dan
lainnya-lainnya.
Panjang lintasan sebenarnya dapat dibuat dengan cara, pada peta dibuatkan lintasan dengan
jalan membuat garis (skala vertikal dan horisontal) yang disesuaikan dengan skala peta.
Gambar garis lintasan tersebut (pada peta) memperlihatkan kemiringan lintasan juga
penampang dan bentuk peta. Panjang lintasan diukur dengan mengalikannya dengan skala
peta, maka akan didapatkan panjang lintasan sebenarnya.

contoh peta geomorfologi lengkap dengan penampangnya. Cermati bagaimana penampang


direkonstruksi berdasarkan garis sayatan dengan titik-titik koordinatnya

2.4 Plotting
Plotting adalah menggambar atau membuat titik, membuat garis dan tanda-tanda
tertentu di peta. Plotting berguna bagi kita dalam membaca peta. Misalnya Tim Camp berada
pada koordinat titik A (3989 : 6360) + 1400 mdpl. Basecamp memerintahkan tim Camp agar
menuju koordinat titik T (4020 : 6268) + 1301 mdpl. Maka langkah-langkah yang harus
dilakukan adalah:
1. Plotting koordinat T di peta dengan menggunakan konektor. Pembacaan dimulai dari
sumbuX dulu, k emudian sumbu Y, didapat (X:Y).
2. Plotting sudut peta dari A k e T, dengan cara tarik garis dari A ke T, kemudian dengan
busur derajat/kompas orientasi ukur besar sudut A - T dari titik A ke arah garis AT.
Pembacaan sudut menggunakan sistem Azimuth (0" - 360°) searah putaran jarum jam. Sudut
ini berguna untuk mengorientasikan arah dari A k e T.
3. Interprestasi peta untuk menentukan lintasan yang efisien dari A menuju T. Interprestasi ini
dapat berupa garis lurus ataupun berkelok-kelok mengikuti jalan setapak, sungai ataupun
punggungan. Harus dipahami betul bentuk garis-garis kontur. Plotting lintasan dan
memperkirakan waktu tempuhnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tempuh:
a. Kemiringan lereng dan Panjang lintasan
b. Keadaan dan kondisi medan (misalnya hutan lebat, semak berduri atau pasir)
c. Keadaan cuaca rata-rata
d. Waktu pelaksanaan (pagi, siang atau malam)
e. Kondisi fisik dan mental serta perlengkapan yang dibawa.
G. Membaca Koordinat
Cara menyatakan koordinat ada dua cara, yaitu:
1. Cara koordinat peta
Menentukan koordinat ini dilakukan di atas peta dan bukan di lapangan. Penunjukan
koordinat ini meggunakan:
· Sistem Enam Angka, misalnya: koordinat titik A (374:622), titik B (377:461)
· Cara Delapan Angka, misalnya: koordinat titik A (3740:6225), titik B (3376:4614)
2. Cara Koordinat Geografis
Untuk Indonesia sebagai patokan perhitungan adalah Jakarta yang dianggap 0 atau
106° 44' 27,79". Sehingga di wilayah Indonesia awal perhitungan adalah kota Jakarta. Bila di
sebelah barat Jakarta akan berlaku pengurangan dan sebaliknya. Sebagai patokan
letak lintang adalah garis ekuator (sebagai 0). Untuk koordinat geografis yang perlu
diperhatikan adalah petunjuk letak peta.
Peta Sinoptik dan Simbol
Meteorologi
By agnas setiawan - April 29, 2013

Apa itu peta sinoptik?

Secara sederhana artinya adalah peta cuaca. Peta sinoptik berisikan simbol-simbol cuaca
yang menggambarkan keadaan atmosfer pada daerah yang bersangkutan. Simbol tersebut
mewakili keadaan angin, tekanan, suhu dan lain sebagainya yang berkaitan dengan unsur
cuaca. Berdasarkan World Meteorological Organization(WMO) peta sinoptik dapat
memuat lebih dari 20 simbol di dalamnya, seperti pada gambar dibawah ini.

http://qualimetrics.com/wp-content/uploads/weather-map-symbols-863x1024.jpg

Dalam kesempatan ini saya akan menjelaskan tentang simbol meteorologi yang paling
sederhana dan bisanya terdapat di soal olimpiade kebumian. Simbol meteorologi ini
terbagi menjadi 2 jenis yaitu surface station model (stasiun permukaan) dan upper air
model (udara atas). Kita bahas yang model stasiun permukaan dulu yang sudah
disederhanakan.

Surface station model

http://www.toiki.or.id/2010/04/simbol-meteorologi-surface-dan-upper.html

Penjelasan Simbol atmosfer di atas adalah:

A. Tutupan awan.

Menunjukkan berapa bagian langit yang tertutup awan. Pada gambar di atas tutupan awan
adalah 6/8. Berikut keterangan selengkapanya mengenai simbol tutupan awan. Biasanya
pecahan yang digunakan adalah per 8.
http://www.australianweathernews.com/images/wxcode2.gif

B. Tekanan udara

Angka ini menunjukkan simbol tekanan udara di atas daerah tersebut. Pada gambar diatas
tekanan udara adalah 979, 8 mb. Cara membaca kode tekanan udara adalah sebagai
berikut

1. jika angka dimulai dengan angka kecil (0,1,2,3,4,5,6) maka tambahkan angka10 di depan
angka simbol, lalu tambahkan koma di depan digit terakhir, Misal pada simbol tertulis
124, berarti tekanan udara adalah 1012,4 mb.
2. jika angka dimulai dengan huruf besar (7,8,9) maka tambahkan angka 9 di depan angka
simbol tadi, lalu tambahkan koma di depan digit terakhir. Misalkan seperti simbol diatas
798, berarti tekanan udara adalah 979,8 mb.

C. Temperatur udara

Pada simbol ini menujukkan temperatur udara adalah 20 derajat C. Kalau angkanya tinggi
sekali misal 50 bisa jadi satuan yang digunakan adalah Farenheit. Jadi harus hati-hati
membacanya.

D. Visibilitas

Simbol ini menunjukkan jarak pandang normal mata manusia. Pada gambar diatas
menunjukkan 20 m.

E. Keadaan cuaca saat ini

Simbol ini menunjukkan keadaan cuaca terkini. Pada gambar di atas menunjukkan keadaan
cuaca moderat. Simbol lainnya silahkan lihat disini

F. Titik Embun

Simbol ini menunjukkan temperatur titik embun. Pada simbol diatas menunjukkan 14
derajat C. Cermati simbol angkanya bisa jadi dalam Farenheit.
G. Angin

Arah batang menunjukkan arah datangnya angin. Batang pendek/panjang menandakan


kecepatan angin. Pada gambar diatas arah angin dari tenggara dan kecepatannya adalah
15 knot. Cara membaca kecepatan angin dapat dilihat pada simbol dibawah ini.

http://www.scalloway.org.uk/images/knots.gif

Batang kecil = 5 knots

Batang panjang = 10 knot

Bendera = 50 knot

Sekian dulu penjelasan mengenai peta sinoptik sederhana, nanti dilanjutkan lagi untuk
model kedua. Semoga bermanfaat.
Cara Membaca Peta Cuaca
4 Bagian:Mempelajari Dasar-Dasar Peta CuacaMembaca Tekanan UdaraMenginterpretasikan Berbagai Tipe

PerengganMenginterpretasikan Simbol-Simbol Lain Pada Peta Cuaca

Mengetahui cara membaca peta cuaca bisa membantu Anda memahami


cuaca dan memperkirakannya. Sebagai contoh, langit akan cerah di daerah
yang bertekanan udara tinggi (H), dan badai bisa terjadi di daerah bertekanan
udara rendah (L). Garis biru "perenggan dingin" membawa hujan dan angin ke
arah yang ditunjuk oleh tanda segitiga. Garis merah "perenggan panas"
membawa hujan singkat yang diikuti dengan suhu yang hangat sesuai arah
setengah lingkaran. Jika Anda ingin belajar lebih banyak tentang cara
membaca peta cuaca, teruslah membaca!
Bagian 1
Mempelajari Dasar-Dasar Peta Cuaca
1.
1
Pahami konsep dasar presipitasi. Kebanyakan orang akan memperhatikan
presipitasi. Dalam meteorologi (ilmu yang mempeajari cuaca), presipitasi
adalah segala bentuk air yang jatuh ke permukaan bumi. Bentuk presipitasi
antara lain adalah hujan, hujan es, hujan salju, dan hujan air bercampur salju.
2.
2
Salah satu aspek penting interpretasi cuaca adalah kemampuan
memahami berbagai akibat perbedaan tekanan udara. Implikasi sistem
tekanan udara yang tinggi adalah cuaca kering, sedangkan tekanan udara
rendah dihubungkan dengan udara yang lembap, serta kemungkinan
presipitasi.[1]

 Tekanan udara yang tinggi adalah massa udara yang kandungan udaranya
lebih rapat, sehingga udara itu lebih sejuk dan/atau lebih kering daripada
sekelilingnya. Dengan demikian, udara yang lebih berat itu jatuh ke bawah
dan menjauhi pusat tekanan udara - seperti air yang dituangkan ke tanah.
Pada sistem bertekanan udara tinggi, cuaca akan cenderung cerah.
 Sistem bertekanan udara rendah adalah massa udara yang tidak begitu rapat
karena udaranya lebih lembap dan/atau lebih hangat. Udara di sekitarnya
tertarik ke dalam menuju pusat udara bertekanan rendah seperti balon udara
yang lebih ringan terbang ke atas. Sebagai akibatnya, sering kali timbul awan
atau presipitasi karena udara yang lembap akan semakin sejuk ketika naik ke
atas. Anda bisa melihat efek ini ketika uap air yang tidak tampak dipaksa
untuk mengembun jadi titik-titik air ketika bersentuhan dengan bagian luar
gelas yang dingin. Namun, titik-titik air tidak akan terbentuk jika gelasnya tidak
begitu dingin ...sehingga udara bertekanan rendah yang naik ke atas hanya
bisa menghasilkan hujan jika udara cukup dingin untuk mengembunkan uap
air menjadi titik-titik air yang selanjutnya terlalu berat untuk ditahan oleh udara
yang terbang ke atas tersebut. (Secara sederhana, awan adalah titik-titik air
yang cukup ringan sehingga bisa tetap tinggi).
 Pada sistem yang bertekanan sangat rendah, badai akan segera terjadi (jika
belum ada badai). Awan mulai terbentuk dan bergerak di langit - awan guntur
terbentuk apabila udara yang lembap terdorong dengan sangat kuat.
Terkadang, tornado terbentuk apabila udara bertekanan sangat tinggi
bertabrakan dengan udara bertekanan rendah yang lembap dan sangat
panas.
3.
3
Pelajari peta cuaca. Lihat informasi tentang cuaca di berita TV, media
daring,atau surat kabar lokal. (Berbagai sumber lainnya seperti majalah dan
buku, tetapi kemungkinan informasinya kurang kekinian). Surat kabar adalah
cara yang nyaman untuk menemukan peta cuaca karena harganya murah,
bisa diandalkan, dan bisa dipotong untuk dibawa ke mana-mana sambil
belajar menginterpretaskan simbol-simbol.[2]
4.
4
Analisis bagian kecil peta cuaca Anda. Jika memungkinkan, cari peta yang
melingkupi daerah yang tidak terlalu luas - interpretasinya akan lebih mudah.
Berfokus pada peta berskala lebih besar kemungkinan akan menyulitkan bagi
pemula. Perhatikan lokasi, garis, tanda panah, pola, warna, dan angka pada
peta. Setiap tanda penting dan semuanya berbeda.

Bagian2
Membaca Tekanan Udara
1.
1
Pahami tentang ukuran tekanan udara. Tekanan udara adalah berat atau
tekanan udara terhadap tanah yang diukur dalam satuan milibar. Kemampuan
membaca tekanan udara merupakan hal penting karena sistem tekanan
berhubungan dengan pola tertentu pada cuaca.

 Rata-rata sistem tekanan udara adalah 1013 mb (759,8 milimeter raksa).[3]


 Sistem bertekanan udara tinggi yang kuat biasanya sebesar 1030 mb (772,56
milimeter raksa).
 Sistem bertekanan udara rendah biasanya sebesar 1000 mb (750,1 milimeter
raksa).
2.

2
Pelajari simbol-simbol tekanan udara. Untuk membaca tekanan udara pada
peta cuaca analisis permukaan, periksa isobar (iso = setara, bar = tekanan) –
garis lengkung yang mengindikasikan daerah yang tekanan udaranya sama.
Isobar memainkan peranan penting dalam menentukan kecepatan dan arah
angin.[4]

 Ketika isobar membentuk lingkaran-lingkaran konsentris tertutup (yang tidak


selalu bulat), lingkaran terkecil di tengah menunjukkan pusat tekanan udara.
Tekanan udaranya bisa berupa sistem bertekanan udara tinggi (dilambangkan
dengan "H" dalam Bahasa Inggris, "A" dalam Bahasa Spanyol) atau sistem
bertekanan udara rendah (dilambangkan dengan "L" dalam bahasa Inggris,
"B" dalam bahasa Spanyol).[5]
 Udara tidak mengalir ke "bawah" gradien tekanan, tetapi "mengelilinginya"
akibat efek Coriolis (perputaran bumi). Dengan demikian, arah angin
ditunjukkan oleh isobar secara berlawanan jarum jam di sekitar tekanan udara
rendah (aliran siklon), dan searah jarum jam di sekitar tekanan udara tinggi
(aliran antisiklon) di belahan bumi utara. Sebagai akibatnya, terbentuklah
angin. Semakin dekat jarak di antara isobar, semakin kuat pula anginnya.
3.

3
Pelajari cara menginterpretasikan Sistem Tekanan Udara Rendah
(Siklon). Badai semacam ini dicirikan dengan meningkatnya keawanan,
angin, temperatur, dan kemungkinan presipitasi. Pada peta cuaca, badai
tersebut direpresentasikan dengan isobar yang saling berdekatan dan anak
panah yang arahnya searah jarum jam (belahan bumi selatan) atau
berlawanan jarum jam (belahan bumi utara), biasanya dengan tanda "T" di
tengah-tengah isobar, yang membentuk lingkaran bulat (hurufnya bisa
bermacam-macam, tergantung bahasa asal disajikannya laporan cuaca).[6]

 Citra radar bisa menunjukkan sistem tekanan udara rendah. Siklon tropis
(Pasifk Selatan) juga disebut hurricanes di Amerika dan sekitarnya,
atau angin topan di wilayah pesisir Asia.
4.
4
Pelajari cara menginterpretasikan Sistem Tekanan Udara
Tinggi. Berbagai kondisi tersebut menunjukkan cuaca yang cerah dan tenang
serta berkurangnya kemungkinan presipitasi. Udara yang lebih kering
menghasilkan kisaran suhu tinggi dan suhu rendah yang lebih besar.[7]

 Pada peta cuaca, sistem semacam ini ditunjukkan dengan isobar yang
memiliki tanda "H" di tengah-tengah isobar dan anak panah yang
menunjukkan arah angin bertiup (searah jarum jam di belahan bumi utara,
berlawanan jarum jam di belahan bumi selatan). Seperti siklon, udara
semacam itu juga bisa ditampilkan dengan citra radar.
Bagian3
Menginterpretasikan Berbagai Tipe Perenggan
1.
1
Amati tipe dan pergerakan perenggan. Perenggan menandai perbatasan
antara udara yang lebih hangat di satu sisi dan udara yang lebih dingin di sisi
yang lain. Jika Anda dekat dengan perenggan, dan perenggan sedang
bergerak ke arah Anda, akan terjadi perubahan cuaca (misalnya
pembentukan awan, presipitasi, hujan badai, dan angin) ketika batas
perenggan bergerak melewati lokasi Anda. Pegunungan dan badan air yang
besar bisa mendistorsi jalur yang dilewati perenggan. Anda akan melihat
beberapa garis pada peta cuaca yang memiliki tanda setengah lingkaran atau
segitiga pada salah satu sisi, atau keduanya (bisa dilihat pada gambar).
Lambang-lambang tersebut menunjukkan perbatasan berbagai tipe
perenggan.[8]
2.

2
Analisis perenggan dingin. Dengan berbagai pola cuaca tersebut,
kemungkinan curah hujannya lebat dan kecepatan angin tinggi. Garis
berwarna biru dengan segitiga pada salah satu sisi menunjukkan perenggan
dingin pada peta cuaca. Ujung segitiga menunjukkan arah pergerakan
perenggan dingin.[9]
3.
3
Analisis perenggan panas. Perenggan panas acap kali mengakibatkan
peningkatan curah hujan secara bertahap seiring mendekatnya perenggan,
diikuti dengan cepat oleh cuaca cerah dan hangat setelah perenggan lewat.
Jika massa udara hangat tersebut tidak stabil, kemungkinan cuaca akan
dicirikan dengan hujan badai berkepanjangan. Garis merah dengan setengah
lingkaran pada salah satu sisinya menunjukkan perenggan panas. Sisi
setengah lingkaran menunjukkan arah yang dituju oleh perenggan panas.[10]
4.
4
Pelajari perenggan terperangkap. Perenggan terperangkap terbentuk ketika
perenggan dingin bertemu dengan perenggan panas. Perenggan ini
berhubungan dengan berbagai kejadian cuaca (kemungkinan hujan badai,
tergantung apakah yang terjadi adalah perangkap panas atau dingin.
Lewatnya perenggan terperangkap biasanya membawa udara yang lebih
kering (menurunkan titik embun). Garis ungu dengan setengah lingkaran dan
segitiga pada sisi yang sama menunjukkan perenggan terperangkap. Di sisi
mana pun lambang tersebut, itulah arah yang dituju oleh perenggan
terperangkap.[11]
5.

5
Analisis perenggan stasioner. Perenggan ini menunjukkan batas yang tidak
bergerak di antara dua massa udara yang berbeda. Perenggan semacam ini
memiliki periode hujan berkelanjutan yang panjang untuk masa yang cukup
lama di suatu area dan bergerak dalam gelombang. Lambang setengah
lingkaran di satu sisi dan segitiga di sisi sebaliknya menunjukkan bahwa
perenggan tidak bergerak ke mana pun.[12]

Bagian4
Menginterpretasikan Simbol-Simbol Lain Pada Peta Cuaca
1.

1
Baca model stasiun di tiap titik observasi. Jika terdapat model stasiun di
peta cuaca Anda, masing-masingnya akan menggambarkan temperatur, titik
embun, angin, tekanan permukaan laut, kecenderungan tekanan udara, dan
cuaca yang sedang berlangsung dengan serangkaian simbol.[13]

 Temperatur biasanya disajikan dalam derajat Celsius, sedangkan curah hujan


dicatat dalam satuan milimeter. Di Amerika Serikat, temperatur disampaikan
dalam satuan Fahrenheit, sedangkan curah hujan diukur dalam satuan inci.
 Cakupan awan ditunjukkan dengan lingkaran di tengah, jangkauan lingkaran
yang terisi menunjukkan derajat mendung di langit.
2.

2
Pelajari garis-garis pada peta cuaca. Terdapat banyak garis yang lain di
peta cuaca. Dua jenis garis yang paling penting menunjukkan isoterm
dan isotach.[14]

 Isoterm – Garis-garis pada peta cuaca yang menghubungkan titik-titik yang


dilewati isoterm memiliki temperatur yang sama.
 Isotach – Garis-garis pada peta cuaca yang menghubungkan titik-titik yang
dilewati isotach memiliki kecepatan angin yang sama.
3.

3
Analisis gradien tekanan udara. Bilangan pada isobar, misalnya "1008",
adalah tekanan udara (dalam satuan milibar) di sepanjang garis tersebut.
Jarak antar isobar disebut sebagai gradien tekanan udara. Perubahan besar
pada tekanan udara dalam jarak yang pendek (atau isobar yang berdekatan)
menunjukkan angin kencang.[15]
4.
4
Analisis kekuatan angin. Panah angin menunjukkan arah tiupan angin.
Garis atau segitiga yang menuju ke luar dari garis utama dengan sudut
tertentu menunjukkan kecepatan angin: 50 knot untuk tiap segitiga, 10 knot
untuk garis yang utuh, dan 5 knot untuk separuh garis.[16]

Tips
 Isobar bisa dibengkokkan oleh tengara alam yang tinggi seperti pegunungan.
 Jangan bingung menghadap kompleksitas di depan mata ketika membaca
peta cuaca. Kemampuan membaca peta cuaca adalah keahlian berharga
yang tidak harus diperhitungkan.

 Jika Anda tertarik untuk lebih jauh mempelajari tentang berbagai fitur dan
sistem cuaca, mungkin bisa dipertimbangkan untuk bergabung dengan
komunitas meteorologi setempat.

 Peta cuaca bisa didasarkan pada citra satelit dan radar, rekaman dari
peralatan di stasiun cuaca, dan analisis komputer.

 Perenggan paling sering berasal dari pusat depresi.


TEKHNIK DASAR NAVRAT ( NAVIGASI DARAT )
PENDAHULUAN
Sebagai penggiat kegiatan alam bebas, pengetahuan tentang medan merupakan sebuah modal
yang harus dimiliki. Pengetahuan penguasaan medan akan mempermudah kita untuk
mencapai tujuan tertentu dan target tertentu dalam kegiatan alam bebas. Selain itu,
penguasaan medan ini juga dapat berguna dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan. Untuk
pelaksanaan tugas SAR, evakuasi, dll. Pengetahuan tentang medan ini antara lain meliputi
survival, teknik hidup di alam bebas, dan navigasi darat. Selain mungkin ada bebarapa materi
pendukung seperti perencanaan perjalanan, kesehatan perjalanan, komunikasi lapangan,
pengetahuan geologi, pengetahuan lingkungan,

PENGERTIAN
Navigasi darat adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya
maupun pada peta. Berkaitan dengan pengertian tersebut, pemahaman tentang kompas dan
peta serta cara penggunaannya mutlak harus dikuasai.

PETA
Peta merupakan penggambaran dua dimensi pada bidang datar dari sebagian atau seluruh
permukaan bumi yang dilihat dari atas, dan diperkecil atau diperbesar dengan perbandingan
tertentu. Peta yang diperlukan untuk keperluan navigasi darat adalah peta topografi atau peta
kontur. Peta topografi memetakan tempat-tempat di permukaan bumi yang berketinggian
sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur
mewakili satu ketinggian.

BAGIAN – BAGIAN PETA

1.Judul Peta
Merupakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta bersangkutan. Judul peta tertera di bagian atas
tengah peta.
2.Nomor Peta
Nomor peta merupakan nomor registrasi dari badan pembuat peta. Selain itu juga sebagai
petunjuk apabila kita memerlukan peta daerah lain di sekitar daerah yang dipetakan tersebut.
Nomor peta terdapat di sebelah kanan atas peta.
3.Koordinat Peta
Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan sistem
sumbu yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus (garis bujur dan lintang). Sistem
koordinat mengenal penomoran dengan 4 angka atau 6 angka. Untuk daerah yang luas
dipakai penomoran 4 angka, dan untuk daerah yang lebih sempit dengan penomoran 6 angka.
4.Kontur
Merupakan garis khayal yang menghubungkan titik-titik ketinggian sama dari permukaan
laut. Sifat-sifat garis kontur antara lain :

a.Merupakan penunjuk ketinggian tertentu (pada peta biasanya tercantum nilai


ketinggiannya)
b.Garis kontur dengan ketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur lebih tinggi,
kecuali untuk medan khusus seperti kawah
c.Garis kontur tidak pernah saling berpotongan
d.Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap, walaupun kerapatannya berubah-ubah
e.Daerah datar memiliki kontur yang renggang, sedangkan daerah terjal memiliki kontur yang
rapat
f.Punggungan gunung/bukit terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk huruf “U”
yang ujungnya melengkung menjauhi puncak
g.Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk “V” yang ujungnya tajam dan
menjorok ke puncak

6. Skala
Merupakan perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di lapangan. Contoh
:

1 : 25.000 berarti 1 cm jarak pada peta mewakili 25.000 cm jarak sebenarnya


1 : 50.000 berarti 1 cm jarak pada peta mewakili 50.000 cm jarak sebenarnya

7.Tahun Peta
Menunjukkan tentang tahun pembuatan peta tersebut. Semakin baru tahun peta, maka data
pada peta tersebut semakin
8.Legenda Peta
Memuat keterangan-keterangan pada peta. Misalnya jalan, sungai, pemukiman, dll
ORIENTASI PETA
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (atau dengan
kata lain menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya). Sebelum anda mulai orientasi
peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya
di peta. Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncakan, nama sungai, desa dll.
Jadi minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi
untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda dipeta adalah benar. Langkah-langkah
orientasi peta:
1.Usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat tanda-
tanda medan yang menyolok.
2.Siapkan kompas dan peta anda, letakkan pada bidang datar
3.Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, sehingga arah peta sesuai dengan arah
medan sebenarnya
4.ari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekitar anda, dan temukan tanda-tanda
medan tersebut di peta. Lakukan hal ini untuk beberapa tanda medan
5.gat tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan yang sebenarnya. Ingat hal-hal khas
dari tanda medan.

Jika anda sudah lakukan itu semua, maka anda sudah mempunyai perkiraan secara kasar,
dimana posisi anda di peta. Untuk memastikan posisi anda secara akurat, dipakailah metode
resection.

RESECTION

Prinsip resection adalah menentukan posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih
tanda medan yang dikenali. Teknik ini paling tidak membutuhkan dua tanda medan yang
terlihat jelas dalam peta dan dapat dibidik pada medan sebenarnya (untuk latihan resection
biasanya dilakukan dimedan terbuka seperti kebun teh misalnya, agar tanda medan yang
ekstrim terlihat dengan jelas).

Tidak setiap tanda medan harus dibidik, minimal dua, tapi posisinya sudah pasti.
Langkah-langkah melakukan resection:
1. Lakukan orientasi peta
2. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah
3. Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut (untuk
alat tulis paling ideal menggunakan pensil mekanik-B2).
4. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik.
Kompas orienteering dapat digunakan, namun kurang akurat.
5. Pindahkan sudut back azimuth bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya.
Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.
6. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta.

>>INTERSECTION

Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan
menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. Intersection digunakan
untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan tetapi sukar
untuk dicapai atau tidak diketahui posisinya di peta. Syaratnya, sebelum intersection kita
sudah harus yakin terlebih dahulu posisi kita dipeta. Biasanya sebelum intersection, kita
sudah melakukan resection terlebih dahulu.

Langkah-langkah melakukan intersection adalah:


1. Lakukan orientasi peta
2. Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.
3. Bidik obyek yang kita amati
4. Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
5. Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta. Lakukan langkah 1-3
6. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang
dimaksud.
>>AZIMUTH – BACK AZIMUTH

Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth
disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperolah
sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back
azimuth. Dalam resection back azimuth diperoleh dengan cara:
1. Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth adalah azimuth
dikurangi 180º. Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back
azimuthnya adalah 200º- 180º = 20º
2. Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya adalah 180º
ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, diperoleh azimuth 160º,
maka back azimuthnya adalah 180º+160º = 340º

Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat melakukan
ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan). Selain itu sudut
kompas dan back azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to
man-biasa digunakan untuk “Kompas Bintang”). Prinsipnya membuat lintasan berada pada
satu garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak
tertentu.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:


1. Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang
menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal.
Sudut ini dinamakan back azimuth.
2. Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda
medan lain pada lintasan yang dilalui.
3. Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di
ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.
4. Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk
mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back azimuth).
5. Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran.
Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini
sering disebut sebagai sistem man to man.

>>MERENCANAKAN JALUR LINTASAN

Dalam navigasi darat tingkat lanjut, kita diharapkan dapat menyusun perencanaan jalur
lintasan dalam sebuah medan perjalanan. Sebagai contoh anda misalnya ingin pergi ke suatu
gunung, tapi dengan menggunakan jalur sendiri.

Penyusunan jalur ini dibutuhkan kepekaan yang tinggi, dalam menafsirkan sebuah peta
topografi, mengumpulkan data dan informasi dan mengolahnya sehingga anda dapat
menyusun sebuah perencanaan perjalanan yang matang. Dalam proses perjalanan secara
keseluruhan, mulai dari transportasi sampai pembiayaan, disini kita akan membahas khusus
tentang perencanaan pembuatan medan lintasan. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan
bahan pertimbangan sebelum anda memplot jalur lintasan.

Pertama, anda harus membekali dulu kemampuan untuk membaca peta, kemampuan untuk
menafsirkan tanda-tanda medan yang tertera di peta, dan kemampuan dasar navigasi darat
lain seperti resection, intersection, azimuth back azimuth, pengetahuan tentang peta kompas,
dan sebagainya, minimal sebagaimana yang tercantum dalam bagian sebelum ini.

Kedua, selain informasi yang tertera dipeta, akan lebih membantu dalam perencanaan jika
anda punya informasi tambahan lain tentang medan lintasan yang akan anda plot. Misalnya
keterangan rekan yang pernah melewati medan tersebut, kondisi medan, vegetasi dan airnya.
Semakin banyak informasi awal yang anda dapat, semakin matang rencana anda.

Tentang jalurnya sendiri, ada beberapa macam jalur lintasan yang akan kita buat. Pertama
adalah tipe garis lurus, yakni jalur lintasan berupa garis yang ditarik lurus antara titik awal
dan titik akhir. Kedua, tipe garis lurus dengan titik belok, yakni jalur lintasan masih berupa
garis lurus, tapi lebih fleksibel karena pada titik-titik tertentu kita berbelok dengan
menyesuaian kondisi medan. Yang ketiga dengan guide/patokan tanda medan tertentu,
misalnya guide punggungan/guide lembahan/guide sungai. Jalur ini lebih fleksibel karena
tidak lurus benar, tapi menyesuaikan kondisi medan, dengan tetap berpatokan tanda medan
tertentu sebagai petokan pergerakannya.

Untuk membuat jalur lintasan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1. Usahakan titik awal dan titik akhir adalah tanda medan yang ekstrim, dan memungkinkan
untuk resection dari titik-titik tersebut.
2. Titik awal harus mudah dicapai/gampang aksesnya
3. Disepanjang jalur lintasan harus ada tanda medan yang memadai untuk dijadikan sebagai
patokan, sehingga dalam perjalanan nanti anda dapat menentukan posisi anda di peta sesering
mungkin.
4. Dalam menentukan jalur lintasan, perhatikan kebutuhan air, kecepatan pergerakan vegetasi
yang berada dijalur lintasan, serta kondisi medan lintasan. Anda harus bisa memperkirakan
hari ke berapa akan menemukan air, hari ke berapa medannya berupa tanjakan terjal dan
sebagainya.
5. Mengingat banyaknya faktor yang perlu diperhatikan, usahakan untuk selalu berdiskusi
dengan regu atau dengan orang yang sudah pernah melewati jalur tersebut sehingga resiko
bisa diminimalkan.

>>PENAMPANG LINTASAN

Penampang lintasan adalah penggambaran secara proporsional bentuk jalur lintasan jika
dilihat dari samping, dengan menggunakan garis kontur sebagai acuan. Sebagaimana kita
ketahui bahwa peta topografi yang dua dimensi, dan sudut pendangnya dari atas, agak sulit
bagi kita untuk membayangkan bagaimana bentuk medan lintasan yang sebenarnya, terutama
menyangkut ketinggian. Dalam kontur yang kerapatannya sedemikian rupa, bagaimana kira-
kira bentuk di medan sebenarnya. Untuk memudahkan kita menggambarkan bentuk medan
dari peta topografi yang ada, maka dibuatlah penampang lintasan.

Beberapa manfaat penampang lintasan :


1. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan
2. Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman medan
3. Dapat mengetahui titik-titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu
4. Untuk menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan kertas milimeter block, guna
menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke penampang.

Langkah-langkah membuat penampang lintasan:


1. Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang
runcing, penggaris dan penghapus
2. Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari
lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian, dengan
satuan mdpl (meter diatas permukaan laut). Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau
dibawahnya dan diakhiri titik tertinggi atau diatasnya.
3. Tempatkan titik awal di sumbu x=0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik tersebut.
Lalu peda perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak dan ketinggian
sesuai dengan perubahan kontur pada jalur yang sudah anda buat. Demikian seterusnya
hingga titik akhir.
4. Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik-titik tersebut dihubungkan sat sama
lainnya hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar.
5. Tembahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan nama-nama sungai,
puncakan dan titik-titik aktivitas anda (biasanya berupa titik bivak dan titik istirahat), ataupun
tanda medan lainnya. Tambahan informasi tentang vegetasi pada setiap lintasan, dan skala
penampang akan lebih membantu pembaca dalam menggunakan penampang yang telah
dibuat.

>>TITIK TRIANGULASI

Selain dari garis-garis kontur dapat pula diketahui tinggi suatu tempat dengan pertolongan
titik ketinggian, yang dinamakan titik triangulasi, titik ini adalah suatu titik atau benda yang
meruakan pilar atau tonggak yang menyatakan tinggi mutlak suatu tempat dari permungkaan
laut. macam-macam titik triangulasi:
Titik Primer, 1′.14 titik ketinggian gol. I, No. 14, tinggi 3120 mdpl. 3120
Titik Sekunder, S.45, titik ketinggian gol. II, No.45, tinggi 2340 mdpl. 2340
Titik Tersier, 7:15 , titik ketinggian gol.III No. 15, tinggi 975 mdpl 975
Titik Kuarter, Q.20 , titik ketinggian gol.IV No. 20, tinggi 875 mdpl 875
Titik Antara, TP.23 , titik ketinggian Antara, No.23, tinggi 670 mdpl 670
Titik Kedaster, K.131 , titik ketinggian Kedaster, No.I 31, tg 1202 mdpl 7202
Titik kedaster Kuater, K.Q 1212, titikketinggian Kedaster Kuarter, No. 1212, tinggi 1993
mdpl 1993

KOMPAS
Merupakan penunjuk arah mata angin dengan ketentuan sudut derajat dari arah utara
magnetis bumi. Kompas yang biasa digunakan untuk keperluan navigasi darat adalah kompas
bidik dan kompas orienteering.

MENGENAL TANDA MEDAN


Kemampuan mengenal tanda medan sangatlah mutlak untuk dikuasai jika kita hendak
melakukan navigasi darat. Tanda-tanda medan dapat dijadikan acuan untuk penentuan lokasi
dan pengenalan medan supaya arah perjalanan tidak melenceng hingga terjadi hal-hal buruk
seperti tersesat. Tanda-tanda medan dapat dikenali dari bentang alam yang ada di sekitar,
misalnya punggungan, puncak bukit, jalan setapak, jalan raya, sungai, tebing, muara, delta,
anak sungai, pemukiman, daerah tertentu,
GPS
Global Positioning System (GPS) adalah satu-satunya sistem navigasi satelit yang berfungsi
dengan baik. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyalgelombang mikro
ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk
menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS anatara lain
GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India.
Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan nama
lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (kesalahan umum adalah bahwa NAVSTAR adalah
sebuah singkatan, ini adalah salah, NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh John Walsh,
seorang penentu kebijakan penting dalam program GPS). Kumpulan satelit ini diurus
oleh50th Space Wing Angkatan Udara Amerika Serikat. Biaya perawatan sistem ini sekitar
US$750 juta per tahun, termasuk penggantian satelit lama, serta riset dan pengembangan.
GPS Tracker atau sering disebut dengan GPS Tracking adalah teknologi AVL (Automated
Vehicle Locater) yang memungkinkan pengguna untuk melacak posisi kendaraan, armada
ataupun mobil dalam keadaan Real-Time. GPS Tracking memanfaatkan kombinasi teknologi
GSM dan GPS untuk menentukan koordinat sebuah obyek, lalu menerjemahkannya dalam
bentuk peta digital.

CARA KERJA
Sistim ini menggunakan sejumlah satelit yang berada di orbit bumi, yang memancarkan
sinyalnya ke bumi dan ditangkap oleh sebuah alat penerima. Ada tiga bagian penting dari
sistim ini, yaitu bagian kontrol, bagian angkasa, dan bagian pengguna.

Bagian Kontrol
Seperti namanya, bagian ini untuk mengontrol. Setiap satelit dapat berada sedikit diluar orbit,
sehingga bagian ini melacak orbit satelit, lokasi, ketinggian, dan kecepatan. Sinyal-sinyal sari
satelit diterima oleh bagian kontrol, dikoreksi, dan dikirimkan kembali ke satelit. Koreksi
data lokasi yang tepat dari satelit ini disebut dengan data ephemeris, yang nantinya akan di
kirimkan kepada alat navigasi kita.

Bagian Angkasa
Bagian ini terdiri dari kumpulan satelit-satelit yang berada di orbit bumi, sekitar 12.000 mil
diatas permukaan bumi. Kumpulan satelit-satelit ini diatur sedemikian rupa sehingga alat
navigasi setiap saat dapat menerima paling sedikit sinyal dari empat buah satelit. Sinyal
satelit ini dapat melewati awan, kaca, atau plastik, tetapi tidak dapat melewati gedung atau
gunung. Satelit mempunyai jam atom, dan juga akan memancarkan informasi ‘waktu/jam’
ini. Data ini dipancarkan dengan kode pseudo-random’. Masing-masing satelit memiliki
kodenya sendiri-sendiri. Nomor kode ini biasanya akan ditampilkan di alat navigasi, maka
kita bisa melakukan identifikasi sinyal satelit yang sedang diterima alat tersebut. Data ini
berguna bagi alat navigasi untuk mengukur jarak antara alat navigasi dengan satelit, yang
akan digunakan untuk mengukur koordinat lokasi. Kekuatan sinyal satelit juga akan
membantu alat dalam penghitungan. Kekuatan sinyal ini lebih dipengaruhi oleh lokasi satelit,
sebuah alat akan menerima sinyal lebih kuat dari satelit yang berada tepat diatasnya
(bayangkan lokasi satelit seperti posisi matahari ketika jam 12 siang) dibandingkan dengan
satelit yang berada di garis cakrawala (bayangkan lokasi satelit seperti posisi matahari
terbenam/terbit).
Ada dua jenis gelombang yang saat ini dipakai untuk alat navigasi berbasis satelit pada
umumnya, yang pertama lebih dikenal dengan sebutan L1 pada 1575.42 MHz. Sinyal L1 ini
yang akan diterima oleh alat navigasi. Satelit juga mengeluarkan gelombang L2 pada
frekuensi 1227.6 Mhz. Gelombang L2 ini digunakan untuk tujuan militer dan bukan untuk
umum.

Bagian Pengguna
Bagian ini terdiri dari alat navigasi yang digunakan. Satelit akan memancarkan data almanak
dan ephemeris yang akan diterima oleh alat navigasi secara teratur. Data almanak berisikan
perkiraan lokasi (approximate location) satelit yang dipancarkan terus menerus oleh satelit.
Data ephemeris dipancarkan oleh satelit, dan valid untuk sekitar 4-6 jam. Untuk
menunjukkan koordinat sebuah titik (dua dimensi), alat navigasi memerlukan paling sedikit
sinyal dari 3 buah satelit. Untuk menunjukkan data ketinggian sebuah titik (tiga dimensi),
diperlukan tambahan sinyal dari 1 buah satelit lagi.
Dari sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh kumpulan satelit tersebut, alat navigasi akan
melakukan perhitungan-perhitungan, dan hasil akhirnya adalah koordinat posisi alat tersebut.
Makin banyak jumlah sinyal satelit yang diterima oleh sebuah alat, akan membuat alat
tersebut menghitung koordinat posisinya dengan lebih tepat.
Karena alat navigasi ini bergantung penuh pada satelit, maka sinyal satelit menjadi sangat
penting. Alat navigasi berbasis satelit ini tidak dapat bekerja maksimal ketika ada gangguan
pada sinyal satelit. Ada banyak hal yang dapat mengurangi kekuatan sinyal satelit:
• Kondisi geografis, seperti yang diterangkan diatas. Selama kita masih dapat melihat langit
yang cukup luas, alat ini masih dapat berfungsi.
• Hutan. Makin lebat hutannya, maka makin berkurang sinyal yang dapat diterima.
• Air. Jangan berharap dapat menggunakan alat ini ketika menyelam.
• Kaca film mobil, terutama yang mengandung metal.
• Alat-alat elektronik yang dapat mengeluarkan gelombang elektromagnetik.
• Gedung-gedung. Tidak hanya ketika didalam gedung, berada diantara 2 buah gedung tinggi
juga akan menyebabkan efek seperti berada di dalam lembah.
• Sinyal yang memantul, misal bila berada diantara gedung-gedung tinggi, dapat
mengacaukan perhitungan alat navigasi sehingga alat navigasi dapat menunjukkan posisi
yang salah atau tidak akurat.

>>DGPS
DGPS (Differential Global Positioning System) adalah sebuah sistem atau cara untuk
meningkatkan GPS, dengan menggunakan stasiun darat, yang memancarkan koreksi lokasi.
Dengan sistem ini, maka ketika alat navigasi menerima koreksi dan memasukkannya kedalam
perhitungan, maka akurasi alat navigasi tersebut akan meningkat. Oleh karena menggunakan
stasiun darat, maka sinyal tidak dapat mencakup area yang luas.
Walaupun mempunyai perbedaan dalam cara kerja, SBAS (Satelite Based Augmentation
System) secara umum dapat dikatakan adalah DGPS yang menggunakan satelit. Cakupan
areanya jauh lebih luas dibandingkan dengan DGPS yang memakai stasiun darat. Ada
beberapa SBAS yang selama ini dikenal, yaitu WAAS (Wide Area Augmentation System),
EGNOS (European Geostationary Navigation Overlay Service), dan MSAS (Multi-functional
Satellite Augmentation System). WAAS dikelola oleh Amerika Serikat, EGNOS oleh Uni
Eropa, dan MSAS oleh Jepang. Ketiga system ini saling kompatibel satu dengan lainnya,
artinya alat navigasi yang dapat menggunakan salah satu sistim, akan dapat menggunakan
kedua sistem lainnya juga. Pada saat ini hanya WAAS yang sudah operasional penuh dan
dapat dinikmati oleh pengguna alat navigasi di dunia. Walaupun begitu, sebuah DGPS
dengan stasiun darat yang berfungsi baik, dapat meningkatkan akurasi melebihi/sama dengan
peningkatan yang dapat dicapai oleh SBAS.
Secara umum, bisa dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu “real time (langsung)” dan “Post
processing (setelah kegiatan selesai)”. Maksud dari ‘real time’ adalah alat navigasi yang
menggunakan sinyal SBAS ataupun DGPS secara langsung saat digunakan. Sedangkan ‘post
processing’ maksudnya adalah data yang dikumpulkan oleh alat navigasi di proses ulang
dengan menggunakan data dari stasiun darat DGPS. Ada banyak stasiun darat DGPS
diseluruh dunia yang dapat kita pakai untuk hal ini, baik versi yang gratis maupun berbayar,
bahkan kita dapat langsung menggunakannya melalui internet.
Walaupun DGPS ataupun SBAS dapat meningkatkan akurasi, tetapi dengan syarat sinyal
yang dipancarkan berisikan koreksi untuk wilayah dimana kita menggunakan alat navigasi.
Bila tidak berisikan koreksi data bagi wilayah tersebut, tidak akan terjadi peningkatan
akurasi.

>>BEBERAPA PENGERTIAN ISTILAH


• Cold & Warm start
Pada detail spesifikasi alat navigasi, biasanya tertulis waktu yang diperlukan untuk cold dan
warm start. Ketika alat navigasi dimatikan, alat tersebut masih menyimpan data-data satelit
yang ‘terkunci’ sebelumnya. Salah satu data yang tersimpan adalah data ephemeris, dan data
ini masih valid untuk sekitar 4-6 jam (untuk lebih mudah, pakai acuan waktu 4 jam saja).
Ketika dinyalakan kembali, maka alat navigasi tersebut akan mencari satelit berdasarkan data
simpanan. Bila data yang tersimpan masih dalam kurun waktu tersebut, maka datadata
tersebut masih bisa dipakai oleh alat navigasi untuk mengunci satelit, dan menyebabkan alat
navigasi lebih cepat ‘mengunci’ satelit. Inilah yang disebut “Warm start”. Ketika data yang
tersimpan sudah kadaluwarsa, artinya melebihi kurun waktu diatas, maka alat navigasi tidak
dapat memakainya. Sehingga alat navigasi harus memulai seluruh proses dari awal, dan
menyebabkan waktu yang diperlukan menjadi lebih lama lagi. Inilah yang disebut “Cold
start”. Seluruh proses ini hanya berlangsung dalam beberapa menit saja.
• Waterproof IPX7
Standard ini dibuat oleh IEC (International Electrotechnical Commission), angka pertama
menjelaskan testing ketahanan alat terhadap benda padat, dan angka kedua menjelaskan
ketahanan terhadap benda cair (air). Bila alat hanya diuji terhadap salah satu kondisi (benda
padat atau benda cair), maka huruf ‘X’ ditempatkan pada angka pertama atau kedua.
IP X7 artinya: X menunjukkan alat tersebut tidak diuji terhadap benda padat, sedangkan
angka 7 berarti dapat direndam dalam air dengan kedalaman 15 cm – 1 meter (pada situs
garmin ditambahkan: selama 30 menit). Keterangan lengkap dapat dilihat pada
alamat: http://www.iec.ch.
• RoHS version
Pada buku manual alat navigasi berbasis satelit, mungkin akan ditemukan spesifikasi ini. Ini
adalah ketentuan yang dibuat oleh Uni Eropa mengenai batasan penggunaan enam jenis
bahan yang berbahaya pada alat elektronik yang diproduksi setelah 1 Juli 2006. RoHS adalah
singkatan dari Restriction of use of certain Hazardous Substances. Enam jenis bahan yang
dibatasi adalah Cadmium (Cd), Air raksa/mercury (Hg), hexavalent chromium (Cr (VI)),
polybrominated biphenyls (PBBs) and polybrominated diphenyl ethers (PBDEs) dan
timbal/lead (Pb). Semua jenis bahan ini dapat mengganggu kesehatan manusia, termasuk
limbah alat elektronik yang kita pakai.
• Proposition 65
Ini adalah sebuah ketentuan yang dibuat oleh pemerintah negara bagian Kalifornia, Amerika
Serikat. Ketentuan ini bertujuan untuk melindungi penduduk kalifornia dan sumber air
minum dari pencemaran bahan berbahaya. Berdasarkan ketentuan ini, setiap pabrik wajib
mencantumkan peringatan pada produknya, sehingga pengguna dapat membuat keputusan
untuk melindungi dirinya sendiri.
Ada banyak bahan yang dianggap berbahaya, dan daftar ini bisa berubah seiring dengan
waktu. Sebuah bahan yang dianggap berbahaya dapat dicabut dari daftar bila dikemudian hari
ternyata terbukti tidak berbahaya. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai daftar bahan yang
dianggap berbahaya, dapat dilihat dihttp://www.oehha.org/prop65.html
Atau http://oehha.ca.gov/Prop65/background/p65plain.html

• Geocaching
Istilah ini berasal dari kata ‘Geo’ yang diambil dari geografi, dan ‘caching’ yang diambil dari
kegiatan menyimpan/menyembunyikan sesuatu. Geocaching sebenarnya adalah sebuah
permainan untuk menemukan ‘harta karun’ tersembunyi dengan menggunakan alat navigasi
berbasis satelit.
Kegiatannya sederhana, pertama sembunyikan beberapa barang kecil (pen, pensil, dan lain
lain) pada beberapa tempat yang terpisah, sedemikian rupa sehingga tidak mudah terlihat.
Catat koordinat masing-masing tempat tersebut. Lalu beberapa kelompok berusaha
menemukan semua barang yang disembunyikan. Tentunya tidak akan terlalu mudah untuk
menemukannya, karena masing-masing alat memiliki akurasi yang berbeda.
Kegiatan ini dapat digabungkan dengan aktivitas lainnya, sebagai contoh, aktivitas
membersihkan sampah di taman, atau kegiatan outbound, dan sebagainya. Beberapa situs di
internet mengelola permainan yang mengambil tempat diseluruh dunia, salah satu contohnya
dapat dilihat di http://indogeocachers.wordpress.com
• DOP
Merupakan singkatan dari ‘Dillution of Precision’, berhubungan erat dengan lokasi satelit di
angkasa. Nilai DOP didapatkan dari perhitungan matematis, yang menunjukkan ‘tingkat
kepercayaan’ perhitungan sebuah lokasi. Ketika satelit-satelit terletak berdekatan, maka nilai
DOP akan meningkat, yang menyebabkan akurasi alat navigasi berbasis satelit menjadi
berkurang. Ketika satelit-satelit terletak berjauhan, maka nilai DOP akan berkurang sehingga
alat navigasi menjadi lebih akurat.
Bila nilai DOP lebih kecil dari 5 (ada yang mengatakan dibawah 4), maka akurasi yang akan
didapatkan cukup akurat. Ada beberapa nilai akan sering dijumpai, yaitu HDOP (Horizontal
Dilution of Precision), VDOP (Vertical Dilution of Precision), dan PDOP (Positional
Dilution of Precision – posisi tiga dimensi).
• Koordinat lokasi
Sebuah titik koordinat dapat ditampilkan dengan beberapa format. Masing-masing pengguna
dapat mengatur format ini pada alat navigasi, program mapsource, ataupun program
komputer lainnya. Format ini dapat diatur dari bagian setting dari masing-masing
program/alat navigasi.
Ada beberapa format yang umum digunakan: hddd.ddddd0 ; hddd0mm,mmm’ ;
hddd0mm’ss.s”; +ddd,ddddd0. Sehingga sebuah titik dapat ditunjukkan dengan beberapa
cara, sebagai contoh: titik S6010.536’ E106049.614’ sama dengan titik S6.175600
E106.826910 sama dengan titik S6010’32.2” E106049’36.9” sama dengan -6.175600
106.826910. Bagian pertama adalah koordinat Latitude, yang diikuti oleh koordinat
Longitude atau sering disingkat Lat/Long.
>>MEMILIH ALAT NAVIGASI BERBASIS SATELIT YANG TEPAT
Banyak sekali jenis alat navigasi yang disediakan oleh pasar, dari berbagai macam pabrik
hingga berbagai macam fitur yang disediakan. Hal ini bisa membuat seorang pemula menjadi
bingung dalam memilih. Kebutuhan masing-masing pengguna tidaklah sama, sehingga hanya
pengguna yang dapat menentukan pilihannya. Orang lain hanya dapat memberikan informasi
atau berbagi pengalaman saja.
*Mengapa
Supaya tidak salah dalam memilih, tanyakan pada diri sendiri ‘Mengapa ingin membeli alat
navigasi berbasis satelit?’. Bila pertanyaan ini belum terjawab dengan pasti, coba pikirkan
kegiatan sehari-hari apa saja yang mungkin dapat dipermudah dengan kehadiran alat ini.
Apakah sering bepergian, atau memancing, atau mendaki gunung, dan lain-lain. Bentuk
kegiatan berhubungan erat dengan jenis alat yang dibutuhkan. Sebagai contoh, alat navigasi
yang diperuntukkan bagi penggunaan kendaraan bermotor biasanya tidak dilengkapi dengan
kompas, sehingga tidak akan banyak membantu ketika mendaki gunung atau ketika
memancing dilaut.
*Harga
Berapa besar biaya yang rela dikeluarkan untuk memiliki alat navigasi ini? Apakah memang
diperlukan untuk membeli alat baru atau dapat memakai alat bekas pakai? Seringkali harga
merupakan unsur terpenting ketika menentukan pilihan. Bila menggunakan sistim A-GPS,
maka akan ada biaya tambahan untuk transfer data.

*Layar Alat Navigasi


Perlu diingat bahwa telpon genggam atau PDA yang sekarang dimiliki, dapat digunakan
sebagai alat navigasi. Beberapa telpon genggam sudah memiliki kemampuan navigasi.
Disarankan bagi pemula untuk tetap menggunakan telpon genggam atau PDA yang sudah
dimiliki sehingga akan jauh mengurangi biaya yang diperlukan. Mungkin layar telpon
genggam atau PDA berukuran kecil, tetapi alat navigasi yang beredar dipasaran juga banyak
yang memiliki ukuran layar kecil. Sebagai contoh, seri Etrex produk Garmin, memiliki layar
berukuran 3,3 x 4,3 cm. Apakah memerlukan layar untuk menampilkan peta? Berapa besar
layar yang diinginkan? Apakah diperlukan layar berwarna? Memang dengan kehadiran layar
berwarna akan menambah kenyamanan dalam menggunakan alat, tetapi juga akan menambah
harga. Periksa juga apakah gambar pada layar dapat dengan mudah dilihat dibawah sinar
matahari. Jangan lupa, makin besar ukuran layar, maka akan makin rentan pecah ketika
digunakan dalam kegiatan.

*Alat terpisah
Banyak telpon genggam atau PDA yang sudah dilengkapi dengan kemampuan navigasi.
Apakah diperlukan alat terpisah atau dapat menggunakan telpon genggam? Bagi orang yang
jarang sekali keluar kota, atau jarang sekali melakukan kegiatan outdoor, mungkin
menggunakan telpon genggam yang dilengkapi dengan alat navigasi sudah cukup. Bila ingin
menggunakan telpon genggam atau PDA, periksalah sistim operasinya. Menurut pengalaman,
program Garmin Mobile XT adalah program yang paling mudah dan nyaman digunakan.
Alasan paling utama adalah mudah mendapatkan peta versi gratis, dan tidak selalu diperlukan
biaya tambahan dari operator telpon selular. Periksa juga apakah telpon genggam/PDA
memiliki koneksi Bluetooth, yang akan diperlukan ketika menggabungkan dengan Bluetooth
GPS. Periksa apakah layar PDA atau telpon genggam yang dipakai sekarang memiliki ukuran
yang nyaman untuk melihat peta. Bagaimana bila menggunakan sistim A-GPS?
*Kapasitas Penyimpanan
Masing-masing alat memiliki kapasitas penyimpanan yang berbeda-beda. Kapasitas yang
besar tentunya dapat menampung lebih banyak data. Tetapi tidak semua pengguna
memerlukan hal ini, biasanya diperlukan ketika melakukan perjalanan jauh atau lama, dimana
tidak memungkinkan untuk memindahkan data kedalam komputer. Tetapi bila alat memiliki
slot kartu memori, dapat digunakan kartu memori yang berukuran besar ataupun
menyediakan memori cadangan. Periksa kapasitas kartu memori yang dapat digunakan alat
tersebut. Periksa juga data apa saja yang dapat disimpan, dan apakah alat dapat menyimpan
Track log, tidak semua alat navigasi dapat melakukan ini.

*Daya tahan batere


Daya tahan batere perlu dipertimbangkan bila akan digunakan pada perjalanan ke daerah
yang sulit mendapatkan listrik. Tetapi dapat diatasi dengan membawa batere cadangan
ataupun solar charger (menggunakan matahari).

*Bentuk
Alat navigasi yang tersedia di pasaran memiliki beragam bentuk. Periksalah apakah anda
menyukai bentuknya. Cobalah untuk memegang alat tersebut, dan rasakan pegangannya. Alat
yang terasa licin atau tidak dapat dipegang secara mantap, tentunya dapat menimbulkan
kesulitan ketika digunakan dilapangan. Cobalah untuk menekan-nekan tombol yang ada,
apakah mudah dalam penggunaan.

*Tahan air
Apakah diperlukan alat yang tahan air? Bila tidak akan digunakan untuk aktivitas outdoor,
mungkin fasilitas ini tidak diperlukan. Alat yang dapat mengapung diatas air mungkin
diperlukan bila banyak melakukan aktivitas yang berhubungan dengan sungai atau laut.
Jangan lupa bahwa kantung plastic juga dapat digunakan untuk melindungi alat dari air.

*Akurasi
Alat-alat navigasi berbasis satelit yang sekarang beredar dipasaran memiliki tingkat akurasi
yanag hampir sama. Tentunya alat-alat yang diperuntukkan bagi kegiatan survey memiliki
tingkat akurasi yang mengagumkan, tetapi jenis ini tidak diperlukan bagi pengguna biasa.
Cobalah periksa spesifikasi alat, akurasi yang 10 meter (>KEGUNAAN
• Militer
GPS digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau mengetahui posisi
pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui mana teman mana lawan untuk
menghindari salah target, ataupun menetukan pergerakan pasukan.
• Navigasi
GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis kendaraan
telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu nivigasi, dengan menambahkan peta, maka
bisa digunakan untuk memandu pengendara, sehingga pengendara bisa mengetahui jalur
mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
• Sistem Informasi Geografis
Untuk keperluan Sistem Informasi Geografis, GPS sering juga diikutsertakan dalam
pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasan, ataupun sebagai referensi pengukuran.
• Sistem pelacakan kendaraan
Kegunaan lain GPS adalah sebagai pelacak kendaraan, dengan bamtuan GPS pemilik
kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui ada dimana saja kendaraannya/aset
bergeraknya berada saat ini.
• Pemantau gempa
Bahkan saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk memantau pergerakan
tanah, yang ordenya hanya mm dalam setahun. Pemantauan pergerakan tanah berguna untuk
memperkirakan terjadinya gempa, baik pergerakan vulkanikataupun tektonik

>>SISTEM LAIN
Artikel utama: Sistem navigasi satelit
Sistem navigasi satelit lainnya yang sedang dikembangkan oleh negara lain adalah:
• Beidou — Sistem lokal di RRC yang akan dikembangkan menjadi sistem internasional
bernama COMPASS.
• Galileo — Sistem yang sedang dikembangkan oleh Uni Eropa, dengan bantuan dariRRC,
Israel, India, Moroko, Arab Saudi, Korea Selatan, dan Ukraina.
• GLONASS — Sistem milik Rusia yang sedang diperbaiki.
• Indian Regional Navigational Satellite System (IRNSS) — Sistem yang
dikembangkanIndia.

>>PERANAN ALAT NAVIGASI BERBASIS SATELIT PADA DUNIA KESEHATAN


Peranan alat navigasi pada dunia kesehatan masyarakat tidak terlepas dari penggunaan GIS
(Geographical Information System), atau istilah umumnya adalah pemetaan. Bila digunakan
pada bidang kesehatan, kedua hal ini berhubungan erat dengan sistim informasi kesehatan
dalam arti luas.
Penggunaannya dalam dunia kesehatan masyarakat bertujuan untuk membantu memberikan
informasi sehingga para pengambil keputusan dapat melakukan tugasnya lebih mudah dan
akurat. Pengambil keputusan disini tidak selalu berarti struktur administratif kepemerintahan,
tetapi juga dapat berarti kelompok masyarakat dan individu. Bila pengambil keputusan tidak
menggunakan informasi yang diberikan, maka kegiatan ini hanyalah membuang waktu,
tenaga, dan dana.
Saat ini, sudah banyak pihak yang menggunakaan alat navigasi berbasis satelit dan pemetaan
dalam merencanakan, memutuskan, melaksanakan, dan evaluasi program – program berbasis
masyarakat. Yang paling sering memakai adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) baik
internasional maupun nasional, dalam program-program pengendalian bencana. Pemakaian
dibidang kesehatan di Indonesia masih sangat sedikit sekali, dapat dikatakan hampir tidak
ada.
Masalah terbesar adalah biaya dan sumber daya yang tersedia, sehingga jarang sekali pihak
yang tertarik untuk mengembangkannya. Seandainya sudah tersedia, pengetahuan tentang
manfaat informasi yang didapatkan juga masih meragukan. Pertanyaan yang perlu dijawab
adalah: Seberapa pentingkah manfaat yang didapatkan? Pertanyaan ini menjadi sentral karena
walaupun informasi dari pemetaan tidak tersedia, semua kegiatan selama ini tetap dapat
dilakukan.
Benar, tanpa informasi dari hasil pemetaanpun, program-program kesehatan masyarakat
dapat dilakukan. Tetapi, bagaimana dengan ‘waktu’ yang diperlukan untuk mencapai kondisi
yang diinginkan? Dan apakah dapat lebih dipercepat bila keputusan yang diambil lebih tepat
sasaran? Disinilah letak fungsi utama dari sistim informasi kesehatan, sistim ini seharusnya
dapat memberikan informasi yang diperlukan, sehingga para pengambil keputusan dapat
melakukan tugasnya dengan baik. Kesalahan yang sama tidak perlu diulang lagi diwaktu
yang akan datang. Sebagai contoh, wabah penyakit yang sama tidak diselesaikan dengan cara
yang sama dari tahun ke tahun, sehingga akhirnya menjadi wabah rutin.
Pemetaan beserta penggunaan alat navigasi berbasis satelit merupakan sebuah bagian dari
keseluruhan sistim informasi kesehatan. Tanpa didukung oleh bagian-bagian lainnya, maka
manfaat yang didapatkan tidak akan maksimal. Lebih lanjut, bila keputusan yang dibuat tidak
ada hubungannya dengan informasi yang didapatkan, maka fungsi sistim informasi menjadi
hilang.
Jenis informasi yang dapat ditampilkan tergantung pada data yang dimasukkan kedalam
sistim pemetaan ini. Sistim pemetaan ini dapat memadukan data angka (berupa statistic, hasil
survey, laporan bulanan, dan sebagainya) dari sistim informasi kesehatan dengan peta visual.
Sehingga dapat dilihat secara makro maupun mikro.
Membaca Peta Kontur
Posted by Fahri on December 9, 2014

Sifat-sifat garis kontur


1. Garis kontur dengan ketinggian yang lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih
tinggi, kecuali bila disebut secara khusus untuk hal-hal tertentu seperti kawah.
2. Garis kontur tidak akan pernah berpotongan
3. Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap, walaupun kerapatan dua garis
kontur tersebut berubah-ubah.
4. Daerah datar mpunyai kontur yang jarang-jarang, sedangkan daerah terjal atau curam
mempunyai garis kontur yang rapat.
5. Garis kontur tidak akan pernah bercabang.
6. Punggung gunung atau bukit terlihat di peta sebagai rangkaian garis kontur yang
berbentuk huruf “U” yang ujung melengkungnya menjauhi puncak.
7. Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “V” yang
ujungnya tajam dan menjorok ke arah puncak.
8. Garis kontur berbentuk kurva tertutup.
9. Garis ketinggian pembantu, menyatakan ketinggian antara (tengah-tengah) antara dua
garis yang berurutan.

Ketinggian Tempat
Untuk menentukan suatu ketinggian pada peta, yaitu dengan cara melihat interval kontur
pada peta dan lalu hitung ketinggian tempat yang ingin diketahui. Memang ada perkiraan
umum yaitu : interval kontur = 1/200 skala peta. Tetapi perkiraan ini biasanya tidak selalu
benar. Beberapa peta topografi keluaran Direktorat Geologi Bandung aslinya berskala 1 :
50.000 (interval kontur 25 m), tetapi kemudian diperbesar menjadi berskala 25.000 dengan
kontur interval yang tetap 25 m. Dalam misi SAR gunung hutan misalnya, sering kali suatu
diperbesar dengan cara di fotocopy untuk ini interval kontur peta tersebut haruslah tetap
dituliskan.
Sering peta yang dikeluarkan oleh Bakorsutanal (1 : 50.000) membuat garis kontur tebal
untuk setiap kelipatan 250 m (kontur tebal untuk ketinggian 750, 1000, 1250 m dan
seterusnya) atau setiap selang sepuluh kontur.
Peta yang dikeluarkan oleh AMS (Army Map Service) yang berskala 1 : 50.000, membuat
garis kontur tebal untuk setiap kelipatan 100 m. Misalnya : 100,200,300 m dan seterusnya.
Peta yang dikeluarkan oleh Direktorat Geologi Bandung tidak seragam ketentuan garis
konturnya. Dari informasi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada ketentuan
khusus dan seragam untuk menentukan garis kontur tebal.
Bila ketinggian garis kontur tidak dicantumkan, maka untuk mengetahui ketinggian suatu
tempat haruslah dihitung dengan cara sebagai berikut :
a. Cari dua titik yang berdekatan yang nilai ketinggiannya diketahui.
b. Hitung selisih ketinggian antara kedua titik tersebut hitung berapa kontur yang terdapat
diantara keduanya (jangan menghitung garis kontur yang sama nilainya bila kedua titik
terpisah oleh lembah).
c. Dengan mengetahui selisih ketinggian dua titik tersebut dan mengetahui juga jumlah
kontur yang terdapat, dapat dihitung berapa interval konturnya (harus merupakan bilangan
bulat).
d. Lihat kontur terdekat dengan salah satu titik ketinggian. Bila kontur terdekat itu berada
diatas titik maka nilai kontur itu lebih besar dari titik ketinggian itu. Bila kontur berada
dibawah maka nilainya lebih kecil. Hitung nilai kontur terdekat itu yang harus merupakan
kelipatan dari nilai interval kontur yang telah diketahui dari point (c).
Lakukanlah perhitungan diatas sampai merasa yakin nilai yang didapat untuk setiap kontur
benar, cantumkan nilai beberapa kontur pada peta anda (kontur 1000, 1.250, 1,500 dan
seterusnya) agar mudah mengingatnya.
CARA MEMBACA PETA KONTUR
1.Pengertian Kontur
Kontur adalah garis khayal untuk menggambarkan semua titik yang mempunyai
ketinggian yang sama di atas atau di bawah permukaan datum tertentu yang disebut
permukaan laut rata-rata. Kontur digambarkan dengan interval vertikal yang reguler. Interval
kontur adalah jarak vertikal antara 2 (dua) garis ketinggian yang ditentukan berdasarkan
skalanya. Besarnya interval kontur sesuai dengan skala peta dan keadaan di muka bumi.
Interval kontur selalu dinyatakan secara jelas di bagian bawah tengah di atas skala grafis.

Tabel Interval dan Indeks Kontur

Skala Peta Interval Kontur Indeks Kontur


1:10.000 5 meter 25 meter
1:25.000 12,5 meter 50 meter
1:50.000 25 meter 100 meter
1:100.000 50 meter 200 meter
1:250.000 100 meter 500 meter

Kontur biasanya digambar dalam bentuk garis-garis utuh yang kontinyu (biasanya
berwarna cokelat atau oranye). Setiap kontur keempat atau kelima (tergantung pada
intervalnya) dibuatlah indeks, dan digambarkan dengan garis yang lebih tebal. Kontur
indeks dimaksudkan untuk membantu pembacaan kontur dan menghitung kontur untuk
menentukan tinggi. Angka (ketinggian) kontur diletakkan pada bagian kontur yang diputus,
dan diurutkan sedemikian rupa agar terbaca searah dengan kemiringan ke arah atas (lebih
tinggi).
Pada daerah datar yang jarak horisontalnya lebih dari 40 mm sesuai skala peta dibuat
garis kontur bantu. Kontur bantu ini sangat berarti terutama jika ada gundukan kecil pada
daerah yang datar. Kontur bantu digambar pada peta berupa garis putus-putus untuk
membedakan dengan kontur standar.
Gambar : Kontur indeks dan titik-titik tinggi pada peta rupabumi skala 1:25.000

2. Bentuk Kontur
Bentuk suatu kontur menggambarkan bentuk permukaan lahan yang sebenarnya.
Kontur-kontur yang berdekatan menunjukkan kemiringan yang terjal, kontur-kontur yang
berjauhan menunjukkan kemiringan yang landai. Jika kontur-kontur itu memiliki jarak satu
sama lain secara tetap, maka kemiringannya teratur.
Beberapa catatan tentang kontur sebagai berikut:

1. Kontur adalah kontinyu (bersinambung). Sejauh mana pun kontur berada, tetap akan
bertemu kembali di titik awalnya. Perkecualiannya adalah jika kontur masuk ke suatu
daerah kemiringan yang curam atau nyaris vertikal, karena ketiadaan ruang untuk
menyajikan kontur-kontur secara terpisah pada pandangan horisontal, maka lereng
terjal tersebut digambarkan dengan simbol. Selanjutnya, kontur-kontur akan masuk
dan keluar dari simbol tersebut.

2. Jika kontur-kontur pada bagian bawah lereng merapat, maka bentuk lereng disebut
konveks (cembung), dan memberikan pandangan yang pendek. Jika sebaliknya,
yaitu merenggang, maka disebut dengan konkav (cekung), dan memberikan
pandangan yang panjang.

3. Jika pada kontur-kontur yang berbentuk meander tetapi tidak terlalu rapat maka
permukaan lapangannya merupakan daerah yang undulasi (bergelombang).

4. Kontur-kontur yang rapat dan tidak teratur menunjukkan lereng yang patah-
patah. Kontur-kontur yang halus belokannya juga menunjukkan permukaan yang
teratur (tidak patah-patah), kecuali pada peta skala kecil pada umumnya penyajian
kontur cenderung halus akibat adanya proses generalisasi yang dimaksudkan untuk
menghilangkan detil-detil kecil (minor).

Gambar 5.2. Berbagai kenampakan kontur

Gambar 5.3. Profil permukaan lahan dari potongan garis A-B


Kenampakan yang tidak berubah dengan penggambaran kontur adalah bukit dan
lembah. Bentuk permukaan lahan tidak berubah cukup berarti meskipun ada bangunan
gedung, jalan, pemotongan pepohanan (hutan atau perkebunan). Penafsiran yang benar
terhadap bentuk permukaan lahan membutuhkan latihan, praktek dan pengalaman yang
memadai di lapangan.

3. Membuat Potongan Profil


Untuk membuat suatu potongan profil yang utuh antara dua titik A dan B pada peta
berkontur, gambarlah sebuah garis lurus pada peta antara titik-titik tersebut. Temukan kontur-
kontur rendah dan tinggi yang terpotong oleh garis. Pada gambar 5.4 kontur yang tertinggi
adalah 200 meter, dan yang terendah adalah 80 meter.
Letakkan secarik kertas dengan tepi yang lurus sepanjang garis AB, dan tandai pada
titik A dan titik B tersebut juga titik-titik di mana kontur-kontur memotong garis. Berilah
label angka tinggi.
Gambar 5.4. Pemotongan garis kontur
Dari masing-masing tanda turunkan garis tegak lurus pada kertas. Sejajar dengan
pinggiran yang sudah ditandai gambar garis-garis paralel dengan skala yang sesuai untuk
menunjukkan angka tinggi dari masing-masing kontur yang dipotong oleh garis AB, yaitu 80
sampai dengan 200 meter. Buat sebuah tanda pada setiap garis vertikal di mana itu memotong
skala tinggi sejajar sesuai dengan tingginya pada garis AB. Gabungkan tanda-tanda ini
dengan suatu garis kurva yang halus, memungkinkan untuk membentuk lereng permukaan
antara kontur-kontur di lembah dan di puncak bukit. Penggunaan kertas milimeter atau grid
akan memudahkan penggambaran.

Gambar 5.5. Potongan yang menunjukkan intervisibilitas


4. Menentukan Gradien Jalan Pada Peta
Kemiringan suatu lereng (slope) biasanya didefinisikan sebagai suatu gradien.
Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah gradien 2 dalam 16, artinya 2 unit vertikal untuk
setiap 16 unit pada arah horisontal. Selama kedua unit tersebut sama pada kedua arah,
maka tidak ada bedanya apapun satuan panjangnya (meter atau pun kaki). Gradien tersebut
biasanya ditulis sebagai 2/16.

Gambar : Kemiringan lereng atau slope


Kadangkala gradien dinyatakan dalam persentase. Untuk mengkonversinya adalah
mengalikan perbandingan dengan bilangan 100%, yaitu: 2/16 x 100% = 1,25%
Untuk menentukan gradien suatu titik di jalan pada suatu peta, ukur jarak horisontal antara
kontur-kontur yang berurutan pada peta dan nyatakan dalam unit yang sama seperti pada
angka interval kontur. Misalnya, jika interval kontur 10 meter dan jarak yang diukur di peta
antara dua kontur yang berurutan tersebut adalah 120 meter, maka gradien rata-
ratanya antara dua konturadalah 10/120 = 1/12 atau 1 dalam 12 atau 8,5%.
Untuk menentukan gradien yang paling terjal dari suatu jalan, temukan titik di mana
dua kontur yang berturutan saling berdekatan, kemudian ukurlah seperti prosedur di atas.
Suatu gradien rata-rata dapat diukur dengan cara yang sama terhadap beberapa interval
kontur, meskipun hal ini tidak banyak berarti kecuali ada kemiringan lereng yang konstan
pada arah yang sama.
Jika dibutuhkan untuk memeriksa bahwa gradien maksimum sepanjang suatu jalan
tidak melebihi 1/6, dan interval kontur adalah 10 meter, maka jarak antara kontur-kontur tadi
tidak boleh kurang dari 6 x 10 = 60 meter. Tandailah pada sepotong kertas suatu jarak 60
meter pada skala peta, interval kontur dapat diperiksa untuk melihat apakah jarak pada titik
mana pun lebih pendek dari jarak yang ditentukan. Jika demikian halnya maka gradiennya
lebih terjal dari 1/6.
Peta Geologi
Posted on November 23, 2013by widhiwidhi

Peta geologi pada


dasarnya merupakan suatu sarana untuk menggambarkan tubuh batuan,
penyebaran batuan, kedudukan unsur struktur geologi dan hubungan antar
satuan batuan serta merangkum berbagai data lainnya. Peta geologi juga
merupakan gambaran teknis dari permukaan bumi dan sebagian bawah
permukaan yang mempunyai arah, unsur-unsurnya yang merupakan
gambaran geologi, dinyatakan sebagai garis yang mempunyai kedudukan yang
pasti.
Pada umumnya ada beberapa macam bagian peta geologi yang sering
digunakan untuk laporan, baik dalam study kelapangan atau dalam misi
untuk mengetahui kandungan mineral di dalamnya.

Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu
daerah / wilayah / kawasan dengan tingkat kualitas yang tergantung pada
skala peta yang digunakan dan menggambarkan informasi sebaran, jenis
dan sifat batuan, umur, stratigrafi, struktur, tektonika, fisiografi dan potensi
sumber daya mineral serta energi yang disajikan dalam bentuk gambar
dengan warna, simbol dan corak atau gabungan ketiganya. Adapun jeni-
jenis peta Geologi dan peta lainnya yang berkaitan dengan geologi adalah
sebagi berikut:
 Peta geologi permukaan (surface geological map), adalah peta yang
memberikan berbagai formasi geologi yang langsung terletak di
bawah permukaan. Skala peta ini bervariasi antara 1 : 50.000 dan
lebih besar, berguna untuk menentukan lokasi bahan bangunan,
drainase, pencarian air, pembuatan lapangan terbang, maupun
pembuatan jalan.
 Peta singkapan (outcrop map), adalah peta yang umumnya berskala besar,
mencantumkan lokasi ditemukannya batuan padat, yang dapat
memberikan sejumlah keterangan dari pemboran beserta sifat batuan
dan kondisi strukturalnya. Peta ini digunakan untuk menentukan
lokasi, misalnya material yang berupa pecahan batu, dapat
ditemukan langsung di bawah permukaan.
 Peta ikhtisar geologis, adalah peta yang memberikan informasi langsung
berupa formasi-formasi yang telah tersingkap, mapun ekstrapolasi
terhadap beberapa lokasi yang formasinya masih tertutup oleh lapisan
Holosen. Peta ini kadang agak skematis, umumnya berskala sedang
atau kecil, dengan skala 1 : 100.000 atau lebih kecil.
 Peta struktur, adalah peta dengan garis-garis kedalaman yang
dikonstruksikan pada permukaan sebuah lapisan tertentu yang berada
di bawah permukaan. Peta ini memiliki skala sedang hingga besar.
 Peta geologi sistematik adalah peta yang menyajikan data geologi pada peta
dasar topografi atau batimetri dengan nama dan nomor lembar peta
yang mengacu pada SK Ketua Bakosurtanal No. 019.2.2/1/1975 atau
SK penggantinya
 Peta geologi tematik adalah peta yang menyajikan informasi geologi
dan/atau potensi sumber daya mineral dan/atau energi untuk tujuan
tertentu
 Peta topografi adalah peta ketinggian titik atau kawasan yang dinyatakan
dalam bentuk angka ketinggian atau kontur ketinggian yang diukur
terhadap permukaan laut rata-rata.
 Peta isopach, yaitu peta yang menggambarkan garis-garis yang
menghubungkan titik-titik suatu formasi atau lapisan dengan
ketebalan yang sama. Dalam peta ini tidak ditemukan konfigurasi
struktural. Peta ini berskala sedang hingga besar.
 Peta fotogeologi, adalah peta yang dibuat berdasarkan interpretasi foto
udara. Peta fotogeologi harus selalu disesuaikan dengan keadaan
yang sesungguhnya di lapangan.
 Peta hidrogeologi, adalah peta yang menunjukkan kondisi airtanah pada
daerah yang dipetakan. Pada peta ini umumnya ditunjukkan formasi
yang permeabel dan impermeabel.
Peta geologi dibuat berlandaskan dasar dan tujuan ilmiah dimana
memanfaatan lahan, air dan sumberdaya ditentukan atas dasar peta geologi.
Peta geologi menyajikan sebaran dari batuan dan tanah di permukaan atau
dekat permukaan bumi, yang merupakan penyajian ilmiah yang paling baik
yang menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh para pengambil
keputusan untuk mengidentifikasi dan mencegah sumberdaya yang bernilai
dari resiko bencana alam dan menetapkan kebijakan dalam pemanfaatan
lahan.

Singkatan huruf satuan kronostratigrafi pada peta geologi ditunjukan


dengan singkatan huruf (Elseiver, 1989). Dengan aturan sebagi berikut :

1. Huruf pertama, ditulis dengan huruf kapital (besar). Huruf pertama ini
menyatakan jaman, misalnya P untuk Perem, TR untuk Trias, T untuk
Tersier
2. Huruf kedua, ditulis dengan huruf kecil yang menyatakan seri. Misalny Tm
yang berarti kala Miosen jaman Tersier.
3. Huruf ketiga, ditulis dengan huruf kecil yang menyatakan nama formasi
atau satuan litologi. Misalnya Tmc yang berarti Formasi Cipluk berumur
Miosen.
4. Huruf keempat, ditulis dengan huruf kecil yang menyatakan jenis litologi
atau satuan peta yang lebih rendah (anggota). Misalnya Tmcl yang berarti
anggota batugamping Formasi Ciluk yang berumur Miosen.
5. Huruf kelima hanya digunakan batuan yang mempunyai kisaran umur
panjang. Misalnya Tpokc yang berarti Anggota Cawang Formasi Kikim
berumur Paleosen-Oligosen.
6. Huruf pT (p kecil sebelum T besar) digunakan untuk singkatan umur
batuan sebelum Tersier yang tidak diketahui umur pastinya.
7. Untuk batuan yang mempunyai kisaran umur panjang, urutan singkatan
umur berdasarkan dominasi umur batuan, misalnya QT untuk batuan
berumur Tersier hingga Kuarter yang didominasi batuan berumur Quarter;
Jk untuk batuan berumur Jura hingga Kapur yang didominasi batuan
berumur Jura.
8. Batuan beku dan malihan yang tidak terperinci susunan dan umurnya
cukup dinyatakan dengan satu atau dua buah huruf, misalnya a untuk
andesit, b untuk basal, gd untuk granodiorit, um untuk ultramafik atau
ofiolit dan s untuk sekis.
9. Batuan beku dan malihan yang diketahui umurnya menggunakan lambang
huruf jaman, misalnya Kg berarti granit berumur kapur.
10. Pada peta geologi skala kecil, himpunan batuan cukup dinyatakan dengan
huruf dibelakang jaman era, jaman atau sub-jaman; misalnya Pzm berarti
batuan malihan berumur Paleozoikum, Ks berarti sedimen berumur Kapur,
Tmsv berarti klastika gunungapi berumur Miosen, Tpv berarti batuan
gunungapi berumur Paleogen, Tni berarti batuan terobsan berumur
Neogen. Satuan bancuh dinyatakan dengan notasi m.
Tabel Skala Waktu Geologi
Juta
tahunyang
Masa Jaman Kala Kehidupan dan kejadian lalu
1 2 3 4 5

Kuarter Holosen Manusia modern 0,1

Pleistosen Manusia purba 2,5 – 3

Tersier Pliosen Karnovora besar 7

Binatang merumput
Miosen banyak 26

Oligosen Mamalia besar 37

Eosen Mamalia modern 54


Kenozoikum

(Neozoikum) Paleosen Mamalia plasental awal 65

Atas

Tanaman berbunga
Tengah pertama, klamaks
dinosaurus dan amonit,
Kapur Bawah diikuti kepunahan 135

Atas Burung pertama,


Tengah mamalia pertama,
dinosaurus dan amonit
Yura Bawah banyak 180

Atas

Tengah Dinosaurus pertama,


Mesozoikum Trias Bawah cycads dan conifers 225
Atas

Tengah Banyak jenis binatang


laut punah, termasuk
Permian Bawah trilobit 290

Atas

Tengah Paya–paya batu bara,


conifers dan reptil
Pensylvanian Bawah pertama 310

Atas

Tengah Ikan hiu dan ampibi,


pohon besar, tanaman
Missisipian Bawah berbiji 345

Atas

Tengah
Ampibi pertama, ikan
Devonian Bawah amat banyak 400

Atas

Tengah

Silurian Bawah Tanaman darat pertama 435

Atas

Tengah Pengesan, ikan pertama,


invertebrata laut
Paleozoikum Ordovisian Bawah dominan 500
Atas

Tengah
Kehidupan laut, trilobit
Kambrian Bawah dan brakiopoda dominan 600

Proterozoikum Prekambrian Akhir Pergeseran benua 3.000

Pembentukan besi, peng-


Tengah esan benua 3.200

Algae tertua, batuan


terukur tertua (fosil-fosil
Awal umunya jarang) 3.700

Belum ada kehidupan,


Azoikum/ meteorit dan batuan
bulan untuk penentuan
Kriptozoikum umur 4600

Simbol – simbol yang sering digunakan dalam peta geologi antara lain adalah
sebagai berikut :
Peta sinoptik dapat diartikan sebagai peta yang menggambarkan kondisi cuaca dengan ciri
adanya simbol-simbol. Simbol yang digunakan untuk menggambarkan keadaan angin,
tekanan udara, suhu, dan lain sebagainya. Menurut World Meteorological Organization
(WMO) peta sinoptik dapat digambarkan seperti berikut:

Agar bisa lebih memahami tentang simbol sinoptik ini, cobalah perhatikan gambar berikut:

A. Tutupan awan.
Memberikan informasi seberapa bagian langit tertutup awan. pada gambar di atas tutupan
awan menunjukan angka 6/8. Pecahan yang digunakan biasanya adalah per 8.

B. Tekanan udara
Tekanan udara berdasarkan simbol adalah 979,8 mb. Cara membaca kodenya sebagai berikut

 jika angka awal merupakan angka kecil (0,1,2,3,4,5,6) maka tambahkan angka 10 di
depan angka simbol, selanjutnya tambahkan koma di depan digit terakhir, misalnya saja pada
simbol tertulis 124, berarti tekanan udaranya 1012,4 mb.
 jika angka awal merupakan angka besar (7,8,9) maka tambahkan angka 9 di depan
angka simbol tadi, selanjutnya tambahkan koma di depan digit terakhir. Misalkan seperti
simbol diatas 798, berarti tekanan udara adalah 979,8 mb
C. Temperatur udara
Simbol ini menujukkan suhu udara adalah 20 derajat C. Kalau angkanya tinggi seperti 50 bisa
jadi satuan yang digunakan adalah Farenheit.

D. Visibilitas
Vasibilitas adalah keadaan dapat dilihat dan diamati keadaan suatu cuaca.
Simbol ini menunjukkan jarak pandang normal mata manusia. Pada gambar
diatas menunjukkan 20 m.

E. Keadaan cuaca saat ini


Simbol di atas menunjukan keadaan moderat keadaan saat ini.

F. Titik Embun
Titik embun berdasarkan simbol di atas adalah 14 derajat celcius. Simbol ini
menunjukkan temperatur titik embun. Bisa saja dalam suhu Fahrenhit.

G. Angin
Simbol ini menunjukan arah datangnya angin. Batang pendek/panjang
menandakan kecepatan angin. Pada gambar diatas arah angin dari tenggara
dan kecepatannya adalah 15 knot. Cara membaca kecepatan angin dapat
dilihat pada simbol dibawah ini.
Batang kecil = 5 knots
Batang panjang = 10 knot
Bendera = 50 knot
Peta Sinoptik?

Sebenarnya, “peta sinoptik” itu istilah ilmiahnya peta cuaca.

Secara umum peta sinoptik berguna untuk mengetahui keadaan cuaca di suatu area pada
suatu waktu. Arah angin, kecepatan angin, awan, hujan/salju, perubahan tekanan udara,
dsb.dalam daerah itu bisa disajikan secara sederhana dalam satu lembar kertas. Melegakan
banget!

Surface chart,100 mb chart, 500-mb chart?

Peta sinoptik banyak macamnya. Jika kamu menerima peta ini, pertama-tama kamu harus
tahu peta ini termasuk surface chart, 100-mb chart, 500-mb chart, atau bagaimana. Weleh-
weleh, apa pula itu?

Surface chart menunjukkan keadaan cuaca pada level permukaan laut, atau ketinggian 0 m.

Perhatikan surface chart di atas.

Komponennya antara lain:

a. isobar: Garis berlabel 1008, 1004, 1000, 996 adalah isobar yang menunjukkan tekanan
udara. 1008 berarti 1008 mb, 1004 berarti 1004 mb, dan seterusnya. Perhatikan, isobar selalu
digambarkan tiap interval 4 mb, dimulai dari 1000 mb (kurang dari atau lebih dari). Jadi, peta
cuaca yang benar tidak mungkin menggambar isobar 994 atau 990, misalnya.

b. Simbol meteorologi: Menunjukkan arah angin, kecepatan angin, tutupan awan, suhu
udara, titik embun, tekanan udara, tekanan udara 3 jam yang lalu, tren tekanan udara, jenis
awan, jenis presipitasi, juga front. Untuk lebih lengkapnya, silakan klik simbol meteorologi.
Ngomong-ngomong, tidak semua simbol meteorologi dipakai dalam peta cuaca. Kadang-
kadang malah cuma arah, kecepatan angin dan front saja yang ditampilkan. Seberapa lengkap
lambang meterologi ditampilkan akan tergantung pada tujuan penggunaan peta cuaca itu.

c. L dan H : L berarti pusat tekanan rendah (Low pressure), H berarti pusat tekanan tinggi
(High pressure)
Upper air Map

peta cuaca semacam 100-mb chart, 300-mb chart, 500-mb chart menggambarkan keadaan
udara atas (upper air) atau mudahnya keadaan udara di tempat yang tinggiiiii sekali. Beda
dengan peta permukaan, garis pada peta ini bukanlah isobar, tapi justru garis kontur yang
mengambarkan ketinggian tempat-tempat yang tekanan udaranya konstan! Itulah mengapa
peta ini biasa disebut peta tekanan konstan (constant map pressure).

Gampangnya begini. Coba liat peta surface chart di atas tadi.

Udah kok! Terus?

Nah, seperti yang kamu sudah lihat, pada peta permukaan ini ada tempat-tempat yang
bertekanan udara 1004 mb, 1000 mb, dan sebagainya, tapi semua tempat ini berada di
ketinggian sama, yaitu sea level ( 0 m).

Bandingkan dengan peta 500-mb ini.

Angka 5580 itu bukan berarti tekanannya 5580 mb (kalau iya, mati dong kita! Tekanan
supertinggi tuh!). Pada peta ini, semua tempat punya tekanan udara sama, yaitu 500 mb. Nah,
garis berlabel 5580 itu menghubungkan tempat-tempat yang punya tekanan 500 mb di
ketinggian 5580 m. Sama halnya dengan garis 5500, berarti di daerah itu tekanan udara
sebesar 500 mb bisa ditemui pada ketinggian 5500 m.

Karena menunjukkan variasi ketinggian untuk tekanan udara yang sama (isobaric), maka peta
ini disebut juga peta isobarik.

Tapi kok bisa, sih, ketinggiannya beda-beda?

Ini ada hubungannya dengan suhu udara. Secara umum kan semakin tinggi suatu tempat,
tekanan udaranya lebih rendah. Pada daerah yang dingin, udara lebih rapat sehingga kolom
udaranya lebih pendek. Akibatnya tekanan 500 mb akan dijumpai di ketinggian lebih rendah.
Sebaliknya, udara lebih renggang pada daerah panas sehingga kolom udara lebih tinggi,
menyebabkan tekanan 500 mb dijumpai di ketinggian lebih tinggi.

Owalah.. begitu toh!


peta isobarik punya sistem simbol meteorologi sendiri. Perbedaannya terutama pada bagian
yang menunjukkan tekanan udara. Untuk lebih jelasnya kunjungi simbol meteorologi.

Jadi komponen-komponen peta isobarik antara lain


a. garis kontur
b. simbol meteorologi upper-air

c. L dan H: L pusat garis kontur rendah. H pusat garis kontur tinggi,


d. Punggung dan Lembah (Ridges and Through). Ridges (elongated highs) daerah panas,
through (elongated lows) daerah dingin
e. isotherm: garis merah putus putus, menunjukkan suhu udara dalam derajat celcius
Peta geomorfologi adalah peta yang memberikan gambaran bentang
alam suatu daerah beserta faktor-faktor pengontrolnya. Dalam
penyajiannya peta tersebut haruslah memuat unsur-unsur sebagai
berikut Penampang morfcdogi, tafsiran struktur, proses geologi
muda/proses eksogen, dan satuan geomorfik. Penampang Peta
Geomorfologi Berguna untuk memperlihatkan kenanpakan bentang
alam apakah berupa dataran, pegunungan, punggungan, lernbah dan
lain-lain. Dalam penarikannya diusahakan dapat mewakili semua
satuan geomorfik yang ada. Penggambaran penampang blasanya
menggunakan perbandingan skala vertikal dan horisontal adalah 1 :
1. Tetapi apabila relief terlihat terlalu datar, dapat dilakukan
eksagarasi menjadi 1:2 Tafsiran Struktur Peta Geomorfologi Pada
peta geomorfologi pencantuman data-data struktur geologi dapat
membantu memberckan penjelasan tentang faktor pengontrol satuan
geomorfik yang ada. Dalam hal kita dapat menafsirkan kedudukan
lapisan batuan, sumbu lipaton dan sesar. Proses Geologi
Muda/Proses Eksogen Pada prinspnya memberikan gambaran
tentang proses eksogen yang bekerja di daerah tersebut. Misalnya
gerakan tanah, endapan point bars, .Gua-gua dan lain sebagainya.
Adanya penjelasar mengenai proses eksogen ini dapat membantu
dalam perencanaan tata guna lahan (land use). Satuan
Geomorfik Geomorfologi Pembagian satuan geomorflk hendaknya
mengacu kepada literatur-literatur resmi dimana pada umumnya
didasarkan pada morfometri dan morfogenesa atau morfostruktur.
Morfometri merupakan pembagian kenampakan geomorfologi yang
didasarkan pada kelerengan, meliputi beda tinggi dan sudut lereng
(slope). Pembagian secara morfometri diharapkan dapat memberikan
gambaran adanya kontrol litologi, struktur, dan proses geologi muda.
Morfogenesa atau morfostruktur adalah pembagian berdasarkan
struktur geologi dan litologi sebagai hasil genetik. Pembagian satuan
geomorfik dapat mengacu pada beberapa klasifikasi yang dikeluarkan
oleh beberapa ahli, seperti yang dijelaskan di bawah ini. Klasifikasi
Dari A.K. Lobeck (1931) A. Satuan Geomorfik Dataran (Plain), dibagi
menjadi subsatuan : Dataran Pantai, dataran yang ditempati oleh
endapan pantai. Dataran Interior, dataran pantai yang menjorok
kedaratan. Dataran Danau, dataran hasil dari danau yang kering.
Dataran Lava, dataran yang terbentuk oleh lava. Dataran Glasial,
terbentuk akibat adanya sedimentasi oleh salju atau es. Dataran
Aluvial, dibagi lagi menjadi: + Kipas aluvial, terdapat pada kaki
pegunungan atau bukit + Dataran banjir, terdapat disekitar aliran
sungai. + Dataran Delta, terbentuk dari endapan delta B. Satuan
Geomorfik Plateau, adalah dataran tinggi dengan kontrol kedudukan
lapisan batuan horisontal. Dibagi menjadi beberapa subsatuan .
Mesa, Butte, Pinacle C. Satuan Geomorfik Pegunungan Kubah,
terbagi dalam beberapa subsatuan : Cuesta, kemiringan lapisan 10 –
300 derajat Hoqback, kemiringan lapisan 30 – 450 derajat Flatiron,
kemiringan lapisan lebih besar dari 450 derajat D. Satuan Geomorfik
Pegunungan Blok terbentuk oleh adenya blok-blok sesar. Terbagi
dalam beberapa subsatuan, yaitu Sesar berjenjang (Slep fault),
Terban (graben). Sembulan (horst), Fault scarp. dan Fault line scarp.
E. Satuan Geomorfik Pegunungan Lipatan merupakan satuan
geomorfik yang terbentuk oleh adanya kontrol struktur lipatan. Terbagi
dalam beberapa subsatuan yaitu Pegunungan antiklin, Pegunungan
Sinklin, Pegunungan Monoklin, Lembah Antiklin, Lembah Sinklin, dan
Lembah Monoklin. F. Satuan Geomorfik Kompleks, Satuan ini
biasanya terbentuk oleh bermacam-macam batuan baik batuan beku,
sedimen, dan metamorf. Memiliki bentuk yang tidak teratur, misal
pada daerah komplek melange. G. Satuan Geomorfik Volkanik,
merupakan bentukan-bentukan yang diakibatkanoleh aktivitas
magma. Terdiri atas beberapa subsatuan, yaitu Gunungapi
strato,Gunungapi bocca, Gunungaoi maar, Kaldera, Volkarik neck,
Batholith, Pematang (dike), Lacolith, dan phonolith Klasifikasi Dari
Thornbury (1954) A. Satuan Geomorfik Dataran Peneplain,
merupakan seatu dataran rendah bergelombang sangat lemah
sebagai hasil erosi subaerial tahap awal. Panplain, suatu dataran
yang terbentuk oleh akibat adanya dataran banjir (floodplain).
Pediplain, dataran kaki pegunungan. Coastal plain, dataran pantai. B.
Satuan Geomorfik Plateau, merupakan dataran tinggi dengen
kedudukan lapisan batuan horisontal. Berbentuk mirip meja (table-
plain) Terdiri dari Messa dan Butte. C. Satuan Geomorfik Kubah,
merupakan perbukitan yang dikontrol oleh struktur kubah (dome),
terdiri atas Hoqback dan Cuesta. D. Satuan Geomorfik L.ipatan,
merupakan satuan geomorfik yang dikontrol oleh struktur lipatan.
Karena memperlihatkan bentuk seperti punggungan (ridge), maka
pada bagian tinggian disebut dengan punggungan. Satuan ini terbagi
atas Punggungan Antiklin, Punggungan Sinklin, Punggungan
Homoklin, Lembah Antiklin, Lembah dan Lembah Homoklin. E.
Satuan Geomorfik Struktur Sesar, Terdiri atas Fault Scarl Fault Line
Scarp, Horst, dan Graben. F. Satuan Geomorfik Karst, merupakan
bentang alam yang berkembang didaerah dengan litologi
batugamping dan dolomit. Perkembangannya dikontrol oleh proses-
proses eksogen yang bekerja pada daerah tersebut. Terdiri dari Terra
rossa, merupakan soil yang terbentuk di permukaan prodik dari
pelapukan dan pelarutan batugamping. Lapies, kenampakan lobang-
lobang pada batugamping atal! dolomit akibat pelarutan. Sink hole,
berupa depresi, dalam perkembangannya berubah menjadi dolena,
uvala, dan polye. Karst plain, bentang alam yang dibentuk oleh
batugamping berlapis, dengan kedudukan lapisan horisontal. G.
Satuan Geomorfik Pegunungan Glasial, satuan geomorfik yang,
diakibatkan oleh aktivitas salju. Terdiri atas Cirque (bukit glasial),
Trunggated spurs, Fyord, dan piedmont lakes. H. Satuan Geomorfik
Volkanik, terdiri dari Lahar, Plug dome, Volcanic craters, Kaldera,
Lava plains, Volcanic neck, dan Dike ridge. Klasiflkasi Dari Van
Zuidam Klasifikasi Van Zuidam ada dua, yaitu yang dikeluarkan tahun
1979 dan 1983. Pada klasifikasi yang dikeluarkan tahun 1979 salah
satunya adalah didasarkan pada kelerengan dan bentuk relief.
Demikian pembahasan tentang Peta Geomorfologi, baca
pembahasan lainnya di www.majalahbatu.com

http://www.majalahbatu.com/
http://www.majalahbatu.com/2016/10/peta-geomorfologi.html
Ilmu Kebumian
Peta merupakan sebuah gambaran mengenai suatu wilayah yang
dituliskan dalam suatu bidang datar. Gambaran sebuah wilayah ini
tidak seperti satelit, namun hanya digambarkan mengenai bentuk
wilayah dengan warna tertentu, ketenrangan tertentu dan juga skala
peta tertentu. komponen- komponen peta ini membentuk suatu
perpaduan sehingga menghasilkan informasi yang mudah dipahami
oleh pembaca.
Peta ada bermacam- macam. Jenis- jenis peta ini dibuat berdasarkan
kategori tertentu, ada peta tematik dan peta umum. Dan salah satu
jenis peta yang ada adalah peta Chorografi. Pada kesempatan kali ini
kita akan membahas lebih dalam mengenai peta Chorografi ini.
Pengertian Peta Chorografi

Barangkali sebagian dari kita masih asing mengenai peta yang satu ini. peta Chorografi merupakan
jenis peta yang menggambarkan seluruh atau sebagain permukaan bumi dengan skala yang lebih
kecil, yakni antara 1 : 250.000 sampai dengan 1 : 1.000.000 atau bisa juga lebih. Peta Chorografi
merupakan jenis peta yang menggambarkan daerah yang luas, seperti propinsi, negara, benua atau
dunia. Peta Chorografi juga menggambarkan berbagai kenampakan alam seperti pegunungan,
gunung, sungai, danau, jalan , garis pantai, rawa- rawa, hingga batas wilayah kota atau propinsi.

Peta Chorografi adalah peta yang sering kita temukan dalam atlas
ketika pelajaran di sekolah. Peta ini merupakan peta umum yang
dapat kita temukan dalam pelajaran IPS yang menyajikan gambaran
suatu wilayah dengan skala tertentu beserta dengan ketarangan-
keterangannya.
Karakteristik Peta Chorografi
Peta Chorografi merupakan peta yang menyajikan kenampakan
wilayah yang ada di muka bumi dari suatu daerah atau wilayah
beserta dengan keterangan-keterangan yang ada di dalamnya. Peta
Chorografi memiliki beberapa karakteristik. Karakteristik- karakteristik
dari peta Chorografi antara lain sebagai berikut:

 Menampakkan kenampakan alam suatu wilayah

Salah satu karakteristik yang dimiliki oleh peta Chorografi adalah peta
ini menggambarkan kenampakan suatu wilayah yang ada di
permukaan Bumi. Wilayah yang digambarkan ini bisa mencakup
suatu propinsi, negara, sub benua, benua, bahkan dunia. Peta
Chorografi adalah peta umum yang banyak kita pelajari dan pasti
yang paling sering kita lihat. Adapun atlas merupakan kumpulan dari
beberapa peta Chorigrafi.

 Memberikan keterangan mengenai apa yang ada di permukaan


bumi

Peta Chorografi merupakan peta yang menjelaskan tentang


gambaran permukaan Bumi dengan jelas, lengkap dan detail. Peta
Chororgafi menjelaskan apa yang ada di permukaan Bumi dengan
memberikan keterangan berupa simbol- simbol, seperti gunung,
pegunungan, dataran rendah, dataran tinggi, batas kota, batas
pprovinsi, sungai, dan lain sebagainya. Mengenai simbol dan juga
keterangan ini dapat kita terjemahkan jika kita melihat Legenda Peta.
Legenda Peta merupakan kamus yang berisi mengenai keterangan-
keterangan pada peta.

 Biasanya skala yang digunakan hanya sedikit

Skala peta selalu ada dalam semua peta. Skala peta merupakan
perbandingan ukuran antara gambar pada peta dan ukuran yang
sebenarnya. Pada peta Chorografi, skala peta yang digunakan
biasanya kecil, yakni antara 1 : 250.000 hingga 1 : 1.000.000.
Itulah beberapa karakteristik yang dimiliki oleh peta Chorografi.
Karakteristik merupakan setiap hal yang khas yang dimiliki suatu
peta.
Peta Chorografi berfungsi memberikan informasi kepada pembaca
mengenai apa saja yang ada di permukaan bumi dari suatu wilayah.
Debgan fungsinya yang demikian, maka isi yang dimiliki oleh peta
Chorografi ini bersifat lengkap. Tidak hanya bentuk dan ukuran
wilayah saja, namun juga lengkap dengan keterangan- keterangan
yang ada di dalamnya, seperti adanya sungai, gunung, dataran tinggi,
dataran rendah hingga batas- batas wilayah.

b. Peta Chorografi
Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau
sebagian permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil antara 1 :
250.000 sampai 1 :
1.000.000 atau lebih.

Peta chorografi menggambarkan daerah yang luas, misalnya propinsi,


negara, benua bahkan dunia. Dalam peta chorografi digambarkan
semua kenampakan yang ada pada suatu wilayah di antaranya
pegunungan, gunung, sungai, danau, jalan raya, jalan kereta api,
batas wilayah, kota, garis pantai, rawa dan lain-lain. Atlas adalah
kumpulan dari peta chorografi yang dibuat dalam berbagai tata warna.
Berikut ini adalah contoh peta chorografi

Gambar . Contoh
peta chorografi.
PETA SINOPTIK
Melihat Lebih Dekat: Peta Sinoptik

Peta Sinoptik?

Sebenarnya, “peta sinoptik” itu istilah ilmiahnya peta cuaca.

Secara umum peta sinoptik berguna untuk mengetahui keadaan cuaca di suatu area pada
suatu waktu. Arah angin, kecepatan angin, awan, hujan/salju, perubahan tekanan udara,
dsb.dalam daerah itu bisa disajikan secara sederhana dalam satu lembar kertas. Melegakan
banget!

Surface chart,100 mb chart, 500-mb chart?


Peta sinoptik banyak macamnya. Jika kamu menerima peta ini, pertama-tama kamu harus
tahu peta ini termasuk surface chart, 100-mb chart, 500-mb chart, atau bagaimana. Weleh-
weleh, apa pula itu?

Surface chart menunjukkan keadaan cuaca pada level permukaan laut, atau ketinggian 0 m.

Perhatikan surface chart di atas.

Komponennya antara lain:


a. isobar: Garis berlabel 1008, 1004, 1000, 996 adalah isobar yang menunjukkan tekanan
udara. 1008 berarti 1008 mb, 1004 berarti 1004 mb, dan seterusnya. Perhatikan, isobar selalu
digambarkan tiap interval 4 mb, dimulai dari 1000 mb (kurang dari atau lebih dari). Jadi, peta
cuaca yang benar tidak mungkin menggambar isobar 994 atau 990, misalnya.

b. Simbol meteorologi: Menunjukkan arah angin, kecepatan angin, tutupan awan, suhu
udara, titik embun, tekanan udara, tekanan udara 3 jam yang lalu, tren tekanan udara, jenis
awan, jenis presipitasi, juga front. Untuk lebih lengkapnya, silakan klik simbol meteorologi.
Ngomong-ngomong, tidak semua simbol meteorologi dipakai dalam peta cuaca. Kadang-
kadang malah cuma arah, kecepatan angin dan front saja yang ditampilkan. Seberapa lengkap
lambang meterologi ditampilkan akan tergantung pada tujuan penggunaan peta cuaca itu.

c. L dan H : L berarti pusat tekanan rendah (Low pressure), H berarti pusat tekanan tinggi
(High pressure)

Upper air Map

peta cuaca semacam 100-mb chart, 300-mb chart, 500-mb chart menggambarkan keadaan
udara atas (upper air) atau mudahnya keadaan udara di tempat yang tinggiiiii sekali. Beda
dengan peta permukaan, garis pada peta ini bukanlah isobar, tapi justru garis kontur yang
mengambarkan ketinggian tempat-tempat yang tekanan udaranya konstan! Itulah mengapa
peta ini biasa disebut peta tekanan konstan (constant map pressure).

Gampangnya begini. Coba liat peta surface chart di atas tadi.

Udah kok! Terus?

Nah, seperti yang kamu sudah lihat, pada peta permukaan ini ada tempat-tempat yang
bertekanan udara 1004 mb, 1000 mb, dan sebagainya, tapi semua tempat ini berada di
ketinggian sama, yaitu sea level ( 0 m).

Bandingkan dengan peta 500-mb ini.


Angka 5580 itu bukan berarti tekanannya 5580 mb (kalau iya, mati dong kita! Tekanan
supertinggi tuh!). Pada peta ini, semua tempat punya tekanan udara sama, yaitu 500 mb. Nah,
garis berlabel 5580 itu menghubungkan tempat-tempat yang punya tekanan 500 mb di
ketinggian 5580 m. Sama halnya dengan garis 5500, berarti di daerah itu tekanan udara
sebesar 500 mb bisa ditemui pada ketinggian 5500 m.

Karena menunjukkan variasi ketinggian untuk tekanan udara yang sama (isobaric), maka peta
ini disebut juga peta isobarik.

Ini ada hubungannya dengan suhu udara. Secara umum kan semakin tinggi suatu tempat,
tekanan udaranya lebih rendah. Pada daerah yang dingin, udara lebih rapat sehingga kolom
udaranya lebih pendek. Akibatnya tekanan 500 mb akan dijumpai di ketinggian lebih rendah.
Sebaliknya, udara lebih renggang pada daerah panas sehingga kolom udara lebih tinggi,
menyebabkan tekanan 500 mb dijumpai di ketinggian lebih tinggi.

peta isobarik punya sistem simbol meteorologi sendiri. Perbedaannya terutama pada bagian
yang menunjukkan tekanan udara. Untuk lebih jelasnya kunjungi simbol meteorologi.

Jadi komponen-komponen peta isobarik antara lain


a. garis kontur
b. simbol meteorologi upper-air
c. L dan H: L pusat garis kontur rendah. H pusat garis kontur tinggi,
d. Punggung dan Lembah (Ridges and Through). Ridges (elongated highs) daerah panas,
through (elongated lows) daerah dingin
e. isotherm: garis merah putus putus, menunjukkan suhu udara dalam derajat celcius

Anda mungkin juga menyukai