Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

Nyeri kepala merupakan masalah umum yang sering dijumpai dalam

praktek sehari - hari, meskipun sebenarnya terutama dari jenis menahun jarang

sekali disebabkan oleh gangguan organik. Penelitian yang dilakukan di Surabaya

menunjukkan bahwa di antara 6488 pasien baru, 1227 (18,9%) datang karena

keluhan nyeri kepala, 180 di antaranya didiagnosis sebagai migren. Sedangkan di

RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta didapatkan 273 (17,4%) pasien baru dengan

nyeri kepala diantara 1298 pasien baru yang berkunjung selama. Nyeri kepala

adalah perasaan sakit atau nyeri, termasuk rasa tidak nyaman yang menyerang

daerah tengkorak (kepala) mulai dari kening kearah atas dan belakang kepala. dan

daerah wajah. IHS tahun 1988 menyatakan bahwa nyeri pada wajah termasuk juga

dalam sakit kepala. Dalam buku-buku teks dan jurnal banyak memakai klasifikasi

1962, dan klasifikasi terbaru adalah INS 1988 yang akan dipakai dalam ICD -

WHO ke - X ada beberapa terminologi yang harus dibedakan seperti: Pusing =

vertigo, ringan kepala = like headedness, pening = dizziness, rasa ingin pingsan =

faintness, kepala berdenyut tujuh keliling dan sebagainya. Definisi menurut IASP

(International assosiation for the study of pain), nyeri adalah pengalaman sensorik

dan emosional yang tidak menyenangkan yang sedang terjadi atau telah terjadi

atau yang digambarkan dengan kerusakan jaringan.1-4

1
Pada tahun 1988 dihasilkan klasifikasi nyeri kepala oleh International

Headache Society (IHS) yaitu nyeri kepala primer yang merupakan diagnosa

utama dan nyeri kepala sekunder merupakan nyeri kepala sebagai gejala ikutan.

Sakit kepala sekunder merupakan sakit kepala yang disebabkan adanya

suatu penyakit tertentu (underlying disease). Pada sakit kepala kelompok ini, rasa

nyeri di kepala merupakan tanda dari berbagai penyakit. 2

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Nyeri Kepala Sekunder

3
B. Defenisi

Dapat dikatakan sebagai rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada

daerah atas kepala memanjang dari orbital sampai ke daerah belakang kepala

(area oksipital dan sebagian daerah tengkuk). Nyeri kepala adalah nyeri yang

berlokasi di atas garis orbitomeatal. Pendapat lain mengatakan nyeri atau

4
perasaan tidak enak diantara daerah orbital dan oksipital yang muncul dari

struktur nyeri yang sensitif.1

C. ETIOLOGI

Nyeri kepala penyebabnya multifaktorial, seperti kelainan emosional,cedera

kepala, migraine, demam, kelainan vaskuler intrakranial otot,

massaintrakranial, penyakit mata, telinga /hidung.

D. Klasifikasi Nyeri Kepala 1,3,4

Pada tahun 1988 dihasilkan klasifikasi nyeri kepala oleh International

Headache Society (IHS).

1. Nyeri Kepala Primer

b. Migren

c. Tension Type Headache

d. Cluster headache

e. Other primary headaches

5
2. Nyeri Kepala Sekunder

a. Nyeri kepala yang berkaitan dengan trauma kepala dan / atau leher.

b. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan vaskuler cranial atau

servikal

c. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan non vaskuler

intracranial.

d. Nyeri kepala yang berkaitan dengan substansi atau withdrawalnya.

e. Nyeri kepala yang berkaitan dengan infeksi.

f. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan hemostasis.

g. Nyeri kepala atau nyeri vaskuler berkaitan dengan kelainan kranium,

leher, mata, telinga, hidung, sinus, gigi, mulut, atau struktur facial

atau kranial lainnya.

h. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan psikiatrik.

Tabel 2.1 Penyebab Nyeri Kepala

6
E. PATOGENESIS

Menurut H.G.Wolf terdapat 6 mekanisme dasar yang menimbulkan

nyeri kepala yang berasal dari sumber intracranial, yaitu : 1,3

1. Tarikan pada vena yang berjalan ke sinus venosus dari permukaan otak

dan pergeseran sinus-sinus venosus utama.

2. Tarikan pada A. Meningea media

3. Tarikan pada pembuluh-pembuluh arteri besar di otak atau tarikan pada

cabang-cabangnya.

4. Distensi dan dilatasi pembuluh-pembuluh nadi intrakranial (A. Frontalis,

A. Temporalis, A. Discipitalies)

5. Inflamasi pada atau sekitar struktur kepala yang peka terhadap nyeri

meliputi kulit kepala, periosteum, (m. frontalis, m. temporalis,

m.oksipitalis)

6. Tekanan langsung pada nervus cranialis V, IX, X saraf spinal dan

cervikalis bagian atas yang berisi banyak serabut aferen rasa nyeri.

Daerah yang tidak peka terhadap nyeri adalah : parenkim otak,

ependim ventrikel, pleksus koroideus, sebagian besar duramater, piarachnoid

meningen meliputi konvektivitas otak dan tulang kepala. Tetapi rasa nyeri

tersebut dapat dibangkitkan oleh karena tindakan fisik seperti batuk, mengejan

yang meningkatkan tekanan intrakranial dan dapat memperburuk nyeri kepala

berhubungan dengan perdarahan atau massa intrakranial.

7
F. GAMBARAN KLINIK

1. Lokasi nyeri

Nyeri yang berasal dari bangunan intrakranial tidak dirasakan

didalam rongga tengkorak melainkan akan diproyeksikan ke permukaan

dan dirasakan di daerah distribusi saraf yang bersangkutan. Nyeri yang

berasal dari dua pertiga bagian depan kranium, di fosa kranium tengah dan

depan, serta di supratentorium serebeli dirasakan di daerah frontal, parietal

di dalam atau belakang bola mata dan temporal bawah. Nyeri ini

disalurkan melalui cabang pertama nervus Trigeminus.1

Nyeri yang berasal dari bangunan di infratentorium serebeli di fosa

posterior (misalnya di serebelum) biasanya diproyeksikan ke belakang

telinga, di atas persendian serviko-oksipital atau dibagian atas kuduk.

Nervi kraniales IX dan X dan saraf spinal C1, C2 dan C3 berperan untuk

perasaan di bagian infratentorial. Bangunan peka nyeri ini terlibat melalui

berbagai cara yaitu oleh peradangan, traksi, kontraksi otot dan dilatasi

pembuluh darah.1

Nyeri yang berhubungan dengan penyakit mata, telinga & hidung

cenderung di frontal pada permulaannya. Nyeri kepala yang bertambah

hebat menunjukkan kemungkinan massa intrakranial yang membesar

(hematoma subdural, anerysma, tumor otak) 1

8
2. Lamanya nyeri kepala

Lamanya nyeri kepala bervariasi, pada nyeri kepala tekanan

(pressure headache) disebabkan oleh ketegangan emosional dapat

berlangsung berhari-hari atau berminggu-minggu. Pada penderita migraine

dirasakan nyeri kepala paroksismal, singkat & melumpuhkan, berlansung

kurang dari 30 menit.

3. Berulangnya nyeri kepala

Berulangnya nyeri kepala suatu fenomena yang telah diketahui.

Pada wanita yang menderita migrane akan mendapat serangan berulang

ketika sedang menstruasi. Sedangkan nyeri kepala yang berhubungan

dengan gangguan hidung akan berulang apabila sering terjadi infeksi

traktus respiratorius atas yang sering ditemukan.

G. NYERI KEPALA (CEPHALGIA) SEKUNDER

Nyeri kepala sekunder merupakan sakit kepala yang disebabkan adanya suatu
penyakit tertentu (underlying disease). Pada sakit kepala kelompok ini, rasa
nyeri di kepala merupakan tanda dari berbagai penyakit.

1. Nyeri kepala yang berkaitan dengan trauma kepala dan / atau leher.

Nyeri kepala pasca trauma dapat merupakan nyeri akut atau kronik.

Nyeri akut dapat terjadi setelah trauma yang menyebabkan trauma ringan

atau berat. 8

9
Trauma berat dapat menyebabkan perdarahan otak, perdarahan

subdural atau epidural. Nyeri kepala setelah trauma biasanya merupakan

bagian dari sindrom pasca trauma yang meliputi dizziness, kesulitan

konsentrasi, gelisah , perubahan kepribadian , dan insomnia. 9

Pemeriksaan: Foto tulang tengkorak AP dan lateral,CT-Scan,

EEG.

 Penatalaksanaan sesuai jenis nyeri kepala yang muncul pada pasca

trauma.

Analgesik sederhana

Asetosal 1000 – 1500 mg sehari

Parasetamol 1000 – 1500 mg sehari

NSAD : Naproksen sodium, dosis 275 – 550 mg, 2 – 3 kali sehari

Antideprsan : Trisiklik antidepresant

Amitriptilin 25 – 50 mg sehari

Nortriptilin 25 75 mg sehari

Gol SSRI : Fluoxetin

Muscle relaksan : Eperison-HCl

Sedative / minor tranqulaizer

Diazepam 6 -15 mg / hari

Lorazepam 3 – 6 mg / hari

Klobazam 20 – 30 mg / hari

10
2. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan vaskuler cranial atau

servikal

a. Nyeri kepala pada tekanan darah tinggi ('hipertensi')

Tekanan darah tinggi dapat menimbulkan keluhan nyeri kepala.

Semua penderita nyeri kepala harus mengetahui tekanan darahnya.

Minum obat sakit kepala tanpa menurunkan tekanan darah dapat

berbahaya, karena 'hipertensi' merupakan ancaman bagi terjadinya

kerusakan organ target hipertensi (ginjal, otak, jantung dan

pembuluh darah).

11
Penyakit yang mendasari
ex : Hipertensi

Kerusakan endotel pembuluh


darah di otak

Agregasi trombosit

Melepaskan serotonin dan


adrenergik yang berlebih

Vasokontriksi pembuluh
darah

Terjadi pernurunan aliran Stimulasi N.


darah intrakranial Trigeminal (n.V)

Nausea
Iskemik aura Chemoreceptor

vomiting
Mekanisme otoregulasi
Hypotalamus
Vasodilatasi serebral dan
menyebabkan neurogenic
inflamasi Photopobia

Gambar 2.3 Patofisiologi Nyeri Kepala Sekunder Akibat Vaskuler

12
b. Nyeri kepala SAH (Subarachnoid Hemorhage)

Nyeri kepala terjadi mendadak , seluruh kepala, hebat,

disertai muntah proyektil dan kadang – kadang kesadaran

menurun dan pada pemeriksaan neurologis didapatkan tanda

– tanda rangsangan meningeal 14

Pemeriksaan MRI atau CT scan, jika hasilnya negatif dilakukan

pungsi lumbal

3. Nyeri Kepala Yang Berkaitan Dengan Kelainan Non Vaskuler

Intrakranial.

a. Nyeri kepala karena peningkatan tekanan intrakranial dan atau

hidrosefalus yang disebabkan oleh tumor otak

Berdasarkan lokasinya , tumor otak dapat terjadi

supratentorial atau infratentorial. Supratentorial menunjukan gejala

nyeri kepala, kelumpuhan , kejang , sedangkan tumor infratentorial

sering menunjukan gejala saraf otak dan gejala serebelum. Analisa

terhadap 200 anak dengan tumor otak menunjukan gejala sakit

kepala (41%), muntah (12%) , ketidak-seimbangan (11%),

gangguan visual (10%), gangguan prilaku (10%), dan kejang (9%).

Pada pemeriksaaan Fisik ditemukan edema papil (38%),

gangguan saraf kranial (49%),gangguan serebelum (48%), dan

penurunan kesadaran (12%) 6

Nyeri kepala karena tumor otak biasanya tidak berdenyut ,

13
bersifat progresif yaitu makin lama makin sering dan makin berat.

Seringkali disertai muntah. Lokasinya sering menetap disuatu

daerah. Nyeri sering terjadi pada saat bangun tidur pagi hari , dan

diperburuk oleh maneuver valsa berupa batuk, bersin atau

mengejan . nyeri juga diperburuk dengan aktivitas fisik. 7

Pemeriksaan CT-Scan atau MRI

b. Nyeri Kepala Berkaitan Dengan Perubahan Cairan Serebrospinal

(Low-CSF –Pressure headache)

 Penyebab diantaranya Dural tear and subsequent CSF leak caused

by strenous activity, heavy lifting, straining, , surgery or trauma

kapitis, Produksi CSF berkurang dan ortostatik headache oleh

karena dehidrasi, infeksi berat, DM yg tdk terkontrol baik, spontan

atau idiopathic low-CSF headache pressure

 Faktor yg mempengaruhi : Usia ( lebih sering pd usia muda ),

jarum punksi yang tajam dan lobang besar

 Gambaran klinis meliputi ; tekanan CSF < 30 mmH2O, distribusi

nyeri : frontal; temporal, holocephalic , karakteristik nyeri : berat,

berdenyut, sama seperti migrane atau TTH, pemicu nyeri :

beberapa menit setelah duduk dan berdiri, dan menetap selama

berdiri, berkurang secara dramatis pada saat tidur terlentang.

Disertai gejala lain : mual, muntah, dizzines, tinnitus, dan kaku

leher.

14
 Pencegahan ialah dengan mempergunakan jarum pungsi lumbal

yang halus dan tajam (18G). Selain itu, setelah pungsi lumbal

penderita disuruh berbaring telungkup selama 4 jam dan kemudian

beristirahat mutlak ditempat tidur selama 24 jam.

 Penatalaksanaan:

o Istirahat total ditempat tidur selama 3 sampai 5 hari dan minum

sebanyak mungkin.

o Dapat diberikan analgetika.

o Mobilisasi diatur secara bertahap.

c. Idiopathic Intracranial Hypertension (Pseudotumor Cerebri)

 Gejala:

Tekanan CSF > 250 mmH2O, lebih sering pada wanita, terutama

obesitas, sering di jumpai papil edema ,adanya suara ribut didalam

kepala ,tinnitus, diplopia , penglihatan kurang jelas dalam waktu

singkat. Tidak ditemukan tanda-tanda penyakit intracranial, tidak

ada gangguan metabolisme, toksik, hormon yg bisa menyebabkan

hipertensi intrakranial

 Pemeriksaan CSF: protein dan sel normal

 Penatalaksanaan ; Penanganan kondisi medik yg menyertai , Obat-

obatan berupa Acetazolamid / Furosemid

15
4. Nyeri kepala yang berkaitan dengan substansi atau withdrawalnya.

Nyeri kepala juga bisa terjadi karena terlalu lama (lebih dari 15

hari) minum obat sakit kepala, kemudian ketika 'putus obat' malah

menimbulkan keluhan nyeri kepala.

5. Nyeri kepala yang berkaitan dengan infeksi.

a. Nyeri kepala karena infeksi susunan saraf pusat terutama meningitis

Pada meningitis bakterialis, nyeri kepala ditandai gejala

infeksi, gejala rangsang meningeal dan gejala serebral berupa kejang

atau kelumpuhan.10

Meningitis tuberkulosa dapat menunjukkan gejala nyeri kepala

berat sebelum munculnya gejala serebral lain dan gejala rangsang

meningeal.11 Berbeda dengan peninggian tekanan intrakranial lain,

pada meningitis tuberkulosa sering ditemukan atrofi papil N. II karena

saraf otak ke II terkena langsung.12 Gejala abses otak mirip dengan

tumor otak ditambah gejala infeksi. Dilakukan pemeriksaan darah, dan

pungsi lumbal

 Penatalaksanaan

1. Dengan segera dirawat di Rumah Sakit.

2. Dilakukan pungsi lumbal.

16
3. Pemberian antibiotika

4. Pada penderita yang mengalami kejang dapat diberikan

antikonvulsan

b. Nyeri Kepala Pada Arthritis Servikal

Nyeri kepala disertai nyeri leher dan timbul dalam mengerakan kepala.

Dilakukan pemeriksaan rontgen Vertebra cervical AP dan lateral

c. Nyeri Kepala Pada Abses Otak

Nyeri baru dirasakan, hilang-timbul, bersifat ringan sampai berat,

dirasakan di satu titik atau di seluruh kepala Sebelumnya penderita

mengalami infeksi telinga, sinus atau paru-paru atau penyakit jantung

rematik atau penyakit jantung bawaan. Dilakukan pemeriksaan MRI

atau CT scan

6. Nyeri kepala atau nyeri vaskuler berkaitan dengan kelainan kranium,

leher, mata, telinga, hidung, gigi, mulut, atau struktur facial atau

kranial lainnya.

a. Nyeri kepala karena sakit gigi

Keluhan sakit gigi (nyeri gigi) dapat disebabkan karena berbagai

penyakit pada gigi sehingga kelainan / penyakit pada gigi perlu dicari

dan diatasi oleh dokter gigi.

17
b. Nyeri kepala pada Hidung

 Sinusitis

Nyeri kepala ringan hingga berat dirasakan di daerah muka, pipi

atau dahi, biasanya disertai juga dengan keluhan 'THT' (telinga,

hidung dan tenggorakan) yang lain, misalnya berdahak, hidung

mampet, hidung meler dan lain-lain.

 Rhinitis

Nyeri kepala dan gangguan hidung (hidung tersumbat, rinore, rasa

sesak atau terbakar) berulang, diakibatkan bendungan dan edema

membran mukosa hidung. Nyeri kepala terutama pada bagian

anterior, ringan sampai sedang dalam intensitasnya. Penyakit ini

biasanya merupakan bagian dari reaksi individu selama stress.

Seringkali disebut ‘rinitis vasomotor’ .

c. Nyeri kepala pada kelainan mata

'Iritis', 'glaukoma' dan 'papilitis', dapat menimbulkan nyeri sedang

hingga berat pada mata dan sekitarnya. Mata tampak memerah disertai

dengan gangguan penglihatan.

18
7. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan psikiatrik.

Nyeri Kepala Karena Waham, Keadaan Konversi Atau hipokondria.

Nyeri kepala pada penyakit-penyakit ini dimana gangguan klinis umum

berupa suatu reaksi waham atau konversi dan tidak ditemukan

suatu mekanisme nyeri prefer. Yang juga erat kaitannya adalah reaksi

hipokondri, dimana gangguan perifer sehubungan dengan n y e r i

kepala adalah minimal. Penyakit-penyakit ini

d i s e b u t j u g a n y e r i k e p a l a ‘psikogenik’

H. DIAGNOSA

1. Anamnesa

a. Jenis nyeri kepala

Jenis nyeri kepala dapat diutarakan sebagai nyeri yang

menetap,berdenyut yang kadang-kadang sesuai dengan denyutan

jantung , nyeri seperti ditarik atau diikat , nyeri seakan-akan kepala mau

pecah , nyeri yang berpindah-pindah, maupun perasaan kepala yang

tidak enak . Keluhan penderita harus benar-benar dipahami agar tidak

terjadi salah persepsi atau interpretasi. Nyeri kepala yang menusuk-

nusuk dan berdenyut lebih mungkin dijumpai pada penyakit-penyakit

vascular seperti migren, hipertensi arterial dan malformasi vascular

intrakranial . Nyeri kepala tertekan (pressureheadache) yaitu perasaan

19
seperti pita yang melingkari kepala dan menjepitnya kuat-kuat sering

disebabkan gangguan emosional.

b. Onset nyeri kepala

Onset nyeri kepala dapat memberikan gambaran proses

patologik yang melatar belakanginya. Nyeri kepala yang baru saja

terjadi mempunyai banyak kemungkinan penyebab baik yang bersifat

ringan atau benigna maupun berat atau serius. Nyeri kepala yang

makin memberat atau menghebat menunjukkan kemungkinan adanya

proses intrakranial yang makin berkembang. Nyeri kepala yang timbul

secara sangat mendadak harus dicurigai sebagai akibat dari perdarahan

intrakranial spontan, terutama perdarahan subaraknoidal atau

intraventrikular . Meningitis, glukoma, masloiditis. Sementara itu nyeri

kepala yang kronis dapat terjadi pada kasus tension headache, pasca

trauma kepala, neurosis rinitas vasomotor, sinusitis, kelainan refraksi

yang tidak dikoreksi.

c. F r e k u e n s i d a n p e r i o d i s i t a s n y e r i k e p a l a

Berulangnya nyeri kepala suatu fenomena yang telah diketahui.

Pada wanita yang menderita migrane akan mendapat serangan

berulang ketika sedang menstruasi. Sedangkan nyeri kepala yang

berhubungan dengan gangguan hidung akan berulang apabila sering

terjadi infeksi traktus respiratorius atas yang sering ditemukan.

Nyeri kepala yang bersifat kronis, dirasakan setiap hari dengan

20
sifat yang konstan biasanya merupakan gambaran tension headache

atau nyeri kepala psikogenik.

d. P u n c a k d a n l a m a n y a n y e r i k e p a l a

Nyeri kepala yang mendadak dan berat kemudian menetap

biasanyaterjadi pada perdarahan intrakranial. Sementara itu,

neuralgia oksipital dan trigeminal b i a s a n ya muncul

l a n g s u n g d e n g a n i n t e n s i t a s p u n c a k , b e r s i f a t menyengat

dan mengagetkan.

e. W a k t u T e r j a d i n ya N ye r i K e p a l a D a n F a k t o r P r e s i p i t a s i

Faktor emosi dapat mencetuskan serangan migren dan tension

headache. Apabila membungkuk, mengejan, mengangkat sesuatu

barang, batuk atau menjalani pemeriksaaan valsava merasakan nyeri

kepala, maka harus dipertimbangkan adanya kemungkinan lesi

intrakranial terutama fosa posterior. Namun demikian, nyeri kepala

yang timbul pada saat dalam posisi berdiri tegak dan segera mereda

pada saat berbaring adalah khas untuk suatu kebocoran CSS yang

dapat terjadi secara spontan. Nyeri kepala selama koitus, teristimewa

selama atau segera sesudahorgasmus bersifat benigna apalagi apabila

sebelumnya terjadi aktvitas seksual beberapa kali. Dalam keadaan ini

dapat terjadi nyeri kepala tunggal, langsung bersifat berat. Hal

21
demikian ini harus dicurigai adanya kemungkinan perdarahan

subaraknoidal

f. Lokasi Dan Evolusi

Penderita diminta untuk menunjuk lokasi nyeri dengan ujung

jarinya.Hal ini sangat membantu proses pemeriksaan. Migren sangat

sering bersifat unilateral, biasanya didaerah frontotemporal. Namun

demikian suatu saat dapat menyeluruh atau dapat berkembang dari

lokasi unilateral menjadi nyeri menyeluruh. Cluster headache hampir

selalu unilateral dan khas terpusat dibelakang atau sekitar bola mata.

Tension headache khas dengan nyeri kepala yang menyeluruht etapi

dapat pula terpusat di daerah frontal atau serviko-oksipitasi

g. Kualitas Dan Intensitas Nyeri

Nyeri kepala yang berkaitan dengan demam dan hipertensi seringkali

bersifat berdenyut.

h. Gejala Prodormal dan Penyerta

Gejala penyerta pada nyeri kepala membantu dalam

menegakkan diagnosa. Keluarnya cairan berdarah atau purulen dari

hidung harus dicurigai adanya proses patologik dihidung atau sinus.

Nyeri kepala yang hebat disertai warna merah pada sclera merupakan

gambaran infeksi bola mata atau glaukoma akut. Pada meningitis

22
tuberculosa, nyeri kepala dirasakan berat sebelum munculnya gejala

serebral lain dan gejala rangsang meningeal.

i. Faktor yang memberatkan rasa nyeri

Memberatnya nyeri kepala pada saat batuk, mengejan atau

bersin menggambarkan kemungkinan adanya proses intrakranial.

Sementara ituapabila nyeri kepala bertambah berat pada saat ada

gerakan tertentu menunjukkan adanya pengaruh muscular. Aktivitas

dapat memperberat nyeri pada migren atau tension headache

sebaliknya istirahat baring biasanya akan memperberat situasi

penderita cluster headache

j. Riwayat penyakit terdahulu atau trauma.

2. Pemeriksaan Fisik

Dalam praktek pemeriksaan fisik dimulai pada saat penderita

masuk ke dalam ruang periksa atau pada saat dokter melakukan

pendekatan di sisi tempat tidur penderita. Observasi yang teliti merupakan

kunci untuk mengetahui apakah penderita mengalami gangguan fisik atau

psikiatrik atau apakah penderita tampak cemas depresif dan apakah

riwayat penderita dapat dipercaya sepenuhnya.

23
Setiap kali ada keluhan nyeri kepala maka pemeriksaan neurologi

secara lengkap harus dilakukan secara cermat. Pemeriksaan tersebut secara

garis besar meliputi status mental, gaya berjalan, nervus kraniales, sistem

motorik dan sistem sensorik.

Kepala dan leher harus diperiksa secara seksama. Inspeksi dan

palpasi dilakukan secara bersama-sama untuk mengetahui kelainan-

kelainan yang mungkin ada. Vertebra servikal perlu diperiksa apakah ada

kaku kuduk, gangguan mobilitas leher, nyeri otot-otot leher dan gangguan

lainnya. Tanda-tanda vital dimulai dengan perubahan tekanan darah dapat

menimbulkan nyeri kepala. Adanya perubahan denyut nadi hendaknya

dicari kemungkinan adanya kaitan dengan nyeri kepala walaupun tidak

langsung. Suhu tubuh diperiksa secara obyektif bila ada demam.

Pemeriksaan umum lainnya perlu dilakukan, misalnya pemeriksaan

jantung dan paru-paru, palpasi abdomen dan pemeriksaan kulit.

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan radiologik

1) Foto polos kepala

Pada foto polos dapat dilihat adanya pelebaran sela

tursika, lesi pada kalvarium, kelainan pertumbuhan kongenital,

kelainan pada sinus dan prosesus mastoideus.

2) Foto vertebra servikal

24
Nyeri kepala yang lebih dirasakan di daerah tengkuk

disebabkan oleh perubahan degeneratif di diskus intervertbralis dan

permukaan sendi servikal bagian atas. Arthritis rheumatoid dapat

menimbulkan nyeri kepala bagian belakang.

3) CT scan dan MRI

CT Scan dapat memberi gambaran yang sangat jelas

tentang proses desak ruang intrakranial misalnya tumor otak,

hematoma intraserebral, infark otak, abses otak, hidrosefalus,

hematoma epidural, dan hematoma subdural.

CT Scan juga dapat memberi gambaran tentang perdarah

subaraknoidal. Pada penderita cluster headache, tension headache,

dan nyeri kepala fungsional akan memberi gambaran normal.

Demikian juga halnya pada migren. Namun demikin pada migren

yang berat kadang-kadang memperlihatkan area pembengkakan.

Sementara itu CT Scan juga bermanfaat untuk memeriksa daerah

orbita, sinus tulang-tulang wajah, vertebra serviks,dan jaringan

lunak di leher.

MRI dapat digunakan untuk memeriksalesi posterior dan

foramen magnum.

25
4) Angiografi serebral

Pemeriksaan ini bersifat invasive, dan jarang sekali

dipergunakan dalam upaya menegakkan penyebab nyeri kepala

tertentu. Sebagai contoh oklusi pembuluh darah serebral dapat

menimbulkan nyeri kepala dan demikian juga halnya kasus

aneurisma dan malformasi arterio-venosa.

Pencitraan dilakukan pada keadaan berikut: 13

a) Nyeri kepala akut:

 Nyeri kepala sangat berat yang belum pernah dialami

sebelumnya

 Demam dan gejala rangsang meningeal

 Riwayat trauma kepala

b) Nyeri kepala kronik

 Nyeri kepala menetap selama kurang dari 6 bulan yang tidak

memberi respons terhadap pengobatan

 Nyeri kepala kronis progresif, makin sering dan makin berat

 Nyeri kepala disertai gejala neurologis abnormal, terutama bila

disertai edema papil, nistagmus, gangguan gerak bola mata,

gangguan gait, dan gangguan motorik berupa kelumpuhan atau

adanya refleks patologis

26
 Nyeri kepala menetap tanpa adanya riwayat keluarga migren

 Nyeri kepala menetap disertai episode bingung, disorientasi,

atau muntah

 Nyeri kepala menyebabkan anak terbangun dari tidur atau

terjadi pada saat bangun tidur (dapat juga terjadi pada migren)

 Riwayat keluarga atau riwayat medis, pemeriksaan klinis atau

laboratorium yang merupakan predisposisi lesi susunan saraf

pusat

b. Pemeriksaan CSS

Apabila dicurigai adanya infeksi intrakranial, perdarahan

intrakranial atau keganasan meningeal sementara pemeriksaan dengan

CT Scan tidak menunjukan adanya kelainan, maka seyogyanya

dilakukan fungsi lumbal untuk kemudian dilakukan analisis CSS.

c. ELEKTRO-ENSEFALOGRAFI

Kadang-kadang EEG bermanfaat pada kasus-kasus dengan

gejala fokal sementara hasil CT Scan normal. Perlu pula diingat bahwa

nyeri kepala merupakan salah satu gejala epilepsi. Untuk itu perlu

anamnesis yang lebih cermat sebelumnya mempertimbangkan

pemeriksaan EEG.

27
d. Pemeriksaan Laboratorium

Dalam kedaan tertentu perlu dilakukan pemeriksaan darah. Hal

ini didasarkan atas anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lengkap.

e. Pemeriksaan Khusus Dan Konsultasi

Pemeriksaan mata meliputi perimetri dan tekanan intraokular

kadang- kadang perlu dikerjakan; apabila dipandang perlu maka

penderita dapat dikirim kepada dokter spesialis mata.

Konsultasi kepada dokter gigi dapat dilakukan setelah dicurigai

adanya faktor gigi sebagai penyebab. Sementara itu konsultasi kepada

dokter spesialis THT dapat dilakukan setelah diketahui atau dicurigai

adanya kemungkinan kelainan di bidang penyakit THT.

Kasus tertentu memerlukan konsultasi dan atau penanganan

psikiatri perlu hati-hati dan penjelasan yang cukup agar penderita dan

atau keluarganya tidak kaget atau malu.

I. Penatalaksanaan

Terapi sesuai dengan penyakit mendasari (Underlying Diseases).

Terapi untuk mengatasi gejala nyeri kepla diantaranya:

1) Medikamentosa

 Analgetikum, misalnya :

a. Asam salisilat 500 mg tablet, dosis 150 mg/hari.

28
b. Metampiron 500 mg tablet, dosis 1500 mg/haric.

c. Asam mefenamat 250 – 500 mg tablet, dosis 750 – 1500

mg/hari.

 Penenang / ansiolitik, misalnya :

a. Klordiasepoksid 5 mg tablet, dosis 15-30 mg/hari.

b. Klobazepam 10 mg tablet, dosis 20 – 30 mg/hari

c. Lorazepam 1-2 mg tablet, dosis 3 – 6 mg/hari.

 Antidepresan, misalnya :

a. Maprotiline 25, 50, 70 mg tablet, dosis 25 – 75 mg/hari.

b. Amineptine 100 mg tablet, dosis 200 mg/hari.

 Anestesia/analgetik lokal misalnya injeksi prokain.

2) Rehabilitasi

a. Latihan pengendaraan otot-otot misalnya latihan relaksasi,

psikoterapi,yoga, meditasi, dll

29
BAB III

KESIMPULAN

Nyeri kepala sekunder merupakan sakit kepala yang disebabkan adanya

suatu penyakit tertentu (underlying disease). Pada sakit kepala kelompok ini, rasa

nyeri di kepala merupakan tanda dari berbagai penyakit

Beberapa penyebab nyeri kepala diantaranya yang berkaitan dengan

trauma kepala dan / atau leher, kelainan vaskuler cranial atau servikal, kelainan

non vaskuler intracranial, substansi atau withdrawalnya, infeksi, kelainan

hemostasis, kelainan kranium, leher, mata, telinga, hidung, sinus, gigi, mulut, atau

struktur facial atau kranial lainnya, kelainan psikiatrik.

Untuk membantu menegakkan diagnosa dibutuhkan anamnesa,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Terapi bertujuan untuk menghilangakan atau mengurangi gejala nyeri

kepala selain itu terapi sesuai dengan penyakit mendasari (Underlying Diseases).

30

Anda mungkin juga menyukai