Disusun Oleh:
ALDA HUSNA ALFITA, S.Kep
2. Etiologi
Nyeri kepala penyebabnya multifaktorial, seperti kelainan emosional, cedera
kepala, migraine, demam, kelainan vaskuler intrakranial otot, massa intrakranial,
penyakit mata, telinga /hidung.
I. Faktor Pencetus nyeri kepala
Faktor Ekstrinsik
a) Ketegangan jiwa ( stress ) : emosional maupun fisik dapat
memperberat serangan migren.
b) Makanan tertentu : makanan atau zat tertentu dapat memicu
timbulnya serangan migren. Pemicu migren tersering adalah
alkohol dan bir.
c) Lingkungan : perubahan lingkungan (cuaca, musim, tekanan udara,
terik matahari; lingkungan kerja tak menyenangkan dan suara yang
tak menyenangkan).
d) Obat-obatan : vasodilator (nitrogliserin, isosorbid dinitrat),
antihipertensi (nifedipine, captopril, prazosin, reserpin, minoxidil),
histamin-2 bloker (simetidin, ranitidin), antibiotik (trimetoprim
sulfa, griseofulvin, tetrasiklin), selective serotinin reuptake
inhibitor, vitamin A dosis tinggi,dan lain-lain.
II. Faktor Instrinsik
a) Hormonal : Fluktuasi hormonal merupakan faktor pemicu pada
60% wanita. Nyeri kepala migren di picu oleh turunnya kadar 17-b
estradiol plasma saat akan haid. Serangan migren berkurang
selama kehamilan karena kadar estrogen yang relatif tinggi dan
konstan. Pemakaian pil kontrasepsi, clomiphene, danazol juga
meningkatkan frekuensi serangan migren.
b) Menopause : Nyeri kepala migren akan meningkat frekuensi dan
berat ringannya pada saat menjelang menopause. Tetapi beberapa
kasus membaik setelah menopause. Terapi hormonal dengan
estrogen dosis rendah dapat di berikan untuk mengatasi serangan
migren pasca menopause.
3. Karakteristik Nyeri
Lokasi nyeri
Nyeri yang berasal dari bangunan intrakranial tidak dirasakan didalam
rongga tengkorak melainkan akan diproyeksikan ke permukaan dan dirasakan di
daerah distribusi saraf yang bersangkutan. Nyeri yang berasal dari dua pertiga
bagian depan kranium, di fosa kranium tengah dan depan, serta di supratentorium
serebeli dirasakan di daerah frontal, parietal di dalam atau belakang bola mata dan
temporal bawah. Nyeri ini disalurkan melalui cabang pertama nervus Trigeminus.
Nyeri yang berasal dari bangunan di infratentorium serebeli di fosa
posterior (misalnya di serebelum) biasanya diproyeksikan ke belakang telinga, di
atas persendian serviko-oksipital atau dibagian atas kuduk. Nervi kraniales IX dan
X dan saraf spinal C1, C2 dan C3 berperan untuk perasaan di bagian
infratentorial. Bangunan peka nyeri ini terlibat melalui berbagai cara yaitu oleh
peradangan, traksi, kontraksi otot dan dilatasi pembuluh darah.
Nyeri yang berhubungan dengan penyakit mata, telinga & hidung cenderung di
frontal pada permulaannya. Nyeri kepala yang bertambah hebat menunjukkan
kemungkinan massa intrakranial yang membesar (hematoma subdural, anerysma).
Lamanya nyeri kepala bervariasi, pada nyeri kepala tekanan (pressure headache)
disebabkan oleh ketegangan emosional dapat berlangsung berhari-hari atau
berminggu-minggu. Pada penderita migraine dirasakan nyeri kepala paroksismal,
singkat & melumpuhkan, berlansung kurang dari 30 menit.
Berulangnya nyeri kepala
Berulangnya nyeri kepala suatu fenomena yang telah diketahui. Pada wanita yang
menderita migrane akan mendapat serangan berulang ketika sedang menstruasi.
Sedangkan nyeri kepala yang berhubungan dengan gangguan hidung akan
berulang apabila sering terjadi infeksi traktus respiratorius atas yang sering
ditemukan.
4. Patogenesis
Menurut H.G.Wolf terdapat 6 mekanisme dasar yang menimbulkan nyeri kepala
yang berasal dari sumber intracranial
a. Tarikan pada vena yang berjalan ke sinus venosus dari permukaan otak
dan pergeseran sinus-sinus venosus utama.
b. Tarikan pada A. Meningea media
c. Tarikan pada pembuluh-pembuluh arteri besar di otak atau tarikan pada
cabang-cabangnya.
d. Distensi dan dilatasi pembuluh-pembuluh nadi intrakranial (A.Frontalis,
A. Temporalis, A. Discipitalies)
e. Inflamasi pada atau sekitar struktur kepala yang peka terhadap nyeri
meliputi kulit kepala, periosteum, (m. frontalis, Ni temporalis,
m.orsipiutlis.
f. Tekanan langsung pada nervus cranialis V, IX, X saraf spinal dan
cervikalis bagian atas yang berisi banyak serabut aferen rasa nyeri.
Daerah yang tidak peka terhadap nyeri adalah : parenkim otak, ependim ventrikel,
pleksus koroideus, sebagian besar duramater, piarachnoid meningen meliputi
konvektivitas otak dan tulang kepala. Tetapi rasa nyeri tersebut dapat dibangkitkan
oleh karena tindakan fisik seperti batuk, mengejan yang meningkatkan tekanan
intrakranial dan dapat memperburuk nyeri kepala berhubungan dengan perdarahan
atau massa intrakranial.
Setelah dilakukan lumbal fungsi (LP) rasa nyeri semakin hebat pada waktu
mengangkat kepala dan berkurang dengan meletakkan kepala relatif lebih rendah.
Pada nyeri kepala nocturnal tipe migraine kadang-kadang diperberat dengan posisi
berbaring dan berkurang rasa nyeri jika penderita berdiri tegak.