Anda di halaman 1dari 21

Manajemen Proyek

Silvana Maulidah, SP, MP


Anisa Aprilia, S.P., M.P., M.BA
Laboratorium of Operations and Production Management of Agribusiness
Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya
Email: silvana.maulidah@yahoo.com

POKOK BAHASAN 3. Teknik Manajemen Proyek:


1. Pengertian Manajemen Proyek PERT dan CPM
MODUL
2. Tahapan Manajemen Proyek 4. Menentukan Jadwal Proyek

1. Pengertian Manajemen Proyek


Pengertian manajemen dapat dilihat dari tiga aspek:
2
1. Manajemen sebagai suatu proses.
2. Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia

Manajemen Produksi dan Operasi Dalam Perusahaan Agribisnis


3. Manajemen sebagai ilmu (science) dan sebagai seni (art).
Manajemen sebagai suatu proses, melihat bagaimana cara orang
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih
dahulu. Pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat
dari pengertian menurut:
1. Encylopedia of the Social Science, yaitu suatu proses
dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu dilaksanakan
dan diawasi.
2. Haiman, manajemen yaitu fungsi untuk mencapai suatu
tujuan melalui kegiatan orang lain, mengawasi usaha-usaha
yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan.
3. George R. Terry, yaitu cara pencapaian tujuan yang telah
ditentukan terlebih dahulu dengan melalui kegiatan orang
lain.
Manajemen suatu kolektivitas yaitu merupakan suatu kumpulan
dari orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu
tujuan bersama. Kolektivitas atau kumpulan orang-orang inilah
yang disebut dengan manajemen, sedang orang yang
bertanggung jawab terhadap terlaksananya suatu tujuan atau
berjalannya aktivitas manajemen disebut manajer. Manajemen
sebagai suatu ilmu dan seni, melihat bagaimana aktivitas
manajemen dihubungkan dengan prinsip-prinsip dari manajemen.
Sedangkan Pengertian manajemen sebagai suatu ilmu dan seni
menurut:
1. Chaster I Bernard menyatakan bahwa manajemen yaitu seni
dan ilmu, juga Henry Fajol, Alfin Brown Harold, Koontz Cyril
O’donnel dan George K Terry.
Manajemen Proyek University of Brawijaya 2017

2. Marry Parker F. menyatakan bahwa manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan


pekerjaan melalui orang lain. Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
manajemen yaitu koordinasi semua sumber daya melalui proses perencanaan,
pengorganisasian, penetapan tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu

Pengertian proyek secara umum adalah merupakan sebuah kegiatan pekerjaan


yang dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang owner atau pemilik pekerjaan
yang ingin mencapai suatu tujuan tertentu dan dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan
sesuai dengan keinginan daripada owner atau pemilik proyek dan spesifikasi yang ada.
Dalam pelaksanaan proyek pemilik proyek dan pelaksana proyek mempunyai hak yang
diterima dan kewajiban yang harus dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu yang telah
disetujui bersama antar pemilik proyek dan pelaksana proyek. Menurut Krajewski,
Ritzman dan Malhotra (2013), “project management is a systemized, phased approach to
defining, organizing, planning, monitoring, and controlling project.” Maka dapat
dijelaskan pula bahwa manajemen proyek adalah cara mengorganisir dan mengelola
sumber penghasilan (sumberdaya) yang penting untuk menyelesaikan proyek. Atau
dengan kata lain manajemen proyek adalah suatu kombinasi antara sumber daya
manusia dengan sumber daya non manusia yang digunakan di dalam organisasi temporer
untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut.

2. Tahapan Manajemen Proyek


Proyek dalam istilah ekonomi adalah suatu kegiatan yang menggunakan modal
atau faktor produksi untuk memproduksi aset yang diharapkan mendapatkan
kemanfaatan setelah jangka waktu tertentu. Dengan proyek inilah, maka manusia akan
meningkatkan taraf kesejahteraannya.
Sedangkan dalam perspektif bisnis diperoleh pengertian proyek adalah rangkaian
kegiatan sekali saja yang memiliki satu titik awal dan titik akhir yang tegas dalam waktu.
Sehingga manajemen proyek adalah pekerjaan untuk membuat kegiatan-kegiatan yang
direncanakan dapat dilaksanakan secara tepat waktu, di dalam kerangka anggaran dan
sesuai dengan perincian. Saat ini manajemen proyek menjadi begitu populer karena
pendekatan yang terdapat dalam menajemen proyek sangat cocok bagi lingkungan
dinamis dan membutuhkan fleksibilitas serta respon yang tanggap.
Aspek manajemen sangat penting artinya bagi setiap jenis usaha. Ia berfungsi
untuk aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian
yang disingkat dengan POAC dengan tidak memandang jenis, tujuan, maupun rumitnya
aktivitas tersebut. Studi aspek manajemen terhadap sebuah proyek disebabkan karena
dua hal. Pertama: pada saat pembangunan suatu proyek diperlukan perencanaan yang
Page 2 of 21
Manajemen Proyek University of Brawijaya 2017
matang agar tujuan yang diinginkan tercapai. Kedua: pada saat bisnis dioperasionalkan
secara rutin diperlukan kaidah atau prinsip dalam pengelolaannya. Sampai dengan saat
ini, masih banyak proyek yang gagal dibangun dan dioperasionalkan bukan disebabkan
oleh aspek lain, melainkan lemahnya aspek manajemennya sehingga tidak memiliki
panduan lengkap untuk dijadikan referensi dalam membuat rancangan desain proyek.
Metode-metode dalam manajemen proyek dapat membantu dalam menetapkan
sasaran-sasaran yang akan dicapai serta menggarisbawahi kegiatan-kegiatan yang harus
dilakukan. Dengan demikian, yang menjadi tujuan dari manajemen proyek adalah
merealisasikan tujuan proyek sesuai dengan kualitas, waktu, dan biaya yang
direncanakan.
Manajemen Proyek dapat difasekan dalam tiga tahap:
1) Tahapan Perencanaan: dimulai dengan memecah/menguraikan proyek menjadi
kegiatan-kegiatan (activities).
2) Perkiraan waktu, untuk kegiatan-kegiatan ini kemudian ditentukan dan diagram
jaringan kerja (network) yang dinyatakan dengan gambar anak panah (arrow)
3) Di dalam urutan anak panah merupakan rangkaian kegiatan dalam manajemen
produksi yang dilakukan di unit bisnis.
 Kegiatan Produksi
a. Pembersihan bahan dan alat
b. Pemerasan santan kelapa
c. Pembuatan adonan dan cetakan
d. Pemanasan tungku
e. Persiapan bahan penunjang
f. Mixing (pencampuran) rasa dalam adonan
g. Pemasakan
h. Pengemasan
i. Penyajian

1 A
C D E F G H I
3 4 5 6 7 8 9 10

2
B

Gambar 1. Jaringan Kegiatan Produksi


Keterangan:
- Kegiatan A dan B mendahului kegiatan C, jadi kegiatan A dan B harus

Page 3 of 21
Manajemen Proyek University of Brawijaya 2017
diselesaikan dahulu agar kegiatan C bisa dilakukan
- Kegiatan C mendahului kegiatan D
- Kegiatan D mendahului kegiatan E, dan begitu seterusnya.

1) Tahap Penjadwalan
Jadwal harus mampu menunjukkan kegiatan-kegiatan yang kritis dilihat dari
segi waktu yang memerlukan perhatian khusus kalau proyek harus selesai
tepat pada waktunya.
2) Tahapan Pengendalian
Meliputi penggunaan diagram anak panah dan grafik waktu (time chart) untuk
membuat laporan kemajuan secara periodik. Jaringan kerja (network) perlu
diperbarui dan dianalisis dan kalau perlu suatu jadwal baru ditentukan untuk
sisa bagian proyek yang belum selesai.
3) Teknik menejemen
Teknik manajemen suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan
tertentu diselenggarakan dan diawasi, Tugas utama teknik manajemen yang
paling penting adalah memberikan menciptakan suasana yang menunjang
kreatifitas sebagai berikut:
 Komunikasi terbuka antar karyawan,
 Kenikmatan dalam mencoba ide-ide baru,
 Kenikmatan kerja,
 Menerima adanya kebutuhan akan perubahan,
 Mengutamakan nilai kreatifitas,
 Mengutamakan laporan-laporan pengawasan pengketatan pada peraturan.

3. TEKNIK MANAJEMEN PROYEK: PERT DAN CPM


PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan
penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam
suatu proyek. PERT yang memiliki kepanjangan Program Evalution Review
Technique adalah suatu metodologi yang dikembangkan oleh Angkatan Laut Amerika
Serikat pada tahun 1950 untuk mengatur program misil. Sedangkan terdapat
metodologi yang sama pada waktu bersamaan yang dikembangkan oleh sektor swasta,
untuk membantu pembangunan dan pemeliharaan pabrik kimia di Dupont yang
dinamakan CPM atau Critical Path Method.
Meskipun PERT dan CPM berbeda pada beberapa hal dalam terminologi konstruksi
jaringan, namun tujuan keduanya sama. Analisis yang digunakan pun pada kedua teknik
ini sangat mirip. Perbedaannya PERT menggunakan tiga perkiraan waktu dalam
Page 4 of 21
Manajemen Proyek University of Brawijaya 2017
setiap aktifitas sedangkan CPM membuat asumsi bahwa waktu aktifitas dapat diketahui
dengan pasti sehingga hanya butuh satu faktor waktu dalam aktifitas.
Persamaan pada CPM dengan PERT yaitu CPM dan PERT sama-sama digunakan
dalam perencanan dan pengendalian proyek. Kedua-duanya mendeskripsikan aktifitas-
aktifitas proyek dalam jaringan kerja. Dan dari jaringan tersebut, mampu dilakukan
berbagai analisis untuk pengambilan keputusan tentang waktu, biaya, serta penggunaan
sumber daya. Misalkan karena Rano dan Rani sama-sama bekerja pada Ibu Rini dalam
fungsi yang sama juga maka Rano dan Rini dapat dibedakan kinerjanya oleh Ibu Rini.
Terdapat beberapa perbedaan antara CPM dengan PERT. Sedangkan perbedaan
pertama, CPM menggunakan satu jenis waktu untuk taksiran waktu kegiatan
sedangkan PERT menggunakan tiga jenis waktu, yaitu: prakiraan waktu teroptimis,
termungkin, dan terpesimis. Perbedaan kedua, CPM digunakan kala taksiran waktu
pengerjaan setiap aktifitas diketahui dengan jelas dimana deviasi relatif mini atau dapat
diabaikan sedangkan PERT digunakan saat taksiran waktu aktifitas tidak dapat
dipastikan seperti aktifitas tersebut belum pernah dilakukan atau bervariasi waktu yang
besar. Perbedaan ketiga, CPM menganggap proyek terdiri dari peristiwa susul
menyusul. Perbedaan terakhir yang mampu diidentifikasi adalah PERT dengan
berbasiskan statistik memberikan peluang hadirnya ketidakpastian. Hal tersebut,
tampak dalam misal untuk mengukur probabilitas selesainya proyek jika kita inginkan
proyek selesai pada suatu waktu tertentu.
PERT/CPM divisualisasikan dengan suatu grafik atau bagan yang melambangkan
ilustrasi dari sebuah proyek. Diagram jaringan ini terdiri dari beberapa titik (nodes) yang
merepresentasikan kejadian (event) atau suatu titik tempuh (milestone). Titik-titik
tersebut dihubungkan oleh suatu vektor (garis yang memiliki arah) yang
merepresentasikan suatu pekerjaan (task) dalam sebuah proyek. Arah dari vektor atau
garis menunjukan suatu urutan pekerjaan.

Gambar 2. Diagram PERT/CPM


Dari Gambar 2 dapat diamati bahwa setiap arah panah akan menunjukan suatu
urutan pengerjaan. Seperti pekerjaan 1 dilakukan terlebih dahulu (start), kemudian
bisa dilanjutkan oleh pekerjaan 2, 3, 4, setelah itu pekerjaan 5,6. Titik 7 adalah titik
Page 5 of 21
Manajemen Proyek University of Brawijaya 2017
finish dimana pekerjaan terakhir dilakukan dan merupakan akhir dari sebuah proyek.
Selain menunjukkan suatu urutan pengerjaan diagram PERT juga menunjukan suatu
keterikatan antar pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan. Keterikatan itu dapat dilihat
dengan contoh pekerjaan 2, 3, 4 hanya dapat dilakukan jika pekerjaan 1 sudah selesai
dilakukan.
Sebuah pekerjaan yang dapat dilakukan bersamaan dengan pekerjaan lain
disebut juga sebagai pekerjaan pararel (pararel task atau concurrent task). Selain itu
terdapat juga sebuah aktivitas yang diwakili oleh garis putus-putus yang disebut
dengan dummy activities. Dari sebuah diagram PERT dapat digunakan untuk
mengetahui suatu urutan aktivitas kritis atau aktivitas yang harus dilakukan sebagai
prioritas utama (critical path), penjadwalan dengan aktivitas lain, dan jumlah pekerja
yang dibutuhkan.

 Manfaat PERT (Program Evalution Review Technique)


1. Mengetahui ketergantungan dan keterhubungan tiap pekerjaan dalam suatu
proyek.
2. Dapat mengetahui implikasi dan waktu jika terjadi keterlambatan suatu
pekerjaan.
3. Dapat mengetahui kemungkinan untuk mencari jalur alternatif lain yang lebih
baik untuk kelancaran proyek.
4. Dapat mengetahui kemungkinan percepatan dari salah satu atau beberapa jalur
kegiatan.
5. Dapat mengetahui batas waktu penyelesaian proyek.

 Langkah-Langkah Dalam Melakukan Perencanaan Dengan PERT (Program


Evalution Review Technique)
Dalam melakukan perencanaan dengan PERT dibutuhkan beberapa langkah,
yaitu:
1. Mengidentifikasi aktivitas (activity) dan titik tempuhnya (milestone).
Sebuah aktivitas adalah pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
sebuah proyek. Titik tempuh (milestone) adalah penanda kejadian pada awal
dan akhir satu atau lebih aktivitas. Untuk mengidentifikasi aktivitas dan titik
tempuh dapat menggunakan suatu tabel agar lebih mudah dalam memahami
dan menambahkan informasi lain seperti urutan dan durasi.
2. Menetapkan urutan pengerjaan dari aktivitas-aktivitas yang telah
direncanakan.
Langkah ini bisa dilakukan bersamaan dengan identifikasi aktivitas. Dalam

Page 6 of 21
Manajemen Proyek University of Brawijaya 2017
menentukan urutan pengerjaan bisa diperlukan analisa yang lebih dalam
untuk setiap pekerjaan.
3. Membuat suatu diagram jaringan (network diagram). Setelah mendapatkan
urutan pengerjaan suatu pekerjaan maka suatu diagram dapat dibuat.
Diagram akan menunjukan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan
berurutan (serial) atau secara bersamaan (pararell). Pada diagram PERT
biasanya suatu pekerjaan dilambangkan dengan simbol lingkaran dan titik
tempuh dilambangkan dengan simbol panah.
4. Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas. Dalam
menentukan waktu dapat menggunakan satuan unit waktu yang sesuai misal
jam, hari, minggu, bulan, dan tahun.
5. Menetapkan suatu jalur kritis (critical path). Suatu jalur kritis bisa didapatkan
dengan menambah waktu suatu aktivitas pada tiap urutan pekerjaan dan
menetapkan jalur terpanjang pada tiap proyek. Biasanya sebuah jalur kritis
terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa ditunda waktu
pengerjaannya. Dalam setiap urutan pekerjaan terdapat suatu penanda waktu
yang dapat membantu dalam menetapkan jalur kritis, yaitu :
 ES – Earliest Start
 EF – Eariest Finish
 LS – Latest Start
 LF – Latest Finish
Dengan menggunakan empat komponen penanda waktu tersebut bisa
didapatkan suatu jalur kritis sesuai dengan diagram.
6. Melakukan pembaharuan diagram PERT sesuai dengan kemajuan proyek.
Sesuai dengan berjalannya proyek dalam waktu nyata. Waktu perencanaan
sesuai dengan diagram PERT dapat diperbaiki sesuai dengan waktu nyata.
Sebuah diagram PERT mungkin bisa digunakan untuk merefleksikan situasi
baru yang belum pernah diketahui sebelumnya.

 Karakteristik PERT (Program Evalution Review Technique)


Dari langkah-langkah penjelasan metode PERT maka bisa dilihat suatu
karakteristik dasar PERT, yaitu sebuah jalur kritis. Dengan diketahuinya jalur kritis ini,
maka suatu proyek dalam jangka waktu penyelesaian yang lama dapat diminimalisasi.
Ciri-ciri jalur kritis adalah:
 Jalur yang biasanya memakan waktu terpanjang dalam suatu proses.
 Jalur yang tidak memiliki tenggang waktu antara selesainya suatu tahap
kegiatan dengan mulainya suatu tahap kegiatan berikutnya.
Page 7 of 21
Manajemen Proyek University of Brawijaya 2017
 Tidak adanya tenggang waktu tersebut yang merupakan sifat kritis dari jalur
kritis.

 Karakteristik Proyek
 Kegiatannya dibatasi oleh waktu; sifatnya sementara, diketahui kapan mulai dan
berakhirnya.
 Dibatasi oleh biaya.
 Dibatasi oleh kualitas.
 Biasanya tidak berulang-ulang.

Ada dua pendekatan untuk menggambarkan jaringan proyek yakni kegiatan pada
titik (activity on node – AON) dan kegiatan pada panah (activity on arrow – AOA). Pada
konvensi AON, titik menunjukan kegiatan, sedangkan pada AOA panah menunjukan
kegiatan.
Tabel 1. Perbandingan Antara Konvensi Jaringan AON dan AOA

Kegiatan pada titik (AON) Arti dari kegiatan Kegiatan pada panah (AOA)

A datang sebelum B, yang


datang sebelum C
A B C

A dan B keduanya harus


diselesaikan sebelum C A
dapat dimulai C

B
B

B dan C tidak dapat di


mulai sebelum A selesai
B
A A

C
C

Page 8 of 21
Manajemen Proyek University of Brawijaya 2017
C dan D tidak dapat
dimulai hingga A dan B A A C C
keduanya selesai
B
B D D

C tidak dapat dimulai


setelah A dan B selesai, D
A B C D
tidak dapat dimulai
Dummy activity
sebelum B selesai.
Kegiatan Dummy
ditunjukan pada AOA

B A D C

B dan C tidak dapatA


dimulai hingga A selesai.
A
B D B D
D tidak dapat dimulai
sebelum B dan C selesai.
Kegiatan dummy
Dummy activity
C
ditunjukan pada AOA.
C

Contoh 1 (Critical Path Method – CPM): Pemerintah akan membangun


Pabrik Pengalengan Buah berstandar internasional, pabrik tersebut akan dibangun
dan harus melalui delapan kegiatan antara lain: membangun komponen internal,
memodifikasi atap dan lantai, membangun tumpukan, menuangkan beton dan
memasang rangka, membangun pembakar temperatur tinggi, memasang sistem
kendali polusi, membangun alat pencegah polusi udara, dan kegiatan terakhir yaitu
pemerikasaan dan pengujian.
Tabel 2. Kegiatan Pembanguan Pabrik Pengalengan Buah
Kegiatan Penjelasan Pendahulu langsung
A Membangun komponen internal -
B Memodifikasi atap dan lantai -
C Membangun tumpukan A
D Menuangkan beton dan memasang A,B
rangka
E Membangun pembakar temperatur tinggi C
F Memasang sistem kendali polusi C
Page 9 of 21
Manajemen Proyek University of Brawijaya 2017
Kegiatan Penjelasan Pendahulu langsung
G Membangun alat pencegah polusi udara D,E
H Pemerikasaan dan pengujian F,G

Maka Gambar AON untuk kegiatan proyek pembangunan pabrik pengalengan


buah tersebut adalah:

F
A C

E
Start H

B D G

Gambar 3. Diagram AON Kegiatan Proyek Pembangunan Pabrik


Pengalengan Buah

Gambar AOA untuk kegiatan proyek pembangunan pabrik pengalengan buah


tersebut sebagai berikut:

A 2 Membangun 4
F
kumpulan
Membangun
tumpukan Memasang
komponen
sistem
internal
kendali polusi
E
1 Dummy
Membangun 6 7
B Activity
H
pembakar
Memodifikasi temperatur Pemeriksaan
atap dan tinggi dan pengujian
lantai G
3
D Membangun
5 5 alat pencegah
Menuangkan polusi udara
beton dan
memasang
rangka

Gambar 4. Diagram AOA Kegiatan Proyek Pembangunan Pabrik


Pengalengan Buah

Page 10 of 21
Manajemen Proyek University of Brawijaya 2017
4. Menentukan Jadwal Proyek

Menentukan jadwal proyek atau jadwal aktivitas artinya perlu mengidentifikasi


waktu mulai dan waktu selesai untuk setiap kegiatan. Kita menggunakan proses
two-pass, terdiri atas forward pass dan backward pass untuk menentukan jadwal
waktu untuk tiap kegiatan. ES (eariest start) dan EF (earliest finish) selama forward
pass. LS (latest start) dan LF (latest finish) ditentukan selama backward pass.

Nama kegiatan atau simbol

(ES) Mulai (EF) Selesai


Terdahulu Terdahulu

(LS) Mulai (LF) Selesai


Terakhir Terakhir

Lamanya Kegiatan

Gambar 5. Rincian Node

Forward pass, merupakan indentifikasi waktu-waktu terdahulu. Aturan waktu mulai


terdahulu:
a. Sebelum suatu kegiatan dapat dimulai, kegiatan pendahulu langsungnya harus
selesai.
b. Jika suatu kegiatan hanya mempunyai satu pendahulu langsung, ES nya sama
dengan EF pendahulunya.
c. Jika satu kegiatan mempunyai satu pendahulu langsung, ES nya adalah nilai
maximum dari semua EF pendahulunya, yaitu ES = max [EF semua pendahulu
langsung]
Aturan selesai terdahulu: Waktu selesai terdahulu (EF) dari suatu kegiatan
adalah jumlah dari waktu mulai terdahulu (ES) dan waktu kegiatannya, EF =
ES+waktu kegiatan. Forward pass, dimulai dengan kegiatan pertama pada proyek,
sedangkan backward pass dimulai dengan kegiatan terakhir dari suatu proyek. Untuk
setiap kegiatan kita pertama-tama menentukan nilai EF nya, di ikuti dengan nilai ES
nya. Dua aturan berikut digunakan dalam proses ini. Aturan waktu selesai terakhir,
aturan ini sekali lagi didasarkan pada kenyataan bahwa sebelum suatu kegiatan
dapat dimulai, seluruh pendahulu langsungnya harus diselesaikan.

Page 11 of 21
Manajemen Proyek University of Brawijaya 2017
a. Jika suatu kegiatan adalah pendahulu langsung bagi hanya satu kegiatan, LF nya
sama dengan LS dari kegiatan yang secara langsung mengikutinya.
b. Jika suatu kegiatan adalah pendahulu langsung bagi lebih daru satu kegiatan,
maka LF adalah minimum dari seluruh nilai LS dari kegiatan-kegiatan yang
secara langsung mengikutinya, yaitu LF = Min [LS dari seluruh kegiatan langsung
yang mengikutinya]
Contoh 2 (Critical Path Method - CPM): Hitunglah waktu mulai dan
selesai terdahulu, untuk proyek pembangunan industri tahu ramah lingkungan
berskala besar. Dan berikut menunjukan jaringan proyek lengkap untuk proyek
tersebut, bersama dengan nilai ES dan EF untuk semua kegiatan.
Tabel 3. Jaringan Proyek Pembangunan Industri Tahu Ramah Lingkungan
Kegiatan Penjelasan Waktu (minggu)
A Membangun tempat masak 2
B Memodifikasi atap dan lantai 3
C Membangun tumpukan batu bata 2
D Menuangkan beton dan memasang 4
rangka
E Membangun tempat boiler pemasak 4
tahu
F Memasang sistem kendali polusi 3
G Membangun alat pencegah polusi 5
udara
H Pemeriksaan dan pengujian 2
Total waktu (minggu) 25

F
4 3 7

A C
0 2 2 2 2 4
H
13 2 15
Start
0 0
0 E
4 4 8

B D 8 G 13
0 3 3 3 4 7 5

Perhitungan waktu mulai dan selesai terakhir untuk tiap kegiatan pada proyek
pembangunan industri tahu ramah lingkungan sebagai berikut:

Page 12 of 21
Manajemen Proyek University of Brawijaya 2017

F
A C 4 7
0 2 2 2 4 3
0 2 2 10 13
1 4 H
13 2 15

Start 13 15
0 0
0 4 E 8
0 0 4
4 8

B
0 3 D 8 G 13
3 4 7 5
3 4 8
1 4 8 13

Gambar 6. Diagram Kegiatan Proyek Pembangunan Industri Tahu untuk Waktu Mulai dan
selesai terakhir

Tabel 4. Hasil perhitungan ES, EF, LS dan LF Pembangunan Industri Tahu


Waktu Mulai Selesai Mulai Selesai
Kegiatan
(minggu) Terdahulu ES Terdahulu EF Terakhir LS Terakhir LF
A 2 0 2 0 2
B 3 0 3 1 4
C 2 2 4 2 4
D 4 3 7 4 8
E 4 4 8 4 8
F 3 4 7 10 13
G 5 8 13 8 13
H 2 13 15 13 15

Contoh 3 (Critical Path Method – CPM): Project manager bertanggung jawab atas
aktivitas-aktivitas yang disajikan berikut ini:
Tabel 5. Activity Time for the Project
Kegiatan Waktu (minggu) Pendahulu langsung
START 0 -
A 12 Start
B 9 Start
C 10 A
D 10 B
E 24 B
F 10 A
G 35 C
H 40 D
I 15 A
J 4 E, G, H
K 6 F, I, J
FINISH 0 K

Page 13 of 21
Manajemen Proyek University of Brawijaya 2017

Gambar 7. Network Showing Activity Time for the Project


Diagram di atas (Gambar 7) menunjukkan kegiatan (activity) sebagai lingkaran,
dengan panah yang menunjukkan urutan dimana kegiatan-kegiatan tersebut harus
dilakukan. Kegiatan A dan B berasal dari node awal karena mereka tidak memiliki
pendahulu langsung. Panah yang menghubungkan kegiatan A untuk kegiatan C, F, dan I
menunjukkan bahwa ketiga kegiatan membutuhkan penyelesaian kegiatan A sebelum
kegiatan-kegiatan tersebut dapat mulai. Demikian pula, kegiatan B harus diselesaikan
sebelum kegiatan D dan E dapat mulai, dan seterusnya. Kegiatan K menghubungkan ke
node finish karena tidak ada kegiatan yang mengikutinya. Node yang berada di awal dan
akhir tidak benar-benar mewakili kegiatan; node tersebut hanya menunjukkan titik mulai
dan titik akhir untuk jaringan.
Jaringan pada proyek tersebut memiliki lima jalur: (1) A-I-K, (2) A-F-K, (3) A-C-G-
J-K, (4) B-D-H-J-K, dan (5) B-E-J-K.
Tabel 6. Estimasi Waktu Proyek pada masing-masing Jalur
Jalur (Path) Waktu Estimasi
(minggu)
A-I-K 33
A-F-K 28
A-C-G-J-K 67
B-D-H-J-K 69
B-E-J-K 43

Page 14 of 21
Manajemen Proyek University of Brawijaya 2017

Rangkaian kegiatan B-D-H-J-K diperkirakan membutuhkan waktu 69 minggu


untuk menyelesaikan proyek. Sebagai yang terpanjang, jalur B-D-H-J-K merupakan
jalur kritis. Karena jalur kritis mendefinisikan waktu penyelesaian proyek, tim proyek
harus fokus pada kegiatan ini dan jalur lainnya yang mendekati sepanjang jalur kritis.

Gambar 8. Network Diagram Showing Start and Finish Times and Activity Slack

Contoh 4 (Program Evalution Review Technique – PERT): Advertising project


manager mengembangkan diagram jaringan yang ditampilkan pada Gambar 8 untuk
kampanye iklan baru. Selain itu, manajer mengumpulkan informasi waktu untuk
setiap kegiatan, seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Page 15 of 21
Manajemen Proyek University of Brawijaya 2017
Tabel 7. Informasi Waktu pada Setiap Kegiatan Advertising Project

Gambar 9. Jaringan Aktivitas Advertising Project


Pertanyaan:
a. Hitunglah waktu yang diharapkan dan varians untuk setiap kegiatan!
b. Hitunglah activity slacks dan tentukan jalur kritis dengan menggunakan expected
activity times!
c. Berapa probabilitas untuk menyelesaikan proyek dalam waktu 23 minggu?

Solusi:
(1) Menghitung nilai z

Dimana:

Dengan menggunakan Tabel Distribusi Normal, akan didapatkan bahwa


probabilitas dalam menyelesaikan proyek selama sekitar 23 minggu adalah 0,9357. Karena
jalur B-F-G mendekati jalur kritis dan memiliki varians yang besar, kemungkinan juga
menjadi jalur kritis selama proyek.

Page 16 of 21
Manajemen Proyek University of Brawijaya 2017
(2) Waktu yang diharapkan (expected time) dan varians untuk setiap kegiatan dihitung
sebagai berikut:
Tabel 8. Expected Time and Variance on Advertising Project

Keterangan:
 Optimistic time estimates (a)
 Most likely time estimates (m)
 Expected time estimates (te)

(3) Selanjutnya perlu menghitung earliest start, latest start, earliest finish, and latest
finish times untuk setiap kegiatan. Dimulai dengan kegiatan A dan B, kemudian
dilanjutkan dari awal jaringan sampai akhir, perhitungan earliest start dan finish times
sebagai berikut:
Tabel 9. Earliest Start and Erliest Finish on Advertising Project

Berdasarkan expected times, earliest finish untuk proyek ini adalah minggu 20,
ketika aktivitas G telah diselesaikan. Dengan menggunakan target date, kita dapat

Page 17 of 21
Manajemen Proyek University of Brawijaya 2017
bekerja mundur melalui jaringan, menghitung latest start dan finish times (ditampilkan
secara grafis pada Gambar 10):
Tabel 10. Latest Start and Latest Finish on Advertising Project

Gambar 10. Network Diagram with All Time Estimates Needed to Compute Slack

Page 18 of 21
Manajemen Proyek University of Brawijaya 2017
Kemudian menghitung activity slacks dan menentukan kegiatan yang berada di jalur
kritis:
Tabel 11. Slack and Critical Activity

Jalur, total expected times dan variance sebagai berikut:

Tabel 12. Total expected Time and Total Variance

Jalur kritis adalah B-C-E-G, dengan total waktu yang diharapkan dari 20 minggu. Namun,
jalur B-F-G adalah 19 minggu dan memiliki varians yang besar (Krajewski, Ritzman dan
Malhotra, 2013).

GANTT CHART
Gantt chart merupakan grafik yang menunjukkan lamanya waktu yang digunakan
maupun urutan pelaksanaan aktivitas/kegiatan dan sering disebut diagram batang
(bar chart) (Jacobs and Chase, 2015)
Jadwal dapat ditampilkan dalam berbagai cara. Untuk pekerjaan atau kegiatan yang
berbeda kita dapat menyusun secara sederhana tanggal jatuh tempo suatu kegiatan,
ditunjukkan dengan tabel start times dan finish times atau ditunjukkan dalam grafik
start times dan finish times.
Gantt chart dapat digunakan untuk memantau kemajuan pekerjaan dan untuk
melihat beban pada stasiun kerja (workstation). Gantt chart mempunyai dua bentuk
dasar: (1) grafik pekerjaan atau kemajuan aktivitas dan (2) bagan workstation.

Page 19 of 21
Manajemen Proyek University of Brawijaya 2017

Gantt progress chart menampilkan status kegiatan saat ini untuk setiap pekerjaan
atau kegiatan relatif terhadap tanggal jatuh tempo yang dijadwalkan. Sebagai contoh,
misalkan produsen suku cadang kendaraan bermotor memiliki tiga pekerjaan
berlangsung, masing-masing untuk Ford, Nissan, dan Buick.
Status sebenarnya dari perintah ini ditunjukkan oleh bar berwarna pada Gambar 11
garis merah menunjukkan jadwal yang diinginkan untuk awal dan akhir dari setiap
pekerjaan. Untuk tanggal saat ini, 21 April, Gantt chart ini menunjukkan bahwa Ford
diorder di belakang jadwal karena operasi telah selesai jika pekerjaan dijadwalkan
melalui 18 April. Nissan diorder tepat pada jadwal, dan Buick diorder lebih cepat dari
jadwal.

Gambar 11. Gantt Progress Chart for an Auto Parts Company


Sumber: Krajewski, Ritzman dan Malhotra, 2013)

Referensi
Ahyari, Agus. 1986. Manajemen Produksi.Perencanaan Sistem Produksi. Buku 1
dan 2. BPFE. Yogjakarta
Heizer, Jay and Render, Berry. 2013. Manajemen Operasi. Penerbit Salemba
Empat. Jakarta
Jacobs, F Robert dan Chase, Richard B. 2015. Manajemen Operasi dan Rantai
Pasokan. Buku 1. Penerbit Salemba Empat. Jakarta
Krajewski, Lee J., Ritzman, Larry P,. Malhotra, Manoj K. 2013. Operations
Management Processes and Supply Chains. Tenth Edition. Pearson. USA
Yamit, Zulian. 2003. Manajemen Produksi dan Operasi. Ekonisia. Fakultas
Ekonomi UII. Yogyakarta
Subagyo, Pangestu. 2000. Manajemen Operasi.BPFE. Yogyakarta
Supari. 2001. Manajemen Produksi dan Operasi Agribisnis Hortikultura. Seri
Praktek Ciputri Hijau. PT.Elex Media Komputindo. Jakarta
Reksohadiprodjo, Sukanto. 1985. Manajemen Produksi. BPFE Yogjakarta.

Page 20 of 21
Manajemen Proyek University of Brawijaya 2017

Propagasi
A. Latihan dan Diskusi (Propagasi vertical dan Horizontal)
 Lakukan tahapan manajemen proyek (perencanaan, penjadwalan dan
pengawasan) pada UKM acuan kelompok anda. Paparkan dengan rinci.
B. Pertanyaan.
1. Jelaskan tujuan dari manajemen proyek!
2. Jelaskan perbedaan antara AOA dan AON?
3. Mengapa “jalur kritis” dianggap penting? Jelaskan!
4. Apakah yang dimaksud dengan aktifitas dummy? Dan mengapa kita perlu
menggunakannya dalam jaringan proyek AOA
5. Jelaskan yang dimaksud dengan waktu mulai paling awal (ES), mulai paling
lambat (EF), selesai paling lambat (LF), dan selesai paling awal (LS).
6. Buatlah Gantt chart pada kasus Contoh 3 yang terdapat pada modul!
7. Jadwalkan aktivitas berikut menggunakan Critical Path Method (CPM):
Aktivitas Pendaluhu Langsung Waktu (Minggu)
A - 1
B A 4
C A 3
D B 2
E C, D 5
F D 2
G F 2
H E, G 3

a) Gambarkan jaringannya
b) Manakah jalur kritisnya?
c) Berapa minggu waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek
tersebut?
d) Aktivitas mana yang memiliki slack? Berapa lama slack-nya?
e) Buatlah Gantt chart dari proyek tersebut!

Page 21 of 21

Anda mungkin juga menyukai