Soal Ujian Stase Bedah Thoraks Gabungan
Soal Ujian Stase Bedah Thoraks Gabungan
KASUS I :
Laki-laki, 40 tahun, masuk ke UGD dengan KU sesak napas. 1 jam SMRS mengalami
kecelakaan motor, dada pasien terbentur stang.
TD: 80/60 mmHg, HR: 120x/mnt, RR: 44x/mnt,
a/r thoraks: bentuk asimetris, jejas [+] di sebelah kanan sternum, luka [-]. gerak
hemithoraks kanan tertinggal, VBS kanan menurun, hipersonor a/r hemithoraks kanan,
ditemukan subconjungtival bleeding di kedua mata
4. Kapan indikasi operasi CITO untuk diagnosis tersebut pada pasien ini?
a. Disertai hematotoraks
b. Massive airleak dengan fallen lung
c. Emfisema subkutis
d. Cedera kepala
e. Prolonged airleak
KASUS II:
Seorang pelajar SMA, 16 tahun, 2 jam SMRS dibacok dengan celurit di daerah dada kiri
saat tawuran. Terdapat luka terbuka di dada sebelah kiri.
TD: 120/70 mmHg, HR: 100x/mnt, RR: 32x/mnt
a/r thoraks: bentuk simetris, terdapat luka terbuka ukuran 5x2 cm setinggi ICS 5 linea
axillaris anterior kiri, tampak aliran udara menyedot dari luka tersebut saat pasien
bernapas, rembesan darah [+] . gerak hemithoraks kiri tertinggal, VBS kiri menurun,
hipersonor a/r hemithoraks kiri.
3. Tindakan apa yang pertama kali harus dilakukan pada pasien ini?
a. Balut tekan
b. Plastik steril di plester 3 sisi
c. Kasa steril di plester 3 sisi
d. Jahit situasi
e. CTT WSD
KASUS III:
Seorang anak laki-laki, 10 tahun, jatuh dari ketinggian 4 meter saat sedang mengambil
layangan dari atas pohon. KU: sesak napas disertai batuk darah. Terdapat memar di
daerah dada tengah.
TD: 100/70 mmHg, HR: 96x/mnt, RR: 28x/mnt
a/r thoraks: bentuk simetris, terdapat jejas di atas sternum, teraba krepitasi di daerah
leher yang meluas ke daerah thoraks, gerak hemithoraks kanan tertinggal, VBS kanan
menurun, hipersonor a/r hemithoraks kanan.
3. Dari jawaban anda sebelumnya, gambaran apa yang saudara dapatkan dari
pemeriksaan penunjang yang anda pilih diatas, bila ternyata ada rupture
trakeobronkial
a. Emfisema subcutis
b. Pneumomediastinum
c. Udara Pre tracheal
d. Fallen lung
e. Pneumotoraks
4. Mengacu pada jawaban anda pada soal sebelumnya, tindakan diagnostik apa
yang disarankan untuk menegakkan diagnosis pasti.
a. Torakotomi eksplorasi
b. CT scan
c. Angiografi
d. Bronkoskopi
e. VATS
5. Bila pada tindakan diagnostic yang anda pilih diatas ditemukan positif rupture
trakeobronkial,1/3 lingkar bronkus kanan, tindakan apa yang dilakukan untuk
mencegah perkembangan emfisema subcutis
a. CTT preventif bilateral
b. Insersi jarum subkutis
c. Mediastinostomi
d. Insisi subkutis multiple
e. Sternotomy eksplorasi repair bronkus
7. Kapan anda curiga terjadi rupture Bronkus total, setelah dipasang CTT WSD pada
rontgen Toraks
a. Ada Pneumomediastinum
b. Ditemukan perbercakan luas padat di daerah Hilus
c. Ditemukan Fallen Lung
d. Ditemukan Vanishing lung Syndrome
e. Ditemukan fraktur Segmental pada 2 costa berurutan
8. Bagaimana menilai massive air leak pada WSD
a. Ada undulasi dengan air leak pada saat ekspirasi dan valsava
b. Ada undulasi dengan air leak pada saat inspirasi dan valsava
c. Ada undulasi dengan air leak pada saat valsava dan batuk
d. Ada undulasi dengan air leak pada saat inspirasi dan ekspirasi
e. Ada undulasi dengan air leak pada saat batuk dan ekspirasi
KASUS IV:
Seorang laki-laki, 30 tahun, mengalami kecelakaan saat mengendarai mobil, mobil
menabrak truk di depannya yang mengerem mendadak. Dada os terbentur stir mobil. Os
tidak mengenakan sabuk pengaman. KU: nyeri dada dan sesak.
CM, TD: 90/60, HR: 120x/mnt, RR: 28x/mnt
a/r thoraks: bentuk dan gerak simetris, tampak memar di atas sternum, VBS ka=ki
normal, perkusi thoraks ki/ka sonor.
1. Pemeriksaan fisik apa yang penting untuk menegakkan diagnosis pada pasien
ini?
a. Bunyi jantung menjauh
b. Trias Becks
c. Pulsus paradoxus
d. Tidak ada deviasi trachea
e. Semua benar
KASUS V:
Seorang satpam bank, 38 tahun,BB ±50 kg. 1 jam SMRS, mengalami luka tembak di
daerah pinggang kiri.
CM, TD: 95/70 HR:100x/mnt, RR:28x/mnt
a/r thoraks: ditemukan luka masuk setinggi ics 7, linea axillaris kiri. diameter 1,5 cm.
Luka keluar tidak ditemukan. Gerak hemithoraks kiri tertinggal. VBS kiri menurun,
dullness setinggi ICS 5 ke bawah.
1) Apakah tindakan awal yang akan anda lakukan pada pasien ini?
a. Resusitasi cairan
b. oksigenasi
c. xray thorax
d. pemasangan chest tube
e. emergensi torakotomi
2) Bila setelah dilakukan CTT temuan DO adalah: darah segar 1000 cc, undulasi
[+], air bubble [+]. TD membaik menjadi 100/80, HR: 90x/mnt
Kemudian pada observasi di UGD selama 4 jam, produksi pada WSD:
Jam ke-1: 500 cc
Jam ke-2: 350 cc
Jam ke-3: 100 cc
Jam ke 4: 200 cc
Bagaimana penatalaksanaan selanjutnya?
a. persiapan torakotomi
b. transfusi darah
c. observasi ketat di ICU
d. angiografi
e tidak perlu dilakukan tindakan apapun karena produksi WSD makin
sedikit
3) Pada pasien ini dilakukan xray thorax kontrol setelah insersi chest tube,
ditemukan gambaran elevasi diafragma kiri dan gambaran udara lambung di
hemithorax kiri. Terdapat bayangan opak berbentuk peluru di hemithorax
kanan di atas diafragma. Tanda-tanda peritonitis [-]. USG FAST [-] apa
tindakan anda?
a. Diagnostic peritoneal aspiration
b. Laparotomi dengan eksplorasi diafragma
c. Torakotomi dengan eksplorasi diafragma
d. Laparotomi diagnostik
e. observasi produksi WSD, FAST serial, dan observasi tanda-tanda
peritonitis
KASUS V:
Seorang laki-laki, 30 tahun, 2 jam SMRS jatuh dari ketinggian 4 meter saat sedang
membersihkan jendela. KU: nyeri dan sesak napas. Terdapat memar pada dada kanan
Pasien dibawa ke RS Ujung Berung, dilakukan foto Xray, kemudian dirujuk ke RSHS.
TD: 100/70 mmHg, HR: 90x/mnt, RR: 36x/mnt
a/r thoraks: bentuk asimetris, terdapat hematom di ics 4-5 lateral kiri, gerak
hemithoraks kiri tertinggal, VBS kiri=kanan normal
Pada foto X-ray anda menemukan gambaran fraktur costa 3 dan 5 segmental di sebelah
lateral dan fraktur costa 6-8 lateral
2). Apabila dalam perawatan, beberapa jam kemudian pasien ini mengalami
perburukan, RR: 40x/mnt, saturasi O2: 90-91% Kemungkinan apa yang
terjadi pada pasien ini?
a. pneumonia
b. contusio paru
c. delayed hematothorax
d. tension pneumothorax
e. empyema thoracis
5) Dari berbagai metode manajemen nyeri di bawah ini, manakah terapi yang
paling efektif untuk pasien ini:
a. analgetik intra vena
b. injeksi analgetik intrapleura
c. regional blok intercosta
d. anastesi epidural di daerah thoraks
e. anestesi infiltrasi pada daerah fraktur
KASUS VI:
Seorang wanita, 46 tahun, 2 jam SMRS dirampok dan leher pasien disayat dengan golok.
pasien dibawa ke RSUD terdekat, kemudian dirujuk ke RS. Terdapat luka terbuka di
daerah leher yang sudah dijahit situasi.
CM, TD: 100/70 mmHg, HR: 90x/mnt, RR: 20m x/mnt
stridor [-], gurgling [-]
a/r colli: bentuk simetris, terdapat luka terbuka sepanjang 10 cm di bawah cartilago
tiroid, bulging, terdapat 10 buah jahitan situasi, tampak rembesan darah di antara
jahitan
1). apakah diagnosa saudara ?
a. vulnus ictum zona I
b. vulnus scissum zona II
c. vulnus penetrans zona II
d. vulnus laceratum zona I
e. vulnus scissum zona III
3) pada pasien ini, hal apa yang menjadi dasar pertimbangan untuk dilakukan
eksplorasi?
a. shock
b. bruit
c. perdarahan aktif
d. nyeri
e. semua luka tusuk zona II leher harus dieksplorasi
4) Pada kecurigaan trauma pada arteri carotis dan vena jugularis zona II hal-hal
apakah yang perlu diperhatikan?
a. insisi sejajar otot sternocleidomastoid
b. kontrol proksimal dan distal
c. arteri carotis comunis tidak boleh diligasi
d. vena jugularis boleh diligasi
e. semua benar.
BErap