OLEH KAMEHA
Panduan pracetak ini penting karena dapat menghemat waktu serta anggaran dari kesalahan yang
tidak perlu. Berikut adalah hal-hal yang wajib diperhatikan dan disiapkan sebelum design dikirim ke
percetakan.
Resolusi
Percetakan offset menggunakan file dengan resolusi minimal 300 dpi (dot per inch). Apabila anda
memberikan design dengan resolusi kurang dari 300 dpi, maka file terbut tidak akan dapat
menghasilkan kualitas cetak yang baik. Disarankan selalu memberikan design dengan resolusi 350
dpi. Jika anda memberikan design dengan resolusi kurang dari 300 dpi (misalkan 72 dpi), maka hasil
cetak tidak akan tajam / blur. (lihat ilustrasi dibawah).
300dpi
72dpi
Huruf (Font)
Hal pertama yang jangan pernah dilupakan pada saat anda menyimpan design/final artwork adalah
melakukan convert text darifont menjadi path, vector atau bitmap. Lupa melakukan convert
(rasterized dalam photoshop) akan dapat berakibat jenis huruf yang anda gunakan berubah pada
saat proses pracetak (Files to Plate/Film), ini dikarenakan jenis font yang sama belum tentu dimiliki
oleh perusahaan percetakan dan komputer mengganti jenis font anda dengan font lainnya.
“Area Aman atau Safety adalah batas area aman untuk meletakan layout design yang ingin anda
tampilkan pada hasil akhir setelah cetak.” (Lihat GARIS HIJAU pada gambar)
Bleed
“Gambar yang terpotong di luar area aman disebut bleed dengan ukuran sekitar 3 – 5 mm keliling.
Walaupun mesin potong yang digunakkan sangat akurat, pihak percetakan khususnya pihak finishing
tidak akan memberikan garansi hasil potong 100% sesuai garis potong, jadi pastikan anda tidak
meletakkan bagian penting dari design anda di dalam area safe ini sebab nantinya akan beresiko
terbuang. Tipsnya adalah meletakkan teks anda sekitar 6 mm dari garis potong sehingga teks anda
berada di area aman.”
bleed
Ukuran
Selalu berikan ukuran design sesuai dengan ukuran jadi atau 1:1. Pihak percetakan tidak akan
mengubah FA terkecuali dengan seijin / atas permintaan anda, karena hal ini akan mempengaruhi
hasil akhir cetak.
Warna
Warna adalah unsur utama dalam sebuah percetakan. hal yang seringkali terjadi adalah selisih
paham antara designer dengan percetakan karena perbedaan warna antara yg terlihat dilayar
monitor dengan warna hasil cetakan. Hal tersebut terjadi karena jenis warna yang digunakan pada
proses percetakan adalah CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, Black), sedangkan jenis warna yang
digunakan oleh monitor adalah RGB (Red, Green, Blue), sehingga pasti terjadi perbedaan warna
antara yang terlihat di layar monitor dengan hasil cetak. Karena perbedaan warna ini, maka
optimalkanlah konversi warna anda sebelum naik cetak.
cmyksample
Selalu lakukan proses kalibrasi warna. Secara sederhana proses ini dapat anda lakukan sendiri, yaitu
dengan mencetak design pada kertas foto (tentunya dengan mode warna CMYK), dan bandingkan
dengan warna pada layar monitor anda.
Selalu lakukan proses proofing sebelum naik cetak. Mintalah pihak percetakan untuk membuatkan
dummy/sample hasil cetakan dari design anda untuk anda koreksi (warna, ejaan/tulisan,
ketajaman/resolusi gambar). Percetakan yang profesional selalu bersedia memberikan
dummy/sample cetak kepada anda, jika percetakan yg anda datangi tidak bersedia memberikan
sample cetakan/dummy dari desain anda, saya sarankan sebaiknya pindah saja ke toko sebelah :p
Area dengan warna hitam solid yang luas (blocking) dan teks dengan ukuran lebih besar dari 36
points, sangat disarankan menggunakan warna Rich Black agar menghindari warna hitam yang
terlihat seperti abu-abu tua. Warna hitam rich black terdiri dari 30% Cyan, 30% Magenta, 30% Yellow
dan 100% Hitam. Untuk body text biasa sebaiknya tidak menggunakan rich black.
Teks berukuran kecil sangat tidak disarankan menggunakan warna hitam dengan empat unsur
warna. Proses cetak offset yang menggunakan emat buah plat negatif, masing-masing mewakili satu
unsur warna. Selama proses cetak selalu ada resiko warna tidak “register” atau dalam kata lain posisi
plat sedikit bergeser dan ini menyebabkan warna yang terdiri dari beberapa unsure warna menjadi
tidak solid. Hasil cetak menjadi seperti berbayang, terutama pada teks kecil yang menggunakan
beberapa unsur warna. (lihat ilustrasi dibawah).
separasi
Selesai mendesign, selalu lakukan CONVERT TEXT to CURVES atau dalam photoshop RASTERIZE, hal
ini guna menghindari terjadinya perbedaan / missing font.
Selalu Lakukan GROUPING atau dalam photoshop Flatten All Layer. Hal ini guna menjaga
kemungkinan posisi layout yang bergeser.
Selalu sertakan file skrinsut / tampilan jadi design (dalam *.jpg/*.png). Hal ini sebagai patokan bagi
anda dan percetakan.
Selalu sertakan file bahan-bahan design (seperti font, logo, dll) dalam satu folder kepada pihak
percetakan.
Terakhir, walaupun terkesan sepele namun menamakan file anda dengan nama yang unik dan
mewakili spesifikasi produk cetak, akan sangat membantu proses pracetak menjadi sedikit lebih
efesien dan efektif. Contoh; StofmapSeminarJantung_230x320_outside.cdr (Nama
_Ukuran_Keterangan).
ulang oleh mamameha dengan beberapa penyesuaian dari sumber
Share this:
TwitterFacebook10LinkedInGoogleLagi
TUTORIAL PERCETAKAN
1 KOMENTAR »
NOV
25
OLEH KAMEHA
Dalam dunia percetakan, ukuran kertas dibagi dua, yaitu ukuran jadi dan ukuran plano. Yang
dimaksud dengan ukuran plano adalah ukuran kertas sebelum dipotong, dan ukuran jadi adalah
ukuran kertas ukuran setelah dipotong, disesuaikan dengan kebutuhan cetakan. Ukuran plano ini
berbeda – beda antara satu jenis kertas dengan yang lainnya, ukuran plano standar terkecil dimulai
dari :
Ukuran 61 x 86 cm,ukuran ini biasanya ada pada jenis kertas BC ( brief card ) dengan gramatur 150 –
160 gr.
Ukuran 65 x 100 cm, ukuran ini biasanya ada pada jenis kertas HVS, NCR, Art Karton ( jenis kertas
untuk majalah/ brosur, leaflat dll )
Ukuran 65 x 91 cm, ukuran ini biasanya ada pada jenis kertas HVS dan Art karton
Ukuran 79 x 109 cm, hampir semua jenis kertas mempunyai ukuran ini, baik HVS, Art karton, Fancy,
dll.gramaturnya mulai dari 60 gr – 400 gr.
Ukuran 90 x 120 cm, jenis ukuran ini jarang ditemui, hanya pada beberapa jenis kertas saja,
diantaranya kertas samson ( kertas kopi warna coklat ) biasa untuk cover buku – buku form serta
untuk bungkus.
KERTAS
Kertas Gambar : 61 x 86 cm
KARTON
Karton BC : 61 x 86 cm
Berdasarkan Satuan Internasional. pada ukuran ini, dimulai dari angka ‘0’, dan angka selanjutnya
berarti setengah dari ukuran angka diatasnya.
Ukuran A
A0 = 841 x 1189 mm
A1 = 549 x 841 mm
A2 = 420 x 594 mm
A3 = 297 x 420 mm
A4 = 210 x 297 mm
A5 = 148 x 210 mm
Dalam aplikasi, diperlukan kecermatan dan ketelitian pada waktu memotong kertas plano ke ukuran
jadi, karena hal itu akan mempengaruhi harga dari produk. Selain itu, perhitungan memotong kertas
ke ukuran jadi disesuaikan dengan mesin cetak yang akan digunakan. berikut saya berikan contoh
pemilihan untuk ukuran jadi kertas berdasarkan aplikasi/penggunaan produk akhir.
Sebagai contoh:
untuk cetakan Nota / Surat Jalan / Tanda Terima / Kuitansi, umumnya produk akhir berukuran 1/2
atau 1/4 folio. Jika product akhir memakai type carbonless (tanpa karbon), paling ideal
menggunakan kertas ukuran jadi folio, dan di cetak di mesin Toko 810/820. Jika produk akhir akan
menggunakan karbon manual, paling ideal mengunakan ukuran jadi double folio, dan dicetak di
mesin Oliver 58.
ukuran jadi 20 x 28
langkah pertama Anda bagi silang antara ukuran plano dengan ukuran jadi kertas.
Dari hasil perhitungan diatas, pilih bagi hasil yang paling besar yaitu 9, artinya bila ukuran plano 61 x
86 dipotong menjadi ukuran 20 x 28 maka hasilnya 9 lembar undangan jadi.
Jangan lupa tambahkan insheet ( tambahan kertas untuk antisipasi hasil cetak reject ), misalkan
ditambahkan 8 plano sehingga pembelian kertas anda menjadi 120 plano.
Selain cara diatas, ada lagi cara yg lebih mudah untuk menghitung potongan kertas per plano dengan
memakai software buatan henrywae, silahkan donlot disini.
dirangkum dari sumber-1, sumber-2, sumber-3, dan ditambahkan dengan sedikit pengetahuan dari
pengalamanku.