Anda di halaman 1dari 15

JARINGAN ALIRAN

(Flow Net)

Mekanika Tanah I

Norma Puspita, ST.MT.


Persamaan Kontinuitas

 Pada bab sebelumnya telah dibahas, untuk menghitung


banyaknya air yang mengalir melalui tanah diperlukan hukum Darcy.
 Dalam keadaan yang sebenarnya, air mengalir di dalam tanah tidak
hanya dalam satu arah dan juga tidak seragam untuk seluruh
luasan yang tegak lurus arah aliran.
 Untuk permasalahan-permasalahan seperti ini, perhitungan aliran
air tanah pada umumnya dibuat dengan menggunakan grafik-grafik
yang dinamakan jaringan aliran (flow nets).
 Konsep jaringan aliran ini didasarkan pada persamaan
kontinuitas Laplace yang menjelaskan mengenai keadaan aliran
yang terus-menerus (steady state) untuk suatu titik di dalam massa
tanah.
 Untuk menurunkan persamaan kontinuitas Laplace, kita tinjau sebaris
turap kedap air yang dipancang sampai pada kedalaman
lapisan tanah tembus air, sbb :
Persamaan Kontinuitas
 Aliran air yang terjadi secara terus- menerus
dari bagian hulu (upstream) ke bagian hilir
(downstream) melalui lapisan tanah tembus air
(permeable layer) adalah aliran dalam dua dimensi.
 Untuk aliran air pada titik A, kita perhatikan suatu elemen
tanah berbentuk kubus yang mempunyai ukuran dx, dy,
dan dz (dy tegak lurus terhadap bidang gambar).
 Dianggap vx dan vz adalah komponen kecepatan
arah horizontal dan vertikal.

 Jumlah air yang mengalir masuk kedalam kubus tanah


persatuan waktu dalam arah horizontal adalah (vx dy dz)
dan dalam arah vertikal adalah (vz dx dy).
 Jika perubahan kecepatan aliran arah x = δvx/δx dan
arah z = δvz/δz , maka :
Persamaan Kontinuitas

 Jumlah air yang mengalir keluar dari kubus tanah persatuan waktu
dalam arah horizontal dan vertikal adalah sbb :

Jumlah air keluar arah horizontal  Jumlah air keluar arah vertikal :
:

 Dengan menganggap bahwa air tidak termampatkan (incompressible),


dan tidak terjadi perubahan volume dalam massa tanah, maka jumlah
air yang mengalir masuk seharusnya = jumlah air yang mengalir keluar
dari elemen tanah yang berbentuk kubus tersebut. Jadi :
Persamaan Kontinuitas
 Dengan menggunakan hukum Darcy, kecepatan aliran dapat ditulis sbb :
Kecepatan aliran arah horizontal :  Kecepatan aliran arah vertikal

 Dimana kx dan kz adalah koefisien rembesan dalam arah horizontal dan


arah vertikal.
 Substitusi persamaan (2) dan (3) ke persamaan (1) diperoleh :

 Apabila tanah adalah isotropik, maka koefisien aliran ke segala arah


adalah sama, kx = kz , sehingga persamaan kontinuitas untuk aliran
dalam dua dimensi dapat ditulis menjadi :
Jaringan Aliran (Flow Net)
 Persamaan kontinuitas dalam media isotropik mewakili
dua kelompok grafik yang saling tegak lurus satu sama lain, yaitu :
Garis-garis aliran (flow lines)
Garis-garis equipotential
 Garis aliran (flow lines) adalah suatu garis sepanjang mana butir-butir
air akan bergerak dari bagian hulu ke bagian hilir sungai melalui media
tanah yang tembus air (permeable).
 Garis ekipotensial (equipotential lines) adalah suatu garis sepanjang
mana tinggi potensial di semua titik pada garis tersebut adalah sama.
 Jadi, apabila alat-alat pizometer
ditempatkan di beberapa titik yang
berbeda-beda di sepanjang satu garis
ekipotensial, air di dalam tiap-
tiap pizometer tersebut akan naik
pada ketinggian yang sama, sebagaimana
terlihat pada gambar (untuk kx = kz = k).
Jaringan Aliran (Flow Net)
 Kombinasi dari beberapa garis aliran dan garis ekipotensial
dinamakan jaringan aliran (flow net).
 Jaringan aliran (flow net) dibuat untuk menghitung aliran air tanah.
 Dalam pembuatan jaringan aliran, garis-garis aliran dan ekipotensial
digambar sedemikian rupa sehingga :
1. Garis ekipotensial memotong tegak lurus garis aliran
2. Elemen-elemen aliran dibuat kira-kira mendekai bentuk bujur
sangkar.
 Gambar disamping adalah contoh dari jaringan aliran
yang lengkap dalam lapisan tanah tembus air yang
isotropik.
 Penggambaran suatu jaringan aliran
 biasanya harus dicoba berkali-kali.
 Selama menggambar jaringan aliran, harus selalu
diingat kondisi-kondisi batasnya.
 Untuk jaringan aliran yang ditunjukkan dalam gambar,
keadaan batas yang dipakai adalah sbb :
Jaringan Aliran (Flow Net)

 Permukaan lapisan tembus air pada bagian hulu


dan hilir sungai (garis a- b dan d-e) adalah
garis-garis ekipotensial (equipotentiql lines).
 Karena a-b dan d-e adalah garis- garis
ekipotensial, semua garis- garis aliran (flow
lines) memotong- nya tegak lurus.
 Batasan lapisan kedap air, yaitu f-g; begitu juga
permukaan turap kedap air, yaitu garis a-c-d,
adalah garis- garis aliran (flow lines).
 Garis-garis ekipotensial memotong a-c-d dan f-g
tegak lurus.
Perhitungan Rembesan dari suatu
Flow Net
 Di dalam flow net, daerah-daerah diantara dua flow line (garis
aliran) yang saling berdekatan dinamakan saluran aliran (flow channel).
 Gambar berikut menunjukkan suatu flow channel dengan equipotential line
yang membentuk elemen-elemen berbentuk persegi.

 Apabilia h1, h2, h3, h4, …, hn adalah muka pizometrik yang


bersesuaian dengan equipotential line.
 Apabila ini tidak ada aliran yang memotong flow line, maka
kecepatan rembesan yang melalui flow channel persatuan lebar
(tegak lurus terhadap bidang gambar) dapat dihitung dengan cara sbb
:
 Δq1 = Δq2 = Δq3 = … = Δq
Perhitungan Rembesan dari suatu
Flow Net
 Dari hukum Darcy, jumlah air yang mengalir persatuan waktu adalah :
k i A.
 Jadi persamaan Δq1 = Δq2 = Δq3 = … = Δq dapat ditulis lagi sbb :

 Persamaan tersebut di atas menunjukkan bahwa, apabila elemen-


elemen aliran dibuat dengan bentuk mendekati bujur sangkar,
penurunan muka pizometrik antara dua equipotential line yang
berdekatan adalah sama.
 Hal ini dinamakan penurunan energi potensial (potential drop). Jadi :
sehingga :

Dimana :
H = perbedaan tinggi muka air pada bagian hulu dan bagian hilir
Nd = banyaknya bidang bagi kehilangan energi potensial.
Contoh
Soal

 Dari gambar terlihat, untuk satu flow channel terlihat :


 Perbedaan tinggi muka air H = H1- H2
 Jumlah bidang kehilangan energi potensial dlm satu flow chanel Nd = 6.
 Jumlah flow channel dalam satu flow net Nf = 4
 Apabila banyaknya flow channel di dalam flow net = Nf, maka banyaknya
air yang mengalir melalui semua saluran (channel) per satuan lebar
dapat
Contoh
Soal

 Di dalam menggambar flow net, semua elemennya tidak harus dibuat


bujur sangkar.
 Bentuk empat persegi panjang seperti gambar berikut juga dapat
dilakukan.

 Perlu diingat agar perhitungan dapat mudah dilakukan, akan lebih baik
kalau perbandingan antara lebar dan panjang dari elemen-elemen
empat persegi panjang dalam flow net tersebut dibuat sama.
 Sehingga persamaan (4) dapat dimodifikasi menjadi :
 Apabila b1/l1 = b2/l2 = b3/l3 = … = n, persamaan (5) dan (6) dapat
dimodifikasi menjadi :

 Gambar berikut menunjukkan suatu flow net untuk rembesan air


sekitar satu jajaran turap.
 Flow channel No. 1 dan No. 2 mempunyai elemen-elemen bujur
sangkar.
 Sehingga jumlah air yang mengalir melalui dua flow channel
tersebut persatuan waktu dapat dihitung dengan menggunakan
persaman (5) :

 Flow channel No.3 mempunyai elemen-


elemen dengan bentuk empat persegi
panjang dengan perbandingan lebar dan
panjang sebesar 0,38.
 Sehingga jumlah air yang mengalir
melalui flow chanel No. 3 :

 Jadi jumlah rembesan total persatuan


waktu adalah :
Contoh  Suatu flow net dari aliran air di sekitar sebuah jajaran turap di
Soal dalam lapisan tembus air diketahui koefisien rembesan kx = kz = k = 5
x 10-3 cm/dt, seperti ditunjukkan dalam gambar berikut . Tentukan :
a. Berapa tinggi air (di atas permukaan tanah )
akan naik apabila pizometer diletakkan pada
titik a, b, c, dan d.
b. Jumlah rembesan air yang melalui saluran air
II per satuan lebar (tegak lurus bidang
gambar) per satuan waktu.
c. Jumlah rembesan total yang melalui lapisan
tembus air per satuan lebar.

 Penyelesain :
o Dari gambar dapat jumlah flow channel
Nf = 3 dan banyaknya bidang kehilangan
energi potensial per satu flow channel Nd = 6.
o Perbedaan tinggi energi antara bagian hulu dan hilir sungai = (15 – 5)
ft = 10 ft.
o Jadi kehilangan tinggi energi antara dua garis ekipotensial =
H/Nd = 10/6 = 1,667 ft.
 Titik a terletak pada garis ekipotensial I, yang
berarti bahwa penurunan energi potensial
(potential drop) dari titik a adalah 1 x 1,667 ft.
 Jadi, tinggi air di dalam pizometer yang diletakkan
di titik a akan naik setinggi (15 – 1,667) = 13,333 ft
dari permukaan tanah.
 Tinggi air di dalam pizometer yang terletak pada titik b, c,
dan d adalah :
b = (15 – 2 x 1,667) = 11,67 ft dari atas muka tanah
c = (15 – 5 x 1,667) = 6,67 ft dari atas muka tanah
d = (15 – 5 x 1,667) = 6,67 ft dari atas muka tanah
 Jumlah rembesan air yang melalui saluran air II per satuan lebar (tegak
lurus bidang gambar) per satuan waktu adalah :

 Jumlah rembesan total yang melalui lapisan tembus air per satuan lebar :

Anda mungkin juga menyukai