Anda di halaman 1dari 88

LOGO

Contents

BAB 7 Perambatan gelombang dalam Batuan

Kecepatan elastik batuan dari hasil pengamatan eksperimen

Tinjauan Umum

Kecepatan gelombang elastik pada magmatik dan batuan metamorf

Kecepatan gelombang elastik pada batuan sedimen kompak

Perbandingan kecepatan Vp/Vs dan anisotropi elastik


LOGO

Apa itu Elastic Properties Of Rock


/ Sifat elastik batuan?
Elastic Properties
Of Rock

Medium atau bahan yang


mempunyai sifat elastis jika bahan
tersebut meregang bila dikenai
stress dan kembali ke keadaan
semula bila stress di hilangkan
Jumat , April 2012

LOGO 6.3. Kecepatan elastik batuan dari


hasil pengamatan eksperimen

Tinjauan Umum
Sifat elastik dan kecepatan
batuan

Sifat mineral dan Temperatur


unsur-unsurnya Tekanan

Fraksi
volume Sifat ikatan

Dikontrol
www.themegallery.com
• Bentuk kristal (crystall form) : Setiap mineral
LOGO akan mempunyai sifat bentuk kristalnya yang
khas, yang merupakan perwujudan kenampakan
luar, yang terjadi sebagai akibat dari susunan
kristalnya didalam..

• Berat Jenis (Specific Gravity) : Besarnya


ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya
serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur tersebut
dalam susunan kristalnya..

•Bidang Belahan (Fracture) : Mineral


Sifat mineral dan
mempunyai kecenderungan untuk pecah
unsur-unsurnya melalui suatu bidang yang mempunyai arah
tertentu.

• Warna Mineral : warna-warna yang khas yang


dapat digunakan untuk mengenali adanya unsur
tertentu didalamnya.

• Streak : Beberapa jenis mineral mempunyai


goresan pada bidangnya.

• Kilap : kenampakan atau kualitas pantulan


cahaya dari permukaan suatu mineral.
www.themegallery.com

LOGO

• Porositas : perbandingan antara volume total pori-


pori batuan dengan volume total batuan per satuan
volume tertentu.

• Permeabilitas : ukuran media berpori untuk


meloloskan / melewatkan fluida.

• Saturasi : perbandingan antara volume pori-pori


Fraksi batuan yang terisi fluida formasi tertentu terhadap total
volume pori-pori batuan yang terisi fluida atau jumlah
volume
kejenuhan fluida dalam batuan reservoir per satuan
volume pori.

• Resistiviti : kemampuan dari suatu material untuk


menghantarkan arus listrik.

• Wettabiliti : kemampuan batuan untuk dibasahi oleh


fasa fluida atau kecenderungan dari suatu fluida untuk
menyebar atau melekat ke permukaan batuan.
www.themegallery.com

LOGO

“Mineral pembentuk batuan”, atau “Rock-forming


minerals”, yang merupakan penyusun utama batuan
dari kerak dan mantel Bumi. Mineral pembentuk batuan
dikelompokan menjadi empat:
Sifat ikatan (1) Silikat,
(2) Oksida,
(3) Sulfida dan
(4) Karbonat dan Sulfat.

A. Ikatan Logam D. Ikatan Van Der


Kandungan-kandungan kimia yang
: elemen logam Waals
terdapat dalam mineral, membentuk suatu : mempunyai gaya
merupakan elemen yang
atom-atomnya mudah ikatan tertentu. Ikatan-ikatan tersebut tarik menarik yang
melepaskan elektron adalah : lemah antar
valensi nya. atomnya

B. Ikatan Kovalen C. Ikatan Ion : memiliki


: merupakan konfigurasi konfigurasi elektron yang
elektron yang paling stabil terdekat dengan konfigurasi
karena elektron valensi nya elektron gas mulia
terisi penuh.
www.themegallery.com

LOGO

Pada waktu terjadi pembekuan, turunnya suhu berjalan


sangat lambat, maka terjadilah pengkristalan yang sempurna
dimana ukuran kristalnya besar-besar dan kasar.
Pengkristalan yang kurang sempurna disebut berstruktur
Temperatur porfiris, terdiri dari feldspar, biotit, kwarsa, dan Kristal-kristal
kecil yang halus disebut masa dasar (ground massa),
sedangkan kristar besar yang terdapat diantara masa dasar
disebut fenokris (Kristal sulung).

Tekanan pada batuan didefinisikan sebagai


perbedaan tekanan antara fluida yang
Tekanan membasahi batuan dengan fluida yang bersifat
tidak membasahi batuan jika didalam batuan
tersebut terdapat dua atau lebih fasa fluida
yang tidak bercampur dalam kondisi statis
www.themegallery.com

LOGO
Kecepatan gelombang elastik pada magmatik dan batuan metamorfik
www.themegallery.com

LOGO
www.themegallery.com

LOGO
Ketergantungan kecepatan gelombang elastik terhadap
www.themegallery.com

densitas dan komposisi mineral


LOGO

Pada batuan beku, kecepatan gelombang elastik dikontrol oleh


komposisi mineral. Kenyataan ini diilustrasikan oleh korelasi
kecepatan gelombang longitudinal dan kandungan SiO2 pada batuan
beku dengan Quartz dikarakteristikkan sebagai kecepatan yang
rendah.
LOGO

Korelasi antara kecepatan dan densitas dijelaskan


dengan variasi dari komposisi mineral dari batuan
yang berdampak pada kecepatan
dan densitas dalam arah yang sama.

Gambar 6.6 menunjukkan grafik batuan magmatik dan


metamorfik dari lokasi yang berbeda di Rusia, yang
dipublikasikan oleh Dortman (1976).
LOGO

Gambar 6.7 merupakan hasil studi untuk nilai kecepatan dan densitas dengan
sampel dari lubang bor percontohan KTB; dengan distribusi normal kecepatan
gelombang longitudinal dan transversal terhadap densitas dari setiap jenis
batuan.
LOGO

Rumusan Birch diaplikasikan oleh Volarovich


dan Bajuk (1977). Pengukuran batuan magmatik dengan
variasi di daerah bekas USSR (Kasakhstan),
diperoleh rumusan :
vp = 2,67 d – 1,08
vp = a + b d
vp = 2,76 d – 0,98

 sampelnya berasal dari benua Amerika Utara dan India.


 Dengan harga d densitas kelipatan 103 kg m-3 dan kecepatan vp dalam km/s.
LOGO

Pengamatan secara detail perbedaan tekanan diberikan pada tabel 6.10. Untuk sampel
batuan di Kasakhstan, Tipe A menunjukkan kecepatan vp(p) dengan tekanan p dan densitas
d0 pada tekanan atmosfer; tipe B menunjukkan kecepatan vp(p) dengan densitas d(p) pada
tekanan yang sama. Sedangkan pada tekanan tinggi, terdapat korelasi kuat antara tipe B
dan A.
www.themegallery.com
Marle (1978) dan Kopf (1977, 1980) juga telah menggunakan rumusan
LOGO
Birch untuk menganalisa data sampel magmatik dari negara Jerman
bagian Timur. Marle dan Kopf menetapkan rumusan untuk keadaan
dibawah tekanan atmosfer;

Contoh : batuan plutonik ; granit, diorit, gabro diberikan oleh


persamaan,

vp = 3,10 d – 2,98

Dan batuan vulkanik ; porfiri, keratofirit, diabas dan basalt diberikan


oleh peramaan,

vp = 2,30 d – 0,91

Hekel (1990) menggunakan rumusan yang linear untuk mengkonversi


kecepatan gelombang longitudinal ke densitas. Konversi tersebut
dihasilkan untuk mantel pada harga densitas antara (2,5 sampai 3,5) x
103 kg m-3 v p + 1,0 ± 0,4
d= 2,61

vp = 2,61 d – 1,0 ± 0,4


www.themegallery.com

LOGO
Secara sistematis (Gebrande 1982) telah mempublikasikan hasil analisa
dari rumusan empirik untuk kecepatan gelombang longitudinal dan
transvesal serta korelasi densitasnya yang dipaparkan pada tabel 6.11

Birch (1961) telah menunjukkan bahwa silikat dan oksid bergantung pada
parameter untuk harga rata-rata massa atom mA. Korelasi persamaan untuk
batuan tersebut diberikan oleh;

vp = 2,76 d – 0,98 + 0,7 (21 – mA)


Gebrande (1982)
www.themegallery.com
menjelaskan
LOGO perbandingan analisis
korelasi dengan dan
tanpa pengaruh massa
atom rata-rata.
Analisis eksperimen itu
dibuat dalam satu
dimensi (v vs d)
dan dua dimensi (d vs
d,mA) yang
dilampirkan pada tabel
6.12 untuk batuan
plutonik dan
metamorfik dengan
tekanan yang berbeda.
Kecepatan lebih
banyak bergantung
pada densitas
daripada massa atom
rata-rata. Kecepatan
gelombang geser
hampir tidak
bergantung pada mA
dengan harga yang
bervariasi (Gebrande,
1982).
www.themegallery.com

LOGO

Simmons (1964) memodifikasi Hukum Birch, untuk menentukan


kandungan CaO :

Vp = 2,76 d – 0,98 + 0,7 (21-mA) + 4,60 CCaO

Dimana CCaO merupakan fraksi berat CaO dalam batuan.

Maghnani , dkk (1974) mengembangkan persamaan yang sama untuk


kompresi dan gelombang geser dalam eclogites dan granulites :

Vp = 2,58 d – 0,53 + 0,7 (21-mA) + 4,60 CCaO

Vs = 1,56 d – 0,63 + 0,21 (mA-21) + 0,46 CCaO


Hubungan tersebut menunjukkan lemahnya pengaruh dari massa atom
terhadap kecepatan gelombang S.
www.themegallery.com

LOGO

Olevskij (1990) memberikan hubungan antara kecepatan, densitas dan


total kandungan oksida pada MgO, CaO, Na2O, K2O.

Simmons (1964), mengeneralisasikan pengaruh dari berbagai parameter


yang diberikan oleh persamaan :

V = a.d + b + c.mA + ∑ ei .Ci


i =1

Untuk batuan yang terdiri dari n komponen. Dimana d merupakan


densitas; Ci merupakan fraksi berat pada komponen i ; a,b,c,e
merupakan nilai empiris.
www.themegallery.com

LOGO

Dalam beberapa kasus, hubungan non-linier antara kecepatan dan


densitas memberikan korelasi yang baik dengan hasil eksperimen.
Christensen dan Salisbury (1975) menemukan hubungan sesuai
penelitian basalt dalam “Proyek pengeboran laut dalam” :

Vp = 2,33 + 0,08. d3,63


Vs = 1,33 + 0,011. d4,85
dimana tekanan untuk pengukuran adalah 0,5 bar (=50 MPa)

Dortman (1976) mengembangkan hubungan empiris untuk data dalam


gambar 6.5 :

Vp = 5,45. exp [0,5(d-2,6)] ± KT

Parameter KT mengekspresikan kisaran penyimpangan kecepatan yang


dikendalikan secara umum oleh efek tekstur dan oleh sebab itu disebut
koefisien tekstur. Nilainya antara 0,4 … 0,5 km/s.
www.themegallery.com

LOGO
Ketergantungan kecepatan gelombang elastis pada porositas dan rekahan

Simmons, Todd & Baldridge (1975) menuliskan “Sifat fisika


batuan efektif pada tekanan rendah dengan porositas yang
retakannya sangat kecil”. Jika batuan magmatik dan metamorf
terdiri dari pori-pori, patahan atau retakan, mereka memiliki
kecepatan yang lebih kecil daripada batuan yang sama pada
keadaan yang tak terganggu.

Beberapa alasan fisika yang mempengaruhi sifat fisika batuan


antaralain :
Perubahan dalam ikatan antara unsur-unsur batuan atau butir-
butir mineral
Pengaruh pori atau patahan pengisi material dengan konstanta
elastiknya (kecapatannya) rendah,
vmineral > vwater > vgas
www.themegallery.com

LOGO

Gambar berikut menunjukkan berkurangnya


kecepatan gelombang P dengan meningkatnya
porositas batuan (gabbro) dari Kuriles/Rusia
pada dua tekanan yang berbeda.

Regresi linier :

vp = 7.121− 0.227⋅ Φc untuk p = 10 Mpa


vp = 8.227− 0.253⋅ Φc untuk p = 1000Mpa
www.themegallery.com

LOGO
Disamping porositas dan patahan, sifat isi pori juga mempengaruhi
kecepatan gelombang elstik pada batuan.
Berdasarkan pemeriksaan quartz monzonite, King (1984) menyimpulkan
bahwa sedikit kenaikan pada isi uap lembab batuan kering yang berisi
pecahan porositas cukup besar akan menghasilkan kenaikan vp dan vs yang
besar pula.

Gambar 6.10 Ketergantungan kecepatan


gelombang longitudinal dalam porositas retakan
dan ukuran grain batuan granitic pada tekanan
0,001 kbar = 0,1 Mpa ; Lebedev dkk, (1974)

1- Granite, butiran halus (0,1 … 0,6 mm)


2- Granite, butiran medium (0,5 …. 1,8 mm)
3- Granite, butiran kasar (1,7 ….4,8 mm)
www.themegallery.com

LOGO
Ketergantungan Kecepatan Gelombang Elastik pada Tekanan dan Temperatur

Variasi sifat fisika batuan dan mineral dipengaruhi tekanan dan temperatur
merupakan dasar penting untuk interpretasi kesesuaian data geofisika
untuk range kedalaman berbeda.

Hubungan umum untuk variasi kecepatan dengan kedalaman z (Lebedev,


1975) :

dv  δv  dp  δv  dT
=   ⋅ +   ⋅
dz  δp T dz  δT  p dz

Perubahan kecepatan
terhadap kedalaman
(isotherm) Tekanan vertikal dan gradien
temperatur
Perubahan kecepatan
terhadap temperatur (isobar)
www.themegallery.com

LOGO

Ketergantungan kecepatan pada tekanan menunjukkan dua ciri


dominan:

Hubungannya non-linier, pada range tekanan yang lebih tinggi akan


memberikan kenaikan kecepatan lebih kecil daripada range tekanan
lebih rendah.
Perubahan kecepatan selama daur loading-unloading secara parsial
tidak dapat diubah (disebut “velocity hyteresis”. Fakta ini merupakan
satu ungkapan untuk prilaku elastisitas non-ideal batuan alami.
www.themegallery.com

LOGO
Pengaruh umum tekanan dan gejala anisotropi

Gbr. 6.12. Kecepatan gelombang longitudinal sebagai


Gbr. 6.12. Kecepatan gelombang longitudinal dan fungsi dari tekanan hidrostatik ( pengukuran sampel inti
tranversal sebagai fungsi dari tekanan hidrostatik gneiss)

Vp
Vp maks
maks == Nilai
Nilai kecepatan
kecepatan maksimal
maksimal arah
arah radial
radial pada
pada inti
inti
Vpmin = Nilai kecepatan minimal arah radial pada
Vpmin = Nilai kecepatan minimal arah radial pada inti inti
1. Peridotite (Kola Peninsula)
2. Olvinite (Siberia) Vp
Vp vertical
vertical =Nilai
=Nilai kecepatan
kecepatan arah
arah axial
axial pada
pada inti
inti
www.themegallery.com

LOGO

Korelasi yang kuat pada perubahan kecepatan dan struktur tekstur sifat-sifat
mikro pada satu sisi dengan komposisi mineralogi pada sisi lain dijelaskan
oleh Lebedev, Sapoval dan Korchin (1974):

Kenaikan kecepatan dipengaruhi oleh tekanan pada range tekanan yang


lebih rendah seharusnya besar pada ukuran pori bentuk mikro. Ukuran pori
ini meningkatkan hubungan antara batuan pembentuk mineral.
Pada tekanan lebih tinggi kepadatan mendekati sempurna. Kenaikan
kecepatan seharusnya mengubah sifat elastik penyusun mineral (pengaruh
komposisi mineralogi pada prilaku di bawah tekanan.
www.themegallery.com

LOGO

Gambar 6.15 Kecepatan gelombang


longitudinal fungsi tekanan unaxial,
granite (California) King and Paulsson
(1981): a-sample lengkap, b-sample
microcrack.
www.themegallery.com

LOGO

Tabel 6.13. Kecepatan gelombang


longitudinal (km/s) dan porositas (%)
fungsi tekanan (MPa) untuk perbedaan
ukuran butir granite,(Labedev dkk, 1974).

Untuk pembahasan lebih lanjut korelasi ini,


kita dapat memplot (gambar 6.16 dengan
perubahan relatif dari kecepatan diberikan
oleh :
∆v/vo = (vp-vo)/vo

Perubahan relatif porositas :

∆Φ/ Φo = (Φo- Φp)/ Φo


www.themegallery.com

LOGO

Gbr 6.16 Kecepatan relatif vs kecepatan porositas (data tabel 6.13)


1. Granite, butiran halus, 2- Granite, butiran medium 3- Granite, butiran kasar
www.themegallery.com

LOGO

Kasus utama perubahan kecepatan suatu batuan :

Ketergantungan tekanan terhadap sifat elastik batuan-


pembentukan mineral dan perubahan fase mineral.
Ketergantungan tekanan terhadap sifat elastik unsur pokok
pori batuan dan perubahannya dari keadaan cair ke gas.
Perubahan kondisi kontak pada butir batuan, batas keretakan
dsb, dihasilkan dari variasi efek pertemuan butiran dan batas
keretakan tersebut atau dihasilkan dari sifat ekspansi suhu yang
berbeda dari batuan-pembentuk mineral.
www.themegallery.com

LOGO 6.3.3 Kecepatan Gelombang Elastik Pada Batuan


Sedimen

Untuk mempelajari sifat fisik batuan sedimen, ada beberapa hal yang
penting yang perlu diketahui:
Variasi tipe batuan (kepadatan, kandungan garam monomineral,
rekahan , konsolidasi pori-pori batuan dan non konsolidasi sedimen. )
Mempelajari sifat seismik dengan ketergantungan kompleks
fitur batuan.

Tabel 6.14 Memberikan indikasi parameter dominan yang


mempengaruhi kecepatan, yakni :

• Komposisi mineral matriks batuan


• Konsolidasi matriks batuan
• Porositas, bentuk pori dan isi pori
• Tekanan dan temperatur
www.themegallery.com

LOGO

Tbel 6.14 Kecepatan Rata-rata


gelombang P dan S
www.themegallery.com

LOGO
Kecepatan gelombang elastik pada batuan sedimen kompak

Komposisi mineral batuan sedimen sangat berpengaruh terhadap


kecepatan, hal ini terlihat pada efek yang dirditimbulkan (tergantung pada
pecahan dan komposisinya) :

•Efektif untuk modulus elastis batuan

•Butiran sampai pembentukan butiran, sementasi dan kondisi kontak


secara umum.

Wyllie, Gregory dan Gadner pada Tahun 1956 menurunkan “Time


average equation” berdasarkan sifat kandungan dan porositas
sebagai berikut :

1 1− Φ Φ vp = Kecepatan gel P pada saturasi air batuan berpori


= + vm = Kecepatan gel P matriks batuan (kecepatan matriks)
vp vm v fl vfl = Kecepatan fluida pori
www.themegallery.com

LOGO

Berdasarkan Persamaan 6.4.3 secara Aritmatika dan


Geometri, didapatkan beberapa nilai kecepatan yang
berbeda untuk Anhydrite (Kopf.1977).

Anhydrite dengan 50% limestone vp=5600m/s


Anhydrite dengan 50% dolomite vp=5900m/s
Anhydrite dengan 50% gypsum vp=5400m/s
Anhydrite dengan 50% halite vp=4900m/s
www.themegallery.com

LOGO

Gambar 6.21 memperlihatkan


kecepatan yang dipengaruhi
oleh porositas untuk
gelombang longitudinal dan
tranversal untuk saturasi air
pada sandstone. Pada
tekanan 14 MPa.

Efek lain dari porositas


terdapat perambatan
gelombang stress yang
mengalami pengurangan
kecepatan.
www.themegallery.com

LOGO

Adapun persamaan yang lain diturunkan secara empiris oleh Raymer (1980)
pada pembentukan batuan

v p = (1 − Φ ) 2 vm + Φv fl

Nafe dan Dake (1963) dan Gadner (1974) mendapatkan hubungan


kecepatan gelombang longitudinal (m/s) dan densitas (g/cm3=103kg/m3)
untuk saturasi batuan sedimen
www.themegallery.com

LOGO

Clay mempengaruhi perubahan elastisitas untuk 4 aspek yaitu :

1.Kecepatan terhadap clay akan menurun terhadap material yang


terbentuk dari kuarsa atau karbon, dengan demikian secara umum dapat
dikatakan dengan menurunnya kecepatan berpengaruh terhadap
meningkatnya kandungan clay.
2.Deformablity dan Comprsibilty clay meningkat terhadap material yang
mengandung kuarsa dan karbon. Hal ini mengarahkan bahwa dengan
bertambahnya tekanan mempengaruhi kecepatan sehingga meningkatkan
kandungan caly.
3.Sifat fisik clay sangat mempengaruhi kandungan air. Dengan demikian
pori-pori batuan yang mengandung clay mempengaruhi sifat elastic pada
saat terjadinya saturasi.
4.Clay dapat mempengaruhi distribusi dan konfigurasi colloid clay yang
terdapat pada frame batuan
(Murphy,
dkk 1993)
www.themegallery.com

LOGO

Pengaruh dari aspek yang pertama dan kedua dapat dilihat pada
gambar 6.22
www.themegallery.com

LOGO

 Waktu rata-rata dapat dinyatakan sebagai berikut:

 Dengan kecepatan yang dinyatakan secara linear sebagai berikut :

Dimana :

v Kecepatan
∆t waktu transit
A0,A1,B0,B1 Nilai secara empiris
www.themegallery.com

LOGO

Dimana kecepatan dinyatakan dalam km/s (dalam s/km untuk kasus


ini) dan porositas dalam desimal

Selanjutnya berdasarkan nilai yang diperoleh ini diplotkan dalam


gambar berikut ini
www.themegallery.com

LOGO

Gambar 6.32 memperlihatkan


kecepatan vs porositas untuk
gelombang longitudinal dan
gelombang tranversal.
www.themegallery.com

LOGO

Selanjutnya berdasarkan analisis didapatkan deviasi antara hasil


pengukuran dan nilai prediksi sangat dipengaruhi oleh kandungan clay.
Sehingga didapatkan persamaan berikut ini yaitu 2 buah persamaan
linear untuk clay ( C kandungan clay)
www.themegallery.com

LOGO

Berdasarkan analisa yang dilakukan dihasilkan dua


kecepatan dan waktu penjalaran gelombang p dan s. Untuk
pemberian tekanan yang dibatasi pada 40 MPa,dan
tekanan Lubang 1 Mpa didapatkan fungsi kecepatan
terhadap porositas dan kandungan clay sebagai berikut:
www.themegallery.com

LOGO

Marion dan Jizba (1992) melakukan investigasi di laut


utara pada batuan shaly sand dengan menggunakan
persamaan 6.53 untuk resovoir pada tekanan 35MPa
didapatkan sebagai berikut :

Catatan porositas mempengaruhi kecepatan gelombang P dan kecepatan


gelombang S, Gelombang S tidak terpengaruh oleh adanya saturasi dan clay
memberikan efek terhadap kecepatan gelombang S (Marion dan Jizba 1992).
LOGO

 Tiga pendapat tambahan yang mungkin bisa menjadi


pertimbangan yaitu :
1. Koefisien yang terdapat pada persamaan linear kecepatan-
porositas yang tergantung terhadap tekanan. Persamaan
non linear untuk pengaruh tekanan yang telah diturunkan oleh
Eberhat-Philips dkk (1989).

2. Analisis terhadap kecepatan (vp,vs) sehingga didapatkan nilai


perbandingan vp/vs dan hal ini memberikan pengaruh
terhadap kandungan clay, porositas, serta tekanan yang
selanjutnya menjadi pertimbangan.

3. Paramater yang didaptkan dari kompresi dan kecepatan


gelombang geser atau nilai dari waktu perjalarannya yang
selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan porositas,
secara khusus terdapat pada ekplorsi seismic.

47
www.themegallery.com

LOGO

(Mehta dan Verma 1991), hubungan secara linear antara waktu


penjalaran gelombang s dan p dengan porositas adalah :

Dimana :
= waktu perjalaran untuk
Persamaan ini
gelombang P dan S
diterapkan untuk
= waktu penjalaran
batuan limestone
matrix pada gelombang
dan sandstones.
p dan s
= parametr empiris, yang
berpengaruh terhadap
lithologi
www.themegallery.com

LOGO

Sedimen non-konsolidasi dapat dikelompokkan


menjadi dua, yaitu :
Non-kohesif (pasir, batu kerikil)
Kohesif (lempung, loam/tanah liat)

Perbedaan dua kelompok diatas berdasarkan


pada kondisi fisik partikel batuan.
Kelompok pertama, kondisi dikendalikan oleh
efek friksi dan kelompok kedua didominasi oleh
fenomena fisika-kimia batuan
www.themegallery.com

LOGO

Pada batuan
sedimen Tipe sedimen
kecepatan dicirikan dengan
bergantung pada : operbedaan nilai
oPorositas kecepatan
oTekanan o parameter
o Saturasi air bergantung
kecepatan.

Dalam hal ini


bergantung pada
okomposisi mineral
odistribusi ukuran
butiran
obentuk butir
www.themegallery.com

LOGO

Gambar 6.30
a.menunjukkan korelasi
kurva rata-rata
kebergantungan dari
kecepatan terhadap
porositas batuan
sedimen tak kompak
b. korelasi antara
kecepatan gelombang
longitudinal dan porositas
sedimen yang tersaturasi
air laut
www.themegallery.com

LOGO

Hubungan linier antara kecepatan gelombang transversal, densitas,


porositas secara empirik :
Vp = a1 + a2.d
Vp = b1 – b2.ɸ
dimana : d = densitas
ɸ = porositas
a1, a2, b1, b2 = parameter empiris
Kedua persamaan diatas equivalen dengan :
b1= a1 + a2.ds
b2 = a2. (ds-dη)
www.themegallery.com

LOGO

Hamilton dan Bachman (1982) memberikan korelasi


antara sedimen laut dengan 3 jenis sedimen;
• Shelf dan slope
Vp = 2502,0 – 2345.ɸ+ 140 .ɸ2
Vp = 2330,4 – 1257,0.D + 487,7 . D2

• Abyssal hill/turbudite
Vp =1564.6-59.7Φ
Vp = 1591.5-63.4. D

• Abyssal hill/pelagis
Vp =1410.6+117.7Φ
Vp = 1476.7+29.7. D
www.themegallery.com

LOGO

Morgan (1969) telah mendapatkan kumpulan regresi


linear dan kuadrat untuk sedimen tersaturasi air dari Lake
Erie. Sebagai contoh :
• Relasi linear antara porositas dan kecepatan
(R=0.84367)
Vp = 1917-566.Φ

• Relasi kuadrat antara porositas dan kecepatan


(R=0.87358)

Vp=2452-2269.Φ+1428.Φ2-9.D
www.themegallery.com

LOGO

Kecepatan gelombang longitudinal sedimen tersaturasi air laut sebagai fungsi


dari kandungan lempung (Gambar 6.32)

Gambar tersebut
menunjukkan contoh di
mana data yang cukup
baik dijelaskan oleh
hubungan linear.
Kecepatan gelombang
transversal juga menurun
dengan meningkatnya
kandungan lempung
www.themegallery.com

LOGO

Hubungan
Kecepatan
Gelombang

Pada Kandungan Air Pada batuan sedimen


tidak kompak, kontak partikel sensitive
terhadap:
- Efek batas butiran
- Pengaruh tegangan kapiler
www.themegallery.com

LOGO

Gambar 6.33. a. kecepatan


gelombang P menurun dengan
meningkatnya porositas secara
linear
Gambar 6.33 b dan c kekentalan
yang meningkat yakni
kandungan karbonatnya
bertambah maka kecepatan
gelombang shear meningkat.
www.themegallery.com

LOGO

Gambar 6.34a
menunjukkan beberapa
keistimewaan
kecepatan pada
saturasi parsial. b.
gelombang longitudinal
dan transversal pasir
Ottawa pada tekanan
differensial
1500psi,data after
Domenico (1977)
www.themegallery.com

LOGO

Kecepatan gelombang transversal menunjukkan


penurunan yang kecil dengan meningkatnya kandungan
air.
 Fenomena ini dijelaskan dengan :
•kompresibilitas dari pori yang di dalamnya terkandung
gas dan air yang menentukkan fraksi volume pori 80%-
90%.
• Modulus shear dari sedimen tidak dipengaruhi oleh
pori yang berisi jika modulus shear=0
• Penurunan kecepatan yang kecil (untuk gelombang
longitudinal sekitar 90% saturasi air, untuk gelombang
shear di atas harga saturasi) yang disebabkan oleh
peningkatan densitas dan peningkatan saturasi air.
www.themegallery.com

LOGO

Gambar 6.37 menunjukkan


hasil ekperimen dari
perambatan gelombang P
dan S.
•Secara vertikal dan
horizontal dengan tekanan
yang meningkat, kecepatan
gelombang P dan S pada
batuan sedimen kering
meningkat secara linear.
•Pada batuan sedimen
tersaturasi air, kecepatan
gelombang P tetap diatas
1000 m/s terhadap tekanan
yang berbeda sedangkan
kecepatan gelombang S
meningkat secara linear
terhadap tekanan
www.themegallery.com

LOGO

Tabel 6.16. Eksponen m di kecepatan vs tekanan; Referensi : D-Domenico


(1977), H-Hunter et al (1961), S-Schon (1969,1983), Z-Zareva (1956)
www.themegallery.com

LOGO

Pada sedimen tersaturasi, kecepatan gelombang


longitudinal bernilai constant untuk kondisi tekanan rendah
pada lapisan dekat permukaan. Secara ringkas dapat
disebutkan :
-kecepatan gelombang longitudinal pada sedimen kering
ditentukan oleh susunan butiran. Batuan sedimen
mempunyai susunan butiran tertentu.
- Kecepatan gelombang longitudinal pada sedimen
tersaturasi air ditentukan oleh material pori. Batuan
sedimen mempunyai pori tertentu.
- Kecepatan transversal ditentukan oleh susunan butiran
pada kedua keadaan yakni keadaan kering dan tersaturasi
air.
www.themegallery.com

LOGO

Gambar 6.38.
Kombinasi kecepatan
vs. tekanan;
Gambar 6.39,
kecepatan gelombang
sedimen sebagai fungsi
tekanan untuk sedimen
kering dengan
beberapa perbedaan
bentuk butiran 1. Glass
sphere, 2. Sand, 3.
Quartzite
www.themegallery.com

LOGO

Tabel 6.17. Relasi kecepatan-kedalaman untuk sedimen tersaturasi air


laut after Hamilton, 1976 (kecepatan dalam m/s; kedalaman z dalam m)
www.themegallery.com

LOGO

Tabel 6.17 menunjukkan hubungan kecepatan dan kedalaman pada


sedimen laut tersaturasi air. Kecepatan-tekanan atau kecepatan-
kedalaman bergantung sedimen kohesif dan non kohesif denga
bentuk persamaan (6.81). Pernyataan dari Dominico (1977),
perbandingan kecepatan-tekanan dan kecepatan-kedalaman
bergantung pada kenaikan kecepatan gelombang kompres termasuk
kedalaman sedimen yang mengendap dalam kolam (kedalaman
sebanding dengan penurunan tekanan) dengan angka yang sangat
rendah daripada pengukuran kecepatan dalam pasir. Hal ini
diakibatkan oleh kenaikan sementasi yang cepat yang sesuai
penurunan porositas dengan kedalaman pada dapur pasir alam
Beberapa pernyataan tentang rasio kecepatan-rasio Vp/Vs
LOGO dan anisotropi
kec. Gelombang longitudinal
Hasil eksperimen

Kemajuan Teknologi kec. Gel trans dari


eksplorasi seismic
& well logging
vP
Rasio
vS parameter-parameter
untuk menentukan
karakteristik batuan

Han, Nur & Morgan (1986) mencatat bahwa penggabungan


atau kombinasi kecepatan dan rasio kecepatan merupakan alat
yang memudahkan pemisahan litologi yang dapat dipercaya.
LOGO vP
• Rasio vS

menurunnya
kekuatan
mekanik dan
kekompakkan,
porositas
dan rekahan semakin
meningkat
LOGO

vP
Rasio baik eksperimen
v S maupun empiris akan
memberikan informasi:

• litologi, facies
• kandungan pori, khusus
tentang gas
• sifat-sifat mekanik

Rasio Vp/Vs
LOGO
vP
Tabel 6.18 Nilai-nilai rata-rata v , formasi
S

Fruitland Cretaceous (coal bed), Cedar Hill


Field, New Mexico (Blott, 1993)
vP
Saturation Fracturing vS

Dry saturation Patahan kecil atau tak ada 1.81


patahan
Patahan sangat/ besar 1.91
Brine saturated Patahan kecil atau tak ada 1.98
patahan
Patahan sangat/ besar 2.40
Rasio Vp/Vs
Perbedaan yang sangat jelas adalah rasio untuk saturasi gas dan saturasi
LOGO
air (atau yang mengandung minyak) dan batuan-batuan berpori ini sangat
penting dan praktis untuk eksplorasi hidrokarbon.

indikator
litologi,
dengan
menggunakan
perubahan
waktu
tp dan ts,
yang
berbanding
terbalik dengan
kecepatan

Rasio Vp/Vs
LOGO

Untuk batuan Lumpur (batuan sedimen υ P = 1.16v S + 1.36


yang mengandung silikat klastik dan
saturasi air dengan penyusun utama clay υ P = 1.26v S + 1.07
dan partikel seukuran silt), Castagna,
Batzle & Eastwood (1985) hubungan
R = 0.97
antara pengukuran sonic in-situ dan
pengukuran seismic lapanga

Rasio Vp/Vs
LOGO

Rasio Vp/Vs
Rasio Vp/Vs

LOGO

v P
= 1 . 55 + 0 . 56 Φ + 0 . 43 C
v R = 0.7
S

 vP  v 
  −  P  = 0.018 + 0.36Φ + 0.47C
 vS  saturated  v S  dry
Rasio Vp/Vs

LOGO
kecepatan gelombang geser bergantung pada sifat
pembungkus/kerangka dan tidak dipengaruhi oleh sifat fluida pori, dan
kecepatan gelombang mampat bergantung pada sifat-sifat kerangka
(ditunjukkan dengan kecepatan gelombang geser) dan sifat-sifat fluida
pori, relasi sederhana yang dihasilkan.

υ P = a + b v SH

vP  a 
=   + b
v SH  v SH 
vP  a 
=   + 1.4
v SH  v SH 

vP
Parameter empiris a, b adalah = 14 z −0.27
Kontribusi fluida pori vS
Untuk batuan kompak akan b mendekati1.4
LOGO
Anisotropi Kecepatan gelombang elastic

Secara sederhana diartikan ketergantungan kecepatan terhadap


arahnya.
Crampin & Lovell (1991) membuat daftar 5 kemungkinan sumber
dari anisotropik seismik :
•Susunan kristal
•Tekanan langsung – anisotropi terinduksi
•Anisotropi litologi (contohnya : susunan butir)
•Anisotropi struktur (contohnya : perlapisan fine)
•Tekanan yang meluruskan rekahan- anisotropi terinduksi
LOGO

Gambar 6.45. Gambaran stereograpi dari penyelidikan anisotropi


menggunakan sampel bola (granodiorite after Pros (1977), isolines
menunjukkan kecepatan gelombang longitudinal dalam km/s
tekanan 300MPa (koefisien anisotropi = 0.044)
tekanan 0.1 MPa (koefisien anisotropi = 0.36)
LOGO

v max − v min
koefisien anisotropi Av =
v min

vmax
rasio anisotropi A = = Av + 1
*
v
vmin
LOGO
LOGO

Penyebab perbedaan VSP dengan Pengukuran laboratorium

Pori – pori rekahan kosong dari sampel


Tekanan dan kondisi saturasi yang berbeda
LOGO
LOGO Dari table 6.21
Diantara batuan metamorf dan magmatik yang ada dalam dalam tablel
6.21,gneiss dan schist memiliki nilai yang tertinggi.
Untuk Batuan sedimen, anisotropinya meningkat dari batupasir ke
batulempung dan shale.

Ukuran butir (mm) Nama butir


> 256 Boulder (bongkah)
64 – 256 Cobble (berangkal)
4 – 64 Pebble (kerakal)
2–4 Granule (kerikil)
1/16 – 2 Sand (pasir)
1/256 – 1/16 Silt (lanau)
< 1/256 Clay (lempung

(Soetoto, 2001)
LOGO

Figure 6.46. Anisotropy coefficient versus hydrostatic pressure and temperature


for longitudinal (left) and transverse (right) wave velocity, after data from Bajuk
and Tedev (1978); 1 – schist 2, 3 – gneisses.

•Anisotropi tidak bergantung pada tekanan


•Penurunan anisotropi karena mengecilnya retakan
LOGO

υ max − υ min
Anisotropi (%) = 100% = Av 100%
υ min
LOGO

Table 6.22. Crack and textural anisotropy of


samples from the KTB pilot borehole, after Zang
et al., (1989)
Anisotropy (%)
Tipe batuan n
Total Crack Textural
Amphibolite 4 10 7.8 2.2
Gneiss 9 33 23 10
Lamprophyre 2 ~4.8 ~4 ~0.8
Marble 1 7 ~7 0
LOGO
Menurut Crampin dan Lovell
LOGO
(1991) aplikasi potensial
gelombang geser :
 pemahaman geometri fluida
termasuk campurannya
 aplikasi pada produksi
hidrokarbon dan pada bidang
industri lainnya (yaitu
lokalisasi retakan bawah
permukaan, estimasi
orientasi stress kompresional
maksimum dan retakan-
retakan hidraulik)
 beberapa aplikasi spekulatif
(sebagai monitoring stress
menjelang gempa dan
ledakan batuan)
 dll
LOGO
Beberapa aplikasi tambahan yang dijabarkan dalam prosiding yang sama untuk
aspek yang yang lebih lanjut:

aplikasi yang hubungan dengan eksperimen batuan panas dan kering


(oleh Crampin, 1988; Crampin dan Booth, 1989)
Peramalan arah patahan termasuk pembahasan laporan singkat serta
teknik aplikasinya (Yale & Sprunt, 1989)
Pengamatan-pengamatan pemisahan gelombang geser akibat
kegagalan induksi stress besar (Graham & Crampin, 1991)
Korelasi antara geser bifrigerence, arah permeabilitas dan patahan-
patahan batuan (Xu & King, 1989)
Variasi koefisien refleksi dengan strike retakan dan densitas dalam
media anisotropi (li & Crampin, 1992)
Kajian-kajian pemisahan gelombang geser untuk perambatan-
perambatan tektonik (Mjelde, 1991)
LOGO
Untuk sedimen
*2 *2
A S = 1.5 A P − 0.5

υ P ,V = a + bv P ,h

a = 1.53 − 1.52b
υ P ,V = 1.53 + b(v P ,h − 1.52 )

Tipe Sedimen a b R

Calcareous 0.174 0.887 0.98


Silt, clay 0.393 0.740 0.93
Siliceous 0.222 0.855 0.92
Marl 0.259 0.832 0.96
Sand 0.248 0.854 0.96

Anda mungkin juga menyukai