Anda di halaman 1dari 3

Nama : Riko Kuswara

NIM : I11112068

Topik : Morbili

Resume :

1. Diagnosis banding dari Morbili?


- German Measles.
Pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran kelenjar di daerah
suboksipital, servikal bagian posterior, belakang telinga.
- Eksantema Subitum.
Ruam akan muncul bila suhu badan menjadi normal. Rubeola infantum (eksantema
subitum) dibedakan dari campak dimana ruam dari roseola infantum tampak ketika
demam menghilang. Ruam rubella dan infeksi enterovirus cenderung untuk kurang
mencolok daripada ruam campak, sebagaimana tingkat demam dan keparahan penyakit.
Walaupun batuk ada pada banyak infeksi ricketsia, ruam biasanya tidak melibatkan
muka, yang pada campak khas terlibat. Tidak adanya batuk atau riwayat injeksi serum
atau pemberian obat biasanya membantu mengenali penyakit serum atau ruam karena
obat. Meningokoksemia dapat disertai dengan ruam yang agak serupa dengan ruam
campak, tetapi batuk dan konjungtivitis biasanya tidak ada. Pada meningokoksemia akut
ruam khas purpura petekie. Ruam papuler halus difus pada demam skarlet dengan
susunan daging angsa di atas dasar eritematosa relatif mudah dibedakan.
- Demam scarlet dengan gejala nyeri tenggorokan dan demam tanpa konjungtivitis ataupun
coryza.

2. Pencegahan morbili?
Pencegahan terutama dengan melakukan imunisasi campak. Imunisasi Campak di
Indonesia termasuk Imunisasi dasar yang wajib diberikan terhadap anak usia 9 bulan
dengan ulangan saat anak berusia 6 tahun dan termasuk ke dalam program
pengembangan imunisasi (PPI). Imunisasi campak dapat pula diberikan bersama Mumps
dan Rubela (MMR) pada usia 12-15 bulan. Anak yang telah mendapat MMR tidak perlu
mendapat imunisasi campak ulangan pada usia 6 tahun. Pencegahan dengan cara isolasi
penderita kurang bermakna karena transmisi telah terjadi sebelum penyakit disadari dan
didiagnosis sebagai campak.

3. Pemeriksaan auskultasi paru


Ronki basah kasar seperti suara gelembung udara besar yang pecah, terdengar
pada saluran napas besar bila terisi banyak secret. Ronki basah sedang seperti suara
gelembung kecil yang pecah, terdengar bila adanya secret pada saluaran napas kecil dan
sedang, biasanya pada bronkiektasis dan bronkopneumonia. Ronki basah halus tidak
mempunyai sifat gelembung lagi, terdengar seperti gesekan rambut, biasanya pada
pneumonia dini. Ronki kering lebih mudah didengar pada fase ekspirasi, karena saluran
napasnya menyempit. Ronki kering bernada tinggi disebut sibilan, terdengar
mencicit/squacking, ronki kering akibat ada sumbatan saluran napas kecil disebut
wheeze. Ronki kering bernada rendah akibat sumbatan sebagaian saluran napas besar
disebut sonourous, terdengar seperti orang mengerang/ grouning,.
Suara tambahan lain yaitu dari gesekan pleura/ pleural friction rub yang terdengar
seperti gesekan kertas, seirama dengan pernapasan dan terdengar jelas pada fase inspirasi,
terutama bila stetoskop ditekan.

4. Stadium-stadium dalam morbili


Penyakit ini dibagi dalam 3 stadium, yaitu :
1. Stadium Kataral (Prodromal).
Biasanya stadium ini berlangsung selama 4- 5 hari disertai panas (38,5 ºC), malaise,
batuk, nasofaringitis, fotofobia, konjungtivitis dan koriza. Menjelang akhir stadium
kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema, timbul bercak koplik yang patognomonik
bagi morbili, tetapi sangat jarang dijumpai. Bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar
ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema. Lokalisasinya di mukosa bukalis berhadapan
dengan molar bawah. Jarang ditemukan di bibir bawah tengah atau palatum. Kadang-
kadang terdapat makula halus yang kemudian menghilang sebelum stadium erupsi.
Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan leukopenia. Secara klinis, gambaran penyakit
menyerupai influenza dan sering didiagnosis sebagai influenza. Diagnosis perkiraan yang
besar dapat dibuat bila ada bercak koplik dan penderita pernah kontak dengan penderita
morbili dalam waktu 2 minggu terakhir.
2. Stadium Erupsi.
Koriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema atau titik merah di palatum durum
dan palatum mole. Kadang-kadang terlihat pula bercak koplik. Terjadinya eritema yang
berbentuk makula-papula disertai menaiknya suhu badan. Diantara makula terdapat kulit
yang normal. Mula-mula eritema timbul dibelakang telinga, di bagian atas lateral
tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat
perdarahan ringan pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Ruam mencapai anggota bawah
pada hari ketiga dan akan menghilang dengan urutan seperti terjadinya. Terdapat
pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah leher belakang.
Terdapat pula sedikit splenomegali. Tidak jarang disertai diare dan muntah. Variasi dari
morbili yang biasa ini adalah “black measles”, yaitu morbili yang disertai perdarahan
pada kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus.
3. Stadium Konvalesensi.
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang
lama-kelamaan akan hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering
ditemukan pula kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik
untuk morbili. Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema dan eksantema ruam kulit
menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila
ada komplikasi.

Sumber :
- Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2004. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, Edisi I.
Jakarta: IDAI.
- Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2004. Buku ajar Penyakit Infeksi Tropis. Jakarta: IDAI.
- Penyakit Tropik dan Infeksi Anak. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III Jilid 2. FKUI
2000.

Anda mungkin juga menyukai