Mengulik Teori Relativitas Einstein
Mengulik Teori Relativitas Einstein
Saya tidak terlalu puas dengan teori relativitas khusus karena prinsip
relativitas hanya terbatas pada gerak relatif dengan kecepatan
konstan namun tidak dapat diaplikasikan pada gerak secara umum.
Pada tahun 1907 saya diminta oleh Johannes Stark untuk menulis
ulasan tentang pelbagai hasil eksperimen dari teori relativitas khusus
dalam laporan tahunannya Jahrbuch der Radioaktivitaet und
Elektronik. Ketika diminta untuk menulis artikel ini saya sadar bahwa
teori relativitas khusus dapat diterapkan pada semua fenomena alam
kecuali gravitasi. Saya benar-benar ingin mencari jalan untuk
menerapkan teori ini pada kasus gravitasi. Namun saya tidak dapat
menyelesaikan hal ini dengan mudah. Satu hal yang membuat saya
frustrasi adalah fakta bahwa meski teori relativitas khusus
memberikan relasi yang sempurna antara kelembaman dan energi,
sementara relasi antara kelembaman dan berat (inersia dan sistem
gravitasi) tidak tersentuh sama sekali. Saya curiga bahwa masalah ini
berada jauh di luar cakupan teori relativitas khusus.
Suatu hari saya sedang duduk di atas sebuah kursi di Kantor Paten
Swiss di Bern. Inilah saatnya sebuah ide cemerlang melintas di benak
saya. "Seseorang yang jatuh bebas tidak akan mengetahui berat
badannya." Ide sederhana ini memberi saya pemikiran yang
mendalam. Emosi liar yang melanda saya saat itu mendorong saya ke
arah teori gravitasi. Saya kembali berfikir, "Seseorang yang jatuh
bebas memiliki percepatan." Pengamatan yang dilakukan oleh orang
ini sebenarnya dilakukan pada sistem yang dipercepat. Saya
memutuskan untuk memperluas prinsip relativitas dengan
memasukkan percepatan. Saya juga berharap, dengan
menggeneralisasi teori ini saya akan sekaligus memecahkan masalah
gravitasi. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa orang yang jatuh bebas
tidak merasakan berat badannya akibat adanya medan gravitasi lain
yang menghilangkan medan gravitasi bumi. Dengan kata lain, setiap
benda yang dipercepat membutuhkan medan gravitasi baru.
Masalah ini tetap tak terselesaikan hingga tahun 1912. Pada tahun itu
saya menyadari bahwa teori permukaan Karl Friedrich Gauss dapat
menjadi dasar yang baik untuk memecahkan misteri di atas. Bagi
saya, koordinat permukaan Gauss merupakan peralatan yang sangat
penting. Namun saya tidak mengetahui bahwa George Riemann
sebelumnya telah mengembangkan dasar-dasar geometri yang sangat
mendalam. Saya hanya ingat teori Gauss yang saya dapat dalam
kuliah dari seorang dosen matematika bernama Carl Friedrich Geiser
ketika saya masih mahasiswa. Jadi saya semakin yakin bahwa sifat-
sifat dasar dari geometri haruslah memiliki arti fisis.
Dua tahun berikutnya berlalu saat saya masih memutar otak untuk
memecahkan masalah ini. Pada akhirnya saya menemukan satu
kesalahan pada perhitungan saya sebelumnya. Saya kembali mencoba
menurunkan persamaan gravitasi yang benar berdasarkan teori
invarian. Setelah dua minggu bekerja, jawaban akhir muncul di depan
saya.
“So verily, I swear by the stars that are veiled. And by the (sweeping)
stars that move swiftly and hide themselves.” (Q.S. 81:15-16)