Untuk mempermudah pekerjaan diperlukan pengaturan waktu yang tepat sehingga menjadi
ringan dan efisien. Dalam hal apapun jadwal pekerjaan sangant diperlukan untuk membantu kita
dalam melaksanakan pekerjaan. Dengan jadwal kerja kita juga bisa menentukan target sehingga
hasilnya menjadi maksimal dan terarah.
Untuk itu dalam tulisan kali ini saya ingin memberikan contoh pengaturan pekerjaan yang bisa
menjadi acuan ketika kita ingin membuat jadwal kerja dalam hal kebersihan.
Langkah pertama adalah mengelompokan jenis-jenis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan dan
urgensinya yaitu :
Dalam proses pekerjaan pembersihan terdapat beberapa teknik dasar yang biasa dilakukan.
Teknik dasar bisa dikembangkan lebih lanjut dan digabungkan untuk mendapat hasil yang
maksimal.
Berikut beberapa contoh teknik dasar yang digolongkan sesuai area pekerjaannya :
1. Menyapu (Sweeping):
Mengumpulkan sampah/ debu/ material lainnya yang ada di lantai ke titik tertentu kemudian
ditampung kedalam tempat pembuangan.
2. Mengepel (Mopping):
Mengangkat debu/ noda/bercak yang ada pada lantai keras dengan cara menyeka sambil
menekan menggunakan mop setengah basah.
4. Menyikat (Brushing):
Menghilangkan debu, noda/ kerak yang melekat pada benda/ karpet dengan cara menyikat
menggunakan sikat/ mesin Polisher.
7. Pengeringan (Drying) :
Mengeringkan lantai / benda / karpet sebagai finishing dalam setiap proses pelaksanaan
pembersihan.
8. Pencucian (Washing) :
Proses pembersihan benda yang harus dilakukan secara urut melalui beberapa tahapan yaitu :
pembilasan, spoting/ brshing, pembilasan lagi, drying.
9. Pengikisan (Scraping):
Menghilangkan noda kerak tebal contohnya sisa semen, permen karet, sisa cat dll dengan cara
di scrap menggunakan kapi/ cuter.
II. Untuk Outdoor (taman dan halaman)
1. Menyapu :
Mengumpulkan sampah daun maupun lainnya yang ada diarea taman kemudian ditampung
untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah.
2. Menyiram :
Menyemprotkan air ke media tanaman/ tanah sucukupnya sesuai kebutuhan masing-masing
tanaman dan area.
3. Memotong rumput :
Memotong tanaman rumput sesuai ukuran, bentuk tanah dan kebutuhan.
4. Pemangkasan :
Memangkas dahan atau daun tanaman sesuai ukuran bentuk tanaman yang diharapkan dan
dibutuhkan.
5. Penyiangan :
Pembuangan tanaman liar dan daun atau dahan yang sudah kering yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman.
6. Penggemburan tanah :
Mengurangi kepadatan tanah disekitar tanaman dengan cara dibalikan atau diuraikan kemudian
dikumpulkan kembali mendekati batang tanaman.
7. Pemupukan :
Menambahkan zat padat atau cair penyubur tanaman terhadap media tanah maupun daun
sesuai kebutuhan dan fungsinya.
8. Insektisida :
Menyemprot atau menabur bahan kimia pembasmi (racun) terhadap medan tanah maupun
daun sesuai kebutuhan dan fungsinya.
9. Pengembangbiakan :
Menambah jumlah tanaman dengan mengambil dari sumber tanaman yang ada sebagai
tanaman induk sesuai dengan caranya masing-masing dan kebutuhan.
10. Karantina
Proses perawatan tanaman yang kurang subur atau bahkan hampir mati di lokasi tertentu
disesuaikan dengan kebutuhan agar mudah ditangani dan dipantau sehingga menjadi sehat
kembali. Proses ini juga sering dipakai saat pembibitan, pengembangan dan pemindahan
tanaman (setelah dicabut sebelum ditanam di tempat yang diinginkan sebaiknya dikarantina dulu
agar kemungkinan hidup lebih besar).
Penerapan tehknis pekerjaan
1. Memebersihkan Meubellair
Membersihkan benda inventaris berupa meubellair (meja, kursi, lemari, rak dll) dengan cara
melakukan dusting pada permukaan termasuk pada benda-benda yang ada diatasnya (buku,
kalender, pswt tlp, jam meja, computer dll) s/d pada bagian bawah benda tsb, kemudian
menspoting dan diakhiri dengan drying dan merapikan kembali seperti semula.
2. Membuang sampah
Mengambil smpah–sampah yang ada pada tempat sampah, asbak dll dihimpun menjadi satu
kedalam tempat yang lebih besar untuk kemudian dikumpulkan di tempat penampungan
sementara (TPS).
3. Membersihkan lantai
Membersihkan lantai dengan cara melakukan sweeping/ dusting terlebih dahulu kemudian
melakukan moping untuk jenis lantai keras.
5. Membersihkan Toilet
Membersihkan toilet dengan cara mengontrol sarang laba-laba pada atap & dinding kemudian
washing dinding setinggi bahu/ pinggang searah jarum jam termasuk perlengkapan yang
menempel atau dekat dinding (wastafel, closet, urinoir dll) sampai ke belakang pintu dilanjutkan
brushing lantai diakhiri dengan drying dan pemasangan keperluan toilet seperti tissue, handsoap
dll.
6. Membersihkan Acesoires
Membersihkan benda-benda hiasan/ perlengkapan tambahan yang ada di suatu area secara
berkala & menyeluruh searah jarum jam mengunakan alat & bahan sesuai dengan jenis benda &
posisinya.
7. Menbersihkan Elektronik
Membersihkan benda-benda elektronik hanya bagian kulit luarnya saja (cover) dari debu &
noda tanpa harus melepas/ membongkarnya terkecuali benda tertentu yang mudah atau ada yang
memberi petunjuk & bertanggungjawab.
Demikian tulisan saya mengenai teknik dan hasil kerja cleaning service dan sekaligus
menutup ulasan tentang dasar cleaning service semoga bermanfaat bagi pembaca. Sebagai
manusia biasa saya tidak lupa memohon maaf apabila dalam tulisan saya ada suatu hal yang
kurang berkenan. Untuk itu saya membuka diri selebar-lebarnya apabila ada masukan atau
komentar dalam blog ini.
Pemahaman Cleaning Service
1. Syarat yang pertama adalah syarat berpedoman pada beberapa Panca Indra :
a. Mata.
Suatu area atau benda bisa dikatakan bersih apabila dilihat warnanya sesuai dengan aslinya.
b. Kulit.
Suatu area atau benda bisa dikatakan bersih apabila diraba / diusap dengan tangan tidak
menimbulkan
bekas kotor pada tangan / jari dan permukaannya sesuai aslinya.
c. Hidung.
Suatu area atau benda bisa dikatakan bersih apabila tidak menimbulkan bau/ aroma yang
tidak baik.
3. Syarat yang ketiga adalah syarat 5R (Resik, Ringkas, Rapi, Rawat & Rajin).
Setiap proses dan hasil pekerjaan harus selalu memperhatikan pengaturan dan penataan
lingkungan kerja.
2. Norma
Sudah menjadi hukum norma pelayanan bahwa dalam setiap berinteraksi harus
mengedepankan rasa hormat terhadap pelanggan. Apapun situasinya tidak dibenarkan melakukan
reaksi melebihi dari pelanggannya.
3. Fleksibilitas
Dalam praktek pelayanan sering terjadi permintaan pekerjaan lain atau tuntutan yang lebih
dari pelanggan. Oleh karena itu dalam melayani diharapkan ada fleksibilitas / toleransi pekerjaan
sebagai upaya menjalin hubungan yang lebih baik.
4. Memberikan Citra Fositif di kalangan mitra kerja, mitra usaha dan masyarakat
Apabila gedung dan lingkungan dalam keadaan bersih terpelihara dengan baik maka akan
memberi kesan fositif.