Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENGERTIAN BAHAN AJAR

1.1 Pengertian Bahan Ajar secara Umum

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan atau materi yang disusun
secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur
dalammelaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga tercipta lingkungan
atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar (Depdiknas, 2006:4).

Matematika menurut Erman Suherman (2003:253) adalah disiplin ilmu


tentang tata cara berfikir dan mengolah logika, baik secara kuantitatif maupun
secara kualitatif.

Pengertian bahan ajar matematika adalah salah satu komponen


pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai bahan belajar matematika bagi
siswa yang disusun secara sistematis dan mencakup keseluruhan dari kompetensi
pembelajaran matematika (pengembangan pola berfikir dan mengolah logika)
yang akan dikuasai sehingga membantu guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas, sehingga tercapai keberhasilan pembelajaran
matematika.

1.2 Pengertian Bahan Ajar Menurut Para Ahli

Siddiq (2008:28) mengemukakan bahwa bahan ajar dapat dibentuk sebagai


alat peraga pembelajaran, media pembelajaran atau dalam bentuk berbagai sumber
belajar. Bahan ajar dalam bentuk media pembelajaran berfungsi sebagai perantara
dalam komunikasi pembelajaran, karena pembelajaran pada hakikatnya adalah
proses komunikasi antara siswa dengan sumber pesan pembelajaran. Pesan
pembelajaran yang didesain dalam bentuk media pembelajaran akan membuat
komunikasi pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Efisiensi dan
efektivitas pembelajaran diwujudkan dalam bentuk pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran yang dipelajari, dan respon siswa yang didasarkan atas
pemahaman materi pelajaran yang dipelajari.

1
Menurut National Centre for Competency Based Training (2007),
pengertian bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bahan
yang dimaksudkan dapat berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis. Pandangan
dari ahli lainnya mengatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang
disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta
suatu lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa belajar. Menurut Panen
(2001) mengungkapkan bahwa bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi
pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik
dalam proses pembelajaran (Andi,2011:16)

Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (2008:6),


pengertian bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Berdasarkan
definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan
komponen pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai bahan belajar bagi
siswa dan membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
kelas.

1.3 Bahan Ajar Matematika untuk SMP, SMA dan SMK

1. Bahan Ajar Matematika untuk SMP


Kelas VII  Himpunan
 Bilangan
 Garis dan Sudut
 Segiempat dan Segitiga
 Perbandingan Skala
 Persamaan dan Pertidaksamaan Satu Variabel
 Aritmatika Sosial
 Transformasi
 Statistika
 Peluang

2
Kelas VII  Operasi Bentuk Aljabar
 Fungsi
 Sistem Persamaan Garis
 Teorema Pythagoras
 Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
 Persamaan Kuadrat
 Lingkaran
 Bangun Ruang
 Perbandingan
 Peluang

Kelas IX  Bilangan Berpangkat


 Barisan dan Deret Bilangan
 Perbandingan
 Kesebangunan dan Kekongruenan
 Luas dan Volume Tabung, Kerucut dan Bola
 Statistika
 Peluang
 Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
 Persamaan Kuadrat

2. Bahan Ajar Matematika untuk SMA


Kelas X  Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Nilai Mutlak
Satu Variabel
 Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
 Fungsi
 Fungsi Linear - Persamaan Garis
 Persamaan dan Fungsi Kuadrat
 Fungsi Rasional
 Trigonometri

3
Kelas XI  Logika Matematika

 Induksi Matematika

 Pertidaksamaan Linear Dua Variabel

 Program Linear Dua Variabel

 Matriks

 Barisan dan Deret

 Limit Fungsi Aljabar

 Turunan Fungsi Aljabar

 Integral Tak Tentu Fungsi Aljabar

Kelas XII  Geometri Bidang Datar

 Geometri Bidang Ruang

 Statistika

 Data Tunggal

 Menyajikan Data

 Data Berkelompok

 Kaidah Pencacahan

 Peluang Kejadian Majemuk

3. Bahan Ajar Matematika untuk SMK


Kelas X  Eksponen dan Logaritma
 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear
 Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Linear
 Matriks

4
 Relasi dan Fungsi
 Barisan dan Deret
 Persamaan dan Fungsi Kuadrat
 Trigonometri
 Geometri
 Limit Fungsi Aljabar
 Statistika
 Peluang

Kelas XI  Program Linear


 Matriks
 Fungsi Invers dan Fungsi Komposisi
 Persamaan Garis Lurus
 Barisan dan Deret Tak Hingga
 Trigonometri
 Statistika
 Aturan Pencacahan
 Lingkaran
 Transformasi
 Turunan
 Integral

Kelas XII  Peluang

 Statistika

 Irisan Kerucut

 Limit dan Turunan

 Integral

5
BAB II

HAKEKAT BAHAN AJAR

Bahan ajar dikembangkan dari standar kompetensi dan kemampuan


kompetensi dasar yang telah ditentukan. Kompetensi dasar dalam kurikulum
dianalisis unsur-unsurnya dan dijabarkan menjadi sub kompetensi, selanjutnya
diuraikan berdasakan buku sumber yang ada. Uraian materi pembelajaran
berisikan butir-butir materi yang penting (key concept) yang harus dipelajari
siswa atau dalam bentuk uraian secara lengkap seperti yang terdapat dalam buku-
buku pelajaran. Bahan ajar atau materi pembelajaran berisikan pengetahuan
keterampilan, dan sikap atau nilai yang harus dipelajari siswa. Jenis materi
pembelajaran perlu diidentifikasikan atau ditentukan dengan tepat karena setiap
materi pembelajaran memerlukan strategi, media,dan cara mengevaluasi yang
berbeda-beda.

Menurut Gafur ( 2004 ) bahan ajar adalah pengetahuan, keterampilan dan


sikap yang harus diajarkan oleh guru dan dipelajari oleh siswa. Bahan ajar
tersebut berisi materi pembelajaran yang harus dikuasai oleh guru dan
disampaikan kepada siswa.

Menurut Mulyasa (2006) menjelaskan bahan ajar atau materi pembelajaran


secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan.

Bahan ajar yang baik dirancang sesuai dengan prinsip prinsip


instruktusional. Guru dapat menulis sendiri bahan ajar yang ingin digunakan
dalam kegiatan belajar mengajar.Namun, guru juga memanfaatkan buku teks atau
bahan dan informasi lainnya yang sudah ada di pasaran untuk dikemas kembali
atau ditata sedemikian rupa hingga dapat menjadi bahan ajar.

Bahan ajar harus dikembangkan sesuai dengan kaidah-kaidah


pengembangan bahan ajar. Rambu-rambu yang harus dipatuhi dalam penyusunan
bahan ajar menurut Chomsin S.W. dan Jasmadi (2008: 42) adalah :

6
a. Bahan ajar harus disesuaikan dengan peserta didik yang sedang mengikuti
proses pembelajaran
b. Bahan ajar diharapkan mampu mengubah tingkah laku peserta didik,
c. Bahan ajar dikembangkan harus sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
diri
d. Program belajar-mengajar yang akan dilangsungkan,
e. Di dalam bahan ajar telah mencakup tujuan kagiatan pembelajaran yang
spesifik
f. Guna mendukung ketercapaian tujuan, bahan ajar harus memuat materi
pembelajaran secara rinci, baik untuk kegiatan dan latihan
g. Terdapat evaluasi sebagai umpan balik dan alat untuk mengukur tingkat

keberhasilan peserta didik.

2.1 Komponen Bahan Ajar


Cakupan bahan ajar banyak diutarakan daam berbagai referensi, adapun
sebagai berikut;
1. Kementerian Pendidikan Nasional (2008) memberikan cakupan bahan
ajar, meliputi
a. Judul
b. Materi pembelajaran
c. Standar kompetensi
d. Kompetensi dasar
e. Indikator
f. Petunjuk belajar
g. Tujuan yang dicapai
h. Informasi pendukung
i. Latihan
j. Petunjuk kerja
k. Penilaian
2. Mbulu (2004:88) menyatakan bahwa penyusunan bahan ajar harus
memuat
a. Teori, istilah, persamaan

7
b. Contoh soal dan contoh praktik
c. Tugas-tugas latihan, pertanyaan, dan soal-soal latihan
d. Jawaban dan penyelesaian tugas-tugas itu
e. Penjelasan mengenai sasaran belajar, contoh ujian
f. Petunjuk tentang bahan yang dianggap diketahui
g. Sumber pustaka
h. Petunjuk belajar
3. Sulistyowati (2009) menyatakan bahwa komponen bahan ajar terdiri
atas
a. Petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru)
b. Kompetensi yang akan dicapai
c. Konten atau isi materi pembelajaran
d. Informasi pendukung
e. Latihan-latihan
f. Petunjuk kerja, dapat berupa lembar kerja
g. Evaluasi
h. Respon atau balikan terhadap hasil evaluasi.
Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa komponen bahan ajar terdiri atas
a. Identitas mata pelajaran, meliputi judul, materi, kompetensi,
indikator, tujuan
b. Petunjuk belajar, meliputi petunjuk untuk mahasiswa dan guru
c. Isi materi pembelajaran
d. Informasi pendukung
e. Latihan-latihan, lembar kerja
f. Penilaian
g. Respon/balikan/refleksi.

8
BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

3.1 Tujuan Pengembangan Bahan Ajar

1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan


mempertimbangkan kebutuhan pesrta didik, yakni bahan ajar yang sesuai
dengan karakteristik dan setting atau lingkungan social peserta didik.
2. Mambantu peserta didik dalam memperoleh alternative bahan ajar
disamping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

3.2 Manfaat Pengembangan Bahan Ajar

a. Manfaat bagi peserta didik


1. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
2. Kesempatan untuk belajar secara lebih mandiri dan mengurangi
ketrgantungan
terhadap kehadiran guru.
3. Menadapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi
yang harus dikuasainya.
b. Manfaat bagi pendidik
1. Diperoleh bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan
sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.
2. Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk
dipeoleh.
3. Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai
referensi.
4. Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam
menulis bahan ajar.
5. Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru
dan peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya
kepada gurunya.
6. Menambah angka kredit jika dikumpulkan dan diterbitkan.

9
BAB IV

KARAKTERISTIK BAHAN AJAR

4.1 Karakteristik Bahan Ajar secara Umum

Secara umum karakteristik matematika adalah: (1) memiliki objek kajian


yang abstrak, (2) mengacu pada kesepakatan, (3) berpola pikir deduktif, (4)
konsisten dalam sistemnya, (5) memiliki simbol yang kosong dari arti, (6)
memperhatikan semesta pembicaraan.

1. Memiliki objek kajian yang bersifat abstrak:


Objek matematika adalah objek mental atau pikiran. Oleh karena
itu bersifat abstrak. Objek kajian matematika yang dipelajari di sekolah
adalah fakta, konsep, operasi (skill), dan prinsip.
a. Fakta adalah sebarang permufakatan atau kesepakatan atau konvensi
dalam matematika. Fakta matematika meliputi istilah (nama) dan
simbol atau notasi atau lambang. Contoh: 2 adalah simbol untuk
bilangan dua. 2 < 3 adalah gabungan simbol dalam mengungkapkan
fakta bahwa ‟dua lebih kecil dari 3‟ atau ‟dua lebih sedikit dari 3‟.
Pernyataan bahwa 1 km = 1000 m adalah salah satu kesepakatan dalam
matematika. Kesepakatan lain misalnya pada garis bilangan, yaitu
sebelah kanan 0 adalah bilangan positif, sebelah kiri 0 adalah bilangan
negatif
b. Konsep adalah ide (abstrak) yang dapat digunakan atau
memungkinkan seseorang untuk mengelompokkan atau
menggolongkan suatu objek, sehingga objek itu termasuk contoh
konsep atau bukan konsep. Suatu konsep dipelajari melalui definisi.
Definisi adalah suatu ungkapan yang membatasi konsep. Melalui
definisi orang dapat menggambarkan, atau mengilustrasikan, atau
membuat skema, atau membuat simbol dari konsep itu. Contoh:
Konsep ‟lingkaran‟ didefinisikan sebagai ‟kumpulan titik-titik pada
bidang datar yang berjarak sama terhadap titik tertentu‟. Selanjutnya
disepakati bahwa titik tertentu itu disebut titik pusat lingkaran. Dengan

10
definisi lingkaran itu selanjutnya orang dapat, membuat sketsa
lingkaran, menggambar bentuk lingkaran. Beberapa konsep merupakan
pengertian dasar yang dapat ditangkap secara alami (tanpa
didefinisikan). Contoh: konsep himpunan. Beberapa konsep lain
diturunkan dari konsep-konsep yang mendahuluinya, sehingga
berjenjang. Konsep yang diturunkan tadi memperoleh elemen
dikatakan berjenjang lebih tinggi daripada konsep yang
mendahuluinya. Contoh : konsep relasi –fungsi – korespondensi satu-
satu.
c. Operasi adalah aturan pengerjaan (hitung, aljabar, matematika, dll.).
untuk tunggal dari satu atau lebih elemen yang diketahui. Operasi yang
dipelajari siswa SD adalah operasi hitung. Contoh: Pada 2 + 5 = 7,
fakta ‟+‟ adalah operasi tambah untuk memperoleh 7 dari bilangan 2
dan 5 yang diketahui. Elemen yang dihasilkan dari suatu operasi
disebut hasil operasi. Pada contoh, 7 adalah hasil operasi. Elemen hasil
operasi dan yang dioperasikan dapat mempunyai semesta sama atau
berbeda. Pada contoh, bilangan yang dioperasikan dan hasil operasi
mempunyai semesta sama yaitu himpunan bilangan bulat. Operasi
‟uner‟ adalah operasi terhadap satu elemen yang diketahui. Contoh:
operasi ‟pangkat‟. Operasi ‟biner‟ adalah operasi terhadap dua elemen
yang diketahui.
Contoh: operasi ‟penjumlahan‟, ‟perkalian‟. Operasi sering pula
disebut skill. Skill adalah keterampilan dalam matematika berupa
kemampuan pengerjaan (operasi) dan melakukan prosedur yang harus
dikuasai oleh siswa dengan kecepatan dan ketepatan yang tinggi.
Beberapa keterampilan ditentukan oleh seperangkat aturan atau
instruksi atau prosedur yang berurutan, yang disebut algoritma,
misalnya prosedur menyelesaikan penjumlahan pecahan berbeda
penyebut
d. Prinsip adalah hubungan antara berberapa objek dasar matematika
sehingga terdiri dari beberapa fakta, konsep dan dikaitkan dengan
suatu operasi. Prinsip dapat berupa aksioma, teorema atau dalil, sifat,

11
dll. Contoh: Pernyataan bahwa luas persegi panjang adalah hasil kali
dari panjang dan lebarnya merupakan ‟prinsip‟. Pernyataan bahwa
persegi panjang mempunyai 4 sudut siku-siku, sepasang-sepasang sisi
yang berhadapan sejajar dan sama panjang merupakan sifat persegi
panjang yang tergolong ‟prinsip‟.

2. Mengacu pada kesepakatan


Fakta matematika meliputi istilah (nama) dan simbol atau notasi
atau lambang. Fakta merupakan kesepakatan atau permufakatan atau
konvensi. Kesepakatan itu menjadikan pembahasan matematika mudah
dikomunikasikan. Pembahasan matematika bertumpu pada kesepakatan-
kesepakatan. Contoh: Lambang bilangan 1, 2, 3, ... adalah salah satu
bentuk kesepakatan dalam matematika. Lambang bilangan itu menjadi
acuan pada pembahasan matematika yang relevan.

3. Mempunyai pola pikir deduktif


Matematika mempunyai pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif
didasarkan pada urutan kronologis dari pengertian pangkal, aksioma
(postulat), definisi, sifat-sifat, dalil-dalil (rumus-rumus) dan penerapannya
dalam matematika sendiri atau dalam bidang lain dan kehidupan sehari-
hari. Pola pikir deduktif adalah pola pikir yang didasarkan pada hal yang
bersifat umum dan diterapkan pada hal yang bersifat khusus, atau pola
pikir yang didasarkan pada suatu pernyataan yang sebelumnya telah diakui
kebenarannya.. Contoh: Bila seorang siswa telah belajar konsep ‟persegi‟
kemudian ia dibawa ke suatu tempat atau situasi (baru) dan ia
mengidentifikasi benda-benda di sekitarnya yang berbentuk persegi maka
berarti siswa itu telah menerapkan pola pikir deduktif (sederhana).
Pernyataan-pernyataan dalam matematika diperoleh melalui pola pikir
deduktif, artinya kebenaran suatu pernyataan dalam matematika harus
didasarkan pada pernyataan matematika sebelumnya yang telah diakui
kebenarannya. Suatu pernyataan dalam matematika kadangkala diperoleh
melalui pola pikir induktif. Agar kebenaran pernyataan yang diperoleh

12
secara induktif itu dapat diterima maka harus dibuktikan terlebih dahulu
dengan induksi matematika (dipelajari di SMA dan Perguruan Tinggi).

4. Konsisten dalam sistemnya


Matematika memiliki berbagai macam sistem. Sistem dibentuk dari
‟prinsip-prinsip‟ matematika. Tiap sistem dapat saling berkaitan namun
dapat pula dipandang lepas (tidak berkaitan). Sistem yang dipandang lepas
misalnya sistem yang terdapat dalam Aljabar dan sistem yang terdapat
dalam Geometri. Di dalam geometri sendiri terdapat sistem-sistem yang
lebih kecil atau sempit dan antar sistem saling berkaitan.
Dalam suatu sistem matematika berlaku hukum konsistensi atau
ketaatazasan, artinya tidak boleh terjadi kontradiksi di dalamnya.
Konsistensi ini mencakup dalam hal makna maupun nilai kebenarannya.
Contoh: Bila kita mendefinisikan konsep trapesium sebagai ‟segiempat
yang tepat sepasang sisinya sejajar‟ maka kita tidak boleh menyatakan
bahwa jajaran genjang termasuk trapesium. Mengapa? Karena jajaran
genjang mempunyai dua pasang sisi sejajar.

5. Memiliki simbol yang kosong dari arti


Matematika memiliki banyak simbol. Rangkaian simbol-simbol
dapat membentuk kalimat matematika yang dinamai model matematika.
Secara umum simbol dan model matematika sebenarnya kosong dari arti,
artinya suatu simbol atau model matematika tidak ada artinya bila tidak
dikaitkan dengan konteks tertentu. Contoh: simbol x tidak ada artinya. Bila
kemudian kita menyatakan bahwa x adalah bilangan bulat, maka x
menjadi bermakna, artinya x mewakili suatu bilangan bulat. Pada model
matematika x + y = 40, x dan y tidak berarti, kecuali bila kemudian
dinyatakan konteks dari model itu., misalnya: x dan y mewakili panjang
suatu sisi bangun datar tertentu atau x dan y mewakili banyaknya barang
jenis I dan II yang dijual di suatu toko. Kekosongan arti dari simbol-
simbol dan model-model matematika merupakan ‟kekuatan‟matematika,

13
karena dengan hal itu matematika dapat digunakan dalam berbagai bidang
kehidupan.

6. Memperhatikan semesta pembicaraan


Karena simbol-simbol dan model-model matematika kosong dari
arti, dan akan bermakna bila dikaitkan dengan konteks tertentu maka perlu
adanya lingkup atau semesta dari konteks yang dibicarakan. Lingkup atau
semesta dari konteks yang dibicarakan sering diistilahkan dengan nama
‟semesta pembicaraan‟. Ada-tidaknya dan benar-salahnya penyelesaian
permasalahan dalam matematika dikaitkan dengan semesta pembicaraan.
Contoh: Bila dijumpai model matematika 4x = 10, kemudian akan dicari
nilai x, maka penyelesaiannya tergantung pada semesta pembicaraan. Bila
semesta pembicaraannya himpunan bilangan bulat maka tidak ada
penyelesaiannya. Mengapa? Karena tidak ada bilangan bulat yang bila
dikalikan 4 hasilnya 10. Bila semesta pembicaraannya bilangan rasional
maka penyelesaian dari permasalahan adalah x = 10 : 4 = 2,5.

4.2 Karakteristik Bahan Ajar Menurut Ahli

1. Widodo dan Jasmani dalam Ika Lestari (2013: 2) mengungkapkan bahwa


karakteristik bahan ajar yaitu;
1) Self instructional
Self instructional yaitu bahan ajar dapat membuat siswa mampu
membelajarkan diri sendiri dengan bahan ajar yang dikembangkan. Oleh
karena itu, di dalam bahan ajar harus terdapat tujuan yang dirumuskan
dengan jelas dan memberikan materi pembelajaran yang dikemas ke dalam
unit-unit atau kegiatan yang lebih spesifik.
2) Self Contained
Self Contained yaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit kompetensi
atau subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu bahan ajar
secara utuh.

14
3) Stand Alone
Stand Alone (berdiri sendiri) yaitu bahan ajar yang dikembangkan tidak
tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama
dengan bahan ajar lain.
4) Adaptive
Adaptive yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi
terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.
5) User Friendly
User Friendly yaitu setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil
bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk
kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan
keinginan.

2. M. Atwi Suparman (2012: 284) menyatakan bahwa bahan ajar memiliki


ciri-ciri sebagai berikut.
1) Self instructional, yang berarti bahan ajar dapat dipelajari sendiri oleh
siswa karena disusun untuk maksud tersebut.
2) Self explanatory power, yaitu bahan ajar mampu menjelaskan sendiri
karena menggunakan bahasa yang sederhana, isinya runtut, dan tersusun
secara sitematik.
3) Self paced learning, yaitu siswa dapat mempelajari bahan ajar dengan
kecepatan yang sesuai dengan dirinya tanpa perlu menunggu siswa lain
yang lebih lambat atau merasa ketinggalan dari siswa yang lebih cepat.
4) Self contained, yaitu bahan ajar itu lengkap dengan sendirinya sehingga
siswa tidak perlu tergantung dengan bahan ajar lainnya, kecuali bila
bermaksud untuk memperkaya dan memperdalam pengetahuannya.
5) Individualized learning materials, yaitu bahan ajar didesain sesuai dengan
kemampuan dan karakteristik siswa yang sedang mempelajarinya.
6) Flexible and mobile learning materials, yaitu bahan ajar yang dapat
dipelajari siswa kapan saja, di mana saja, dalam keadaan diam atau
bergerak.

15
7) Communicative and interactive learning materials, yaitu bahan ajar
didesain sesuai dengan prinsip komunikatif yang efektif dan melibatkan
proses interaksi dengan siswa yang sedang mempelajarinya.
8) Multimedia, computer based materials, yaitu bahan ajar yang didesain
berbasiskan multimedia termasuk pendayagunaan computer secara optimal
bila siswa mempunyai akses terhadapnya.
9) Supported by tutorials, and study group, yaitu bahan ajar masih mungkin
membutuhkan dukungan tutorial dan kelompok belajar.

16
Untuk menghasilkan bahan ajar yang mampu memerankan fungsi dan
perannya dalam pembelajaran yang efektif, bahan ajar perlu dirancang dan
dikembangkan dengan mengikuti kaidah dan elemen yang mensyaratkannya.
Elemen-elemen yang harus dipenuhi dalam penyusunan bahan ajar antara lain
konsistensi, format, organisasi, dan spasi/ halaman kosong.

1. Konsistensi
Penyusunan bahan ajar harus memperhatikan konsistensi dalam hal
pemakaian font, spasi, dan tata letak.
2. Format
Penyajian dalam bahan ajar perlu memperhatikan format kolom
tunggal atau multi, format kertas vertikal atau horizontal, dan icon
yang mudah ditangkap.
3. Organisasi
Materi pembelajaran harus terorganisasi dengan baik, dalam arti
membuat materi pembelajaran yang terdapat dalam bahan ajar tersusun
secara sistematis.
4. Perwajahan
Daya tarik peserta didik terhadap bahan ajar pada umumnya lebih
banyak dari bagian sampul. Oleh sebab itu, bagian sampul dianjurkan
untuk menampilkan gambar, kombinasi warna, dan ukuran huruf yang
serasi. Selain itu, dalam bahan ajar juga dapat diberikan tugas dan
latihan yang dikemas dengan menarik sehingga peserta didik tidak
merasa bosan.

Dari pemaparan di atas, penulis meyimpulkan bahwa dalam perancangan


bahan ajar perlu diperhatikan karakteristik dari perancangan bahan ajar itu sendiri
sehingga dapat terbentuk suatu bahan ajar yang efektif.

17
BAB V

JENIS-JENIS BAHAN AJAR

Pengajaran adalah penyusunan informasi dan lingkungan untuk


memfasilitasi terselenggaranya pembelajaran (Heinich, 1996). Melalui
lingkungan, pengajar tidak saja melakukan pengajaran tetapi juga perlu
menyediakan metode, media dan hal-hal yang dibutuhkan untuk membantu
pemelajar dalam belajar.

Dalam hal ini Heinich dkk mendefinisikan belajar sebagai pengembangan


pengetahuan, keterampilan atau sikap sebagai interaksi seseorang dengan
informasi dan lingkungannya. Dengan demikian, dalam proses pembelajaran
diperlukan pemilihan, penyusunan dan penyampaian informasi dalam lingkungan
yang sesuai dan melalui interaksi pemelajar dengan lingkungannya. Untuk
menyampaikan informasi dari pengajar kepada pemelajar diperlukan media
pembelajaran.

Media adalah saluran komunikasi diturunkan dari bahasa latin yang


artinya perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima (Sadiman,
2006). Contohnya film, televisi, diagram, bahan cetak, komputer dan pengajar.

Untuk penggunaan media pembelajaran agar lebih efektif, Heinich


mengajukan model ASSURE. Model ASSURE merupakan akronim dari Analyize
learner, State objective, Select methods, media and material, Utilize media and
materials, Require learner participant, Evaluate and revise.

1. Analyze Learner
Langkah pertama dalam perencanaan ialah mengidentifikasi pemelajar. Yang
perlu dianalisa dari pemelajar ialah:
a) karakeristik umum,
b) kompetensi prasyarat baik pengetahuan, keterampilan maupun sikap
tentang topik pembelajaran, dan
c) gaya belajar.

18
2. State Objective
Langkah selanjutnya ialah menuliskan tujuan pembelajaran secara spesifik
mungkin. Tujuan pembelajaran dapat diperoleh dari silabus, buku teks, dari
kurikulum utama, atau dikembangkan oleh instruktur.
3. Select Methods, Media and Materials
Setelah mengetahui karakter pemelajar dan tujuan pembelajaran. Maka tahap
selanjutnya ialah membuat jembatan untuk menghubungkan keduanya.
Jembatan tersebut ialah metode, media dan bahan pembelajaran. Ada tiga
option dalam memilih bahan pembelajara, yaitu:
a. Memilih bahan pembelajaran yang sesuai
b. Memodifikasi bahan pembelajaran yang ada
c. Merancang bahan pembelajaran baru
4. Utilize Media and Materials
Setelah memodifikasi atau mendesain bahan pembelajaran tahap selanjutnya
ialah membuat perencanaan penggunaan bahan pembelajaran tersebut dalam
mengimplementasikan metode yang digunakan.
5. Require Learner Participation
Untuk lebih efektif dalam penggunaan bahan pembelajaran dapat dilakukan
dengan melibatkan pemelajar.
6. Evaluate and Revise
Setelah pembelajaran, penting untuk dilakukan evaluasi tentang dampak dan
efektivitas penggunaan media dan bahan pembelajaran.

Secara umum bahan ajar dapat dibedakan ke dalam bahan ajar cetak dan
noncetak. Bahan ajar cetak dapat berupa, handout, buku, modul, brosur, dan
lembar kerja siswa. Sedangkan bahan ajar noncetak meliputi, bahan ajar audio
seperti, kaset, radio, piringan hitam, dan compact disc audio. Bahan ajar audio
visual seperti, CAI (Computer Assisted Instruction), dan bahan ajar berbasis web
(web based learning materials) (Ika Lestari, 2013: 5).

Lebih lanjut Mulyasa (2006: 96) menambahkan bahwa bentuk bahan ajar
atau materi pembelajaran antara lain adalah bahan cetak (hand out, buku, modul,
LKS, brosur, dan leaflet), audio (radio, kaset, cd audio), visual (foto atau gambar),

19
audio visual (seperti; video/ film atau VCD) dan multi media (seperti; CD
interaktif, computer based, dan internet).

Buku teks sangat erat kaitannya dengan kurikulum, silabus, standard


kompetensi, dan kompetensi dasar. Rudi Susilana (2007: 14) mengungkapkan
bahwa buku teks adalah buku tentang suatu bidang studi atau ilmu tertentu yang
disusun untuk memudahkan para guru dan siswa dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran.

Buku teks mempunyai peran penting dalam pencapaian tujuan pendidikan


nasional. Hutchinson & Torres dalam Litz, 2012: 5) mengungkapkan bahwa The
textbook is an almost universal element of [English language] teaching. Millions
of copies are sold every year, and numerous aid projects have been set up to
produce them in [various] countries…No teaching-learning situation, it seems, is
complete until it has its relevant textbook. Buku teks merupakan salah satu unsure
yang dibutuhkan dalam pengajaran. Buku teks dapat juga menjadi wadah untuk
menuliskan ide-ide terkait kebudayaan nasional suatu bangsa. Sebagaimana yang
diungkapkan Pingel (2009: 7) bahwa Textbooks are one of the most important
educational inputs: texts reflect basic ideas about a national culture, and are often
a flashpoint of cultural struggle and controversy.

Dari berbagai referensi yang penulis dapatkan tentang bahan ajar,


setidaknya jenis bahan ajar dapat kita dilihat pemetaanya berdasarkan:

1. Bahan Ajar Berdasarkan Bentuknya


Menurut bentuk Bahan ajar berdasarkan bentuknya dapat dikelompokkan
menjadi empat kategori, yaitu bahan ajar cetak , bahan ajar dengar , bahan ajar
pandang dengar dan bahan ajar interaktif.
a. Bahan Ajar Cetak (Printed) yaitu sejumlah bahan yang disiapkan dan
disiapkan dalam bentuk kertas ,yang dapat berfungsi untuk pembelajaran
dan penyampaian informasi (Kemp dan Dayton,1985). Contohnya:
1) Handout
Menurut Andi Prastowo handout merupakan bahan pembelajaran yang
sangat ringkas, bersumber dari beberapa literatur yang relevan

20
terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada
peserta didik.
2) Buku
Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi ilmu
pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.
Buku disusun dengan menggunakan bahasa sederhana, menarik,
dilengkapi gambar, keterangan, isi buku, dan daftar pustaka. Buku
akan sangat membantu guru dan siswa dalam mendalami ilmu
pengetahuan sesuai dengan mata pelajaran masing-masing Secara
umum, buku dibedakan menjadi empat jenis (Prastowo dalam Lestari,
2011: 79) yaitu sebagai berikut.
1. Buku sumber, yaitu buku yang dapat dijadikan rujukan, referensi,
dan sumber untuk kajian ilmu tertentu, biasanya berisi suatu kajian
ilmu yang lengkap.
2. Buku bacaan, yaitu buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan
saja, misalnya cerita, legenda, novel, dan lain sebagainya.
3. Buku pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru
atau pengajar dalam melaksanakan proses pengajaran.
3) Modul
Sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat
belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru.
4) Lembar kegiatan siswa (student work sheet)
Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas
sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat materi ajar tersebut
secara mandiri. Dalam LKS, siswa akan mendapat materi, ringkasan,
dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu siswa juga dapat
menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang
diberikan dan pada saat yang bersamaan siswa diberikan materi serta
tugas yang berkaitan dengan materi tersebut.
5) Buku Ajar

21
Buku ajar adalah sarana belajar yang bisa digunakan di sekolah-
sekolah dan di perguruan tinggi untuk menunjang suatu program
pengajaran dan pengertian moderen dan yang umum dipahami.
6) Buku Teks
Buku teks juga dapat didefinisikan sebagai buku pelajaran dalam
bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar yang disusun oleh
para pakar dalam bidang itu buat maksud dan tujuan-tujuan
instruksional yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang
serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah
dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program
pengajaran.
7) Brosur
Bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara
bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan
dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan
singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi
8) Foto/gambar
Memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan.
Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan
yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian
foto/gambar siswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya
menguasai satu atau lebih kompetensi dasar.
b. Bahan Ajar Dengar (Audio) yaitu semua jenis bahan ajar yang
menggunakan sistem sinyal audio langsung, yang dapat dimainkan atau di
dengar oleh seorang atau sekelompok orang.
Contoh: Kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk.
c. Bahan Ajar Pandang Dengar (Audiovisual) yang sering dengan bahan ajar
pandang yakni segala sesuatu yang sering dikenal dengan bahan ajar
pandang yaitu sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat
dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial.
Contoh : Video, compact disk dan film.

22
d. Bahan Ajar Interaktif (inetcactive teaching materials) yaitu bahan ajar
yang dikombinasikan dari dua atau lebih media audio, grafik, gambar,
animasi dan video. Yang pengunaannya dimanupulasi atau di beri
perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah.
Contoh: Compact disk interaktif.

2. Bahan Ajar Menurut Cara Kerjanya


Menurut cara kerjanya bahan ajar dapat dibedakan menjadi lima macam,
sebagimana dijelaskan sebagai berikut:
a. Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, yakni bahan ajar yang tidak
memerlukan perangkat proyektor untuk memproyeksikan isi di dalamnya,
sehingga peserta didik bisa langsung mempergunakan (membaca, melihat,
dan mengamati) bahan ajar tersebut.
Contoh: Foto, diagram, display, model, dan lain sebagainya.
b. Bahan ajar yang diproyeksikan, yakni bahan yang memerlukan proyektor
dalam penyampaian bahan ajar terhadap peserta didik.
Contoh: Slide, film strips, Overbead Tranparancies (OHP) dan proyeksi
komputer.
c. Bahan ajar audio, yakni bahan yang berupa sinyal audio yang direkam
dalam suatu media rekaman. Untuk mempergunakannya, kita harus
memerlukan alat pemain (player) media rekaman tersebut, seperti tempo
compo, CD player, VCD player, multimedia player, dan lain sebagainnya.
Contoh: Kaset, CD, flash disk, dan lain sebagainya.
d. Bahan ajar video, yakni bahan ajar yang memerlukan alat pemutar
yangbiasa berbentuk video tape player, VCD player dan sebagainnya.
Karena bahan ajar ini hampir mirip dengan bahan ajar audio, maka bahan
ajar ini juga memerlukan media rekaman, hanya saja bahan ajar ini
dilengkapi dengan gambar. Jadi dalam tampilan, dapat diperoleh sebuah
sajian gambar dan suara secara bersamaan.
Contoh: Video, film, dan lain sebagainya.
e. Bahan ajar (media) komputer, yakni bebagai jenis bahan ajar non
cetak yang membutuhkan komputer.

23
Contoh: Computer Mediated Instruction dan Computer Based Multimedia
atau Hypermedia.

3. Bahan Ajar Menurut Sifatnya


Bahan ajar menurut sifatnya dapat dibagi menjadi empat macam ,hal ini
sebagaiman disebutkan Rowntree dalam belawti,dkk: Bahan ajar yang
berbasiskan cetak misalnya :famlet, panduan belajar peserta didik, bahan
tutorial, buku kerja peserta didik, peta, charts, majalah, koran dan sebagainya.
a. Bahan ajar yang berbasiskan cetak, misalnya: Buku famlet, panduan
belajar siswa, bahan tutorial, buku kerja siswa, peta, charts, foto bahan dari
majalah atau koran, dan lain sebagainnya.
b. Bahan ajar yang berbasiskan teknologi, misalnya: Audio cassette, siaran
radio, slide, filmstrips, film, video cassetes, siaran televisi, video
interaktif, computer based tutorial, dan multi media.
c. Bahan ajar yang dipergunakan untuk praktek atau proyek, misalnya: Kits
sains, lembar observasi, lembar wawancara, dan lain sebagainya.
d. Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia (terutama
untuk keperluan pendidikan jarak jauh), misalnya: Telepon, hand
phone, video conferencing, dan lain sebagainnya.

Semua media pembelajaran tersebut tidak ada yang dapat digunakan untuk
semua model dan materi pembelajaran. Perlu pemilihan yang bijak dalam
menentukan media pembelajaran yang tepat. Dalam upaya menggunakan media
dalam proses pembelajaran, Miarso (2004) memberikan sejumlah pedoman umum
sebagai berikut:

1. Tidak ada media yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Masing-masing media mempunyai kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu
pemanfaatan kombinasi dua atau lebih media akan lebih mampu membantu
tercapainya tujuan pembelajaran.
2. Penggunaan media harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai. Dengan demikian pemanfaatan media harus menjadi bagian integral
dari penyajian pelajaran.

24
3. Penggunaan media harus mempertimbangkan kecocokan cirri media dengan
karakteristik materi pelajaran yang disajikan.
4. Penggunaan media harus sesuai dengan bentuk kegiatan belajar yang akan
dilaksanakan seperti belajar secara klasikal, belajar dalam kelompok kecil,
belajar secara individual atau belajar mandiri.
5. Penggunaan media harus disertai persiapan yang cukup seperti mempreview
media yang akan dipakai, mempersiapkan berbagai peralatan yang dibutuhkan
diruang kelas sebelum pelajaran dimulai dan sebelum peserta masuk. Dengan
cara ini pemanfaatan media diharapkan tidak mengganggu kelancaran proses
belajar mengajar dan mengurangi waktu belajar.
6. Peserta didik perlu disiapkan sebelum media pembelajaran digunakan agar
mereka dapat mengarahkan perhatian pada hal-hal yang penting selama
penyajian dengan media berlangsung.
7. Penggunaan media harus diusahakan agar senantiasa melibatkan partisipasi
aktif peserta.Sebuah media pembelajaran ketika digunakan dalam proses
pembelajaran dapat berfungsi sebagai bahan ajar. Bahan ajar adalah bahan-
bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan
pengajar dan pemelajar dalam proses pembelajaran.

Bahan ajar yang banyak dipergunakan di Indonesia dalam bentuk cetak


atau printed material. Menurut Heinich, dkk (1996) yang termasuk dalam bahan
ajar cetak ialah buku teks, buku fiksi ataupun non fiksi, booklets, petunjuk belajar,
manual dan lembar kerja siswa.

Zainuddin, dkk menambahkan jenis bahan ajar yang umumnya diakui


bermanfaat dalam program pembelajaran berdasarkan antara lain:

1. Bahan ajar yang bersifat memotifasi pesrta didik


Bahan ajar ini di rancang untuk menarik minat peserta didik dalam berbagai
kelompok belajar sehingga terdorong untuk mengikuti program pembelajaran.
Jenis bahan ajar yang bersifat memotifasi ada dua yakni:
a) Bahan ajar cetak , seperti poster, famflet, brosur, bergambar dan komik.
b) Bahan ajar elektronik seperti: film, fiilm strip, radio, video, slogan radio,
dan sebagainnya.

25
2. Bahan ajar yang bersifat pengajaran
Bahan ajar jenis ini terdiri dari beragam paket, seperti buku pelajaran
permulaan (primer), buku kerja, buku guru, poster, alat peraga, dan sejenisnya
bahan ajar ini digunakan saat waktu proses belajar mengajar berlangsung.
3. Bahan ajar lanjutan
Bahan ajar ini ditulis untuk tahap pasca proses pembelajaran, yaitu bagi
mereka yang baru mengenal huruf yang diharapkan menerapkan keterampilan
bahan ajar untuk menambah pengetahuan dan menjadikanya membaca sebagai
kebiasaan atau kesenangan. Bahan belajar ini berguna untuk memperkuat
keterampilan peserta didik yang sudah dikuasi sebelumnya serta untuk
peningkatan kualitas hidup mereka. Contohnya: famplet dan buku kecil.

Pengetahuan dalam kurikulum 2013 sama seperti kurikulum-kurikulum


sebelumnya, yaitu penekanan pada tingkat pemahaman siswa dalam pelajaran.
Nilai dari aspek pengetahuan bisa didapat dari Ulangan Harian, Ujian
Tengah/Akhir Semester, dan Ujian Kenaikan Kelas. Pada kurikulum 2013,
Pengetahuan bukan aspek utama seperti pada kurikulum-kurikulum sebelumnya.

1. Keterampilan
Keterampilan merupakan aspek baru dalam kurikulum di Indonesia.
Keterampilan merupakan penekanan pada skill atau kemampuan. misalnya
adalah kemampuan untuk mengemukakan pendapat,
berdiksusi/bermusyawarah, membuat laporan, serta berpresentasi. Aspek
Keterampilan merupakan salah satu aspek penting karena hanya dengan
pengetahuan, siswa tidak dapat menyalurkan pengetahuan tersebut sehingga
hanya menjadi teori semata.
2. Sikap
Aspek sikap merupakan aspek tersulit untuk dinilai. Sikap meliputi sopan
santun, adab dalam belajar, absensi, sosial, dan agama. K esulitan penilaian
dalam aspek ini karena guru tidak setiap saat mengawasi siswa-siswinya.
Sehingga penilaian tidak begitu efektif.

26
BAB VI

FUNGSI BAHAN AJAR

6.1 Fungsi Bahan Ajar secara Umum

Ada dua klasifikasi utama dalam bahan ajar sebagaimana diuraikan berikut
ini:

a. Fungsi bahan ajar menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar


Berdasarkan pihak-pihak yang menggunakan bahan ajar, fungsi bahan ajar
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi bagi pendidik dan fungsi
bagi peserta didik
1. Fungsi bahan ajar bagi pendidik, antara lain:
a) Menghemat waktu pendidik dalam mengajar
b) Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi fasilitator
c) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif
d) Sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi
kompetensi yang semestinya diajarkan kepada peserta didik.
e) Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.
2. Fungsi bahan ajar bagi peserta didik
a) Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta
didik yang lain.
b) Peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja yang ia
kehendaki.
c) Peserta didik dapat belajar sesuai kecepatannya masing-masing.
d) Peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri.
e) Membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar/maha peserta
didik yang mandiri.
f) Sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya dipelajari dan dikuasai.

27
b. Fungsi bahan ajar menurut strategi pembelajaran yang digunakan
Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan, fungsi bahan ajar dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu fungsi dalam pembelajaran klasikal,
fungsi dalam pembelajaran individual dan fungsi dalam pembelajaran
kelompok.
1) Fungsi dalam pembelajaran klasikal, antara lain:
a) Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali
proses pembelajaran (dalam hal ini, peserta didik bersifat pasif dan
belajar sesuai kecepatan pendidik dalam mengajar).
b) Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggaakan.
2) Fungsi dalam pembelajaran individual, antara lain:
a) Sebagai media utama dalam proses pembelajaran.
b) Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses
peserta didik dalam memperoleh informasi.
c) Sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya.
3) Fungsi dalam pembelajaran kelompok
a) Sebagai bahan ajar yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok
dengan cara memberikan informasi tentang latar belakang materi,
informasi tentang peran orang-orang yang terlibat dalam belajar
kelompok serta petunjuk tentang proses pembelajaran kelompoknya
sendiri.
b) Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama, dan apabila dirancang
sedemikian rupa maka dapat meningkatkan motivasi peserta didik

Secara garis besar, bahan ajar memiliki fungsi yang berbeda baik untuk
guru maupun siswa. Adapun fungsi bahan ajar untuk guru yaitu:

 Untuk mengarahkan semua aktivitas guru dalam proses pembelajaran


sekaligus merupakan subtansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada
siswa; dan
 Sebagai alat evaluasi pencapaian hasil pembelajaran.

Dalam bahan ajar akan selalu dilengkapi dengan sebuah evaluasi guna mengukur
penguasaan kompetensi per tujuan pembelajaran.

28
Sedangkan fungsi bahan ajar bagi siswa yakni, sebagai pedoman dalam
proses pembelajaran dan merupakan subtansi kompetensi yang harus dipelajari.
Adanya bahan ajar siswa akan lebih tahu kompetensi apa saja yang harus dikuasai
selama progam pembelajaran berlangsung. Siswa jadi memiliki gambaran
skenario pembelajaran lewat bahan ajar.

6.2 Fungsi Bahan Ajar Menurut Para Ahli


1. Menurut Esu, Enukoha & Umoren dalam Ogbondah (2008: 17) bahwa
bahan ajar memiliki fungsi sebagai berikut:
 Menfasilitasi siswa dalam pembelajaran dengan konsep yang
abstrak
 Meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar
 Menghemat energi guru untuk berbicara terlalu banyak
 Menggambarkan konsep-konsep yang lebih jelas dan lebih baik
daripada hanya kata-kata guru
 Membantu mengatasi keterbatasan ruang kelas dan mudah diakses
 Membantu untuk memperluas pengetahuan siswa
 Meningkatkan motivasi siswa
2. Menurut Opara dan Oguzor (2011: 70) bahwa fungsi bahan ajar adalah
 Sebagai intruksi yang tersusun secara sistematis untuk
menfasilitasi proses pembelajaran
 Membantu peserta didik untuk berinteraksi secara individual
maupun kelompok
 Memudahkan guru dalam mentranfer pelajaran;
 Membantu peserta didik untuk belajar dengan kecepatannya
mereka sendiri
 Memperluas pengetahuan dan pemahaman siswa.
3. Menurut Prastowo dalam Ika Lestari (2013: 8) mengungkapkan bahwa
berdasarkan strategi pembelajaran fungsi bahan ajar dibagi menjadi
tiga macam, yaitu fungsi dalam pembelajaran klasikal, pembelajaran
individual, dan pembelajaran kelompok.

29
a) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal, antara lain:
 Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan
pengendali proses pembelajaran
 Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang
diselenggarakan.
b) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual, antara lain
 Sebagai media utama dalam proses pembelajaran
 Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi
proses siswa dalam memperoleh informasi
 Sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya.
c) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok, antara lain:
 Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok,
dengan cara memberikan informasi tentang latar belakang materi,
informasi tentang peran orang-orang yang terlibat dalam belajar
kelompok, serta petunjuk tentang proses pembelajaran
kelompoknya sendiri
 Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama, dan apabila
dirancang sedemikian rupa maka dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa.

30
BAB VII

PRINSIP PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

7.1 Prinsip-Prinsip Penyusunan Bahan Ajar


1. Prinsip-prinsip Penyusunan Bahan Ajar secara Umum
a. Mempertimbangkan karakter siswa. Berhubungan dengan isu-isu
seperti kesesuaian tingkat kesulitan bahan ajar dengan tingkat
keterampilan berbahasa siswa, bagaimana bahan ajar dapat menantang
siswa tanpa membuat mereka frustasi, dan bagaimana bahan ajar dapat
mengakomodasi kebutuhan dan ketertarikan siswa.
b. Mempertimbangkan tujuan pembelajaran. Pertimbangan ini
menyangkut bagaimana bahan ajar mendukung pencapaian
kompetensi yang dituntut dalam kurikulum, meningkatkan
pengetahuan siswa, mendukung siswa bertanggung jawab atas
belajarnya sendiri.
c. Mempertimbangkan kebutuhan dan ketertarikan guru (teacher’s needs
and preferences consideration). Berhubungan dengan isu bagaimana
bahan ajar dapat mengeksploitasi dan bukan membatasi keahlian guru.
d. Mempertimbangkan kepraktisan dan kelaziman (practicalities and
general consideration). Berhubungan dengan kriteria bahwa bahan
ajar harus mempunyai tampilan yang imaginatif dan menarik,
ekonomis dari segi pemanfaatn waktu pemakaiannya, dan harus
memungkinkan siswa dapat aktif terlibat dalam pemakaiannya.
2. Prinsip-prinsip Penyusunan Bahan Ajar Menurut Ahli
Gafur (1994) menjelaskan bahwa beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran
diantaranya meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan.
Ketiga penerapan prinsip-prinsip tersebut dipaparkan sebagai berikut:
a. Prinsip relevansi, artinya keterkaitan.
Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada
hubungannya dengan pencapaian SK(Standar Kompetensi), standar isi
dan kompetensi dasar(KD). Cara termudah ialah dengan mengajukan

31
pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
Dengan prinsip dasar ini, guru akan mengetahui apakah materi yang
hendak diajarkan tersebut materi fakta, konsep, prinsip, prosedur,
aspek sikap atau aspek psikomotorik sehingga pada gilirannya guru
terhindar dari kesalahan pemilihan jenis materi yang tidak relevan
dengan pencapaian SK dan KD.
Contoh: KD 1.1 SMP Kelas IX Mengidentifikasi bangun-bangun yang
sama dan sebangun (kongruen), maka pemilihan materi pembelajaran
yang disampaikan seharusnya “Syarat dua bangun yang sama dan
sebangun (kongruen), foto dan model berskala, syarat dua bangun
yang sebangun, dan panjang sisi pada dua bangun yang sama dan
sebangun (kongruen).
b. Prinsip konsistensi, artinya keajegan.
Artinya ada kesesuaian (jumlah/banyaknya) antara kompetensi dan
bahan ajar; jika kompetensi dasar yang ingin dibelajarkan mencakup
keempat keterampilan berbahasa, bahan yang dipilih/dikembangkan
juga mencakup keempat hal itu. Jika kompetensi dasar yang harus
dikuasai siswa satu macam, maka materi pembelajaran yang harus
diajarkan juga harus meliputi satu macam.
Contoh: Kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah
pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus
meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
c. Prinsip kecukupan
Artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam
membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi
tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu
sedikit akan kurang membantu mencapai SK dan KD. Sebaliknya, jika
terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak
perlu untuk mempelajarinya.

32
7.2 Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Ajar

1. Learner centered principle, yaitu siswa akan belajar bahasa dengan baik
jika mereka diperlakukan sebagai individu dengan kebutuhan dan
ketertarikan mereka sendiri (needs and interest)
2. Active involvement principle, yaitu siswa akan belajar bahasa dengan baik
jika kepada mereka diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam
komunikasi dengan menggunakan bahasa itu dalam aktivitas yang
bervariasi.
3. Immerson principle, yaitu siswa akan belajar bahasa dengan baik jika
aktivitas komunikatif yang diberikan kepada mereka dapat dipahami
(comprehensible) dan relevan dengan kebutuhan dan ketertarikan mereka.
4. Focusing principle yaitu siswa akan belajar bahasa dengan baik jika
mereka fokus pada bentuk dan ketrampilan bahasa yang bervariasi, dan
strategi belajar yang bervariasai untuk mendukung proses pemerolehan
bahasa.
5. Sociocultural principle yaitu siswa akan belajar bahasa dengan baik jika
mereka menyadari tentang peran, fungsi, dan sifat bahasa itu.
6. Awarnes principle, yaitu siswa akan belajar bahasa dengan baik apabila
mereka menyadari peran dan sifat bahasa itu sendiri
7. Assesment principle, yaitu siswa akan belajar bahasa dengan baik jika
mereka diberikan umpan balik yang sesuai tentang perkembangan yang
mereka capai
8. Responsibility principle, yaitu siswa akan belajar bahasa dengan baik jika
mereka diberikan kesempatan untuk mengatur pembelajaran mereka
sendiri

33
BAB VIII

KEUNGGULAN DAN KETERBATASAN BAHAN AJAR

1. Mulyasa dalam Ika Lestari (2013:8) mengungkapkan bahwa ada beberapa


keunggulan dari bahan ajar, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Berfokus pada kemampuan individual siswa, karena pada hakikatnya
siswa memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih bertanggung
jawab atas tindakan-tindakannya.
b. Adanya control terhadap hasil belajar mengenai penggunaan standard
kompetensi dalam setiap bahan ajar yang harus dicapai oleh siswa.
c. Relevansi kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara
penyampaiannya, sehingga siswa dapat mengetahui keterkaitan antara
pembelajaran dan hasil yang akan diperolehnya.

Selain keunggulan, Mulyasa juga menambahkan bahwa ada beberapa keterbatasan


dari penggunaan bahan ajar. Adapun keterbatasan tersebut sebagai berikut.

a. Penyusunan bahan ajar yang baik membutuhkan keahlian tertentu. Hal


ini dimaksudkan bahwa sukses atau gagalnya bahan ajar tergantung pada
penyusunannya.
b. Sulit menentukan proses penjadwalan dan kelulusan, serta membutuhkan
manajemen pendidikan yang sangat berbeda dari pembelajaran
konvensional, karena setiap siswa menyelesaikan bahan ajar dalam
waktu yang berbeda-beda, bergantung pada kecepatan dan kemampuan
masing-masing.
c. Dukungan pembelajaran berupa sumber belajar, pada umumnya cukup
mahal, karena setiap siswa harus mencarinya sendiri.

2. M. Atwi Suparman (2012: 286) bahwa penggunaan bahan ajar mempunyai


beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut.
a. Biaya pembelajarannya efisien karena dapat diikuti oleh sejumlah besar
peserta didik.
b. Peserta didik dapat maju menurut kecepatan mereka masing-masing.

34
c. Bahan ajar dapat direviu dan direvisi setiap saat dan bertahap, bagian
demi bagian untuk meningkatkan efektifitasnya.
d. Peserta didik mendapat umpan balik secara teratur dalam proses
belajarnya, karena proses umpan balik itu dapat diintegrasikan ke dalam
bahan ajar.

Selain keuntungan, bahan ajar juga memiliki kekurangan, antara lain sebagai
berikut.

a. Biaya pengembangannya tinggi.


b. Waktu pengembangan lama.
c. Membutuhkan tim pendesain yang berketerampilan tinggi dan mampu
bekerja sama secara intensif dalam masa pengembangannya.
d. Peserta didik dituntut memiliki disiplin belajar yang tinggi.
e. Fasilitator dituntut tekun dan sabar untuk terus menerus memantau
proses belajar, member motivasi dan melayani konsultasi peserta didik
secara individual setiap kali dibutuhkan.

35
DAFTAR PUSTAKA

Arnas, Nola Nofrialiska. 2015. Makalah Bahan Ajar, (online),


(http://nolanofrialiskaarnas.blogspot.co.id/2015/01/makalah-bahan-ajar.html),
diakses 26 Januari 2017.

Arlina. 2015. Bahan Ajar Kurikulum, (online),


(http://bahanajarpendidikan.blogspot.co.id/2016/07/bahan-ajar-kurikulum-2013-
untuk-smp.html ), diakses pada tanggal 27 Januari 2018, Pukul 15.30 WIB

Goresan Pelangi. 2011. Pengembangan Bahan Ajar Matematika, (online),


(http://mmenoell.blogspot.co.id/2011/12/pengembangan-bahan-ajar-
matematika.html), diakses 25 Januari 2018.

HAND.MINESTER. 2010. Contoh; Makalah Pengembangan Bahan Ajar,


(Online), (http://vanhellsink.blogspot.co.id/2010/12/contoh-makalah-
pengembangan-bahan-ajar.html), diakses 25 Januari 2018.

Masguruonline. 2013. Hakikat Bahan Ajar, (Online),


(https://masguruonline.wordpress.com/2013/05/21/hakikat-bahan-ajar/), diakses
25 Januari 2018.

Matematic Education. 2017. Pengembangan Bahan Ajar Matematika, (Online),


(https://umiariva.wordpress.com/2017/01/02/pengembangan-bahan-ajar-
matematika/), diakses 25 Januari 2018.

MATEMATIKA KITA. 2015, Modul Matematika SMK, (Online),


(http://febriantoni79.blogspot.co.id/2015/02/modul-matematika-smk.html),
diakses 26 Januari 2018.

Muharti, Rina. 2010. Karakteristik Matematika, (Online),


(http://muhartirina.blogspot.co.id/2010/11/karakteristik-matematika.html), diakses
26 Januari 2018.

Prastowo, Andi. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif .


Yogyakarta: Diva Press.

36
Rahmi, Aida dan Harmi Hendra. 2013. Pengembangan Bahan Ajar MI. Curup:
Lp2 STAIN Curup

Ronald, Anderson. 1994. Pemilihan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran.


Jakarta: PT.RajaGrafindoPersada

Sidiq, Budiyanto. 2016. Pengertian Bahan Ajar serta Jenis-Jenis Bahan Ajar
Menurut Para Ahli, (Online),
(http://bahanajarpendidikan.blogspot.co.id/2016/07/pengertian-bahan-ajar-serta-
jenis-jenis.html#), diakses pada 25 Januari 2018.

TETAMATIKA. 2017. RPP MATEMATIKA SMK KURIKULUM 2013 KELAS X


LENGKAP, (Online), (http://tettamatika.blogspot.co.id/2016/04/rpp-matematika-
smk-kurikulum-2013-kelas.html), diakses 26 Januari 2018.

TETAMATIKA. 2017. RPP MATEMATIKA SMK KURIKULUM 2013 KELAS XI


LENGKAP, (Online), (https://tettamatika.blogspot.co.id/2015/09/rpp-matematika-
smk-kurikulum-2013-kelas.html), diakses 26 Januari 2018.

Widaryanti, Erma. 2013. Tujuan Dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar, (Online),
(http://ermawidaryanti.blogspot.co.id/2013/04/tujuan-dan-manfaat-penyusunan-
bahan-ajar.html), diakses 25 Januari 2018.

Widyartono, Didin. 2012. Hakikat Bahan Ajar, (Online),


(http://didin.lecture.ub.ac.id/pembelajaran-3/hakikat-bahan-ajar), diakses 25
Januari 2018.

Zenius.net. 2017. Matematika SMP Kelas 7 – Kurikulum 2013, (Online),


(https://www.zenius.net/cg/641/matematika-smp-kelas-7-kurikulum-2013),
dikases 25 Januari 2018.

Zenius.net. 2017. Matematika SMP Kelas 8 – Kurikulum 2013, (Online),


(https://www.zenius.net/cg/646/matematika-smp-kelas-8-kurikulum-2013),
diakses 25 Januari 2018.

37
Zenius.net. 2017. Matematika SMP Kelas 9 – Kurikulum 2013, (Online),
(https://www.zenius.net/cg/1022/matematika-smp-kelas-9-kurikulum-2013),
diakses 25 Januari 2018.

Zenius.net. 2017. Matematika Wajib SMA Kelas 10 - Kurikulum 2013 Revisi,


(Online), (https://www.zenius.net/cg/1301/matematika-wajib-sma-kelas-10-
kurikulum-2013-revisi), diakses 25 Januari 2018.

Zenius.net. 2017. Matematika Wajib SMA Kelas 11 - Kurikulum 2013 Revisi,


(Online), (https://www.zenius.net/cg/1313/matematika-wajib-sma-kelas-11-
kurikulum-2013-revisi), diakses 25 Januari 2018.

Zenius.net. 2017. Matematika Wajib SMA Kelas 12 - Kurikulum 2013 Revisi,


(Online), (https://www.zenius.net/cg/1326/matematika-wajib-kelas-12-sma-
kurikulum-2013-revisi), diakses 25 Januari 2018.

38

Anda mungkin juga menyukai