Anda di halaman 1dari 17

Pendidikan Anak Dalam Islam

Anak merupakan amanah dari Allah SWT yang harus dibina, dipelihara, dan diurus secara seksama serta sempurna agar kelak
menjadi insan kamil, berguna bagi agama, bangsa dan negara, dan secara khusus dapat menjadi pelipur lara orang tua dan
penenang hati ayah dan bunda serta kebanggaan keluarga.
Semua pengharapan yang positif dari anak tersebut tidaklah dapat terpenuhi tanpa adanya bimbingan yang
memadai, selaras dan seimbang dengan tuntunan dan kebutuhan fitrah manusia secara kodrati. Dan semua
itu tidak akan didapatkan secara sempurna kecuali pada ajaran Islam, karena bersumber pada wahyu illahi
yang paling mengerti tentang hakikat manusia sebagai makhluq ciptaan-Nya...

Pendidikan Anak Dalam Islam


(Disarikan dari Kitab ‘Tarbiyyatul Aulad fil Islam’ karya DR. Abdullah Nashih Ulwan)

Anak merupakan amanah dari Allah SWT yang harus dibina, dipelihara, dan diurus secara seksama serta sempurna agar kelak
menjadi insan kamil, berguna bagi agama, bangsa dan negara, dan secara khusus dapat menjadi pelipur lara orang tua dan
penenang hati ayah dan bunda serta kebanggaan keluarga.

Semua pengharapan yang positif dari anak tersebut tidaklah dapat terpenuhi tanpa adanya bimbingan yang memadai, selaras dan
seimbang dengan tuntunan dan kebutuhan fitrah manusia secara kodrati. Dan semua itu tidak akan didapatkan secara sempurna
kecuali pada ajaran Islam, karena bersumber pada wahyu illahi yang paling mengerti tentang hakikat manusia sebagai makhluq
ciptaan-Nya.

‘Tarbiyyatul Aulad fil Islam’ karya DR. Abdullah Nashih Ulwan memberikan panduan yang lengkap bagi terwujudnya tata pola
asuhan yang sempurna, karena selain memuat dalil naqli yang mengacu langsung kepada nash-nash Alquran dan hadits yang
sahih, juga dilengkapi bukti-bukti ilmiah dan rasional.
Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan ‘ringkasan’ yang berkaitan dengan berbagai pendidikan yang harus diberikan
kepada anak-anak kita yaitu: Pendidikan moral, Pendidikan fisik, Pendidikan kejiwaan dan Pendidikan sosial. Berikut ringkasannya:

Pendidikan Moral
1.Menjauhi dusta
“Jauhilah perbuatan dusta. Sebab dusta itu dapat mengakibatkan perbuatan lacur dan sesungguhnya perbuatan lacur itu menyeret
ke neraka. Selama hamba itu dusta dan terus menerus berdusta, maka Allah mencatatnya sebagai pendusta” (H.R. Bukhari dan
Muslim)
“Ada tiga macam manusia yang tidak akan diajak berbicara oleh Allah di hari kiamat, tidak akan disucikan dan tidak akan
diperhatikan. Mereka akan mendapat siksa yang pedih. Yaitu kakek-kaket yang berzina, raja pendusta dan orang miskin yang
sombong” (H.R. Muslim)

2.Menjauhi perbuatan mencuri


3.Menjaui sifat suka mencela dan mencemooh
“Orang mukmin itu tidak suka mencaci, tidak suka melaknat, tidak suka berkata keji serta tidak suka berkata kotor” (H.R. Tirmidzi)
“Mencaci maki muslim itu adalah perbuatan durhaka, sedangkan membunuh perbuatan kufur” (H.R. Muslim)

4.Menjauhi musik dan lagu-lagu porno


“Barangsiapa yang duduk mendengar nyanyian biduanita, maka Allah akan menuangkan air timah yang meleleh ke telinganya
pada hari kiamat” (Riwayat Ibnu Asakir)

5.Menjauhi pergaulan bebas dan memandang hal-hal yang diharamkan Allah


“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". (Q.S. An-Nur: 24)
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung
kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami
mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera
saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka
miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti
tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (Q.S. An-Nur: 25)
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al-Ahzab:59)

6.Tidak bersikap dan bergaya menyerupai lawan jenis kelamin


“Sesungguhnya Allah mengutuk para lelaki yang besikap dan bergaya seperti wanita, dan para wanita yang bersikap dan bergaya
seperti laki-laki” (H.R. Bukhari, Abu Dawud dan Tirmidzi)

Pendidikan Fisik
1.Mengikuti aturan yang sehat dalam makan, minum dan tidur
“Janganlah kalian minum dengan sekali teguk seperti minumnya unta, tetapi minumlah dengan dua atau tiga kali teguk.
Ucapkanlah Bismillah ketika hendak minum dan ucapkanlah Alhamdulillah ketika selesai” (H.R. Tirmizi)
“Janganlah salah seorang diantara kamu minum sambil berdiri. Dan Barangsiapa yang lupa maka hendaklah ia
menyemburkannya” ( H.R. Muslim)
“Apabila kamu hendak tidur maka terlebih dahulu berwudhulah sebagaimana kamu berwudhu untuk shalat. Kemudian,
berbaringlah di atas sisi badanmu sebelah kanan…” (H.R. Bukhari dan Muslim)

2.Melindungi diri dari penyakit menular


“Larilah dari orang yang berpenyakit kusta sebagimana engkau lari dari singa” (H.R. Bukhari)

3.Membiasakan olah raga dan ketangkasan


“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk
berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang
kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi
dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (Q.S. Al-Anfaal:60)
“Segala sesuatu yang tidak berkaitan dengan zikir (menyebut) nama-nama Allah, maka itu adalah senda gurau belaka, kecuali
empat perkara: Berjalannya seseorang dengan tujuan (untuk memanah), latihan menunggang kuda, bermain dengan keluarganya
dan belajar berenang” (Riwayat Durqathani)

4.Menjauhi merokok, onani, minuman keras, narkotika, zina dan homoseksual


“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan
panah adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (Q.S. Al-
Ma’idah:90)
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, dan orang-
orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan
orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya
mereka dalam hal ini tiada tercela. (Q.S. Almu’minun: 1-6)
Diriwayatkan bahwa salah seorang sahabat Ibnu Abbas yang bernama Atha’ berkata:
“Aku pernah mendengar bahwa ada suatu kaum dikumpulkan, sedangkan tangan-tangan mereka terikat dengan tali. Aku mengira
kaum itu adalah mereka (yaitu orang-orang yang melakukan onani)”
Sa’id bin Jubair, dari golongan tabi’in, mengatakan:
“Allah akan mengazab suatu umat yang mempermainkan kemaluan mereka”
Diriwayatkan pula:
“Ada tujuh golongan yang tidak akan diperhatikan (Allah) diantaranya adalah orang yang menikahi tangannya (onani)
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (Q.S.
Al-Ishraa:32)
“Dan (ingatlah) ketika Luth berkata pepada kaumnya: "Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji
yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun dari umat-umat sebelum kamu".Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi
laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya
mengatakan: "Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar".” (Al-Ankabuut:28-29)

Pendidikan Kejiwaan
1.Menjauhi watak dan sikap minder
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi
(derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (Q.S. Ali-imran: 139)

2.Tidak penakut
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir
(musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di
waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan
keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan
orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Q.S. At-
Taubah:40)

3.Menjauhi sifat rendah diri


4.Menjauhi hasud
“Hindarilah perbuatan hasud oleh kalian. Karena perbuatan itu dapat memakan kebaikan sebagimana api memakan kayu bakar”
(H.R. Abu Dawud)

5.Menjauhi marah
Al-Bukhari meriwayatkan, bahwa seorang laki-laki berkata kepada Nabi Saw: ‘Berilah aku wasiat. Beliau bersabda: ”Janganlah
marah”. Laki-laki itu mengulanginya lagi berkali-kali da beliau bersabda, “Jangan Marah!”
“Barangsiapa dapat menahan marah, dan dia menguasainya, maka Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di atas kepala
makhluk-makhluk sampai Dia memberitahukannya, bidadari mana yang ia sukai” (H.R. Bukhari)

Pendidikan Sosial
Memelihara hak orang lain
1.Hak terhadap orang tua
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (Q.S. Al-Israa:23)
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah
mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Q.S. Al-Israa:24)

Contoh-contoh sikap anak terhadap orang tua (Ulwan, Nashih. DR.):


•Menta’ati perintah ibu dan ayah kecuali dalam hal yang sifatnya maksiat.
•Berbicara kepada mereka dengan penuh kelembutan dan sopan santun.
•Berdiri, ketika mereka masuk atau menghampiri anak.
•Mencium kedua tangannya.
•Memelihara nama baik, harta dan kehormatan mereka berdua.
•Memuliakan keduanya, memberikan segala yang mereka minta.
•Mengajak mereka bermusyawarah di dalam setiap pekerjaan dan perkara.
•Banyak berdo’a dan mohon ampun untuk mereka.
•Apabila keduanya kedatangan tamu, hendaklah anak duduk di dekat pintu dan memperhatikan pandangan mereka. Karena
barangkali mereka hendak memerintahkan sesuatu.
•Melakukan perbuatan yang membuat mereka senang. Tanpa diperintah terlebih dahulu.
•Tidak mengeraskan suara di depan keduanya.
•Tidak memutus perkataan ketika mereka berbicara.
•Tidak keluar dari rumah sebelum meminta izin.
•Tidak mengejutkan mereka ketika tidur.
•Tidak lebih mementingkan istri dan anak daripada mereka.
•Tidak mencela apabila mereka melakukan pekerjaan yang tidak disenangi.
•Tidak tertawa di depan mereka apabila tidak ada sesuatu yang pantas ditertawakan.
•Tidak makan sebelum mereka makan.
•Tidak mengulurkan tangan mengambil makanan sebelum mereka.
•Tidak tidur atau berbaring ketika mereka duduk, kecuali apabila mereka memberi izin.
•Tidak menjolorkan kaki di depan mereka.
•Tidak masuk sebelum mereka atau berjalan didipen mereka.
•Segera memenuhi panggilan mereka.
•Menghormati teman-teman semasa mereka masih hidup dan setelah meninggal.
•Mendo’akan mereka, terutama setelah mereka meninggal.

2.Hak terhadap saudara


“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-
bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh dan teman sejawat, ibnu
sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”
(An-Nisa:36)
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” (Q.S. Al_Israa:26)

3.Hak terhadap tetangga


“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya” (H.R. Bukhari dan Muslim)

4.Hak terhadap guru


“Pelajarilah ilmu, pelajarilah ilmu(yang dapat menumbuhkan) ketenangan dan kehormatan dan rendahkanlah terhadap orang yang
engkau ambil ilmunya (guru) “ (Riwayat Tabrani)

5.Hak terhadap teman

Contoh hak-hak seorang teman (muslim) adalah sbb:


•Mengucapkan salam (Assalamu’alaikum ) ketika bertemu.
•Menjenguknya ketika sakit
•Mendo’akan ketika bersin
•Menziarahinya dijalan Allah
•Menolong ketika susah
•Memenuhi undangan
•Saling memberi hadiah pada waktu-waktu tertentu

6.Hak terhadap orang yang lebih tua


“Tidaklah seorang pemuda itu memuliakan orang tua karena usianya, kecuali Allah menghadirkan baginya seseorang yang akan
memuliakannya pada usia tuanya (H.R. Tirmidzi)

Melaksanakan etika sosial

1.Etika makan dan minum

Etika makan:
•Mencuci tangan sebelum makan
•Membaca basmallah sebelum makan dan hamdallah sesudahnya
•Tidak mencela makanan yang disajikan kepadanya
•Makan dengan tangan kanan danmengambil makanan yang dekat
•Tidak makan sambil bersandar
•Dianjurkan berbincang-bincang ketika makan
•Mendo’akan tuan rumah sesudah makan
•Mendahulukan orang yang lebih tua
•Tidak menyia-nyiakan nikmat

Etika minum:
•Membaca basmallah sebelum minum dan hamdallah sesudahnya
•Minum dengan beberapa tegukan
•Makruh minum langsung dari mulut nejana (poci)
•Makruh bernafas di dalam tempat minum
•Dianjurkan ketika makan dan minum
•Tidak minum dari bejana yang terbuat dari emas dan perak
•Tidak makan dan minum terlalu kenyang

2.Etika memberi salam


“Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah- rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang
berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah
menjelaskan ayat-ayatnya(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya” (Q.S. An-Nur:61)

3.Etika Meminta Izin


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi
salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (Q.S. An-Nur:27)

4.Etika Didalam majelis


•Menjabat tangan orang yang ditemui di majelis kecuali bukan muhrim.
•Duduk di tempat yang telah ditentukan tuan rumah
•Duduk sejajar dengan khalayak bukan ditengah-tengah mereka.
•Dilarang duduk diantara dua orang kecuali meminta izin sebelumnya.
•Orang yang datang terakhir duduk di tempat terakhir.
•Dilarang berbisik-bisik didepan orang ketiga.
•Dilarang menempati tempat duduk yang ditinggalkan oleh orangnya sementara.
•Meminta izin sebelum keluar dari majelis
•Membaca do’a kifarat majelis

5.Etika Berbicara
•Berbicara dengan bahasa Arab yang fasih
•Berbicara dengan tidak tergesa-gesa.
•Dilarang memaksakan diri untuk berbicara secara fasih (difasih-fasihkan)
•Pembicaraan harus dapat dipahami
•Jangan mempersingkat dan memperpanjang pembicaraan
•Memperhatikan sepenuhnya kepada pembicara
•Pandangan pembicara harus tertuju pada hadirin
•Memberi kelonggaran kepada hadirin ketika dan setelah berbicara.

6.Etika Bergurau
•Tidak berlebihan
•Tidak menyakiti seseorang dengan bercanda
•Menghidari kebohongan dan kebatilan

7.Etika Mengucapkan selamat


•Menampakkan kegembiraan dan perhatian ketika memberikan selamat
•Mengucapkan selamat dengan bahasa yang lembut dan menggunakan bahasa do’a

8.Etika Mengunjungi orang sakit


•Bersegera menjenguknya
•Mendoakan
•Mengingatkan si sakit untuk meletakkan tangannya di atas anggota badan yang sakit dan menbaca doa yang ma’tsur.
•Dianjurkan bertanya kepada keluarga sisakit tentang keadaannya.
•Duduk di dekat kepala si sakit.
•Anjuran menenangkan jiwa si sakit dengan kesembuhan dan usia yang panjang
•Anjuran kepada pengunjung untuk meminta doa dari si sakit
•Mengingatkannya dengan kalimat Laaillaha illalaah jika ajal hamper tiba

9.Etika Ta’ziyah (mengunjungi yang meninggal)


•Hendaknya mengucapkan kalimat yang atsar
•Anjuran membuat makanan untuk keluarga mayat
•Menampakkan duka kepada keluarga mayat.

10.Etika Bersin dan menguap


•Mengucapkan hamdalah, rahmah dan hidayah
•Menutup mulut dengan tangan atau sapu tangan dan merendahkan suara
•Mendo’akan sampai tiga kali
•Mendo’akan non muslim dengan “Semoga Allah memberikan petunjuk kepadamu”
•Dilarang mendo’akan wanita muda yang bukan muhrim
Memiliki anak yang sholeh dan sholeha adalah dambaan semua orang tua, tapi terkadang itu hanya sebatas
angan-angan, orang tua ingin anaknya menjadi anak yang berbakti, kelak mendoakan mereka setelah
meningglal, menjaga nama baiknya, meneruskan urusan orang tuanya, da sebagainya.

Itu mungkin beberapa gambaran harapa orang tua kepada anaknya, namun dalam praktiknya sungguh sangat
berbeda, jika ingin mendapatkan akan yang sholeh maka anda harus mengajarkan nilai-nilai sejak dini,
bahkan saat memilih istri, berhubungan dengan istri dan selama masa kehamilan, hingga dia lahir dan
tumbuh. Namun kali ini yang akan kita bahas hanya mengenai pendidikan anak. Untuk yang lain-lain akan
kita bahas lain waktu. Baik, mari kita ulas Cara Mendidik Anak, Cara Rasulullah Mendidik Anak, Dan
Kesasalah Mendidik Anak dalam Islam, berikut ini.

Cara Mendidik Anak Sholeh dan Sholeha


Memiliki anak sholeh merupakan dambaan setiap keluarga. Di samping sebagai penerus keturunan, kelak
anak sholeh juga akan menjadi investasi di masa yang akan datang. Pada usia dini, seorang anak akan lebih
mudah untuk menerima perubahan ketimbang ketika ia telah dewasa. Dan pada usia dini itulah, masa
pembentukan jati diri, pola pikir dan watak sang anak sedang berproses.

Dalam masa pembentukan itulah, orangtua hendaknya memberikan perannya secara optimal. Orangtua harus
mampu memberikan pengaruh positif kepada sang anak. Isilah kepala, hati dan jiwa anak anak yang sedang
dalam proses pembentukan tersebut dengan nilai nilai yang baik. Orang tua harus dapat menjadi filter bagi
berbagai unsur negatif yang dapat merusaknya. Jangan sampai sang anak justru memperoleh pengaruh-
pengaruh negatif dari luar.

Untuk itu, langkah terbaik untuk menjadikan seorang anak menjadi sholeh/sholehah hendaknya dilakukan
sejak dini. Saat memorinya belum terkontaminasi dengan pengaruh-pengaruh negatif. Anda dapat mulai
membiasakan beberapa hal berikut kepada diri dan anak anda sejak dini:

1.Bangunkan shubuh sejak balita

Bangun pada waktu shubuh adalah sebuah aktivitas yang sangat berat bagi orang-orang yang tidak biasa
untuk melakukannya. Untuk itu, membiasakan membangunkan anak pada waktu shubuh sejak balita adalah
langkah terbaik untuk menjadikannya sebagai sebagai sebuah kebiasaan.

2.Berikan lingkungang pergaulan dan pendidikan yang islami


Lingkungan dan pergaulan adalah salah satu faktor penting dalam pembentukan karakter seorang anak.
Maka, dalam hal ini anda dapat memulainya dengan mengirimkan anak anda ke TPA (Taman Pendidikan Al
Quran) atau mengikuti kursus-kursus islam di Masjid dan sebagainya.

3.Jangan egois!

Orang tua adalah teladan yang pertama bagi anaknya, maka jadilah teladan yang terbaik bagi anak anda.
Jangan bersikap egois. Jangan hanya memerintahkan anak anda untuk mengaji atau pergi sholat berjamaah,
sedangkan anda tidak melakukannya. Karena hal tersebut akan menimbulkan pembangkangan kepada anak,
minimal secara kejiwaan.

4.Safari Masjid

Bawalah anak anda untuk melakukan safari masjid minimal sepekan sekali. Hal ini bertujuan untuk
menanamkan rasa cinta terhadap masjid dan sholat berjamaah dihati anak.

5.Perkenalkan batasan aurat sejak dini

Umumnya, cara berpakaian kita saat ini adalah kebiasaan yang sudah kita bawa sejak kecil. Seorang anak
dibiasakan menggunakan pakaian yang ketat, dibiasakan berpakaian tanpa jilbab, maka hal tersebut akan
terbawa hingga remaja dan dewasa. Kebiasaan ini akan sangat sulit sekali untuk merubahnya. Dengan alasan
gerah, panas, nggak nyaman, ribet, nggak gaul, nggak PD, dan dengan seribu alasan lainnya mereka akan
menolak penggunaan pakaian yang menutup aurat.

Jika kita memperkenalkan batasan aurat kepada anak kita dan membiasakannya untuk menggunakan pakaian
yang menutup aurat sejak dini, insya Allah keadaannya akan berbalik. Ia akan merasa berdosa, malu, nggak
nyaman, bersalah, dan menolak untuk beralih ke pakaian-pakaian yang tidak menurut aurat. Ia akan berpikir
seribu kali, bahkan tidak terpikir sekalipun dan sedikitpun untuk melakukannya.

6.Selalu membawa perlengkapan sholat

Ajarkan kepada anak untuk selalu membawa perlengkapan sholat kemanapun mereka pergi sekiranya akan
melewati masuknya waktu sholat.

7.Meminimalisir mendengarkan musik-musik non islami


Minimalisir mendengarkan lagu-lagu non islami seperti lagu-lagu picisan, rock, barat, dan lain-lain.
Maksimalkan membaca AL Quran berjamaah, mendengarkan kaset mu’rotal, mendengarkan kaset ceramah
atau nasyid islam.

8.Buatlah jadwal nonton TV

Hendaknya, orang tua tidak membiasakan menonton acara TV bersama anak yang tidak mengandung unsur
pendidikan kepada anak, misalnya sinetron, film horor, film-film cengeng (romantika), dan lain-lain.

9.Ajarkan nilai-nilai islam secara langsung

Ajarkan nilai-nilai islam yang anda kuasai secara langsung kepada anak anda sejak dini. Sampaikan dengan
bahasa-bahasa yang menarik, misalnya melalui sebuah cerita.
10.Bacakan hadits Rasulullah saw dan ayat Al Quran
Bacakan hadits Rasulullah saw dan ayat Al Quran, sesuai dengan kadar kemampuan si anak. Hubungkan
hadits dan ayat Al Quran ketika kita memberikan nasihat atau teguran mengenai perilakunya sehari-hari.

11.Jadilah sahabat setia baginya

Perkecil menunjukkan sikap menggurui kepada anak, bersikaplah sebagai seorang sahabat dekatnya. Jadilah
tempat curhat yang nyaman, sehingga permasalahan anak tidak akan disampaikan kepada orang yang salah,
yang akhirnya akan memberikan solusi yang salah pula.

12.Ciptakan nuansa kehangatan

Nuansa hangat dan harmonis dalam keluarga akan memberikan kenyamanan bagi seluruh anggotanya,
termasuk anak. Hal ini akan memperkecil masuknya pengaruh buruk dari luar kepada anak. Ia tidak akan
mencari tempat diluar sana yang ia anggap lebih nyaman dari pada di rumahnya sendiri.

13.Sampaikan dengan dengan bijak, sabar, dan tanpa bosan

Ingat! Yang sedang anda bentuk adalah makhluk bernyawa, bukan makhluk yang tidak bernyawa. Maka
sampaikan semuanya dengan penuh kesabaran, kebijaksanaan, dan jangan pernah merasa bosan untuk
mengulangnya. Jangan menggunakan kekerasan, dan hindari emosi yang akan membuat anak sakit hati.

Praktik pendidikan Nabi Muhammad SAW pada anak-anaknya dapat di gambarkan di bawah ini:

1. Rasulullah senang bermain-main (menghibur) dengan anak-anak dan kadang-kadang beliau memangku
mereka. Beliau menyuruh Abdullah, Ubaidillah, dan lain-lain dari putra-putra pamannya Al-Abbas r.a.
untuk berbaris lalu berkata, “ Siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku akan aku beri sesuatu
(hadiah).”merekapun berlomba-lomba menuju beliau, kemudian duduk di pangkuannya lalu Rasulullah
menciumi mereka dan memeluknya.

2. Ketika ja’far bin Abu Tholib r.a, terbunuh dalam peperangan mut’ah, Nabi Muhammad SAW, sangat
sedih. Beliau segera datang ke rumah ja’far dan menjumpai isterinya Asma bin Umais, yang sedang
membuat roti, memandikan anak-anaknya dan memakaikan bajunya. Beliau berkata, “Suruh kemarilah
anak-anak ja’far. Ketika mereka dating, beliau menciuminya. Sambil meneteskan air mata. Asma bertanya
kepada beliau karena telah mengetahui ada musibah yang menimpanya.

3. “Wahai rasulullah, apa gerangan yang menyebabkan anda menangis? Apakah sudah ada beritayang
sampai kepada anda mengenai suamiku Ja’far dan kawan-kawanya?” Beliau menjawab, “Ya benar, mereka
hari di timpa musibah.” Air mata beliau mengalir dengan deras. Asma pun menjerit sehingga orang-orng
perempuan berkumpul mengerumuninya. Kemudian Nabi Muhammad SAW. kembali kepada keluarganya
dan beliau bersabda, “janganlah kalian melupakan keluarga ja’far, buatlah makanan untuk mereka, kerena
sesungguhnya mereka sedang sibuk menghadapi musibah kematian ja’far.”

4. Ketika Rasulullah melihat anak Zaid menghampirinya, beliau memegang kedua bahunya kemudian
menagis. Sebagian sahabat merasa heran karena beliau menangisi orang yang mati syahid di peperangan
Mut’ah. Lalu Nabi Muhammad SAW. pun menjelaskan kepada mereka bahwa sesungguhnya ini adalah air
mata seorang kawan yang kehilangan kawannya.

5. Al-Aqraa bin harits melihat Nabi Muhammad SAW. mencium Al-Hasan r.a. lalu berkata, “Wahai
Rasulullah, aku mempunyai sepuluh orang anak, tetapi aku belum pernah mencium mereka.” Rasulullah
bersabda, “Aku tidak akan mengangkat engkau sebagai seorang pemimpin apabila Allah telah mencabut rasa
kasih sayang dari hatimu. Barang siapa yang tidak memiliki rasa kasih sayang, niscaya dia tidak akan di
sayangi.”

6. Seorang anak kecil dibawa kepada Nabi Muhammad SAW. supaya di doakan dimohonkan berkah dan di
beri nama. Anak-anak tersebut di pangku oleh beliau. Tiba-tiba anak itu kencing, lalu orang-orang yang
melihatnya berteriak. Beliau berkata, “jangan di putuskan anak yang sedang kencing, buarkanlah dia sampai
selesai dahulu kencingnya.”
Beliau pun berdoa dan memberi nama, kemudian membisiki orang tuanya supaya jangan mempunyai
perasaan bahwa beliau tidak senang terkena air kencing anaknya. Ketika mereka telah pergi, beliau mencuci
sendiri pakaian yang terkena kencing tadi.

7. Ummu Kholid binti kho;id bin sa’ad Al-Amawiyah berkata, “Aku beserta ayahku menghadap Rasululloh
dan aku memakai baju kurung (gamis) berwarna kuning. Ketika aku bermain-main dengan cincin Nabi
Muhammad SAW. ayahku membentakku, maka beliau berkata, “Biarkanlah dia.” Kemudian beliau pun
berkata kepadaku, “bermainlah sepuas hatimu, Nak!

8. Dari Anas, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW. selalu bergaul dengan kami. Beliau berkata
kepada saudara lelakiku yang kecil, “Wahai Abu Umair, mengerjakan apa si nugair (nama burung kecil).”

9. Nabi Muhammad SAW. melakukan shalat, sedangkan Umamah binti zainab di letakkan di leher beliau.
Di kala beliau sujud, Umamah tersebut di letakkanya dan bila berdiri di letakkan lagi dil leher beliau.
Umamah adalah anak kecil dari Abu Ash bin Rabigh bin Abdusysyam .

10. Riwayat yang lebih masyhur menyebutkan, Rasulullah perna lama sekali sujud. dalam shalatnya, maka
salah seorang sahabat bertanya,” Wahai Rasulullah, sesungguhnya anda lama sekali sujud, hingga kami
mengira ada sesuatu kejadian atau anda sedang menerima wahyu. Nabi Muhammad SAW, menjawab,
“Tidak ada apa-apa, tetaplah aku di tunggangi oleh cucuku, maka aku tidak mau tergesa-gesahsampai dia
puas.” Adapun anak yang di maksud ialah Al-Hasan atau Al-Husain Radhiyallahu Anhuma

11. Ketika Nabi Muhammad SAW. melewati rumah putrinya, yaitu sayyidah fatimah r.a., beliau mendengar
Al-Husain sedang menangis, maka beliau berkata kepada Fatimah, “Apakah engkau belum mengerti bahwa
menangisnya anak itu menggangguku.” Lalu beliau memangku Al-Husain di atas lehernya dan berkata, Ya
Allah, sesungguhnya aku cinta kepadanya, maka cintailah dia.
Ketika Rasulullah SAW. sedang berada di atas mimbar, Al-Hasan tergelincir. Lalu beliau turun dari mimbar
dan membawa anak tersebut.

12. Nabi Muhammad SAW. sering bermain-main dngan Zainab binti Ummu Salamah r.a. beliau
memanggilnya, “Hai Zuwainib, hai Zuwainib berulang-rulang.”

13. Nabi Muhammad SAW. sering berkunjung ke rumah para sahabat Anshar dan memberi salam pada
anak-anaknya serta mengusap kepala mereka.
14. Diriwayatkan, pada suatu hari raya Rasulullah SAW. keluar rumah untuk menunaikan shalat ID. Di
tengah jalan, beliau melihat banyak anak kecil sedang berman dengan gembira sambil tertawa-tawa. Mereka
mengenakan baju baru, sandal mereka pun tampak mengkilap. Tiba-tiba pandangan beliau tertuju pada salah
seorang yang sedang duduk menyendiri dan sedang menangis tersedu-sedu. Bajunya compang-camping dan
kakinya tiada bersandal. Rasulullah SAW, pun mendekatinya , lalu di usap-usap anak itu mendekapya ke
dadabeliau seraya bertanya, “mengapa kau menangis, Nak .” Anak itu hanya menjawab, “biarkanlah aku
sendiri.” Anak itu belum tahu bahwa orang yang ada di hadapannya itu adalah Rasulullah SAW. yang
terkenal sebagai pengasih. “Ayahku mati dalam suatu pertempuran bersama Nabi,” lanjut anak itu. “Lalu
ibuku kawin lagi. Hartaku habis di makan suami ibuku, lalu aku di usir dari rumahnya. Sekarang, aku tak
mempunyai baju baru dan makanan yang enak. Aku sedih meihat kawan-kawanku bermain dengan riangnya
itu.l”

Baginda Rasulullah SAW. lantas membimbing anak tersebut seraya menghiburnya, “Sukakah kamu bila aku
menjadi bapakmu, Fatimah menjadi kakakmu, Aisyah menjadi ibumu, Ali sebagai pamanmu, Hasan dan
Husain menjadi saudaramu?” Anak itu segera tahu dengan siapa ia berbicara. Maka langsung ia berkata,
“mengapa aku tak suka, ya Rasulullah?” kemudian, Rasulullah SAW, pun membawa anak itu ke rumah
beliau, dan di berinya pakaian yang paling indah, memandikannya, dan memberinya perhiasan agar ia
tampak lebih gagah, lalu mengajak makan.
Sesudah itu, anak itu pun keluar bermain dengan kawan-kawannya yang lain, sambil tertawa-tawa sambil
kegirangan. Melihat perubahan pada anak itu, kawan-kawannya merasa heran lalu bertanya, “Tadi kamu
menagis, mengapa sekarang bergembira?” jawab anak itu, tadi aku kelaparan, sekarang sudah kenyang. Tadi
aku tak mempunyai pakaian, sekarang aku mempunyainya, tadi aku tak punya bapak, sekarang bapakku
Rasulullah dan ibuku Aisyah.” Anak-anak lain bergumam, Wah, andaikan bapak kita mati dalam perang.”
Hari-hari berikutnya, anak itu tetap di pelihara, oleh Rasulullah SAW. hingga beliau wafat.

10 Kesalahan Dalam Mendidik Anak Menurut Islam

Orang tua yang baik adalah orang tua yang selalu berusaha untuk mendidik anak merekaagar menjadi anak
yang soleh, beriman dan berakhlak mulia. Cara mendidik anak yang salah dapat berakibat buruk pada
pembentukan karakter anak, meskipun ada faktor lain diluar keluarga yang dapat mempengaruhi
perkembangan mereka.

Cara Mendidik Anak, Cara Rasulullah Mendidik Anak, Dan Kesasalah Mendidik
Anak dalam Islam
Anak, Keluarga, Pendidikan

A+ A-

Email Print
Cara Mendidik Anak, Cara Rasulullah Mendidik Anak, Dan Kesasalah Mendidik Anak dalam Islam - Memiliki anak
yang sholeh dan sholeha adalah dambaan semua orang tua, tapi terkadang itu hanya sebatas angan-angan, orang
tua ingin anaknya menjadi anak yang berbakti, kelak mendoakan mereka setelah meningglal, menjaga nama baiknya,
meneruskan urusan orang tuanya, da sebagainya.

Itu mungkin beberapa gambaran harapa orang tua kepada anaknya, namun dalam praktiknya sungguh sangat
berbeda, jika ingin mendapatkan akan yang sholeh maka anda harus mengajarkan nilai-nilai sejak dini, bahkan saat
memilih istri, berhubungan dengan istri dan selama masa kehamilan, hingga dia lahir dan tumbuh. Namun kali ini
yang akan kita bahas hanya mengenai pendidikan anak. Untuk yang lain-lain akan kita bahas lain waktu. Baik, mari
kita ulas Cara Mendidik Anak, Cara Rasulullah Mendidik Anak, Dan Kesasalah Mendidik Anak dalam Islam, berikut
ini.

Cara Mendidik Anak Sholeh dan Sholeha


Memiliki anak sholeh merupakan dambaan setiap keluarga. Di samping sebagai penerus keturunan, kelak anak sholeh
juga akan menjadi investasi di masa yang akan datang. Pada usia dini, seorang anak akan lebih mudah untuk
menerima perubahan ketimbang ketika ia telah dewasa. Dan pada usia dini itulah, masa pembentukan jati diri, pola
pikir dan watak sang anak sedang berproses.

Dalam masa pembentukan itulah, orangtua hendaknya memberikan perannya secara optimal. Orangtua harus mampu
memberikan pengaruh positif kepada sang anak. Isilah kepala, hati dan jiwa anak anak yang sedang dalam proses
pembentukan tersebut dengan nilai nilai yang baik. Orang tua harus dapat menjadi filter bagi berbagai unsur negatif
yang dapat merusaknya. Jangan sampai sang anak justru memperoleh pengaruh-pengaruh negatif dari luar.

Untuk itu, langkah terbaik untuk menjadikan seorang anak menjadi sholeh/sholehah hendaknya dilakukan sejak dini.
Saat memorinya belum terkontaminasi dengan pengaruh-pengaruh negatif. Anda dapat mulai membiasakan beberapa
hal berikut kepada diri dan anak anda sejak dini:

1.Bangunkan shubuh sejak balita


Bangun pada waktu shubuh adalah sebuah aktivitas yang sangat berat bagi orang-orang yang tidak biasa untuk
melakukannya. Untuk itu, membiasakan membangunkan anak pada waktu shubuh sejak balita adalah langkah terbaik
untuk menjadikannya sebagai sebagai sebuah kebiasaan.

2.Berikan lingkungang pergaulan dan pendidikan yang islami


Lingkungan dan pergaulan adalah salah satu faktor penting dalam pembentukan karakter seorang anak. Maka, dalam
hal ini anda dapat memulainya dengan mengirimkan anak anda ke TPA (Taman Pendidikan Al Quran) atau mengikuti
kursus-kursus islam di Masjid dan sebagainya.
3.Jangan egois!
Orang tua adalah teladan yang pertama bagi anaknya, maka jadilah teladan yang terbaik bagi anak anda. Jangan
bersikap egois. Jangan hanya memerintahkan anak anda untuk mengaji atau pergi sholat berjamaah, sedangkan anda
tidak melakukannya. Karena hal tersebut akan menimbulkan pembangkangan kepada anak, minimal secara kejiwaan.

4.Safari Masjid
Bawalah anak anda untuk melakukan safari masjid minimal sepekan sekali. Hal ini bertujuan untuk menanamkan rasa
cinta terhadap masjid dan sholat berjamaah dihati anak.

5.Perkenalkan batasan aurat sejak dini


Umumnya, cara berpakaian kita saat ini adalah kebiasaan yang sudah kita bawa sejak kecil. Seorang anak dibiasakan
menggunakan pakaian yang ketat, dibiasakan berpakaian tanpa jilbab, maka hal tersebut akan terbawa hingga remaja
dan dewasa. Kebiasaan ini akan sangat sulit sekali untuk merubahnya. Dengan alasan gerah, panas, nggak nyaman,
ribet, nggak gaul, nggak PD, dan dengan seribu alasan lainnya mereka akan menolak penggunaan pakaian yang
menutup aurat.

Jika kita memperkenalkan batasan aurat kepada anak kita dan membiasakannya untuk menggunakan pakaian yang
menutup aurat sejak dini, insya Allah keadaannya akan berbalik. Ia akan merasa berdosa, malu, nggak nyaman,
bersalah, dan menolak untuk beralih ke pakaian-pakaian yang tidak menurut aurat. Ia akan berpikir seribu kali, bahkan
tidak terpikir sekalipun dan sedikitpun untuk melakukannya.

6.Selalu membawa perlengkapan sholat


Ajarkan kepada anak untuk selalu membawa perlengkapan sholat kemanapun mereka pergi sekiranya akan melewati
masuknya waktu sholat.

7.Meminimalisir mendengarkan musik-musik non islami

Minimalisir mendengarkan lagu-lagu non islami seperti lagu-lagu picisan, rock, barat, dan lain-lain. Maksimalkan
membaca AL Quran berjamaah, mendengarkan kaset mu’rotal, mendengarkan kaset ceramah atau nasyid islam.

8.Buatlah jadwal nonton TV


Hendaknya, orang tua tidak membiasakan menonton acara TV bersama anak yang tidak mengandung unsur
pendidikan kepada anak, misalnya sinetron, film horor, film-film cengeng (romantika), dan lain-lain.

9.Ajarkan nilai-nilai islam secara langsung


Ajarkan nilai-nilai islam yang anda kuasai secara langsung kepada anak anda sejak dini. Sampaikan dengan bahasa-
bahasa yang menarik, misalnya melalui sebuah cerita.

10.Bacakan hadits Rasulullah saw dan ayat Al Quran

Bacakan hadits Rasulullah saw dan ayat Al Quran, sesuai dengan kadar kemampuan si anak. Hubungkan hadits dan
ayat Al Quran ketika kita memberikan nasihat atau teguran mengenai perilakunya sehari-hari.

11.Jadilah sahabat setia baginya


Perkecil menunjukkan sikap menggurui kepada anak, bersikaplah sebagai seorang sahabat dekatnya. Jadilah tempat
curhat yang nyaman, sehingga permasalahan anak tidak akan disampaikan kepada orang yang salah, yang akhirnya
akan memberikan solusi yang salah pula.

12.Ciptakan nuansa kehangatan


Nuansa hangat dan harmonis dalam keluarga akan memberikan kenyamanan bagi seluruh anggotanya, termasuk anak.
Hal ini akan memperkecil masuknya pengaruh buruk dari luar kepada anak. Ia tidak akan mencari tempat diluar sana
yang ia anggap lebih nyaman dari pada di rumahnya sendiri.

13.Sampaikan dengan dengan bijak, sabar, dan tanpa bosan


Ingat! Yang sedang anda bentuk adalah makhluk bernyawa, bukan makhluk yang tidak bernyawa. Maka sampaikan
semuanya dengan penuh kesabaran, kebijaksanaan, dan jangan pernah merasa bosan untuk mengulangnya. Jangan
menggunakan kekerasan, dan hindari emosi yang akan membuat anak sakit hati.

Seperti apakah Nabi Muhammad SAW dalam mendidik anak-


anaknya ?
Praktik pendidikan Nabi Muhammad SAW pada anak-anaknya dapat di gambarkan di bawah ini:

1. Rasulullah senang bermain-main (menghibur) dengan anak-anak dan kadang-kadang beliau memangku mereka.
Beliau menyuruh Abdullah, Ubaidillah, dan lain-lain dari putra-putra pamannya Al-Abbas r.a. untuk berbaris lalu
berkata, “ Siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku akan aku beri sesuatu (hadiah).”merekapun berlomba-lomba
menuju beliau, kemudian duduk di pangkuannya lalu Rasulullah menciumi mereka dan memeluknya.

2. Ketika ja’far bin Abu Tholib r.a, terbunuh dalam peperangan mut’ah, Nabi Muhammad SAW, sangat sedih. Beliau
segera datang ke rumah ja’far dan menjumpai isterinya Asma bin Umais, yang sedang membuat roti, memandikan
anak-anaknya dan memakaikan bajunya. Beliau berkata, “Suruh kemarilah anak-anak ja’far. Ketika mereka dating,
beliau menciuminya. Sambil meneteskan air mata. Asma bertanya kepada beliau karena telah mengetahui ada musibah
yang menimpanya.

3. “Wahai rasulullah, apa gerangan yang menyebabkan anda menangis? Apakah sudah ada beritayang sampai kepada
anda mengenai suamiku Ja’far dan kawan-kawanya?” Beliau menjawab, “Ya benar, mereka hari di timpa musibah.”
Air mata beliau mengalir dengan deras. Asma pun menjerit sehingga orang-orng perempuan berkumpul
mengerumuninya. Kemudian Nabi Muhammad SAW. kembali kepada keluarganya dan beliau bersabda, “janganlah
kalian melupakan keluarga ja’far, buatlah makanan untuk mereka, kerena sesungguhnya mereka sedang sibuk
menghadapi musibah kematian ja’far.”

4. Ketika Rasulullah melihat anak Zaid menghampirinya, beliau memegang kedua bahunya kemudian menagis.
Sebagian sahabat merasa heran karena beliau menangisi orang yang mati syahid di peperangan Mut’ah. Lalu Nabi
Muhammad SAW. pun menjelaskan kepada mereka bahwa sesungguhnya ini adalah air mata seorang kawan yang
kehilangan kawannya.
5. Al-Aqraa bin harits melihat Nabi Muhammad SAW. mencium Al-Hasan r.a. lalu berkata, “Wahai Rasulullah, aku
mempunyai sepuluh orang anak, tetapi aku belum pernah mencium mereka.” Rasulullah bersabda, “Aku tidak akan
mengangkat engkau sebagai seorang pemimpin apabila Allah telah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu. Barang
siapa yang tidak memiliki rasa kasih sayang, niscaya dia tidak akan di sayangi.”

6. Seorang anak kecil dibawa kepada Nabi Muhammad SAW. supaya di doakan dimohonkan berkah dan di beri nama.
Anak-anak tersebut di pangku oleh beliau. Tiba-tiba anak itu kencing, lalu orang-orang yang melihatnya berteriak.
Beliau berkata, “jangan di putuskan anak yang sedang kencing, buarkanlah dia sampai selesai dahulu kencingnya.”

Beliau pun berdoa dan memberi nama, kemudian membisiki orang tuanya supaya jangan mempunyai perasaan bahwa
beliau tidak senang terkena air kencing anaknya. Ketika mereka telah pergi, beliau mencuci sendiri pakaian yang
terkena kencing tadi.

7. Ummu Kholid binti kho;id bin sa’ad Al-Amawiyah berkata, “Aku beserta ayahku menghadap Rasululloh dan aku
memakai baju kurung (gamis) berwarna kuning. Ketika aku bermain-main dengan cincin Nabi Muhammad SAW.
ayahku membentakku, maka beliau berkata, “Biarkanlah dia.” Kemudian beliau pun berkata kepadaku, “bermainlah
sepuas hatimu, Nak!

8. Dari Anas, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW. selalu bergaul dengan kami. Beliau berkata kepada saudara
lelakiku yang kecil, “Wahai Abu Umair, mengerjakan apa si nugair (nama burung kecil).”

9. Nabi Muhammad SAW. melakukan shalat, sedangkan Umamah binti zainab di letakkan di leher beliau. Di kala
beliau sujud, Umamah tersebut di letakkanya dan bila berdiri di letakkan lagi dil leher beliau. Umamah adalah anak
kecil dari Abu Ash bin Rabigh bin Abdusysyam .

10. Riwayat yang lebih masyhur menyebutkan, Rasulullah perna lama sekali sujud. dalam shalatnya, maka salah
seorang sahabat bertanya,” Wahai Rasulullah, sesungguhnya anda lama sekali sujud, hingga kami mengira ada sesuatu
kejadian atau anda sedang menerima wahyu. Nabi Muhammad SAW, menjawab, “Tidak ada apa-apa, tetaplah aku di
tunggangi oleh cucuku, maka aku tidak mau tergesa-gesahsampai dia puas.” Adapun anak yang di maksud ialah Al-
Hasan atau Al-Husain Radhiyallahu Anhuma

11. Ketika Nabi Muhammad SAW. melewati rumah putrinya, yaitu sayyidah fatimah r.a., beliau mendengar Al-
Husain sedang menangis, maka beliau berkata kepada Fatimah, “Apakah engkau belum mengerti bahwa menangisnya
anak itu menggangguku.” Lalu beliau memangku Al-Husain di atas lehernya dan berkata, Ya Allah, sesungguhnya
aku cinta kepadanya, maka cintailah dia.

Ketika Rasulullah SAW. sedang berada di atas mimbar, Al-Hasan tergelincir. Lalu beliau turun dari mimbar dan
membawa anak tersebut.
12. Nabi Muhammad SAW. sering bermain-main dngan Zainab binti Ummu Salamah r.a. beliau memanggilnya, “Hai
Zuwainib, hai Zuwainib berulang-rulang.”

13. Nabi Muhammad SAW. sering berkunjung ke rumah para sahabat Anshar dan memberi salam pada anak-anaknya
serta mengusap kepala mereka.

14. Diriwayatkan, pada suatu hari raya Rasulullah SAW. keluar rumah untuk menunaikan shalat ID. Di tengah jalan,
beliau melihat banyak anak kecil sedang berman dengan gembira sambil tertawa-tawa. Mereka mengenakan baju baru,
sandal mereka pun tampak mengkilap. Tiba-tiba pandangan beliau tertuju pada salah seorang yang sedang duduk
menyendiri dan sedang menangis tersedu-sedu. Bajunya compang-camping dan kakinya tiada bersandal. Rasulullah
SAW, pun mendekatinya , lalu di usap-usap anak itu mendekapya ke dadabeliau seraya bertanya, “mengapa kau
menangis, Nak .” Anak itu hanya menjawab, “biarkanlah aku sendiri.” Anak itu belum tahu bahwa orang yang ada di
hadapannya itu adalah Rasulullah SAW. yang terkenal sebagai pengasih. “Ayahku mati dalam suatu pertempuran
bersama Nabi,” lanjut anak itu. “Lalu ibuku kawin lagi. Hartaku habis di makan suami ibuku, lalu aku di usir dari
rumahnya. Sekarang, aku tak mempunyai baju baru dan makanan yang enak. Aku sedih meihat kawan-kawanku
bermain dengan riangnya itu.l”

Baginda Rasulullah SAW. lantas membimbing anak tersebut seraya menghiburnya, “Sukakah kamu bila aku menjadi
bapakmu, Fatimah menjadi kakakmu, Aisyah menjadi ibumu, Ali sebagai pamanmu, Hasan dan Husain menjadi
saudaramu?” Anak itu segera tahu dengan siapa ia berbicara. Maka langsung ia berkata, “mengapa aku tak suka, ya
Rasulullah?” kemudian, Rasulullah SAW, pun membawa anak itu ke rumah beliau, dan di berinya pakaian yang
paling indah, memandikannya, dan memberinya perhiasan agar ia tampak lebih gagah, lalu mengajak makan.

Sesudah itu, anak itu pun keluar bermain dengan kawan-kawannya yang lain, sambil tertawa-tawa sambil kegirangan.
Melihat perubahan pada anak itu, kawan-kawannya merasa heran lalu bertanya, “Tadi kamu menagis, mengapa
sekarang bergembira?” jawab anak itu, tadi aku kelaparan, sekarang sudah kenyang. Tadi aku tak mempunyai pakaian,
sekarang aku mempunyainya, tadi aku tak punya bapak, sekarang bapakku Rasulullah dan ibuku Aisyah.” Anak-anak
lain bergumam, Wah, andaikan bapak kita mati dalam perang.” Hari-hari berikutnya, anak itu tetap di pelihara, oleh
Rasulullah SAW. hingga beliau wafat.

10 Kesalahan Dalam Mendidik Anak Menurut Islam

Orang tua yang baik adalah orang tua yang selalu berusaha untuk mendidik anak merekaagar menjadi anak yang
soleh, beriman dan berakhlak mulia. Cara mendidik anak yang salah dapat berakibat buruk pada pembentukan
karakter anak, meskipun ada faktor lain diluar keluarga yang dapat mempengaruhi perkembangan mereka.

Menurut Islam tugas memelihara anak kita agar menjadi anak yang beriman adalah wajib, seperti yang tercantum
dalam Firman Allah Dalam Quran Surah At Tahrim ayat 6, dengan terjemahan:

" Wahai orang-orang beriman! Peliharalah diri kamu dan keluarga kamu dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri
dari manusia dan batu...".
Ada beberapa kesalahan yang harus kita hindari dalam mendidik anak menurut islam agar anak dapat tumbuh dan
berkembang menjadi anak yang beriman, soleh dan berakhlak mulia. Berikut 10 kesalahan orang tua dalam mendidik
anak-anak mereka menurut islam.

1. Memberi didikan yang tidak seimbang

Tidak seimbang antara didikan jasmani (fisik), rohani (keagamaan) dan keilmuan. Saat ini banyak orang tua yang
lebih mementingkan pendidikan ilmu (misalnya matematika, ipa, bahasa inggris, dll) dari pada pendidikan keagamaan.

2. Menegur anak secara negatif

Mengeluarkan kata-kata kasar dan makian kepada anak-anak saat kita marah karena kesalahan yang diperbuat anak.
Janganlah kita membandingkan anak kita dengan saudaranya atau anak orang lain.

3. Tidak tegas dalam mendidik anak

Tidak menjadwalkan kegiatan harian yang positif bagi anak dan terlalu memfokuskan anak-anak kepada sesuatu
aktivitas saja tanpa memperhatikan perasaan mereka.

4. Kurang mengawasi acara TV ataupun video yang ditonton anak.

Pengawasan terhadap apa yang ditonton anak sangat penting, kerena saat ini banyak acara TV menonjolkan akhlak
yang kurang baik, seperti pergaulan bebas, pakaian yang tidak sesuai kaidah agama dan perbuatan yang tidak pantas
ditonton anak-anak.

5. Tidak mengajarkan kebiasaan yang baik di rumah

Tidak pernah mengajar anak untuk memberi dan membalas salam, makan bersama, solat berjemaah, beribadah
bersama-sama, dan sebagainya.

6. Kurang memberi sentuhan kepada semua anak.

Rasulullah sering membelai cucu-cucunya dan mencium mereka. Diriwayatkan oleh Aisyah r.a.:

Pada suatu hari Rasulullah SAW mencium Al-Hassan atau Al Hussien bin Ali r.a. Ketika itu Agra' bin Habis At-
Tamimiy sedang berada di rumah baginda. Berkata Agra' : "Ya Rasulullah! Aku mempunyai sepuluh orang anak,
tetapi aku belum pernah mencium seorang pun dari mereka." Rasulullah melihat kepada Agra' kemudian berkata :
"Siapa yang tidak mengasihi tidak akan dikasihi."-(Maksud Al-Hadith Riwayat Bukhari dan Muslim)

7. Terlalu bergantung kepada pembantu rumah untuk mendidik anak-anak.

Sebagai orang tua kitalah yang akan ditanyakan mengenai anak-anak kiata di akhirat kelak. Oleh karena itu menjadi
kepentingan kita untuk berusaha memastikan anak-anak terdidik dengan didikan Islam.

8. Bertengkar di depan anak-anak.

Ini akan menyebabkan anak-anak tertekan dan membenci salah seorang dari ibu bapaknya.

9. Penampilan diri yang kurang baik dan kurang pantas.

Orang tua tidak menunjukkan cara berpakaian yang pantas dan yang sesuai syariat bila berada di rumah, yaitu
berpakaian yang tidak rapih dan seksi di hadapan anak-anak.
10. Membiarkan orang yang tidak baik sikap dan perbuatannya masuk ke dalam rumah
kita, balk dari kalangan sahabat sendiri ataupun sahabat anak-anak.

Hal ini akan memberikan contoh yang tidak baik kepada anak-anak.

Demikianlah 10 Kesalahan Dalam Mendidik Anak Menurut Islam yang patut kita hindari sebagai orang tua yang
berkewajiban mendidik anak kita menjadi anak yang beriman, soleh dan berakhlak mulia. Semoga artikel ini dapat
menjadi tips yang berguna bagi Anda semua. Sekian dan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai