Anda di halaman 1dari 5

Penyebab Rusaknya Amal

Ramadhan akan segera berlalu

Gunakan hari2 akhir Ramadahn untuk memaksimalkan amalan

Jaga amalan2 yg sdh susah payah dilaksanakan jangan sampai rusak & kita termasuk orang yg rugi
di akhirat

Hendaklah seorang muslim membentengi dirinya & beramal dlm rangka menjalankan ketaatan kpd
Allah dilakukan dengan cara :

1. musyaratah​ (persiapan yang matang),


2. muraqabah​ (merasa diawasi oleh Allah),
3. muhasabah​ (mengevaluasi kesalahan),
4. Mu’aqabah ​(memberikan sanksi terhadap kesalahan),
5. mujahadah​ (sungguh-sungguh) dan
6. mu’atabah​ (menegur kesalahan diri)

Ibnul Qayyim mengatakan : “ Setiap amalan itu pasti mempunyai permulaan dan tujuan akhir.
Suatu amalan tidak akan menjadi ketaatan sampai didasarkan atas keimanan​. Maka keimanan
adalah pembangkitnya, bukan adat, bukan hawa nafsu, bukan pula karena mencari pujian dan
kedudukan dan sebagainya. Tapi, permulaannya harus berasal dari iman dan tujuan akhirnya
adalah pahala Allah ta’ala serta mengharapkan keridhaan-Nya​, dan itulah al-ihtisab (mengharap
pahala).

Berikut ini adalah beberapa hal yang menyebabkan rusaknya amal kita, berdasarkan Al Qur’an
dan As-Sunnah​ :

1. Kufur, Syirik, Murtad dan Nifaq

“… Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu Dia mati dalam kekafiran,
Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Al Baqarah : 217)

”Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mendustakan akan menemui akhirat,
sia-sialah perbuatan mereka. mereka tidak diberi Balasan selain dari apa yang telah mereka
kerjakan.” (​ Al A’raaf : 147)
“Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) Maka
hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat Termasuk orang-orang merugi.”​ (Al Maidah : 5)

“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada
mereka Balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan
dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di
akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka
kerjakan.”​ (Hud : 15-16)

2. Riya’

Ketahuilah wahai Muslim, wahai hamba Allah, kata riya’ berasal dari kata ar Ru’yah (melihat).
Orang yang riya’ memperlihatkan amalnya kepada manusia.

“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu
yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya
dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya
kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan
orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat,
lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang
mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (Al Baqarah
: 263-264)

“Sesungguhnya yang paling aku takutkan pada kalian adalah syirik kecil yaitu riya’. Allah akan
berfirman pada hari Kiamat setelah membalas amalan manusia : Pergilah kepada orang-orang
yang dulu kalian (berbuat) riya’ kepadanya di dunia dan lihatlah apakah kalian mendapatkan
balasannya di sisi mereka.”​ (HR Ahmad)

3. Mengungkit-Ungkit Kebaikan Disertai Menyakiti Hati Orang Yang Diberi Kebaikan.

“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa
yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti
(perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” ​(Al Baqarah : 262)
“Tiga golongan yang Allah tidak menerima amal ibadahnya, yang wajib dan yang sunnah : Anak
yang durhaka kepada orang tuanya, Orang yang mengungkit-ungkit pemberiannya, dan orang yang
mendustakan takdir.” ​(HR Ath Thabrani, hasan)

“Tiga golongan yang tidak akan Allah ajak bicara pada hari Kiamat, tidak pula Allah melihat
kepada mereka dan juga tidak mensucikan mereka, serta bagi mereka azab yang pedih : Musbil
(orang yang memakai kain di bawah mata kaki), orang yang mengungkit-ungkit kebaikannya dan
orang yang menjual dagangannya dengan sumpah palsu.”​ (HR Muslim)

“Tiga golongan yang tidak akan masuk surga : Anak yang durhaka kepada orang tuanya, orang
yang terus meminum khamr dan orang yang mengungkit-ungkit pemberiannya”​ (HR Ahmad)

Siapa mengungkit-ungkit kebaikannya, maka akan hilang rasa syukurnya.


Dan siapa bangga dengan amalannya, maka akan sirna pahalanya.

4. Mendustakan Takdir

“Seandainya Allah mengadzab penduduk langit dan bumi, niscaya hal itu bukanlah karena
kezhaliman-Nya. Seandainya Allah merahmati mereka, niscaya hal itu karena rahmat-Nya lebih
baik bagi mereka daripada amalan yang mereka lakukan. Dan seandainya engkau menginfakkan
emas sebesar gunung Uhud di jalan Allah, Allah tidak akan menerimanya sampai engkau beriman
kepada takdir, dan meyakini bahwa sesuatu yang menimpamu tidak akan meleset darimu, dan
sesuatu yang tidak menimpamu tidak akan mengenaimu. Jika engkau mati tanpa meyakini hal
tersebut, engkau pasti masuk Neraka.”​ (HR Abu Dawud)

5. Meninggalkan Shalat Ashar

“Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa(Ashar). Berdirilah untuk Allah
(dalam shalatmu) dengan khusyu’. “​ (Al Baqarah : 238)

“Maka kecelakaanlah bagi orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya” (Al
Maa’uun : 4-5)

“Orang yang meninggalkan shalat Ashar seakan-akan ia kehilangan keluarga dan hartanya.” (HR
Bukhari)

“Barangsiapa meninggalkan shalat Ashar, maka amalannya akan terhapus.”​ (HR Bukhari)
6. Memvonis Dosa dengan bersumpah atas nama Allah

Dari Jundub, bahwa Rasulullah pernah mengisahkan seorang laki-laki yang berkata : “Demi Allah,
Allah tidak akan mengampuni si fulan.” Maka Allah berfirman : “Siapakah yang lancang
bersumpah atas Nama-Ku, bahwa Aku tidak akan mengampuni si fulan? Sungguh, Aku telah
mengampuni si fulan dan menghapus amalanmu.”​ (HR Muslim)

Ketahuilah bahwa membuat manusia berputus asa dari rahmat Allah akan menyebabkan
bertambahnya kemaksiatan orang itu. Karena ia beranggapan bahwa pintu rahmat Allah telah
tertutup untuknya, sehingga bertambahlah kemaksiatan dan penyelewengan untuk memuaskan
nafsunya sebelum dijelang oleh ajal. Kalau begitu, bukanlah pantas bila pahala orang yang
menyebabkan tertutupnya pintu kebaikan dan terbukanya pintu keburukan, Allah batalkan,
sebagai balasan yang setimpal atas perbuatannya?

Ya Allah jadikanlah kami sebagai kunci-kunci pembuka kebaikan dan


penutup segala keburukan.

7. Melanggar Larangan-Larangan Allah Ketika Sedang Sendiri

“Sungguh, aku tahu (bahwa) beberapa kaum dari ummatku ada yang datang pada hari Kiamat
dengan kebaikan sebesar gunung Tihamah, lantas Allah menjadikannya bagaikan debu yang
beterbangan.” Tsauban berkata : “Wahai Rasulullah, sebutkanlah sifat-sifat mereka kepada kami,
agar kami tidak masuk dalam golongan mereka, sedangkan kami tidak menyadarinya.” Beliau
bersabda : “Ketahuilah, mereka adalah saudara kalian, dan kulit mereka juga sama seperti
kalian. Mereka menjadikan sebagian malam untuk beribadah sebagaimana yang kalian lakukan.
Akan tetapi mereka adalah orang-orang yang apabila sedang bersendiri, mereka melanggar
larangan-larangan Allah.”​ (HR Ibnu Majah)

Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang bertakwa kepadamu di dalam


kesendirian maupun keramaian, yang selalu mengagungkan syi’ar-syi’ar
Mu dan juga menjauhi apa yang Engkau Haramkan, baik dalam keadaan
sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Serta jauhkanlah kami dari
dosa dan perbuatan-perbuatan keji, yang terlihat maupun tersembunyi.

8. Durhaka Kepada Orang Tua


“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya
telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu. ​(Luqman : 14)

9. Wanita Yang Durhaka Kepada Suaminya

“Dua golongan yang shalatnya tidak sampai melewati kepalanya (tidak diterima Allah); budak
yang kabur dari tuannya sampai ia kembali, dan wanita yang durhaka kepada suaminya sampai ia
kembali (taat).”​ (HR Al Hakim)

10. Tidak Menyapa Saudara Sesama Muslim Tanpa Alasan Syar’i

“Pintu-pintu surga dibuka setiap hari senin dan kamis, maka diampunilah setiap hamba yang tidak
menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, kecuali seseorang yang bertengkar dengan
saudaranya. Dikatakan (kepada Malaikat) : Tunggulah sampai keduanya berdamai, tunggulah
sampai keduanya berdamai, tunggulah sampai keduanya berdamai.” (HR Muslim)

Anda mungkin juga menyukai