Executive Summary
Berdasarkan update kondisi usaha oleh seluruh Credit Analyst BFI di cabang, berikut
adalah rangkuman dari kondisi usaha yang menurut Credit perlu dilakukan pembatasan
atau perhatian khusus :
Industri Status Kondisi tambahan Cabang
Rantau Prapat, Jambi,
Muara Bungo,
Pekanbaru, Palembang,
Prabumulih, Lampung,
Tidak boleh Sampit, Pontianak,
Sawit dibiayai Samarinda, Bontang,
Tidak boleh Sampit, Banjarmasin
Iron Ore Mining dibiayai
Tidak boleh Kendari, Makassar
Nickel Ore Mining dibiayai
Industri Besi Tua dan Tidak boleh Malang
Limbah dibiayai
Tidak boleh Semarang, Solo, Kudus,
Industri Mebel Jateng dibiayai Yogyakarta
Ekspor Tekstil dan Tidak boleh
Pakaian dibiayai
Tidak boleh
Forwarder dibiayai
Tambang Udang dan Tidak boleh
Ekspor dibiayai
Fokus pada legalitas tambang Banjarmasin dan
Experience usaha minimal 2 Samarinda
tahun
Perlu site visit – untuk
melihat operasional tambang
Kontrak Jual – jika trader
Perhatian Wajib melampirkan data
Khusus dengan keuangan seperti rekening.
Coal Mining kondisi
Angkutan Batubara Perhatian Experience usaha minimal 2 Banjarmasin dan
Khusus dengan tahun Samarinda
kondisi Kepemilikan unit minimal
50% sudah menjadi milik
sendiri
Memperhatikan kondisi jalan
dan jarak (ritase)
Fokus pada tronton – stop
Credit Unit Report
Hal : 2 of 62
________________________________________________________________________________________________
Industri Status Kondisi tambahan Cabang
untuk light truck
Wajib melampirkan kontrak
kerja – kontrak hauling
Action Plan :
Melakukan konsolidasi dengan AMD, dalam monitoring collection cabang-
cabang dengan konsentrasi industri diatas yang cukup tinggi
Melanjutkan summary diatas menjadi Credit Policy (pada saat ini beberapa
industri diatas, spt : sawit sudah dibatasi melalui SK BOD
Industri Sawit
Permintaan CPO untuk pasar luar negeri semakin berkurang, karena amerika dan
eropa membatasi impor CPO, stok CPO nasional akan semakin besar, karena kemampuan
menyerap CPO untuk dalam negri terbatas, baru akhir-akhir ini mulai digiatkan kembali
meningkatkan pemakaian CPO untuk industri hilir dalam negeri.. Ada berita terbaru dari
India akan menaikkan tarif bea masuk impor minyak nabati sebesar 40% mulai
November, walaupun hal ini belum diputuskan sampai 3 November nanti. India adalah
tujuan ekspor CPO terbesar kedua di asia, jika India benar-benar menaikkan tarif, maka
hal itu merupakan pukulan telak bagi industri sawit Indonesia, ditengah-tengah lesunya
permintaan dunia. Eropa juga lebih prefer minyak biji matahari daripada CPO.
Namun ada kabar terbaru bahwa pemerintah memperkecil lagi pajak ekspor CPO,
bahkan meniadakan PE CPO dari ketetapan awal 2,5% menjadi 0% mulai November
2008 , terkait melemahnya industri sawit nasional. Sebenarnya kejatuhan rupiah
merupakan saat para eksportir CPO menunggak keuntungan, karena mereka beli dari
rupiah, jual dalam dollar, namun ternyata permasalahaanya bukan pada eksportir menanti
harga CPO naik, namun memang permintaan dunia yang menurun, sehingga momentum
pelemahan dollar ini tidak begitu dinikmati oleh ekportir CPO
Pekan Baru
Pada minggu terakhir bulan Juli 2008 harga TBS di kalangan petani mulai ada
kecenderungan menurun , puncaknya pada awal Oktober ini harga TBS kalangan petani
rata-rata 350-400 rupiah/kg, bahkan terendah ada mencapai 180 rupiah / kg. Beberapa
daerah di Riau seperti daerah galuh dan Dumai sudah ada beberapa PKS yang tutup, hal
itu karena stok CPO mereka sudah penuh di tanki penyimpanan, sehingga mereka tidak
menerima TBS dari petani lagi sementara ini. Hal itu memperparah harga sawit, dimana
stok sawit melimpah. Di beberapa surat kabar di Pekanbaru tertulis kabar mengenai
pemerintah daerah menetapkan harga beli PKS harus 750-1000 lebih, masalahnya tidak
bisa seperti itu penerapannya di pasar, PKS tidak mau rugi, karena mengacu sekali lagi
kembali ke harga CPO, jika untuk diekspor PKS akan rugi karena yg mereka jual
kemahalan (harga CPO lebih rendah dari biaya produksi PKS)
Jambi
Dari semua region Sumatra, Jambi yang paling unik, karena harga TBS baik dari
petani maupun pembelian PKS diatas harga rata-rata region lainnya (Data +/- 700/kg) hal
ini terjadi karena sampai saat ini PKS di sana belum ada kecenderungan untuk membatasi
TBS dari petani, dikarenakan ada beberapa PKS di Jambi yang belum memiliki areal
perkebunan atau areal perkebunannya belum produktif, sehingga tergantung pada supply
petani swadaya.
Credit Unit Report
Hal : 4 of 62
________________________________________________________________________________________________
Muara Bungo
Untuk kondisi di daerah muarabungo tidak jauh berbeda dengan keadaan di jambi,
harga TBS di muarabungo bervariasi sesuai dengan daerahnya, harga petani sebesar
640/kg (binaan PKS), untuk sawit yang letaknya jauh harga TBS nya sangat murah ,
hanya 300-350/kg, ada yang 500-600/kg, sedang harga jual ke PKS berkisar antara 715-
815, bervariasi dengan melihat kondisi jalan. Namun info terbaru dari muarabungo ada 1
PKS yang berhenti berfungsi sementara karena tanki CPO nya sudah penuh (PT SAL 1)
Rantau Prapat
BFI Rantauprapat merupakan cabang BFI yang eksposure sawitnya paling besar.,
kemungkinan jatuhnya harga TBS akan lebih membawa dampak terbesar di cabang BFI
ini. Harga beli TBS di tingkat PKS 550-700, sedangkan di tingkat petani 400-550/kg. Ada
PKS d rantauprapat yang sekarang tidak menerima TBS dari petani lagi. Sekali lagi harga
sawit yang jatuh tajam itu terjadi pada petani sawit swadaya yang tidak bermitra dengan
PKS, PKS mendahulukan TBS petani yang bermitra dengannya.
Estimasi Cost Structure Petani Sawit Harga Beli Rata-rata di tingkat petani Rp. 400/Kg :
Hasil Panen : 600 Kg/Ha x 2 x panen x Rp. 400/kg = Rp. 480.000.-
Biaya Dodos :600 Kg/Ha x 2 x panen x Rp. 100/kg = Rp. 120.000.-
Biaya Pupuk : = Rp. 137.500,-
(11 Kg/Batang/Tahun x 100 Batang/Ha x Rp. 1.500.-/Kg x = Rp.
1.650.000.-/Ha/Tahun/12 bulan = Rp. 137.500.-/bulan.)
Biaya Perawatan :
Rp. 100.000.-/Ha = Rp. 100.000,-
Net Income/ha Rp. 122.500,-
Estimasi Cost Structure Petani Sawit Harga Jual Rata-rata di tingkat PKS Rp. 700/Kg
dengan asumsi Jual ke PKS :
Hasil Panen : 600 Kg/Ha x 2 x panen x Rp. 700/kg = Rp. 840.000.-
Biaya Dodos : 600 Kg/Ha x 2 x panen x Rp. 100/kg = Rp. 120.000.-
Biaya Pupuk : = Rp. 137.500
(11 Kg/Batang/Tahun x 100 Batang/Ha x Rp. 1.500.-/Kg x 15 Ha = Rp.
24.750.000.-/Ha/Tahun/12 bulan = Rp. 2.062.500.-/bulan.)
Biaya Perawatan : = Rp. 100.000.-
Biaya Angkutan : 600 Kg/Ha x 2 x panen x Rp. 100/kg = Rp. 120.000.-
Biaya Bongkar Muat : 600 Kg/Ha x 2 x panen x Rp. 50/kg = Rp. 60.000.-
Credit Unit Report
Hal : 5 of 62
________________________________________________________________________________________________
Medan
Harga TBS di daerah Binjai dan Langkat berkisar 300 rupiah / kg, di daerah
asahan dan batubara harga berkisar 250/kg, bahkan ada yg hanya 150/kg di daerah
labuhan batu dan tapanuli tengah. Sedang harga PKS berkisar 400-500 /kg. Banyak
petani yang membiarkan panennya busuk, tidak dipanen. Untuk harga light truck dan
kendaraan pribadi di medan menurut keterangan beberapa suplier di medan tidak
terpengaruh dengan krisis ini.
Padang
Harga TBS di padang di kalangan petani berkisar 400-500/kg, harga pupuk di
sana mengalami kenaikan karena kelangkaan barang ini, naik sekitar 15%dari harga
500.000 menjadi 600.000. sedangkan harga beli TBS dari PKS sebesar 600-730/kg (cut
off 17 Oktober 2008). Berdasarkan informasi terdapat 1 pabrik yang tutup sementara bagi
non petani binaannya.
Untuk usaha angkutan berdasarkan crosscheck CA Padang keuntungan mereka
tetap sama seperti sebelum krisis, namun harus dipikirkan bila PKS sudah menghentikan
kegiatannya maka golongan angkutan pun akan terkena imbasnya.
Sedangkan untuk harga truk maupun kendaraan pribadi mereka mengakui
penjualan menurun dan mereka tidak beli unit baru, menghabiskan stok lama.
Jadi untuk asumsi 1 ha saja, pendapatan bersih petani saat ini hanya 240.000 /bln.
Credit Unit Report
Hal : 6 of 62
________________________________________________________________________________________________
Bukittinggi
Konsumen sawit BFI di Bukittinggi biasanya berada di daerah Pasaman barat dan
dhamasraya. Harga TBS di kedua daerah tersebut rata2 350 rupiah/kg nya, harga jual
PKS berkisar 550-600/kg.
Pengaruh terbesar dari penurunan ini adalah petani pekarangan / mandiri, kalau
binaaan PKS bisa langsung di jual ke PKS. Masalah lain yang dihadapi oleh petani
adalah harga pupuk yang tinggi, biaya hidup yang tinggi pula. PKS jg melakukan
penyortiran secara ketat terhadap produk TBS.
Margin Rp 50/kg
Palembang
Harga sawit per 15 Oktober di PKS berkisar antara 750-1100, harga TBS yang
anjlok jauh adalah dari kalangan petani pekarangan sebesar 350/kg ke pengumpul,
sekarang PKS sudah membatasi pembelian sawit masyarakat.
Penjualan unit truck di Palemang mulai sepi , harga relatif turun sekitar 5 juta.
Prabumulih
Harga beli PKS sekitar 650 rupiah, sedangkan harga beli dari petani berkisar 300-
350, yang paling terpukul adalah petani pekarangan.
Khusus untuk taoke sawit didaerah sini juga terkena dampaknya, karena mereka
menyediakan pupuk kepada para petani, setelah panen petani setor ke mereka, sedang
harga pupuk mengalami kenaikan, demikian pula ada beberapa PKS telah menyetop
pembelian TBS karena daya tampung CPO telah penuh.
Dari hasil crosschecking CA Prabumulih ke showroom light truck mayoritas
mereka menurunkan harga kendaraan mereka, kecuali untuk pick up angkutan karet,
namun sekarang karet pun harganya sedang anjlok.
Margin Rp 50/kg
Lampung
Harga sawit di kalangan petani berkisar 400-500 rupiah, sedangkan harga beli dari
PKS antara 600-700 per kilo. PKS di lampung sampai saat ini belum membatasi
pengiriman TBS dari agen sawit, masih beroperasi seperti biasa, hanya lebih selektif.
Yang menonjol adalah kenaikan harga pupuk, dan sekali lagi yang paling sakit adalah
petani yang tidak mempunyai angkutan, sedangkan yang mempunyai angkutan pun
mengalami pengurangan rit, biasanya 30 rit menjadi 18 rit saja.
Penjualan Truck di showroom di lampung mengalami penurunan 20-30% dari
bulan sebelumnya akibat kenaikan rate dan perlambatan ekonomi.
Margin Rp -227/kg
Kesimpulan :
Berdasarkan kondisi dipaparkan diatas, disimpulkan bahwa industri sawit pada saat
ini mengalami penurunan omset akibat menurunnya harga komoditi itu sendiri hingga
hanya menjadi 10%-20% dari peak performancenya selama Q1 dan Q2 2008.
Keuntungan yang diperoleh untuk 1 ha lahan sawit hanya berkisar diantara 70.000-
300.000 (tergantung daerah) sampai tidak ada keuntungan/merugi. Untuk itu dapat
disimpulkan bahwa kondisi usaha sawit tidak lagi feasible untuk dibiayai
Rekomendasi :
Industri ini tidak direkomendasikan untuk dibiayai pada saat ini
Credit Unit Report
Hal : 9 of 62
________________________________________________________________________________________________
Industri Karet
Saat ini, semenjak lebaran telah terjadi penurunan harga karet secara signifikan,
yakni dari data yang dihimpun seluruh cabang Sumatra, telah terjadi penurunan harga
hingga > 60%. Dari harga tertinggi tahun ini, ada yang menyebutkan kisaran tertinggi Rp
15.000 menjadi saat ini yang paling rendah hanya Rp. 3500. Dan hal ini diakui salah satu
anggota Gapekindo sebagai penurunan yang paling buruk sepanjang sejarah. Biasanya
penurunan harga sedikit demi sedikit, dan itu pun bisa merangkak naik.
Menurut kalangan agen pembeli karet, turunnya harga karet ini disebabkan
terjadinya penurunan harga di pabrik penampung karet. Turunnya harga karet di
pabrikan akibat dari permintaan ekspor dunia yang turun
Harga karet basah di tingkat petani pada saat ini di seluruh Sumatra rata-rata
3000-4000/kg, di Rantau Prapat bahkan kisaran terendah mencapai Rp 2000, menurun
60% lebih daripada harga sebelum lebaran yakni 7000-8000 rupiah/kg. Sedangkan harga
beli pabrik adalah Rp 6000-7000/kg. Untuk karet kering harga saat ini Rp 5000/kg dari
petani, dan harga beli pabrik adalah 8000/kg. Untuk pengepul, biasanya mengambil
keuntungan antara Rp 500-1000/kg
Harga karet yang meningkat ini tidak diikuti dengan perkembangan harga pupuk,
harga pupuk meningkat dari sebelumnya. Harga pupuk MCK saat ini Rp 175.000/sak.
Sedangkan harga pupuk Urea saat ini Rp 70.000/sak untuk pupuk bersubsidi sedangkan
pupuk non subsidi sekitar 400-500 ribu . Sebagai tambahan, setiap 1 Ha lahan
membutuhkan pupuk urea 3 sak dan pupuk MCK 3 sak , dengan pemupukan dilakukan
setiap 3 bulan sekali.
Kesimpulan
Industri ini masih feasible untuk dibiayai (sumber dari all CA Sumatra) namun
dengan batasan-batasan tertentu. Industri ini akan tetap survive karena komoditas
ini tidak memiliki barang subtitusi, berbeda dengan CPO.
Agen / cukong karet, tidak terlalu berdampak dari krisis ini, karena keuntungan
mereka tetap sama atau bahkan meningkat , yakni berkisar 900-1000 rupiah/kg.
Rekomendasi
Industri ini masih feasible untuk dibiayai (sumber dari all CA Sumatra) namun dengan
batasan-batasan sebagaimana diuraikan di point-point di bawah ini,
Harus ada other source income untuk petani karet, itu pun harus diatas 5 ha.(dengan
usia karet produktif 5-10 thn)
Untuk taoke karet atau jual beli getah masih dapat di berikan pembiayaan namun
dengan rekomendasi kepemilikan unit minimal ≥ 2 unit dengan komposisi
kepemilikan unit 1:1 (milik sendiri:credit) atau ada sumber income lain, sehingga
apabila salah satu unit tidak dapat beroperasi masih ada unit pendukung lain atau
ada sumber penghasilan lain untuk mengcover angsuran.
Data keuangan valid dibutuhkan dan bukti kepemilikan lahan mutlak dibutuhkan
untuk memvalidasi kebenaran informasi calon debitur. Mengenai status tanah
ulayat yang kebanyakan terjadi di wilayah Sumatra, maka surat keterangan dari
Credit Unit Report
Hal : 10 of 62
________________________________________________________________________________________________
wali nagari/ kepala desa setempat dapat menjadi substitusi sertifikat kepemilikan
lahan.
Strukur pembiayaan konservatif
Lama usaha dari konsumen baik petani, pengepul maupun angkutan karet harus
lebih dari 3 tahun.
Credit checking yang benar terhadap calon debitur yang akan membeli mobil,
karena untuk kondisi saat ini, seharusnya orang berpikir dua kali, terutama apabila
source income hanya dari sector karet.
Jambi
Adanya penurunan permintaan terhadap pulp and paper turut mempengaruhi
menurunnya harga pasar komoditi ini. Kondisi ini pun turut berimbas kepada industri
pulp and paper dalam negeri, seperti PT. Lontar Papyrus--WKS (Wira Karya Sakti) di
Credit Unit Report
Hal : 11 of 62
________________________________________________________________________________________________
Jambi yang merupakan anak perusahaan Sinar Mas. Berdasarkan informasi terakhir yang
di peroleh dari pimpinan cabang Jambi Bp. Sudi Hartono, untuk saat ini WKS juga telah
mengambil langkah efisiensi di berbagai aspek guna menyikapi dampak dari gelombang
krisis global ini, beberapa diantaranya WKS sudah mulai mengurangi jumlah unit-unit
yang di sewa/rental seperti alat berat, dump truck, maupun rental kendaraan operasional
perusahaan (sebesar 80% dikembalikan), selain itu dilakukan pula penghentian proyek
seperti penggalian kanal, perawatan jalan, dan pengurangan aktivitas kerja di malam hari.
Bahkan langkah efisiensi turut dilakukan untuk tenaga kerja (kira-kira ada sekitar 1.500 –
2.000 karyawan terancam akan di rumahkan) khususnya untuk tenaga kerja yang kurang
produktif akan dilakukan perampingan jumlah karyawan.
Kondisi yang demikian ini tentunya turut berimbas pada kontraktor-kontraktor
WKS, berdasarkan informasi yang diperoleh, per November 2008 ini WKS akan
memangkas harga produksi sebesar 17-30% untuk kontraktor dengan kapasitas produksi
15.000-30.000 ton/bulan, dan untuk kontraktor dengan kapasitas produksi < 15.000
ton/bulan harga produksi akan mengalami pemangkasan sebesar 15-50%. Hal ini
tentunya akan menyebabkan kontraktor turut melakukan efisiensi baik dari penggunaan
alat berat (penggunaan alat berat dengan kapasitas lebih kecil), efisiensi jumlah crew di
lapangan, bahkan sampai pengurangan kapasitas produksi sebagai dampak dari
penyesuaian harga produksi yang baru. Pengurangan kapasitas produksi ini juga
dilakukan dengan tujuan mengatur cash flow sehingga sesuai dengan harga produksi yang
baru. Kondisi yang demikian ini otomatis akan berimbas pula kepada kepada kontraktor-
kontraktor angkutan kayu, karena apabila kapasitas produksi berkurang maka jumlah
kayu yang diangkut juga akan mengalami penurunan, sehingga akan banyak unit
menganggur.
Hal yang turut memperparah kondisi kontraktor selain adanya pemangkasan harga
produksi per November 2008 juga lambatnya pembayaran tagihan yang dilakukan pihak
WKS, sehingga menyebabkan kondisi kontraktor kian terpuruk. Bahkan keterlambatan
ini mencapai 3 bulan. Hal ini turut menyebabkan kontraktor harus memiliki working
capital untuk menunjang kelangsungan usaha dan mengatur cash flow sembari menunggu
tagihan dari WKS dapat dicairkan.
Kesimpulan :
Berdasarkan kondisi dipaparkan diatas, disimpulkan bahwa industri Pulp & Paper
pada saat ini mengalami penurunan omset akibat menurunnya permintaan barang
produksi yang menurun secara signifikan terutama di pasar luar negeri sedangkan
beban operasional yang ditanggung sangat tinggi. Hal ini berakibat pada penurunan
signifikan pada kapasitas produksi, penurunan tarif pihak ke 3 (kontraktor, rental, dll)
sampai dengan isu PHK karyawan. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa pada saat ini
kondisi usaha pulp & paper tidak lagi feasible untuk dibiayai
Kondisi diatas menyebabkan penurunan penjualan truck di beberapa cabang, dan
diprediksi bahwa kedepannya akan banyak terjadi penjualan truck terutama oleh
kontraktor dan rental, disebabkan bisnis ini tidak lg profitable. Truck akan oversupply
dan menyebabkan harga truck turun. Pada saat ini di beberapa cabang sudah terjadi
penurunan harga truck +/-5%
Rekomendasi :
Credit Unit Report
Hal : 12 of 62
________________________________________________________________________________________________
Tin Mining
o Deposit dan Kondisi Tambang
Tidak seperti batubara, kandungan / deposit timah dalam suatu wilayah tertentu
tidak dapat diketahui dengan pasti, namun hingga kini Pulau Bangka masih
merupakan salah satu pengekspor timah terbesar di dunia
Kenyataan bahwa lahan yang memiliki deposit timah di Bangka khususnya terus
berkurang memang tidak dapat dipungkiri, hal ini terlihat dari ekspansi yang
dilakukan PT. Timah dengan mencari lokasi – lokasi tambang baru di luar Babel,
yaitu di Kalimantan Selatan dan di daerah Sumatera Selatan.
Untuk persebaran tambang timah sendiri didapat data dari Bangka Pos (sumber
Distamben Belitung dan Belitung Timur) :
Untuk di pulau Bangka sendiri KP PT. Timah sendiri ada 81 lokasi dengan total
seluas kurang lebih 480.000 Ha
Dari kondisi tambang sendiri, hasil keterangan beberapa Lessee memang
Credit Unit Report
Hal : 13 of 62
________________________________________________________________________________________________
o Cost Structures
Berikut adalah cost structure yang diambil dari contoh beberapa Lessee :
1. Penambang TI (KP a/n sendiri)
Estimated Income
Produksi : ± 8 Ton / Bln
Harga : Rp. 110.000,- / Kg
Susut : 5%
Income : Rp. 110.000,- / Kg X 8.000 Kg X 95%
: Rp. 836.000.000,-
Income 836,000,000
Cost :
BBM Alat Rp. 11.000,- X 25 Lt / Jam X 200 Jam 55,000,000
BBM Mesin Sedot Rp. 11.000,- X 36 Lt / Hari X 30 Hari 11,880,000
Maintenance 10,000,000
Gaji Pegawai 130,500,000
Others 15% X Income 125,400,000
Operating Profit 503,220,000 60.19%
Gaji pegawai ditentukan sbb. :
1 orang mandor memiliki Gaji pokok Rp. 2.500.000,- + Rp. 1.000,- / Kg
5 orang pegawai Rp. 1.000,- / Kg / Org
4 orang penyaring timah Rp. 10.000,- / Kg / 4 orang
Perhitungan ini untuk penambang dengan profile ideal :
Alat all milik sendiri, KP dan lahan milik sendiri, serta timah murni hasil
tambang sendiri
Credit Unit Report
Hal : 16 of 62
________________________________________________________________________________________________
o Recommendation
Jika disimpulkan dari uraian – uraian di atas maka beberapa faktor yang sangat
penting dalam industri timah ini adalah experience dan permodalan (khususnya dalam
kepemilikan alat berat), adapun kondisi yang melatarbelakangi hal ini adalah :
1. Lokasi tambang yang semakin dalam
Hanya yang memiliki experience yang cukup yang dapat menambang dengan efektif
dan meminimalisir resiko yang timbul akibat operational kerja (tenggelam, dll)
2. Relationship dengan aparat setempat
Biasanya pemain lamalah yang memiliki banyak relasi di aparat setempat, dan
hanya yang memiliki modal cukup saja yang bisa menyediakan dana taktis yang
besarnya tidak kecil
3. Controlling business di lapangan
Kontrol di lapangan terutama mengenai cost effectiveness, dan lokasi kerja alat
yang patut mendapatkan pengawasan serius. Dalam hal ini dibutuhkan orang –
orang kepercayaan dilapangan yang dapat mengawasi kegiatan operational alat. Jika
terjadi kecelakaan terhadap alat berat atau alat disita terkait masalah legalitas maka
komposisi asset berupa alat berat yang dimiliki Lessee akan sangat menetukan
kelancaran pembayaran angsuran di BFI
4. Resiko alat disita akibat legalitas tambang
Dalam hal ini pembiayaan hanya akan diberikan kepada Lessee yang memiliki izin
resmi saja
Rekomendasi Credit :
Untuk saat ini sebaiknya tidak membiayai tambang timah – baik untuk penambang TI,
TB, collector, trader dan smelter.
Credit Unit Report
Hal : 17 of 62
________________________________________________________________________________________________
Ekpedisi Sumatera
Medan
Sebagai bahan referensi dan informasi untuk up date mengenai industi ekspedisi
pada saat krisis ini, kami dari Credit Analyst Team Medan mencoba mengunjungi
konsumen BFI yang bernama Eddy Junafiah yang memiliki usaha jasa angkutan yang
bernama KENCANA. Konsumen merupakan Excellent RO BFI sebanyak 31 kali dengan
total eksposure pada saat ini kurang lebih sebesar 1.5 M, pembayaran selalu dengan
cover giro dan giro tidak pernah ada masalah. Konsumen sudah berpengalaman di bidang
jasa angkutan selama 20 tahun.
Trayek pengangkutan ini adalah Medan – Pekan Baru dan Pekan Baru - Medan.
Setiap hari unit yang berangkat sebanyak 2-3 unit. Muatan dari Medan lebih banyak
mengangkut barang berat, yaitu besi, pupuk, beras, dan barang elektronik sedangkan dari
Pekan Baru Barang yang diangkut adalah triplek dan inti sawit. Ongkos angkut untuk
barang yang berat adalah berkisar Rp. 350,- / Kg sampai Rp. 500,-/ Kg, sedangkan untuk
barang yang ringan / barang yang dalam dus biasanya dihitung berdasarkan kubikasi/M3,
berat muatan barang seberat 20 ton dan 10 ton berat truck. Ongkos Angkutan rata –rata
untuk 1 unit Truck Intercooler berkisar Rp. 7 juta sampai 9 juta tergantung barang yang
diangkut. Ongkos jalan supir sebesar Rp. 5 Juta ( sudah termasuk biaya BBM, Biaya
makan supir , pembantu supir, gaji supir dan pembantu supir dan retribusi ), Pemilik Jasa
angkutan msh mengeluarkan uang untuk Pungli di Jembatan sebesar Rp. 5.000 Per ton
Untuk setiap kelebihan muatan. Dalam 1 bulan rata – rata 1 unit Truck dapat melayani 3
Trip PP ( 6 kali jalan ). Menurut istri konsumen jasa angkutan ini sudah mempunyai
pengguna jasa yang tetap sehingga pada saat krisis seperti sekarang ini usaha angkutan
yang dijalankan tidak terlalu berpengaruh karena permintaan untuk pengiriman tetap
stabil seperti sebelum terjadinya krisis.
Informasi lain mengenai Usaha Jasa Angkutan diperoleh dari PT. FAHAM yang
melayani Jasa angkutan ke daerah Aceh. Pemilik dari jasa angkutan ini adalah ibu Lina
Tamin konsumen BFI dengan good record dan sudah RO sebanyak 8 kali dengan total
eksposure saat ini sebesar Rp 451.641.500, ibu Lina Tamin telah menjalankan usaha jasa
angkutan lebih kurang selama 5 tahun. Konsumen mempunyai Unit sebanyak 7 Unit,
dengan trayek Medan – Meulaboh, Meulaboh – Medan. Barang yang diangkut dari
Credit Unit Report
Hal : 18 of 62
________________________________________________________________________________________________
Medan berupa Barang ringan (seperti Snack, Rokok, adem sari dan barang ringan
lainnya) dan Barang berat (seperti Beras, Gula, Keramik dan besi tua) Sedangkan kalau
pulangnya mereka mengangkut inti sawit dan cangkang sawit. Ongkos per kg untuk
barang ringan sebesar Rp. 400, sedangkan ongkos untuk Barang berat per kg nya Rp.
450. Untuk ongkos jalan supir per sekali berangkat adalah Rp. 4.000.000,- di luar BBM
Rp. 2.000.000 jadi total per sekali jalan sebesar Rp 6.000.000. Muatan dari truck tersebut
adalah 25 ton barang dan 7-10 ton berat Truck, Hal ini menyebabkan di setiap timbangan
mereka terkena pungli sebesar Rp. 20.000 per ton untuk setiap kelebihan muatan. Untuk
menuju ke Meulaboh biasanya mereka harus melewati 3 pos Timbangan, Data ini
berdasarkan informasi dari pak Iqbal sebagai Orang yang mengurus untuk wilayah
Meulaboh. Informasi lebih lanjut Pak Iqbal tidak menjelaskan apakah usaha jasa
angkutan Faham ini memiliki relasi tetap atau tidak namun sejauh ini menurut beliau
usaha ini tidak terlalu terpengaruh dengan adanya krisis global pada saat sekarang ini,
permintaan jasa angkutan masih seperti sebelum terjadinya krisis.
Sedangkan untuk Jasa angkutan rute Medan – Jakarta dan Jakarta – Medan,
informasi didapat dari PT. Bintang Rezeki Utama, pemiliknya adalah Bapak Rudi Sakti
Nasution yang juga merupakan konsumen BFI. Konsumen merupakan excellent RO BFI
sebanyak 8 kali dengan total eksposure pada saat ini sebesar Rp 261.761.000,
pembayaran selalu dengan cover giro dan giro tidak pernah ada masalah. Dalam 1 bulan,
per unit dalam melakukan perjalanan sebanyak 2 trip. Dengan muatan 15 ton barang, dan
7-10 ton berat Truck. Ongkos per kg Rp. 1700, rata-rata barang yang diangkut adalah
barang berat. Dari Medan mereka sering mengangkut Jeruk dan pupuk, sedangkan dari
Jakarta mereka membawa Kain. Usaha ini telah berjalan kurang lebih 3 tahun. Ongkos
jalan Supir per sekali jalan sebesar Rp. 7.000.000, sudah termasuk uang BBM dan pungli.
Biasanya supir tidak dibebani oleh Pungli di timbangan, karena muatannya masih standar
dari peraturan pemerintah. Sampai saat ini pak Rudi telah memiliki 15 Unit untuk
membantu usahanya. Jika dilihat dari penjelasan pak Rudi, maka Jasa angkutan ini tidak
terkena dampak Krisis, dikarenakan mereka telah mempunyai rekanan pengguna jasa
mereka yaitu : Olimpia Plaza dan pusat Pasar yang secara rutin menggunakan jasa
angkutan-nya.
truck yang terlihat mereka sekitar 5 Unit, yang terdiri dari Truck Nissan dan
Mitsubishi Tronton.
Kian Ho, berdasarkan informasi dari karyawannya penjualan Truck juga
mengalami penurunan, dikarenakan berkurangnya permintaan dari calon pembeli
sama seperti alasan dari Jurung Mobil. Stock Truck sekitar 8 Unit yang terlihat.
Sumatera Jaya Sari, kita bertemu langsung dengan pak Thomas yang
merupakan pemilik dari showroom tersebut. Penurunan penjualan dimulai sejak
masuk Bulan September, Untuk harga menurut pak Thomas masih seperti
sebelumnya dikarenakan belumnya dibuka kran impor Truck Built Up namun Pak
Thomas tidak mau memberikan secara spesifikasi harga-harga truck. Stock Unit
yang terlihat sekitar 10 Unit, terdiri dari Dumptruck dan Truck Tronton bak
Terbuka. Selain Penjualan Truck, Pak Thomas juga melayani rental Dump truck
kepada kenalannya.
Lampung
Dengan adanya krisis global AS ini, upah angkut tidak mengalami perubahan, hanya saja
penurunan penghasilan pengusaha ekspedisi angkutan ini terjadi pada pengusaha yang
mengangkut komoditi ekspor, yang tujuan utama ekspor nya ke amerika serikat seperti
sawit, batu bara misalnya disebabkan karena penurunan jumlah rit dari jumlah rit yang
biasa diangkut. Berdasarkan informasi dari salah satu konsumen BFI Lampung yang
bergerak dalam bidang usaha ini, di mana barang yang diangkut adalah batu bara,
penurunan penghasilan sekitar 30 % dari kondisi sebelum krisis, yang ini disebabkan
karena jumlah rit yang diangkut juga berkurang, karena permintaan barang yang menurun
sedangkan biaya yang dikeluarkan besarnya tetap.
Bandar Jaya
Untuk konsumen Bandar Jaya kebanyakan usaha angkutan yang ada lebih
cenderung untuk angkutan perkebunan seperti angkutan singkong, sawit, karet, tebu serta
angkutan kayu, beberapa jenis unit yang banyak digunakan seperti Mitsubishi
FE349/FE119 120PS, FE334/FE114 100PS sehingga untuk beberapa kondisi musim
panen harga unit jenis tsb sangat tinggi
Potensi wilayah Kab. Lampung Utara (Kec. Bunga Mayang), Kab. Tulang
Bawang, Lampung Tengah. Untuk angkutan tebu relatif masih stabil, sebab sebagian
besar lahan tebu yang ada dimiliki langsung oleh pabrik-pabrik pengolahan tebu, para
pabrik pengolahan ini tidak langsung melakukan angkutan dari lahan ke pabrik
melainkan diorder ke pemilik angkutan untuk melakukan kerjasama borongan angkutan
tebu (biasa disebut tebang-angkut), para pemilik angkutan yang telah mengikatkan
kerjasama dengan pabrik wajib menyediakan SDM serta angkutan. Musim kerja
angkutan tebu tergantung dari musim panen tebu (biasanya sekitar akhir tahun)
Potensi wilayah Kab. Tulang Bawang, Way Kanan, Kab. Lampung Utara, Kab.
Lampung Timur serta Kab. Lampung Tengah. Untuk angkutan perkebunan ini (singkong,
karet dan sawit) sebenarnya para pemilik angkutan tidak terlalu dirugikan langsung
dengan turunnya harga komoditi karena para pemilik angkutan mendapatkan keuntungan
melalui tarif angkutan baik yang bersifat angkutan borongan atau secara timbang (per kg
atau per ton), kerugian para pemilik angkutan lebih dirasakan ke turunnya order dari
petani seiring dengan turunnya harga komoditi-komoditi dari para petani. Seiring dgn
turunnya harga komoditi unggulan ini, banyak para petani yang enggan melakukan panen
atas hasil perkebunannya, bila petani enggan melakukan panen maka para pemilik
angkutan akan sepi order angkutan baik dari petani maupun dari pabrik pengolah.
panen maka para petani tidak mendapatkan hasil apapun, lain halnya bila pabrik yang
menolak, maka petani maupun pengusaha angkutan tidak akan bisa beroperasi, untuk
sementara ini beberapa pabrik masih ada yang mau menerima hasil panen, seperti untuk
sawit PTPN, PT Tunas Baru Lampung, kemudian karet dikirim ke luar Lampung,
kemudian singkong di PT Bumi Waras
Beberapa pemilik angkutan yang mengalami penurunan order angkutan
perkebunan biasanya mengalihkan order angkutan perkebunan ke angkutan lain, misal :
angkutan karyawan pabrik/pekerja proyek, menyewakan angkutannya ke pemakai lain,
untuk mengangkut pasir dan batu atau angkutan lain yang sifatnya angkutan sementara.
Kesimpulan
Ekspedisi/angkutan di Medan merupakan salah satu usaha yang cukup tidak
terpengaruh dengan adanya krisis global pada saat sekarang ini, sedangkan untuk daerah
Lampung dan Bandar Jaya terjadinya krisis global cukup berpengaruh terhadap usaha
angkutan. Tidak terpengaruhnya ekspedisi di Medan dikarenakan para pengusaha
memiliki rekanan yang sudah bekerjasama cukup lama seperti kerjasama dengan Yamaha
untuk kirim motor, selain itu barang yang dikirim merupakan barang-barang yang cukup
dibutuhkan oleh masyarakat dengan kata lain permintaan selalu ada dan tidak
terpengaruh dengan adanya krisis.
Untuk Lampung dan Bandar Jaya usaha angkutan cukup terpengaruh dengan
adanya krisis global karena barang-barang yang diangkut merupakan komoditi yang saat
ini sangat terpengaruh dengan adanya krisis seperti angkut sawit dan batu bara selain itu
para pengusaha angkutan tidak mempunyai konsumen tetap yang bekerjasama sehingga
hanya mengandalkan dari konsumen perorangan. Namun seperti halnya Medan,
pengusaha angkutan di Bandar Jaya yang melakukan kerjasama baik dengan pabrik
maupun dengan petani masih bisa berjalan karena ada perjanjian antara pabrik/petani
dengan pemilik angkutan (konsumen tetap).
Rekomendasi
Untuk Ekpedisi, struktur pembiayaan untuk ekspedisi baik KCM maupun DE masih bisa
dijalankan sesuai dengan SK, dengan kondisi :
Untuk angkutan yang khusus mengangkut sawit, untuk sementara tidak perlu
dibiayai sesuai dengan SK BOD mengenai pelarangan usaha yang berhubungan
Kriteria yang perlu diperhatikan dalam memberikan pembiayaan terhadap usaha
ekspedisi adalah minimal armada yang sudah dimiliki sendiri ≥ 2 unit
Ekpedisi Jatim
Angkutan Pasir
Berdasarkan hasil visit konsumen yang telah dilakukan pada tanggal 16 Oktober
2008, bisa disimpulkan bahwa untuk beberapa bulan ke depan ini dampak global crisis
tidak terlalu berimbas ke industri ini karena untuk market pasar mereka lebih berorientasi
pada pasar lokal yang tidak ada pengaruhnya dengan melemahnya nilai tukar uang dan
menurunnya ekspor. Hal ini bisa dilihat dari pengguna jasanya yang lebih banyak dari
Credit Unit Report
Hal : 23 of 62
________________________________________________________________________________________________
para penambang pasir yang butuh unit mereka untuk mengangkut pasir ke stockpile, atau
dari stockpile ke konsumen-konsumen, orderan dari toko-toko bangunan, dan para
kontraktor-kontraktor perumahan atau bangunan-bangunan gedung di daerah Gresik.
Walaupun terjadi global crisis sekarang, informasi terakhir dari visit konsumen diketahui
bahwa industri ini tidak ada penurunan demand dari pelanggan. Menurut mereka,
Penurunan demand akan terjadi jika sudah tidak ada lagi lahan pasir yang akan
ditambang, atau ada larangan pemerintah untuk menambang di daerah tertentu. Misalnya:
Untuk tahun lalu, industri jasa angkut pasir ini mengalami penurunan demand yang
merosot tajam yang dikarenakan adanya larangan menambang di daerah Mojokerto oleh
Pemerintah. Hal ini ditambah juga dengan naiknya BBM yang mengakibatkan naiknya
cost structurenya. Tapi sejak tahun ini, mereka banyak mendapat pelanggan dari
penambang yang ada di daerah Kediri-Jatim (bekas letusan Gunung Kelud) yang
diijinkan oleh pemerintah sehingga orderan mereka naik tajam.
Setiap bulannya, untuk biaya maintence dan sparepart diasumsikan 20% dari net profit
per bulan.
Notes:
Semua perhitungan di atas dengan estimasi tujuan pengiriman terjauh
Analisis Breakdown Angsuran dan NTF untuk Industry Jasa Angkut Pasir
Per unit Truck Mitshubishi 120 PS menghasilkan nett profit Rp.200,000 (sudah
terpotong By. BBM, Driver+Kernet and others) dan unit Mitshubishi Dumptruck
menghasilkan nett profit Rp.300,000 (sudah terpotong By. BBM, Driver+Kernet and
others). Konsumen mempunyai 2 unit Truk Mitsubishi 120 PS dan Dumptruck. Setiap
hari diasumsikan 1x Rit per unit. Maka simulasi penghasilan per bulan sebagai berikut
(estimasi minimum)
Jika dilihat dari sisa penghasilan Per bulan Rp. 4,500,000, maka angsuran yang
direkomendasikan bisa sekitar antara Rp. 2,000,000 - Rp. 3,000,000/unit
Angkutan Barang
Usaha angkutan barang biasanya menggunakan unit truk dan ada beberapa juga
angkutan dengan mobil pick up. Angkutan barang dengan truk biasanya bekerja sama
dengan perusahaan2 dan BUMN (Pertamina), dengan angkutan seperti minyak, elpiji dan
baja.Biasanya angkut barang dari pelabuhan ke pabrik-pabrik di Jawa dan angkutan dari
Pabrik untuk pendistribusian barang.
CA visit ke prime customer BFI Surabaya- Iwan Djunaidi dengan usaha angkutan
barang truck (skala besar- dimana ybs mempunyai 80 unit truck yang rata-rata truck
tandum). Dari hasil visit didapat informasi :
Penurunan omzet
Penurunan sekitar 5% - 10% hal ini disebabkan karena order angkutan pasca
lebaran memang berkurang karena biasanya sebelum lebaran memang banyak order
angkutan dimana langganan menumpuk stok barang menghadapi lebaran. Namun dengan
krisis ini diperkirakan ke depannya omzet turun berkisar 15% karena ekspor barang
mengalami penurunan dikarenakan demand yg berkurang, apalagi dengan Negara tujuan
AS dan Eropa. Sedangkan untuk barang impor juga kemungkinan mengalami penurunan
karena regulasi pembatasan impor dan tekanan terhadap rupiah. Saat ini yang masih
cukup banyak diangkut adalah barang2 impor dari China dan angkutan antar daerah
(pasar lokal) yang masih lancar
Credit Unit Report
Hal : 25 of 62
________________________________________________________________________________________________
Penundaan pembayaraan
Saat ini sudah mulai ada penundaan pembayaran dimana termin pembayaran
yang biasanya 30-60hr menjadi 60-120 hari. Hal ini disebabkan karena ketatnya likuiditas
apalagi untuk pelanggan berorientasi ekspor dikarenakan pembayaran dari importir juga
yang mengalami penundaan.
Untuk usaha angkutan skala kecil dengan hanya 2 unit diprediksi ditengah krisis
ini akan merasakan dampak yang cukup berat, dikarenakan demand yang berkurang, dan
apabila terjadi penundaan pembayaraan akan lebih memberatkan karena modal yang kecil
(tidak ada backup unit), belum lagi ditambah biaya maintenance yang besar.
Namun untuk angkutan yang melayani pasar lokal (bukan angkutan u/ barang
ekspor-impor) dampak global krisis belum terasa, hal ini diperoleh dari hasil visit CA ke
konsumen2 di daerah sidoarjo,mojokerto dan Gresik, selain itu beberapa konsumen yang
sudah mempunyai kontrak kerja angkutan dengan perusahaan-perusahaan saat ini masih
berjalan lancar dan belum ada masalah pembayaran, dimana barang2 angkutan
merupakan produk lokal dan untuk dipasarkan di daerah jawa-bali-sumatera.
Harga sewa Truk angkutan barang
Harga Jangka
Kapasitas Sewa Waktu Keterangan
8 ton 15 juta 1 bulan
15 ton 25 juta 1 bulan Sewa lepas exl sopir, maintenance,
30 ton 30 - 38 1 bulan rata2 sewa minimal 1 tahun dan
juta pembayaran 2 bulan wajib di depan
1,5 jt – per Tergantung barang dan jarak
7.5jt hari/angkut
300- Ongkos hitung tonase/kg
500/kg
Pickup/truk < 5 150rb - per hari Tergantung barang dan jarak
ton 300rb
Perhitungan ongkos angkut untuk angkutan barang pick up & truk < 5 ton (minimum)
Harga sewa : Rp. 200.000/hari (1 bln 20 x) = Rp. 4.000.000,-
BBM : 10ltr x 6.500 x 20 = (Rp.1.300.000)
Biaya Maintanance = (Rp. 750.000)
Profit = Rp. 1.950.000,-
Angsuran yang direkomendasi sekitar 5jt-6,5jt dengan rate 35%eff maka NTF yang
direkomendasikan max Rp.100.000.000 untuk tenor 2 tahun dan Rp. 70.000.000,- untuk
tenor 1 tahun.
Angsuran yang direkomendasikan kurang dari 1jt dengan rate eff 34% maka NTF yang
direkomendasikan sekitar 10 jt untuk tenor 1 tahun dan 17,5jt untuk tenor 2 tahun,
dengan rekomendasi pemohon mempunyai other income.
Credit Unit Report
Hal : 27 of 62
________________________________________________________________________________________________
Kesimpulan
Ekspedisi/angkutan di Jatim merupakan salah satu usaha yang cukup tidak
terpengaruh dengan adanya krisis global pada saat sekarang ini, terutama angkutan pasir
dan angkutan barang dalam negeri Untuk angkutan barang dengan orientasi barang untuk
diekspor terdapat penurunan demand +/-15%
Rekomendasi
Industri angkutan Jatim masih direkomendasikan untuk dibiayai dengan kondisi sebagai
berikut :
1. Experience usaha minimal 3 tahun
2. Jumlah unit pendukung ≥ 2 unit
3. Untuk ekpedisi skala kecil punya other income untuk backup pembayaran angs.
4. Jalur angkutan Jawa-Bali.
dari jauh-jauh hari, untuk produksi 3 bulan kedepan, sehingga belum merasakan dampak
dari kenaikan harga bahan baku.
Adanya Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) atau Konvensi
Pengendalian Tembakau yang diprakarsai oleh WHO, banyaknya kampanye anti-rokok,
beredarnya isu fatwa MUI bahwa hukum merokok adalah haram, penaikan tarif cukai dan
harga jual eceran sepertinya tidak cukup membuat penjualan rokok menurun drastis.
Ketidak-konsistenan pemerintah tentang larangan merokok di beberapa tempat
disebabkan karena sumbangan rokok terhadap penerimaan negara, dan kemampuan
industri ini menyerap tenaga kerja. Direktorat Bea Cukai memublikasikan sumbangan
cukai terhadap pendapatan negara, 90% diperoleh dari cukai rokok.
Info yang didapat dari Bp. Syamsul Maarif bahwa ada kenaikan harga bahan baku
sekitar 5%, namun harga jual untuk produk rokok ini relatif stabil karena segmen pasar
yang dibidik oleh pengusaha rokok lokal ini adalah masyarakat menengah kebawah yang
masih sangat sensitif dengan harga, apalagi dengan banyaknya pesaing. Pengusaha lebih
memilih memangkas profit marginnya sekitar 2% daripada harus menaikkan harga dan
kehilanggan pelanggan serta menghancurkan bisnisnya. Info yang didapat dari Bp.
Andreas Wijaya juga tidak jauh berbeda, meski ada beberapa bahan baku rokoknya yang
diimpor, tapi sampai dengan interview kemarin, ia mengatakan bahwa tidak merasakan
dampak dari krisis saat ini secara signifikan, bahkan pabrik tersebut kewalahan
menambah jam produksi karena meningkatnya permintaan dari luar jawa, serta rencana
beliau untuk membeli beberapa unit pickup lagi untuk angkutan rokoknya..
Kesimpulan
Industri tembakau dan rokok Jatim merupakan salah satu usaha yang cukup tidak
terpengaruh dengan adanya krisis global pada saat sekarang ini, disebabkan pembelian
bahan baku dan segmen pemasaran dalam negeri
Rekomendasi
Masih direkomendasikan untuk dibiayai, dimana kriteria yang patut diperhatikan dalam
pemberian kredit pada industri rokok
1. Legalitas usaha, karena ada beberapa pabrik rokok yang dibekukan kegiatannya
terkait pemalsuan pita cukai, dll
2. Skala produksi pabrik, semakin besar skala produksinya, diharapkan telah
memiliki modal yang cukup besar pula, kapasitaspun semakin besar, sehingga
sedikit goncangan seperti kenaikan bahan, cukai tidak akan berpengaruh terhadap
kegiatan produksi.
3. Pengalaman usaha di bidang terkait. Pemain-pemain baru dalam industri ini
mungkin tidak begitu mengerti mengenai kualitas tembakau, bagaimana strategi
penyetokan bahan baku, belum memiliki pangsa pasar yang luas, serta belum
memiliki “backing” yang cukup kuat.
Credit Unit Report
Hal : 29 of 62
________________________________________________________________________________________________
Rekomendasi
Industri Besi Tua tidak direkomendasikan untuk dibiayai
Credit Unit Report
Hal : 30 of 62
________________________________________________________________________________________________
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa global krisis tidak terlalu
berpengaruh terhadap industri pariwisata JATIM, disebabkan pengguna jasa ini
kebanyakan adalah wisatawan domestik
Rekomendasi
Usaha ini masih direkomendasikan untuk dibiayai
Credit Unit Report
Hal : 31 of 62
________________________________________________________________________________________________
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa global krisis tidak terlalu
berpengaruh terhadap usaha perdagangan sayur di JATIM, penurunan harga komoditi
tidak berimbas pada harga hasil pertanian dalam negeri
Rekomendasi
Usaha ini masih direkomendasikan untuk dibiayai
Rekomendasi
Industri Mebel (khusus orientasi ekspor) tidak direkomendasikan untuk dibiayai
lembar menjadi Rp 29.000 / lembar, dan lilin dari Rp 6.500 / Kg menjadi 8.250 / Kg,
sedangkan harga batik tetap bertahan pada kisaran 150.000 – 350.000 / lembar.
Skala home industri dengan jumlah pekerja 5 – 10 orang dalam 1 bulan bisa
menghasilkan kain batik 20 – 25 lembar. Dengan demikian omset dalam 1 bulan rata2
5.000.000 (200.000 x 25 lembar), dengan biaya 725.000 untuk bahan kain, 100.000 untuk
lilin, dan 2.000.000 untuk karyawan, maka profit yang dihasilkan 2.175.000 / bulan. Bisa
dikatakan net profit dari usaha batik ini sebesar 40% - 50% dari omset.
Namun, untuk pengusaha batik ekspor dengan negara tujuan Amerika Serikat,
Eropa dan Jepang ikut terkena dampak dari krisis global ini. Hal ini karena adanya
penurunan permintaan dari negara tujuan ekspor tersebut.
Menurut GKBI (Gabungan Koperasi Batik Indonesia) usaha batik tidak begitu
terpengaruh adanya krisis global, justru pengaruh besar dirasakan disaan ada kenaikan
harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Rekomendasi
Usaha ini masih direkomendasikan untuk dibiayai
Rekomendasi
Industri Tekstil dan Pakaian Jadi (khusus orientasi ekspor) tidak direkomendasikan untuk
dibiayai
Sedangkan berdasarkan interview yang saya dapat dari pedagang di Tanah Abang,
dari 2 orang pedagang. Penjualan sehabis lebaran ini menurun, karena
masyarakat/konsumen sudah membelanjakan uangnya untuk kebutuhan hari raya.
Saat ini jika sebelumnya konsumen sering membeli dengan sistem kodian
sekarang cenderung lusinan atau satuan.
Biasanya penjualan secara grosiran/eceran biasanya akan ramai menjelang akhir
tahun.
Selain itu Informasi yang saya ketahui secara langsung, dipasar Cengkareng dan
pasar Cipulir, dimana kedua pasar ini termasuk peritel semi grosir, yang mana melayani
penjualan secara grosir dan secara eceran.
Menurut Bp Effendi salah seorang pedagang dipasar Cengkareng, harga pakaian
jadi sejak tahun 2007 mengalami peningkatan harga beli tiap bulannya, sehingga
sulit memperkirakan keuntungan yang akan diterima.
Sebagai contoh :
Misalnya pada awal bulan membeli pakaian jadi dengan harga Rp 50.000, dimana
biasanya mengambil keuntungan berkisaran antara 5.000 – 10.000 rupiah, namun bisa
jadi diawal bulan depannya justru harga berubah drastis menjadi Rp 60.000 sehingga
pada akhir nya keuntungan yang didapat sebelumnya dipakai untuk nombok modal
pembelian barang baru,
Peningkatan harga pakaian jadi yang terus menerus kemungkinan diakibatkan karena :
Cost Produksi yang meningkat, dimana yang kita ketahui harga BBM belum
mengalami penurunan, walaupun harga minyak dunia mengalami penurunan.
Harga bahan baku yang meningkat.
Modal kerja dari Bank. Dimana kondisi bunga pinjaman bank mengalami
peningkatan sehingga mau tidak mau perusahaan harus menaikan harga jual agar
mendapatkan keuntungan walau dengan resiko harga jual kurang kompetitif lagi.
Dampak dari harga beli pakaian jadi meningkat, dan pengaruh bagi peritel diantaranya :
a. Pengurangan keuntungan yang diterima.
b. Sulit memprediksikan harga jual, agar mendapatkan keuntungan
c. Daya beli masyarakat berkurang karena harga terus meningkat
Kesimpulan
1. menurut pengamatan saya pedagang ditingkat pengecer yang menyewa tempat dan
menjual secara satuan akan sangat berdampak buruk pada kelangsungan
usahanya, bahkan sampai bangkrut, sehingga biasanya para pengecer yang tadinya
menjual pakaian jadi beralih keproduk aksesoris atau yang lainnya.
Credit Unit Report
Hal : 36 of 62
________________________________________________________________________________________________
2. Sedangkan untuk tingkat Semi grosiran ataupun grosiran masih, tetap dapat bertahan
usahanya, karena penjualan masih dalam partai besar, selain itu biasanya penjualan ke
para pedagang yang melakukan usaha kredit di masyarakat dapat dilakukan dengan
pembayaran sistem jatuh tempo.
Namun ada juga pedagang grosiran mensiasatinya dengan membeli produk dari
daerah sehingga harga belinya tidak terlalu besar.
3. Dari segi pemberian pembiayaan BFI untuk para pedagang eceran yang menyewa
kios/lahan lebih berhati – hati karena tingkat resiko kredit macet yang cukup
tinggi, tetapi bagi para pedagang eceran yang mempunyai usaha sampingan lainnya
akan menjadi point plus untuk penilaian kapasitas konsumen.
Rekomendasi
Usaha ini masih direkomendasikan untuk dibiayai dengan kondisi :
Kapasitas usaha semi grosir atau grosir (bukan retail satuan)
Mempunyai other income dari usaha lain
Rekomendasi
Usaha Kerajinan Perak masih direkomendasikan untuk dibiayai
Forwarder
Dampak krisis global ini sangat berpengaruh terhadap usaha forwarder. Hingga
saat ini sudah ada sedikitnya 40 forwarder di Tanjung Emas semarang gulung tikar dan
merumahkan ratusan karyawan. Ketua Gabungan Forwarder dan Ekspedisi ndonesia
Credit Unit Report
Hal : 37 of 62
________________________________________________________________________________________________
(GaFeksi) Jateng H Soejanto mengungkapkan, dari total 197 anggota GaFeksi tak banyak
yang bisa bertahan. Kalaupun bertahan, perusahaan forwading itu berjalan tersendat.
Faktor yang membuat forwarder gulung tikar yaitu :
Daya beli masyarakat di luar negri menurun drastis sehingga banyak order ekspor
ditunda atau batal.
Pembayaran atas pengurusan berkas minimal Rp 5 Juta dibayar dulu oleh
forwarder baru diklaimkan ke pengusaha, biasanya pengusaha bayar 4 – 5 x
pengurusan.
Tingginya harga bahan baku untuk barang ekspor yang harus diimpor dari luar
negri.
Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A1
Tanjung Emas Semarang yang mengatakan “Mulai awal Oktober hingga saat ini,
dokumen exspor tujuan AS yang dibatalkan mencapai 25 berkas. Seringnya yang terjadi
kiriman barang ditolak pembeli asing”
Menyikapi krisis global ini, perbankan nasional lebih berhati-hati dalam
memberikan kredit exspor khususnya dalam penjaminan L/C (letter of credit) kepada
para exsportir. Hal ini karena “krisis global yang membuat dana-dana yang ditaruh di
negara berkembang banyak ditarik, sehingga dana valas terbatas, otomatis kegiatan
exspor impor yang melibatkan transaksi valas perlu penyesuaian” menurut ketua
HIMBARA (Perhimpunan Bank-bank Milik Negara) senin (20/10/2008).
Rekomendasi
Forwarder tidak direkomendasikan untuk dibiayai
Rekomendasi
Credit Unit Report
Hal : 38 of 62
________________________________________________________________________________________________
Bali
RENTAL
Asumsi : Tanpa Sopir Dengan Sopir
Harga Rental Rp 125,000
Karimun /unit Rp 175,000 /unit
Karimun 1 unit 1 unit
Harga Rental APV Rp 175,000 /unit Rp 225,000 /unit
APV 1 unit 1 unit
Hari Kerja Effektif 25 hari 25 hari
Sopir Rp 50,000 /hari
Credit Unit Report
Hal : 39 of 62
________________________________________________________________________________________________
Cost Structure
Tanpa Sopir Dengan Sopir
Harga Rental
Karimun 3,125,000 4,375,000
Harga Rental APV 4,375,000 5,625,000
Maintenance 15% 1,125,000 1,500,000
Sopir 1,250,000
2,180,00
Angsuran Karimun 2,180,000 0
3,120,00
Angsuran APV 3,120,000 0
8,050,00
Pengeluaran 6,425,000 0
1,950,00
Profit 1,075,000 0
Profit Margin 14.33% 19.5%
Mayoritas industri pariwisata bergerak di bidang rental. Sebagai gambaran untuk rate
rental adalah sebagai berikut :
Harga rental per hari (tanpa bensin) :
Suzuki Karimun Rp 125.000 – Rp 150.000
Suzuki APV Rp 175.000 – Rp 225.000
Toyota Avanza Rp 175.000 – Rp 225.000
Daihatsu Xenia Rp 175.000 – Rp 225.000
Jimny Rp 80.000 – Rp 100.000
Kijang LGX Rp 175.000 – Rp 225.000
T Innova Rp 275.000 - Rp 325.000
Sedangkan harga rental per bulan (tanpa bensin) adalah sebagai berikut :
Suzuki Karimun Rp 2.500.000
Suzuki APV Rp 3.000.000
Toyota Avanza Rp 3.000.000
Daihatsu Xenia Rp 3.000.000
Jimny/ Katana Rp 1.800.000
Harga di atas belum termasuk harga sopir. Dan jika konsumen membutuhkan sopir
ada tambahan biaya Rp 50.000 – Rp 75.000/unit.
Harga di atas merupakan harga rental 1 x 24 jam
Salah satu usaha yang cukup berkembang di Sulawesi yaitu usaha rental kendaraan
pribadi. Unit yang dapat direntalkan antara lain Kijang, Avanza, Xenia. Untuk travel
agent/ PO lebih memilih unit Kijang yang memiliki space yang lebih luas. Sedangkan
untuk rental mobil pribadi unit yang biasa digunakan yaitu Avanza dan Xenia. Hal ini
disebabkan karena penggunaan BBM yang cukup hemat. Sehingga lebih dipilih oleh
pengguna jasa rental mobil.
Jenis rental lain yaitu rental lepas. Rental inilah yang cukup diminati di Manado dan Palu.
Karakteristik di kedua kota tersebut hampir sama. Kebanyakan unit yang digunakan
Avanza dan Xenia, rental ini biasanya rental lepas tanpa bernaung pada suatu organisasi.
Ada pula unit sedan dan hatcback seperti Vios, Yaris, Camry. Tetapi dikenai biaya sewa
yang lebih tinggi Rp350,000/hari. Terdapat beberapa lokasi rental di Manado yaitu di
Bandara, seputaran Taman kota (Pasar 45). Selain itu ada pula rental pribadi yang
dijalankan melalui iklan di media (Manado Post dan Komentar). Penggunaan rental ini
biasanya digunakan untuk perjalanan luar kota, mengingat Manado adalah kota transit
untuk ke daerah lain seperti Kotamobago, Minahasa, Gorontalo, Poso, Palu dan kota-kota
lain di Sulawesi Utara. Bisnis ini juga tergolong bisnis musiman yang akan sangat ramai
pada masa-masa liburan, pada hari raya Lebaran, Natal dan Tahun Baru. Tarif yang
dikenakan sebesar Rp250,000 per hari, dengan BBM ditanggung oleh penyewa. Tarif
untuk hari besar seperti Lebaran, Natal dan tahun baru Rp400,000-Rp500,000. Pemilik
mobil hanya menyediakan mobil saja. Bila penyewa membutuhkan sopir bisa disediakan
oleh pemilik mobil dengan dikenai tambahan charge Rp75,000-Rp100,000 per hari.
memiliki kemampuan. Untuk itu setiap pembiayaan Avanza atau Xenia, credit
checking penggunaan unit apakah ada kemungkinan digunakan untuk rental,
sesuaikan dengan profile konsumen, dan untuk antisipasi lakukan penutupan
asuransi secara komersil. Supaya jika terjadi claim kerusakan dan tidak dipegang
oleh konsumen sendiri masih mendapat penggantian dari pihak asuransi.
Jumlah unit yang sudah dimiliki, sebagian besar unit yang digunakan untuk rental
masih melalui pembiayaan finance. Terutama untuk unit-unit Avanza dan Xenia
tahun 2006-2008. Hal yang harus jadi concern credit status kepemilikan unit yaitu
berapa unit yang sudah dimiliki, berapa yang masih dalam pembiayaan finance
dan berapa unit yang sudah milik sendiri. Hal ini menyangkut kemampuan
pembayaran angsuran karena risiko penggunaan unit (kalau sewaktu-waktu unit
mengalami kerusakan). Misal:
Hal ini juga berkaitan dengan lamanya pengalaman usaha. Bila masih pemain
baru di dunia rental, dan status semua unit masih dalam pembiayaan finance/bank,
tanpa dicover oleh unit lain yang sudah dimiliki. Maka risiko credit dapat lebih
tinggi, karena tidak ada unit lain yang tetap memberikan income jika salah satu
unit mengalami kerusakan. Untuk rental, fisik unit harus prima, karena unit
kebanyakan digunakan untuk perjalanan luar kota dan menempuh jarak yang lebih
jauh. Maka kemungkinan unit rusak lebih besar dibanding digunakan untuk
pribadi.
Risiko rental lepas/pribadi, cukup berisiko untuk pemilik yang tidak ada
keterikatan kerja yang jelas dengan pihak lain, misal: hotel, rumah makan,
perusahaan atau lembaga lain yang mengikat dengan SPK. Untuk konsumen
Benny P Nasry, unit yang direntalkan kebanyakan memiliki perjanjian tertulis
dengan pihak ke tiga dan direntalkan secara tetap pada perusahaan dan instansi
tertentu. Sehingga terdapat kepastian penggunaan unit.
Efek global crisis terhadap usaha rental bukan secara langsung, karena jasa ini
tetap diperlukan sebagai sarana transportasi terutama tujuan luar kota Manado.
Kemungkinan yang paling terasa yaitu penurunan daya beli masyarakat karena
inflasi. Sehingga dapat memberikan efek berkurangnya permintaan akan rental
mobil. Orang lebih memilih sarana transportasi yang lebih murah. Berdasarkan
survey langsung dilapangan, untuk bulan Oktober, setelah Lebaran permintaan
rental memang berkurang drastis, tetapi diperkirakan akan mengalami kenaikan
permintaan pada bulan Nov-Dec (jelang perayaan Natal dan tahun baru) walaupun
tarif dinaikkan. Efek secara jangka panjang akan terasa kalau terjadi kenaikan
harga mobil karena penyesuaian kurs rupiah terhadap dollar yang. Sehingga biaya
maintenance kendaraan akan meningkat karena harga sparepart mobil yang tinggi
sehingga akan mengganggu cash flow konsumen. Update terakhir ke beberapa
konsumen rental di Palu dan Manado rental masih cukup bagus. Usaha rental
sempat mengalami penurunan ketika terjadi kenaikan harga BBM. Tetapi hal itu
tidak berlangsung lama dan sudah berjalan normal kembali. Apalagi di kedua kota
ini gaya hidup menjadi prioritas hidup.
Concern credit, dalam pembiayaan rental lepas untuk konsumen dengan
pengalaman >2 tahun, proporsi unit yang sudah dimiliki dan yang masih dalam
Credit Unit Report
Hal : 42 of 62
________________________________________________________________________________________________
pembiayaan finance, memiliki usaha lain kalau hanya memiliki 1 unit yang dalam
pengajuan, credit checking keberadaan unit yang akan dbiayai dan direntalkan
(dimasukkan ke PO atau dikelola sendiri), Selain itu credit checking penggunaan
unit apakah benar-benar digunakan untuk rental, dikelola sendiri atau dititip ke
PO atau pengelola jasa rental. Range angsuran yang disarankan yaitu max Rp3-
4jt, hal ini menyesuaikan dengan estimasi income 1 unit rental.
Rekomendasi
Usaha ini masih direkomendasikan untuk dibiayai.
Tambak Udang
Usaha Tambak udang merupakan salah satu bidang usaha yang dapat di
kembangkan oleh investor dalam dan luar negeri. Amerika adalah salah satu pasar utama
Udang Indonesia yang cukup besar. Berdasarkan data Januari – Agustus 2008, dari total
udang sebesar US$ 319 juta, sekitar 50%-nya diekspor ke Amerika. Sisanya sebanyak
30% ke Jepang dan 20% ke Eropa. Dalam kondisi krisis global yang menimpa Amerika
Serikat ini, maka ekspor udang ke negara Amerika Serikat akan mengalami penurunan.
Kondisi harga udang saat ini + Rp 39.000 per kg, ukuran 50 ekor. Pada tingkat
harga ekspor udang tanpa kepala adalah US$ 7,1 per kg, agar bisa bersaing, harganya
ditekan menjadi US$ 6,38 per kg. penurunan ini masih bisa ditoleransi, yang menjadi
salah satu kendala bagi para pegusaha ekspor udang yaitu karena
Kurang lancarnya pembayaran dari pihak importir, dimana terkadang barang
sudah sampai di tempat, namun belum ada pembayaran dari pihak importir, sehingga
adanya biaya tambahan lagi untuk penyimpanan dan batu es bagi eksportir.
Semakin sulitnya untuk masuk pasar Amerika karena adanya pembatasan impor.
Maka para pengusaha menurunkan volume ekspor dan mencoba untuk beralih mencoba
pasar lain seperti Polandia, Cina dan Rusia. Sedangkan untuk memasuki pasar baru bukan
hal yang mudah, membutuhkan waktu yang cukup lama.
Berdasarkan interview kepada salah seorang suplier udang, di daerah muara
Angke mengatakan untuk domestik harga udang, saat ini pada masa krisis global
berpengaruh sedikit, dimana pengaruhnya penurunan penjualan, namun tidak
mempengaruhi harga komoditi udang didalam negeri. karena biasanya penjualan –
penjualannya pada restoran - restoran, konsumen domestik, bahkan ada barangnya yang
di drop ke supermarket.
Harga udang dipasaran :
Harga udang Krosok 10.000 – 15.000
Harga udang Api – api 35.000 – 40.000 (hidup), mati <35.000
Harga udang Peci (panani) 40.000 – 50.000
Harga udang Pancet / Bago 80.000 – 150.000
Harga Lobster 130.000 – 400.000
Credit Unit Report
Hal : 43 of 62
________________________________________________________________________________________________
Rekomendasi
Usaha ini tidak direkomendasikan untuk dibiayai.
Pariwisata Bali
Krisis finansial belum berpengaruh secara langsung di Bali khususnya dalam
bidang pariwisata. Hal ini disebabkan pasar utama Bali didominasi kawasan Asia Pasifik.
Mulai dari Cina, Hongkong, Taiwan, Korea, Jepang, ASEAN dan Australia. Sedangkan
untuk Amerika dan Eropa relatif kecil, dimana umumnya cara kedatangan mereka sebagai
free individual traveller dan kelompok kecil.
Sedangkan situasi saat ini di Bali sedang menjadi perhatian sepertiga warga dunia
dimana mereka menunggu hasil berbagai pertandingan dalam Asian Beach Games
(ABG), perhelatan olah raga pantai pertama di Asia.
Dengan berlangsungnya ABG ini diharapkan dapat menjadi media promosi
tersendiri, terutama bagi pasar wisatawan potensial dan termasuk baru bagi Bali, seperti
Timur Tengah dan Rusia, di tengah badai krisis global.
Krisis keuangan yang berembus dari AS itu setidaknya berpotensi menurunkan
angka kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), karena minat berwisata turun hingga
perekonomian global kembali normal.
Pemimpin kantor Bank Indonesia Denpasar Viaguna Bagoes Oka bahkan
memperkirakan terjadinya hambatan terhadap investasi asing langsung ( foreign direct
investment / FDI ) ke Bali karena terjadi keketatan likuiditas. Hingga kuartal III/2008,
angka kunjungan wisman ke Bali sekitar 1.48 juta orang, dan hingga akhir tahun
diperkirakan akan mencapai 1.8 juta orang atau melampaui target di awal tahun yang
dipatok hanya 1.49 juta orang.
Namun, jika krisis keuangan global menyentuh secara masif ke sektor riil, akan
berdampak negatif terhadap negara asal wisman. Hal ini akan berdampak pada
penundaan dan pengurangan pengeluaran tersier, termasuk untuk berlibur.
Secara sektoral investasi di Bali masih didominasi sektor perdagangan, hotel dan
restoran.
Hal serupa dikhawatirkan terjadi terhadap ekspor Bali, yang dalam empat tahun
terakhir mencatat kenaikan (meskipun dari segi volume menurun). Nilai ekspor pada
2004 sebesar US$376 juta, 2005 US$417 juta, 2006 US$510 juta, dan 2007 US$553 juta.
Credit Unit Report
Hal : 44 of 62
________________________________________________________________________________________________
Komoditas utama ekspor Bali adalah kayu dan barang dari kayu, ikan dan udang, pakaian
jadi bukan rajutan, perhiasan, dan perabot lainnya.
Dalam jangka menengah panjang krisis ini dapat menekan permintaan domestik.
AS merupakan tujuan ekspor utama produk dari Bali, terlihat bahwa selama lima
tahun terakhir pangsa ekspor ke AS lebih dari 25% dengan nilai tertinggi US$123,1 juta
pada 2006. Dengan krisis keuangan yang saat ini terjadi di AS, dapat menekan nilai
ekspor Bali ke AS maupun negara lain yang terkena imbas krisis tersebut.
Dalam jangka waktu menengah permintaan khususnya atas barang tahan lama
seperti kendaraan bermotor, rumah, dan barang elektronik, akan mengalamai tekanan,
jika krisis merembet ke sektor riil lebih dalam, akibat ekspor menurun.
Saat ini krisis global telah menimbulkan kecemasan tersendiri bagi para perajin di
Gianyar. Pasalnya sebagian besar hasil kerajinan di daerah seni tersebut selama ini di
ekspor ke luar negeri, selain juga mengandalkan wisatawan yang datang ke Bali
khususnya Gianyar.
Berdasarkan data ekspor nonmigas Kabupaten Gianyar, lalu lintas perdagangan
( ekspor ) tersebut tahun 2008 hingga bulan September mencapai 23.988.575 dolar AS.
Meski krisis global yang terjadi belum dirasakan dampaknya, namun setidaknya ribuan
perajin merasa cemas krisis tersebut berimbas bagi usaha mereka.
Terlebih bagi para eksportir. Seperti dikatakan eksportir kerajinan, Pande Ketut
Suralaga. Dia mengaku cemas, karena kemungkinan krisis global itu akan berdampak
pada ekspor yang dilakukan. Karena kondisi ekonomi saat ini saja sudah sangat
menyulitkan bagi para pengusaha kerajinan yang semakin tinggi, namun harga jual tetap
seperti semula.
Satu kendala yang dihadapi para eksportir adalah waktu pengiriman barang.
Dimana Indonesia kalah dengan Cina dan Vietnam. Para eksportir mengharapkan agar
membuat kebijakan yang memudahkan para eksportir seperti transportasi yang semakin
cepat.
Kecemasan dampak krisis global juga dirasakan oleh importir. Namun krisis yang
dihadapi di AS saat ini masih di tingkat saham dan properti. Sedangkan usaha handycraft
di Bali belum menunjukkan arah yang demikian.
Rekomendasi
Industri ini masih direkomendasikan untuk dibiayai
Kontraktor
Pengaruh krisis global mulai dirasakan oleh kontraktor setelah adanya kenaikan suku
bunga Bank Indonesia menjadi 9,5% terutama untuk kontraktor di bidang perumahan –
konstruksi (developer rumah dan rukan) yaitu dengan menurunnya daya beli masyarakat
khususnya konsumen segmen perumahan menengah atas atau mewah. Kenaikan BI rate
ini memicu naiknya bunga kredit konstruksi sekitar 2% menjadi 18%. (Suara Merdeka,
20 Oktober 2008). Sebelumnya untuk semua kontraktor sudah mulai terpengaruh oleh
adanya kenaikan BBM karena harga bahan baku untuk pembangunan mengalami
kenaikan. Pengaruh dikarenakan cost production naik sementara nilai proyek sudah
Credit Unit Report
Hal : 45 of 62
________________________________________________________________________________________________
tercantum pada SPK dan sulit untuk dilakukan adjustment – namun pada prakteknya saat
ini banyak nilai proyek yang dilakukan revisi terhadap nilai proyek tersebut dan hal
tersebut cukup membantu kontraktor.
Mengingat wilayah Indonesia bagian timur dalam proses pembangunan baik fasilitas
jalan, jembatan, perumahan dan sarana dan prasarana umum lainnya, bisnis kontraktor
sangat berkembang serta bisnis kontraktor non fisik, seperti pengadaan barang dan
penyelenggaraan event-event tertentu. Selain itu masih dibedakan lagi menjadi kontraktor
untuk proyek-proyek pemerintah dan swasta. Untuk proyek pemerintah kepastian
pencairan dana lebih pasti, walaupun kadang-kadang dilakukan penundaan pencairan
dana proyek. Hal ini berbeda dengan proyek dari swasta yang ditentukan oleh
kemampuan likuiditas dari pemberi proyek (dalam hal ini kredibilitas pemberi kerja yang
harus diperhatikan). Dengan adanya krisis global ini, maka suku bunga kredit naik,
sehingga cost of capital naik, hal ini dapat mengurangi profit yang diperoleh. Terutama
jika modal kerja diperoleh dari bank dan bukan modal sendiri. Tingkat pengembalian
yang diperoleh dari modal kerja dapat berkurang.
Karakteristik pembiayaan pada profile kontraktor, kalau untuk produk DE, tujuan
penggunaan dana untuk penyelesaian proyek, atau dana untuk memenangkan tender yang
diikuti oleh pemohon. Sedangkan untuk produk CF new/used, pembiayaan untuk
penggunaan unit pribadi (S/J/MB) atau untuk operasional proyek (Truck/ pick-up).
SPK active dan expired, hal ini untuk mengetahui pekerjaan yang sedang
dilakukan sekarang, term of payment proyek yang dikerjakan, nilai kontrak, dan
pengalaman proyek2 sebelumnya. Beberapa kontraktor bekerja tanpa SPK –
proyek self financing dan proyek tersebut cukup berbahaya secara cashflow
dikarenakan menyerap modal kerja yang cukup besar sementara pengembaliannya
pun dalam jangka waktu yang cukup lama.
Legalitas usaha, legalitas usaha ini berupa akta pendirian perusahaan, SIUP, dan
TDP.
Pengalaman usaha.
Term Of Payment, term pembayaran proyek sangat penting karena menyangkut
perhitungan cash flow dan berpengaruh pada pembayaran angsuran. Tetapi
Credit Unit Report
Hal : 46 of 62
________________________________________________________________________________________________
Selain itu untuk pembiayaan pada kontraktor, fokus pada kontraktor yang telah
memiliki pengalaman yang cukup lama dibidangnya, dan memiliki usaha lain
yang dapat memback up angsuran. Jadi usahanya tidak hanya bertumpu pada
kontraktor saja. Untuk angsuran yang cukup besar, jika pemohon mengajukan
pembiayaan dan pemohon memiliki rekening koran, maka akan lebih aman jika
kita mensyaratkan cover BG dan yang paling penting yaitu credit checking
karakter calon konsumen ke beberapa konsumen BFI yang bergerak di bidang
yang sama.
Selain itu secara collateral juga harus diperhatikan, karena kontraktor memiliki
kecenderungan past due cukup tinggi, apalagi jika usahanya hanya di bidang
kontraktor saja.
Rekomendasi
Industri ini masih direkomendasikan untuk dibiayai.
Industri Bijih besi merupakan salah satu dari komoditas yang menjadi primadona
beberapa bulan lalu sebelum krisis di Kalimantan Tengah selain Sawit dan Karet. Bijih
besi menjadi pilihan setelah industri logging tidak diijinkan lagi oleh pemerintah. Potensi
bijih besi di Kalteng diperkirakan berkisar 41,2 juta ton hingga sekarang masih belum
tergarap maksimal. Penyebabnya, yang pertama adalah masalah perijinan yang tidak
jelas. Seperti yang diberitakan banyak perusahaan yang telah memiliki KP tetapi pada
prakteknya terjadi perselisihan antara pemilik lahan dengan perusahaan sawit (lahan
tumpang tindih). Selain itu usaha bijih besi dapat dikatakan “usaha baru” bagi masyarakat
Kalimantan yang sebelumnya fokus ke usaha kayu/logging. Bijih besi baru dikenal
masyarakat luas sekitar tahun 2005 ketika usaha logging distop oleh pemerintah.
Ditambah lagi dengan dibutuhkannya investasi yang tidak sedikit untuk dapat menggarap
bijih besi menjadikan potensi bijih besi belum tergarap maksimal. Investasi yang
diperlukan terutama biaya pengurusan perijinan dan alat berat untuk operasional tambang
serta ketergantungan pada transportasi laut untuk kepentingan ekspor.
Seiring dengan terjadinya krisis di Amerika berimbas pada turunnya harga semua sektor
komoditas tidak terkecuali industri bijih besi. Bijih besi merupakan komoditas ekspor ke
Cina sebelum krisis. Setelah adanya krisis, terjadi pengurangan permintaan bijih besi
yang berakibat penurunan ekspor. Berdasarkan visit langsung ke lokasi tambang Bijih
Besi PT Multi Mandiri Perdana di Kenyala, Kota Besi, Kotim terlihat proses
penambangan masih berjalan tetapi terjadi penumpukan bijih besi di area tambang karena
tidak ada pengiriman lagi ke Cina. Hasil interview dengan Bapak Hendra (PIC logistik
dan alat berat PT MMP) dikatakan bahwa usaha tambang bijih besi telah berhenti
produksi sejak tanggal 8 oktober 2008 yang lalu akibat tidak ada permintaan lagi dan
diperkirakan perusahaan mengalami kerugian Rp 50 juta setiap harinya apabila tidak
berproduksi. Berarti kalau di estimasi perusahaan telah mengalami kerugian sampai
tanggal 24 Oktober 2008 ini sebesar Rp 800 juta.
Penurunan ekspor bijih besi ini juga dikemukakan oleh Drs Yuliansyah MAP, Kabid
Pengawasan dan Pengendalian Dinas Pertambangan dan Enegi Kotim yang diambil dari
harian Pelita Sampit, koran lokal wilayah Kotim tanggal 15 Oktober 2008 beliau
mengatakan volume pengapalan bijih besi di Kabupaten Kotim dengan tujuan ekspor dari
Credit Unit Report
Hal : 48 of 62
________________________________________________________________________________________________
awal september 2008 hingga pasca lebaran mengalami penurunan atau mengalami
kelesuan. Pada pertengahan September 2008 hanya ada sekali pengapalan bijih besi.
Sedangkan pasca lebaran tidak ada pengapalan bijih besi lagi. Penurunan ini telah terjadi
sejak pertengahan bulan September 2008.
Hasil interview dengan konsumen BFI Sampit Bpk Ali Johandi dan Muhammad Syafi'i
yang memiliki usaha angkutan bijih besi mengatakan bahwa usaha angkutan bijih besi
saat ini telah distop dikarenakan tidak adanya permintaan pengangkutan dari perusahaan.
Untuk saat ini usaha angkutan bijih besi dialihkan ke angkutan pupuk atau laterit yang
masih banyak permintaan nya untuk mendapatkan penghasilan dari jasa angkutan truck.
Harga bijih besi dahulu mencapai. Berdasarkan informasi dari bloomberg.com harga bijih
besi mengalami penurunan lebih dari 80%. Hal ini terbukti dengan menurunnya harga
bijih besi lokal dari Rp 4,800/kg menjadi Rp 200/kg.
Rekomendasi
Usaha ini tidak direkomendasikan untuk dibiayai
Visit dilakukan di Makassar dan Kendari terhadap 2 lessee BFI yang memiliki portfolio
leasing maupun CF yang cukup besar yaitu PT. Cipta Djaya Surya dan PT. Sultra
Jembatan Mas.
Sudah dilakukan site visit untuk proyek penambangan nickel ore di Halmahera oleh
credit corporate di bulan Maret 2008 di mana pada saat itu lessee sedang melakukan
pembukaan hutan dan pengerjaan infrastuktur tambang.
Update kondisi di Halmahera, pekerjaan infrastruktur telah selesai – sudah dilakukan
penambangan namun hanya 150,000 ton – cadangan income untuk CDS sebesar Rp 11
milyar (USD 7/ton, kurs Rp 9,800,-) dan stock tersebut masih berada di stockpile – belum
dilakukan shipping. Belum dilakukan eksploitasi kembali.
Alasan tidak dilakukannya penjualan atas stock yang tersedia dan eksploitasi yaitu
dikarenakan harga nickel ore yang turun di mana penyebab penurunan harga adalah
sebagai berikut :
o Harga Nickel Ore yang turun – Keseimbangan supply dan demand di pasar global.
Yaitu adanya permintaan dari beberapa negara lainnya yang turun sementara
tingkat produksi pengolahan nickel ore di China cukup besar.
Dengan penurunan harga nickel dunia yang cukup signifikan dari 20,000/ton USD
menjadi 14,000/ton USD, maka harga nickel ore pun menurun tajam – murah dari
USD 40 – 50/ton FOB tongkang menjadi saat ini USD 18 – 23/ton FOB
tongkang, sehingga Harita lebih memilih untuk membeli nickel ore dari para
penambang lainnya dibandingkan menggunakan stock sendiri.
Tujuan Harita membeli nickel ore dari penambang swasta lainnya dikarenakan
Harita dapat membeli material untuk pabriknya yaitu nickel ore dengan harga
murah – menguntungkan dari sisi production cost, stop produksi – tidak
mengeluarkan cost mining yang lebih besar untuk tambang nickelnya dikarenakan
lebih baik beli murah dari pihak lain, stock nickelnya sendiri tidak makin
berkurang, membantu penambang swasta untuk bertahan atau setidaknya tidak
merugi dikarenakan tidak ada yang melakukan trading ore.
Stock nickel ore yang murah tersebut dibeli oleh Harita untuk material pabrik
pengolahan dan pemisahan mineral lain yang terkandung dalam nickel ore seperti
besi dan baja – di China. Harita memiliki pabrik di China.
ANTAM di mana ANTAM menjual nickel ore- yang grade rendah kepada INCO
dan kepada trader nickel ore yang mengekspor nickel ore tersebut ke China.
ANTAM melakukan pembelian nickel ore dari INCO dengan harga flat USD 12 –
13/ton – sedangkan ANTAM sendiri bisa menjual nickel ore grade rendah hasil
dari penambangan lahannya sendiri sekitar up to USD 40 baik ke INCO maupun
ke perusahaan swasta lainnya. Hal tersebut sangat merugikan INCO.
Taktik lainnya yang akan dijalankan oleh INCO yaitu membeli konsesi
penambangan swasta lainnya yang tidak mampu produksi dan kekurangan modal
mengingat harga komoditi nickel ore yang dijual jatuh.
Berdasarkan informasi di atas, ada kemungkinan harga nickel dunia jatuh bukan
saja dikarenakan permintaan yang turun namun dikarenakan taktik dan strategi
INCO untuk menguasai pangsa pasar tertentu – terutama Indonesia yang
merupakan salah satu penghasil nickel ore yang memiliki potensi cukup besar.
Ketergantungan CDS dengan Harita dalam hal portfolio bisnis CDS hampir 80% untuk
penambangan di Harita sehingga proyek ini menjadi cashcow untuk CDS dan asset CDS
yang masih status leasing baik di Finance maupun di Bank (masih memiliki kewajiban
tiap bulannya) bergantung pada income dari Harita.
Sedangkan ketergantungan Harita dengan CDS dalam hal kontraktor tunggal yang
dipercaya oleh Harita hanya CDS di mana 2 kontraktor sebelumnya yang pernah berjaya
dengan Harita yaitu Parama dan Roda Nusantara diberhentikan dikarenakan
mengkhianati Harita – dengan memberikan informasi mengenai kondisi internal Harita
kepada perusahaan tambang nickel ore swasta lainnya – perusahaan asal India dan China.
Infonya PT. Roda Nusantara maupun Parama menjadi kontraktor perusahaan nickel ore
swasta lain.
Harita adalah group perusahaan milik Lim Family (Lim Gunawan sebagai owner) selain
bergerak di bisnis penambangan minyak (oil and gas), penambangan bauksit, mangan,
batubara, nickel – juga memiliki kerjasama bisnis dengan China – pabrik pengolahan
nickel.
Indikasinya dengan jatuhnya harga nickel dunia di mana INCO sebagai perusahaan
penambangan nickel yang cukup besar di dunia yang ikut berperan dalam penentuan
harga dan jatuhnya harga, perusahaan group Harita pun mengambil manfaat yang sama
yaitu membeli material yang murah untuk pabriknya serta mulai membeli konsesi
tambang yang dijual.
Selain dengan MBI – lessee juga mendapatkan kontrak dari PT. Multi Harapan Utama –
rental alat berat dan unit truck ke PAMA. Salah satu lessee BFI Balikpapan pernah
bekerja di MHU dan sering kali mengalami keterlambatan pembayaran dari PAMA.
CDS juga masih menjalin kontrak rental alat berat dengan Darmarosadi Internasional –
DRI (milik Joni Rosadi). Saat ini, kondisi DRI menghentikan kegiatan penambangan
dikarenakan harga nickel ore turun dan DRI mengalami tolakan 3x atas nickel ore yang
dikapalkan oleh buyer di China sehingga DRI mengalami kesulitan untuk menjual jika
tidak ada perbaikan pada kadar nickel ore yang dijual sementara harga nickel ore pun
turun sehingga cost production pun tidak menutupi. Untuk sementara ini, DRI
menggunakan CDS untuk menjadi kontraktor persiapan pembangunan pabrik – yaitu
penambangan batu untuk digunakan sebagai pondasi pabrik. Hitungan pekerjaan rental –
terdiri dari sekitar 10 unit DT, Vibro, Excavator dan Dozer dengan minimum hour. Di
lokasi DRI terdapat stone crusher dan conveyor yang siap untuk dirakit.
Dengan kondisi di atas, menurut Credit, perlu menunggu sekitar 3 bulan ke depan untuk
melihat perkembangan investasi Harita di bisnis penambangan nickel sebagai sumber
utama income CDS serta updated mengenai new project yang akan dikerjakan oleh CDS
sebagai prospek investasi CDS ke depannya.
Credit Unit Report
Hal : 52 of 62
________________________________________________________________________________________________
Namun, dengan itikad baik, Tn. Jefry Rumendong (JRM) meminta untuk dilakukan
reschedulling.
Untuk saat ini, Credit masih menunggu list data alat yang akan dijual berikut status
financing-nya.
Mengenai ANTAM
Lahan penambangan nickel ore ANTAM dibagi menjadi 3 yaitu wilayah Utara, Selatan
dan Barat. Wilayah Utara dan Barat sudah selesai di tambang – yang masih ditambang
saat ini wilayah Selatan Pomalaa. 80% pekerjaan dipegang oleh SSB (Sumber Setia
Budi) – PT. Sultra Jembatan Mas hanya mengerjakan beberapa kontrak saja.
Dengan keterbatasan stock nickel ore dan hanya wilayah Selatan saja yang tertinggal,
harga nickel jatuh, INCO keluar dari Pomalaa dan tidak ada kontrak kerjasama antara
INCO dan ANTAM yang sebenarnya sangat menguntungkan ANTAM, wajar
menyebabkan ANTAM mengurangi produksi, apalagi kadar nickel ANTAM di bawah 1.8
(grade rendah).
ANTAM saat ini fokus pada penambangan emas yang ditemukannya di wilayah Sulawesi
Tenggara.
Mengenai INCO
Ke depannya, INCO akan kembali melakukan penambangan nickel ore di Pomalaa
mengingat konsesi penambangan INCO cukup besar. Selama ini, kontrak INCO dengan
ANTAM yang menghalangi INCO untuk berkembang dan melakukan eksploitasi besar-
besaran. Produksi INCO hanya 3 juta ton selama 3 tahun ini dan hanya dikerjakan oleh 1
kontraktor tunggal yaitu PT. Sultra Jembatan Mas. Dengan potensi lahan yang masih luas,
kadar nickel ore yang tinggi, permodalan kuat, dan pendirian pabrik pengolahan nickel
ore, maka kemungkinan besar yang akan menguasai penambangan nickel ore di Sultra
adalah INCO seperti INCO menguasai penambangan yang berada di Soroako. Hanya saja
faktor regulasi dari pemerintah daerah yang tidak mendukung di mana fee ataupun royalti
dari Perda terkadang dalam batas ketidakwajaran.
Credit Unit Report
Hal : 54 of 62
________________________________________________________________________________________________
Penambangan swasta yang tidak memiliki kadar nickel ore yang bagus pun akan
tergantung pada hasil produksi INCO sebagai pencampuran nickel ore sehingga dapat
sesuai dengan permintaan buyer. Seperti Darmarosadi Internasional kemungkinan akan
membeli nickel ore kadar tinggi dari INCO sebagai campuran hasil tambang nickel
miliknya – namun dengan DRI mendirikan pabrik – DRI tidak menginginkan produksi
hasil olahan nickel ore tersebut bergantung pada INCO.
Status INCO sekarang memang benar2 berhenti eksploitasi namun tetap melakukan
eksplorasi dan mempersiapkan infrastruktur pembangunan pabriknya. Selain itu, tetap
melakukan strategi perluasan wilayah KP yang dikuasai INCO dengan melakukan
pembelian terhadap KP swasta yang sudah tidak mampu bertahan.
Rekomendasi
Usaha ini tidak direkomendasikan untuk dibiayai.
Coal Mining
Demand of Coal
Permintaan batubara baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri saat ini masih
sangat tinggi dan hal ini diperkirakan akan terus terjadi hingga tahun – tahun
mendatang karena :
Batubara menjadi bahan bakar utama PLTU baik di Indonesia maupun di luar
negeri
Mengurangi ketergantungan sumber energi tunggal dari minyak dan gas
dengan sumber energi dari batubara
Kebutuhan batubara dalam negeri terus meningkat dikarenakan rencana
pemerintah atas pembangunan sejumlah PLTU di Jawa dan luar jawa dengan
kapasitas total 10.000 MW
Cost production untuk mengelola batubara sebagai sumber energi lebih murah
dibandingkan dengan minyak dan gas
Demand terbesar hingga saat ini masih berasal dari China dan India, kedua negara
tersebut sedang berkembang pesat secara perekonomian sehingga kebutuhan energi
juga terus meningkat, banyak PLTU terus dibangun di kedua negara itu dan
membutuhkan batubara yang tidak sedikit. Untuk India seja setiap tahun masih
mengimpor batubara sebesar 80 Juta Ton per Tahun
Government Regulations
Seperti yang tertuang dalam The National Coal Policy tahun 2004, menyebutkan
bahwa demi untuk menjamin pemenuhan kebutuhan batubara domestik maka
Credit Unit Report
Hal : 55 of 62
________________________________________________________________________________________________
Coal Price
Harga batubara dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan seiring dengan
tingginya demand akan batubara tersebut. Namun, saat ini harga batubara mengalami
penyesuaian dikarenakan adanya penurunan harga minyak dunia menjadi sekitar
USD 60/barel. Harga batubara kalori rendah sekitar Kcal 5000 saat ini turun hingga
Rp 150,000,-/ton – yang sebelumnya mampu mencapai Rp 230,000,-/kg. Untuk
kalori tua 6300 up sebelumnya dapat mencapai Rp 400,000,-/kg namun saat ini
hanya sekitar Rp 280,000,-/kg. Namun yang menjadi persoalan adalah harga jual
penambang jika batubara dieksport bisa jauh lebih tinggi daripada jika dijual di
dalam negeri, akibatnya banyak pengusaha batubara yang menjual batubaranya ke
luar negeri karena lebih menguntungkan. Saat ini banyak pengusaha batubara yang
lebih memilih bayar denda saat melakukan ekspor karena hasilnya tetap lebih besar
Industry's Prospect
Jumlah sumber daya batubara di Indonesia berdasarkan perhitungan Pusat Sumber
Daya Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2005 adalah
lebih dari 60 Miliar Ton, dengan persebaran dan kualitas batubara sbb. :
Credit Unit Report
Hal : 56 of 62
________________________________________________________________________________________________
Legality
Meskipun saat ini kondisi pertambangan batubara secara legalitas sudah lebih baik
dibandingkan di tahun 2005, namun masih banyak kendala dalam hal tumpang tindih
(overlap) titik koordinat ijin Kuasa Penambangan (KP) baik antar lokasi tambang
batubara maupun overlap dengan kawasan hutan lindung, sehingga tidak sedikit
pengusaha batubara yang tersandung dalam masalah perijinan ini.
Oleh karena itu masalah perijinan mulai dari KP / PKP2B, ijin pengangkutan dan
penjualan, serta yang tidak kalah pentingnya adalah ijin pinjam pakai kawasan hutan
dari MenHut harus jelas dan tidak dapat ditawar lagi.
Meskipun demand batubara sangat tinggi untuk saat ini namun pemerintah tidak mau
terlalu cepat meningkatkan produksi batubaranya. Hal ini dimaksudkan untuk
menjaga harga batubara di level international, jika produksi naik secara signifikan
maka pasar akan kebanjiran batubara dan harga akan turun.
Proyeksi Departemen Pertambangan dan Energi, produksi batubara Indonesia akan
terus ditingkatkan secara bertahap hingga tahun 2020 untuk mengimbangi kebutuhan
domestik. Hal ini berarti cadangan batubara di Indonesia masih akan aman hingga
tahun 2020.
Melihat kondisi yang ada maka pembiayaan di batubara masih direkomendasikan
hingga beberapa tahun ke depan, namun resiko yang kemungkinan akan muncul
Credit Unit Report
Hal : 57 of 62
________________________________________________________________________________________________
adalah akibat Pemilu 2009 mendatang yang biasanya dengan bergantinya tampuk
pemerintahan maka ada beberapa regulasi yang akan berubah pula. Hal ini umumnya
akan mengganggu kelangsungan operational bisnis pertambangan batubara. Oleh
karena tiu review secara periodik akan dilakukan khususnya mengenai peraturan
pemerintah yang mungkin akan keluar tahun depan.
Industri turunan di pertambangan batubara juga akan memiliki prospek yang baik,
seperti rental, dan angkutan batubara.
Cost Stuctures –
1. Tambang batubara
Komponen biaya untuk tambang batubara sangat variable karena tergantung dari
kondisi tambang masing – masing lokasi, variablenya adalah stripping ratio, posisi
batubara di dalam tanah, kontur tanah, kepemilikan alat berat, dll.
Oleh karena itu ilustrasi perhitungan akan menggunakan 2 skenario, yaitu skenario 1
jika alat berat milik sendiri semua; skenario 2 jika alat berat rental semua
Asumsi :
All HE + Truck milik sendiri
Harga batubara digunakan yang paling rendah
Konsumsi BBM untuk 300 Jam
All batubara dijual ke stockpile
Untuk OB dapat 30 rit / hari (asumsi jarak ax 3 Km), dengan 5 unit tronton
Untuk hauling dapat 10 Rit / hari dengan 10 unit tronton
Harga rental rata – rata untuk excavator sekelas PC200 Rp. 275.000,- / Jam (untuk
unit tahun muda, above 2000), dengan jam kerja 200 Jam / bulan, maka possible cost
structure :
Item Value
Price / hour 275,000
Hour / month 200
Income 55,000,000
Maintenance 10,000,000
Gaji Operator 1,000,000
Premi Operator 4,500,000
Gaji Helper 750,000
Premi Helper 2,000,000
Other 5,500,000
Profit Margin 31,250,000 56.82%
E. Recommendation
Tambang Batubara
Dengan adanya kebijakan DMO dan adanya selisih harga yang tinggi antara harga
batubara domiestik dan ekspor maka kemungkinan besar akan banyak terjadi ekspor
batubara illegal ke luar negeri akibat demand batubara yang tinggi. Hal ini juga
kemungkinan akan berakibat adanya investor – investor spekulan di bisnis ini yang
nekat untuk menambang tanpa ijin (PETI). PETI yang dimaksud sekarang tidak sama
dengan tahun 2005 lalu yang benar – benar tidak memiliki ijin KP, dan lainnya. PETI
yang muncul saat ini adalah penambang – penambang yang nekat menambang
bermodalkan ijin KP namun belum memiliki ijin pinjam pakai lahan tambang.
Rental
Portfolio rental masih baik untuk saat ini, hanya saja yang harus diperhatikan adalah
karena unit akan menghidupi diri sendiri maka komposisi kepemilikan unit antara yang
masih kredit dan milik sendiri harus diperhatikan. Selain itu experience juga harus
memadai agar alat dapat langsung direntalkan ke pihak lain begitu masa rental sudah
berakhir
Credit Unit Report
Hal : 60 of 62
________________________________________________________________________________________________
Angkutan Batubara
Kondisi penurunan harga batubara secara global tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kondisi bisnis angkutan batubara di Kalimantan Selatan.
Berdasarkan keterangan dari H. Fadliyono (pemilik kode angkutan tronton dan light
truck) bahwa tidak terjadi penurunan produksi batubara dan penurunan harga
angkutan batubara. Kondisi sekarang hanya sedikit mengurangi profit margin dan
kondisi masih diuntungkan dengan turunnya harga solar dan kenaikan nilai tukar
dolar. Term of Payment (TOP) tetap mundur selama 2-3 bulan.Tidak ada
pengunduran TOP yang lebih lama. Untuk Light Truck terjadi penurunan premi supir
dari Rp. 1.000.000/ rit menjadi Rp. 700.000/ rit.
Berdasarkan keterangan dari H. Syahriar Herly (pemilik angkutan tronton) terdapat
adjustment harga per. Tanggal 26 Juli 2008 untuk pengangkutan KPP menuju Sungai
Putting disesuaikan dengan harga solar yang berlaku. Pembayaran dari pembayar bon
(pemilik kode HAM) ke pemilik truk dilakukan 2 kali sebulan dan mundur 2-3 bulan.
Namun pemotongan yang dilakukan oleh pemilik kode hanya sebesar Rp.1.000-
2.000/ ton.
Semakin bertambahnya populasi Light Truck yang sekarang telah mencapai ±4.000
truk sehingga terjadi ‘bottleneck’ di sepanjang jalan menuju pelabuhan serta
terjadinya penumpukan batubara yang saat ini telah over di stockpile pelabuhan
sehingga truk harus menunggu lebih lama di pelabuhan yang menyebabkan
menurunnya ritase Light Truck menjadi 1 rit/ 2 hari.Penumpukan tersebut terjadi
karena batubara menunggu untuk diangkut ke tongkang serta terjadi penimbunan
sementara untuk menunggu harga batubara stabil (biasanya untuk trader lokal).Ada
informasi bahwa per. Juli 2009 semua Light Truck dilarang memakai jalan negara
karena pelabuhan baru dengan jarak yang lebih dekat akan rampung sehingga
populasi Light Truck akan semakin dikurangi. Namun isu tersebut masih belum
relevan mengingat pelabuhan tersebut lebih difungsikan untuk angkutan tronton.
Penurunan harga batubara global juga disertai penurunan harga solar industry dari
±Rp.12.000/ liter menjadi ±Rp.9.500/ liter dan solar eceran (solar subsidi ‘gelap’)
juga turun dari sekitar ±Rp.9.500/ liter menjadi ±Rp.7.500/ liter. (note: harga solar
berubah setiap 2 kali sebulan dari Depo Pertamina).
Beberapa adjustment untuk ongkos angkut batubara untuk Light Truck dan Heavy
Truck yang berlaku 1 bulan terakhir yaitu:
Sumber: H. Fadliyono Sumber: H. Fadliyono
PMT Tronton Light Truck KM 71 KM 74
Fee / Ton / Km 950 Note: Jarak ± 71km Fee / Ton 55,000 65,000
Fee /Sumber:
Rit H. Syahriar
1,483,900Herly 4 rit/ hari Sumber:
Fee / Rit H. Syahriar
385,000 Herly
455,000
Solar
Income subsidi Rp.6.000/ltr
/ Hari 5,935,600 BBM 250ltr/ hari Solar subsidi
Income / Bln Rp.9.500/ltr
6,160,000 6,370,000
KPP
Income – P. Cabe
/ Bln Tronton
148,390,000 Note: rit ± 40km
22 ton/Jarak KPP – P. Cabe 1,000,000
Maintenance Tronton1,000,000
BBMFee / Ton 83,125,000 27,000 6 rit/ hari Fee
Other/ Ton 616,000 37,500
637,000
SopirFee / Rit 10,000,000594,000 BBM 200ltr/ hari Fee / Rit
Net Income 825,000
4,544,000 4,733,000
Income / Hari
Maintenance 3,564,000
10,000,000 22 ton/ rit Income / Hari 4,950,000
Others
Income / Bln 14,839,000
89,100,000 Income / Bln 123,750,000
Net Income
BBM 30,426,000
30,000,000 BBM 47,500,000
Sopir 10,000,000 Sopir 10,000,000
Maintenance 10,000,000 Maintenance 10,000,000
Others 8,910,000 Others 12,375,000
Net Income 30,190,000 Net Income 43,875,000
Credit Unit Report
Hal : 61 of 62
________________________________________________________________________________________________
Sumber:Sumber: H. H. Syahriar
Syahriar Herly
Herly Sumber:
Sumber: H.H.Syahriar
SyahriarHerly
Herly
Solar Rp.6.000/ltr
Solar subsidi subsidi Rp.6.000/ltr SolarSolar non-subsidi
subsidi Rp.9.500/ltr
Rp.9.500/ltr
KPP – G.KPP – BRE
Persada Tronton
Tronton Note:Jarak
Note: Jarak ± 57km KPPKPP
± 35km – G. –Persada
BRE Tronton
Tronton
Fee / TonFee / Ton 37,000
22,500 4 rit/
7 rit/ harihari Fee /Fee
Ton/ Ton 51,500
31,500
Fee / Rit Fee / Rit 814,000
495,000 BBM 200ltr/ hari Fee / Rit
BBM 200ltr/ hari Fee / Rit 1,133,000
693,000
Income /Income
Hari / Hari 3,256,000
3,465,000 22 ton/
22 ton/ rit rit Income
Income / Hari/ Hari 4,532,000
4,851,000
Income /Income
Bln / Bln 81,400,000
86,625,000 Income
Income / Bln/ Bln 113,300,000
121,275,000
BBM BBM 30,000,000
30,000,000 BBMBBM 47,500,000
47,500,000
Sopir Sopir 10,000,000
10,000,000 SopirSopir 10,000,000
10,000,000
Maintenance
Maintenance 10,000,000
10,000,000 Maintenance
Maintenance 10,000,000
10,000,000
Others Others 8,140,000
8,662,500 Others
Others 11,330,000
12,127,500
Net IncomeNet Income 23,260,000
27,962,500 Net
Net IncomeIncome 34,470,000
41,647,500
Rekomendasi
Industri ini masih direkomendasikan untuk dibiayai
Berdasarkan hasil interview yang kami lakukan kepada salah satu pengumpul hasil
pertanian baik coklat maupun kopra yang bernama Koh A Hong, dimana beliau ini sudah
berkecimpung di usaha ini sudah puluhan tahun mengatakan bahwa penurunan harga
coklat pada masa sekarang ini (krisis sekarang) merupakan penurunan harga yang paling
signifikan di mana jika dibandingkan dengan tahun 1998 ketika terjadi krisis moneter
dulu, masih tidak terlalu turun drastis. Dimana ketika kami kunjungi ke gudangnya
seminggu yang lalu, beliau mengatakan kalau dia jual coklat seharga Rp 17.300, padahal
kalau dibandingkan ketika bulan Agustus harga coklat sedang tinggi berkisar Rp
27.000/kg, sehingga sekarang terjadi penurunan sebesar Rp 10.000/kg, menurut beliau
selama berpuluh tahun dia berkecimpung di usaha ini, inilah pertama kali beliau
merasakan penurunan harga yang paling signifikan. Beliau memang menngalami
kerugian, karena ketika beliau beli dari pengumpul kecil harga masih tinggi, tetapi ketika
Credit Unit Report
Hal : 62 of 62
________________________________________________________________________________________________
beliau jual harga menjadi turun, dimana keuntungan yang harusnya didapat dari selisih
harga jual dengan harga beli menjadi defisit. Dalam hal ini beliau menyiasati ketika dia
membeli coklat dari pengumpul kecil beliau hanya membayar sebesar 60% dari total
harga beli pada harga saat itu, sedangkan sisanya beliau bayar mengikuti fluktuasi harga
pasar, sembari untuk menekan kerugian.
Dan sama pula penurunan harga komoditas ini juga dirasakan oleh konsumen kita BFI
Palu yang masis exist, M. Sulhaji yang merupakan pengumpul hasil pertanian di Poso,
beliau juga mengalami penurunan omset karena penurunan harga coklat dan kopra.
Beliau sendiri mennyiasati hal ini dengan cara ketika dia beli hasil pertanian pada hari itu
juga segera dia jual kembali hasil pertaniannya pada hari yang sama, karena untuk
menghindari terjadinya penurunan harga yang lebih rendah lagi. Menurut beliau sekarang
harga coklat di exportir mencapai Rp 16.500/kg, sedangkan beliau sendiri membeli
dengan harga Rp 15.500/kg. Untuk kopra juga dia perlakukan sama hari ini dia beli hari
ini juga dia segera jual.
Sedangkan pada tingkat petani coklat, berdasarkan hasil interview yang kami lakukan
kepada konsumen existing kita Hj. Salim yang mempunyai kebun coklat 4 ha,
mengatakan bahwa saat ini beliau belum terlalu merasakan penurunan harga coklat ini
apalagi sampai merugi. Hanya saja mereka merasakan penurunan keuntungan. Untuk per
2ha beliau sekali panen bisa mendapat 100kg, dalam 1 bulan 2 kali panen berarti 2 x
100kg = 200kg/bulan, dengan biaya pupuk Rp 1.000.000 dan ongkos pekerja Rp 400.000.
Ketika terakhir kami temui beliau masih menjual cokltanya seharga Rp 20.000/kg
seminggu sebelum lebaran, berarti income yang beliau dapat adalah sebesar :
coklat = 200kg @ Rp 20.000/kg = Rp 4.000.000
pupuk = ( Rp 1.000.000 )
pekerja = ( Rp 400.000 )
Net income = Rp 2.600.000
Sebelum dijual ke tingkat pengumpul, coklat ini memerlukan proses terlebih dahulu,
yaitu salah satunya dikeringkan. Untuk pengeringan memerlukan waktu ± 5 – 6 hr jika
cuaca panas, sedangkan kalau hujan bisa lebih dari 7 hari tergantung dari cuaca.
Dalam kondisi krisis seperti ini beliau belum menjual hasil buminya, dikarenakan karena
memang cuaca di Palu sendiri sudah sering hujan, dan juga coklat setelah dikeringkan
bisa disimpan hingga 1 bulan sembari menunggu mungkin harga coklat bisa naik
kembali.
Rekomendasi
Industri ini masih direkomendasikan untuk dibiayai