Anda di halaman 1dari 62

Credit Unit Report

To : BFI Directors (FL / PW / CH) & BFI Commisioners


From : Credit Unit Retail dan Corporate
Cc : Herizal Welly, Donnie Prayogo, Yoga Aryanto, Rudi Edywidjaja,
Jackson Lim, Angtawan
Date : 4 November 2008
Subject : Industry Update as of Oct 2008

Executive Summary
Berdasarkan update kondisi usaha oleh seluruh Credit Analyst BFI di cabang, berikut
adalah rangkuman dari kondisi usaha yang menurut Credit perlu dilakukan pembatasan
atau perhatian khusus :
Industri Status Kondisi tambahan Cabang
Rantau Prapat, Jambi,
Muara Bungo,
Pekanbaru, Palembang,
Prabumulih, Lampung,
Tidak boleh Sampit, Pontianak,
Sawit dibiayai Samarinda, Bontang,
Tidak boleh Sampit, Banjarmasin
Iron Ore Mining dibiayai
Tidak boleh Kendari, Makassar
Nickel Ore Mining dibiayai
Industri Besi Tua dan Tidak boleh Malang
Limbah dibiayai
Tidak boleh Semarang, Solo, Kudus,
Industri Mebel Jateng dibiayai Yogyakarta
Ekspor Tekstil dan Tidak boleh
Pakaian dibiayai
Tidak boleh
Forwarder dibiayai
Tambang Udang dan Tidak boleh
Ekspor dibiayai
 Fokus pada legalitas tambang Banjarmasin dan
 Experience usaha minimal 2 Samarinda
tahun
 Perlu site visit – untuk
melihat operasional tambang
 Kontrak Jual – jika trader
Perhatian  Wajib melampirkan data
Khusus dengan keuangan seperti rekening.
Coal Mining kondisi
Angkutan Batubara Perhatian  Experience usaha minimal 2 Banjarmasin dan
Khusus dengan tahun Samarinda
kondisi  Kepemilikan unit minimal
50% sudah menjadi milik
sendiri
 Memperhatikan kondisi jalan
dan jarak (ritase)
 Fokus pada tronton – stop
Credit Unit Report
Hal : 2 of 62
________________________________________________________________________________________________
Industri Status Kondisi tambahan Cabang
untuk light truck
 Wajib melampirkan kontrak
kerja – kontrak hauling

 Experience usaha minimal 3 Cabang Regional


tahun Sulawesi
Perhatian  Memiliki usaha lainnya –
Perkebunan – Cokelat Khusus dengan bukan hanya bisnis kebun
dan Kopra kondisi
 Experience usaha minimal 3 Cabang Regional Jawa
tahun Timur
 Jumlah unit pendukung ≥ 2
unit
 Untuk ekpedisi skala kecil
punya other income untuk
Perhatian backup pembayaran angs.
Khusus dengan  Jalur angkutan Jawa-Bali.
Ekpedisi Jatim kondisi
 Kapasitas usaha semi grosir
atau grosir (bukan retail
satuan)
 Mempunyai other income
dari usaha lain
Perhatian  Experience usaha minimal 3
Khusus dengan tahun
Retail Pakaian Jadi kondisi
 Proyek Multiyears dengan Seluruh Cabang
SPK lengkap
Masih dapat  Secara capital memadai –
dibiayai dibackup oleh unit sendiri
tergantung pada dengan komposisi
Kontraktor PU jenis proyek kepemilikan yang tinggi

Action Plan :
 Melakukan konsolidasi dengan AMD, dalam monitoring collection cabang-
cabang dengan konsentrasi industri diatas yang cukup tinggi
 Melanjutkan summary diatas menjadi Credit Policy (pada saat ini beberapa
industri diatas, spt : sawit sudah dibatasi melalui SK BOD

Laporan ini merupakan kontribusi dari seluruh Credit Analyst BFI

Compiled by, Reviewed by,

Vido Onadi / Silvia Thamrin Herizal Welli


Credit Unit Report
Hal : 3 of 62
________________________________________________________________________________________________

Laporan Credit Analyst selengkapnya

Industri Sawit
Permintaan CPO untuk pasar luar negeri semakin berkurang, karena amerika dan
eropa membatasi impor CPO, stok CPO nasional akan semakin besar, karena kemampuan
menyerap CPO untuk dalam negri terbatas, baru akhir-akhir ini mulai digiatkan kembali
meningkatkan pemakaian CPO untuk industri hilir dalam negeri.. Ada berita terbaru dari
India akan menaikkan tarif bea masuk impor minyak nabati sebesar 40% mulai
November, walaupun hal ini belum diputuskan sampai 3 November nanti. India adalah
tujuan ekspor CPO terbesar kedua di asia, jika India benar-benar menaikkan tarif, maka
hal itu merupakan pukulan telak bagi industri sawit Indonesia, ditengah-tengah lesunya
permintaan dunia. Eropa juga lebih prefer minyak biji matahari daripada CPO.
Namun ada kabar terbaru bahwa pemerintah memperkecil lagi pajak ekspor CPO,
bahkan meniadakan PE CPO dari ketetapan awal 2,5% menjadi 0% mulai November
2008 , terkait melemahnya industri sawit nasional. Sebenarnya kejatuhan rupiah
merupakan saat para eksportir CPO menunggak keuntungan, karena mereka beli dari
rupiah, jual dalam dollar, namun ternyata permasalahaanya bukan pada eksportir menanti
harga CPO naik, namun memang permintaan dunia yang menurun, sehingga momentum
pelemahan dollar ini tidak begitu dinikmati oleh ekportir CPO

Pekan Baru
Pada minggu terakhir bulan Juli 2008 harga TBS di kalangan petani mulai ada
kecenderungan menurun , puncaknya pada awal Oktober ini harga TBS kalangan petani
rata-rata 350-400 rupiah/kg, bahkan terendah ada mencapai 180 rupiah / kg. Beberapa
daerah di Riau seperti daerah galuh dan Dumai sudah ada beberapa PKS yang tutup, hal
itu karena stok CPO mereka sudah penuh di tanki penyimpanan, sehingga mereka tidak
menerima TBS dari petani lagi sementara ini. Hal itu memperparah harga sawit, dimana
stok sawit melimpah. Di beberapa surat kabar di Pekanbaru tertulis kabar mengenai
pemerintah daerah menetapkan harga beli PKS harus 750-1000 lebih, masalahnya tidak
bisa seperti itu penerapannya di pasar, PKS tidak mau rugi, karena mengacu sekali lagi
kembali ke harga CPO, jika untuk diekspor PKS akan rugi karena yg mereka jual
kemahalan (harga CPO lebih rendah dari biaya produksi PKS)

Jambi
Dari semua region Sumatra, Jambi yang paling unik, karena harga TBS baik dari
petani maupun pembelian PKS diatas harga rata-rata region lainnya (Data +/- 700/kg) hal
ini terjadi karena sampai saat ini PKS di sana belum ada kecenderungan untuk membatasi
TBS dari petani, dikarenakan ada beberapa PKS di Jambi yang belum memiliki areal
perkebunan atau areal perkebunannya belum produktif, sehingga tergantung pada supply
petani swadaya.
Credit Unit Report
Hal : 4 of 62
________________________________________________________________________________________________

Estimasi cost structure :


Perincian biaya untuk petani sawit/kapling (per bulan) dengan estimasi biaya (panen,
angkutan) maksimal:
Panen 2x/bln @ 1500 kg : Rp. 700 x 3.000 kg : Rp. 2.100.000
Upah panen Rp. 85-125/kg (1) : Rp. 125 x 3.000 : Rp. 375.000
Angkutan Rp. 50 – 150/kg (2) : Rp 150 x 3.000 : Rp. 450.000
Pupuk 3x/thn 10 sak x @ sak 475.000(3) : Rp.4.750.000/4 bln : Rp. 1.187.500 _
Surplus / ha Rp. 87.500

Muara Bungo
Untuk kondisi di daerah muarabungo tidak jauh berbeda dengan keadaan di jambi,
harga TBS di muarabungo bervariasi sesuai dengan daerahnya, harga petani sebesar
640/kg (binaan PKS), untuk sawit yang letaknya jauh harga TBS nya sangat murah ,
hanya 300-350/kg, ada yang 500-600/kg, sedang harga jual ke PKS berkisar antara 715-
815, bervariasi dengan melihat kondisi jalan. Namun info terbaru dari muarabungo ada 1
PKS yang berhenti berfungsi sementara karena tanki CPO nya sudah penuh (PT SAL 1)

Rantau Prapat
BFI Rantauprapat merupakan cabang BFI yang eksposure sawitnya paling besar.,
kemungkinan jatuhnya harga TBS akan lebih membawa dampak terbesar di cabang BFI
ini. Harga beli TBS di tingkat PKS 550-700, sedangkan di tingkat petani 400-550/kg. Ada
PKS d rantauprapat yang sekarang tidak menerima TBS dari petani lagi. Sekali lagi harga
sawit yang jatuh tajam itu terjadi pada petani sawit swadaya yang tidak bermitra dengan
PKS, PKS mendahulukan TBS petani yang bermitra dengannya.

Estimasi Cost Structure Petani Sawit Harga Beli Rata-rata di tingkat petani Rp. 400/Kg :
Hasil Panen : 600 Kg/Ha x 2 x panen x Rp. 400/kg = Rp. 480.000.-
Biaya Dodos :600 Kg/Ha x 2 x panen x Rp. 100/kg = Rp. 120.000.-
Biaya Pupuk : = Rp. 137.500,-
(11 Kg/Batang/Tahun x 100 Batang/Ha x Rp. 1.500.-/Kg x = Rp.
1.650.000.-/Ha/Tahun/12 bulan = Rp. 137.500.-/bulan.)
Biaya Perawatan :
Rp. 100.000.-/Ha = Rp. 100.000,-
Net Income/ha Rp. 122.500,-

Estimasi Cost Structure Petani Sawit Harga Jual Rata-rata di tingkat PKS Rp. 700/Kg
dengan asumsi Jual ke PKS :
Hasil Panen : 600 Kg/Ha x 2 x panen x Rp. 700/kg = Rp. 840.000.-
Biaya Dodos : 600 Kg/Ha x 2 x panen x Rp. 100/kg = Rp. 120.000.-
Biaya Pupuk : = Rp. 137.500
(11 Kg/Batang/Tahun x 100 Batang/Ha x Rp. 1.500.-/Kg x 15 Ha = Rp.
24.750.000.-/Ha/Tahun/12 bulan = Rp. 2.062.500.-/bulan.)
Biaya Perawatan : = Rp. 100.000.-
Biaya Angkutan : 600 Kg/Ha x 2 x panen x Rp. 100/kg = Rp. 120.000.-
Biaya Bongkar Muat : 600 Kg/Ha x 2 x panen x Rp. 50/kg = Rp. 60.000.-
Credit Unit Report
Hal : 5 of 62
________________________________________________________________________________________________

Net Income/ha Rp. 302.500,-

Medan
Harga TBS di daerah Binjai dan Langkat berkisar 300 rupiah / kg, di daerah
asahan dan batubara harga berkisar 250/kg, bahkan ada yg hanya 150/kg di daerah
labuhan batu dan tapanuli tengah. Sedang harga PKS berkisar 400-500 /kg. Banyak
petani yang membiarkan panennya busuk, tidak dipanen. Untuk harga light truck dan
kendaraan pribadi di medan menurut keterangan beberapa suplier di medan tidak
terpengaruh dengan krisis ini.

Estimasi cost structure:


Harga sawit saat ini = 300 / kg
Upah panen = 100 / kg
Upah angkut = 200 / kg
Income net/ha = 0

Padang
Harga TBS di padang di kalangan petani berkisar 400-500/kg, harga pupuk di
sana mengalami kenaikan karena kelangkaan barang ini, naik sekitar 15%dari harga
500.000 menjadi 600.000. sedangkan harga beli TBS dari PKS sebesar 600-730/kg (cut
off 17 Oktober 2008). Berdasarkan informasi terdapat 1 pabrik yang tutup sementara bagi
non petani binaannya.
Untuk usaha angkutan berdasarkan crosscheck CA Padang keuntungan mereka
tetap sama seperti sebelum krisis, namun harus dipikirkan bila PKS sudah menghentikan
kegiatannya maka golongan angkutan pun akan terkena imbasnya.
Sedangkan untuk harga truk maupun kendaraan pribadi mereka mengakui
penjualan menurun dan mereka tidak beli unit baru, menghabiskan stok lama.

Estimasi cost structure:


Asumsi 1 hektar sawit (umur produktif > 5tahun) menghasilkan 2 ton TBS dalam satu
bulan. Maka dalam satu bulan pendapatan bersih petani (asumsi harga jual sawit Rp
600/kg) adalah sebagai berikut :

Pendapatan kotor petani = 2000 kg * Rp 400/kg = 800.000 / bln.

Total cost terdiri dari :


Pupuk 120/kg + Upah transport 80/kg + Upah panen 60/kg +Upah muat 20/kg = Rp
280/kg

Total cost untuk 1 ha = 2000 kg * Rp280/kg = 560.000 / bln.

Jadi untuk asumsi 1 ha saja, pendapatan bersih petani saat ini hanya 240.000 /bln.
Credit Unit Report
Hal : 6 of 62
________________________________________________________________________________________________

Bukittinggi
Konsumen sawit BFI di Bukittinggi biasanya berada di daerah Pasaman barat dan
dhamasraya. Harga TBS di kedua daerah tersebut rata2 350 rupiah/kg nya, harga jual
PKS berkisar 550-600/kg.
Pengaruh terbesar dari penurunan ini adalah petani pekarangan / mandiri, kalau
binaaan PKS bisa langsung di jual ke PKS. Masalah lain yang dihadapi oleh petani
adalah harga pupuk yang tinggi, biaya hidup yang tinggi pula. PKS jg melakukan
penyortiran secara ketat terhadap produk TBS.

Estimasi cost structure :


1 ha lahan sawit menghasilkan min 1 ton=1000 kg/panen (panen 2 x sebulan)
Harga sawit Rp 350/kg

Upah panen Rp 100/kg


Upah angkut Rp 50/kg
Upah lansir Rp 100/kg
Biaya lain-lain Rp 50/kg
Total biaya Rp 300/kg

Margin Rp 50/kg

Income /ha per bulan = 1000 x 50 x 2 = Rp 100.000 / ha

Palembang
Harga sawit per 15 Oktober di PKS berkisar antara 750-1100, harga TBS yang
anjlok jauh adalah dari kalangan petani pekarangan sebesar 350/kg ke pengumpul,
sekarang PKS sudah membatasi pembelian sawit masyarakat.
Penjualan unit truck di Palemang mulai sepi , harga relatif turun sekitar 5 juta.

Estimasi cost structure :


Harga dijual ke pengumpul = Rp 350,- / kg
1 Ha = 1 Ton
Upah Petik , langsir dan angkut +/- Rp 300.000,- / Ton
Pendapatan / bln : (Rp 350,- X 1.000) – Rp 300.000,-  Rp 50.000,- / Ha.

Asumsi : Harga dijual ke PKS dengan harga terendah Rp 750,-


1 Ha = 1 Ton
Upah Petik , langsir , angkut dan fee +/- Rp 400.000,- / Ton

Income /ha per bulan = ( Rp 750,- X 1.000) – Rp 400.000 = Rp 350.000,- /ha


Credit Unit Report
Hal : 7 of 62
________________________________________________________________________________________________

Prabumulih
Harga beli PKS sekitar 650 rupiah, sedangkan harga beli dari petani berkisar 300-
350, yang paling terpukul adalah petani pekarangan.
Khusus untuk taoke sawit didaerah sini juga terkena dampaknya, karena mereka
menyediakan pupuk kepada para petani, setelah panen petani setor ke mereka, sedang
harga pupuk mengalami kenaikan, demikian pula ada beberapa PKS telah menyetop
pembelian TBS karena daya tampung CPO telah penuh.
Dari hasil crosschecking CA Prabumulih ke showroom light truck mayoritas
mereka menurunkan harga kendaraan mereka, kecuali untuk pick up angkutan karet,
namun sekarang karet pun harganya sedang anjlok.

Estimasi cost structure :


Harga sawit = 350/kg

Biaya dodos = 100/kg


Biaya lansir = 100/kg
Biaya angkut = 50/kg
Biaya lain2 = 50/kg
Total cost = 300/kg

Margin Rp 50/kg

Income /ha per bulan = 1000 x 50 x 2 = Rp 100.000 / ha

Lampung
Harga sawit di kalangan petani berkisar 400-500 rupiah, sedangkan harga beli dari
PKS antara 600-700 per kilo. PKS di lampung sampai saat ini belum membatasi
pengiriman TBS dari agen sawit, masih beroperasi seperti biasa, hanya lebih selektif.
Yang menonjol adalah kenaikan harga pupuk, dan sekali lagi yang paling sakit adalah
petani yang tidak mempunyai angkutan, sedangkan yang mempunyai angkutan pun
mengalami pengurangan rit, biasanya 30 rit menjadi 18 rit saja.
Penjualan Truck di showroom di lampung mengalami penurunan 20-30% dari
bulan sebelumnya akibat kenaikan rate dan perlambatan ekonomi.

Estimasi cost structure :


Harga sawit = 400/kg

Biaya perawatan = 100/kg


Biaya pupuk = 65/kg
Biaya donkel = 125/kg
Biaya panen = 75/kg
Total cost = 365/kg
Margin Rp 35/kg
Income /ha per bulan = 1000 x 35 x 2 = Rp 70.000 / ha
Credit Unit Report
Hal : 8 of 62
________________________________________________________________________________________________

Kalimantan (Bontang dan Pontianak)


Sebelumnya harga sawit di Kalimantan berkisar antara Rp 1.100- Rp 1.300/Kg,
sedangkan saat ini harga sawit per Kg-nya hanya Rp 300,-/Kg.

Berdasarkan hasil interview dengan beberapa konsumen BFI sendiri setiap


hektarnya dapat menghasilkan 2 ton/Ha. Dengan cost structure sebagai berikut :
1. Pupuk
Pemupukan biasanya dilakukan setiap 3 bulan sekali. Untuk 1 Ha lahan diperlukan 7
karung pupuk (@50 Kg). Dengan harga pupuk Rp. 8.000,- / kg, maka biaya pupuk yang
dikeluarkan Rp. 2.800.000,-/ 3 bulan atau Rp. 950.000,- / bulan.
2. Tenaga Kerja
Untuk Sekali panen ( 2 ton TBS):
 Upah pekerja untuk perawatan = Rp. 240.000,- (4 orang)
 Upah dodos = Rp. 140.000,- (2 orang)
Total = Rp. 380.000,-/ panen  Rp. 760.000,- / bulan
3. Biaya angkut, Rp. 100-150 per Kg tergantung jarak tempuh

Estimasi cost structure :


Harga sawit = 300/kg

Biaya perawatan = 190/kg


Biaya pupuk = 237/kg
Biaya angkut = 100/kg
Total cost = 527/kg

Margin Rp -227/kg

Kesimpulan :
 Berdasarkan kondisi dipaparkan diatas, disimpulkan bahwa industri sawit pada saat
ini mengalami penurunan omset akibat menurunnya harga komoditi itu sendiri hingga
hanya menjadi 10%-20% dari peak performancenya selama Q1 dan Q2 2008.
Keuntungan yang diperoleh untuk 1 ha lahan sawit hanya berkisar diantara 70.000-
300.000 (tergantung daerah) sampai tidak ada keuntungan/merugi. Untuk itu dapat
disimpulkan bahwa kondisi usaha sawit tidak lagi feasible untuk dibiayai

 Kondisi diatas menyebabkan penurunan penjualan truck di beberapa cabang, dan


diprediksi bahwa kedepannya akan banyak terjadi penjualan truck terutama oleh
petani dan pengusaha angkutan sawit, disebabkan bisnis ini tidak lg profitable. Truck
akan oversupply dan menyebabkan harga truck turun. Pada saat ini di beberapa
cabang sudah terjadi penurunan harga truck +/-5%

Rekomendasi :
Industri ini tidak direkomendasikan untuk dibiayai pada saat ini
Credit Unit Report
Hal : 9 of 62
________________________________________________________________________________________________

Industri Karet
Saat ini, semenjak lebaran telah terjadi penurunan harga karet secara signifikan,
yakni dari data yang dihimpun seluruh cabang Sumatra, telah terjadi penurunan harga
hingga > 60%. Dari harga tertinggi tahun ini, ada yang menyebutkan kisaran tertinggi Rp
15.000 menjadi saat ini yang paling rendah hanya Rp. 3500. Dan hal ini diakui salah satu
anggota Gapekindo sebagai penurunan yang paling buruk sepanjang sejarah. Biasanya
penurunan harga sedikit demi sedikit, dan itu pun bisa merangkak naik.
Menurut kalangan agen pembeli karet, turunnya harga karet ini disebabkan
terjadinya penurunan harga di pabrik penampung karet. Turunnya harga karet di
pabrikan akibat dari permintaan ekspor dunia yang turun
Harga karet basah di tingkat petani pada saat ini di seluruh Sumatra rata-rata
3000-4000/kg, di Rantau Prapat bahkan kisaran terendah mencapai Rp 2000, menurun
60% lebih daripada harga sebelum lebaran yakni 7000-8000 rupiah/kg. Sedangkan harga
beli pabrik adalah Rp 6000-7000/kg. Untuk karet kering harga saat ini Rp 5000/kg dari
petani, dan harga beli pabrik adalah 8000/kg. Untuk pengepul, biasanya mengambil
keuntungan antara Rp 500-1000/kg
Harga karet yang meningkat ini tidak diikuti dengan perkembangan harga pupuk,
harga pupuk meningkat dari sebelumnya. Harga pupuk MCK saat ini Rp 175.000/sak.
Sedangkan harga pupuk Urea saat ini Rp 70.000/sak untuk pupuk bersubsidi sedangkan
pupuk non subsidi sekitar 400-500 ribu . Sebagai tambahan, setiap 1 Ha lahan
membutuhkan pupuk urea 3 sak dan pupuk MCK 3 sak , dengan pemupukan dilakukan
setiap 3 bulan sekali.

Kesimpulan
 Industri ini masih feasible untuk dibiayai (sumber dari all CA Sumatra) namun
dengan batasan-batasan tertentu. Industri ini akan tetap survive karena komoditas
ini tidak memiliki barang subtitusi, berbeda dengan CPO.
 Agen / cukong karet, tidak terlalu berdampak dari krisis ini, karena keuntungan
mereka tetap sama atau bahkan meningkat , yakni berkisar 900-1000 rupiah/kg.

Rekomendasi
Industri ini masih feasible untuk dibiayai (sumber dari all CA Sumatra) namun dengan
batasan-batasan sebagaimana diuraikan di point-point di bawah ini,
 Harus ada other source income untuk petani karet, itu pun harus diatas 5 ha.(dengan
usia karet produktif 5-10 thn)
 Untuk taoke karet atau jual beli getah masih dapat di berikan pembiayaan namun
dengan rekomendasi kepemilikan unit minimal ≥ 2 unit dengan komposisi
kepemilikan unit 1:1 (milik sendiri:credit) atau ada sumber income lain, sehingga
apabila salah satu unit tidak dapat beroperasi masih ada unit pendukung lain atau
ada sumber penghasilan lain untuk mengcover angsuran.
 Data keuangan valid dibutuhkan dan bukti kepemilikan lahan mutlak dibutuhkan
untuk memvalidasi kebenaran informasi calon debitur. Mengenai status tanah
ulayat yang kebanyakan terjadi di wilayah Sumatra, maka surat keterangan dari
Credit Unit Report
Hal : 10 of 62
________________________________________________________________________________________________

wali nagari/ kepala desa setempat dapat menjadi substitusi sertifikat kepemilikan
lahan.
 Strukur pembiayaan konservatif
 Lama usaha dari konsumen baik petani, pengepul maupun angkutan karet harus
lebih dari 3 tahun.
 Credit checking yang benar terhadap calon debitur yang akan membeli mobil,
karena untuk kondisi saat ini, seharusnya orang berpikir dua kali, terutama apabila
source income hanya dari sector karet.

Pulp & Paper


Pekan Baru
Dari hasil visit kepada PT Riau mustika dapat diketahui mulai terjadi
keterlambatan pembayaran tagihan oleh baik RAPP maupun IKPP, mundur sampai 3
bulan dari biasanya 1 bulan, dan hal itu juga terjadi pada nasabah leasing yang lain.
Issue lain yang berkembang adalah mengenai akan dilakukannya PHK (secara
sukarela) untuk berhenti dengan diberikan kompensasi tertentu, rumor sekitar 1500 an
orang di IKPP, dengan mendapat pesangon 3-5 x gaji
Kabar lain yang terdengar terjadi penumpukan stok tissue di IKPP, over produksi,
stok cukup banyak, dan ada kemungkinan IKPP dan RAPP akan membekukan operasi
produksinya, dan kalaupun tetap berproduksi, kontraktor2 IKPP diminta untuk bersedia
bekerja dengan pengurangan ongkos produksi berkisar 17% s/d 50% dari tarif sekarang.
Alasannya adalah hasil olahan kayu IKPP (kertas, tissue, dll) sulit dijual di pasaran
ekspor, sedangkan beban biaya operasional IKPP tetap sama sehingga menyulitkan
cashflow IKPP. Update terbaru tarif harvesting sekarang diusulkan untuk menjadi 46
ribu/ ton dari 65 ribu/ ton (non kupas), sedangkan untuk yang dikupas menjadi 67 ribu /
ton dari 96 ribu/ tonnya. Hal itu menimbulkan spekulasi bahwa IKPP tidak begitu
mengutamakan masalah produksi lagi, dan belum tentu kontraktor mau memotong profit
mereka secara signifikan seperti itu.
Dampak krisis finansial global mengakibatkan RAPP mengurangi produksi
sampai 30-40%. Dengan berkurangnya kapastas sampai 40%, RAPP hanya
mengoperasikan 1 dari 2 pabrik yang ada., disamping itu RAPP melakukan penghematan
di segala bidang. RAPP hanya menghabiskan sisa kayu yang sudah berada di lokasi
pabrik. Tidak diketahui berapa banyak pasokan kayu yang masih ada di pabrik. Informasi
lain yang diperoleh adalah target produksi RAPP sebenarnya adalah 5500 ton pulp/ hari,
sedangkan sekarang yang bisa diproduksi adalah 2000 ton pulp/ per hari. Kemudian
diperoleh informasi juga semua karyawan kontrak dan kontraktor yang berhubungan
RAPP hanya menyelesaikan kontrak, dan tidak akan diperpanjang lagi.

Jambi
Adanya penurunan permintaan terhadap pulp and paper turut mempengaruhi
menurunnya harga pasar komoditi ini. Kondisi ini pun turut berimbas kepada industri
pulp and paper dalam negeri, seperti PT. Lontar Papyrus--WKS (Wira Karya Sakti) di
Credit Unit Report
Hal : 11 of 62
________________________________________________________________________________________________

Jambi yang merupakan anak perusahaan Sinar Mas. Berdasarkan informasi terakhir yang
di peroleh dari pimpinan cabang Jambi Bp. Sudi Hartono, untuk saat ini WKS juga telah
mengambil langkah efisiensi di berbagai aspek guna menyikapi dampak dari gelombang
krisis global ini, beberapa diantaranya WKS sudah mulai mengurangi jumlah unit-unit
yang di sewa/rental seperti alat berat, dump truck, maupun rental kendaraan operasional
perusahaan (sebesar 80% dikembalikan), selain itu dilakukan pula penghentian proyek
seperti penggalian kanal, perawatan jalan, dan pengurangan aktivitas kerja di malam hari.
Bahkan langkah efisiensi turut dilakukan untuk tenaga kerja (kira-kira ada sekitar 1.500 –
2.000 karyawan terancam akan di rumahkan) khususnya untuk tenaga kerja yang kurang
produktif akan dilakukan perampingan jumlah karyawan.
Kondisi yang demikian ini tentunya turut berimbas pada kontraktor-kontraktor
WKS, berdasarkan informasi yang diperoleh, per November 2008 ini WKS akan
memangkas harga produksi sebesar 17-30% untuk kontraktor dengan kapasitas produksi
15.000-30.000 ton/bulan, dan untuk kontraktor dengan kapasitas produksi < 15.000
ton/bulan harga produksi akan mengalami pemangkasan sebesar 15-50%. Hal ini
tentunya akan menyebabkan kontraktor turut melakukan efisiensi baik dari penggunaan
alat berat (penggunaan alat berat dengan kapasitas lebih kecil), efisiensi jumlah crew di
lapangan, bahkan sampai pengurangan kapasitas produksi sebagai dampak dari
penyesuaian harga produksi yang baru. Pengurangan kapasitas produksi ini juga
dilakukan dengan tujuan mengatur cash flow sehingga sesuai dengan harga produksi yang
baru. Kondisi yang demikian ini otomatis akan berimbas pula kepada kepada kontraktor-
kontraktor angkutan kayu, karena apabila kapasitas produksi berkurang maka jumlah
kayu yang diangkut juga akan mengalami penurunan, sehingga akan banyak unit
menganggur.
Hal yang turut memperparah kondisi kontraktor selain adanya pemangkasan harga
produksi per November 2008 juga lambatnya pembayaran tagihan yang dilakukan pihak
WKS, sehingga menyebabkan kondisi kontraktor kian terpuruk. Bahkan keterlambatan
ini mencapai 3 bulan. Hal ini turut menyebabkan kontraktor harus memiliki working
capital untuk menunjang kelangsungan usaha dan mengatur cash flow sembari menunggu
tagihan dari WKS dapat dicairkan.

Kesimpulan :
 Berdasarkan kondisi dipaparkan diatas, disimpulkan bahwa industri Pulp & Paper
pada saat ini mengalami penurunan omset akibat menurunnya permintaan barang
produksi yang menurun secara signifikan terutama di pasar luar negeri sedangkan
beban operasional yang ditanggung sangat tinggi. Hal ini berakibat pada penurunan
signifikan pada kapasitas produksi, penurunan tarif pihak ke 3 (kontraktor, rental, dll)
sampai dengan isu PHK karyawan. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa pada saat ini
kondisi usaha pulp & paper tidak lagi feasible untuk dibiayai
 Kondisi diatas menyebabkan penurunan penjualan truck di beberapa cabang, dan
diprediksi bahwa kedepannya akan banyak terjadi penjualan truck terutama oleh
kontraktor dan rental, disebabkan bisnis ini tidak lg profitable. Truck akan oversupply
dan menyebabkan harga truck turun. Pada saat ini di beberapa cabang sudah terjadi
penurunan harga truck +/-5%

Rekomendasi :
Credit Unit Report
Hal : 12 of 62
________________________________________________________________________________________________

Industri ini tidak direkomendasikan untuk dibiayai saat ini

Tin Mining
o Deposit dan Kondisi Tambang
Tidak seperti batubara, kandungan / deposit timah dalam suatu wilayah tertentu
tidak dapat diketahui dengan pasti, namun hingga kini Pulau Bangka masih
merupakan salah satu pengekspor timah terbesar di dunia
Kenyataan bahwa lahan yang memiliki deposit timah di Bangka khususnya terus
berkurang memang tidak dapat dipungkiri, hal ini terlihat dari ekspansi yang
dilakukan PT. Timah dengan mencari lokasi – lokasi tambang baru di luar Babel,
yaitu di Kalimantan Selatan dan di daerah Sumatera Selatan.
Untuk persebaran tambang timah sendiri didapat data dari Bangka Pos (sumber
Distamben Belitung dan Belitung Timur) :

Untuk di pulau Bangka sendiri KP PT. Timah sendiri ada 81 lokasi dengan total
seluas kurang lebih 480.000 Ha
Dari kondisi tambang sendiri, hasil keterangan beberapa Lessee memang
Credit Unit Report
Hal : 13 of 62
________________________________________________________________________________________________

menyatakan kedalaman tambang sudah mencapai rata – rata di atas 10 Meter,


artinya deposit timah memang masih ada namun di kedalaman yang makin
bertambah. Dari segi resiko hal ini patut mendapat perhatian karena alat dapat
tenggelam akibat tanah yang longsor karena tambang makin dalam.
o Legalitas
Dari sisi legalitas tambang – tambang di Babel sudah lebih baik dibandingkan dulu,
dalam artian saat ini masyarakat sudah lebih sadar untuk mengurus perijinan
tambang ke PT. Timah atau PT. Kobatin, namun yang susah dirubah adalah budaya
di Babel yang terkadang masih menambang di luar titik koordinat mereka. Hal ini
dimungkinkan karena ada ‘koordinasi’ dengan pihak aparat berwenang sehingga
jika ada razia dari Polda atau Polri sekalipun, para penambang sudah mendapat
informasi dari aparat setempat sehingga terhindar dari razia.
Yang sulit dipantau adalah jika razia dilakukan oleh Polda atau Pori namun secara
mendadak sehingga aparat setempat tidak mengetahui adanya rencana razia tersebut
sehingga beberapa penambang yang beroperasi di luar wilayah yang seharusnya
terpaksa disita alatnya. Untuk menebus satu unit alat rata – rata dibutuhkan dana
sekitar Rp. 150 – 200 Juta
Menurut keterangan semua Lessee yang ditemui selama visit, para pemilik alat berat
memberikan ‘upeti’ kepada aparat setiap bulannya Rp. 1,5 Juta / Alat berat untuk
‘memperlancar’ operational di lapangan. Hal ini terpaksa dilakukan karena
meskipun semua perijinan lengkap tetap saja akan mendapatkan kesulitan tertentu
jika tidak memberikan ‘upeti’ tersebut, misalnya dari segi Amdal, koordinat wilayah
KP, dll
o Kegiatan Operational Lessee BFI
Sebagian besar Lessee BFI di Babel adalah pemain rental alat berat yang
merentalkan alatnya ke penambang – penambang TI. Didapat info bahwa jika ada
seseorang yang akan menyewa alat maka dia harus membawa dokumen – dokumen
yang menunjukkan legalitas yang jelas lokasi tambang di mana alat akan bekerja
seperti KP, SP TSK, dll, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko dari segi
legalitas lokasi tambang. Yang menjadi masalah adalah seringkali walaupun
legalitas jelas namun operational alat di lapangan apakah akan digunakan di lokasi
yang seharusnya atau tidak, adalah hal yang sulit dipantau
Info lain yang ditemukan adalah bahwa beberapa Lessee BFI seperti Liong Sin
Hian, dan Kian Fong (menggunakan atas nama Wendy-anak dari Kian Fong)
melakukan investasi di alat berat secara 50 : 50 dengan rekan bisnisnya, artinya
kepemilikan alat berat menjadi milik bersama (50% : 50%). Lessee digunakan
namanya di Leasing dan pihak lain yang bertanggung jawab di lapangan (mulai dai
mencari order rental, maintenance, dan pengawasan di lapangan). Hal ini beresiko
bagi BFI khususnya, dalam hal jika terjadi pecah kongsi maka akan menjadi
masalah dalam hal pembayaran obligasi di BFI.
Menurut Lessee (Liong Sin Hian) hal ini sudah berlangsung sejak beberapa tahun
yang lalu, dan biasanya setelah kontrak di BFI berakhir maka Lessee akan membeli
alat tersebut untuk dilakukan peremajaan kembali (Liong Sin Hian adalah Lessee
yang sangat loyal ke BFI, tidak ada obligasi di Leasing lain)
Credit Unit Report
Hal : 14 of 62
________________________________________________________________________________________________

o Harga Timah & Regulasi Pemerintah Daerah Bangka


Harga timah dalam beberapa waktu terakhir terus mengalami fluktuasi, berikut
trend harga timah dunia sejak awal tahun 2008 hingga sekarang - jika di lihat dari
grafik di atas, trend harga timah menurun tajam – saat ini mulai rebound namun
belum signifikan.

Konsumen terbesar dari industri timah adalah perusahaan elektronik yang


membutuhkan timah sebagai Solder komponen – komponen elektroniknya, industri
elektronik ini bertumbuh sangat pesat seiring dengan meningkatnya sifat konsumtif
masyarakat akan alat – alat elektronik.
Yang menjadi concern saat ini adalah adanya kondisi perekonomian global yang
memburuk mengakibatkan tingginya inflasi sehingga daya beli masyarakat
menurun, hal ini berpengaruh pada konsumsi masyarakat akan produk elektronik.
Itulah sebabnya harga timah kembali terkoreksi. Harga timah saat ini mencapai titik
terendah yaitu Rp 35,000,-/kg.
Oleh karena itu, pemerintah daerah – melalui himbauan Gubernur menghentikan
penambangan timah untuk saat ini (bulan November 2008 sekarang ini) dan
melakukan razia terhadap setiap penambangan yang berjalan – alat berat pun di
police line. Himbauan Gubernur tersebut bertujuan untuk membatasi supply
sehingga harga pun akan kembali naik.
Posisi Indonesia saat ini sebagai salah satu exporter timah terbesar di dunia, dapat
menentukan harga timah dunia. Untuk dalam negeri sendiri harga timah ditentukan
oleh PT. Timah sebagai pemegang konsesi Timah terbesar di Indonesia. Sebagai
informasi di tahun ini ada pembatasan quota export timah yang ditetapkan
pemerintah yaitu sebesar 90.000 Ton / tahun, dan PT. Timah sendiri memasok 45%
dari quota tersebut, disusul PT. Kobatin 22,5% dan sisanya adalah Smelter swasta
yang memiliki ijin Exporter Timah (ET).
Credit Unit Report
Hal : 15 of 62
________________________________________________________________________________________________

Berikut smelter swasta pemegang ijin ET :

o Cost Structures
Berikut adalah cost structure yang diambil dari contoh beberapa Lessee :
1. Penambang TI (KP a/n sendiri)
Estimated Income
Produksi : ± 8 Ton / Bln
Harga : Rp. 110.000,- / Kg
Susut : 5%
Income : Rp. 110.000,- / Kg X 8.000 Kg X 95%
: Rp. 836.000.000,-
Income 836,000,000

Cost :
BBM Alat Rp. 11.000,- X 25 Lt / Jam X 200 Jam 55,000,000
BBM Mesin Sedot Rp. 11.000,- X 36 Lt / Hari X 30 Hari 11,880,000
Maintenance 10,000,000
Gaji Pegawai 130,500,000
Others 15% X Income 125,400,000
Operating Profit 503,220,000 60.19%
Gaji pegawai ditentukan sbb. :
1 orang mandor memiliki Gaji pokok Rp. 2.500.000,- + Rp. 1.000,- / Kg
5 orang pegawai Rp. 1.000,- / Kg / Org
4 orang penyaring timah Rp. 10.000,- / Kg / 4 orang
Perhitungan ini untuk penambang dengan profile ideal :
Alat all milik sendiri, KP dan lahan milik sendiri, serta timah murni hasil
tambang sendiri
Credit Unit Report
Hal : 16 of 62
________________________________________________________________________________________________

2. Rental Alat Berat


Unit Price/Hour Jam Pemakaian Income
3# Exc. PC200 / 1996 250,000 175 131,250,000
Exc. PC200 / 2008 275,000 200 55,000,000
Total Income 186,250,000
Cost :
*Operator Rp. 1 Juta + (Rp. 22.500,- X Jam pakai) 15,250,000
*Helper Rp. 500Rb + (Rp. 10.000,- X Jam pakai) 7,000,000
*Maintenance Rp. 10.000.000 / unit 40,000,000
*Other Cost 10% Income 18,625,000
Total Cost 80,875,000
Profit 57% 105,375,000
BFI 100,520,500
Surplus/ (Defisit) 4,854,500

o Recommendation
Jika disimpulkan dari uraian – uraian di atas maka beberapa faktor yang sangat
penting dalam industri timah ini adalah experience dan permodalan (khususnya dalam
kepemilikan alat berat), adapun kondisi yang melatarbelakangi hal ini adalah :
1. Lokasi tambang yang semakin dalam
Hanya yang memiliki experience yang cukup yang dapat menambang dengan efektif
dan meminimalisir resiko yang timbul akibat operational kerja (tenggelam, dll)
2. Relationship dengan aparat setempat
Biasanya pemain lamalah yang memiliki banyak relasi di aparat setempat, dan
hanya yang memiliki modal cukup saja yang bisa menyediakan dana taktis yang
besarnya tidak kecil
3. Controlling business di lapangan
Kontrol di lapangan terutama mengenai cost effectiveness, dan lokasi kerja alat
yang patut mendapatkan pengawasan serius. Dalam hal ini dibutuhkan orang –
orang kepercayaan dilapangan yang dapat mengawasi kegiatan operational alat. Jika
terjadi kecelakaan terhadap alat berat atau alat disita terkait masalah legalitas maka
komposisi asset berupa alat berat yang dimiliki Lessee akan sangat menetukan
kelancaran pembayaran angsuran di BFI
4. Resiko alat disita akibat legalitas tambang
Dalam hal ini pembiayaan hanya akan diberikan kepada Lessee yang memiliki izin
resmi saja

Rekomendasi Credit :
Untuk saat ini sebaiknya tidak membiayai tambang timah – baik untuk penambang TI,
TB, collector, trader dan smelter.
Credit Unit Report
Hal : 17 of 62
________________________________________________________________________________________________

Ekpedisi Sumatera
Medan
Sebagai bahan referensi dan informasi untuk up date mengenai industi ekspedisi
pada saat krisis ini, kami dari Credit Analyst Team Medan mencoba mengunjungi
konsumen BFI yang bernama Eddy Junafiah yang memiliki usaha jasa angkutan yang
bernama KENCANA. Konsumen merupakan Excellent RO BFI sebanyak 31 kali dengan
total eksposure pada saat ini kurang lebih sebesar 1.5 M, pembayaran selalu dengan
cover giro dan giro tidak pernah ada masalah. Konsumen sudah berpengalaman di bidang
jasa angkutan selama 20 tahun.
Trayek pengangkutan ini adalah Medan – Pekan Baru dan Pekan Baru - Medan.
Setiap hari unit yang berangkat sebanyak 2-3 unit. Muatan dari Medan lebih banyak
mengangkut barang berat, yaitu besi, pupuk, beras, dan barang elektronik sedangkan dari
Pekan Baru Barang yang diangkut adalah triplek dan inti sawit. Ongkos angkut untuk
barang yang berat adalah berkisar Rp. 350,- / Kg sampai Rp. 500,-/ Kg, sedangkan untuk
barang yang ringan / barang yang dalam dus biasanya dihitung berdasarkan kubikasi/M3,
berat muatan barang seberat 20 ton dan 10 ton berat truck. Ongkos Angkutan rata –rata
untuk 1 unit Truck Intercooler berkisar Rp. 7 juta sampai 9 juta tergantung barang yang
diangkut. Ongkos jalan supir sebesar Rp. 5 Juta ( sudah termasuk biaya BBM, Biaya
makan supir , pembantu supir, gaji supir dan pembantu supir dan retribusi ), Pemilik Jasa
angkutan msh mengeluarkan uang untuk Pungli di Jembatan sebesar Rp. 5.000 Per ton
Untuk setiap kelebihan muatan. Dalam 1 bulan rata – rata 1 unit Truck dapat melayani 3
Trip PP ( 6 kali jalan ). Menurut istri konsumen jasa angkutan ini sudah mempunyai
pengguna jasa yang tetap sehingga pada saat krisis seperti sekarang ini usaha angkutan
yang dijalankan tidak terlalu berpengaruh karena permintaan untuk pengiriman tetap
stabil seperti sebelum terjadinya krisis.

Contoh Cost structure Jasa Angkutan Kencana


1 kg = Rp 400
1 unit intercooler = 20 ton barang
Biaya jalan = Rp 5.000.000 sekali jalan
Biaya perawatan per unit per bulan = Rp 5.000.000
1 bulan 1 unit 6 kali jalan (3 trip PP), Pulang ke Medan selalu isi
Income per bulan per unit = 20 ton X Rp 400 = Rp 8.000.000
= Rp 8.000.000 – Rp 5.000.000 = Rp 3.000.000 /trip
= (Rp 3.000.000 X 6) – Rp 5.000.000 = Rp 13.000.000

Informasi lain mengenai Usaha Jasa Angkutan diperoleh dari PT. FAHAM yang
melayani Jasa angkutan ke daerah Aceh. Pemilik dari jasa angkutan ini adalah ibu Lina
Tamin konsumen BFI dengan good record dan sudah RO sebanyak 8 kali dengan total
eksposure saat ini sebesar Rp 451.641.500, ibu Lina Tamin telah menjalankan usaha jasa
angkutan lebih kurang selama 5 tahun. Konsumen mempunyai Unit sebanyak 7 Unit,
dengan trayek Medan – Meulaboh, Meulaboh – Medan. Barang yang diangkut dari
Credit Unit Report
Hal : 18 of 62
________________________________________________________________________________________________

Medan berupa Barang ringan (seperti Snack, Rokok, adem sari dan barang ringan
lainnya) dan Barang berat (seperti Beras, Gula, Keramik dan besi tua) Sedangkan kalau
pulangnya mereka mengangkut inti sawit dan cangkang sawit. Ongkos per kg untuk
barang ringan sebesar Rp. 400, sedangkan ongkos untuk Barang berat per kg nya Rp.
450. Untuk ongkos jalan supir per sekali berangkat adalah Rp. 4.000.000,- di luar BBM
Rp. 2.000.000 jadi total per sekali jalan sebesar Rp 6.000.000. Muatan dari truck tersebut
adalah 25 ton barang dan 7-10 ton berat Truck, Hal ini menyebabkan di setiap timbangan
mereka terkena pungli sebesar Rp. 20.000 per ton untuk setiap kelebihan muatan. Untuk
menuju ke Meulaboh biasanya mereka harus melewati 3 pos Timbangan, Data ini
berdasarkan informasi dari pak Iqbal sebagai Orang yang mengurus untuk wilayah
Meulaboh. Informasi lebih lanjut Pak Iqbal tidak menjelaskan apakah usaha jasa
angkutan Faham ini memiliki relasi tetap atau tidak namun sejauh ini menurut beliau
usaha ini tidak terlalu terpengaruh dengan adanya krisis global pada saat sekarang ini,
permintaan jasa angkutan masih seperti sebelum terjadinya krisis.

Contoh Cost structure Jasa Angkutan PT Faham


1 kg = Rp 400 (barang ringan)
1 unit = 25 ton barang
Biaya jalan = Rp 6.000.000 sekali jalan
Biaya perawatan per unit per bulan = Rp 5.000.000
1 bulan 1 unit 6 kali jalan (3 trip PP), Pulang ke Medan selalu isi
Income per bulan per unit = 25 ton X Rp 400 = Rp 81000.000
= Rp 10.000.000 – Rp 6.000.000 = Rp 4.000.000 / trip
= (Rp 4.000.000 X 6) – Rp 5.000.000 = Rp 19.000.000

Sedangkan untuk Jasa angkutan rute Medan – Jakarta dan Jakarta – Medan,
informasi didapat dari PT. Bintang Rezeki Utama, pemiliknya adalah Bapak Rudi Sakti
Nasution yang juga merupakan konsumen BFI. Konsumen merupakan excellent RO BFI
sebanyak 8 kali dengan total eksposure pada saat ini sebesar Rp 261.761.000,
pembayaran selalu dengan cover giro dan giro tidak pernah ada masalah. Dalam 1 bulan,
per unit dalam melakukan perjalanan sebanyak 2 trip. Dengan muatan 15 ton barang, dan
7-10 ton berat Truck. Ongkos per kg Rp. 1700, rata-rata barang yang diangkut adalah
barang berat. Dari Medan mereka sering mengangkut Jeruk dan pupuk, sedangkan dari
Jakarta mereka membawa Kain. Usaha ini telah berjalan kurang lebih 3 tahun. Ongkos
jalan Supir per sekali jalan sebesar Rp. 7.000.000, sudah termasuk uang BBM dan pungli.
Biasanya supir tidak dibebani oleh Pungli di timbangan, karena muatannya masih standar
dari peraturan pemerintah. Sampai saat ini pak Rudi telah memiliki 15 Unit untuk
membantu usahanya. Jika dilihat dari penjelasan pak Rudi, maka Jasa angkutan ini tidak
terkena dampak Krisis, dikarenakan mereka telah mempunyai rekanan pengguna jasa
mereka yaitu : Olimpia Plaza dan pusat Pasar yang secara rutin menggunakan jasa
angkutan-nya.

Contoh Cost structure Jasa Angkutan PT Bintang Rezeki Utama


1 kg = Rp 1.700
1 unit = 7 ton barang
Biaya jalan = Rp 7.000.000 sekali jalan
Credit Unit Report
Hal : 19 of 62
________________________________________________________________________________________________

Biaya perawatan per unit per bulan = Rp 5.000.000


1 bulan 1 unit 4 kali jalan (2 trip PP), Pulang ke Medan selalu isi
Income per bulan per unit = 7 ton X Rp 1.700 = Rp 11.900.000
= Rp 11.900.000 – Rp 7.000.000 = Rp 4.900.000 / trip
= (Rp 4.900.000 X 4) – Rp 5.000.000 = Rp 14.600.000

Informasi lain didapat dari konsumen BFI Huilai (total eksposure Rp


723.912.500) yang mempunyai usaha jasa angkutan yang melayani angkutan rokok dan
angkutan sepeda motor dengan didukung ± 10 unit Mitsubishi Truck tronton Intercooler.
Untuk angkutan rokok, Konsumen bekerjasama dengan PT BAT Indonesia, Tbk dengan
menggunakan 5 unit sedangkan angkutan sepeda motor bekerjasama dengan Yamaha dan
menjalankan 5 unit. Konsumen sudah menjalankan bisnis pengangkutan rokok BAT
selama 1 tahun lebih, Konsumen mengangkut muatan rokok dari pabrik di Cirebon untuk
di pasarkan ke Medan. Ongkos angkut rokok PT. BAT Tbk dengan harga Rp.
20.000,-/kotak. Diperhitungkan daya angkut tiap unitnya dapat mencapai 1.000 dus.
Untuk kondisi pulang, pemohon pada umumnya mengangkut roti biskuit dari “PT.
MULTI PRIMA MANDIRI” yang terletak di Binjai yang akan dipasarkan secara grosir
ke Palembang dengan ongkos angkut Rp. 6Juta,-. Total keuntungan yang diperoleh
pemohon untuk 1 unit/trip sekitar Rp. 26.000.000,- yang akan di kurangi dengan adanya
beberapa biaya operasional sekitar Rp. 13Juta,-(terdiri dari biaya BBM, gaji supir, komisi
serta biaya pengawalan untuk rokok BAT) dan biaya maintenance sebesar Rp. 5Juta,-
sehingga omset keuntungan yang diperoleh pemohon untuk 1 unit sekitar Rp. 8 Juta,-.
Untuk angkutan sepeda motor Yamaha, konsumen sudah menjalankan selama 4
tahun dan berkembang hingga saat ini dengan nama “TERATAI” yang terletak di Jl. KH.
Wahid Hasyim No. 12, Binjai. Ongkos angkut yang diperhitungkan untuk 1 unit sepeda
motor sekitar Rp. 310.000,- dengan daya angkut truck sebanyak 108 motor(Tronton), 60
motor(Fuso). Omset keuntungan yang diperoleh pemohon Rp. 33.480.000,-/trip/unit
yang akan dikurangi dengan adanya biaya-biaya operasional sebesar 45% atau Rp. 10-
15Juta,- sehingga menjadi Rp. 12Juta,- s/d Rp. 18juta,-/unit/trip. Kondisi pergi dari
Medan – Jakarta, pemohon pada umumnya mengangkut makana ringan/snack dengan
ongkos angkut sebesar Rp. 3,5 s/d 4,5juta,-. Usaha angkutan untuk sepeda motor di
Medan khususnya merek Yamaha, Honda dan Suzuki cukup menjanjikan, hal ini
didukung dengan semakin banyaknya dan mudah untuk mendapatkan sepeda motor.
Berdasarkan informasi yang didapat dari salah satu Dealer sepeda motor Yamaha di
Binjai, saat ini untuk mendapatkan sepeda motor Yamaha harus inden hingga 2 bulan
karena permintaan yang cukup tinggi. Secara keseluruhan usaha yang dijalankan oleh
Huilai tidak terkena dampak krisis karena barang-barang yang dibawa merupakan
barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan juga pemohon memiliki kerjasama
dengan para pengirim barang.

Market Value Tronton dan Builtup


Berdasarkan hasil kunjungan kami ke 3 Supplier Yaitu:
 Jurung Mobil, Informasi didapat dari karyawan Jurung Mobil menurut beliau
Penjualan mereka di bulan September mengalami penurunan, hal ini dikarenakan
berkurangnya minat pengusaha untuk membeli Truck Built Up dengan alasan
berkurangnya permintaan akan jasa angkut mereka dan Proyek yang tidak ada,
kalaupun proyek ada tetapi pembayarannya terlambat bisa sampai 3 bulan. Stock
Credit Unit Report
Hal : 20 of 62
________________________________________________________________________________________________

truck yang terlihat mereka sekitar 5 Unit, yang terdiri dari Truck Nissan dan
Mitsubishi Tronton.
 Kian Ho, berdasarkan informasi dari karyawannya penjualan Truck juga
mengalami penurunan, dikarenakan berkurangnya permintaan dari calon pembeli
sama seperti alasan dari Jurung Mobil. Stock Truck sekitar 8 Unit yang terlihat.
 Sumatera Jaya Sari, kita bertemu langsung dengan pak Thomas yang
merupakan pemilik dari showroom tersebut. Penurunan penjualan dimulai sejak
masuk Bulan September, Untuk harga menurut pak Thomas masih seperti
sebelumnya dikarenakan belumnya dibuka kran impor Truck Built Up namun Pak
Thomas tidak mau memberikan secara spesifikasi harga-harga truck. Stock Unit
yang terlihat sekitar 10 Unit, terdiri dari Dumptruck dan Truck Tronton bak
Terbuka. Selain Penjualan Truck, Pak Thomas juga melayani rental Dump truck
kepada kenalannya.

Pengaruh Krisis Global Terhadap Jasa Ekspedisi/Angkutan di Medan


Berdasarkan sample yang diambil dari 4 konsumen BFI, jasa ekspedisi di Medan
tidak terpengaruh dengan adanya krisis global sekarang ini. Menurut para pengusaha
ekspedisi adanya krisis global tidak terlalu terasa dan masih penuturan mereka sampai
dengan saat ini permintaan jasa ekspedisi belum terjadi penurunan masih seperti sebelum
terjadinya krisis. Rata-rata pengusaha ekspedisi di Medan sudah memiliki pelanggan
tetap sehingga tidak sulit untuk mendapatkan orderan untuk jasa mereka bahkan mereka
yang khusus angkut sepeda motor seperti Honda, Yamaha dan Suzuki memiliki kerjasama
yang resmi. Sedangkan untuk harga tronton dan builtup, harga tidak terpengaruh dengan
adanya krisis namun impact krisis global bagi para suplier yang kami ambil samplenya
adalah terjadi penurunan penjualan (suplier tidak menjelaskan penurunannya berapa
persen).

Lampung
Dengan adanya krisis global AS ini, upah angkut tidak mengalami perubahan, hanya saja
penurunan penghasilan pengusaha ekspedisi angkutan ini terjadi pada pengusaha yang
mengangkut komoditi ekspor, yang tujuan utama ekspor nya ke amerika serikat seperti
sawit, batu bara misalnya disebabkan karena penurunan jumlah rit dari jumlah rit yang
biasa diangkut. Berdasarkan informasi dari salah satu konsumen BFI Lampung yang
bergerak dalam bidang usaha ini, di mana barang yang diangkut adalah batu bara,
penurunan penghasilan sekitar 30 % dari kondisi sebelum krisis, yang ini disebabkan
karena jumlah rit yang diangkut juga berkurang, karena permintaan barang yang menurun
sedangkan biaya yang dikeluarkan besarnya tetap.

Contoh Cost Structure :


perhitungan ini untuk jarak tempuh 75 km ( sebagian besar konsumen BFI yang
bergerak dalam usaha ini melayani jarak lokal ) dan menggunakan unit tronton
Pendapatan bruto angkut = Rp 45 x 30.000 kg = Rp 1.350.000
Uang jalan
solar = 50L x Rp 5500 = Rp 275.000
Uang sopir = Rp 75.000
Uang polisi = Rp 50.000
Biaya kuli = Rp 50.000
Credit Unit Report
Hal : 21 of 62
________________________________________________________________________________________________
----------------------------------------------------------------- +
Jumlah = (Rp 450.000)
-----------------------------
Pendapatan sebelum memperhitungkan gaji sopir Rp 900.000
dan biaya spare part
Gaji sopir = 15% x Rp 900.000 = (Rp 135.000 )
-----------------------------
Pendapatan sebelum dikurangi Rp 765.000
Biaya spare part = 10% x Rp 765.000 (Rp 76.500 )
-----------------------------
Penghasilan bersih Rp 688.500

Bandar Jaya
Untuk konsumen Bandar Jaya kebanyakan usaha angkutan yang ada lebih
cenderung untuk angkutan perkebunan seperti angkutan singkong, sawit, karet, tebu serta
angkutan kayu, beberapa jenis unit yang banyak digunakan seperti Mitsubishi
FE349/FE119 120PS, FE334/FE114 100PS sehingga untuk beberapa kondisi musim
panen harga unit jenis tsb sangat tinggi

Potensi wilayah Kab. Lampung Utara (Kec. Bunga Mayang), Kab. Tulang
Bawang, Lampung Tengah. Untuk angkutan tebu relatif masih stabil, sebab sebagian
besar lahan tebu yang ada dimiliki langsung oleh pabrik-pabrik pengolahan tebu, para
pabrik pengolahan ini tidak langsung melakukan angkutan dari lahan ke pabrik
melainkan diorder ke pemilik angkutan untuk melakukan kerjasama borongan angkutan
tebu (biasa disebut tebang-angkut), para pemilik angkutan yang telah mengikatkan
kerjasama dengan pabrik wajib menyediakan SDM serta angkutan. Musim kerja
angkutan tebu tergantung dari musim panen tebu (biasanya sekitar akhir tahun)

Potensi wilayah Kab. Tulang Bawang, Way Kanan, Kab. Lampung Utara, Kab.
Lampung Timur serta Kab. Lampung Tengah. Untuk angkutan perkebunan ini (singkong,
karet dan sawit) sebenarnya para pemilik angkutan tidak terlalu dirugikan langsung
dengan turunnya harga komoditi karena para pemilik angkutan mendapatkan keuntungan
melalui tarif angkutan baik yang bersifat angkutan borongan atau secara timbang (per kg
atau per ton), kerugian para pemilik angkutan lebih dirasakan ke turunnya order dari
petani seiring dengan turunnya harga komoditi-komoditi dari para petani. Seiring dgn
turunnya harga komoditi unggulan ini, banyak para petani yang enggan melakukan panen
atas hasil perkebunannya, bila petani enggan melakukan panen maka para pemilik
angkutan akan sepi order angkutan baik dari petani maupun dari pabrik pengolah.

Pengaruh Krisis Global terhadap Penghasilan Pengusaha Angkutan


Krisis global cukup berpengaruh terhadap penghasilan pengusaha angkutan di
Bandar Jaya, sebagai contoh penurunanya seperti para petani yang menahan hasil
panennya karena harga komoditi menurun sehingga para pemilik angkutan kekurangan
order namun untuk pemilik angkutan yang sudah melakukan kerjasama baik dengan
pabrik maupun dengan petani masih bisa berjalan karena ada perjanjian antara
pabrik/petani dengan pemilik angkutan, lain dari itu para petani juga tidak mau menderita
kerugian yang terlalu besar atas turunnya harga komoditi, jika para petani tetap menahan
Credit Unit Report
Hal : 22 of 62
________________________________________________________________________________________________

panen maka para petani tidak mendapatkan hasil apapun, lain halnya bila pabrik yang
menolak, maka petani maupun pengusaha angkutan tidak akan bisa beroperasi, untuk
sementara ini beberapa pabrik masih ada yang mau menerima hasil panen, seperti untuk
sawit PTPN, PT Tunas Baru Lampung, kemudian karet dikirim ke luar Lampung,
kemudian singkong di PT Bumi Waras
Beberapa pemilik angkutan yang mengalami penurunan order angkutan
perkebunan biasanya mengalihkan order angkutan perkebunan ke angkutan lain, misal :
angkutan karyawan pabrik/pekerja proyek, menyewakan angkutannya ke pemakai lain,
untuk mengangkut pasir dan batu atau angkutan lain yang sifatnya angkutan sementara.

Kesimpulan
Ekspedisi/angkutan di Medan merupakan salah satu usaha yang cukup tidak
terpengaruh dengan adanya krisis global pada saat sekarang ini, sedangkan untuk daerah
Lampung dan Bandar Jaya terjadinya krisis global cukup berpengaruh terhadap usaha
angkutan. Tidak terpengaruhnya ekspedisi di Medan dikarenakan para pengusaha
memiliki rekanan yang sudah bekerjasama cukup lama seperti kerjasama dengan Yamaha
untuk kirim motor, selain itu barang yang dikirim merupakan barang-barang yang cukup
dibutuhkan oleh masyarakat dengan kata lain permintaan selalu ada dan tidak
terpengaruh dengan adanya krisis.
Untuk Lampung dan Bandar Jaya usaha angkutan cukup terpengaruh dengan
adanya krisis global karena barang-barang yang diangkut merupakan komoditi yang saat
ini sangat terpengaruh dengan adanya krisis seperti angkut sawit dan batu bara selain itu
para pengusaha angkutan tidak mempunyai konsumen tetap yang bekerjasama sehingga
hanya mengandalkan dari konsumen perorangan. Namun seperti halnya Medan,
pengusaha angkutan di Bandar Jaya yang melakukan kerjasama baik dengan pabrik
maupun dengan petani masih bisa berjalan karena ada perjanjian antara pabrik/petani
dengan pemilik angkutan (konsumen tetap).

Rekomendasi
Untuk Ekpedisi, struktur pembiayaan untuk ekspedisi baik KCM maupun DE masih bisa
dijalankan sesuai dengan SK, dengan kondisi :
 Untuk angkutan yang khusus mengangkut sawit, untuk sementara tidak perlu
dibiayai sesuai dengan SK BOD mengenai pelarangan usaha yang berhubungan
 Kriteria yang perlu diperhatikan dalam memberikan pembiayaan terhadap usaha
ekspedisi adalah minimal armada yang sudah dimiliki sendiri ≥ 2 unit

Ekpedisi Jatim
Angkutan Pasir
Berdasarkan hasil visit konsumen yang telah dilakukan pada tanggal 16 Oktober
2008, bisa disimpulkan bahwa untuk beberapa bulan ke depan ini dampak global crisis
tidak terlalu berimbas ke industri ini karena untuk market pasar mereka lebih berorientasi
pada pasar lokal yang tidak ada pengaruhnya dengan melemahnya nilai tukar uang dan
menurunnya ekspor. Hal ini bisa dilihat dari pengguna jasanya yang lebih banyak dari
Credit Unit Report
Hal : 23 of 62
________________________________________________________________________________________________

para penambang pasir yang butuh unit mereka untuk mengangkut pasir ke stockpile, atau
dari stockpile ke konsumen-konsumen, orderan dari toko-toko bangunan, dan para
kontraktor-kontraktor perumahan atau bangunan-bangunan gedung di daerah Gresik.
Walaupun terjadi global crisis sekarang, informasi terakhir dari visit konsumen diketahui
bahwa industri ini tidak ada penurunan demand dari pelanggan. Menurut mereka,
Penurunan demand akan terjadi jika sudah tidak ada lagi lahan pasir yang akan
ditambang, atau ada larangan pemerintah untuk menambang di daerah tertentu. Misalnya:
Untuk tahun lalu, industri jasa angkut pasir ini mengalami penurunan demand yang
merosot tajam yang dikarenakan adanya larangan menambang di daerah Mojokerto oleh
Pemerintah. Hal ini ditambah juga dengan naiknya BBM yang mengakibatkan naiknya
cost structurenya. Tapi sejak tahun ini, mereka banyak mendapat pelanggan dari
penambang yang ada di daerah Kediri-Jatim (bekas letusan Gunung Kelud) yang
diijinkan oleh pemerintah sehingga orderan mereka naik tajam.

Harga sewa jasa angkutan pasir.


Untuk unit Truck Mitsubishi 120 PS, mereka bisa mendapatkan income Rp.
700,000 (belum termasuk cost BBM+maintance 50% dan cost sopir+kernet Rp. 150,000)
sehingga total bersih income dari unit ini sebesar Rp. 200,000 per 1x Rit. Dan untuk unit
Truck 190 PS bisa mendapatkan income Rp. 1,000,000 (belum termasuk cost
BBM+Maintence 50% dan cost sopir+kernet Rp. 200,000) sehingga total bersih
incomenya untuk unit ini sebesar Rp. 300,000 per 1x Rit. Dalam sehari unit tersebut bisa
menjalankan 2x Rit.

Update Cost Structure Jasa Angkut Pasir


Untuk jenis industri ini, unit yang biasanya dipakai adalah Truck Mitsubishi 120
PS, Fuso 190 PS dan jenis Dumptruck. Setiap masing-masing unit mempunyai income
berbeda-beda karena memuat berat muatan yang berbeda pula. Maka dari itu, setiap unit
akan dianalisis satu per satu untuk lebih jelas estimasi pendapatannya.
Unit Mitsubishi 120 PS
Gross profit Rp. 700,000
by. BBM 50% +others (Rp. 350,000)
Driver+Kernet (Rp. 150,000)
Net Profit Rp. 200,000 per unit

Unit Mitsubishi Fuso 190 PS


Gross profit Rp. 800,000
by. BBM 50% +others (Rp. 400,000)
Driver+Kernet (Rp. 150,000)
Net Profit Rp. 250,000 per unit

Unit Mitsubishi Dumptruck


Gross Profit Rp. 900,000
by. BBM 50% +others (Rp. 450,000)
Driver+Kernet (Rp. 150,000)
Net Profit Rp. 300,000 per unit
Credit Unit Report
Hal : 24 of 62
________________________________________________________________________________________________

Setiap bulannya, untuk biaya maintence dan sparepart diasumsikan 20% dari net profit
per bulan.
Notes:
Semua perhitungan di atas dengan estimasi tujuan pengiriman terjauh

Analisis Breakdown Angsuran dan NTF untuk Industry Jasa Angkut Pasir
Per unit Truck Mitshubishi 120 PS menghasilkan nett profit Rp.200,000 (sudah
terpotong By. BBM, Driver+Kernet and others) dan unit Mitshubishi Dumptruck
menghasilkan nett profit Rp.300,000 (sudah terpotong By. BBM, Driver+Kernet and
others). Konsumen mempunyai 2 unit Truk Mitsubishi 120 PS dan Dumptruck. Setiap
hari diasumsikan 1x Rit per unit. Maka simulasi penghasilan per bulan sebagai berikut
(estimasi minimum)

Estimasi omzet (1 Rit x 25 Hari x 1 unit x Rp.200,000) Rp. 5,000,000


(1 Rit x 25 Hari x 1 unit x Rp.300,000) Rp. 7,500,000
Total Omzet Per bulan Rp.12,500,000
Jenis Pengeluaran:
Biaya Rumah tangga (Rp. 4,000,000)
Biaya Maintence dan Sparepart (Rp. 3,000,000)
Lain-Lain (Rp. 1,000,000)
Total Pengeluaran Per Bulan (Rp. 8,000,000)
Sisa Penghasilan Per Bulan Rp. 4,500,000

Jika dilihat dari sisa penghasilan Per bulan Rp. 4,500,000, maka angsuran yang
direkomendasikan bisa sekitar antara Rp. 2,000,000 - Rp. 3,000,000/unit

Angkutan Barang
Usaha angkutan barang biasanya menggunakan unit truk dan ada beberapa juga
angkutan dengan mobil pick up. Angkutan barang dengan truk biasanya bekerja sama
dengan perusahaan2 dan BUMN (Pertamina), dengan angkutan seperti minyak, elpiji dan
baja.Biasanya angkut barang dari pelabuhan ke pabrik-pabrik di Jawa dan angkutan dari
Pabrik untuk pendistribusian barang.
CA visit ke prime customer BFI Surabaya- Iwan Djunaidi dengan usaha angkutan
barang truck (skala besar- dimana ybs mempunyai 80 unit truck yang rata-rata truck
tandum). Dari hasil visit didapat informasi :

Penurunan omzet
Penurunan sekitar 5% - 10% hal ini disebabkan karena order angkutan pasca
lebaran memang berkurang karena biasanya sebelum lebaran memang banyak order
angkutan dimana langganan menumpuk stok barang menghadapi lebaran. Namun dengan
krisis ini diperkirakan ke depannya omzet turun berkisar 15% karena ekspor barang
mengalami penurunan dikarenakan demand yg berkurang, apalagi dengan Negara tujuan
AS dan Eropa. Sedangkan untuk barang impor juga kemungkinan mengalami penurunan
karena regulasi pembatasan impor dan tekanan terhadap rupiah. Saat ini yang masih
cukup banyak diangkut adalah barang2 impor dari China dan angkutan antar daerah
(pasar lokal) yang masih lancar
Credit Unit Report
Hal : 25 of 62
________________________________________________________________________________________________

Penundaan pembayaraan
Saat ini sudah mulai ada penundaan pembayaran dimana termin pembayaran
yang biasanya 30-60hr menjadi 60-120 hari. Hal ini disebabkan karena ketatnya likuiditas
apalagi untuk pelanggan berorientasi ekspor dikarenakan pembayaran dari importir juga
yang mengalami penundaan.

Untuk usaha angkutan skala kecil dengan hanya 2 unit diprediksi ditengah krisis
ini akan merasakan dampak yang cukup berat, dikarenakan demand yang berkurang, dan
apabila terjadi penundaan pembayaraan akan lebih memberatkan karena modal yang kecil
(tidak ada backup unit), belum lagi ditambah biaya maintenance yang besar.

Namun untuk angkutan yang melayani pasar lokal (bukan angkutan u/ barang
ekspor-impor) dampak global krisis belum terasa, hal ini diperoleh dari hasil visit CA ke
konsumen2 di daerah sidoarjo,mojokerto dan Gresik, selain itu beberapa konsumen yang
sudah mempunyai kontrak kerja angkutan dengan perusahaan-perusahaan saat ini masih
berjalan lancar dan belum ada masalah pembayaran, dimana barang2 angkutan
merupakan produk lokal dan untuk dipasarkan di daerah jawa-bali-sumatera.
Harga sewa Truk angkutan barang
Harga Jangka
Kapasitas Sewa Waktu Keterangan
8 ton 15 juta 1 bulan
15 ton 25 juta 1 bulan Sewa lepas exl sopir, maintenance,
30 ton 30 - 38 1 bulan rata2 sewa minimal 1 tahun dan
juta pembayaran 2 bulan wajib di depan
1,5 jt – per Tergantung barang dan jarak
7.5jt hari/angkut
300- Ongkos hitung tonase/kg
500/kg
Pickup/truk < 5 150rb - per hari Tergantung barang dan jarak
ton 300rb

Update cost strukture


Untuk angkutan skala besar biasanya menggunakan unit truk kapasitas besar 15 –
30 ton, berbentuk truck tandum, tractor head dengan berbagai merk seperti Mitsubishi,
Nissan dan Hino. Untuk beberapa pengusaha angkutan banyak memilih Nissan karena
dari segi maintenance lebih murah.
Perhitungan cost structure (Gross minimum)
Unit truk tandum kapasitas 10-30 ton :
Ongkos Angkut : Rp. 5.000.000/angkut
Minimal sebulan 10x : Rp. 5.000.000 x 1 = Rp. 50.000.000

BBM (estimate 1 : 5 jarak +/- 500km sekali jalan) = (Rp. 15.000.000)


Biaya Sopir + kernet = (Rp. 10.000.000)
Biaya Maintanance (oli,sparepart, dsb) = (Rp. 10.000.000)
Biaya lain2 = (Rp. 5.000.000)
Total Biaya = Rp. (40.000.000)
Pendapatan per unit (PM 20%) = Rp. 10.000.000,-
Credit Unit Report
Hal : 26 of 62
________________________________________________________________________________________________

Perhitungan ongkos dengan tonase :


Kapasitas angkut : 20 ton
Ongkos per kg : Rp.250 (tergantung jenis barang yang diangkut dan jarak)
Ongkos angkut u/ 20 ton : 20.000 x Rp.250 x 10hr = Rp. 50.000.000,-
BBM (estimate 1 : 5 jarak +/- 500km sekali jalan) = (Rp. 15.000.000)
Biaya Sopir + kernet = (Rp. 10.000.000)
Biaya Maintanance (oli,sparepart, dsb) = (Rp. 10.000.000)
Biaya lain2 = (Rp. 5.000.000)
Total Biaya = Rp. (40.000.000)
Pendapatan per unit (PM 20%) = Rp. 10.000.000,-

Perhitungan ongkos angkut untuk angkutan barang pick up & truk < 5 ton (minimum)
Harga sewa : Rp. 200.000/hari (1 bln 20 x) = Rp. 4.000.000,-
BBM : 10ltr x 6.500 x 20 = (Rp.1.300.000)
Biaya Maintanance = (Rp. 750.000)
Profit = Rp. 1.950.000,-

Analisa struktur pembiayaan


Berdasarkan data2 yang tersaji pada point di atas, berikut rekomendasi struktur
pembiayaan untuk pembiayaan konsumen dengan profil usaha angkutan barang :

Angkutan dengan Truk dengan kapasitas 10 – 30 ton


Asumsi pemohon memiliki 2 unit
Profit Margin 20 % = 10jt x 2 = Rp. 20.000.000,-
Biaya Rumah tangga = (Rp 7.500.000)
Biaya Operasional = (Rp. 3.000.000)
Others = (Rp. 2.000.000)
Nett profit = Rp. 7.500.000

Angsuran yang direkomendasi sekitar 5jt-6,5jt dengan rate 35%eff maka NTF yang
direkomendasikan max Rp.100.000.000 untuk tenor 2 tahun dan Rp. 70.000.000,- untuk
tenor 1 tahun.

Angkutan dengan Pick up dengan asumsi pemohon memiliki 2 unit :


Profit : 1.950.000 x 2 = Rp. 3.900.000,-
Biaya Rumah Tangga = (Rp. 2.000.000,-)
Others = (Rp. 750.000,-)
Nett profit = Rp. 1.150.000,-

Angsuran yang direkomendasikan kurang dari 1jt dengan rate eff 34% maka NTF yang
direkomendasikan sekitar 10 jt untuk tenor 1 tahun dan 17,5jt untuk tenor 2 tahun,
dengan rekomendasi pemohon mempunyai other income.
Credit Unit Report
Hal : 27 of 62
________________________________________________________________________________________________

Kesimpulan
Ekspedisi/angkutan di Jatim merupakan salah satu usaha yang cukup tidak
terpengaruh dengan adanya krisis global pada saat sekarang ini, terutama angkutan pasir
dan angkutan barang dalam negeri Untuk angkutan barang dengan orientasi barang untuk
diekspor terdapat penurunan demand +/-15%

Rekomendasi
Industri angkutan Jatim masih direkomendasikan untuk dibiayai dengan kondisi sebagai
berikut :
1. Experience usaha minimal 3 tahun
2. Jumlah unit pendukung ≥ 2 unit
3. Untuk ekpedisi skala kecil punya other income untuk backup pembayaran angs.
4. Jalur angkutan Jawa-Bali.

Industri Tembakau & Rokok Jatim


Berdasarkan informasi yg diperoleh dari Departemen Pertanian, bahwa lebih dari
50% produksi tembakau di Indonesia berasal dari Jawa Timur. Salah satu penghasil
tembakau terbesar adalah Kabupaten Malang, karena itu tidak mengherankan apabila
banyak sekali ditemui industri rokok di daerah Malang (sekitar 310 pabrik rokok skala
kecil dan menengah). Data eloan pun menunjukkan jumlah net investment cukup besar
untuk jenis konsumen yang memiliki usaha pabrik rokok, antara lain Bp. Syamsul Maarif
(pabrik rokok Sumber Rejeki), dg total exposure + Rp 510.750.000, Ibu Dewi
Komalasari (pabrik rokok Pakis Jaya), total exposure + Rp 198.000.000, Bp. Andreas
Wijaya (pabrik rokok Batu Karang), dengan total exposure + Rp 184.000.000. Ketiga
konsumen tersebut memiliki prosentase + 1.86% dari total keseluruhan exposure kontrak
aktif di BFI cabang Malang per cut off September 2008. Ketiga pabrik rokok yang
dimiliki konsumen-konsumen tersebut bisa dikategorikan menengah (jumlah karyawan
>1000 orang), dan skala produksi yang cukup besar (terlihat dari mutasi rekening koran
yang dilampirkan saat pengajuan), serta pengalaman usaha yang sudah cukup lama
(>5tahun).
Berlakunya kenaikan tarif cukai rokok pada 1 Januari 2008 yang lalu sempat
membuat 46 pabrik rokok skala kecil di daerah Malang bangkrut, dan kenaikan BBM
pada Juni 2008 juga sempat memukul industri ini, sekitar 75 pabrik gulung tikar. Hal ini
terjadi karena turunnya daya beli masyarakat dan kegagalan mereka bersaing dengan
pabrik rokok besar. Namun sejak Juni 2008 sampai dengan terjadinya krisis global saat
ini pengusaha-pengusaha rokok tersebut sepertinya sudah mulai dapat menyesuaikan
dengan kondisi. Informasi yang didapat saat melakukan interview dengan Bp. Syamsul
Maarif, Bp. Andreas Wijaya bahwa bisnis mereka tidak (atau mungkin belum) merasakan
dampak dari krisis tersebut. Kemungkinan-kemungkinan yang bisa dijadikan alasan
adalah produk mereka tidak diekspor, sehingga tidak terpengaruh dollar, selain itu bahan
baku yang mereka gunakan (tembakau, cengkeh, saus, kertas) adalah produk lokal (dr
Madura, Manado, Temanggung), dan mereka sudah melakukan penyetokan bahan baku
Credit Unit Report
Hal : 28 of 62
________________________________________________________________________________________________

dari jauh-jauh hari, untuk produksi 3 bulan kedepan, sehingga belum merasakan dampak
dari kenaikan harga bahan baku.
Adanya Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) atau Konvensi
Pengendalian Tembakau yang diprakarsai oleh WHO, banyaknya kampanye anti-rokok,
beredarnya isu fatwa MUI bahwa hukum merokok adalah haram, penaikan tarif cukai dan
harga jual eceran sepertinya tidak cukup membuat penjualan rokok menurun drastis.
Ketidak-konsistenan pemerintah tentang larangan merokok di beberapa tempat
disebabkan karena sumbangan rokok terhadap penerimaan negara, dan kemampuan
industri ini menyerap tenaga kerja. Direktorat Bea Cukai memublikasikan sumbangan
cukai terhadap pendapatan negara, 90% diperoleh dari cukai rokok.
Info yang didapat dari Bp. Syamsul Maarif bahwa ada kenaikan harga bahan baku
sekitar 5%, namun harga jual untuk produk rokok ini relatif stabil karena segmen pasar
yang dibidik oleh pengusaha rokok lokal ini adalah masyarakat menengah kebawah yang
masih sangat sensitif dengan harga, apalagi dengan banyaknya pesaing. Pengusaha lebih
memilih memangkas profit marginnya sekitar 2% daripada harus menaikkan harga dan
kehilanggan pelanggan serta menghancurkan bisnisnya. Info yang didapat dari Bp.
Andreas Wijaya juga tidak jauh berbeda, meski ada beberapa bahan baku rokoknya yang
diimpor, tapi sampai dengan interview kemarin, ia mengatakan bahwa tidak merasakan
dampak dari krisis saat ini secara signifikan, bahkan pabrik tersebut kewalahan
menambah jam produksi karena meningkatnya permintaan dari luar jawa, serta rencana
beliau untuk membeli beberapa unit pickup lagi untuk angkutan rokoknya..

Kesimpulan
Industri tembakau dan rokok Jatim merupakan salah satu usaha yang cukup tidak
terpengaruh dengan adanya krisis global pada saat sekarang ini, disebabkan pembelian
bahan baku dan segmen pemasaran dalam negeri

Rekomendasi
Masih direkomendasikan untuk dibiayai, dimana kriteria yang patut diperhatikan dalam
pemberian kredit pada industri rokok
1. Legalitas usaha, karena ada beberapa pabrik rokok yang dibekukan kegiatannya
terkait pemalsuan pita cukai, dll
2. Skala produksi pabrik, semakin besar skala produksinya, diharapkan telah
memiliki modal yang cukup besar pula, kapasitaspun semakin besar, sehingga
sedikit goncangan seperti kenaikan bahan, cukai tidak akan berpengaruh terhadap
kegiatan produksi.
3. Pengalaman usaha di bidang terkait. Pemain-pemain baru dalam industri ini
mungkin tidak begitu mengerti mengenai kualitas tembakau, bagaimana strategi
penyetokan bahan baku, belum memiliki pangsa pasar yang luas, serta belum
memiliki “backing” yang cukup kuat.
Credit Unit Report
Hal : 29 of 62
________________________________________________________________________________________________

Industri Besi Tua Jatim


Banyak terdapat pengusaha besi tua di daerah Jawa Timur, khususnya di Malang.
Sebagian besar pengusaha besi tua ini adalah orang-orang Madura yang memiliki
keahlian melihat kualitas besi.
Hasil interview dengan Bp. M. Thohir yang sdh hampir 20 tahun menjalankan
usaha ini, ia memiliki 17 daerah pengepul kecil yang menyetorkan besi dan barang-
barang rongsokan lain ke tempat pemohon, diantaranya di daerah Dinoyo, Simpang
Surabaya, Brantas, Madyopuro, Batu, Singosari, Karangploso, Tunggulwulung,
Dawuhan. Sistem kerjasama yang dilakukan antara pemohon dengan pengepul-pengepul
kecil itu dengan cara memberi modal kepada pengepul kecil, dan pengepul kecil harus
menyetorkan rongsokannya kepada pemohon. Dalam seminggu, masing-masing pengepul
kecil itu menyetorkan kurang lebih 700kg/minggu. Keuntungan yang diambil dari
pengepul kecil itu bervariasi mulai dari Rp.50/kg sampai Rp.3000/kg tergantung jenis
rongsokannya. Kemudian barang-barang itu dijual pemohon ke beberapa pabrik logam
besi di Surabaya, Mojokerto untuk dijadikan betonizer, untuk mengecor bangunan. Ada
juga kaleng-kaleng bekas dijadikan untuk bahan baku kompor minyak di daerah Malang
Pemohon menyatakan bahwa dampak krisis keuangan saat ini benar-benar
mempengaruhi usahanya. Bahkan krisis saat ini lebih merugikan usahanya dibandingkan
saat krisis moneter 1997-1998, karena pada saat itu harga besi justru meningkat. Saat ini
harga besi yang dijual konsumen ke pabrik baja hanya mencapai Rp. 2.300/kg, padahal
kondisi terakhir sebelum krisis ini, harga jualnya bisa mencapai Rp. 6.500/kg. Perlu
diketahui bahwa harga besi ini menurun setiap minggunya sebesar Rp.300 s/d Rp.400/kg.
Sebelum tanggal 25 Juli 2008, harga besi masih Rp. 6.500/kg, namun saat ini tinggal Rp.
2300/kg. Kondisi ini terjadi karena pabrik baja mendapat supply besi dari Amerika
dengan kualitas yang jauh lebih bagus daripada besi lokal, sehingga besi lokal tidak laku,
supply berlebih dan harga turun drastis.
Beberapa jenis barang yang dijual pemohon antara lain:
No Jenis Harga Lama/kg Harga Baru/kg % perubahan
1 Besi Rp 6,500 Rp 2,300 -64.62%
2 Aluminium Rp 21,000 Rp 15,000 -28.57%
3 Kuningan Rp 41,000 Rp 20,000 -51.22%
4 Tembaga Rp 60,000 Rp 25,000 -58.33%
Info yang sama juga diungkapkan oleh Bp. Tolip Anggito, pengusaha besi tua dan
rongsokan yang sudah berpengalaman 10 tahun. Ia mengatakan sejak dari tahun 1998,
tidak pernah harga barang bekas turun/naik lebih dari Rp 500/kg seperti sekarang ini,
bahkan sekarang harga bisa turun lebih dari 50%. Kemungkinan yang menyebabkan
harga turun drastis seperti yang disampaikan Bp. Thohir bahwa pabrik mendapat pasokan
dari Amerika dengan kualitas yang lebih baik, sehingga besi tua lokal kelebihan supply.

Rekomendasi
Industri Besi Tua tidak direkomendasikan untuk dibiayai
Credit Unit Report
Hal : 30 of 62
________________________________________________________________________________________________

Bus Pariwisata Malang


Kabupaten Malang, 85 Km sebelah selatan Surabaya telah dikenal sebagai daerah
tujuan wisata di Jawa Timur. Potensi industri pariwisata di daerah Malang tergolong
sangat baik, karena itu sarana dan prasarana yang menunjang pun memiliki prospek yang
cukup baik.
Berdasarkan data eloan, terdapat banyak sekali konsumen yang memiliki bidang
usaha transportasi, diantaranya persewaan mobil, dan bus pariwisata. Konsumen yang
memiliki exposure cukup besar antara lain Bp. Moh Anshori (PO Zena) total exposure Rp
431.454.000, Bp. Umar Purwadi (PO Al-Mubarok) total exposure Rp 320.000.000, Bp.
Aloysius M (PO Yolla), total exposure Rp 190.000.000. Ketiga konsumen tersebut
memiliki prosentase cukup besar + 1.96% dari total keseluruhan net investment kontrak
aktif di BFI cabang Malang per cut off September 2008, meski keseluruhannya < 1
milyar. Ketiga konsumen tersebut memiliki Perusahaan Otobis yang cukup terkenal di
Malang, yaitu PT Zena, PO Al Mubarok, PO Yolla. Hasil interview dengan Bp. Ansori
bahwa dampak krisis global saat ini belum dirasakan oleh bisnisnya, tidak ada penurunan
permintaan sewa bis pariwisata, meski sebenarnya pariwisata bukanlah kebutuhan primer.
Kenaikan BBM tengah tahun lalu cukup membuat pengusaha bus pariwisata melakukan
perhitungan ulang terhadap tarif jasanya, berbeda dengan pengusaha rokok yang lebih
memilih mengurangi profit marginnya, Bp. Ansori ikut menaikkan harga, namun juga
disertai dengan kualitas yang memuaskan. Limabelas armada bis pariwisatanya tergolong
paling baik diantara PO yang lain.
Secara umum, krisis global yang dibawa Amerika saat ini tidak memiliki dampak
dalam bisnis angkutan bis pariwisata. Disaat paling sepi pun, minimal 1 bis dapat
berproduksi (jalan) 15 hari dalam sebulan, dengan setoran rata-rata Rp.
1.500.000/bis/hari. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bp. Aloysius, perubahan
proporsi biaya operasional terhadap omzet dari 25% menjadi 40% diakibatkan kenaikan
BBM (kenaikan hrg minyak dunia) beberapa saat yang lalu, sebelum terjadinya krisis
subprime mortgage (harga minyak turun). Sampai dengan akhir tahun, PO Yolla sudah
banyak dipesan oleh berbagai instansi, sekolah-sekolah di Malang untuk berwisata ke
daerah sekitar Malang, Bali, Lombok, Sumatra meski sempat sepi saat bulan puasa lalu.

Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa global krisis tidak terlalu
berpengaruh terhadap industri pariwisata JATIM, disebabkan pengguna jasa ini
kebanyakan adalah wisatawan domestik

Rekomendasi
Usaha ini masih direkomendasikan untuk dibiayai
Credit Unit Report
Hal : 31 of 62
________________________________________________________________________________________________

Usaha Perdagangan Sayur Jatim


Kabupaten Malang memiliki potensi pertanian, perkebunan yang cukup baik
karena lahan yang cukup luas, cuaca yang cukup mendukung, dan kondisi tanah yang
subur. Namun konsumen BFI Malang yang memiliki usaha pertanian, perkebunan relatif
sedikit ( eksposure <1% dari total keseluruhan kontrak aktif per September 2008). Kami
akan memberikan sedikit informasi mengenai industri ini, mengingat potensi industri ini
cukup besar.
Dalam laporan ini hanya membahas beberapa hasil pertanian yang
diperdagangkan oleh konsumen a.n Suwarsih (pedagang sayuran di pasar), dan ibu Nur
Rokhim (pengepul sayuran). Mereka sudah berpengalaman lebih dari 10 tahun dalam
bisnis ini. Sayur-sayuran yang dibeli mereka antara lain: cabai, tomat, kubis, buncis,
ketimun, kacang panjang, dll. Setelah melakukan interview kepada dua konsumen
tersebut, kesimpulan umum yang dapat ditarik adalah tidak adanya pengaruh krisis
keuangan global yang sedang terjadi saat ini. Rata-rata para pedagang ini mengambil
hasil tani dari para petani, dan dijual ke beberapa pasar, antara lain Pasar Gadang
(Malang), Pasar Porong, dan beberapa pasar di daerah Surabaya, Jakarta. Mereka
mengatakan bahwa harga saat ini normal, meski sempat naik beberapa saat lalu saat
menjelang lebaran.
Harga dagangan mereka hanya dipengaruhi “pasaran”, yaitu jumlah permintaan
dan penawaran di pasar, namun selama ini tidak terjadi permintaan yang menurun atau
penawaran yang berlebihan sehingga membuat harga turun signifikan. Perubahan harga
sekitar Rp 200/kg setiap dua jam pun adalah hal biasa di industri ini. Seluruh sayuran ini
bisa bertahan 3-4 hari, sehingga tidak memungkinkan untuk ditimbun, berharap harga
akan naik. Sayuran ini pun merupakan kebutuhan primer yang tidak mungkin
konsumsinya dibatasi oleh masyarakat (kecuali daya beli menurun). Supply pun hanya
bersaing dengan pedagang lokal, tidak ada barang yang diimpor dari luar. Skala
pemasaran mereka pun lokal, tidak ada yang diimpor ataupun mengekspor. Bisnis ini
sangat tradisional dan hanya tergantung dari faktor alam seperti kondisi tanah, cuaca, dan
penyakit tanaman. Lumpur Lapindo yang sedikit mengganggu kegiatan di Pasar Porong
pun sepertinya tidak terlalu mempengaruhi omzet bisnis ini. Terlampir beberapa harga
jual sayuran:

No Jenis Harga beli/kg Harga jual/kg % keuntungan


1 Cabai keriting Rp 4,000 Rp 5,000 25.00%
2 Tomat Rp 1,700 Rp 2,000 17.65%
3 Buncis Rp 2,000 Rp 2,250 12.50%
4 Kacang Panjang Rp 1,750 Rp 2,000 14.29%
5 Ketimun Rp 1,000 Rp 1,250 25.00%
6 Kubis Rp 1,700 Rp 2,000 17.65%
7 Jagung Rp 1,000 Rp 1,500 50.00%
8 Kol Rp 1,800 Rp 2,000 11.11%
9 Daun Pre Rp 1,500 Rp 2,000 33.33%
Credit Unit Report
Hal : 32 of 62
________________________________________________________________________________________________

Peningkatan atau penurunan harga terjadi setiap saat, tergantung jumlah


permintaan dan penawaran di pasar. Selisihnya antara Rp 200 s/d Rp 500/kg. Dalam
sehari Ibu Suwarsih berdagang sekitar 2,5 s/d 3 ton dengan menggunakan 1 unit pickup,
sedangkan Ibu Nurrokhim 6 s/d 7 ton jika dalam kondisi sepi (musim kemarau), atau
lebih dari 4 unit truk dengan kapasitas 6 ton, jika kondisi ramai (musim hujan). Biaya
yang dikeluarkan antara lain untuk kulakan, angkutan, perawatan tanaman (untuk sayur
yang ditanam sendiri), dan buruh.

Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa global krisis tidak terlalu
berpengaruh terhadap usaha perdagangan sayur di JATIM, penurunan harga komoditi
tidak berimbas pada harga hasil pertanian dalam negeri

Rekomendasi
Usaha ini masih direkomendasikan untuk dibiayai

Industri Mebel Jawa Tengah


Ekspor Mebel dan Furnitur dengan negara tujuan Amerika Serikat dan Eropa
turun drastis hingga 50%. Hal ini karena banyak permintaan order yang dibatalkan
seiring dengan menurunnya daya beli masyarakat AS dan Eropa. Keadaan ini membuat
perusahaan Mebel dan furnitur mengurangi bahkan menghentikan produksi, sehingga
mulai ada perusahaan mebel yang merumahkan karyawannya. Namun ada juga
perusahaan mebel yang sudah melakukan antisipasi dengan mencari pasar expor yang
baru yaitu ke Australia, China dan Asia. Kendala yang dialami oleh pengusaha mebel
yaitu :
 Penurunan nilai ekspor yang diperkirakan berlanjut hingga tahun depan, karena
turunnya daya beli masyarakat luar negri.
 Kesulitan likuiditas di dalam negeri karena bank mempersulit pencairan L/C
 Kenaikan biaya produksi akibat kekurangan bahan baku.
 Tingginya harga bahan baku untuk barang ekspor yang harus diimpor dari luar
negri.

Rekomendasi
Industri Mebel (khusus orientasi ekspor) tidak direkomendasikan untuk dibiayai

Industri Batik Jawa Tengah


Batik banyak diproduksi dari Yogyakarta, Solo dan Pekalongan. Kondisi usaha
batik saat ini relatif stabil, justru harga kain batik mengalami kenaikan karena adanya
kenaikan kurs Dollar. Harga bahan dasar kain batik mengalami kenaikan dari Rp 23.000 /
Credit Unit Report
Hal : 33 of 62
________________________________________________________________________________________________

lembar menjadi Rp 29.000 / lembar, dan lilin dari Rp 6.500 / Kg menjadi 8.250 / Kg,
sedangkan harga batik tetap bertahan pada kisaran 150.000 – 350.000 / lembar.
Skala home industri dengan jumlah pekerja 5 – 10 orang dalam 1 bulan bisa
menghasilkan kain batik 20 – 25 lembar. Dengan demikian omset dalam 1 bulan rata2
5.000.000 (200.000 x 25 lembar), dengan biaya 725.000 untuk bahan kain, 100.000 untuk
lilin, dan 2.000.000 untuk karyawan, maka profit yang dihasilkan 2.175.000 / bulan. Bisa
dikatakan net profit dari usaha batik ini sebesar 40% - 50% dari omset.
Namun, untuk pengusaha batik ekspor dengan negara tujuan Amerika Serikat,
Eropa dan Jepang ikut terkena dampak dari krisis global ini. Hal ini karena adanya
penurunan permintaan dari negara tujuan ekspor tersebut.
Menurut GKBI (Gabungan Koperasi Batik Indonesia) usaha batik tidak begitu
terpengaruh adanya krisis global, justru pengaruh besar dirasakan disaan ada kenaikan
harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Rekomendasi
Usaha ini masih direkomendasikan untuk dibiayai

Ekspor Tekstil dan Pakaian


Ekspor tekstil dan produk tekstil ke Amerika Serikat mengalami penurunan 10%-
20%, hal ini sebenarnya mulai dirasakan sejak awal tahun 2008. Ekspor pakaian jadi juga
menurun drastis hingga 60% pada bulan September. Sejak agustus 2008 terjadi
penurunan permintaan dari pemerintah AS sebesar -0.21% + dari 2.89 milyard, menjadi
2.88 milyard, kondisi tersebut dapat dinilai sebagi awal memburuknya pasar ekspor
tektile dan produk tekstil (TPT Nasional).
Penurunan ini terjadi karena berkurangnya permintaan dari negara tujuan ekspor,
khususnya Amerika Serikat yang proporsinya mencapai 70% dari total ekspor pakaian
jadi. Prinsipal Amerika Serikat banyak yang melakukan pemangkasan permintaan TPT,
sedikitnya 17 prinsipal Amerika Serikat yang melakukan pemangkasan pesanan dari
Indonesia.
Faktor penyebab penurunan Ekspor TPT dan pemangkasan pesanan oleh prinsipal
Amerika Serikat yaitu :
 Krisis Likuiditas di Amerika yang berimbas pada permintaan (demand) barang dan
daya beli masyarakat yang menurun sehingga masyarakat di Amerika cenderung
lebih selektif dalam pembelanjaan uang untuk kebutuhannya.
 Ada beberapa principal AS yang mulai mendesak perusahaan – perusahaan Garmen
Nasioanl untuk memudahkan akses pembayaran mereka ke Perbankan Nasional
tanpa menggunakan Letter of Credit (LC).
 Tidak jauh beda dengan perajin tenun tradisional, seperti yang dialami oleh perajin
tenun akar wangi Pekalongan. Menurut ketua Paguyuban Kerajinan Akar Wangi
Pakumbulan, Buaran, Pekalongan, Imron Mina, “Saat ini sebagian besar perajin
menghentikan produksi. Pesanan dari luar negri maupun dalam negri sedang lesu”
(Suara Merdeka 20 Oktober 2008).
Credit Unit Report
Hal : 34 of 62
________________________________________________________________________________________________

Rekomendasi
Industri Tekstil dan Pakaian Jadi (khusus orientasi ekspor) tidak direkomendasikan untuk
dibiayai

Retail Pakaian Jadi


Sejak tahun 1997, pasca krisis moneter terjadi perubahan pola hubungan industri
garmen hulu dan hilir, dimana peritel bawah sudah diharuskan mengikuti aturan baru
mata rantai perdagangan yang berbeda dari sebelumnya.
Dulu dari pabrik benang, pabrik kain, produsen, pemain grosir dan pengecer
mempunyai hubungan mata rantai yang erat dalam industri garmen.
Saat ini Peritel cenderung tidak lagi mempunyai komitmen dagang yang
berantai. Peritel makin pragmatis dalam memilih produsen atau supplier. Peritel hanya
masih berpihak kepada pelanggan, mana yang kira – kira pelanggan cari dan butuhkan itu
yang diusahakan peritel, dimana peritel akan bebas mencari asal produk tersebut, peritel
tidak lagi peduli itu produk lokal atau impor, legal atau illegal yang penting akan laku
dipasaran.
Saat ini determinasi produk – produk Cina,Hongkong dipasaran cukup luas,
sehingga mengganggu pangsa pasar produk lokal. Dimana produk Cina mempunyai
varian produk garmen yang cukup luas mulai dari busana umum bahkan busana khusus
seperti busana muslim.
Rata – rata untuk pemberian fasilitas kridit BFI cabang Meruya, cukup tersebar,
jadi tidak hanya pada satu atau dua usaha yang dominan.
Dalam hal ini cabang BFI Meruya cukup banyak di sektor
Konveksi/Garmen/pakaian, selain konsumen yang berprofesi PNS. karena itu saya
menggali lagi informasinya untuk usaha konveksi/garmen/pakaian jadi secara ritel dan
yang saya dapatkan:
Dimana hampir 60% barang yang beredar di pasar Tanah Abang adalah barang
impor, terutama ex.Cina. Dan berdasarkan data 22% adalah produk tektil domestik,
sedangkan sisanya adalah produk impor dan lebih parah lagi, hampir 70% barang
impor adalah illegal (tidak diketahui asalnya) sedang kan sisanya 8% barang impor
legal.
Menurut pedagang yang menjual barang – barang impor seperti celana levis,
memang ada sedikit kenaikan tetapi harga jualnya masih lebih murah dibandingkan
dengan barang lokal.
Semakin meningkatnya barang illegal ini menyebabkan harga tekstil domestik
menjadi anjlok, karena harga jual produk domestik yang semakin meningkat hal ini
disebabkan karena beberapa faktor diantaranya karena
 sulit bersaing harga jual dengan produk impor illegal.
 Keterbatasan modal kerja
 Varian produk import lebih banyak dan cepat mengikuti trend
 Kondisi pengawasan barang import oleh instansi terkait belum maksimal sehingga
barang illegal masih mudah masuk.
Credit Unit Report
Hal : 35 of 62
________________________________________________________________________________________________

Sedangkan berdasarkan interview yang saya dapat dari pedagang di Tanah Abang,
dari 2 orang pedagang. Penjualan sehabis lebaran ini menurun, karena
masyarakat/konsumen sudah membelanjakan uangnya untuk kebutuhan hari raya.
Saat ini jika sebelumnya konsumen sering membeli dengan sistem kodian
sekarang cenderung lusinan atau satuan.
Biasanya penjualan secara grosiran/eceran biasanya akan ramai menjelang akhir
tahun.

Selain itu Informasi yang saya ketahui secara langsung, dipasar Cengkareng dan
pasar Cipulir, dimana kedua pasar ini termasuk peritel semi grosir, yang mana melayani
penjualan secara grosir dan secara eceran.
Menurut Bp Effendi salah seorang pedagang dipasar Cengkareng, harga pakaian
jadi sejak tahun 2007 mengalami peningkatan harga beli tiap bulannya, sehingga
sulit memperkirakan keuntungan yang akan diterima.

Sebagai contoh :
Misalnya pada awal bulan membeli pakaian jadi dengan harga Rp 50.000, dimana
biasanya mengambil keuntungan berkisaran antara 5.000 – 10.000 rupiah, namun bisa
jadi diawal bulan depannya justru harga berubah drastis menjadi Rp 60.000 sehingga
pada akhir nya keuntungan yang didapat sebelumnya dipakai untuk nombok modal
pembelian barang baru,

Peningkatan harga pakaian jadi yang terus menerus kemungkinan diakibatkan karena :
 Cost Produksi yang meningkat, dimana yang kita ketahui harga BBM belum
mengalami penurunan, walaupun harga minyak dunia mengalami penurunan.
 Harga bahan baku yang meningkat.
 Modal kerja dari Bank. Dimana kondisi bunga pinjaman bank mengalami
peningkatan sehingga mau tidak mau perusahaan harus menaikan harga jual agar
mendapatkan keuntungan walau dengan resiko harga jual kurang kompetitif lagi.

Dampak dari harga beli pakaian jadi meningkat, dan pengaruh bagi peritel diantaranya :
a. Pengurangan keuntungan yang diterima.
b. Sulit memprediksikan harga jual, agar mendapatkan keuntungan
c. Daya beli masyarakat berkurang karena harga terus meningkat

Dari penjelasan diatas dimana intisarinya :


 Membanjirnya produk impor illegal.
 Harga beli produk tekstil domestik yang meningkat.

Kesimpulan
1. menurut pengamatan saya pedagang ditingkat pengecer yang menyewa tempat dan
menjual secara satuan akan sangat berdampak buruk pada kelangsungan
usahanya, bahkan sampai bangkrut, sehingga biasanya para pengecer yang tadinya
menjual pakaian jadi beralih keproduk aksesoris atau yang lainnya.
Credit Unit Report
Hal : 36 of 62
________________________________________________________________________________________________

2. Sedangkan untuk tingkat Semi grosiran ataupun grosiran masih, tetap dapat bertahan
usahanya, karena penjualan masih dalam partai besar, selain itu biasanya penjualan ke
para pedagang yang melakukan usaha kredit di masyarakat dapat dilakukan dengan
pembayaran sistem jatuh tempo.
Namun ada juga pedagang grosiran mensiasatinya dengan membeli produk dari
daerah sehingga harga belinya tidak terlalu besar.
3. Dari segi pemberian pembiayaan BFI untuk para pedagang eceran yang menyewa
kios/lahan lebih berhati – hati karena tingkat resiko kredit macet yang cukup
tinggi, tetapi bagi para pedagang eceran yang mempunyai usaha sampingan lainnya
akan menjadi point plus untuk penilaian kapasitas konsumen.

Rekomendasi
Usaha ini masih direkomendasikan untuk dibiayai dengan kondisi :
 Kapasitas usaha semi grosir atau grosir (bukan retail satuan)
 Mempunyai other income dari usaha lain

Kerajinan Perak Jawa Tengah


Kerajinan perak berada di Kota Gede, Yogyakarta. Kerajinan perak dipasarkan di
daerah wisata karena perak banyak diminati oleh wisatawan asing, sehingga diwaktu bom
Bali membuat banyak industri perak kolaps. Karena saat itu, wisatawan asing di Bali dan
Yogyakarta mengalami penurunan.
Kondisi krisis global ini mengakibatkan harga bahan baku perak naik menjadi
2.100 / gram, sedangkan berdasarkan standar internasional harga jual perak dipatok Rp
3.600 / gram. Biaya produksi sebesar 1.000 / gram, sehingga profit pengrajin sebesar
500 / gram. Omset perak bergantung pada banyaknya wisatawan yang berkunjung, pada
saat sepi penjualan perak hanya 100 kg / bulan, sedangkan pada saat ramai penjualan bisa
mencapai 200 kg / bulan.
Dengan profit 500 / gram, maka profit dengan penjualan perak sebanyak 100 kg /
bulan bisa mencapai 40.000.000 (500 x 100.000 gram dikurangi biaya tenaga kerja
10.000.000). Penghasilan tersebut untuk pengrajin perak dengan skala sedang yaitu
dengan jumlah karyawan 5 – 10 orang.

Rekomendasi
Usaha Kerajinan Perak masih direkomendasikan untuk dibiayai

Forwarder
Dampak krisis global ini sangat berpengaruh terhadap usaha forwarder. Hingga
saat ini sudah ada sedikitnya 40 forwarder di Tanjung Emas semarang gulung tikar dan
merumahkan ratusan karyawan. Ketua Gabungan Forwarder dan Ekspedisi ndonesia
Credit Unit Report
Hal : 37 of 62
________________________________________________________________________________________________

(GaFeksi) Jateng H Soejanto mengungkapkan, dari total 197 anggota GaFeksi tak banyak
yang bisa bertahan. Kalaupun bertahan, perusahaan forwading itu berjalan tersendat.
Faktor yang membuat forwarder gulung tikar yaitu :
 Daya beli masyarakat di luar negri menurun drastis sehingga banyak order ekspor
ditunda atau batal.
 Pembayaran atas pengurusan berkas minimal Rp 5 Juta dibayar dulu oleh
forwarder baru diklaimkan ke pengusaha, biasanya pengusaha bayar 4 – 5 x
pengurusan.
 Tingginya harga bahan baku untuk barang ekspor yang harus diimpor dari luar
negri.

Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A1
Tanjung Emas Semarang yang mengatakan “Mulai awal Oktober hingga saat ini,
dokumen exspor tujuan AS yang dibatalkan mencapai 25 berkas. Seringnya yang terjadi
kiriman barang ditolak pembeli asing”
Menyikapi krisis global ini, perbankan nasional lebih berhati-hati dalam
memberikan kredit exspor khususnya dalam penjaminan L/C (letter of credit) kepada
para exsportir. Hal ini karena “krisis global yang membuat dana-dana yang ditaruh di
negara berkembang banyak ditarik, sehingga dana valas terbatas, otomatis kegiatan
exspor impor yang melibatkan transaksi valas perlu penyesuaian” menurut ketua
HIMBARA (Perhimpunan Bank-bank Milik Negara) senin (20/10/2008).

Rekomendasi
Forwarder tidak direkomendasikan untuk dibiayai

Jasa Penggilingan Padi (Rice Mill)


Jasa penggilingan padi banyak ditemui di kota Solo & Semarang, Jawa Tengah.
Tarif jasa penggilingan padi berkisar antara 1.500 – 2.500 / Kg. Biasanya pengusaha
penggilingan padi mendapat untung terbesar dari hasil penjualan limbah padi yaitu
bekatul dan meniran. Harga bekatul 2.200 /Kg dan harga Meniran 3.800 /Kg, hasil
penjualan ini merupakan hak dari pemilik penggilingan padi.
Saat ini harga gabah basah 2.400 / Kg sedangkan untuk gabah kering mencapai
3.000 / Kg. Jasa penggilingan padi hingga saat ini tidak terpengaruh oleh krisis global,
fluktuasi penggilingan dialami tergantung pada musim panen. Jadi, sejauh ini kondisi
usaha penggilingan padi masih stabil selama masih mempunyai pelanggan tetap.
Produktifitas mesin penggiling padi antara 3 ton - 5 ton beras per hari (dengan
estimasi 6 jam kerja). 1 ton gabah kering bisa menghasilkan maksimal 0,5 ton beras.
Dengan penghasilan jasa penggilingan padi 1.500 / kg, maka dalam 1 hari bisa
mendapatkan penghasilan 4,5 Juta – 7,5 Juta. Namun penghasilan tersebut belum
dikurangi dengan biaya bahan bakar dan tenaga kerja, sehingga net profit menjadi 1,5
Juta – 2,5 Juta perhari.

Rekomendasi
Credit Unit Report
Hal : 38 of 62
________________________________________________________________________________________________

Usaha ini masih direkomendasikan untuk dibiayai

Transportasi & Rental Mobil


Jateng
Jasa Transportasi untuk bus dan truck sampai saat ini masih berjalan normal,
pasalnya faktor terbesar yang mempengaruhi jasa transportasi adalah harga BBM. Krisis
global yang terjadi saat ini tidak menyebabkan harga BBM naik, jadi usaha jasa
transportasi tidak begitu terpengaruh. Tarif untuk jasa transportasi bergantung pada jarak
yang ditempuh. Biasanya pemilik jasa angkutan bus dan truck menggunakan sistem
setoran dalam mengelola usahanya.
Tidak jauh beda dengan jasa angkutan bus dan truck, usaha rental mobil hingga
saat ini juga masih berjalan normal. Fluktuasi rental mobil bergantung pada momen
tertentu, seperti liburan sekolah, hari raya, dan sebagainya. Usaha rental mobil bisa
dijalankan oleh perorangan maupun badan usaha.
Usaha transportasi memiliki resiko yang cukup besar, terutama untuk rental
mobil. Resiko terbesar dari usaha rental mobil ini yaitu kehilangan unit (penggelapan)
dan kerusakan unit. Namun seiring dengan besarnya resiko, profit yang dihasilkan juga
relatif besar.
Harga rental mobil berbeda-beda tergantung jenis mobil yang disewakan, namun
rata2 harga sewa 350.000 per hari. Harga tersebut sudah termasuk sopir, namun untuk
BBM dan makan sopir ditanggung oleh penyewa. Sehingga profit yang bisa dihasilkan
dari usaha rental mobil ini 150.000 hingga 200.000 perhari sewa setelah dikurangi biaya-
biaya. Jika dalam 1 bulan unit disewa 15 kali, maka penghasilan yang diperoleh sebesar
2.250.000 – 3.000.000 per unit.
Penghasilan tersebut bisa diperoleh untuk rental mobil yang berbadan hukum,
untuk perorangan terutama yang menitipkan mobilnya ke rental mobil yang lebih besar
biasanya mendapat penghasilan yang lebih kecil yaitu sekitar 100.000 per unit. Jika
dalam sebulan unit disewa 15 kali maka penghasilan sebesar 1.500.000.

Bali
RENTAL
Asumsi : Tanpa Sopir Dengan Sopir
Harga Rental Rp 125,000
Karimun /unit Rp 175,000 /unit
Karimun 1 unit 1 unit
Harga Rental APV Rp 175,000 /unit Rp 225,000 /unit
APV 1 unit 1 unit
Hari Kerja Effektif 25 hari 25 hari
Sopir Rp 50,000 /hari
Credit Unit Report
Hal : 39 of 62
________________________________________________________________________________________________

Cost Structure
Tanpa Sopir Dengan Sopir
Harga Rental
Karimun 3,125,000 4,375,000
Harga Rental APV 4,375,000 5,625,000
Maintenance 15% 1,125,000 1,500,000
Sopir 1,250,000
2,180,00
Angsuran Karimun 2,180,000 0
3,120,00
Angsuran APV 3,120,000 0
8,050,00
Pengeluaran 6,425,000 0
1,950,00
Profit 1,075,000 0
Profit Margin 14.33% 19.5%

Asumsi yang di gunakan :


 DP 30%, tenor 3 tahun, rate 27,5% eff

 Mayoritas industri pariwisata bergerak di bidang rental. Sebagai gambaran untuk rate
rental adalah sebagai berikut :
 Harga rental per hari (tanpa bensin) :
 Suzuki Karimun Rp 125.000 – Rp 150.000
 Suzuki APV Rp 175.000 – Rp 225.000
 Toyota Avanza Rp 175.000 – Rp 225.000
 Daihatsu Xenia Rp 175.000 – Rp 225.000
 Jimny Rp 80.000 – Rp 100.000
 Kijang LGX Rp 175.000 – Rp 225.000
 T Innova Rp 275.000 - Rp 325.000

 Sedangkan harga rental per bulan (tanpa bensin) adalah sebagai berikut :
 Suzuki Karimun Rp 2.500.000
 Suzuki APV Rp 3.000.000
 Toyota Avanza Rp 3.000.000
 Daihatsu Xenia Rp 3.000.000
 Jimny/ Katana Rp 1.800.000

 Harga di atas belum termasuk harga sopir. Dan jika konsumen membutuhkan sopir
ada tambahan biaya Rp 50.000 – Rp 75.000/unit.
 Harga di atas merupakan harga rental 1 x 24 jam

Sulawesi Utara - Manado


Credit Unit Report
Hal : 40 of 62
________________________________________________________________________________________________

Salah satu usaha yang cukup berkembang di Sulawesi yaitu usaha rental kendaraan
pribadi. Unit yang dapat direntalkan antara lain Kijang, Avanza, Xenia. Untuk travel
agent/ PO lebih memilih unit Kijang yang memiliki space yang lebih luas. Sedangkan
untuk rental mobil pribadi unit yang biasa digunakan yaitu Avanza dan Xenia. Hal ini
disebabkan karena penggunaan BBM yang cukup hemat. Sehingga lebih dipilih oleh
pengguna jasa rental mobil.

Untuk jasa PO di Manado terutama melayani rute Manado-Kotamobago dan Manado-


Gorontalo. Terdapat beberapa PO di Manado antara lain: Garuda Mas, Garuda Permai,
Jaya, yang ketiganya melayani rute Manado-Gorontalo. Sedangkan rute Manado-
Kotamobago dilayani oleh PO Paris, Prinkopol, dan Kotajaya. Tarif yang dikenakan
untuk PO dihitung per seat dengan tarif per seat Manado-Kota Rp 50,000 dan Manado-
Kotamobago Rp125,000-Rp175,000. Untuk Paris unit dimiliki semua oleh owner
sehingga tidak mungkin dimasuki oleh pemain rental baru. Sedang untuk PO yang lain
menerima unit dari pihak lain untuk digunakan armada PO-nya.

Jenis rental lain yaitu rental lepas. Rental inilah yang cukup diminati di Manado dan Palu.
Karakteristik di kedua kota tersebut hampir sama. Kebanyakan unit yang digunakan
Avanza dan Xenia, rental ini biasanya rental lepas tanpa bernaung pada suatu organisasi.
Ada pula unit sedan dan hatcback seperti Vios, Yaris, Camry. Tetapi dikenai biaya sewa
yang lebih tinggi Rp350,000/hari. Terdapat beberapa lokasi rental di Manado yaitu di
Bandara, seputaran Taman kota (Pasar 45). Selain itu ada pula rental pribadi yang
dijalankan melalui iklan di media (Manado Post dan Komentar). Penggunaan rental ini
biasanya digunakan untuk perjalanan luar kota, mengingat Manado adalah kota transit
untuk ke daerah lain seperti Kotamobago, Minahasa, Gorontalo, Poso, Palu dan kota-kota
lain di Sulawesi Utara. Bisnis ini juga tergolong bisnis musiman yang akan sangat ramai
pada masa-masa liburan, pada hari raya Lebaran, Natal dan Tahun Baru. Tarif yang
dikenakan sebesar Rp250,000 per hari, dengan BBM ditanggung oleh penyewa. Tarif
untuk hari besar seperti Lebaran, Natal dan tahun baru Rp400,000-Rp500,000. Pemilik
mobil hanya menyediakan mobil saja. Bila penyewa membutuhkan sopir bisa disediakan
oleh pemilik mobil dengan dikenai tambahan charge Rp75,000-Rp100,000 per hari.

Estimasi kapasitas dari usaha rental:

Untuk unit yang dikelola sendiri:


Jumlah hari/bln Tarif sewa Maintenance Income
20 Rp 250.000 Rp 1.000.000 Rp 4.000.000

Untuk unit rental yang dititip ke pengelola jasa rental:


Jumlah hari/bln Tarif sewa Maintenance Biaya Titip Income
20 Rp 250.000 Rp 1.000.000 Rp 750.000 Rp 3.250.000

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembiayaan rental:


 Pengalaman usaha, ini menyangkut kemampuan konsumen dan networking,
karena dalam usaha ini memerlukan promosi dan menjaring konsumen dari
berbagai pihak. Jadi pengalaman usaha memiliki peran yang cukup signifikan
dalam keberlangsungan usaha. Atau bisa juga unit dititip ke pengelola yang telah
Credit Unit Report
Hal : 41 of 62
________________________________________________________________________________________________

memiliki kemampuan. Untuk itu setiap pembiayaan Avanza atau Xenia, credit
checking penggunaan unit apakah ada kemungkinan digunakan untuk rental,
sesuaikan dengan profile konsumen, dan untuk antisipasi lakukan penutupan
asuransi secara komersil. Supaya jika terjadi claim kerusakan dan tidak dipegang
oleh konsumen sendiri masih mendapat penggantian dari pihak asuransi.
 Jumlah unit yang sudah dimiliki, sebagian besar unit yang digunakan untuk rental
masih melalui pembiayaan finance. Terutama untuk unit-unit Avanza dan Xenia
tahun 2006-2008. Hal yang harus jadi concern credit status kepemilikan unit yaitu
berapa unit yang sudah dimiliki, berapa yang masih dalam pembiayaan finance
dan berapa unit yang sudah milik sendiri. Hal ini menyangkut kemampuan
pembayaran angsuran karena risiko penggunaan unit (kalau sewaktu-waktu unit
mengalami kerusakan). Misal:

Hal ini juga berkaitan dengan lamanya pengalaman usaha. Bila masih pemain
baru di dunia rental, dan status semua unit masih dalam pembiayaan finance/bank,
tanpa dicover oleh unit lain yang sudah dimiliki. Maka risiko credit dapat lebih
tinggi, karena tidak ada unit lain yang tetap memberikan income jika salah satu
unit mengalami kerusakan. Untuk rental, fisik unit harus prima, karena unit
kebanyakan digunakan untuk perjalanan luar kota dan menempuh jarak yang lebih
jauh. Maka kemungkinan unit rusak lebih besar dibanding digunakan untuk
pribadi.

 Risiko rental lepas/pribadi, cukup berisiko untuk pemilik yang tidak ada
keterikatan kerja yang jelas dengan pihak lain, misal: hotel, rumah makan,
perusahaan atau lembaga lain yang mengikat dengan SPK. Untuk konsumen
Benny P Nasry, unit yang direntalkan kebanyakan memiliki perjanjian tertulis
dengan pihak ke tiga dan direntalkan secara tetap pada perusahaan dan instansi
tertentu. Sehingga terdapat kepastian penggunaan unit.
 Efek global crisis terhadap usaha rental bukan secara langsung, karena jasa ini
tetap diperlukan sebagai sarana transportasi terutama tujuan luar kota Manado.
Kemungkinan yang paling terasa yaitu penurunan daya beli masyarakat karena
inflasi. Sehingga dapat memberikan efek berkurangnya permintaan akan rental
mobil. Orang lebih memilih sarana transportasi yang lebih murah. Berdasarkan
survey langsung dilapangan, untuk bulan Oktober, setelah Lebaran permintaan
rental memang berkurang drastis, tetapi diperkirakan akan mengalami kenaikan
permintaan pada bulan Nov-Dec (jelang perayaan Natal dan tahun baru) walaupun
tarif dinaikkan. Efek secara jangka panjang akan terasa kalau terjadi kenaikan
harga mobil karena penyesuaian kurs rupiah terhadap dollar yang. Sehingga biaya
maintenance kendaraan akan meningkat karena harga sparepart mobil yang tinggi
sehingga akan mengganggu cash flow konsumen. Update terakhir ke beberapa
konsumen rental di Palu dan Manado rental masih cukup bagus. Usaha rental
sempat mengalami penurunan ketika terjadi kenaikan harga BBM. Tetapi hal itu
tidak berlangsung lama dan sudah berjalan normal kembali. Apalagi di kedua kota
ini gaya hidup menjadi prioritas hidup.
 Concern credit, dalam pembiayaan rental lepas untuk konsumen dengan
pengalaman >2 tahun, proporsi unit yang sudah dimiliki dan yang masih dalam
Credit Unit Report
Hal : 42 of 62
________________________________________________________________________________________________

pembiayaan finance, memiliki usaha lain kalau hanya memiliki 1 unit yang dalam
pengajuan, credit checking keberadaan unit yang akan dbiayai dan direntalkan
(dimasukkan ke PO atau dikelola sendiri), Selain itu credit checking penggunaan
unit apakah benar-benar digunakan untuk rental, dikelola sendiri atau dititip ke
PO atau pengelola jasa rental. Range angsuran yang disarankan yaitu max Rp3-
4jt, hal ini menyesuaikan dengan estimasi income 1 unit rental.

Rekomendasi
Usaha ini masih direkomendasikan untuk dibiayai.

Tambak Udang
Usaha Tambak udang merupakan salah satu bidang usaha yang dapat di
kembangkan oleh investor dalam dan luar negeri. Amerika adalah salah satu pasar utama
Udang Indonesia yang cukup besar. Berdasarkan data Januari – Agustus 2008, dari total
udang sebesar US$ 319 juta, sekitar 50%-nya diekspor ke Amerika. Sisanya sebanyak
30% ke Jepang dan 20% ke Eropa. Dalam kondisi krisis global yang menimpa Amerika
Serikat ini, maka ekspor udang ke negara Amerika Serikat akan mengalami penurunan.
Kondisi harga udang saat ini + Rp 39.000 per kg, ukuran 50 ekor. Pada tingkat
harga ekspor udang tanpa kepala adalah US$ 7,1 per kg, agar bisa bersaing, harganya
ditekan menjadi US$ 6,38 per kg. penurunan ini masih bisa ditoleransi, yang menjadi
salah satu kendala bagi para pegusaha ekspor udang yaitu karena
Kurang lancarnya pembayaran dari pihak importir, dimana terkadang barang
sudah sampai di tempat, namun belum ada pembayaran dari pihak importir, sehingga
adanya biaya tambahan lagi untuk penyimpanan dan batu es bagi eksportir.
Semakin sulitnya untuk masuk pasar Amerika karena adanya pembatasan impor.
Maka para pengusaha menurunkan volume ekspor dan mencoba untuk beralih mencoba
pasar lain seperti Polandia, Cina dan Rusia. Sedangkan untuk memasuki pasar baru bukan
hal yang mudah, membutuhkan waktu yang cukup lama.
Berdasarkan interview kepada salah seorang suplier udang, di daerah muara
Angke mengatakan untuk domestik harga udang, saat ini pada masa krisis global
berpengaruh sedikit, dimana pengaruhnya penurunan penjualan, namun tidak
mempengaruhi harga komoditi udang didalam negeri. karena biasanya penjualan –
penjualannya pada restoran - restoran, konsumen domestik, bahkan ada barangnya yang
di drop ke supermarket.
 Harga udang dipasaran :
 Harga udang Krosok 10.000 – 15.000
 Harga udang Api – api 35.000 – 40.000 (hidup), mati <35.000
 Harga udang Peci (panani) 40.000 – 50.000
 Harga udang Pancet / Bago 80.000 – 150.000
 Harga Lobster 130.000 – 400.000
Credit Unit Report
Hal : 43 of 62
________________________________________________________________________________________________

 harga tergantung dari ukuran size udang sendiri.

Rekomendasi
Usaha ini tidak direkomendasikan untuk dibiayai.

Pariwisata Bali
Krisis finansial belum berpengaruh secara langsung di Bali khususnya dalam
bidang pariwisata. Hal ini disebabkan pasar utama Bali didominasi kawasan Asia Pasifik.
Mulai dari Cina, Hongkong, Taiwan, Korea, Jepang, ASEAN dan Australia. Sedangkan
untuk Amerika dan Eropa relatif kecil, dimana umumnya cara kedatangan mereka sebagai
free individual traveller dan kelompok kecil.
Sedangkan situasi saat ini di Bali sedang menjadi perhatian sepertiga warga dunia
dimana mereka menunggu hasil berbagai pertandingan dalam Asian Beach Games
(ABG), perhelatan olah raga pantai pertama di Asia.
Dengan berlangsungnya ABG ini diharapkan dapat menjadi media promosi
tersendiri, terutama bagi pasar wisatawan potensial dan termasuk baru bagi Bali, seperti
Timur Tengah dan Rusia, di tengah badai krisis global.
Krisis keuangan yang berembus dari AS itu setidaknya berpotensi menurunkan
angka kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), karena minat berwisata turun hingga
perekonomian global kembali normal.
Pemimpin kantor Bank Indonesia Denpasar Viaguna Bagoes Oka bahkan
memperkirakan terjadinya hambatan terhadap investasi asing langsung ( foreign direct
investment / FDI ) ke Bali karena terjadi keketatan likuiditas. Hingga kuartal III/2008,
angka kunjungan wisman ke Bali sekitar 1.48 juta orang, dan hingga akhir tahun
diperkirakan akan mencapai 1.8 juta orang atau melampaui target di awal tahun yang
dipatok hanya 1.49 juta orang.
Namun, jika krisis keuangan global menyentuh secara masif ke sektor riil, akan
berdampak negatif terhadap negara asal wisman. Hal ini akan berdampak pada
penundaan dan pengurangan pengeluaran tersier, termasuk untuk berlibur.
Secara sektoral investasi di Bali masih didominasi sektor perdagangan, hotel dan
restoran.
Hal serupa dikhawatirkan terjadi terhadap ekspor Bali, yang dalam empat tahun
terakhir mencatat kenaikan (meskipun dari segi volume menurun). Nilai ekspor pada
2004 sebesar US$376 juta, 2005 US$417 juta, 2006 US$510 juta, dan 2007 US$553 juta.
Credit Unit Report
Hal : 44 of 62
________________________________________________________________________________________________

Komoditas utama ekspor Bali adalah kayu dan barang dari kayu, ikan dan udang, pakaian
jadi bukan rajutan, perhiasan, dan perabot lainnya.
Dalam jangka menengah panjang krisis ini dapat menekan permintaan domestik.
AS merupakan tujuan ekspor utama produk dari Bali, terlihat bahwa selama lima
tahun terakhir pangsa ekspor ke AS lebih dari 25% dengan nilai tertinggi US$123,1 juta
pada 2006. Dengan krisis keuangan yang saat ini terjadi di AS, dapat menekan nilai
ekspor Bali ke AS maupun negara lain yang terkena imbas krisis tersebut.
Dalam jangka waktu menengah permintaan khususnya atas barang tahan lama
seperti kendaraan bermotor, rumah, dan barang elektronik, akan mengalamai tekanan,
jika krisis merembet ke sektor riil lebih dalam, akibat ekspor menurun.
Saat ini krisis global telah menimbulkan kecemasan tersendiri bagi para perajin di
Gianyar. Pasalnya sebagian besar hasil kerajinan di daerah seni tersebut selama ini di
ekspor ke luar negeri, selain juga mengandalkan wisatawan yang datang ke Bali
khususnya Gianyar.
Berdasarkan data ekspor nonmigas Kabupaten Gianyar, lalu lintas perdagangan
( ekspor ) tersebut tahun 2008 hingga bulan September mencapai 23.988.575 dolar AS.
Meski krisis global yang terjadi belum dirasakan dampaknya, namun setidaknya ribuan
perajin merasa cemas krisis tersebut berimbas bagi usaha mereka.
Terlebih bagi para eksportir. Seperti dikatakan eksportir kerajinan, Pande Ketut
Suralaga. Dia mengaku cemas, karena kemungkinan krisis global itu akan berdampak
pada ekspor yang dilakukan. Karena kondisi ekonomi saat ini saja sudah sangat
menyulitkan bagi para pengusaha kerajinan yang semakin tinggi, namun harga jual tetap
seperti semula.
Satu kendala yang dihadapi para eksportir adalah waktu pengiriman barang.
Dimana Indonesia kalah dengan Cina dan Vietnam. Para eksportir mengharapkan agar
membuat kebijakan yang memudahkan para eksportir seperti transportasi yang semakin
cepat.
Kecemasan dampak krisis global juga dirasakan oleh importir. Namun krisis yang
dihadapi di AS saat ini masih di tingkat saham dan properti. Sedangkan usaha handycraft
di Bali belum menunjukkan arah yang demikian.

Rekomendasi
Industri ini masih direkomendasikan untuk dibiayai

Kontraktor
Pengaruh krisis global mulai dirasakan oleh kontraktor setelah adanya kenaikan suku
bunga Bank Indonesia menjadi 9,5% terutama untuk kontraktor di bidang perumahan –
konstruksi (developer rumah dan rukan) yaitu dengan menurunnya daya beli masyarakat
khususnya konsumen segmen perumahan menengah atas atau mewah. Kenaikan BI rate
ini memicu naiknya bunga kredit konstruksi sekitar 2% menjadi 18%. (Suara Merdeka,
20 Oktober 2008). Sebelumnya untuk semua kontraktor sudah mulai terpengaruh oleh
adanya kenaikan BBM karena harga bahan baku untuk pembangunan mengalami
kenaikan. Pengaruh dikarenakan cost production naik sementara nilai proyek sudah
Credit Unit Report
Hal : 45 of 62
________________________________________________________________________________________________

tercantum pada SPK dan sulit untuk dilakukan adjustment – namun pada prakteknya saat
ini banyak nilai proyek yang dilakukan revisi terhadap nilai proyek tersebut dan hal
tersebut cukup membantu kontraktor.

Mengingat wilayah Indonesia bagian timur dalam proses pembangunan baik fasilitas
jalan, jembatan, perumahan dan sarana dan prasarana umum lainnya, bisnis kontraktor
sangat berkembang serta bisnis kontraktor non fisik, seperti pengadaan barang dan
penyelenggaraan event-event tertentu. Selain itu masih dibedakan lagi menjadi kontraktor
untuk proyek-proyek pemerintah dan swasta. Untuk proyek pemerintah kepastian
pencairan dana lebih pasti, walaupun kadang-kadang dilakukan penundaan pencairan
dana proyek. Hal ini berbeda dengan proyek dari swasta yang ditentukan oleh
kemampuan likuiditas dari pemberi proyek (dalam hal ini kredibilitas pemberi kerja yang
harus diperhatikan). Dengan adanya krisis global ini, maka suku bunga kredit naik,
sehingga cost of capital naik, hal ini dapat mengurangi profit yang diperoleh. Terutama
jika modal kerja diperoleh dari bank dan bukan modal sendiri. Tingkat pengembalian
yang diperoleh dari modal kerja dapat berkurang.

Karakteristik pembayaran konsumen yang berprofesi sebagai kontraktor yaitu sering


mengalami keterlambatan pembayaran angsuran dikarenakan keterlambatan pencairan
dana proyek dari pemberi kerja. Untuk proyek-proyek dari pemerintah harus diperhatikan
adalah apakah menggunakan dana APBD atau APBN. Jika proyek dibiayai dengan dana
APBN lebih tepat waktu pencairannya, karena dana tidak akan diubah alokasinya oleh
pemerintah daerah jika sudah ditetapkan dalam APBN. Hal ini berbeda dengan bila
proyek dibiayai dengan alokasi dana dari APBD yang merupakan wewenang dari
pemerintah daerah. Sehingga bila ada keperluan mendadak dapat dilakukan perubahan
alokasi APBD dari pemda. Karena wewenang sepenuhnya ada di tangan pemerintah
daerah.

Karakteristik pembiayaan pada profile kontraktor, kalau untuk produk DE, tujuan
penggunaan dana untuk penyelesaian proyek, atau dana untuk memenangkan tender yang
diikuti oleh pemohon. Sedangkan untuk produk CF new/used, pembiayaan untuk
penggunaan unit pribadi (S/J/MB) atau untuk operasional proyek (Truck/ pick-up).

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembiayaan kontraktor:

 SPK active dan expired, hal ini untuk mengetahui pekerjaan yang sedang
dilakukan sekarang, term of payment proyek yang dikerjakan, nilai kontrak, dan
pengalaman proyek2 sebelumnya. Beberapa kontraktor bekerja tanpa SPK –
proyek self financing dan proyek tersebut cukup berbahaya secara cashflow
dikarenakan menyerap modal kerja yang cukup besar sementara pengembaliannya
pun dalam jangka waktu yang cukup lama.
 Legalitas usaha, legalitas usaha ini berupa akta pendirian perusahaan, SIUP, dan
TDP.
 Pengalaman usaha.
 Term Of Payment, term pembayaran proyek sangat penting karena menyangkut
perhitungan cash flow dan berpengaruh pada pembayaran angsuran. Tetapi
Credit Unit Report
Hal : 46 of 62
________________________________________________________________________________________________

kadang-kadang kita agak kesulitan mengetahui TOP secara pasti (kadang-kadang


tidak tercantum di SPK).
 Capital – kontraktor pun harus ditunjang secara capital atau asset yang dimiliki di
mana komposisi asssetnya pun harus diperhatikan – jika asset masih rental, cost
rental cukup tinggi. Selain asset alat berat, kontraktor jalan pun tergantung pada
fixed plant seperti AMP (Asphalt Mixing Plant) dan Batching Plant jika proyek
yang dikerjakan banyak proyek pembuatan jalan hotmix.
 Data kapasitas, seperti perputaran rekening koran/tab.
 Efek global crisis dalam pembiayaan kontraktor yaitu: berdampak pada kenaikan
harga barang. Dan jika estimasi biaya proyek lebih rendah dari realisasi sehingga
akan mengurangi profit proyek bahkan ada kemungkinan rugi. Selain itu modal
proyek akan meningkat dan bisa mempengaruhi cash flow dari kontraktor.
Terjadinya krisis global ini tingkat suku bunga kredit bank naik sehingga ada
banyak kemungkinan pemberi kerja tidak memiliki likuiditas yg cukup untuk
pencairan proyek. Bila pencairan terlambat kontraktor memiliki kewajiban ke
pihak lain yang cukup besar maka ada kemungkinan pembayaran akan tertunda.
Hal ini dapat menjadi penyebab credit macet. Untuk kontraktor swasta yang
bekerja sama dengan pihak asing, dengan adanya global crisis maka likuiditas dari
pemodal asing juga berkurang sehingga akan lebih sedikit peluang pengadaan
proyek-proyek, sehingga kompetisi dan peluang semakin ketat.
 Concern credit: pengalaman usaha sebagai kontraktor, legalitas usaha, SPK
aktive atau draft penunjukan harus ada (sebagai bukti memiliki proyek yang
sedang dalam pengerjaan), nilai proyek yang biasa dikerjakan, SPK expired, dan
perputaran rekening koran/tab yang mencerminkan usaha. Selain itu harus
diperhatikan kredibilitas pemberi kerjanya, apakah pemerintah atau swasta. Data
kapasitas harus valid.

Selain itu untuk pembiayaan pada kontraktor, fokus pada kontraktor yang telah
memiliki pengalaman yang cukup lama dibidangnya, dan memiliki usaha lain
yang dapat memback up angsuran. Jadi usahanya tidak hanya bertumpu pada
kontraktor saja. Untuk angsuran yang cukup besar, jika pemohon mengajukan
pembiayaan dan pemohon memiliki rekening koran, maka akan lebih aman jika
kita mensyaratkan cover BG dan yang paling penting yaitu credit checking
karakter calon konsumen ke beberapa konsumen BFI yang bergerak di bidang
yang sama.
Selain itu secara collateral juga harus diperhatikan, karena kontraktor memiliki
kecenderungan past due cukup tinggi, apalagi jika usahanya hanya di bidang
kontraktor saja.

Rekomendasi
Industri ini masih direkomendasikan untuk dibiayai.

Iron Ore Mining


Credit Unit Report
Hal : 47 of 62
________________________________________________________________________________________________

Industri Bijih besi merupakan salah satu dari komoditas yang menjadi primadona
beberapa bulan lalu sebelum krisis di Kalimantan Tengah selain Sawit dan Karet. Bijih
besi menjadi pilihan setelah industri logging tidak diijinkan lagi oleh pemerintah. Potensi
bijih besi di Kalteng diperkirakan berkisar 41,2 juta ton hingga sekarang masih belum
tergarap maksimal. Penyebabnya, yang pertama adalah masalah perijinan yang tidak
jelas. Seperti yang diberitakan banyak perusahaan yang telah memiliki KP tetapi pada
prakteknya terjadi perselisihan antara pemilik lahan dengan perusahaan sawit (lahan
tumpang tindih). Selain itu usaha bijih besi dapat dikatakan “usaha baru” bagi masyarakat
Kalimantan yang sebelumnya fokus ke usaha kayu/logging. Bijih besi baru dikenal
masyarakat luas sekitar tahun 2005 ketika usaha logging distop oleh pemerintah.
Ditambah lagi dengan dibutuhkannya investasi yang tidak sedikit untuk dapat menggarap
bijih besi menjadikan potensi bijih besi belum tergarap maksimal. Investasi yang
diperlukan terutama biaya pengurusan perijinan dan alat berat untuk operasional tambang
serta ketergantungan pada transportasi laut untuk kepentingan ekspor.

Daerah penghasil bijih besi di Kalteng tersebar di kabupaten Lamandau, Seruyan,


Kotawaringin Timur, Katingan, dan Barito Timur. KP bijih besi yang sudah eksploitasi
ada di Kecamatan Kota Besi, Kabupaten Kotim. Kandungan bijih besi di Kalteng sekitar
60%. Apabila diangkut dalam wujud mentah maka ongkos distribusi yang dikeluarkan
juga mencakup 40% material pengotor sehingga tidak ekonomis.
Sebenarnya selain di Kalteng, potensi untuk Iron Ore juga ada di Kalsel – yaitu di daerah
Pleihari. Bedanya adalah jika di Kalteng – tambang bijih besi sudah berupa batuan dalam
ukuran yang lebih kecil dan stripping ratio rendah sehingga cost of over burden lebih
kecil namun memiliki kadar Fe yang lebih rendah dibandingkan daerah Pleihari. Kadar
Fe di daerah Kalteng – based on site visit salah satu tambang customer leasing adalah
sekitar range Fe 53 – 56.
Sebagai gambaran bijih besi merupakan bahan baku pembuatan baja. Baja merupakan
campuran dari besi, karbon dan jenis logam lain sebagai pembentuk sifat logam.

Seiring dengan terjadinya krisis di Amerika berimbas pada turunnya harga semua sektor
komoditas tidak terkecuali industri bijih besi. Bijih besi merupakan komoditas ekspor ke
Cina sebelum krisis. Setelah adanya krisis, terjadi pengurangan permintaan bijih besi
yang berakibat penurunan ekspor. Berdasarkan visit langsung ke lokasi tambang Bijih
Besi PT Multi Mandiri Perdana di Kenyala, Kota Besi, Kotim terlihat proses
penambangan masih berjalan tetapi terjadi penumpukan bijih besi di area tambang karena
tidak ada pengiriman lagi ke Cina. Hasil interview dengan Bapak Hendra (PIC logistik
dan alat berat PT MMP) dikatakan bahwa usaha tambang bijih besi telah berhenti
produksi sejak tanggal 8 oktober 2008 yang lalu akibat tidak ada permintaan lagi dan
diperkirakan perusahaan mengalami kerugian Rp 50 juta setiap harinya apabila tidak
berproduksi. Berarti kalau di estimasi perusahaan telah mengalami kerugian sampai
tanggal 24 Oktober 2008 ini sebesar Rp 800 juta.

Penurunan ekspor bijih besi ini juga dikemukakan oleh Drs Yuliansyah MAP, Kabid
Pengawasan dan Pengendalian Dinas Pertambangan dan Enegi Kotim yang diambil dari
harian Pelita Sampit, koran lokal wilayah Kotim tanggal 15 Oktober 2008 beliau
mengatakan volume pengapalan bijih besi di Kabupaten Kotim dengan tujuan ekspor dari
Credit Unit Report
Hal : 48 of 62
________________________________________________________________________________________________

awal september 2008 hingga pasca lebaran mengalami penurunan atau mengalami
kelesuan. Pada pertengahan September 2008 hanya ada sekali pengapalan bijih besi.
Sedangkan pasca lebaran tidak ada pengapalan bijih besi lagi. Penurunan ini telah terjadi
sejak pertengahan bulan September 2008.

Hasil interview dengan konsumen BFI Sampit Bpk Ali Johandi dan Muhammad Syafi'i
yang memiliki usaha angkutan bijih besi mengatakan bahwa usaha angkutan bijih besi
saat ini telah distop dikarenakan tidak adanya permintaan pengangkutan dari perusahaan.
Untuk saat ini usaha angkutan bijih besi dialihkan ke angkutan pupuk atau laterit yang
masih banyak permintaan nya untuk mendapatkan penghasilan dari jasa angkutan truck.
Harga bijih besi dahulu mencapai. Berdasarkan informasi dari bloomberg.com harga bijih
besi mengalami penurunan lebih dari 80%. Hal ini terbukti dengan menurunnya harga
bijih besi lokal dari Rp 4,800/kg menjadi Rp 200/kg.

Rekomendasi
Usaha ini tidak direkomendasikan untuk dibiayai

Nickel Ore Mining


Portfolio nickel ore mining saat ini terbatas pada leasing BFI. Namun ada beberapa
sebenarnya yang merupakan customer CF untuk pembiayaan truck namun data tidak
tersedia. Cut off 30 Agustus 2008 – total investment sejumlah Rp 15.85 milyar. Posisi
current pada portfolio tersebut mencapai 96.53% sisanya yaitu sebesar Rp 549.19 juta
mengalami PD.
Lessee BFI di bisnis nickel ore hanya ada 3 perusahaan yaitu PT. Cipta Djaya Surya, PT.
Sultra Jembatan Mas dan PT. Roda Nusantara.

Total Net Investment masing-masing lessee :


o PT. Cipta Djaya Surya – TNIV Rp 9.4 milyar
o PT. Sultra Jembatan Mas – TNIV Rp 5.9 milyar – leasing dan CF total Rp 1.9
milyar – sehingga total sekitar Rp 7.8 milyar.
o PT. Roda Nusantara – TNIV Rp 549.19 juta
Saat ini, PT. Sultra Jembatan Mas mengajukan reschedulling dikarenakan kesulitan dalam
pembayaran kewajibannya ke BFI sejak mulai bulan Oktober 2008.

Visit dilakukan di Makassar dan Kendari terhadap 2 lessee BFI yang memiliki portfolio
leasing maupun CF yang cukup besar yaitu PT. Cipta Djaya Surya dan PT. Sultra
Jembatan Mas.

PT. Cipta Djaya Surya


Perusahaan ini bergerak sebagai kontraktor pertambangan nickel ore – dan saat ini
menjadi kontraktor tunggal PT. Lanna Harita (Harita Group) di Halmahera – Ekor dan di
Sulawesi Tenggara – Konawe.
Credit Unit Report
Hal : 49 of 62
________________________________________________________________________________________________

Sudah dilakukan site visit untuk proyek penambangan nickel ore di Halmahera oleh
credit corporate di bulan Maret 2008 di mana pada saat itu lessee sedang melakukan
pembukaan hutan dan pengerjaan infrastuktur tambang.
Update kondisi di Halmahera, pekerjaan infrastruktur telah selesai – sudah dilakukan
penambangan namun hanya 150,000 ton – cadangan income untuk CDS sebesar Rp 11
milyar (USD 7/ton, kurs Rp 9,800,-) dan stock tersebut masih berada di stockpile – belum
dilakukan shipping. Belum dilakukan eksploitasi kembali.

Alasan tidak dilakukannya penjualan atas stock yang tersedia dan eksploitasi yaitu
dikarenakan harga nickel ore yang turun di mana penyebab penurunan harga adalah
sebagai berikut :
o Harga Nickel Ore yang turun – Keseimbangan supply dan demand di pasar global.
Yaitu adanya permintaan dari beberapa negara lainnya yang turun sementara
tingkat produksi pengolahan nickel ore di China cukup besar.

Dengan penurunan harga nickel dunia yang cukup signifikan dari 20,000/ton USD
menjadi 14,000/ton USD, maka harga nickel ore pun menurun tajam – murah dari
USD 40 – 50/ton FOB tongkang menjadi saat ini USD 18 – 23/ton FOB
tongkang, sehingga Harita lebih memilih untuk membeli nickel ore dari para
penambang lainnya dibandingkan menggunakan stock sendiri.

Tujuan Harita membeli nickel ore dari penambang swasta lainnya dikarenakan
Harita dapat membeli material untuk pabriknya yaitu nickel ore dengan harga
murah – menguntungkan dari sisi production cost, stop produksi – tidak
mengeluarkan cost mining yang lebih besar untuk tambang nickelnya dikarenakan
lebih baik beli murah dari pihak lain, stock nickelnya sendiri tidak makin
berkurang, membantu penambang swasta untuk bertahan atau setidaknya tidak
merugi dikarenakan tidak ada yang melakukan trading ore.

Stock nickel ore yang murah tersebut dibeli oleh Harita untuk material pabrik
pengolahan dan pemisahan mineral lain yang terkandung dalam nickel ore seperti
besi dan baja – di China. Harita memiliki pabrik di China.

o Keputusan INCO untuk menghentikan kegiatan eksploitasi di Pomala.


Selama ini INCO menjalin kontrak 3 tahun dengan ANTAM untuk mengerjakan
lahan yang menjadi konsesi bersama (kontrak merupakan kesepakatan antara
Pemerintah Daerah, INCO dan ANTAM, mengingat INCO sebagai pemain baru
di Pomalaa) yaitu seluas 27 ha – di mana kandungan yang ada memiliki grade
(kadar nickel) yang cukup tinggi. Target produksi nickel ore sebesar 3 juta ton – 1
tahun 1 juta ton. Nickel ore yang diinginkan ANTAM yaitu kadar (grade) range
1.8 – 2.1.
Lokasi INCO memang memiliki kadar nickel ore yang cukup tinggi yaitu > 2.3 –
dan lahan INCO cukup luas di Pomala – prediksi keseluruhan lahan baru dapat
terselesaikan sekitar 30 tahun ke depan.
Dikarenakan permintaan dari ANTAM di grade 1.8 – 2.1 maka grade nickel ore
yang cukup tinggi ini dicampur dengan nickel ore yang dihasilkan dari lahan
Credit Unit Report
Hal : 50 of 62
________________________________________________________________________________________________

ANTAM di mana ANTAM menjual nickel ore- yang grade rendah kepada INCO
dan kepada trader nickel ore yang mengekspor nickel ore tersebut ke China.

ANTAM melakukan pembelian nickel ore dari INCO dengan harga flat USD 12 –
13/ton – sedangkan ANTAM sendiri bisa menjual nickel ore grade rendah hasil
dari penambangan lahannya sendiri sekitar up to USD 40 baik ke INCO maupun
ke perusahaan swasta lainnya. Hal tersebut sangat merugikan INCO.

Dengan keadaan perekonomian yang memburuk serta terjadi penurunan


permintaan terhadap nickel ore di beberapa negara maka INCO pun memutuskan
untuk menghentikan kegiatan penambangannya di mana hal tersebut bersamaan
dengan berakhirnya kontrak INCO dengan ANTAM. Informasinya INCO akan
kembali sebagai perusahaan penambangan swasta (owner Brazil) yang sudah
memiliki infrastruktur memadai (telah dikerjakan oleh kontraktor tunggal INCO
untuk infrastruktur adalah PT. Sultra Jembatan Mas) dan potensi penambangan
nickel ore yang masih besar serta INCO berencana untuk mendirikan pabrik
pengolahan nickel ore.

Taktik lainnya yang akan dijalankan oleh INCO yaitu membeli konsesi
penambangan swasta lainnya yang tidak mampu produksi dan kekurangan modal
mengingat harga komoditi nickel ore yang dijual jatuh.
Berdasarkan informasi di atas, ada kemungkinan harga nickel dunia jatuh bukan
saja dikarenakan permintaan yang turun namun dikarenakan taktik dan strategi
INCO untuk menguasai pangsa pasar tertentu – terutama Indonesia yang
merupakan salah satu penghasil nickel ore yang memiliki potensi cukup besar.

CDS dapat bertahan meski penambangan di Halmahera dihentikan dikarenakan Harita


(boheer CDS) mulai membuka tambang nickel ore di lokasi lain yaitu Konawe sehingga
CDS difokuskan untuk mengerjakan infrastruktur dan buka lahan tambang di daerah
tersebut dengan hitungan rental. Selain itu, saat ini kontraktor Harita untuk penambangan
nickel ore hanya CDS – sebagai kontraktor tunggal, sehingga terdapat saling
ketergantungan antara Harita dengan CDS.

Ketergantungan CDS dengan Harita dalam hal portfolio bisnis CDS hampir 80% untuk
penambangan di Harita sehingga proyek ini menjadi cashcow untuk CDS dan asset CDS
yang masih status leasing baik di Finance maupun di Bank (masih memiliki kewajiban
tiap bulannya) bergantung pada income dari Harita.
Sedangkan ketergantungan Harita dengan CDS dalam hal kontraktor tunggal yang
dipercaya oleh Harita hanya CDS di mana 2 kontraktor sebelumnya yang pernah berjaya
dengan Harita yaitu Parama dan Roda Nusantara diberhentikan dikarenakan
mengkhianati Harita – dengan memberikan informasi mengenai kondisi internal Harita
kepada perusahaan tambang nickel ore swasta lainnya – perusahaan asal India dan China.
Infonya PT. Roda Nusantara maupun Parama menjadi kontraktor perusahaan nickel ore
swasta lain.

Informasi mengenai Harita –


Credit Unit Report
Hal : 51 of 62
________________________________________________________________________________________________

Harita adalah group perusahaan milik Lim Family (Lim Gunawan sebagai owner) selain
bergerak di bisnis penambangan minyak (oil and gas), penambangan bauksit, mangan,
batubara, nickel – juga memiliki kerjasama bisnis dengan China – pabrik pengolahan
nickel.
Indikasinya dengan jatuhnya harga nickel dunia di mana INCO sebagai perusahaan
penambangan nickel yang cukup besar di dunia yang ikut berperan dalam penentuan
harga dan jatuhnya harga, perusahaan group Harita pun mengambil manfaat yang sama
yaitu membeli material yang murah untuk pabriknya serta mulai membeli konsesi
tambang yang dijual.

Prospek CDS ke depannya


Informasi dari lessee, saat ini, lessee ditawari beberapa kontrak proyek penambangan
batubara – yaitu sebagai kontraktor PT. Minemet Borneo Indonesia – MBI (milik Tn.
Anton Riayanto (ATR) – orang Bandung) mengerjakan lahan tambang batubara seluas 60
ha di daerah Senyiur – Kutai Timur. Saat ini, sedang dalam proses perizinan. Latar
belakang ATR sebagai trader KP – di mana merupakan preman lahan yang biasanya
menjual lahan tambang ke beberapa perusahaan tambang besar swasta – saat ini ingin
melakukan trading batubara dari lahan milik KP nya sendiri di mana untuk pengerjaan
tambang menggunakan kontraktor lain.
Rencananya CDS dan ATR bekerjasama dalam hal penambangan dan penumpukkan
batubara untuk dilakukan trading di wilayah Mamuju untuk pasokan PLTU – power
plant. Kadar batubara tua dan stripping ratio kemungkinan besar di atas 1 : 10.
Sebelumnya CDS memiliki pengalaman penambangan di KPC (Kaltim Prima Coal). Saat
ini, sedang dalam peninjauan lokasi.

Selain dengan MBI – lessee juga mendapatkan kontrak dari PT. Multi Harapan Utama –
rental alat berat dan unit truck ke PAMA. Salah satu lessee BFI Balikpapan pernah
bekerja di MHU dan sering kali mengalami keterlambatan pembayaran dari PAMA.

CDS juga masih menjalin kontrak rental alat berat dengan Darmarosadi Internasional –
DRI (milik Joni Rosadi). Saat ini, kondisi DRI menghentikan kegiatan penambangan
dikarenakan harga nickel ore turun dan DRI mengalami tolakan 3x atas nickel ore yang
dikapalkan oleh buyer di China sehingga DRI mengalami kesulitan untuk menjual jika
tidak ada perbaikan pada kadar nickel ore yang dijual sementara harga nickel ore pun
turun sehingga cost production pun tidak menutupi. Untuk sementara ini, DRI
menggunakan CDS untuk menjadi kontraktor persiapan pembangunan pabrik – yaitu
penambangan batu untuk digunakan sebagai pondasi pabrik. Hitungan pekerjaan rental –
terdiri dari sekitar 10 unit DT, Vibro, Excavator dan Dozer dengan minimum hour. Di
lokasi DRI terdapat stone crusher dan conveyor yang siap untuk dirakit.

Dengan kondisi di atas, menurut Credit, perlu menunggu sekitar 3 bulan ke depan untuk
melihat perkembangan investasi Harita di bisnis penambangan nickel sebagai sumber
utama income CDS serta updated mengenai new project yang akan dikerjakan oleh CDS
sebagai prospek investasi CDS ke depannya.
Credit Unit Report
Hal : 52 of 62
________________________________________________________________________________________________

PT. Sultra Jembatan Mas – SJM


Beberapa hal penyebab reschedulling SJM :
o Kontrak kerja SJM dengan INCO selesai di bulan Agustus 2008 – dikarenakan
INCO memutuskan untuk menghentikan eksploitasi di Pomalaa.
o Tagihan sekitar Rp 3 milyar yang belum cair dari Galena – boheer SJM untuk
pengerjaan tambang nickel ore milik Galena. Produksi Galena terhenti mengingat
harga nickel ore yang turun dan working capital Galena yang tidak kuat karena
belum ada pembayaran dari buyer Galena dari China. Kemungkinan besar
pembayaran tidak ada dikarenakan kualitas kadar nickel ore yang dihasilkan
cukup rendah atau tidak sesuai. Sementara SJM melakukan investasi besar-
besaran yaitu 23 unit truck baru (Nissan dan Hino) di bulan April 2008 – dibiayai
oleh BII.
o Proyek lainnya terhenti – rental ke DRI dan proyek penambangan Toshida.

Namun, dengan itikad baik, Tn. Jefry Rumendong (JRM) meminta untuk dilakukan
reschedulling.

Based on interview dan checking kondisi di lapangan :


o Alat banyak yang di-stand by di lokasi INCO. Data alat yang akan dijual akan
diberikan oleh JRM segera – FU by cabang dan Credit Corporate langsung kepada
lessee. Rencananya CDS akan melihat alat tersebut sebagai tambahan alat untuk
mendukung salah satu dari new projectnya.
Namun, hitungan unit yang standby di lapangan dan akan dijual sekitar 15 unit truck
tahun di bawah tahun 2005 dan 4 unit Dozer CAT D7G, 1 unit Dozer Komatsu D65
dan 1 unit Vibro tahun tua. Lebih detail akan terlampir pada data yang akan diberikan
berikut status financingnya untuk melihat status alat yang dibiayai BFI juga.
o Data yang sudah diterima adalah data unit yang masih bekerja yaitu 13 unit Wheel
Loader, 9 unit Excavator, 32 DT (Hino, Nissan) – 23 trucknya merupakan truck baru
tahun 2008 dan 3 unit Dozer. Unit tersebut digunakan untuk pekerjaan di ANTAM
yaitu loading nickel ore dari pelabuhan ke pabrik, serta loading batubara setiap 2 hari
sekali untuk pasokan bahan bakar pabrik – sesuai dengan permintaan
o Proyek di ANTAM masih berjalan – namun pendapatan ANTAM yang semula
mampu mencapai Rp 2 milyar – berkurang menjadi sekitar Rp 800 juta hingga Rp 1
milyar.
o Income lainnya dari INCO – rata2 mencapai Rp 2.5 milyar, DRI sekitar Rp 500 juta,
Galena sekitar Rp 3 – 4 milyar pun hilang. Loss Income sekitar Rp 6 – 7
milyar/bulan.
o Reserve cash lessee selama ini terserap pada investasi truck yang dilakukan lessee
baru ini (dibiayai oleh BII) – sejak bulan April 2008 ketika mulai mengerjakan
proyek penambangan di Galena dan Toshida. Credit telah menghentikan penambahan
exposure pada SJM – terakhir adalah 3 unit kendaraan Mitsubishi Triton di bulan
Maret akhir 2008.
o Saat ini, lessee sedang mengikuti tender untuk pengerjaan bottom ore di INCO
dengan nilai kontrak sekitar Rp 350 – 600 juta/bulan – short term project – per 6
bulan. Namun, ke depannya dengan kembalinya INCO maka lessee akan
Credit Unit Report
Hal : 53 of 62
________________________________________________________________________________________________

mendapatkan proyek eksploitasi untuk menyediakan stock sebagai material di pabrik


INCO yang akan didirikan juga.

Berdasarkan pembicaraan antara Credit dengan Pak Johanes Sutrisno, rekomendasi


reschedule akan dilakukan dengan :
o Reschedule berlaku hanya 3 bulan untuk unit yang tidak bekerja – menjadi list
unit yang akan dijual oleh lessee. Setelah dijual harus dilakukan prepayment.
Dijual cash kepada pihak lain ataupun di-take over – namun jika di-take over
wajib ada persetujuan dari Credit Committee terlebih dahulu mengenai
kredibilitas pihak yang meng-take over pembiayaan unit tersebut.
o Tidak dilakukan reschedule terhadap unit2 yang masih bekerja – masih
menghasilkan income untuk SJM. Kontrak atas unit2 tersebut harus berjalan
seperti biasanya dan harus ada pembayaran monthly payment ke BFI untuk
mengurangi nilai Outstanding.

Untuk saat ini, Credit masih menunggu list data alat yang akan dijual berikut status
financing-nya.

Analisa Mengenai Potensi Penambangan Nickel Ore di Sulawesi Tenggara

Mengenai ANTAM
Lahan penambangan nickel ore ANTAM dibagi menjadi 3 yaitu wilayah Utara, Selatan
dan Barat. Wilayah Utara dan Barat sudah selesai di tambang – yang masih ditambang
saat ini wilayah Selatan Pomalaa. 80% pekerjaan dipegang oleh SSB (Sumber Setia
Budi) – PT. Sultra Jembatan Mas hanya mengerjakan beberapa kontrak saja.
Dengan keterbatasan stock nickel ore dan hanya wilayah Selatan saja yang tertinggal,
harga nickel jatuh, INCO keluar dari Pomalaa dan tidak ada kontrak kerjasama antara
INCO dan ANTAM yang sebenarnya sangat menguntungkan ANTAM, wajar
menyebabkan ANTAM mengurangi produksi, apalagi kadar nickel ANTAM di bawah 1.8
(grade rendah).
ANTAM saat ini fokus pada penambangan emas yang ditemukannya di wilayah Sulawesi
Tenggara.

Mengenai INCO
Ke depannya, INCO akan kembali melakukan penambangan nickel ore di Pomalaa
mengingat konsesi penambangan INCO cukup besar. Selama ini, kontrak INCO dengan
ANTAM yang menghalangi INCO untuk berkembang dan melakukan eksploitasi besar-
besaran. Produksi INCO hanya 3 juta ton selama 3 tahun ini dan hanya dikerjakan oleh 1
kontraktor tunggal yaitu PT. Sultra Jembatan Mas. Dengan potensi lahan yang masih luas,
kadar nickel ore yang tinggi, permodalan kuat, dan pendirian pabrik pengolahan nickel
ore, maka kemungkinan besar yang akan menguasai penambangan nickel ore di Sultra
adalah INCO seperti INCO menguasai penambangan yang berada di Soroako. Hanya saja
faktor regulasi dari pemerintah daerah yang tidak mendukung di mana fee ataupun royalti
dari Perda terkadang dalam batas ketidakwajaran.
Credit Unit Report
Hal : 54 of 62
________________________________________________________________________________________________

Penambangan swasta yang tidak memiliki kadar nickel ore yang bagus pun akan
tergantung pada hasil produksi INCO sebagai pencampuran nickel ore sehingga dapat
sesuai dengan permintaan buyer. Seperti Darmarosadi Internasional kemungkinan akan
membeli nickel ore kadar tinggi dari INCO sebagai campuran hasil tambang nickel
miliknya – namun dengan DRI mendirikan pabrik – DRI tidak menginginkan produksi
hasil olahan nickel ore tersebut bergantung pada INCO.

Status INCO sekarang memang benar2 berhenti eksploitasi namun tetap melakukan
eksplorasi dan mempersiapkan infrastruktur pembangunan pabriknya. Selain itu, tetap
melakukan strategi perluasan wilayah KP yang dikuasai INCO dengan melakukan
pembelian terhadap KP swasta yang sudah tidak mampu bertahan.

Rekomendasi
Usaha ini tidak direkomendasikan untuk dibiayai.

Coal Mining
Demand of Coal
Permintaan batubara baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri saat ini masih
sangat tinggi dan hal ini diperkirakan akan terus terjadi hingga tahun – tahun
mendatang karena :

 Batubara menjadi bahan bakar utama PLTU baik di Indonesia maupun di luar
negeri
 Mengurangi ketergantungan sumber energi tunggal dari minyak dan gas
dengan sumber energi dari batubara
 Kebutuhan batubara dalam negeri terus meningkat dikarenakan rencana
pemerintah atas pembangunan sejumlah PLTU di Jawa dan luar jawa dengan
kapasitas total 10.000 MW
 Cost production untuk mengelola batubara sebagai sumber energi lebih murah
dibandingkan dengan minyak dan gas

Demand terbesar hingga saat ini masih berasal dari China dan India, kedua negara
tersebut sedang berkembang pesat secara perekonomian sehingga kebutuhan energi
juga terus meningkat, banyak PLTU terus dibangun di kedua negara itu dan
membutuhkan batubara yang tidak sedikit. Untuk India seja setiap tahun masih
mengimpor batubara sebesar 80 Juta Ton per Tahun

Government Regulations
Seperti yang tertuang dalam The National Coal Policy tahun 2004, menyebutkan
bahwa demi untuk menjamin pemenuhan kebutuhan batubara domestik maka
Credit Unit Report
Hal : 55 of 62
________________________________________________________________________________________________

pemerintah menetapkan kebijakan pembatasan Ekspor batubara tiap tahun


maksimal 150 Juta Ton sejak tahun 2005 hingga tahun 2020. Sehingga hingga
tahun 2020 tersebut berapapun produksi batubara nasional, quota eksport tetep
sebesar 150 Juta Ton saja. Namun pada kenyataannya hal ini belum direalisasikan,
dan rencananya pada September 2008 ini pemerintah akan mengeluarkan DMO
(Domestic Market Obligation), yang berarti para produsen batubara harus
mensupply kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu sebelum diperbolehkan menjual
ke luar negeri. Namun bentuk ketentuannya belum dapat dipastikan, pemerintah
masih mengkaji apakah kewajiban memasok dalam negeri ini harus dicerminkan
dalam presentase tertentu atau cukup dalam angka sesuai total kebutuhan dalam
negeri.
Hal ini dilatarbelakangi dengan semakin meningkatnya kebutuhan batubara domestik
dari tahun ke tahun, sehingga meskipun produksi batubara Indonesia setiap tahun
mengalami peningkatan namun kebutuhan dalam negeri juga terus naik. Sebagai
contoh konsumsi domestik di tahun 2005 mencapai 32,6 Juta Ton dari total produksi
130,5 Juta Ton (24,98%), yang kemudian meningkat menjadi 52,5 Juta Ton di tahun
2006 dari total produksi 193 Juta Ton (27,2%). Namun karena makin banyaknya
PLTU baru yang dibuka maka diperkirakan konsumsi domestik akan meningkat
tajam menadi 75,4 Juta Ton di tahun 2009, oleh karena itu pemerintah merasa sudah
saatnya mengeluarkan regulasi DMO tersebut

Coal Price
Harga batubara dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan seiring dengan
tingginya demand akan batubara tersebut. Namun, saat ini harga batubara mengalami
penyesuaian dikarenakan adanya penurunan harga minyak dunia menjadi sekitar
USD 60/barel. Harga batubara kalori rendah sekitar Kcal 5000 saat ini turun hingga
Rp 150,000,-/ton – yang sebelumnya mampu mencapai Rp 230,000,-/kg. Untuk
kalori tua 6300 up sebelumnya dapat mencapai Rp 400,000,-/kg namun saat ini
hanya sekitar Rp 280,000,-/kg. Namun yang menjadi persoalan adalah harga jual
penambang jika batubara dieksport bisa jauh lebih tinggi daripada jika dijual di
dalam negeri, akibatnya banyak pengusaha batubara yang menjual batubaranya ke
luar negeri karena lebih menguntungkan. Saat ini banyak pengusaha batubara yang
lebih memilih bayar denda saat melakukan ekspor karena hasilnya tetap lebih besar

Industry's Prospect
Jumlah sumber daya batubara di Indonesia berdasarkan perhitungan Pusat Sumber
Daya Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2005 adalah
lebih dari 60 Miliar Ton, dengan persebaran dan kualitas batubara sbb. :
Credit Unit Report
Hal : 56 of 62
________________________________________________________________________________________________

Legality
Meskipun saat ini kondisi pertambangan batubara secara legalitas sudah lebih baik
dibandingkan di tahun 2005, namun masih banyak kendala dalam hal tumpang tindih
(overlap) titik koordinat ijin Kuasa Penambangan (KP) baik antar lokasi tambang
batubara maupun overlap dengan kawasan hutan lindung, sehingga tidak sedikit
pengusaha batubara yang tersandung dalam masalah perijinan ini.
Oleh karena itu masalah perijinan mulai dari KP / PKP2B, ijin pengangkutan dan
penjualan, serta yang tidak kalah pentingnya adalah ijin pinjam pakai kawasan hutan
dari MenHut harus jelas dan tidak dapat ditawar lagi.

Meskipun demand batubara sangat tinggi untuk saat ini namun pemerintah tidak mau
terlalu cepat meningkatkan produksi batubaranya. Hal ini dimaksudkan untuk
menjaga harga batubara di level international, jika produksi naik secara signifikan
maka pasar akan kebanjiran batubara dan harga akan turun.
Proyeksi Departemen Pertambangan dan Energi, produksi batubara Indonesia akan
terus ditingkatkan secara bertahap hingga tahun 2020 untuk mengimbangi kebutuhan
domestik. Hal ini berarti cadangan batubara di Indonesia masih akan aman hingga
tahun 2020.
Melihat kondisi yang ada maka pembiayaan di batubara masih direkomendasikan
hingga beberapa tahun ke depan, namun resiko yang kemungkinan akan muncul
Credit Unit Report
Hal : 57 of 62
________________________________________________________________________________________________

adalah akibat Pemilu 2009 mendatang yang biasanya dengan bergantinya tampuk
pemerintahan maka ada beberapa regulasi yang akan berubah pula. Hal ini umumnya
akan mengganggu kelangsungan operational bisnis pertambangan batubara. Oleh
karena tiu review secara periodik akan dilakukan khususnya mengenai peraturan
pemerintah yang mungkin akan keluar tahun depan.
Industri turunan di pertambangan batubara juga akan memiliki prospek yang baik,
seperti rental, dan angkutan batubara.

Cost Stuctures –
1. Tambang batubara
Komponen biaya untuk tambang batubara sangat variable karena tergantung dari
kondisi tambang masing – masing lokasi, variablenya adalah stripping ratio, posisi
batubara di dalam tanah, kontur tanah, kepemilikan alat berat, dll.
Oleh karena itu ilustrasi perhitungan akan menggunakan 2 skenario, yaitu skenario 1
jika alat berat milik sendiri semua; skenario 2 jika alat berat rental semua

Ilustrasi perhitungan akan dilakukan dengan menggunakan contoh lokasi tambang


CV. Gunung Dilam (H. Yamani), kondisi sbb. :
KP milik KUD Makmur – di Rantau
Luas : ± 76.7 Ha, (sudah ada ijin KP, sisanya masih dalam tahap
pembebasan lahan). Yang telah di eksploitasi seluas sekitar 10 Ha.
KP : KP a/n KUD Makmur (lessee pemegang tunggal SPK di lokasi
KUD Makmur)
Jarak : ± 6 km dari Jalan Propinsi
Kalori : Batubara Muda ± 5,600 kcal – 5,700 kcal
Lahan : Lahan pekebunan karet yang di bebaskan dari masyarakat Rp. 50-
100 Juta / Kapling.
Alat operasi : 1 unit PC200-7
4 unit ZX200
1 unit ZX330 – BFI
2 unit D85 – BFI
Stripping Ratio : 1 : 3
Fee KP : Rp 7,550,-/ton
Fee Lahan : Rp 3,000,-/ton
Fee Hauling : Rp 47,500,-/ Ton (Stockpile – Pelabuhan)
Jarak : Tambang – Stockpile Antang Baru 10 km
Tambang – Pelabuhan Pasir Mas 100 km
Unit Hauling : 11 unit truck (tronton-Antang Baru dan engkel-Pasir Mas)
Harga Jual : ± Rp 58,000,-/ton (stockpile) – Rp 120,000,-/ton (terima di
pelabuhan)
Produksi : 76.327 ton / bulan

Possible Cost Structure (All unit HE milik sendiri) :


Credit Unit Report
Hal : 58 of 62
________________________________________________________________________________________________
Item Note Value
Production (Ton) 76,327
Price / Ton 58,000
Income 4,426,966,000
BBM Exc Kls 20 Ton (5 Unit) 5 X 25 Lt / Jam X 300 Jam X Rp. 12.500,- / Lt 468,750,000
BBM Exc Kls 30 Ton (1 Unit) 1 X 30 Lt / Jam X 300 Jam X Rp. 12.500,- / Lt 112,500,000
Dozzer D85 (2 Unit) 2 X 30 Lt / Jam X 300 Jam X Rp. 12.500,- / Lt 225,000,000
Maintenance Alat 5 X Rp. 10 Juta + 3 x Rp. 12,5 Juta 87,500,000
Gaji + Premi Operator 8 X (Rp. 1.000.000,- + Rp. 22.500,- X 200 Jam) 36,000,000
Gaji + Premi Helper 8 X (Rp. 750.000,- + Rp. 10.000,- X 200 Jam) 22,000,000
BBM Truck OB (Tronton) 5 X 3 Lt X 30 Rit X Rp. 12.500,- X 30 Hari 168,750,000
BBM Truck Hauling (Tronton) 10 X 10 Lt X 10 Rit X Rp. 12.500,- 30 Hari 375,000,000
Maintenance Truck (Tronton) 15 X Rp. 10.000.000,- 150,000,000
Fee KP Rp. 7.550,- X 76.327 Ton 576,268,850
Fee Lahan Rp. 3.000,- X 76.327 Ton 228,981,000
Gaji Karyawan 10% X Income 442,696,600
Other Costs 10% X Income 442,696,600
Total Cost 3,336,143,050
Income 1,090,822,950 24.64%

Asumsi :
All HE + Truck milik sendiri
Harga batubara digunakan yang paling rendah
Konsumsi BBM untuk 300 Jam
All batubara dijual ke stockpile
Untuk OB dapat 30 rit / hari (asumsi jarak ax 3 Km), dengan 5 unit tronton
Untuk hauling dapat 10 Rit / hari dengan 10 unit tronton

Possible Cost Structure (All unit HE rental) :


Item Note Value
Production (Ton) 76,327
Price / Ton 58,000
Income 4,426,966,000
BBM Exc Kls 20 Ton (5 Unit) 5 X 25 Lt / Jam X 300 Jam X Rp. 12.500,- / Lt 468,750,000
BBM Exc Kls 30 Ton (1 Unit) 1 X 30 Lt / Jam X 300 Jam X Rp. 12.500,- / Lt 112,500,000
Dozzer D85 (2 Unit) 2 X 30 Lt / Jam X 300 Jam X Rp. 12.500,- / Lt 225,000,000
Rental 8 Unit 5 X Rp. 65 Juta + 3 x Rp. 85 Juta 580,000,000
BBM Truck OB (Tronton) 5 X 3 Lt X 30 Rit X Rp. 12.500,- X 30 Hari 168,750,000
BBM Truck Hauling (Tronton) 10 X 10 Lt X 10 Rit X Rp. 12.500,- 30 Hari 375,000,000
Fee KP Rp. 7.550,- X 76.327 Ton 576,268,850
Fee Lahan Rp. 3.000,- X 76.327 Ton 228,981,000
Gaji Karyawan 10% X Income 442,696,600
Other Costs 10% X Income 442,696,600
Total Cost 3,620,643,050
Income 806,322,950 18.21%
Asumsi :
All HE Rental + Truck milik sendiri
Harga batubara digunakan yang paling rendah
Credit Unit Report
Hal : 59 of 62
________________________________________________________________________________________________

Konsumsi BBM untuk 300 Jam


All batubara dijual ke stockpile
Untuk OB dapat 30 rit / hari (asumsi jarak ax 3 Km), dengan 5 unit tronton
Untuk hauling dapat 10 Rit / hari dengan 10 unit tronton

2. Rental Heavy Equipment


Yang termasuk komponen – komponen biaya dalam rental heavy equipment adalah :
Cost Value Note
Maintenance 10,000,000 Ganti oli, kuku, filter oli, dll
Gaji Operator 1,000,000 per bulan
Premi Operator 4,500,000 Rp. 22.500,- / Jam
Gaji Helper 750,000 per bulan
Premi Helper 2,000,000 Rp. 10.000,- / Jam
Other 10% income Mobilisasi + Demobilisasi, taktis, dll

Harga rental rata – rata untuk excavator sekelas PC200 Rp. 275.000,- / Jam (untuk
unit tahun muda, above 2000), dengan jam kerja 200 Jam / bulan, maka possible cost
structure :
Item Value
Price / hour 275,000
Hour / month 200
Income 55,000,000
Maintenance 10,000,000
Gaji Operator 1,000,000
Premi Operator 4,500,000
Gaji Helper 750,000
Premi Helper 2,000,000
Other 5,500,000
Profit Margin 31,250,000 56.82%

E. Recommendation
Tambang Batubara
Dengan adanya kebijakan DMO dan adanya selisih harga yang tinggi antara harga
batubara domiestik dan ekspor maka kemungkinan besar akan banyak terjadi ekspor
batubara illegal ke luar negeri akibat demand batubara yang tinggi. Hal ini juga
kemungkinan akan berakibat adanya investor – investor spekulan di bisnis ini yang
nekat untuk menambang tanpa ijin (PETI). PETI yang dimaksud sekarang tidak sama
dengan tahun 2005 lalu yang benar – benar tidak memiliki ijin KP, dan lainnya. PETI
yang muncul saat ini adalah penambang – penambang yang nekat menambang
bermodalkan ijin KP namun belum memiliki ijin pinjam pakai lahan tambang.

Rental
Portfolio rental masih baik untuk saat ini, hanya saja yang harus diperhatikan adalah
karena unit akan menghidupi diri sendiri maka komposisi kepemilikan unit antara yang
masih kredit dan milik sendiri harus diperhatikan. Selain itu experience juga harus
memadai agar alat dapat langsung direntalkan ke pihak lain begitu masa rental sudah
berakhir
Credit Unit Report
Hal : 60 of 62
________________________________________________________________________________________________

Untuk industry ini masih dapat direkomendasikan untuk dibiayai.

Angkutan Batubara
 Kondisi penurunan harga batubara secara global tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kondisi bisnis angkutan batubara di Kalimantan Selatan.
 Berdasarkan keterangan dari H. Fadliyono (pemilik kode angkutan tronton dan light
truck) bahwa tidak terjadi penurunan produksi batubara dan penurunan harga
angkutan batubara. Kondisi sekarang hanya sedikit mengurangi profit margin dan
kondisi masih diuntungkan dengan turunnya harga solar dan kenaikan nilai tukar
dolar. Term of Payment (TOP) tetap mundur selama 2-3 bulan.Tidak ada
pengunduran TOP yang lebih lama. Untuk Light Truck terjadi penurunan premi supir
dari Rp. 1.000.000/ rit menjadi Rp. 700.000/ rit.
 Berdasarkan keterangan dari H. Syahriar Herly (pemilik angkutan tronton) terdapat
adjustment harga per. Tanggal 26 Juli 2008 untuk pengangkutan KPP menuju Sungai
Putting disesuaikan dengan harga solar yang berlaku. Pembayaran dari pembayar bon
(pemilik kode HAM) ke pemilik truk dilakukan 2 kali sebulan dan mundur 2-3 bulan.
Namun pemotongan yang dilakukan oleh pemilik kode hanya sebesar Rp.1.000-
2.000/ ton.
 Semakin bertambahnya populasi Light Truck yang sekarang telah mencapai ±4.000
truk sehingga terjadi ‘bottleneck’ di sepanjang jalan menuju pelabuhan serta
terjadinya penumpukan batubara yang saat ini telah over di stockpile pelabuhan
sehingga truk harus menunggu lebih lama di pelabuhan yang menyebabkan
menurunnya ritase Light Truck menjadi 1 rit/ 2 hari.Penumpukan tersebut terjadi
karena batubara menunggu untuk diangkut ke tongkang serta terjadi penimbunan
sementara untuk menunggu harga batubara stabil (biasanya untuk trader lokal).Ada
informasi bahwa per. Juli 2009 semua Light Truck dilarang memakai jalan negara
karena pelabuhan baru dengan jarak yang lebih dekat akan rampung sehingga
populasi Light Truck akan semakin dikurangi. Namun isu tersebut masih belum
relevan mengingat pelabuhan tersebut lebih difungsikan untuk angkutan tronton.
 Penurunan harga batubara global juga disertai penurunan harga solar industry dari
±Rp.12.000/ liter menjadi ±Rp.9.500/ liter dan solar eceran (solar subsidi ‘gelap’)
juga turun dari sekitar ±Rp.9.500/ liter menjadi ±Rp.7.500/ liter. (note: harga solar
berubah setiap 2 kali sebulan dari Depo Pertamina).
 Beberapa adjustment untuk ongkos angkut batubara untuk Light Truck dan Heavy
Truck yang berlaku 1 bulan terakhir yaitu:
Sumber: H. Fadliyono Sumber: H. Fadliyono
PMT Tronton Light Truck KM 71 KM 74
Fee / Ton / Km 950 Note: Jarak ± 71km Fee / Ton 55,000 65,000
Fee /Sumber:
Rit H. Syahriar
1,483,900Herly 4 rit/ hari Sumber:
Fee / Rit H. Syahriar
385,000 Herly
455,000
Solar
Income subsidi Rp.6.000/ltr
/ Hari 5,935,600 BBM 250ltr/ hari Solar subsidi
Income / Bln Rp.9.500/ltr
6,160,000 6,370,000
KPP
Income – P. Cabe
/ Bln Tronton
148,390,000 Note: rit ± 40km
22 ton/Jarak KPP – P. Cabe 1,000,000
Maintenance Tronton1,000,000
BBMFee / Ton 83,125,000 27,000 6 rit/ hari Fee
Other/ Ton 616,000 37,500
637,000
SopirFee / Rit 10,000,000594,000 BBM 200ltr/ hari Fee / Rit
Net Income 825,000
4,544,000 4,733,000
Income / Hari
Maintenance 3,564,000
10,000,000 22 ton/ rit Income / Hari 4,950,000
Others
Income / Bln 14,839,000
89,100,000 Income / Bln 123,750,000
Net Income
BBM 30,426,000
30,000,000 BBM 47,500,000
Sopir 10,000,000 Sopir 10,000,000
Maintenance 10,000,000 Maintenance 10,000,000
Others 8,910,000 Others 12,375,000
Net Income 30,190,000 Net Income 43,875,000
Credit Unit Report
Hal : 61 of 62
________________________________________________________________________________________________

Sumber:Sumber: H. H. Syahriar
Syahriar Herly
Herly Sumber:
Sumber: H.H.Syahriar
SyahriarHerly
Herly
Solar Rp.6.000/ltr
Solar subsidi subsidi Rp.6.000/ltr SolarSolar non-subsidi
subsidi Rp.9.500/ltr
Rp.9.500/ltr
KPP – G.KPP – BRE
Persada Tronton
Tronton Note:Jarak
Note: Jarak ± 57km KPPKPP
± 35km – G. –Persada
BRE Tronton
Tronton
Fee / TonFee / Ton 37,000
22,500 4 rit/
7 rit/ harihari Fee /Fee
Ton/ Ton 51,500
31,500
Fee / Rit Fee / Rit 814,000
495,000 BBM 200ltr/ hari Fee / Rit
BBM 200ltr/ hari Fee / Rit 1,133,000
693,000
Income /Income
Hari / Hari 3,256,000
3,465,000 22 ton/
22 ton/ rit rit Income
Income / Hari/ Hari 4,532,000
4,851,000
Income /Income
Bln / Bln 81,400,000
86,625,000 Income
Income / Bln/ Bln 113,300,000
121,275,000
BBM BBM 30,000,000
30,000,000 BBMBBM 47,500,000
47,500,000
Sopir Sopir 10,000,000
10,000,000 SopirSopir 10,000,000
10,000,000
Maintenance
Maintenance 10,000,000
10,000,000 Maintenance
Maintenance 10,000,000
10,000,000
Others Others 8,140,000
8,662,500 Others
Others 11,330,000
12,127,500
Net IncomeNet Income 23,260,000
27,962,500 Net
Net IncomeIncome 34,470,000
41,647,500

Rekomendasi
Industri ini masih direkomendasikan untuk dibiayai

Perkebunan – Cokelat dan Kopra


Usaha hasil perkebunan cokelat dan kopra lebih banyak di daerah Sulawesi terutama
Palopo, Palu, Kotamobagu dan Manado. Rata-rata konsumen yang melakukan
pembiayaan adalah untuk mengambil unit yang digunakan untuk mengangkut hasil
pertanian mereka, jadi tujuan mereka membeli unit bukan murni digunakan sebagai bisnis
angkutan, namun dikarenakan profesi mereka sebagai petani atau pengumpul hasil
pertanian yang menuntut mereka untuk membeli unit untuk mengangkut hasil bumi
mereka.

Berikut update harga coklat dan kopra terbaru :


Harga kedua komoditi tersebut mengikuti perkembangan pasar dunia, dimana sekarang
ini mengalami penurunan. Dari seminggu yg lalu harga coklat masih berkisar Rp
17,000/kg – Rp 17,500/kg dan harga kopra masih berkisar Rp 4,500/kg – Rp 4,800/kg
tetapi sekarang sudah menurun menjadi yang sudah disebutkan tadi diatas.

Berdasarkan hasil interview yang kami lakukan kepada salah satu pengumpul hasil
pertanian baik coklat maupun kopra yang bernama Koh A Hong, dimana beliau ini sudah
berkecimpung di usaha ini sudah puluhan tahun mengatakan bahwa penurunan harga
coklat pada masa sekarang ini (krisis sekarang) merupakan penurunan harga yang paling
signifikan di mana jika dibandingkan dengan tahun 1998 ketika terjadi krisis moneter
dulu, masih tidak terlalu turun drastis. Dimana ketika kami kunjungi ke gudangnya
seminggu yang lalu, beliau mengatakan kalau dia jual coklat seharga Rp 17.300, padahal
kalau dibandingkan ketika bulan Agustus harga coklat sedang tinggi berkisar Rp
27.000/kg, sehingga sekarang terjadi penurunan sebesar Rp 10.000/kg, menurut beliau
selama berpuluh tahun dia berkecimpung di usaha ini, inilah pertama kali beliau
merasakan penurunan harga yang paling signifikan. Beliau memang menngalami
kerugian, karena ketika beliau beli dari pengumpul kecil harga masih tinggi, tetapi ketika
Credit Unit Report
Hal : 62 of 62
________________________________________________________________________________________________

beliau jual harga menjadi turun, dimana keuntungan yang harusnya didapat dari selisih
harga jual dengan harga beli menjadi defisit. Dalam hal ini beliau menyiasati ketika dia
membeli coklat dari pengumpul kecil beliau hanya membayar sebesar 60% dari total
harga beli pada harga saat itu, sedangkan sisanya beliau bayar mengikuti fluktuasi harga
pasar, sembari untuk menekan kerugian.
Dan sama pula penurunan harga komoditas ini juga dirasakan oleh konsumen kita BFI
Palu yang masis exist, M. Sulhaji yang merupakan pengumpul hasil pertanian di Poso,
beliau juga mengalami penurunan omset karena penurunan harga coklat dan kopra.
Beliau sendiri mennyiasati hal ini dengan cara ketika dia beli hasil pertanian pada hari itu
juga segera dia jual kembali hasil pertaniannya pada hari yang sama, karena untuk
menghindari terjadinya penurunan harga yang lebih rendah lagi. Menurut beliau sekarang
harga coklat di exportir mencapai Rp 16.500/kg, sedangkan beliau sendiri membeli
dengan harga Rp 15.500/kg. Untuk kopra juga dia perlakukan sama hari ini dia beli hari
ini juga dia segera jual.
Sedangkan pada tingkat petani coklat, berdasarkan hasil interview yang kami lakukan
kepada konsumen existing kita Hj. Salim yang mempunyai kebun coklat 4 ha,
mengatakan bahwa saat ini beliau belum terlalu merasakan penurunan harga coklat ini
apalagi sampai merugi. Hanya saja mereka merasakan penurunan keuntungan. Untuk per
2ha beliau sekali panen bisa mendapat 100kg, dalam 1 bulan 2 kali panen berarti 2 x
100kg = 200kg/bulan, dengan biaya pupuk Rp 1.000.000 dan ongkos pekerja Rp 400.000.
Ketika terakhir kami temui beliau masih menjual cokltanya seharga Rp 20.000/kg
seminggu sebelum lebaran, berarti income yang beliau dapat adalah sebesar :
 coklat = 200kg @ Rp 20.000/kg = Rp 4.000.000
 pupuk = ( Rp 1.000.000 )
 pekerja = ( Rp 400.000 )
Net income = Rp 2.600.000
Sebelum dijual ke tingkat pengumpul, coklat ini memerlukan proses terlebih dahulu,
yaitu salah satunya dikeringkan. Untuk pengeringan memerlukan waktu ± 5 – 6 hr jika
cuaca panas, sedangkan kalau hujan bisa lebih dari 7 hari tergantung dari cuaca.
Dalam kondisi krisis seperti ini beliau belum menjual hasil buminya, dikarenakan karena
memang cuaca di Palu sendiri sudah sering hujan, dan juga coklat setelah dikeringkan
bisa disimpan hingga 1 bulan sembari menunggu mungkin harga coklat bisa naik
kembali.

Rekomendasi
Industri ini masih direkomendasikan untuk dibiayai

Anda mungkin juga menyukai