Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KUNJUNGAN MUSEUM

PENDIDIKAN PANCASILA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila


Dosen Pengampu : Drs. Ibnu Qoyim, M.S.

Oleh
Nilna Fasyya Salsabila (11151010000114)
Kesehatan Lingkungan 2015

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
Museum Gedung Joang 45
Museum Joang 45 adalah salah satu museum yang berada di Jakarta. Saat ini
pengelolaannya dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.
Museum ini terletak di Jalan Menteng Raya 31, Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng,
Jakarta Pusat. Museum ini menyimpan sejumlah catatan sejarah mengenai berbagai peristiwa
menjelang kemerdekaan RI, dan juga merupakan tempat merancang berbagai aksi dalam membuat
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Sejarah
Di depan gedung terdapat prasasti besar yang bertuliskan sejarah singkat mengenai
museum ini. Pada masa Hindia Belanda, gedung ini berfungsi sebagai hotel yang didirikan oleh
pengusaha Belanda, LC Schomper, dan kemudain dikenal dengan nama Hotel Schomper. Hotel
Schomper ini cukup terkenal di kawasan pinggiran Selatan Batavia, dengan bangunan utama yang
berdiri megah dibangun khusus bagi pejabat tinggi belanda, pengusaha asing, dan pejabat pribumi.
Pada masa pendudukan Jepang, hotel tersebut diambil alih oleh Jepang dan dikelola oleh
Jawatan Propaganda Jepang (Sendebu), kemudian diserahkan kepada para pemuda Indonesia
untuk digunakan sebagai tempat pendidikan. Di gedung ini, diadakan program pendidikan politik
pertama yang dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah Jepang dan bertujuan untuk mendidik pemuda
Indonesia untuk menjadi kader-kader demi kepentingan Asia Timur Raya, namun kepentingan
Jepang ini berhasil dibelokkan oleh para pemimpin Indonesia yang ditugaskan menjadi guru.
Mereka menanamkan cita-cita kemerdekaan Indonesia yang murni. Pusat Pendidikan ini kemudian
dikenal dengan nama Ashrama Angkatan Baru Indonesia, dan kemudian menjadi Ashrama
Menteng 31, dan tokoh pemuda Indonesia yang berperan di era kemerdekaan itu disebut Pemoeda
Menteng 31. Pada tahun 1972, gedung ini ditetapkan sebagai bangunan bersejarah yang dilindungi
Undang-Undang Monumen (Monumenten Ordonantie) 1931No. 238 dan Surat Keputusan
Gubernur DKI Jakarta tanggal 10 Januari 1972.
Peristiwa penculikan Soekarno ke Rengasdengklok merupakan salah satu peristiwa paling
penting dalam penentuan kemerdekaan Indonesia. Pasalnya, kalau tidak ada peristiwa ini,
proklamasi kemerdekaan tidak akan dikumandangkan tanggal 17 Agustus 1945. Pemoeda
Menteng 31 menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok agar jauh dari pengaruh
militer Jepang. Lalu mereka mendesak para Bapak Bangsa memproklamasikan kemerdekaan
sesegera mungkin. Setelah proklamasi kemerdekaan, berbagai macam aksi juga dibentuk di gedung
ini melalui Komite van Aksi yang dibentuk pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh 11 tokoh, yaitu
Sukarni, Chairul Saleh, AM. Hanafi, Wilkana, Adam Malik, Pandu Kartawiguna, Armunanto,
Maruto Nitimihardjo Kusnaeni, dan Djohar Nur. Berbagai aksi dari komite ini berupa mendesak
agar dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), PETA dan Heiho dijadikan Tentara
Rakyat Indonesia (TRI), pembentukan beberapa organisasi pemuda seperti Barisan Pemuda,
Barisan Buruh, dan Barisan Tani. Barisan Pemuda ini kemudian menjelma menjadi Angkatan
Pemuda Indonesia (API). Komite ini juga memprakarsai terjadinya peristiwa Rapat Raksasa Ikada
yang bertujuan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia telah merdeka dan lepas
dari pengaruh penjajahan.

Koleksi Museum
Dalam museum ini, dipamerkan sejumlah lukisan tentang peristiwa seputar proklamasi
kemerdekaan RI dan setelah kemerdekaan RI. Terdapat replika bendera pusaka atau Sang Saka
Merah Putih yang dulu dijahit langsung oleh ibu negara pertama kita, Ibu Fatmawati, dan juga
beberapa mini diorama, seperti mini diorama yang menggambarkan suasana Gedung Menteng 31
pada masa kemerdekaan dan orasi Ir. Soekarno dalam Rapat Besar di Lapangan IKADA pada 19
September 1945. Ada pula arsip dokumentasi berupa foto-foto, majalah, dan poster-poster
propaganda Jepang, juga baju dan senjata yang digunakan gerilyawan, serta tandu yang digunakan
untuk membopong Jendral Soedirman. Terdapat pula patung dada dari para tokoh pergerakan
kemerdekaan. Koleksi lainnya yang terdapat di museum ini adalah tiga kendaraan kepresidenan
yang digunakan Presiden dan Wakil Presiden pertama RI.

Relasi dengan Pancasila


Museum ini identik dengan perjuangan rakyat Indonesia untuk mencapai kemerdekaan
yang hakiki. Di mana, kemerdekaan Indonesia dengan Pancasila juga memiliki kaitan yang sangat
erat. Proklamasi merupakan keputusan bangsa Indonesia untuk menetapkan tatanan hukum
nasional (Indonesia) dan menghapuskan tatanan hukum kolonial, yaitu membebaskan,
menyelamatkan, dan memfungsikan kembali nilai-nilai Pancasila yang mati selama masa
penjajahan. Perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan ini didasari oleh semangat
dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Salah satu contohnya adalah dalam museum
tersebut terdapat sebuah poster yang berisikan sorang pejuang yang hendak menghadap Ulama
untuk mendapatkan ketenangan hati. Hal ini berhubungan dengan sila pertama Pancasila, yaitu
Ketuhanan yang Maha Esa, di mana iman kita kepada Tuhan sudah tertanam dalam diri pejuang
kemerdekaan sejak zaman dahulu.
Nilai-nilai dalam pancasila telah mendasari, menjiwai, menuntun, dan memandu bangsa
Indonesia dalam memperjuangkan hak-hak bangsa untuk mencapai kemerdekaan, serta dalam
mempertahankan kemerdekaan dan membangun bangsa untuk mencapai tujuan nasional. Hal ini
telah tertuang pada pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945,
yang memuat prinsip-prinsip, dasar dan tujuan negara Indonesia yang akan diwujudkan dalam
kehidupan kenegaraan.
Lampiran
Gambar 1. Proklamator kemerdekaan
Gambar 2. Patung Dada Tokoh Pergerakan Kemerdekaan

Gambar 3. Mini Diorama Gambar 4. Mini Diorama


Gambar 5. Mini Diorama Orasi Kemerdekaan Gambar 6. Prasasti Gedung Joang 45
Gambar 7. Mini Diorama Orasi Ir. Soekarno dalam Rapat Besar di Lapangan IKADA

Gambar 8. Pidato Bung Karno di Lapangan IKADA


Gambar 9. Ruang Menonton Video Peristiwa Kemerdekaan
Gambar 10. Koleksi Mobil Antik Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Hatta

Gambar 11. Prasasti yang menceritakan sejarah Museum Gedung Joang 45


Gambar 12. Poster propaganda Jepang

Anda mungkin juga menyukai