Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm.

144-159

METODE PENELITIAN KUALITATIF DALAM


BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING
Galang Surya Gumilang
Bimbingan dan Konseling, Universitas Nusantara PGRI Kediri
email: galangsuryagumilang@yahoo.com

Abstract
This article describes and discusses the nature of qualitative research methods,
the characteristics of qualitative research methods, the position of qualitative
research methods in guidance and counseling, qualitative research methods in
guidance and counseling: reflections on Indonesia, alternative types of
qualitative research methods in guidance and counseling, data collection
methods qualitative research in guidance and counseling, the stages of
qualitative research in guidance and counseling. Qualitative research methods
can be applied in guidance and counseling kaena forward objektifistik based on
real data in the field. Type of qualitative research papers are suitable to be
applied in the study guidance and counseling that is the type of hermeneutics,
ethnography, case studies, and phenomenology because it is often used by
researchers and practitioners in the field of guidance and counseling.

Key words: Qualitative research method, guidance and counseling.

1. PENDAHULUAN tidak berbentuk angka, lebih banyak


Penelitian pada hakikatnya adalah berupa narasi, deskripsi, cerita,
berusaha mendapatkan informasi dokumen tertulis dan tidak tertulis.
tentang sistem yang ada (beroperasi) Kedua, penelitian kualitatif tidak
pada objek yang sedang diteliti, maka memiliki rumus atau aturan absolut
peneliti perlu menentukan cara untuk mengolah dan menganalisis data.
menemukan informasi tentang sistem Pada riset kualitatif, eksplorasi
yang sedang dicari itu. Cara permasalahan, identifikasi faktor dan
menemukan informasi itulah yang penyusunan teori menjadi ciri-khas
bervariasi baik dengan menggunakan utama. Riset kuantitatif berciri-khas
metode kuantitatif, kualitatif, maupun menstrukturkan hubungan antar faktor
menggabungkan dari kedua metode atau mengklarifikasi hubungan antar
tersebut. Setiap metode yang diambil faktor. Karena itu, riset kuantitatif
memerlukan rancangan atau prosedur sering dikatakan membuktikan hipotesis
penelitian.Penelitian kualitatif memiliki atau teori, bukan menyusun teori.
dua ciri utama, yaitu: Pertama, data Kehadiran hipotesis atau teori, sebelum

144
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 144-159

memulai riset, mutlak dibutuhkan pada memiliki ciri atau karakteristik yang
riset kuantitatif. Sebaliknya hipotesis membedakan dengan penelitian jenis
atau teori tidak mutlak dibutuhkan pada lainnya.Secara umum definisi penelitian
riset kualitatif.Penelitian kualitatif kualitatif merupakan suatu metode
dilakukan pada kondisi alamiah dan berganda dalam fokus, yang melibatkan
bersifat penemuan. Dalam penelitian suatu pendekatan interpretatif dan wajib
kualitatif, peneliti sebagai instrumen terhadap setiap pokok permasalahannya.
kunci. Oleh karena itu, peneliti harus Ini berarti penelitian kualitatif bekerja
memiliki bekal teori dan wawasan yang dalam setting yang alami, yang
luas jadi bisa bertanya, menganalisis, berupaya untuk memahami, memberi
dan mengkonstruksi obyek yang diteliti tafsiran pada fenomena yang dilihat dari
menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih arti yang diberikan orang-orang
menekankan pada makna dan terikat kepadanya.
nilai. Penelitian kualitatif digunakan Penelitian kualitatif melibatkan
jika masalah belum jelas, untuk penggunaan dan pengumpulan berbagai
mengetahui makna yang tersembunyi, bahan empiris, seperti studi kasus,
untuk memahami interaksi sosial, untuk pengalaman pribadi, instropeksi,
mengembangkan teori, untuk riwayat hidup, wawancara, pengamatan,
memastikan kebenaran data, dan teks sejarah, interaksional dan visual:
meneliti sejarah perkembangan. yang menggambarkan momen rutin dan
Istilah penelitian kualitatif problematis, serta maknanya dalam
menurut Kirk dan Miller (1986) pada kehidupan individual dan kolektif
mulanya bersumber pada pengamatan (Denzim & Lincoln,1994). Penelitian
kualitatif yang dipertentangkan dengan kualitatif secara inheren merupakan
pengamatan kuantitatif bahwa multi-metode di dalam satu fokus, yaitu
metodologi kualitatif adalah tradisi yang dikendalikan oleh masalah yang
tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial diteliti.Penggunaan multi-metode atau
yang secara fundamental bergantung yang lebih dikenal triangulation,
pada pengamatan pada manusia dan mencerminkan suatu upaya untuk
berhubungan dengan orang-orang mendapatkan pemahaman yang lebih
tersebut dalam bahasanya dan dalam mendalam mengenai fenomena yang
peristilahannya.Penelitian kualitatif sedang diteliti.Yang bernama realitas

145
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 144-159

obyektif sebetulnya tidak pernah bisa b. Proses penelitian kualitatif bersifat


ditangkap.Triangulation bukanlah alat induktif atau “dari bawah ke atas”.

atau strategi untuk pembuktian, tetapi Dalam konteks ini peneliti melahirkan
teori baru atau mengembangkan teori
hanyalah suatu alternatif terhadap
berdasarkan pada data yang terkumpul
pembuktian.Kombinasi yang dilakukan
selama penelitian lapangan. Ini berarti
dengan multi-metode, bahan-bahan
penelitian kualitatif bersifat eksploratif
empiris, sudut pandang dan pengamatan
disebabkan terbatasnya pengetahuan
yang teratur tampaknya menjadi strategi tentang suatu tema penelitian.
yang lebih baik untuk menambah c. Pandangan para ahli penelitian
kekuatan, keluasan dan kedalaman kualitatif tentang perilaku manusia
suatu penelitian. adalah bersifat dinamis, mengalir,
situasional, sosial, kontekstual, dan
2. PEMBAHASAN personal.
Karakteristik
d. Tujuan penelitian kualitatif adalah:
Metode penelitian kualitatif
deskripsi, eksplorasi, dan discovey.
memiliki karakteristik yang berbeda e. Fokus penelitian adalah penekanan
dengan metode penelitian kuantitatif. pada sudut yang lebih luas dan lebih
Johnson & Christensen (dalam dalam (ketimbang penelitian
Hanurawan: 2012) karakteristik metode kuantitatif yang memiliki sudut
penelitian kualitatif sebagai berikut: pandang lebih sempit, seperti hanya
a. Para ahli penelitian kualitatif memiliki menguji hipotesis). Dalam hal ini,
pandangan bahwa hakekat realitas penelitian kualitatif mempelajari
adalah bersifat: subjektif, personal, keluasan dan kedalaman suatu
dan merupakan hasil dari konstruksi fenomena untuk mengungkap secara
sosial. Pemahaman tentang hakekat lebih kaya dan lebih bermakna tentang
realitas ini berlawanan dengan suatu fenomena yang menjadi objek
penelitian kuantitatif yang memiliki penelitian.
keyakinan filosofis bahwa realitas f. Hakekat observasi pada penelitian
objektif (peneliti yang berbeda kualitatif adalah meneliti objek
memiliki kesimpulan yang sama fenomena perilaku dalam setting
terhadap objek fenomena yang alamiah atau ini berarti melakukan
dipelajari/kebenaran fenomena berada penelitian terhadap objek fenomena
di luar subjektifitas manusia sebagai perilaku dalam konteks tempat
pengamat). perilaku itu terjadi.

146
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 144-159

g. Alat pengumpul data dalam penelitian Khusus untuk penelitian kualitatif,


kualitatif adalah: wawancara dasar filosofis yaitu post-positivistik
mendalam, observasi partisipasi, field karena digunakan pada kondisi obyek
notes, atau open ended. Data yang
yang alamiah yaitu peneliti sebagai
terkumpul dari alat pengumpul data
alat utama. Menurut Lincoln & Guba
dapat berbentuk kata-kata, gambar-
(1985) menyatakan bahwa the
gambar, dan dokumen-dokumen.
instrumen in naturalistic inquiry is the
h. Analisis data dalam penelitian
kualitatif dilakukan melalui prosedur
human (instrumen penelitian yaitu

pengembangan pola, tema, dan ciri- manusia itu sendiri). Oleh karena itu,
ciri umum. peneliti sebagai instrument utama
i. Temuan khusus dalam penelitian yang memiliki andil dalam penelitian.
kualitatif tidak dimaksudkan untuk Selain itu, penelitian kualitatif juga
digeneralisasikan pada subjek lain dan bertujuan untuk mengeksplorasi,
pada tempat yang lain. Ini berarti mendeskripsikan, dan mengeksplanasi.
representasi lebih dari sudut pandang
Mappiare (2009) tujuan
dari dalam subjek (emik).
eksplorasi, diistilahkan oleh
j. Bentuk laporan hasil penelitian
Koentjaraningrat sebagai penelitian
kualitatif adalah bersifat naratif
yang bersifat “menjelajah”. Eksplorasi
dengan deskripsi kontekstual dan
dilakukan untuk mengetahui suatu
rujukan langsung dari partisipan atau
subjek penelitian. fenomena yang Nampak yang
nantinya akan di telaah lebih lanjut.
Kedudukan Penelitian Kualitatif Tujuan deskripsi adalah upaya
dalam Bimbingan dan Konseling
Penelitian kualitatif, penelitian melukiskan, memaparkan, atau

kuantitatif dan penelitian campuran menguraikan keadaan fenomena yang

sama-sama mencari dan menemukan sudah dan sedang berlangsung

kebenaran yang bersifat ilmiah. (Mappiare, 2009). Deskripsi ialah

Walaupun sama-sama menemukan menggambarkan secara jelas

kebenaran ilmiah, kedudukan penelitian mengenai fenomena lapangan.

kualitatif, penelitian kuantitatif dan Gambaran fenomena tersebut yang

penelitian campuran dalam bimbingan paparkan dan ditelaah (dimaknai)

dan konseling sangat berbeda. sesuai dengan sudut pandang peneliti


yang mungkin menemukansuatu

147
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 144-159

kategori/tema. Pemaknaan sifatnya untuk design penelitian masih banyak


subjektivistik tanpa menghakimi menggunakan metode penelitian
sesuai dengan apa yang ditemukan di kuantitatif seperti penelitian
lapangan. eksperimen, penelitian survey
Mappiare (2009) eksplanasi kuantitatif, penelitian pengembangan,
merupakan tataran tujuan “tertinggi penelitian korelasional, dan penelitian
dan terkompleks suatu riset. Secara eksplanatory. Oleh karena itu, untuk
harfiah, eksplanatif berarti bersifat kedudukan penelitian kualitatif dalam
menjelaskan. Peneliti melakukan bimbingan dan konseling hanya sebagai
eksplanasi riset dengan menghasilkan penyeimbang karena masih di dominasi
lebih rinci mengenai hubungan, dan penelitian kuantitatif yang sifatnya lebih
pengaruh antar kategori fenomena. meluas daripada penelitian kualitatif
Pada bagian eksplanasi, peneliti sudah yang terfokus pada pokok-pokok
masuk pada rekonstruksi teori dan pertanyaan/fokus penelitian.
menghasilkan penjelasan berupa
Alternatif Tipe Metode Penelitian
proposisi yang sudah ditelaah. Jadi
Kualitatif Dalam Bimbingan dan
eksplanasi membahas lebih dalam lagi Konseling
Penelitian kualitatif sangat cocok
mengenai hasil deskripsi dengan
diaplikasikan dalam bimbingan dan
mengaitkan dengan teori yang relevan
konseling karena secara esensi, penelitian
sebagai diskusi mendalam.
kualitatif menemukan fenomena-fenomena
Kedudukan metode penelitian yang riil. Misalkan, peneliti ingin
kualitatif dalam bimbingan dan mengupas tuntas mengenai siswa bullying,
konseling yaitu sebagai penyeimbang peneliti disarankan menggunakan metode
yang artinya selama ini dalam penelitian kualitatif dengan tipe studi kasus
bimbingan dan konseling masih atau fenomenologi. Oleh karena itu, sudah
didominasi penelitian kuantitatif seperti saatnya metode penelitian kualitatif

penelitian eksperimen, penelitian dijadikan sebagai penelitian utama yang


mengedepankan objektivistik berdasarkan
eksplanatory, dan penelitian
data riil di lapangan.
pengembangan. Alasan didominasi
Metode penelitian kualitatif
penelitian kuantitatif yaitu bimbingan
memiliki tipe yang bermacam-macam. Tipe
dan konseling erat kaitannya dengan
penelitian kualitatif yang dapat dijadikan
tingkahlaku, kognitif, dll. Sehingga sebagai alternative tipe metode penelitian

148
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 144-159

kualitatif dalam bimbingan dan konseling Hermeneutika “Jurgen Habermas”,


sebagai berikut: Hermeneutika Fenomenologis “Paul
a. Hermeneutika Ricoeur”, dan Hermeneutika Ganda. Dari 8
Hermeneutika ialah tipe penelitian tipe hermeneutika, yang relevan digunakan
kualitatif dengan menelaah serta dalam bimbingan dan konseling yaitu
menafsirkan buku teks. Palmer (1969) hermeneutika Gadamerian, hermeneutika
menyatakan hermeneutika adalah studi fenomenologis “Paul Ricoeur” dan
pemahaman, khususnya tugas pemahaman hermeneutika ganda. Adapun penjelasannya
teks. Ilmu alam mempunyai metode-metode sebagai berikut:
pemahaman tentang obyek-obyek natural; 1) Hermeneutika Gadamerian
“karya” memerlukan hermeneutik, “ilmu Alvesson dan Skoldberg (2000) riset
pengetahuan” pemahaman memposisikan hermeneutik dibagi menjadi dua yaitu
karya sebagai karya. Sejauh karya-karya itu hermeneutik objektif (objectivist
sebagai obyek, karya-karya tersebut dapat hermeneutics) dan hermeneutik alektik
dipertanggung-jawabkan bagi metode- (alectic hermeneutics). Tataran ini
metode sains dari interpretasi; namun menjelaskan bahwa hermeneutik
sebagai karya, karya-karya itu Gadamerian merupakan jenis riset
membutuhkan bentuk pemahaman yang hermeneutik objektif (objectivist
lebih halus dan lebih komprehensif. hermeneutics). Pokok pemikiran
Mappiare (2013) menjelaskan hermeneutika hermeneutika Gadamerian yaitu terdapat
(Hika) harus mempunyai tujuan yang lebih pada sebuah pola lingkaran hermeneutik.
dari tujuan negasi untuk mengatasi Lingkaran tersebut terdiri dari pola naik
hambatan dalam cara menemukan kembali turun antara bagian (part) dan keseluruhan
tujuan asli penulis. Tipe riset hermeneutika (whole) untuk memahami makna dalam
melibatkan kiat mencaba suatu teks sebuah teks
sehingga maksud dan maknaa di balik
pengalaman yaitu butir-butir peristiwa dan Preunderstanding

makna-makna dipahami secara penuh.


Tipe hermeneutika dibagi menjadi 8
(lihat tabel 1.1) yaituHermeneutika
understanding
Gadamerian, Hermeneutika Betti,
Hermeneutika Eksistensial Ontologis Gambar 1. Lingkaran Hermeneutik
“Martin Heidegger”, Hermeneutika Gadamerian (Alvesson &Skoldberg,
2000)
Teologis “Rudolf Bultmann”,
Hermeneutika “Karl-Otto Apel”,

149
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 144-159

Bagian (part) akan mengubah (2015)) berjudul Nilai-nilai Pribadi Ideal


pemahaman kita pada keseluruhan dan Konseli dalam Serat Wulangreh.
sebaliknya pengubahan pada pemahaman 2) Hermemenutika fenomenologis
kita terhadap keseluruhan (whole) akan “Paul Ricoeur”
mengubah pemahaman kita pada bagian Palmer (1969) Paul Ricoeur dalam
dan seterusnya.Mappiare (2013) antara part De I’ntretation, mendefinisikan
dan whole akan menghasilkan pemahaman hermeneutika yang mengacu balik pada
yang melandasi makna (understanding of fokus eksegesis tekstual sebagai elemen
underlying meaning). Hal ini menandakan distingtif dan sentral dalam hermeneutika.
bahwa dalam proses interpretatif terjadi Yang di maksud dengan hermeneutika
proses interaksi antara peneliti (interpreter) adalah teori tentang kaidah-kaidah yang
dan teks (interpreted) memiliki kepentingan menata sebuah eksegesis, dengan kata lain,
historis yaitu prasangka, tradisi, sebuah interpretasi teks partikular atau
kepentingan, bahasa, dan budaya. kumpulan potensi tanda-tanda keberadaan
Dapat disimpulkan bahwa yang dipandang sebagai sebuah teks.
hermeneutik Gadamerian sebagai metode Hermeneutika adalah proses penguraian
penafsiran teks masa lalu agar dapar yang beranjak dari isis dan makna yang
dipahami pada masa sekarang melalui nampak ke arah makna terpendam dan
siklus antara part dan whole dengan tersembunyi.
menggunakan bahasa sebagai alat utama Palmer (1969) studi Ricoeur
dalam menafsirkan makna teks. membedakan antara simbol univokal dan
Dalam bimbingan dan konseling, equivokal. Simbol univokal adalah tanda
hermeneutika Gadamerian digunakan dalam dengan satu makna yang ditandai, seperti
penelitian konseling lintas budaya dengan simbol dalam logika simbol, sementara
menggunakan media buku teks. Alasannya simbol equivokal adalah fokus sebenarnya
karena mengandung kearifan lokal budaya dari hermeneutika. Karena hermeneutika
Indonesia yang perlu dikaji dan harus terkait dengan teks simbolik yang
diimplikasikan dalam bimbingan dan memiliki multi-makna (multiple meaning),
konseling. Penelitian hermeneutika ia dapat membentuk kesatuan semantik
Gadamerian dalam bimbingan dan yang memiliki (seperti dalam mitos) makna
konseling oleh Gumilang (2015) berjudul permukaan yang betul-betul koheren dan
Identifikasi Posisi Diri dan Sikap Dasar sekaligus mempunyai signifikansi lebih
Konselor dari Teks Semar (Kajian Analisis dalam. Hermeneutika adalah sistem dimana
Hermeneutik Gadamerian dan Prafitralia signifikansi mendalam diketahui di bawah
kandungan yang nampak.

150
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 144-159

Moustakas (dalam Mappiare: 2013) penafsiran atas tindakannya sendiri dan


analisis hermeneutika Ricoeur melibatkan tindakan orang-orang lain; bahwa teori
empat kriteria yaitu (1) Pembatasan atau dibangun melalui penafsiran peneliti atas
pendalaman pada makna, (2) Penguraian tafsiran tindakan agen/actor terteliti.
pada beberapa hal dari maksud fikiran Analisis hermeneutika ganda adalah
subjek (penulis), (3) Keperluan hermeneutika bersusun. Alvesson dan
menginterpretasi panduan, protokol, dan Skoldberg (2000), analisis hermeneutika
teks, sebagai keseluruhan, keutuhan makna bersusun adalah metode yang melalui
yang saling mengait, (4) Rentang universal penafsiran atas penafsiran (refleksif) tidak
dari sajian, yaitu potensialitasnya bagi saja berupa hermeneutika ganda ala
interpretasi ganda, multiple interpretations. Giddens melainkan menjangkau penafsiran
Dalam bimbingan dan konseling, tingkat tiga yaitu “triple hermeneutics” atau
hermeneutika Ricoeur digunakan dalam tingkat empat yaitu “quadri hermeneutics”.
penelitian konseling lintas budaya dengan Mappiare (2013) latar penelitian
menggunakan media buku teks. Alasannya hermeneutika ganda atau analisis
karena mengandung kearifan lokal budaya hermeneutika bersusun adalah sangat luas.
Indonesia yang perlu dikaji dan Sebagaimana etnografi, hermeneutika
diimplikasikan dalam bimbingan dan ganda/analisis hermeneutika bersusun dapat
konseling. Penelitian hermeneutika dilakukan dalam latar masyarakat umum
Ricoeurdalam bimbingan dan konseling luar sekolah, latar pendidikan/sekolah.
oleh Zubaidah (2014) berjudul Telaah Konteks bimbingan dan konseling, atau
Nilai-Nilai Pepatah Petitih Minangkabau instansi atau tempat kerja (work
dan Kontribusinya Dalam Pelaksanaan place).Alvesson dan Skoldberg (2000)tahap
Konseling. pengumpulan dan analisis data pada
3) Hermeneutika Ganda hermeneutika ganda yaitu (1) pengamatan
Mappiare (2013) hermeneutika ganda dan catatan lapangan dilakukan secara
(double hermeneutik) atau HG, dicetuskan komprehensif, utuh, namun terfokus. (2)
oleh Anthony Giddens, merupakan salah interpretasi bersusun dalam mana dilakukan
satu subtype riset kualitatif yang menyakini sejumlah tingkatan interpretasi. (3)
perluasan pengertian teks demikian itu. membaca ekstentif dan perbincangan
Metode Giddens, HG, berlandaskan pada metateori.
filosofi yang menyakini bahwa fenomena Dalam bimbingan dan konseling,
kajian teori sosial adalah aksi dan hermeneutika ganda digunakan dalam
interpretasi, bahwa manusia (agen/actor) penelitian konseling lintas budaya dengan
bertindak berdasarkan kesadaran dan menggunakan media buku teks dan

151
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 144-159

gabungan tipe riset lainnya. Misalkan induktif menekankan keutamaan data


penelitian dari Arifin (2012) kuantitas, kualitas dalam mana pemaknaan
berjudulImplementasi Nilai-nilai At- yang memunculkan suatu konsep atau
Tawazun dalam Konseling (Studi di konstruk ditarik dari sekumpulan data
Lembaga Pendidikan Formal Pada Pondok sesifat yang mendukungnya secara induktif,
Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo) namun tetaplah mengutamakan emic views.
dengan menggunakan pendekatan Etnografi interpretif, jenis lainya disebutkan
hermeneutika dan etnografi. pula sebagai critical ethnography atau
b. Etnografi postmodern ethnography menekankan pada
Hanurawan (2012) etnografi adalah pentingnya (atau lebih pentingnya)
model atau rancangan dalam penelitian interpretasi, menekankan pada refleksi
kualitatif yang pada awalnya berkembang kritik dan soal-soal representasi dan narasi.
cukup pesat dalam bidang aantropologi Dalam bimbingan dan konseling,
diawal abad 20. Johnson & Christensen penelitian etnografi digunakan dalam
(2004) model etnografi adalah model penelitian konseling lintas budaya karena
penelitian kualitatif yang memiliki tujuan dalam budaya masih terdapat percikan-
mendeskripsikan karakteristik kultural yang percikan esensi seperti agama, suku,
terdapat dalam diri individu atau paradigm berpikir, komunikasi,dll. Contoh
sekelompok orang yang menjadi anggota penelitian etnografi dalam bimbingan dan
sebuah kelompok masyarakat kultural. konseling adalah: Identifikasi Kepribadian
Peneliti etnografi bertujuan untuk Konselor menurut Perpektif Etnik Jawa di
melakukan interpretasi terhadap manifestasi Kota Surakarta (Kajian Analisis Perpektif
terbuka maupun manifestasi abu-abu dari Etnografi Kritik Eric Fromm).
suatu kebudayaan. c. Studi Kasus
Alvesson dan Skoldberg (2000) Hanurawan (2012) penelitian studi
mengidenfitikasi 3 kategori tipe riset kasus adalah penelitian yang menggunakan
etnografi yaitu: (1) etnografi “berskala beragam metode dan beragam sumber data.
luas” atau “full scale ethnography”, (2) Ini berarti dalam penelitian studi kasus,
etnografi kritik terfokus atau focused pendekatan metodologi (alat pengumpul
critical ethnography, dan (3) etnografi data) yang bersifat eklektik (penggunaan
singkat dan interview atau short alat pengumpul data yang membantu tujuan
ethnographies and interviews). Mereka juga penelitian).
menyebutkan bahwa etnografi dibagi Johnson & Christensen (2004) tujuan
menjadi 2 jenis yaitu inductive ethnography penelitian studi kasus adalah deskripsi
dan interpretive ethnography. Etnografi tentang konteks dan terjadinya suatu kasus.

152
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 144-159

Selain itu fokus utama juga dapat diarahkan hubungan alamiah dari tindakan di dalam
pada pembahasan tentang tema, isu, dan alam semesta. Intersubyektifitas adalah
implikasi yang ada pada suatu kasus. Selain konsep untuk menjelaskan hubungan dan
itu fokus utama juga dapat diarahkan pada perkiraan pada kemampuan lain.
pembahasan tentang tema, isu, dan Relatedness to the wolrd merupakan bagian
implikasi yang ada pada suatu kasus. yang fundamental dari konstitusi
Dalam bimbingan dan konseling, fenomenologis.
penelitian studi kasus digunakan untuk Kesimpulannya, penelitian
meneliti gejala dan fenomena kasus yang fenomenologi merupakan varietas dari
muncul. Contoh penelitian etnografi dalam penelitian kualitatif yang berfokus pada
bimbingan dan konseling adalah: Profil aspek subyektif dari perilaku orang,
Siswa Korban Bullying (Kajian Studi Kasus memahami arti peristiwa dan kaitannya
di SMA Amarta). terhadap orang-orang yang berada dalam
d. Fenomenologi situasi tersebut.
Hanurawan (2012) menjelaskan Dalam bimbingan dan konseling,
penelitian fenomenologi berakar pada penelitian fenomenologi digunakan untuk
filsafat eksistensial yang berkembang di penghayatan yang sungguh-sungguh
negara-negara Eropa Kontinental, seperti mengenai fenomena dalami peneliti di
Prancis dan Jerman, dengan salah satu lapangan guna mendapatkan deskripsi
tokoh utamanya Edmund Husserl. Tujuan komprehensif menurut pengalaman subjek
penelitian kualitatif dengan model atau secara empiris. Contoh penelitian
rancangan fenomenologi adalah memahami fenomenologi dalam bimbingan dan
esensi (hakekat) tentang pengalaman dunia konseling adalah: Konsep Diri Siswa Autis
terdalam individu (inner world) tentang Sekolah Autis Jodipati (Kajian Analisis
suatu fenomena berdasarkan perspektif Fenomenologi Empiris).
individu itu sendiri.
Heidegger (dalam Smith, dll: 2009) Metode Pengumpulan Data
konsep fenomenologi adalah mengenai Penelitian Kualitatif dalam Bidang
Bimbingan dan Konseling
orang yang selalu tidak dapat dihapuskan Metode pengumpulan data
dari dalam konteks dunianya (person-in- merupakan unsur yang sangat penting untuk
context) dan intersubyektifitas. Keduanya menemukan dan mengeksplorasi fenomena-
juga merupakan central dalam fenomena unik di lapangan. Metode
fenomenologi. Intersubyektifitas pengumpulan data penelitian kualitatif
berhubungan dengan peranan berbagi sebagai berikut:
(shared), tumpah tindih (over-lapping) dan

153
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 144-159

a. Data Primer 2) Wawancara Kualitatif


1) Observasi Kualitatif Johnson & Christensen (2004)
Johnson & Christensen (2004) wawancara adalah metode pengumpul data
observasi kualitatif adalah observasi yang atau alat pengumpul data yang
dilakukan oleh peneliti dalam setting menunjukkan peneliti sebagai pewawancara
alamiah dengan tujuan mengeksplorasi atau mengajukan sejumlah pertanyaan pada
menggali suatu makna. Selama proses partisipan sebagai subjek yang
observasi, peneliti perlu membuat field diwawancarai. Mcleod (2003) wawancara
notes selama dan sesudah proses observasi adalah cara yang feksibel untuk
berkenaan dengan peristiwa atau fenomena mengumpulkan data penelitian yang rinci
penting yang ada dalam konteks penelitian dan pribadi. Kehadiran wawancara
dan subjek penelitian. memungkinkan terus-menerus pemantauan
Johnson & Christensen juga mengenai informasi yang dikumpulkan, dan
menjabarkan 4 tipe observasi kualitatif peneliti memeriksa apa yang dikatakan oleh
yaitu: (1) complete participant, (2) partisipan.
participant as-observer, (3) observer as- Wawancara yang digunakan dalam
participant, (4) complete observer. Lincoln penelitian kualitatif ialah in-depth interview
& Guba (1985) menjelaskan alasan yang mempunyai tujuan memperoleh
pemanfaatan observasi yaitu: (1) teknik informasi yang mendalam tentang makna
observasi didasarkan atas pengalaman subjektif, pemikiran, perasaan, sikap,
secara langsung, (2) teknik observasi perilaku, persepsi, keyakinan, motivasi, dll.
memungkinkan melihat dan mengamati diri Tohirin (2012) dalam penelitian kualitatif,
sendiri, (3) observasi memungkinkan wawancara mendalam (indepth interview)
peneliti mencatat peristiwa dalam situasi biasanya dilakukan secara tidak berstruktur.
yang berkaitan dengan pengetahuan Data yang dikumpulkan melalui wawancara
proporsional maupun pengetahuan yang umumnya adalah data verbal yang
langsung diperoleh dari data, (4) sering diperoleh melalui percakapan atau tanya
terjadi ada keraguan pada peneliti, (5) jawab. Oleh karena menulis hasil
teknik observasi memungkinkan peneliti wawancara memiliki banyak kelemahan
mampu memahami situasi-situasi yang dan akan sangat sulit menulis sambil
rumit, (6) dalam kasus-kasus tertentu melakukan wawancara serta sulit dibedakan
dimana teknik komunikasi lainnya tidak mana data deskriptif dan mana data hasil
dimungkinkan, observasi dapat menjadi alat tafsiran, maka selama melakukan
yang sangat bermanfaat. wawancara, sebaiknya menggunakan

154
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 144-159

instrumen pembantu alat perekam (tape topik pokok yang akan diungkap/digali
recorder). dalam penelitian. Pertanyaan-pertanyaan
b. Data Sekunder dalam fokus penelitian harus didukung oleh
1) Dokumen-dokumen Kualitatif alasan-alasan yang jelas. Alasan-alasan
Creswell (2009) selama penelitian, sesuai dengan sifat penelitian kualitatif
peneliti juga mengumpulkan dokumen- yang holistik, induktif, naturalistik sesuai
dokumen kualitatif. Dokumen ini bisa gejala-gejala yang diteliti. Pertanyaan-
berupa dokumen public (seperti Koran, pertanyaan tersebut diajukan setelah ada
makalah, laporan kantor) atau dokumen studi pendahuluan di lapangan yang
privat (seperti buku harian, diary, surat, merupakan bagian dari penelitian kualitatif.
email). Misalnya, contoh pertanyaan dalam fokus
2) Dokumen Resmi penelitian adalah sebagai berikut: (1)
Johnson & Christensen (2004) Bagaimanakah deskripsi karakteristik
dokumen resmi adalah segala sesuatu dalam psikis siswa inklusi di SD Autis Jodhipati?
bentuk tulisan, foto, dan rekaman elektronik (2) Bagaimanakah deskripsi karakteristik
yang diciptakan oleh institusi organisasi fisik siswa inklusi di SD Autis Jodhipati?
(majalah, koran, jurnal ilmiah, dan b. Tahap Memilih Tipe Penelitian
kurikulum sekolah). Dokumen resmi Penelitian kualitatif memiliki banyak
didalamnya termasuk materi audio visual tipe. Terkadang khalayak menggunakan
(Creswell, 2009). Data ini bisa berupa foto, penelitian kualitatif hanya sebatas
objek-objek seni, videotape, atau segala penelitian deskriptif saja tanpa menyebut
jenis suara/bunyi. dengan tegas tipe penelitian kualitatif mana
yang akan digunakan dalam penelitian. Hal
Tahap-Tahap Penelitian Kualitatif tersebut memang tidak salah tetapi belum
Dalam Bimbingan dan Konseling bisa dikatakan spesifik karena penelitian
a. Tahap Identifikasi dan Memfokuskan
Penelitian kualitatif memiliki ciri khas tersendiri yaitu
Suatu penelitian selalu berawal dari fokus dengan tipe riset yang berbeda satu
mengidentifikasi masalah dan dengan yang lainnya. Misalnya, contoh
merumuskannya dalam bentuk pertanyaan pemilihan tipe penelitian kualitatif seperti
penelitan yang penggambarannya harus penelitiannya Gumilang (2015) yang
jelas mengenai hal yang ingin diteliti oleh berjudul “Identifikasi Posisi Diri dan Sikap
calon peneliti. Dalam penelitian kualitatif, Dasar Konselor dari Teks Semar (Kajian
rumusan masalah namanya fokus penelitian Analisis Hermeneutik Gadamerian)”.
yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan
yang mengacu pada cakupan atau topic-

155
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 144-159

c. Tahap Pengumpulan data penyorotan secara tajam atau sermat,


Penelitian kualitatif lebih pengkajian, membangding-bandingkan,
mementingkan proses daripada hasil. memeriksa perbedaan dan persamaan, dan
Pengumpulan data dilakukan dengan cara menginterpretasikan pola-pola atau tema-
studi pendahuluan (studi pra-lapangan), tema yang bermakna. Kebermaknaan dalam
observasi pratisipasi, wawancara analisis data kualitatif adalah ditentukan
mendalam, wawancara terstruktur, oleh maksud dan tujuan khusus suatu
wawancara semi terstruktur, dokumentasi, proyek penelitian yang sedang dilakukan.
dll. Dalam penelitian kualitatif,
Display
pengumpulan data dapat dipilih salah daru
Data
Data
atau bisa dipilih lebih dari satu secara
Collection
kongruen. Pemilihan lebih dari satu dalam Conclusion:
penelitian kualitatif dimungkinkan karena Conclusi
drawing/ve
penelitian kualitatif merupakan penelitian Data on:
rifying
Reduction drawing
memiliki variasi metode termasuk dalam
/verifyi
hal pengumpulan data. ng
d. Tahap Analisis dan Interpretasi
Data
Miles dan Huberman (1994) secara Gambar 2. Analisis Data Kualitatif
ta
(Miles dan Huberman: 1994)
umum, terdapat tiga jalur analisis data Display

kualitatif yaitu, reduksi data, penyajian data


dan penarikan kesimpulan. Reduksi data Reduksi data sebagai proses
adalah proses pemilihan, pemusatan pemilihan, pemusatan untuk
perhatian pada penyederhanaan, penyederhanaan, pengabstrakan, dan
pengabstrakan dan transformasi data kasar transformasi data yang masih kasar dari
yang muncul dari catatan-catatan tertulis di hasil pengumpulan data dilapangan. Selama
lapangan. Penyajian data adalah kegiatan masih tahap pengumpulan data
ketika sekumpulan informasi disusun, berlangsung, peneliti melakukan reduksi
sehingga memberi kemungkinan akan selanjutnya seperti meringkas, mengkode,
adanya penarikan kesimpulan dan menemukan tema-tema dan
pengambilan tindakan. Penarikan mengelompokkan hasil sesuai dengan fokus
kesimpulan adalah dimana peneliti terus penelitian. Hal ini terus dilakukan saat
menarik kesimpulan pada saat di lapangan. penelitian, sesudah penelitian, dan tahap
Mappiare (2009) kegiatan analisis penyusunan laporan akhir penelitian. Oleh
data secara kualitatif melibatkan karena itu, reduksi data bertujuan untuk

156
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 144-159

menajamkan, menggolongkan, Dalam merefleksi, perlu kehati-hatian agar


mengarahkan, memartisi dan membuat tidak mengarang cerita yang sebetulnya
temuan di lapangan yang tidak relevan, dan tidak ada di lapangan atau mengada-ngada
mengorganisir data agar dapat direfleksi, dengan menambahkan data yang tidak
verifikasi, dan pengambilan kesimpulan penting dan tidak didukung. Selanjutnya
yang tepat sesuai dengan fokus penelitian. yaitu penarikan kesimpulan/verifikasi
Penyajian data sebagai sekumpulan dengan menggolong-golongkan ke proses
informasi yang tersusun serta memberi kategorisasi/tema sesuai fokus penelitian.
kemungkinan adanya pemaknaan,
penarikan kesimpulan (pengambilan 3. KESIMPULAN
keputusan). Peneliti memaparkan hasil Penelitian kualitatif merupakan
temuan di lapangan ibarat seperti “air yang penelitian saintifik yang objektivistik
mengalir” tanpa dikelompokkan terlebih
dan berorientasi pada metode refleksif.
dahulu. Ketika melakukan penyajian data,
Tujuan penelitian kualitatif yaitu
peneliti lebih mudah dalam memahami dan
eksplorasi data, deskripsi data, dan
nantinya mengelompokkan data dalam
eksplanasi data. Dalam bimbingan dan
tema/kategori. Dengan melakukan
penyajian data, peneliti bisa bekerja lebih
konseling, penelitian kualitatif sangat

cepat dan tepat dalam pengkodean dan mudah untuk diaplikasikan untuk
pengambilan keputusan berdasarkan fokus melihat gejala fenomenal-fenomena riil
penelitian. Penyajian data tidak terpisahkan di lapangan seperti fenomena siswa
dari analisis data penelitian kualitatif. korban bullying, fenomena siswa
Penyajian data bagian dari analisis korban broken home, dll. Tetapi
sebagaimana reduksi data juga bagian dari realitasnya, penelitian kualitatif hanya
analisis. Penyajian data dalam penelitian
sebagai penyeimbang karena para
kualitatif pada umumnya yaitu matrik,
peneliti dan praktisi bimbingan dan
grafik, bagan, dan teks naratif.
konseling cenderung memilih penelitian
Penarikan kesimpulan/verifikasi
kuantitatif. Oleh karena itu, sudah
merupakan akhir dari analisis data
saatnya penelitian kualitatif dijadikan
penelitian kualitatif. Penarikan kesimpulan
dilakukan dengan pemaknaan melalui penelitian utama karena penelitian
refleksi data. Hasil paparan data tersebut di kualitatif memiliki kekhasan yang unik
refleksikan dengan melengkapi kembali sesuai dengan perpektif peneliti.
atau menulis ulang catatan lapangan
berdasarkan kerjadian nyata di lapangan.

157
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 144-159

4. DAFTAR PUSTAKA Kirk, J & Miller, M.L. 1986. Realibility


Arifin, S. 2012. Implementasi Nilai- and Validity in Qualitative
nilai At-Tawazun dalam Research. London: SAGE
Konseling (Studi di Lembaga Publications Inc.
Pendidikan Formal Pada Pondok
Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Lincoln, Y.S & Guba, E.G. 1985.
Sukorejo). Tesis tidak diterbitkan. Naturalistic Inquiry. Beverly
Malang: Pascasarjana UM. Hills, California: SAGE
Publications Inc.
Alvesson, M & Skoldberg, K. 2000.
Reflexive Methodology: New McLeod, J. 2003. Doing Counseling
Vistas For Qualitative Research. Research. 2nd Edition. Thousand
London: SAGE Publications Inc. Oaks, California: SAGE
Publication Inc.
Creswell, J.W. 2009. Research Design:
Qualitative, Quantitative, and Mappiare, A. 2009. Dasar-dasar
Mixed Methods Approaches. 3rd Metodologi Riset Kualitatif untuk
Edition. Thousand Oaks Ilmu Sosial dan Profesi. Malang:
California: SAGE Publications. Jenggala Pustaka Utama Bersama
Fakultas Ilmu Pendidikan
Denzim, N.K & Lincoln, Y.S. (Eds). Universitas Negeri Malang.
1994. Handbook of Qualitative
Research. Thousand Oaks, C.A.: Mappiare, A. 2013. Tipe-tipe Metode
SAGE Publications Inc. Riset Kualitatif Untuk Eksplanasi
Sosial Budaya dan Bimbingan
Gumilang, G.S. 2015. Identifikasi Konseling. Malang: Elang Emas
Posisi Diri dan Sikap Dasar (Anggota IKAPI
Konselor dari Teks Semar (Kajian No:119/JTI/2010) bersama Prodi
Analisis Hermeneutik Bimbingan dan Konseling.
Gadamerian). Tesis tidak
diterbitkan. Malang: Pascasarjana Miles, M.B & Huberman, A.M. 1994.
UM. Qualitative Data Analysis: An
Expanded Sourcebook. Thousand
Hanurawan, F. 2012. Metode Penelitian Oaks, C.A.: SAGE Publications
Kualitatif dalam Ilmu Psikologi. Inc.
Surabaya: Komisi Peningkatan
Kinerja Masyarakat (KPKM) Palmer, R.E. I969. Hermeneutics.
Universitas Airlangga. Evanston: Northwestern
University Press.
Johnson, B & Chirstensen, L. 2004.
Educational Research Prafitralia, A. 2015. Nilai-nilai Pribadi
Quantitative, Qualitative, and Ideal Konseli dalam Serat
Mixed Approaches. Boston: Wulangreh.Tesis tidak
Pearson diterbitkan. Malang: Pascasarjana
UM.
.

158
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No. 2, Agustus 2016 Hlm. 144-159

Smith, J.A. (Ed.). 2009. Psikologi


kualitatif: Panduan praktis
metode riset. Terjemahan dari
Qualitative Psychology A
Practical Guide to Research
Method. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Tohirin. 2012. Metode Penelitian


Kualitatif Dalam Pendidikan dan
Bimbingan Konseling. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.

Zubaidah. 2014. Telaah Nilai-Nilai


Pepatah Petitih Minangkabau dan
Kontribusinya Dalam Pelaksanaan
Konseling. Tesis tidak diterbitkan.
Malang: Pascasarjana UM.

159
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai