Cpob Minuman (Risna 17340079 Dan Dian 17340069)
Cpob Minuman (Risna 17340079 Dan Dian 17340069)
PENDAHULUAN
1
I.B Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara memproduksi minuman yang baik ?
2. Bagaimana alur bahan baku yang baik ?
3. Bagaimana alur produksi minuman padat yang baik?
4. Bagaimana alur produksi minuman setengah padat yang baik ?
5. Bagaimana alur produksi minuman cair yang baik ?
I.C Tujuan
1. Untuk memahami cara memproduksi minuman yang baik.
2. Untuk memahami alur bahan baku yang baik.
3. Untuk memahami alur produksi minuman padat yang baik.
4. Untuk memahami alur produksi minuman setengah padat yang baik.
5. Untuk memahami alur produski minuman cair yang baik.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.A Minuman
II.A.1 Definisi
3
f. Es buah, yaitu es sirup yang diisi dengan beberapa macam buah yang
dipotongpotong kecil dan ditambah es.
g. Es krim yang terbuat dari susu, gula, telur, dan bahan tambahan seperti
buah-buahan.
h. Es puter, adalah mirip dengan es krim. Bedanya kalau es krim
menggunakan susu.
i. Es teller yaitu es yang diisi dengan berbagai macam bahan, seperti
nangka masak,kelapa muda, tape dan alpukat.
j. Minuman ringan (Soft drinks), yaitu minuman yang tidak mengandung
alkohol,hanya mengandung gula, atau soda. Misalnya merek Cola-
cola, Sprite, Fanta danjuga minuman berenergi yang salah satunya
adalah Minuman Isotonik.
4
11. Pengawasan Oleh Penanggungjawab;
12. Penarikan Produk;
13. Pencatatan dan Dokumentasi;
14. Pelatihan Karyawan (BPOM, 2012)
5
(ii) seharusnya mudah dipelihara dan dibersihkan ataudidesinfeksi,
serta meliputi: lantai, dinding atau pemisahruangan, atap dan
langit-langit, pintu, jendela, lubang anginatau ventilasi dan
permukaan tempat kerja serta penggunaanbahan gelas, dengan
persyaratan
2) Lantai
(a) Lantai sebaiknya dibuat dari bahan kedap air, rata, halus tetapitidak
licin, kuat, memudahkan pembuangan atau pengaliran air,air tidak
tergenang, memudahkan pembuangan atau pengaliranair, air tidak
tergenang
(b) Lantai seharusnya selalu dalam keadaan bersih dari debu, lendir,dan
kotoran lainnya serta mudah dibersihkan
3) Dinding atau Pemisah Ruangan
(a) Dinding atau pemisah ruangan sebaiknya (3) dibuat dari bahankedap
air, rata, halus, berwarna terang, tahan lama, tidak mudahmengelupas, dan
kuat,
(b) Dinding atau pemisah ruangan seharusnya selalu dalam keadaanbersih
dari debu, lendir, dan kotoran lainnya
(c) Dinding atau pemisah ruangan seharusnya mudah dibersihkan.
4) Langit-langit
(a) Langit-langit sebaiknya dibuat dari bahan yang tahan lama,tahan
terhadap air, tidak mudah bocor, tidak mudah terkelupasatau terkikis,
(b) Permukaan langit-langit sebaiknya rata, berwarna terang danjika di
ruang produksi menggunakan atau menimbulkan uap airsebaiknya terbuat
dari bahan yang tidak menyerap air dandilapisi cat tahan panas,
(c) Konstruksi langit-langit sebaiknya didisain dengan baik
untukmencegah penumpukan debu, pertumbuhan jamur,pengelupasan,
bersarangnya hama, memperkeil terjadinyakondensasi,
(d) Langit-langit seharusnya selalu dalam keadaan bersih dari debu,sarang
labah-labah.
5) Pintu Ruangan
6
(a) Pintu sebaiknya dibuat dari bahan tahan lama, kuat, tidak mudahpecah
atau rusak, rata, halus, berwarna terang,
(b) Pintu seharusnya dilengkapi dengan pintu kasa yang dapatdilepas
untuk memudahkan pembersihan dan perawatan.
(c) Pintu ruangan produksi seharusnya didisain membuka ke luar/ ke
samping sehingga debu atau kotoran dari luar tidak terbawamasuk melalui
udara ke dalam ruangan pengolahan.
(d) Pintu ruangan, termasuk pintu kasa dan tirai udara seharusnyamudah
ditutup dengan baik dan selalu dalam keadaan tertutup.
6) Jendela
(a) Jendela sebaiknya dibuat dari bahan tahan lama, kuat, tidakmudah
pecah atau rusak,
(b) Permukaan jendela sebaiknya rata, halus, berwarna terang, danmudah
dibersihkan.
(c) Jendela seharusnya dilengkapi dengan kasa pencegah
masuknyaserangga yang dapat dilepas untuk memudahkan
pembersihandan perawatan.
(d) Konstruksi jendela seharusnya didisain dengan baik untukmencegah
penumpukan debu.
7) Lubang Angin atau Ventilasi
(a) Lubang angin atau ventilasi seharusnya cukup sehingga udara segar
selalu mengalir di ruang produksi dan dapat menghilagkanuap, gas, asap,
bau dan panas yang timbul selama pengolahan,
(b) Lubang angin atau ventilasi seharusnya selalu dalam keadaanbersih,
tidak berdebu, dan tidak dipenuhi sarang labah-labah,
(c) lubang angin atau ventilasi seharusnya dilengkapi dengan kasauntuk
mencegah masuknya serangga dan mengurangi masuknyakotoran,
(d) Kasa pada lubang angin atau ventilasi seharusnya mudahdilepas untuk
memudahkan pembersihan dan perawatan.
8) Permukaan tempat kerja
7
(a) Permukaan tempat kerja yang kontak langsung dengan bahanpangan
harus dalam kondisi baik, tahan lama, mudah dipelihara,dibersihkan dan
disanitasi;
(b) Permukaan tempat kerja harus dibuat dari bahan yang tidakmenyerap
air, permukaannya halus dan tidak bereaksi denganbahan pangan, detergen
dan desinfektan.
9) Penggunaan Bahan Gelas (Glass)
Pimpinan atau pemilik seharusnya mempunyai kebijakanpenggunaan
bahan gelas yang bertujuan mencegah kontaminasibahaya fisik terhadap
produk pangan jika terjadi pecahan gelas.
b. Fasilitas
1) Kelengkapan Ruang Produksi
(a) Ruang produksi sebaiknya cukup terang sehingga karyawandapat
mengerjakan tugasnya dengan teliti.
(b) Di ruang produksi seharusnya ada tempat untuk mencuci tanganyang
selalu dalam keadaan bersih serta dilengkapi dengan sabundan
pengeringnya.
2) Tempat Penyimpanan
(a) Tempat penyimpanan bahan pangan termasuk bumbu dan
bahantambahan pangan (BTP) harus terpisah dengan produk akhir.
(b) Tempat penyimpanan khusus harus tersedia untuk menyimpanbahan-
bahan bukan untuk pangan seperti bahan pencuci,pelumas, dan oli.
(c) Tempat penyimpanan harus mudah dibersihkan dan bebas darihama
seperti serangga, binatang pengerat seperti tikus, burung,atau mikroba dan
ada sirkulasi udara.
8
a. Persyaratan Bahan Peralatan Produksi
1) Peralatan produksi sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat, tahanlama,
tidak beracun, mudah dipindahkan atau dibongkar pasangsehingga mudah
dibersihkan dan dipelihara serta memudahkanpemantauan dan
pengendalian hama.
2) Permukaan yang kontak langsung dengan pangan harus halus,
tidakbercelah atau berlubang, tidak mengelupas, tidak berkarat dan
tidakmenyerap air.
3) Peralatan harus tidak menimbulkan pencemaran terhadap produkpangan
oleh jasad renik, bahan logam yang terlepas dari mesin /peralatan, minyak
pelumas, bahan bakar dan bahan- bahan lain yangmenimbulkan bahaya;
termasuk bahan kontak pangan /zat kontakpangan dar kemasan pangan ke
dalam pangan yang menimbulkanbahaya;
b. Tata Letak Peralatan Produksi
Peralatan produksi sebaiknya diletakkan sesuai dengan urutan prosesnya
sehingga memudahkan bekerja secara higiene, memudahkan pembersihan
danperawatan serta mencegah kontaminasi silang.
c. Pengawasan dan Pemantauan Peralatan Produksi
Semua peralatan seharusnya dipelihara, diperiksa dan dipantau agar
berfungsidengan baik dan selalu dalam keadaan bersih
d. Bahan perlengkapan dan alat ukur/timbang
1. Bahan perlengkapan peralatan yang terbuat dari kayu
seharusnyadipastikan cara pembersihannya yang dapat menjamin
sanitasi;
2. Alat ukur/timbang seharusnya dipastikan keakuratannya, terutamaalat
ukur/timbang bahan tambahan pangan (BTP)
9
dalamjumlah yang cukup memenuhi seluruh kebutuhan proses produksi (BPOM,
2012).
10
(b) Diberi tanda peringatan bahwa setiap karyawan harus mencucitangan
dengan sabun sesudah menggunakan toilet;
(c) Terjaga dalam keadaan bersih dan tertutup;
(d) Mempunyai pintu yang membuka ke arah luar ruang produksi
5) Sarana pembuangan air dan limbah
(a) Sistem pembuangan limbah seharusnya didesain dandikonstruksi
sehingga dapat mencegah resiko pencemaranpangan dan air bersih;
(b) Sampah harus segera dibuang ke tempat sampah untukmencegah agar
tidak menjadi tempat berkumpulnya hamabinatang pengerat, serangga atau
binatang lainnya sehinggatidak mencemari pangan maupun sumber air.
(c) Tempat sampah harus terbuat dari bahan yang kuat dan tertutuprapat
untuk menghindari terjadinya tumpahan sampah yangdapat mencemari
pangan maupun sumber air.
b. Kegiatan Higiene dan Sanitasi
1) Pembersihan/pencucian dapat dilakukan secara fisik seperti dengansikat
atau secara kimia seperti dengan sabun / deterjen ataugabungan keduanya.
2) Jika diperlukan, penyucihamaan sebaiknya dilakukan
denganmenggunakan kaporit sesuai petunjuk yang dianjurkan.
3) Kegiatan pembersihan / pencucian dan penyuci hamaan peralatanproduksi
seharusnya dilakukan secara rutin.
4) Sebaiknya ada karyawan yang bertanggung jawab terhadapkegiatan
pembersihan / pencucian dan penyucihamaan
11
2) Jika menunjukkan gejala atau menderita penyakit menular,misalnya sakit
kuning (virus hepatitis A), diare, sakit perut, muntah,demam, sakit
tenggorokan, sakit kulit (gatal, kudis, luka, dan lain-lain), keluarnya cairan
dari telinga (congek), sakit mata (belekan),dan atau pilek tidak
diperkenankan masuk ke ruang produksi.
b. Kebersihan Karyawan
1) Karyawan harus selalu menjaga kebersihan badannya.
2) Karyawan yang menangani pangan seharusnya mengenakanpakaian kerja
yang bersih. Pakaian kerja dapat berupa celemek,penutup kepala, sarung
tangan, masker dan / atau sepatu kerja.
3) Karyawan yang menangani pangan harus menutup luka di anggotatubuh
dengan perban khusus luka.
4) Karyawan harus selalu mencuci tangan dengan sabun sebelummemulai
kegiatan mengolah pangan, sesudah menangani bahanmentah, atau bahan /
alat yang kotor, dan sesudah ke luar dari toilet jamban;
c. Kebiasaan Karyawan
1) Karyawan yang bekerja sebaiknya tidak makan dan minum,merokok,
meludah, bersin atau batuk ke arah pangan ataumelakukan tindakan lain di
tempat produksi yang dapatmengakibatkan pencemaran produk pangan.
2) Karyawan di bagian pangan sebaiknya tidak mengenakan perhiasanseperti
giwang / anting, cincin, gelang, kalung, arloji / jam tangan,bros dan peniti
atau benda lainnya yang dapat membahayakankeamanan pangan yang
diolah.
12
2) Peralatan produksi harus dibersihkan secara teratur untukmenghilangkan
sisa-sisa pangan dan kotoran
3) Bahan kimia pencuci sebaiknya ditangani dan digunakan sesuaiprosedur
dan disimpan di dalam wadah yang berlabel untukmenghindari
pencemaran terhadap bahan baku dan produk pangan;
b. Prosedur Pembersihan dan Sanitasi
Prosedur Pembersihan dan Sanitasi sebaiknya dilakukan dengan
menggunakan proses fisik (penyikatan, penyemprotan dengan air
bertekananatau penghisap vakum), proses kimia (sabun atau deterjen) atau
gabunganproses fisik dan kima untuk menghilangkan kotoran dan lapisan
jasad renik darilingkungan, bangunan, peralatan
c. Program Higiene dan Sanitasi
1) Program Higiene dan Sanitasi seharusnya menjamin semua bagiandari
tempat produksi telah bersih, termasuk pencucian alat-alatpembersih;
2) Program Higiene dan Sanitasi seharusnya dilakukan secara berkalaserta
dipantau ketepatan dan keefektifannya dan jika perludilakukan pencatatan;
d. Program Pengendalian Hama
1) Hama (binatang pengerat, serangga, unggas dan lain-lain)merupakan
pembawa cemaran biologis yang dapat menurunkanmutu dan keamanan
pangan. Kegiatan pengendalian hamadilakukan untuk mengurangi
kemungkinan masuknya hama keruang produksi yang akan mencemari
pangan.
2) Mencegah masuknya hama
(a) Lubang-lubang dan selokan yang memungkinkan masuknyahama harus
selalu dalam keadaan tertutup.
(b) Jendela, pintu dan lubang ventilasi harus dilapisi dengan kawatkasa
untuk menghindari masuknya hama
(c) Hewan peliharaan seperti anjing, kucing, domba, ayam dan lain-lain
tidak boleh berkeliaran di sekitar dan di dalam ruangproduksi.
(d) Bahan pangan tidak boleh tercecer karena dapat mengundangmasuknya
hama.
3) Mencegah timbulnya sarang hama di dalam ruang produksi
13
(a) Pangan seharusnya disimpan dengan baik, tidak langsungbersentuhan
dengan lantai, dinding dan langit-langit
(b) Ruang produksi harus dalam keadaan bersih
(c) Tempat sampah harus dalam keadaan tertutup dan dari bahanyang
tahan lama
(d) Seharusnya memeriksa lingkungan dan ruang produksinya
darikemungkinan timbulnya sarang hama.
(e) Pemberantasan Hama
Sarang hama seharusnya segera dimusnahkan
Hama harus diberantas dengan cara yang tidak mempengaruhi
mutudan keamanan pangan.
Pemberantasan hama dapat dilakukan secara fisik seperti
denganperangkap tikus atau secara kimia seperti dengan racun
tikus.
(f)Penanganan Sampah
Penanganan dan pembuangan sampah dilakukan dengan cara yang tepat
dan cepat, sampah seharusnya tidak dibiarkan menumpuk di lingkungan
dan ruang produksi, segera ditangani dan dibuang
4) Perlakuan dengan bahan kimia harus dilakukan denganpertimbangan tidak
mencemari pangan.
II.B.8 Penyimpanan
Penyimpanan bahan yang digunakan dalam proses produksi (bahan
baku,bahan penolong, BTP) dan produk akhir dilakukan dengan baik sehingga
tidakmengakibatkan penurunan mutu dan keamanan pangan (BPOM, 2012).
a. Penyimpanan Bahan dan Produk Akhir
1) Bahan dan produk akhir harus disimpan terpisah dalam ruanganyang
bersih, sesuai dengan suhu penyimpanan, bebas hama,penerangannya
cukup
2) Penyimpanan bahan baku tidak boleh menyentuh lantai, menempelke
dinding maupun langit-langit
14
3) Penyimpanan bahan dan produk akhir harus diberi tanda danmenggunakan
sistem First In First Out (FIFO) dan sistem FirstExpired First Out (FEFO),
yaitu bahan yang lebih dahulu masukdan / atau memilki tanggal
kedaluwarsa lebih awal harus digunakanterlebih dahulu dan produk akhir
yang lebih dahulu diproduksiharus digunakan / diedarkan terlebih dahulu.
4) Bahan-bahan yang mudah menyerap air harus disimpan di tempatkering,
misalnya garam, gula, dan rempah-rempah bubuk
b. Penyimpanan Bahan Berbahaya
Bahan berbahaya seperti sabun pembersih, bahan sanitasi, racunserangga,
umpan tikus, dll harus disimpan dalam ruang tersendiri dan diawasiagar
tidak mencemari pangan
c. Penyimpanan Wadah dan Pengemas
1) Penyimpanan wadah dan pengemas harus rapih, di tempat bersihdan
terlindung agar saat digunakan tidak mencemari produkpangan.
2) Bahan pengemas harus disimpan terpisah dari bahan baku danproduk
akhir.
d. Penyimpanan Label Pangan
1) Label pangan seharusnya disimpan secara rapih dan teratur agartidak
terjadi kesalahan dalam penggunaannya dan tidak mencemariproduk
pangan.
2) Label pangan harus disimpan di tempat yang bersih dan jauh
daripencemaran.
e. Penyimpanan Peralatan Produksi
Penyimpanan mesin / peralatan produksi yang telah dibersihkan
tetapibelum digunakan harus di tempat bersih dan dalam kondisi baik,
sebaiknyapermukaan peralatan menghadap ke bawah, supaya terlindung
dari debu,kotoran atau pencemaran lainnya.
15
II.B.9 Pengendalian Proses
Untuk menghasilkan produk yang bermutu dan aman, proses produksi
harusdikendalikan dengan benar (BPOM, 2012). Pengendalian proses produksi
panganindustri rumah tangga pangan dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. Penetapan spesifikasi bahan;
b. Penetapan komposisi dan formulasi bahan;
c. Penetapan cara produksi yang baku;
d. Penetapan jenis, ukuran, dan spesifikasi kemasan
e. Penetapan keterangan lengkap tentang produk yang akan dihasilkan
termasuknama produk, tanggal produksi, tanggal kadaluwarsa.
a. Penetapan Spesifikasi Bahan
1) Persyaratan Bahan
(a)Bahan yang dimaksud mencakup bahan baku, bahantambahan, bahan
penolong termasuk air dan bahantambahan pangan (BTP)
(b)Harus menerima dan menggunakan bahan yang tidakrusak, tidak busuk,
tidak mengandung bahan-bahanberbahaya, tidak merugikan atau
membahayakankesehatan dan memenuhi standar mutu
ataupersyaratanyang ditetapkan
(c) Harus menentukan jenis, jumlah dan spesifikasi bahanuntuk
memproduksi pangan yang akan dihasilkan.
(d) Tidak menerima dan menggunakan bahan pangan yangrusak.
(e) Jika menggunakan bahan tambahan pangan (BTP),harus menggunakan
BTP yang diizinkan sesuai batasmaksimum penggunaannya.
(f) Penggunaan BTP yang standar mutu danpersyaratannya belum
ditetapkan harus memiliki izindari Badan Pengawas Obat dan Makanan
RepublikIndonesia (Badan POM RI)
(g) Bahan yang digunakan seharusnya dituangkan dalambentuk formula
dasar yang menyebutkan jenis danpersyaratan mutu bahan;
(h) Tidak menggunakan Bahan Berbahaya yang dilaranguntuk pangan
2) Persyaratan Air
16
(a) Air yang merupakan bagian dari pangan seharusnyamemenuhi
persyaratan air minum atau air bersih sesuaiperaturan perundangundangan;
(b) Air yang digunakan untuk mencuci / kontak langsungdengan bahan
pangan, seharusnya memenuhipersyaratan air bersih sesuai peraturan
perundang-undangan;
(c) Air, es dan uap panas (steam) harus dijaga jangansampai tercemar oleh
bahan-bahan dari luar;
(d) Uap panas (steam) yang kontak langsung denganbahan pangan atau
mesin / peralatan harus tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya
bagikeamanan pangan; dan
(e) Air yang digunakan berkali-kali (resirkulasi)seharusnya dilakukan
penanganan dan pemeliharaanagar tetap aman terhadap pangan yang
diolah.
b. Penetapan komposisi dan formulasi bahan
1) Harus menentukan komposisi bahan yang digunakan danformula untuk
memproduksi jenis pangan yang akandihasilkan.
2) Harus mencatat dan menggunakan komposisi yang telahditentukan secara
baku setiap saat secara konsisten.
3) Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang digunakan harusdiukur atau
ditimbang dengan alat ukur atau alat timbangyang akurat.
c. Penetapan Cara Produksi yang Baku
1) Seharusnya menentukan proses produksi pangan yangbaku,
2) Seharusnya membuat bagan alir atau urut-urutan prosessecara jelas,
3) Seharusnya menentukan kondisi baku dari setiap tahapproses produksi,
seperti misalnya berapa menit lamapengadukan, berapa suhu pemanasan
dan berapa lamabahan dipanaskan,
4) seharusnya menggunakan bagan alir produksi pangan yangsudah baku ini
sebagai acuan dalam kegiatan produksisehari- hari.
d. Penetapan Jenis, Ukuran dan Spesifikasi Kemasan
Penggunaan pengemas yang sesuai dan memenuhi persyaratanakan
mempertahankan keamanan dan mutu pangan yang dikemas
17
sertamelindungi produk terhadap pengaruh dari luar seperti: sinar
matahari,panas, kelembaban, kotoran, benturan dan lain-lain.
1) Seharusnya menggunakan bahan kemasan yang sesuaiuntuk pangan,
sesuai peraturan perundang-undangan;
2) Desain dan bahan kemasan seharusnya memberikanperlindungan terhadap
produk dalam memperkecilkontaminasi, mencegah kerusakan dan
memungkinkanpelabelan yang baik;
3) Kemasan yang dipakai kembali seperti botol minumanharus kuat, mudah
dibersihkan dan didesinfeksi jikadiperlukan, serta tidak digunakan untuk
mengemas produknon-pangan.
e. Penetapan Keterangan Lengkap Tentang Produk yang akandihasilkan
1) Seharusnya menentukan karakteristik produk panganyang dihasilkan
2) Harus menentukan tanggal kedaluwarsa.
3) Harus mencatat tanggal produksi.
4) Dapat menentukan kode produksi. Kode produksi diperlukanuntuk
penarikan produk, jika diperlukan.
18
g. Nomor Pangan.
Label pangan tidak boleh mencantumkan klaim kesehatan atau klaim gizi.
19
II.B.12 Penarikan Produk
Penarikan produk pangan adalah tindakan menghentikan peredaran pangan
karena diduga sebagai penyebab timbulnya penyakit/keracunan pangan atau
karenatidak memenuhi persyaratan/ peraturan perundang-undangan di bidang
pangan(BPOM, 2012).
Tujuannya adalah mencegah timbulnya korban yang lebih banyak
karenamengkonsumsi pangan yang membahayakan kesehatan dan/ atau
melindungi
masyarakat dari produk pangan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan
pangan(BPOM, 2012).
a. Pemilik harus menarik produk pangan dari peredaran jika
didugamenimbulkan penyakit / keracunan pangan dan / atau tidak
memenuhipersayaratan peraturan perundang-undangan di bidang pangan.
b. Pemilik harus menghentikan produksinya sampai masalah terkait diatasi.
c. Produk lain yang dihasilkan pada kondisi yang sama dengan
produkpenyebab bahaya seharusnya ditarik dari peredaran / pasaran
d. Pemilik seharusnya melaporkan penarikan produknya, khususnya
yangterkait dengan keamanan pangan ke Pemerintah Kabupaten /
Kotasetempat dengan tembusan kepada Balai Besar/ Balai Pengawas Obat
dan Makanan setempat.
e. Pangan yang terbukti berbahaya bagi konsumen harus
dimusnahkandengan disaksikan oleh DFI.
f. Penanggung jawab dapat mempersiapkan prosedur penarikan
produkpangan.
20
1) Penerimaan bahan baku, bahan tambahan pangan (BTP), danbahan
penolong sekurang-kurangnya memuat nama bahan, jumlah,tanggal
pembelian, nama dan alamat pemasok
2) Produk akhir sekurang-kurangnya memuat nama jenis produk,tanggal
produksi, kode produksi, jumlah produksi dan tempatdistribusi /
penjualan
3) Penyimpanan, pembersihan dan sanitasi, pengendalian hama,kesehatan
karyawan, pelatihan, distribusi dan penarikan produk danlainnya yang
dianggap penting
b. Catatan dan dokumen dapat disimpan selama 2 (dua) kali umur
simpanproduk pangan yang dihasilkan.
c. Catatan dan dokumen yang ada sebaiknya dijaga agar tetap akurat
danmutakhir.
21
2. Bagian pembelian menerima SPH dari pemasok lalu membuat
permintaandaftar barang yang dikirim ke bagian gudang.
3. Bagian gudang menerima permintaan daftar barang lalu membuat daftar
barangyang ada dan dikirimkan ke bagian pembelian.
4. Bagian pembelian menerima daftar barang yang ada lalu memutuskan
apakahakan memesan atau tidak. Jika tidak akan memesan maka berakhir,
tetapi jukamau memesan maka bagian pembelian akan membuat
SPP(Surat PermintaanPembelian) yang dikirim ke pemimpin
5. Pemimpin setelah menerima SPP dari bagian pembelian, jika
menyetujuinyaakan mengacc SPP. SPP yang telah diacc dikirim ke bagian
pembelian. Bagianpembelian setelah menerima SPP yang telah diacc akan
membuat SOP (SuratOrder Pembelian) rangkap 4. SOP lembar 1 akan
dikirimkan kepada supplier,SOP lembar kedua akan dikirimkan ke bagian
gudang, SOP lembar ketiga akandikirimkan ke bagian keuangan dan SOP
lembar keempat akan disimpansebagai arsip.
6. Supplier menerima SOP dari bagian pembelian. Setelah itu supplier
membuatfaktur, lalu mengirimkan faktur beserta barang yang dibeli
kepada bagianpembelian.
7. Bagian pembelian menerima barang dan faktur dari supplier.
8. Setelah itu bagian pembelian mengirimkan barang beserta faktur kepada
bagiangudang. Bagian gudang menerima barang dan faktur dari bagian
pembelian.Bagian gudang membuat laporan penerimaan barang rangkap 2
berdasarkanbarang dan SOP. Laporan penerimaan barang lembar 1
disimpan sebagai arsip,sedangkan lembar kedua dikirim ke bagian
keuangan beserta faktur.
9. Bagian keuangan melakukan pembayaran berdasarkan atas SOP,
laporanpenerimaan barang dan faktur. Pembayaran tersebut dikirim ke
supplier.
10. Supplier setelah menerima pembayaran membuat faktur lunas yang
dikirimkanke bagian keuangan. Bagian keuangan menerima faktur lunas
dan berdasarkanfaktur lunas tersebut bagian keuangan membuat laporan
22
pembelian tunairangkap 2, lembar pertama disimpan sebagai arsip dan
lembar kedua dikirimkanke pemimpin.
23
pemasok (retur). Bahan bakuyang ditolak diberi label merah dan ditempel
diatas label karantina.
9. Bahan baku akan diperiksa ulang 1 tahun sekali maksimal 12 hari sebelum
jatuh tempo bagian penyimpanan bahan baku harus mengajukan surat
permohonanpemeriksaan ke laboratorium QC. Selam pemeriksaan ulang
berlangsung,status bahan baku adalah karantina (label kuning).
10. Untuk bahan baku maupun bahan jadi yang diimpor dari manufacturing
asinglangsung dilakukan pemeriksaan QC. Jika bahan baku ditolak, maka
barangbisa dikembalikan, tergantung negosiasi manager impor.
24
BAB III
PEMBAHASAN
Prinsip dasar GMP adalah mutu dan keamanan produk tidak dapat
1. Lokasi
Untuk menetapkan letak pabrik/tempat produksi perlu mempertimbangkan
lokasi dan keadaan lingkungan yang bebas dari sumber pencemaran.
2. Bangunan
Bangunan dan ruangan dibuat berdasarkan perencanaan yang
memenuhi persyaratan teknik dan higiene.
Mudah dibersihkan, mudah dilakukan kegiatan sanitasi, mudah
dipelihara.
Perhatikan desain dan tata letak; Struktur ruangan (lantai, dinding, atap
dan langit-langit, pintu, jendela dan ventilasi, permukaan tempat kerja
dan penggunaan bahan gelas).
3. Fasilitas Sanitasi
Fasilitas sanitasi pada bangunan pabrik/tempat produksi dibuat
berdasarkan perencanaan yang memenuhi persyaratan teknik dan
higiene.
Perhatikan sarana penyediaan air; sarana pembuangan air dan limbah;
sarana pembersihan/pencucian; sarana toilet; sarana higiene karyawan.
4. Mesin/Peralatan
Mesin/peralatan yang kontak langsung dengan bahan pangan olahan
didesain, dikonstruksi dan diletakkan sehingga menjamin mutu dan
keamanan produk
Perhatikan persyaratan dan tata letak mesin/peralatan; pengawasan dan
pemantauan mesin/peralatan dan bahan perlengkapan serta alat ukur
25
5. Bahan
Bahan yang dimaksud adalah bahan baku, bahan tambahan, bahan
penolong, air, dan BTP
Perhatikan persyaratan bahan dan air
6. Pengawasan Proses
Untuk mengurangi terjadinya produk yang tidak memenuhi syarat
mutu dan keamanan, perlu tindakan pencegahan melalui pengawasan
proses
7. Produk Akhir
Diperlukan spesifikasi produk akhir
Perhatikan persyaratan produk akhir
8. Laboratorium
Adanya laboratorium memudahkan industri mengetahui secara cepat
mutu bahan dan produk
Perhatikan kepemilikan laboratorium; cara berlaboratorium yang baik
(GLP)
9. Karyawan
Higiene dan kesehatan karyawan yang baik akan memberikan jaminan
tidak mencemari produk
Perhatikan persyaratan karyawan; pakaian pelindung; penanggung
jawab pengawasan keamanan pangan
10. Pengemas
Penggunaan pengemas yang memenuhi syarat akan mempertahankan
mutu dan melindungi produk terhadap pengaruh dari luar
Perhatikan persyaratan kemasan
11. Label dan Keterangan Produk
Kemasan diberi label yang jelas dan informatif untuk memudahkan
konsumen mengambil keputusan.
Perhatikan label produk; label pangan olahan agar dapat dibedakan
satu sama lain.
12. Penyimpanan
26
Penyimpanan bahan dan produk akhir dilakukan dengan baik agar
tetap aman dan bermutu.
Perhatikan cara penyimpanan; penyimpanan bahan dan produk akhir;
penyipanan bahan berbahaya; penyimpanan wadah dan pengemas;
penyimpanan label; penyimpanan mesin/peralatan produksi.
13. Pemeliharaan dan Program Sanitasi
Pemeliharaan dan program sanitasi terhadap fasilitas produksi
dilakukan secara berkala untuk menghindari kontaminasi silang
Perhatikan pemeliharaan dan pembersihan; prosedur pembersihan dan
sanitasi; program pembersihan; program pengendalian hama;
penanganan limbah.
14. Pengangkutan
Pengangkutan produk akhir membutuhkan pengawasan untuk
menghindari kesalahan yang mengakibatkan kerusakan dan penurunan
mutu.
Perhatikan persyaratan wadah dan alat pengangkutan; pemeliharaan
wadah dan alat pengangkutan.
15. Dokumentasi dan Pencatatan
Perusahaan yang baik melakukan dokumentasi dan pencatatan
mengenai proses produksi dan distribusi
Perhatikan dokumentasi/catatan yang diperlukan
16. Pelatihan
Pelatihan dan pembinaan merupakan hal yang penting dalam
melaksanakan sistem higiene
Kurangnya pelatihan dan pembinaan terhadap karyawan merupakan
ancaman terhadap mutu dan keamanan produk
Pembina dan pengawas harus mempunyai pengetahuan mengenai
prinsip-prinsip dan praktek higiene pangan
Perhatikan program pelatihan (dasar higiene; faktor penyebab
penurunan mutu dan tidak aman; faktor penyebab penyakit dan
keracunan; CPMB; prinsip dasar pembersihan dan sanitasi;
penanganan bahan dan pembersih).
27
17. Penarikan Produk
Penarikan produk merupakan tindakan menarik produk dari peredaran
Penarikan dilakukan apabila produk diduga penyebab timbulnya
penyakit/keracunan
Perhatikan tindakan penarikan produk
18. Pelaksanaan Pengolahan
Perusahaan seharusnya mendokumentasikan pengoperasian program
CPMB
Manajemen perusahaan harus bertanggung jawab atas sumber daya
untuk menjamin penerapan CPMB
Karyawan sesuai fungsi dan tugasnya harus bertanggung jawab atas
pelaksanaan CPMB
baku produk dan bahan baku kemasan. Bahan baku produk yaitu gula pasir
dan premix. Premix adalah campuran dari bahan baku minor yang mempunyai
komposisi <2% dari jumlah formula total. Premix terdiri dari sebagian kecil
gula pasir, asam sitrat, serbuk teh instan, gum arab, serbuk flavor lemon, dan
aluminium foil, kemasan sekunder berupa kardus karton, dan adhesive tape.
a. Gula pasir
Gula pasir yang digunakan adalah gula pasir rafinasi yang memiliki warna
lebih putih dibandingkan dengan gula biasa. Fungsi gula pasir pada
minuman teh serbuk adalah sebagai pemberi rasa manis dan pemberi
28
b. Asam sitrat
Asam sitrat umum digunakan sebagai pemberi cita rasa asam (pengasam)
pada produk minuman. Selain itu, asam sitrat juga memberikan efek
Teh yang digunakan adalah konsentrat berupa serbuk. Serbuk teh ini
d. Gum Arab
Gum arab berasal dari cairan atau getah yang menetes dari batang tanaman
yang biasanya berkayu keras. Gum arab termasuk hidrokoloid yaitu suatu
polimer yang larut dalam air. Gum ini mampu membentuk koloid sehingga
e. Flavor lemon
pada produk. Selain itu, penambahan asam askorbat juga memberikan cita
Formulasi Produk
Komposisi Premix
29
Serbuk ekstrak teh : 17-19%
Vitamin C : 2-3%
Premix : 9-10%
high acid tolerance dan bisa direkayasa genetika untuk menghasilkan D-(-)
hidup. Susu bubuk skim, Skimmed milk atau susu skim. Disebut juga susu
padat atau bebas lemak. Susu skim merupakan produk samping dari
pemisahan butterfat (lemak mentega) dari susu utuh atau susu full cream,
sehingga bebas lemak. Dalam bentuk bubuk, susu ini membuang kadar
airnya sekitar 91%. Sukrosa dan glukosa, Sukrosa atau glikosa adalah
bentuk dari karbohidrat, jenis gula yang paling sering digunakan adalah
kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk merubah rasa dan keadaan
tenaga. Perisa. Air (H2O) adalah zat kimia yang penting bagi semua
30
berfungsi dengan baik memerlukan 1 -7 literi air setiap hari. Air
31
III.C Alur Produksi Minuman
menggunakan mixer pada waktu dan kecepatan tertentu hingga produk tercampur
rata. Terdapat dua mekanisme proses pencampuran yang terjadi, yaitu convective
mixing dan shear mixing. Convective mixing terjadib karena adanya agitasi ribbon
bahan baku minorseperti asam sitrat, serbuk ekstrak teh, gum arab, serbuk
flavor lemon, danvitamin C serta sebagian kecil gula pasir ditimbang dan
32
Yaitu proses pencampuran antara gulapasir dengan premix untuk
dengan transfer gula pasir dari silo menujuweighing hopper melalui buffer
mixer. Hal inidisebabkan partikel serbuk yang berukuran lebih kecil akan
supaya tercapai berat bersih minimal 1000 g per kemasan. Pada tahap ini
33
juga teridentifikasi masalah yang berhubungan dengan homogenitas
dimana terjadi aliran funnel low atau core flow. Core flow ini
vitaminC) berada di bagian tengah hopper dan akan turun lebih dahulu
proses.
Susu bubuk skim, gula dan dekstrosa dicampur dengan disaring, air
2. Sterilisasi
Solusi, manis susu yang disterilkan pada suhu tinggi untuk waktu yang
3. Fermentasi Tank
4. Papan pengawas
34
5. Peralatan Tank
6. Tangki penyimpangan
7. Air Steriliser
dan fluorida yang dihapus) oleh sebuah proses yang disebut “osmosis
produksi.
8. Mixing Tank
botol besar yang mampu menyimpan 780.000 botol, cukup untuk satu
11. Selector
35
sebuah botol besar pemilih melingkar yang menempatkan botol pada
per jam.
Setelah botol diisi dengan Yakult, mereka ditutup dengan penutup foil,
17. Distribusi
36
dibagikan kepada individu supermarkets.Yakult dikirim langsung ke
Motels, rumah sakit dan outlet lain dengan kami konsultan penjualan.
pulang.
18. Kebersihan
tidak digunakan.
37
21. Manajemen Energi
dan bijaksana untuk alasan lingkungan dan ekonomi yang sehat. pabrik
38
BAB IV
PENUTUP
IV.A Kesimpulan
1. Untuk memperoleh suatu minuman yang baik dan aman maka minuman
Inventory Control (PPIC) kemudian bahan baku di uji terlebih dahulu oleh
maka bagian gudang membuat surat pesanan yang diajukan kepada bagian
alur bahan baku dan alur produksi. Alur bahan baku seperti meliputi bahan
39
4. Produksi Minuman Cair (yakult) terdapat alur produksi yang di awali
limbah dan manajemen energi yang harus sangat di perhatikan saat mulai
tahap produksi.
yang padat / gel dengan bagian yang cair. Pada waktu pemisahan ini
IV.B Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah ilmu kita dalam
40
DAFTAR PUSTAKA
6. http://cilduk.ngeblogs.com/my-old-articles/
7. http://www.yakult.co.au/.html
8. http://id.wikipedia.org/wiki/asam/laktat
41