KATUP JANTUNG Mekanik Dan Biologi Kel 3
KATUP JANTUNG Mekanik Dan Biologi Kel 3
Katup Jantung
Katup jantung adalah struktur yang halus dan fleksibel, tersusun atas jaringan fibrosa
yang dilapisi endothelium. Katup memungkinkan aliran darah melalui jantung berjalan 1
arah. Katup membuka dan menutup secara pasif akibat perbedaan tekanan antara ruang
jantung. Katup yang lemah atau bocor tidak akan menutup sempurna sehingga disebut
regurgitasi atau insufisiensi. Katup yang kaku tidak akan dapat membuka dengan
sempurna yang disebut sebagai stenosis.
Katup jantung mempunyai 2 tipe, yaitu : atrioventrikular dan semilunar. Katup
atrioventrikel terletak diantara atrium dan ventrikel. Katup tricuspid pada sisi kanan
tersusu atas 3 daun katup. Katup mitral (bikuspid) pada sisi kiri tersusun atas 2 daun
katup. Pada ujung katup atrioventrikel, terdapat filament fibrosa atau berserat yang kuat
yang disebut korda tendinae, dan berasal dari otot papilaris pada dinding ventrikel. Otot
papilaris dan korda tendinae bekerja sama untuk mencegah katup atrioventrikel
mengalirkan darah kembali menuju atrium selama kontraksi ventrikel (sistolik).
Katup semilunaris tersusu dari 3 katup, seperti cangkir yang membuka saat kontraksi
ventrikel (sistolik) dan menutup untuk mencegah aliran darah balik saat ventrikel
relaksasi (diastolik). Tidak seperti katup atrioventrikel, katup semilunaris terbuka selama
kontraksi ventrikel. Katup semilunaris pulmonal (antar ventrikel kanan dan arteri
pulmonalis) dan katup semilunaris aorta (antara ventrikel kiri dan aorta) tidak memiliki
otot papilaris.
C. Perawatan Mandiri
Klien dengan penyakit katup jantung membutuhkan manajemen seumur hidup.
Dengan keinginan memahami dan menerima setiap respons klien terhadap penyakit
kronis, anda dapat membantu klien ini beradaptasi terhadap penyakit kronis, anda dapat
membantu klien ini beradaptasi terhadap perubahan gaya hidup yang sulit dan
mendapatkan rasa sehat yang positif.
Klien dapat menemukan kesulitan untuk menghadapi perubahan fisik dan psikososial
setelah pulang dari rumah sakit. Kronitas penyakit katup jantung dan komplikasi potensial
dapat menyebabkan suasana ketidakpastian, ketakutan dan frustasi. Beri waktu untuk
membantu klien mengidentifikasi orang-orang yang memberikan dukungan, kekuatan
personal, dan strategi penerimaan. Kaji bagaimana klien menangani frustasi atau
kemarahan dan aktivitas yang memberikan efek relaksasi. Identifikasi ketakutan klien dan
konsep yang tidak benar. Pada beberapa kasus, rujukan untuk melakukan konseling dapat
bermanfaat. Tekankan pada pentingnya melakukan pemantauan terhadap pemeriksaan
fisik dan intervensi.
Sebelum memulangkan klien, persiapkan detail materi pengajaran untuk klien dan
keluarganya meliputi regimen terapi, proses penyakit, faktor yang berkontribusi pada
manifestasi, dan alasan pemberian intervensi. Berikan informasi mengenai obat yang
diresepkan. Resep obat yang sering diberikan misalnya digoksin, diuretic, penyekat beta,
suplemen kalium, antikoagulan dan kadang antibiotic profilakis. Jelaskan mengenai
alasan penggunaan obat, dosis, efek samping dan pertimbangan khusus penggunaan obat
tersebut.
Tinjau latihan yang disarankan kepada klien. Klien dengan stenosis aort sering
membutuhkan pembatasan aktivitas. Klien sebaiknya mendemonstrasikan kemampuan
untuk melakukan aktivitas, mengungkapkan perbaikan pada keletihan, dan menerima
pembatasan aktivitas.
D. Manajemen Bedah
Bedah jantung, terdapat 3 tipe pembedahan jantung :
1. Prosedur reparative, membuat suatu penyembuhan atau perbaikan yang tahan lama.
Contohnya adalah penutupan duktus arteriosus paten, defek septum atrium dan defek
septum ventrikel, perbaikan stenosis mitral, perbaikan sederhana tetralogi Fallot.
2. Prosedur rekonstruktif, bersifat lebih kompleks, tidak selalu kuratif dan dapat
memerlukan operasi ulang. Contohnya adalah CABG dan rekonstruksi katup mitral,
trikuspid atau aorta yang inkompeten.
3. Prosedur subtitusional, tidak selalu kuratif karena kondisi praoperasi klien. Sebagai
contoh adalah penggantian katup, penggantian jantung dengan operasi pencangkokan,
pengganti ventrikel atau bantuan dan penggantian jantung dengan alat mekanis.
Katup dapat direkonstruksi atau digantikan. Rekonstruksi katup dapat dilakukan jika
pengkajian praoperasi mengindikasikan katup yang lunak. Jika katup tidak lunak
diperlukan penggantian katup. Indikasi penggantian katup. Indikasi penggantian katup
meliputi:
1. Klien dengan kelainan fungsi jantung progresif yang disebabkan pembentukan
jaringan parut dan penebalan katup(stenosis) atau penutupan yang tidak sempurna
(insufisiensi, regurgitasi).
2. Klien dengan pembesaran jantung bertahap dengan manifestasi penurunan aktivitas,
napas pendek dan gagal jantung.
Katup mekanik terbuat dari bahan bio-compatible yang sangat kuat sehingga tahan
lama dan memiliki kapasitas fungsional jangka panjang. Pengembangan katup jantung
berhubungan dengan identifikasi dan pemanfaatan bahan yang tepat, bahan yang bio-
compatible dan blood-compatible. Kriteria bahan yang dapat digunakan untuk
membuat katub jatung mekanis, antara lain:
a. Meminimalkan trauma pada elemen darah dan struktur jaringan endotel sekitar katup
jantung.
b. Resistansi yang bagus terhadap keausan mekanis dan stuktural.
c. Meminimalkan kemungkinan terjadinya pelapisan dan deposisi trombas.
d. Tidak mengalami degradasi dalam lingkungan fisiologi.
e. Tidak menyerap konstiuen darah ataupun melepaskan zat-zat asing ke dalam darah.
f. Pemprosesan yang mudah (terutama untuk sterilisasi) dan memiliki kehalusan
permukaan yang baik.
Karena keterbatasan tersebut, sangat sedikit bahan yang dapat digunakan untuk
mendesain katup mekanik. Pemilihan bahan terkait erat dengan faktor struktural, karena
ketahanan katub terhadap kelelahan dan keausan tidak hanya tergantung pada konfigurasi
dan pembebanan, tetapi juga pada sifat dan kombinasi bahan. Bahan dengan
biokompatibilitas yang baik mungkin memiliki resistensi yang lebih rendah dan
sebaliknya bahan dengan resistansi tinggi belum tentu memiliki biokompatibilitas yang
baik.
Masalah utama dengan semua katup mekanis adalah peningkatan risiko pembekuan
darah. Ketika gumpalan darah terjadi dalam hati, ada kemungkinan kuat terjadinya
serangan jantung atau stroke. Penerima katub mekanik harus menggunakan anti-kolugan
untuk menghindari terjadinya pembekuan darah.
Pada penderita penyakit jantung dengan katup mekanik memang disarankan untuk
minum obat pengencer darah seperti warfarin atau simarc. Katup mekanik dalam jantung
merupakan salah satu resiko terjadinya penggumpalan darah sehingga obat pengencer
harus di minum dan untuk mencegah. Dan disarankan untuk control secara teratur dengan
melakukan pengecekan INR. INR berfungsi untuk mengetahui seberapa encer darah. Bila
terlalu encer mudah sekali encer terjadi pendarahan sehingga tidak ada cara lain untuk
memonitor kerja obat ini. Sebaiknya pasien jangan mengatur sendiri dosis warfarin atau
simarc karena dapat memberikan efek samping yang membahayakan . jika dosis terlalu
kecil akan terjadi pengumpalan darah dengan mudah, sedangkan jika dosis terlalu besar
akan mudah terjadi pendarahan.