Anda di halaman 1dari 11

Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur : Mane

Loro dan Bete Dou


Pada zaman dahulu kala di daerah Nusa Tenggara Timur, terdapat sebuah Kerajaan yang
di pimpin oleh seorang Raja yang memiliki dua orang anak, laki-laki dan perempuan
yaitu Manek Bot dan Bete Dou.

Bete Dou adalah seorang putri yang cantik jelita, ia sangat dicintai dan dikasihi oleh Raja
dan Permaisuri juga kakak Iaki-lakinya yaitu Manek Bot. Sri Baginda Raja serta permaisuri
sangat berharap Putri Bete Dou akan membawa berkah kesejahteraan, mereka memiliki
rencana akan memingit Bete Dou supaya selalu terjaga kesuciannya.

Sang Raja memerintahkan pada putra sulungnya, Manek Bot, agar membuatkan rumah
kecil di atas pohon beringin besar dan rimbun. Manek Bot segera melakukan kehendak
ayahandanya. la pun membangun sebuah sederhana di atas pohon beringin itu dalam
waktu satu minggu. Jika ingin datang ke rumah itu, Manek Bot menyediakan sebuah
tangga yang terdiri dari dua puluh satu buah anak tangga yang terbagi menjadi tujuha
besar, tujuh sedang dan tujuh anak tangga kecil. Bahan yang dipakai untuk membuat
Rumah dan tangga adalah kayu cendana yang harum mewangi. Lalu sang Raja pun
meminya putrinya untuk menetap di atasrumah pohon itu.

Awalnya sang Putri menolaknya, namun, setelah dibujuk oleh ibundanya, akhirnya la pun
mau menetap ke tempat tinggal barunya yaitu rumah pohon sederhana buatan
kakaknya. Mulai saat itu, Sang Putri melalui kehidupan seorang diri di rumah sederhana
diatas pohon.

Ia menjalani hidup sehari-hari dengan menyulam dan mengayam tikar. Hal ini dilakukan
untuk membuang rasa bosan yang sering melandanya. Sedangkan untuk mengisi waktu
di malam hari, Jika malam menyelimuti, ia sering mendendangkan lagu-lagu sendu,
untuk menggambarkan kesedihannya hidup sendirian. Suaranya menggetarkan hati
siapapun yang mendengarnya.

Sementara itu di suatu malam, seorang putra raja dari Kerajaan Loro yang bernama Mane
Loro mendengar senandung merdu Putri Bete Dou. Menggunakan ilmu kesaktiannya
Mane Loro terbang ke langit mencoba menemukan sumber nyanyian merdu itu. Tak
membutuhkan waktu yang lama, ia pun sampai di atas pohon beringin dan melihat
rumah sederhana Putri Bete Dou diatasnya. la terkejut setelah tahu ternyata sumber
nyanyian berasal dari rumah diatas pohon. Dengan langkah mengendap, Mane Loro pun
berjalan menuju pintu rumah dan melihat ke dalam melalui sebuah celah kecil. la pun
tersentak kaget ketika melihat ada seorang putri cantik jelita sedang menganyam tikar
sambil bernyanyi.

Mane Loro langsung jatuh hati melihat kecantikan gadis itu, ia mengetuk pintu dengan
perlahan-lahan seraya memanggil gadis yang berada di dalam rumah itu.

Didalam rumah Putri Bete Dou mendengar di luar rumahnya ada orang membutuhkan
pertolongan, Ia pun segera menghentikan nyanyiannya dan berjalan menuju pintu. Dari
balik pintu rumah, Sang Putri melihat ke luar melalui sebuah lubang kecil. Namun karena
cahaya remang-remang, ia tidak dapat melihat wajah laki- laki yang sedang berdiri di
depan pintunya dengan jelas.

"Siapakah kamu? Ada apa datang kemari?" tanya sang putri di balik pintu.

"Namaku Mane Loro dari Kerajaan Lora," jawab Mane Loro, "Aku sangat kagum dengan
suara merdumu, izinkanlah aku masuk," pinta Mane Loro.

Putri Bete Dou merasa senang dengan perkataan Pangeran Mane Loro. Tanpa sadar, ia
membuka pintu rumah seperti mempersilahkan masuk. Sang Putri menatap Pangeran
Mane Loro yang ada didepannya tanpa berkedip. Selanjutnya, mereka saling berkenalan
lebih jauh keduanya sudah tampak akrab.

Beberapa hari kemudian, mereka pun menjalin hubungan kasih dan siap untuk
melanjutkan hubungan mereka sampai ke jenjang pernikahan. Akhirnya Mane Loro
melamar Bete Dou. Keduanya pun menikah tanpa sepengetahuan orang tua mereka
masing-masing.

Sejak itu, setiap malam Mane Loro tidur bersama Bete Dou di rumah di atas pohon itu.
Saat subuh menjelang, Mane Loro sudah harus kembali ke istananya agar tidak ketahuan
oleh keluarga Bete Dou. Sebulan kemudian, ayah Mane Loro jatuh sakit. Oleh karena itu,
malam-malam selanjutnya Mane Loro tidak bisa mengunjungi istrinya.
Suatu malam, Manek Bot datang mengunjungi adiknya untuk melihat keadaannya. Hal
itu membuat sang Putri menjadi panik, karena belum sempat menyembunyikan sepasang
pakaian Mane Loro yang masih tergantung di dinding. Manek Bot pun tersentak kaget
saat melihat ada pakaian laki-laki di rumah adiknya. la pun langsung marah kepada
adiknya dan bertanya tentang pakaian laki-laki itu, sang putri tak bisa berbuat apa-apa,
akhirnya ia mengakui bahwa dirinya telah menikah secara diam-diam dengan seorang
Putra Kerajaan Loro.

Mendengar jawaban adiknya itu, telinga Manek Bot bagai disambar petir, wajahnya
penuh amarah. la benar-benar merasa malu karena perbuatan adik satu-satunya itu. la
pun segera turun dari rumah meniti anak tangga satu per satu dengan tangan terkepal.
Saat kakinya berpijak di tanah, Manek Bot berhenti dan berteriak memanggil adiknya.

"Hai, Bete Dou! Turunlah kamu ke bumi! Kau telah membuat malu Kerajaan!" seru Manek
Bot. Sang Putri sangat takut dan menyesal telah menikah dengan Loro Manek tanpa
sepengetahuan orangtua dan kakaknya. la hanya bisa pasrah untuk menerima hukuman
dari kakaknya. Bete Dou turun dari rumahnya dengan meniti anak tangga satu per satu
sambil mendendangkan lagu derita.

Ketika tiba di anak tangga pertama, ia pun Iangsung mendapat hukuman dari kakaknya.
Tubuhnya tersungkur ke tanah dan meninggal seketika. Suasana tiba-tiba menjadi
hening dan sepi.

Sementara itu di Kerajaan Loro, Mane Loro yang sedang tertidur di samping ayahnya,
tiba-tiba tersentak dari tidurnya. la Iangsung teringat istrinya. Mane Loro segera terbang
melesat menuju ke rumah istrinya. Namun, kedatangannya sudah terlambat. la
mendapati istrinya sudah tidak bernyawa lagi. Dengan kesaktiannya, ia menyambar
tubuh istrinya yang tergelatak di tanah, kemudian terbang menuju ke istananya. Manek
Bot terperangah menyaksikan peristiwa tersebut.

Sesampainya di istana, Mane Loro segera mengobati istrinya. Dengan kesaktiannya dan
atas kehendak Tuhan yang Mahakuasa, Putri Bete Dou pun hidup kembali.
Kemudian mereka menyadari kesalahan mereka karena tidak meminta restu dari orang
tua masing-masing, mereka pun meminta restu pada orang tua Manek Loro dan
direstuinya.

Keesokannya, Mane Loro dan istrinya berangkat ke istana Wefulan untuk menemui orang
tua Bete Dou. Setibanya di istana Wefulan mereka disambut raja dan permaisuri Kerajaan
Wefulan.

Saat berada di hadapan Raja Wefulan, Putri Bete Dou bersama Mare Loro segera
bersujud memohon ampun atas kesalahan yang telah mereka perbuat selama ini.

"Maafkan Dinda wahai Ayahanda dan lbunda," ucap sang putri penuh penyesalan,
"Restuilah pernikahanku dengan Mane Loro," pintanya lagi. Melihat kesungguhan dan
ketulusan cinta Bete Dou dan Mane Loro, akhirnya sang Raja, permaisuri, dan Mane Bot
memaafkan dan merestui pernikahan mereka. Akhirnya sejak itu, Mane Loro dan Bete
Dou hidup berbahagia, selamanya.

Pesan moral dari Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur : Bete Dou adalah Selalu
mintalah restu dari orang tua agar kita selamat dan tidak menyesal di kemudian hari
Legenda Sangkuriang : Asal Gunung
Tangkuban Perahu
dongeng cerita rakyat14 Januari 2015 No comment 5930 views

★★★★★

Alkisah pada jaman dahulu kala seekor babi tengah melintas di sebuah hutan belantara.
Babi hutan itu sedang merasa kehausan di tengah panasnya terik matahari. Pada saat dia
mencari-cari mata air, dia melihat ada air yang tertampung di pohon keladi hutan.

Segera diminumnya air itu untuk melepas dahaga. Tanpa disadarinya air itu adalah air
seni Raja Sungging Perbangkara. Karena kesaktian Raja Sungging Perbangkara, babi
hutan itu pun mengandung setelah meminum air seninya. Sembilan bulan kemudian si
babi hutan melahirkan seorang bayi perempuan.

Raja Sungging Perbangkara mengetahui perihal adanya bayi perempuan yang terlahir
karena air seninya itu. Ia pun pergi ke hutan untuk mencarinya. Ditemukannya bayi
prempuan itu. Dia pun memberinya nama Dayang Sumbi dan membawanya pulang ke
istana kerajaan.

Dayang Sunbi tumbuh menjadi perempuan yang sangat cantik wajahnya. Serasa tak
terbilang jumlah raja, pangeran dan bangsawan yang berkehendak memperistri anak
perempuan Raja Sungging Perbangkara itu. Namun, semua pinangan itu di tolak Dayang
Sumbi dengan halus. Sama sekali tidak diduga oleh Dayang Sumbi , mereka yang ditolak
pinangannya itu saling berperang sendiri untuk memperebutkan dirinya.

Dayang Sumbi sangat bersedih mengetahui kenyataan bahwa para pangeran, raja dan
bangsawan yang ditolaknya saling melakukan peperangan. Dia pun memohon kepada
Raja Sungging Perbangkara untuk mengasingkan diri. Sang Raja akhirnya mengijinkan
anaknya tersebut untuk mengasingkan diri. Dayang Sumbi mengasingkan diri di sebuah
bukit ditemani oleh seekor anjing jantan bernama si tumang. Untuk mengisi waktu
luangnya selama dalam pengasingan, Dayang Sumbi pun menenun.

Alkisah, ketika Dayang Sumbi sedang menenun, peralatan tenunannya terjatuh. Ketika itu
Dayang Sumbi merasa malas untuk mengambilnya. Terlontarlah ucapan yang tidak
terlalu disadarinya.” Siapapun juga yang bersedia mengambilkan peralatan tenunku yang
terjatuh, seandainya itu lelaki akan kujadikan suami, jika dia perempuan dia akan
kujadikan saudara.”

Tak disangka si tumang mengambil peralatan tenun yang terjatuh itu dan
memberikannya kepada Dayang Sumbi.

Tidak ada yang dapat diperbuat Dayang Sumbi selain memenuhi ucapannya. Dia menikah
dengan Si Tumang yang ternyata titisan dewa. Si Tumang adalah dewa yang dikutuk
menjadi hewan dan dibuang ke bumi. Beberapa bulan setelah menikah, Dayang Sumbi
pun mengandung dan melahirkan seorang bayi laki-laki. Dayang Sumbi memberinya
nama Sangkuriang.

Waktu terus berlalu. Beberapa tahun kemudian terlewati. Sangkuriang telah tumbuh
menjadi seorang pemuda yang tampan wajahnya. Gagah. Tubuhnya kuat dan kekar. Sakti
mandraguna pula anak Dayang Sumbi ini.

Sejak kecil Sangkuriang telah senang berburu. Setiap kali melakukan perburuan di hutan.
Sangkuriang senantiasa ditemani oleh si tumang. Sama sekali Sangkuriang tidak tahu
bahwa si Tumang adalah ayah kandungnya.

Pada suatu hari Sangkuriang dengan di temani Si Tumang kembali meakukan perburuan
di hutan. Sangkuriang berniat mencari kijang karena ibunya sangat menghendaki
memakan hati kijang. Setelah beberapa saat berada di dalam hutan, Sangkuriang melihat
seekor kijang yang tengah merumput di balik semak belukar. Sangkuriang
memerintahkan si tumang untuk mengejar kijang itu Sangat aneh, si Tumang yang
biasanya penurut, ketika itu tidak menuruti perintahnya. Sangkuriang menjadi marah.
Katanya.” Jika engkau tetap tidak menuruti perintahku, niscaya aku akan mebunuhmu.”

Ancaman Sangkuriang seakan tidak dipedulikan si Tumang. Karena jengkel dan marah,
Sangkuriang lantas membunuh si Tumang. Hati anjing hitam itu diambilnya dan
dibawanya pulang ke rumah. Sangkuriang memberikan hati si Tumang kepada ibunya
untuk dimasak.

Tanpa disadari Dayang Sumbi bahwa hati yang diberikan anaknya adalah hati suaminya.
Dia kemudian memasak dan memakan hati itu. Maka, tak terperikan amarah Dayang
Sumbi kepada Sangkuriang ketika dia tahu hati yang dimakannya adalah hati si Tumang.
Dia lalu meraih gayung yang terbuat dari tempurung kelapa dan memukul kepala
Sangkuriang, hingga kepala Sangkuriang terluka.

Sangkuriang sangat marah dan sakit hati dengan perlakuan ibunya itu. Menurutnya,
Ibunya lebih menyayangi si Tumang dibandingkan dirinya. Maka, tanpa pamit kepada
Dayang Sumbi ibunya, Sangkuriang lantas pergi mengembara ke arah timur.

Dayang Sumbi sangat menyesal setelah mengetahui kepergian Sangkuriang anaknya. Dia
pun bertapa dan memohon ampun kepada para dewa atas kesalahan yang diperbuatnya.
Para dewa mendengar permintaan Dayang Sumbi, mereka menerima permintaan maaf
itu dan mengaruniakan Dayang Sumbi kecantikan abadi.

Syahdan, Sangkuriang terus mengembara tanpa tujuan yang pasti. Dalam


pengembaraanya Sangkuriang terus menambah kesaktiannya dengan berguru kepada
orang-orang sakti yang ditemuinya selama pengembaraan. Bertahun-tahun Sangkuriang
mengembara tanpa disadari dia kembali ke tempat dimana dia dahulu dilahirkan.

Sangkurian terpesona dengan kecantikan Dayang Sumbi yang abadi, dia tidak menyadari
bahwa perempuan cantik yang ditemuinya di hutan adalah ibu kandungnya sendiri. Hal
yang sama terjadi juga pada Dayang Sumbi yang tidak menyadari pemuda gagah yang
sakti itu adalah Sangkuriang anaknya. Karena saling jatuh cinta mereka merencenakan
untuk menikah.

Sebelum pernikahan dialngsungkan Sangkuriang berniat untuk berburu. Dayang Sumbi


membantu Sangkuriang mengenakan penutup kepala. Ketika itulah dayang Sumbi
melihat luka di kepala calon suaminya. Teringatlah dia pada anak lelakinya yang telah
meninggalkannya. Dia sangat yakin pemuda gagah itu tidak lain adalah Sangkuriang
anaknya.
Dayang Sumbi kemudian menjelaskan bahwa dai sesungguhnya adalah ibu kandung dari
Sangkuriang. Oleh karena itu dia tidak bersedia menikah dengan anak kandungnya
tersebut. Namun, Sangkuriang yang telah dibutakan oleh hawa nafsu tidak
memperdulikan penjelasan Dayang Sumbi, dia tetap bersikukuh akan menikahi Dayang
Sumbi.

“Jika memang begitu kuat keinginanmu untuk menikahiku, aku mau engkau memenuhi
satu permintaanku” Kata Dayang Sumbi

“Apa permintaan yang engkau kehendaki.” Tantang Sangkuriang.

Dayang Sumbi mengajukan syarat yang laur biasa berat yaitu dia ingi sungai citarum
dibendung untuk dibuat danau, dan didalam danau itu ada perahu besar.” Semua itu
harus dapat engkau selesaikan dalam waktu satu malam.” Ucap Dayang Sumbi.” Sebelum
fajar terbit, kedua permintaanku itu harus telah selesai engaku kerjakan.”

Tanpa ragu Sangkuriang menyanggupi permintaan dari Dayang Sumbi.” Baiklah, aku
akan memenuhi permintaanmu.”

Sangkuriang segera bekerja mewujudkan permintaan Dayang sumbi. Pertama kali dia
menebang pohon besar untuk dibuatnya sebuah perahu. Cabang dan ranting pohon
yang tidak dibutuhkannya ditumpukan. Tumpukan cabang dan ranting pohon itu
dikemudian hari menjelma menjadi gunung Burangrang.Begitu pula tunggul pohpon itu
kemudian berubah menjadi sebuah gunung yang lebih dikenal gunung bukit tinggul.

Perahu besar itu akhirnya selesai dibuat Sangkuriang. Pemuda Sakti itu lantas berniat
membendung aliran sungai Citarum yang deras untuk dibuat sebuah danau. Sangkuriang
kemudian memanggi para makhluk halus untuk membantunya mewujudkan permintaan
Dayang sumbi.

Semua yang dilakukan Sangkuriang diketahii oleh Dayang Sumbi. Terbit kecemasan
dalam hati Dayang Sumbi ketika melihat pekerjaan Sangkuriang sebentar lagi selesai. Dia
harus menggagalkan pekerjaan Sangkuriang agar pernikahan dengan anak kandungnya
itu tidak terlaksana. Dia pun memohon pertolongan dari para Dewa.

Setelah berdoa, Dayang Sumbi mendapatkan petunjuk. Dayang Sumbi lantas


menebarkan boeh rarang (kain putih hasil tenunan). Dia juga memkasa ayam jantan
berkokok disaat waktu masih malam. Para makhluk halus sangat ketakutan ketika
mengetahui fajar telah tiba. Mereka berlari dan menghilang kesegala penjuru. Mereka
meninggalkan pekerjaannya membuat danau dan perahu yang belum selesai.

Sangkuriang sangat marah. Dia merasa Dayang Sumbi telah berlaku curang kepadanya.
Ida sangat yakin jika fajar sesungguhnya belum tiba. Dia merasa masih tersedia waktu
baginya untuk menyelesaikan pekerjaan. Dengan kemarahan tinggi, Sangkuriang lantas
menjebol bendungan di Sanghyang Tikoro. Sumbat aliran citarum lantas dilemparkannya
ke arah timur yang kemudian menjelma menjadi gunung Manglayang. Air yang semula
memenuhi danau itu pun menjadi surut. Serasa belum reda kemarahannya. Sangkuriang
lantas menendang perahu besar yang telah dibuatnya hingga terlempat jauh dan jatuh
tertelungkup. Menjelmalah perahu besar itu menjadi sebuah gunung yang kemudian di
sebut gunung Tangkuban Perahu.

Kemarahan Sangkuriang belum reda. Dia mengetahui, semua itu sesungguhnya adalah
siasat dari Dayang Sumbi untuk menggagalkan pernikahan dengannya. Dengan
kemarahan yang terus meluap, Dayang sumbi pun dikejarnya. Dayang sumbi yang
ketakutan terus berlari untuk menghindar hingga akhirnya menghilang di sebuah bukit.
Bukit itu kemudian menjelma menjadi gunung Putri. Sedangkan Sangkuriang yang tidak
berhasil menemukan Dayang Sunbi akhirnya menghilang ke alam gaib.

Pesan Moral dari Legenda Asal Muasal Gunung Tangkuban Perahu : Kisah
Sangkuriang adalah Bersikaplah untuk jujur karena kejujuran akan membawa kebaikan
dan kebahagiaan di kemudian hari. Perbuatan curang akan merugikan diri sendiri serta
bisa mendatangkan musibah bagi diri sendiri ataupun orang lain
Cerita si kancil dan si siput lomba berlari ...

Menceritakan kancil yang sombong mengajak lomba berlari dengan siput yang berjalan
lambat.

Kamu yang suka dengan cerita binatang silahkan tongkrongin saja blog cerita
binatang dalam blog ini,
blog ini akan selalu update dengan cerita-cerita mulai dari cerita si cerdik abu nawas,cerita
lucu dan tentu saja cerita binatang-binatang.
Ga panjang lebar kita simak alur cerita yang berjudul Si kancil dan si siput.

Selamat membaca yah,

Pada suatu hari di dalam hutan,ada se ekor kancil sedang berlari-lari,si kancil lalu
berpapasan dengan seekor siput di pinggir kali. sikancil yang sombong meledek siput,
betapa lambannya jalannya si siput, betapa tak bisa cepatnya si siput berjalan.

Si Kancil dengan sifat angkuhnya bicara kepada si siput


"Siput, beranikah kau adu balap lari denganku?" Dia tahu siput pasti menolak, karena tak
mungkin bisa menang melawannya.

Tetapi di luar dugaan si kancil, sisiput menerima tantangan itu.dan kedua nya pun membuat
suatu perjanjian dan menentukan hari dimana keduanya akan lomba balap lari.

Si kancil sangat menantikan hari H perlombaan. Dan selama itu, siput membuat sebuah
strategi,siput mengajak teman-teman siput yang lainnya untuk berkumpul dan menceritakan
tentang tantangan si kancil kepada dirinya.Siput dan kawan-kawan siput yang lainnya
sedang berdiskusi untuk bisa menang dan bisa mempermalukan si kancil.

Begini Strategi nya Cara nya sepanjang tepian sungai siput-siput berbaris rapi, dan Jika
kancil memanggil, maka siput yang ada di depan kancil harus menjawabnya,begitu dan
begitu sampai garis finish.

Ahirnya hari yang sangat di nantikan si kancil pun tiba.Hampir semua penghuni dalam
hutan datang untuk menontonnya.Kancil dan siput sudah bersiap-siap di garis start.
"Apa kalian sudah siap?" tanya pemimpin adu lari kepada Kancil dan siput.
Keduanya pun mengangguk. "Mulai!"

Keduanya langsung lari. Kancil langsung berlari dengan kecepatan penuh.dan setelah
beberapa jauh, sikancil mulai kecapean,nafasnya mulai terengah-engah.si kancil berhenti
sejenak untuk istirahat sebentar,dia pun memanggil si siput ,

"Put, siput?"panggil kancil kepada siput.

"Ya, aku di sini," sahut siput, bergerak dengan lamban di depan kancil.

Si kancil kaget karena siput sudah berada di depannya,dia tidak jadi istirahat dan si kancil
pun langsung bergegas berlari kembali dengan sekuat tenaga.

Kancil pu merasa sangat lelah,mulai kehausan,dan terengah-engah dengan nafas yang


seperti hampir habis,kancil berhenti,dan kemudian memanggil si siput kembali,

si kancil mengira siput berada di belakangnya,tetapi dugaan si kancil salah,si siput tetap
menjawab di depan kancil,karena itu memang strateginya siput.

Si kancil berlari kembali,dan begitu seterusnya,sampai akhirnya si kancil kelelahan dan


menyerah kepada siput.
Penghuni-penghuni hutan pun terkejut melihat kancil menyerah balap lari dengan siput,
Ahirnya berkat strategi yang sukses si siput menang dalam lomba larinya.

Anda mungkin juga menyukai