Anda di halaman 1dari 25

Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung

davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

Soal Olimpiade Sains Tingkat Nasional 2017


Bidang Fisika SMA
Waktu : 5 jam

1. Sebuah piringan lingkaran (massa M, jari-jari a) digantung pada engsel/sumbu simetri


mendatar tanpa gesekan yang melalui titik pusat piringan O (lihat gambar). Seekor kumbang
K bermassa m bergerak merambat di tepian piringan dengan kelajuan konstan u. Piringan
mula-mula dikondisikan dalam keadaan diam dahulu kemudian dilepas bersamaan dengan
saat kumbang berada di titik terbawah tepian piringan. Tentukan besar minimum kelajuan u
yang diperlukan agar kumbang akhirnya berhasil mencapai posisi tertinggi di tepian piringan
tersebut.

O
a
u

Pembahasan:
Syarat kelajuan u minimum yang diperlukan agar kumbang akhirnya berhasil mencapai posisi
tertinggi adalah benda diam relatif terhadap tanah ketika kumbang mencapai puncak
piringan, artinya kecepatan sudut kumbang relatif terhadap tanah sama dengan nol di titik
puncak.
Diagram gerak dan diagram gaya sistem :

Davit Sipayung | 1
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

M M

O O

θ a a
φ f φ

f
u N
mg

Misalkan θ adalah sudut tempuh kumbang relatif terhdap tanah dan φ adalah sudut tempuh
piringan. Hukum II Newton pada kumbang dalam arah tangensial :
 F  ma
f  mg sin   m R ...................(1)
Hukum II Newton untuk gerak rotasi piringan :
   I 
1
fa  Ma 2
2
1
f  Ma ...................(2)
2
Sudut tempuh kumbang relatif terhdap tanah:
ut u
            ...................(3)
a a
Substitusi persamaan (2) ke dalam persamaan (1) diperoleh
1
Ma  mg sin   m a ...................(4)
2
Substitusi persamaan (3) ke dalam persamaan (4) diperoleh
2mg
   sin  ...................(5)
 M  2m  a
Integralkan persamaan (5) untuk mendapatkan kecepatan sudut kumbang relatif terhadap
tanah sebagai fungsi θ.

2 | Davit Sipayung
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

d  2mg
    sin 
d  M  2m  a
1 d 2 2mg
 sin 
2 d  M  2m  a
4mg
d 2   sin  d
 M  2m  a
4mg
2    sin  d
 M  2m  a
4mg
 cos  c ...................(6)
 M  2m  a
Jika θ = 0 maka ωθ = u/a sehingga
2
u 4mg
 a   M  2m a cos 0  c
   
4mg u2
c  2 ...................(7)
 M  2m  a a
Jadi :
4mg u2
2   cos  1  2 ...................(8)
 M  2m  a a

Syarat kelajuan u minimum adalah ωθ = 0 ketika θ=1800, yaitu


u2
0
4mg
 M  2m  a
 cos1800  1  min
a2
8mg u2
0  min
 M  2m  a a 2
8mga
umin  ...................(9)
M  2m

2. Sebuah pojokan terdiri dari dinding dan lantai yang membentuk sudut θ seperti ditunjukkan
pada gambar di bawah. Sebuah dumbbell yang terdiri dari dua bola identik yang bermassa m
dan terhubungkan oleh sebuah batang tak bermassa dengan panjang d. Dumbbell disimpan
seperti pada gambar dan berada dalam posisi setimbang. Diketahui percepatan gravitasi
adalah g dan anggap bola sebagai partikel titik. Abaikan semua gaya gesekan.
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

Arah gravitasi
d

dinding
lantai

rc
θ

a. sinθ dinyatakan dalam δ = rc/d


b. nilai sinθ untuk kasus δ = 1
c. besar masing-masing gaya yang diberikan dumbbel pada dinding dan lantai ( dinyatakan
dalam δ, m, dan g)
d. jenis kesetimbangan dari sistem dumbbel tersebut.

Pembahasan :
a. Diagram gaya pada sistem :

x
Na
α Nl
d y

θ
2mg

rc
θ

Hukum II Newton untuk kesetimbangan translasi sistem :

4 | Davit Sipayung
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

 Fx  0
N d  Nl cos  0
N d  Nl cos ...................(1)

 Fy  0
Nl sin   2mg  0
Nl sin   2mg ...................(3)
Hukum II Newton untuk kesetimbangan rotasi sistem :
 pm  0
d d d
Nd cos   Nl cos cos   Nl sin  sin   0
2 2 2
N d cos   Nl cos cos   Nl sin  sin  ...................(3)

Menurut aturan sinus,


rc d

sin  sin 
r
sin   c sin 
d
  sin  ...................(4)

Substitusi persamaan (1) ke dalam persamaan (3) diperoleh


2cos cos   sin  sin 
2 1  sin  1  sin 2   sin  sin 
2

4 1  sin 2  1   2 sin 2    sin 2   2 sin 2  


4 1   2 sin 2   sin 2    2 sin 4     2 sin 4 
3 2 sin 4   4 1   2  sin 2   4  0 ...................(5)

Menurut rumus akar-akar persamaan kuadrat diperoleh

4 1   2   42 1   2   4  3 2  4
2

sin  
2
2  3 2
2  1     1    
 2 2 4 
 
3 2 
 

2  1     1    
 2 2 4 
sin    ...................(6)
3 2 
 
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

b. Untuk kasus δ = 1,

2  1  1   1  1  1
 2 2 4 
sin   
3 12 
 
2
  2  1 ...................(7)
3
Solusi yang mungkin adalah
2
sin   ...................(8)
3

c.Gaya yang diberikan


2mg dumbbel pada lantai adalah
Nl 
sin 
2mg
 ...................(9)
2  1     1    
 2 2 4 

3 2 
 

Gaya yang diberikan dumbbel pada dinding adalah


N d  Nl cos
 Nl 1  sin 2 

2 1     1    
 2 2 4 
2mg
 1   ...................(10)
3 2 
2  1     1     
 2 2 4 
 
3 2 
 
d. jenis kesetimbangan dari sistem dumbbel ditentukan dengan uji turunan kedua energi
potensial di titik setimbang. Energi potensial sistem adalah
EP  mgrc cos   mg  rc cos   d cos  
 2mgrc cos   mgd 1  sin 2 
 2mgrc cos   mgd 1   2 sin 2 

Turunan pertama energi potensial sistem adalah

6 | Davit Sipayung
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

d 1
 EP   2mgrc sin   mgd 2 sin 2 1  sin 2 
d 2
Turunan kedua energi potensial sistem adalah
1
d2
 2

 EP   2 mgr cos   mgd  2
cos 2 1   2
sin 2

d 2
c

3
 mgd 4 sin 2 1   2 sin 2   2
1 

2
d2
Kerena  EP   0 di titik setimbang maka jenis kesetimbangan sistem adalah labil.
d 2

3. Tinjau sebuah roda pejal dengan massa M, jari-jari a dan momen inersia I terhadap sumbu
roda yang melewati pusat massanya (lihat gambar). Roda berputar disekitar sumbunya
dengan kelajuan sudut konstan ω0, lalu dilepaskan pada posisi tegak di atas bidang lantai
datar sehingga roda sempat tergelincir (slip) selama waktu τ lalu selanjutnya mulai
menggelinding tanpa slip. Diketahui koefisien gesek antara roda dengan bidang lantai datar
adalah μ.
a. Tentukan besar τ dan kecepatan pusat massa roda v saat menggelinding. Buat skets grafik
hubungan antara gaya F yang bekerja, kecepatan v dan kecepatan sudut ω terhadap waktu
t.
b. Katakan roda dalam soal (a) di atas memiliki kelajuan pusat massa awal v0 selain kelajuan
sudut ω0 sehingga roda mulai menggelingding tanpa slip tepat pada saat t =τ. Tentukan
nilai τ tersebut dan kelajuan pusat massa v(τ). Hitung besar energi kinetik yang hilang
karena harus mengatasi gaya gesek agar tidak slip.
c. Sekarang tinjau roda dalam soal (a) di atas yang telah memiliki kelajuan pusat massa awal
v0 dan kelajuan sudut –ω0. Dalam kasus sekarang, roda tergelincir dulu selama τ dan
kemudian menggelinding tanpa slip. Tentukan nilai τ tersebut dan kelajuan pusat massa
v(τ).
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

M ,I

Pembahasan :
a. Diagram gerak silinder dan diagram gaya silinder :

ω0 ω

M ,I M ,I

a mg a
mg
N N
fk fs

Mulai slip Mulai tanpa slip

Hukum kedua Newton untuk gerak translasi silinder :


f k  Ma pm
 k Mg  Ma pm
a pm   k g

Hukum kedua Newton untuk gerak rotasi silinder :


 f k a  I pm
  k Mga  I
 k Mga
 
I
Kecepatan pusat massa silinder adalah
v  v0  a pmt  k gt

Kecepatan sudut silinder adalah


 k Mga
  0   t  0 
I

8 | Davit Sipayung
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

Selinder menggeling tanpa slip dalam waktu τ, sehingga


v  a
 Mga 
 k g   0  k  a
 I 
0 a

 Ma 2 
 k g 1 
 I 

Kecepatan pusat massa piringan menggelinding adalah


v   k g
0 a

Ma 2
1
I
Skets grafik hubungan antara gaya F yang bekerja terhadap waktu t.

f N

μkmg mg

t t
τ τ
w

mg

t
τ

Skets grafik hubungan antara kecepatan v terhadap waktu t.


Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

0a
Ma 2
1
I

t
τ

Skets grafik hubungan antara kecepatan sudut ω terhadap waktu t.

0
Ma 2
1
I
t
τ

b. Tinjau dua kasus dalam penentuan arah gaya gesek.


Kasus I : v0 < ωa
Diagram gerak silinder dan diagram gaya silinder:

ω0 ω

M ,I M ,I

v0 v

a mg a
mg
N N
fs

Mulai slip fk Mulai tanpa slip

Hukum kedua Newton untuk gerak translasi silinder :

10 | Davit Sipayung
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

f k  Ma pm
 k Mg  Ma pm
a pm   k g

Hukum kedua Newton untuk gerak rotasi silinder :


 f k a  I pm
  k Mga  I
 k Mga
 
I
Kecepatan pusat massa silinder adalah
v  v0  a pmt  v0  k gt

Kecepatan sudut silinder adalah


 k Mga
  0   t  0 
I
Selinder menggeling tanpa slip dalam waktu τ, sehingga
v  a
 Mga 
v0   k g   0  k  a
 I 
0 a  v0

 Ma 2 
 k g 1 
 I 

Kecpatan pusat massa piringan menggelinding adalah


v  v0   k g
 a  v0
 v0  0
 Ma 2 
 
I 
1

Ma 2
0 a  v0
 I
 Ma 2 
 
I 
1

Besar energi kinetik yang hilang selama proses slip :
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

Ehilang  EK awal  EK akhir

  mv02  I 02    mv 2  I  2 
1 1 1 1
2 2  2 2 
2
 Ma 2 
I  0  a  v0 

  mv02  I 02    m  2  
1 1 I

2 2 a   Ma  
2

 
I  
1

  

Kasus II : v0 > ωa
Diagram gerak silinder dan diagram gaya silinder:

ω0 ω

M ,I M ,I

v0 v

mg a a
mg
N N
fs
fk
Mulai slip Mulai tanpa slip

Hukum kedua Newton untuk gerak translasi silinder :


 f k  Ma pm
  k Mg  Ma pm
a pm    k g

Hukum kedua Newton untuk gerak rotasi silinder :


f k a  I pm
 k Mga  I 
 Mga
 k
I
Kecepatan pusat massa silinder adalah
v  v0  a pmt  v0  k gt

Kecepatan sudut silinder adalah

12 | Davit Sipayung
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

 k Mga
  0   t  0 
I
Selinder menggeling tanpa slip dalam waktu τ, sehingga
v  a
 Mga 
v0   k g   0  k  a
 I 
v0  0 a

 Ma 2 
 k g 1 
 I 

Kecpatan pusat massa piringan menggelinding adalah


v  v0   k g
v  0 a
 v0  0
 Ma 2 
1  I 
 
Ma 2
0 a  v0
 I
 Ma 2 
1  I 
 
Besar energi kinetik yang hilang selama proses slip:
Ehilang  EK awal  EK akhir

  mv02  I 02    mv 2  I  2 
1 1 1 1
2 2  2 2 
2
 Ma 2 
I    a v0 

  mv02  I 02    m  2  
1 1 0
I

2 2 a   Ma  
2

 
I  
1

  

c. Diagram gerak silinder dan diagram gaya silinder:


Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

ω0 ω

M ,I M ,I

v0 v

mg a mg a

N N
fs
fk
Mulai slip Mulai tanpa slip

Hukum kedua Newton untuk gerak translasi silinder :


 f k  Ma pm
  k Mg  Ma pm
a pm    k g

Hukum kedua Newton untuk gerak rotasi silinder :


f k a  I pm
 k Mga  I 
 Mga
 k
I
Kecepatan pusat massa silinder adalah
v  v0  a pmt  v0  k gt

Kecepatan sudut silinder adalah


 k Mga
  0   t  0 
I
Selinder menggeling tanpa slip dalam waktu τ, sehingga
v  a
 Mga 
v0   k g   0  k  a
 I 
v0  0 a

 Ma 2 
 k g 1 
 I 

Kecpatan pusat massa piringan menggelinding adalah

14 | Davit Sipayung
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

v  v0   k g
v  0 a
 v0  0
 Ma 2 
 
I 
1

Ma 2
v0  0 a
 I
 Ma 2 
1  I 
 

4. Sebuah planet yang massa m mengorbit Matahari yang bermassa M. Terdapat awan debu
yang tersebar merata pada di luar angkasa dengan kerapan ρ., ternasuk diantara planet
tersebut dan matahari. Diketahui bahwa konstanta gravitasi umum adalah G serta pengarus
gesekan dan tumbukan antara partikel debu dan planet dapat diabaikan.

a. Tunjukkan bahwa awan debu memberikan penambahan gaya gravitasi planet terhadap
Matahari yang sebanding dengan jarak planet dan Matahari r dalam bentuk :
F′ = kmr
Tentukan nilai konstanta k.
b. Tinjau kasus dimana planet bergerak dengan momentum sudut yang konstan sebesar L. L
juga merupakan nilai momentum sudut jika planet bergerak melingkar dengan jari-jari r0.
Tentukan persamaan gerak planet dalam arah radial yang menghubungkan r0, L, G, M,m,
dan k.
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

c. Tentukan periode revolusi planet mengelilingi Matahari jika diasumsikan orbit planet
adalah lingkaran. Nyatakan jawaban dalam L, m, dan r0.
d. Pada suatu ketika planet mengalami sedikit simpangan kecil pada arah radial sehingga
orbitnya terganggu. Tunjukkan bahwa planet mengalami gerak osilasi harmonik sederhana
pada arah radial.
e. Asumsikan nilai F′ cukup kecil jika dibandingkan dengan gaya tarik Matahari. Tunjukkan
bahwa orbit planet membentuk “precessing ellipse”.
Hint : gerakan precessing ellipse adalah gerakan dengan bentuk dasar elips, namun sumbu
elips tersebut juga ikut berputar (lihat gambar di bawah). Anda tidak perlu menggunakan
persamaan elips untuk mengerjakan soal ini.

f. Tunjukkan waktu yang dibutuhkan planet untuk kembali ke titik semula (titik sebelum
mengalami simpangan) untuk pertama kalinya. Nyatakan jawaban dalam L,m, k, dan r0.
g. Apakah arah putar dari sumbu elips sama gerakan precessing ellipse searah atau
berlawanan arah kecepatan sudut planet? Jelaskan.

Pembahasan:
a. Gaya gravitasi planet terhadap Matahari dengan jarak planet dan Matahari r sama dengan
gaya gravitasi yang dialami oleh planet akibat massa total debu dengan jari-jari r yang
dikosentrasikan di pusat Matahari. Dengan kata lain,
4 Gmr
 G 2    r 3   
mM debu m 4
F   G  mkr
r 2
r  3  3
4 G
dengan k  
3

16 | Davit Sipayung
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

b. Hukum II Newton gerak planet dalam koordinat polar adalah


 Fr  mar
FM  F   m  r  r 2 

 mkr  m  r  r 2 
mM
G
r2
Momentum sudut planet terhadap pusat matahari karena torsi terhadap matahari sama
dengan nol,yaitu

L  mvr  m  r  r  m r 2
L L
 2

mr mr02

Persamaan gerak planet dalam arah radial menjadi


mM L2
G  mkr   mr
r2 mr 3

Jika planet bergerak melingkar dengan jari-jari r0, maka

mM L2
G 2
 mkr0  0
r0 mr03
c. Periode planet adalah
2
T

mr02
 2
L
d. Planet mengalami sedikit simpangan kecil ε<<r0 sehingga r = r0 + ε . Akibatnya,
mM L2
m   G  mkr 
r2 mr 3
mM L2
 G  mk  r0    
 r0    2 m  r0   
3

mM    L2
 G  0  
r0 
mkr 1
    
2 3
 
r02 1   mr03 1  
 r0   r0 
mM  2     L2  3 
 G        1 
r0  mr03 

1 mkr0 1
r02  r0   r0 
 mM L2  2  mM  3 L2
  G 2  mkr0   G   mk  
 r0 mr03  r0  r02  r0 mr03

Gunakan orbit persamaan gerak planet untuk mendapatkan


Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

 L2 2 mM L2 
m    mk  4   G 2  3   
 mr0 r0  r0 mr0 
 L 2

   4  3km  
 mr0 
atau
 L2 
   2 4
 3k  
 m r0 
Ini adalah persamaan gerak harmonik sederhana dengan frekuensi angular

L2
r   3k
m 2 r04

e. Precessing ellipse terjadi jika ada perbedaan kecil antara frekuensi sudut arah radial dan
frekuensi sudut orbital planet. Frekuensi sudut orbital planet adalah
L2
0 
mr02

dan

L2
r   3k
m 2 r04
1
L  3km 2 r04 2
 1  
mr02  L2 
L  3km 2 r04 
 1  
mr02  2 L2 
L 3kmr02
 
mr02 2L

Orbit planet membentuk “precessing ellipse” karena ada perbedaan kecil antara frekuensi
sudut arah radial dan frekuensi sudut orbital planet.
f. Waktu yang dibutuhkan planet untuk kembali ke titik semula sama dengan periode
precessing. Frekuensi sudut precessing sama dengan selisaih frekuensi sudut radial dan
frekuensi sudut orbital planet, yaitu
 p   r  0
3kmr02

2L

18 | Davit Sipayung
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

Periode precessing adalah


2
Tp 
p
4 L

3kmr02
h. Arah putar dari sumbu elips gerakan precessing ellipse berlawanan arah kecepatan sudut
planet karena kecepatan sudut osilasi radial lebih besar dari kecepatan sudut orbital seperti
gambar di bawah ini.

5. Sebuah bola pejal berjari-jari R memiliki muatan total Q dengan persebaran densitas muatan
merata. Sebuah elektron bermuatan –e bermassa m dan bergerak bebas di daerah dalam
dalam dan luar bola tersebut. Elektron tersebut bergerak membentuk orbit lingkaran pada
jarak r dari pusat bola. Dalam gerakannya, elektron tersebut dipercepat dengan gaya
sentripetal sehingga akan terjadi radiasi P yang dapat dinyatakan dengan

P  C a n

dimana C adalah konstanta tak berdimensi dengan nilai C = 1/6π, ζ adalah konstanta fisik
sebagai fungsi dari muatan Q, laju cahaya c, dan permitivitas ruang vakum ε0, serta a adalah
percepatan muatan dan n konstanta tak berdimensi. Persamaan di atas dikenal sebagai Lamor
Formula.
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

R
r

Sebelumnya, abaikan radiasi pada soal berikut.


a. Ambil r < R, tentukan periode T gerak orbit elektron (nyatakan dalam r, R, Q, e, m, ε0)!
b. Ambil r > R, tentukan periode T gerak orbit elektron (nyatakan dalam r, R, Q, e, m, ε0)!
c. Asumsikan elektron berada pada posisi diam di r = 2R, tentukan kelajuan elektron saat
melewati titik pusat bola bermuatan (nyatakan dalam R, Q, e, m, ε0)!

Sekarang radiasi tak diabaikan.


d. Tentukan ekspresi ζ(q,c, ε0) dan n, lalu tentukan formula Larmor P di atas (nyatakan
dalam R, Q, e, m, ε0)!

Asumsikan bentuk orbit setelah mengalami radiasi tetap berbentuk lingkaran dan jari-jari
orbit tersebut berubah sebesar |∆r| << r.
e. Ambil r<R , tentukan perubahan jari-jari orbit ∆r dalam satu orbit (nyatakan dalam r, R,
Q, e, m, ε0,c)!
f. Ambil r > R , tentukan perubahan jari-jari orbit ∆r dalam satu orbit (nyatakan dalam r, R,
Q, e, m, ε0,c)!
g. Tentukan waktu yang dibutuhkan elektron untuk jatuh dari orbit r=R ke orbit r=R/2.

Pembahasan :
a. Periode gerak elektron adalah

20 | Davit Sipayung
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

2
T

Hukum II Newton untuk gerak elektron,
 F  masp  m r
2

Gaya yang dialami oleh elektron di r<R sama dengan gaya oleh muatan Q′ yang
merupakan muatan total bola pejal dengan radius r. Densitas muatan merata sehingga
Q Q r3
   Q  Q
4
 R3
4 3
r R3
3 3
Jadi :
eQ 2 
2
 m 
1
 r
4 0 r 2
 T 
e  r3   2  r
2
1
 Q   m  
4 0 r 2  R 3   T 
16 3 0 mR 3
T1 
eQ

b. Hukum II Newton untuk gerak elektron,


 F  masp  m 2 r
2 
2
 m 
1 eQ
 r
4 0 r 2
 T 
2 
2
 m 
1 eQ
 r
4 0 r 2
 T 

Jadi,

16 3 0 mr 3
T2 
eQ

c. Usaha total oleh gaya coulomb sama dengan perubahan energi kinetik.
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

Wtotal  EK
0
1
 Fdr  mv  0
2

2R 2
R
 1 eQ  0
 1 eQ  1
  2 
dr      dr  mv 2
2R  4 0 r  R  4 0 r  2
R 0
eQ 1 eQ 1
  2 dr  3 
r dr  mv 2
4 0 2 R r 4 0 R R 2
eQ  1  eQ  1 2  1 2
R 0
    r   mv
4 0  r 2 R  4 0 R 3  2 R  2
eQ eQ 1
  mv 2
8 0 R 8 0 R 2
eQ
v
2 0 mR
d. Formula Larmor adalah

P  C a n  Cq x c y 0z a n
Menurut analisis dimensi,

 P    q  x c  y  0   a n
z

 LT 1   ML3T 4 I 2   LT 2 
y z n
MLT 3  TI 
x

MLT 3  M  z Ly 3 z  nT x  y  4 z  2 n I x  2 z
Menurut kesamaan pangkat diperoleh x = 2, y = -3, z = -1 dan n = 2. Jadi :
P  Cq 2 c 3 01a 2
q 2a 2

6 c 3 0
e. Perubahan jari-jari orbit satu periode diperoleh dengan mendapatkan bentuk dr/dt dan
kemudian diintegralkan. Laju radiasi elektron adalah
dE eQa 2
 P  
dt 6 c 3 0
Energi mekanik elektron adalah
1 2
E mv  V
2
Hukum II Newton untuk gerak elekton adalah

22 | Davit Sipayung
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

 F  ma
1 eQ v2
 ma  m
4 0 r 2 r
1 eQr 2 1 2
 mv
8 0 R 3 2
Energi potensial elektron di dalam bola r<R sama dengan usaha untuk memindahkan
elektron dari titik di posisi r ke titik tidak berhingga.

V   Fdr
r

 R
eQr  
 eQ 1 
   dr    2 
dr
r  4 0 R  R  4 0 r 
3

3 
R2  r 2  
eQ eQ 1

8 0 R 4 0 R


eQ
8 0 R 3
 3R 2  r 2 
Jadi :
1 2
E mv  V
2
1 eQr 2

8 0 R 3

eQ
8 0 R 3
 3R 2  r 2 
1eQr 2 3 eQ
 
4 0 R 3
8 0 R
Selanjutnya,
dE 1 eQr dr

dt 2 0 R 3 dt
eQa 2 1 eQr dr
 
6 c  0 2 0 R 3 dt
3

dr R 3a 2
 3
dt 3c r
2
R 3  1 eQ 
  r
3c 3 r  4 0 mR 3 
e 2Q 2
 r
48m 2 2 02 c 3 R 3
Perubahan jari-jari orbit dalam satu orbit adalah
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

dr e 2Q 2
 dt
r 48m 2 2 02 c 3 R 3
r r
dr e 2Q 2 T1
    dt
r r 48m 2 2 02 c 3 R 3 0
r  r  e 2Q 2
ln     T1
 r  48m 2 2 02 c 3 R 3
r  r  e 2Q 2 16 3 0 mR 3
ln  
 r  48m 2 2 02 c 3 R 3 eQ
R 3e 2 Q 2  0 mR
r 
 e 12 m  0 c R
2 2 3 2
1 eQ
r
 
R 3e 2 Q 2  0 mR 
r  r 1  e 12 m  0 c R 
2 2 3 2
eQ
 
 
f. Laju radiasi elektron adalah
dE eQa 2
 P  
dt 6 c 3 0
Energi mekanik elektron adalah
1 2
E mv  V
2
1 1 eQ
 mv 2 
2 4 0 r
Hukum II Newton untuk gerak elekton adalah
 F  ma
1 eQ v2
 ma  m
4 0 r 2 r
1 eQ 1 2
 mv
8 0 r 2 2
Jadi :
1 2
E mv  V
2
1 eQ 1 eQ
 
8 0 r 4 0 r
1 eQ

8 0 r

24 | Davit Sipayung
Sekolah Online Fisika Indonesia Davit Sipayung
davitsipayung.com davitsipayung@gmail.com

Selanjutnya,
dE 1 eQ dr

dt 8 0 r 2 dt
eQa 2 1 eQ dr
 
6 c  0 8 0 r 2 dt
3

dr 4r 2 a 2

dt 3c 3
2
4r 2  1 eQ 
  
3c 3  4 0 mr 2 
e 2Q 2

12m 2 2 02 c 3 r 2
Perubahan jari-jari orbit dalam satu orbit adalah

e 2Q 2
r 2 dr   dt
12m 2 2 02 c 3
r r e 2Q 2 T2
 r dr  
2
 dt
r 12m 2 2 02 c 3 0

1 e 2Q 2 16 3 0 mr 3
 r  r 3  r 3   
3  12m 2 2 02 c 3 eQ
 3  r 3 3  e 2Q 2  0 mr 3
 
r 1    r   
  r   m 2 02 c 3 eQ

 r 3 1  3 r   r 3    e Q
2 2
 0 mr 3
  r 

 m 2 02 c 3 eQ
e 2Q 2  0 mr
r 
3m  02 c 3r
2 eQ
g. Waktu yang dibutuhkan elektron untuk jatuh dari orbit r=R ke orbit r=R/2:
R/2 e 2Q 2 
 r dr  
2
 dt
R 12m 2 2 02 c 3 0
7m 2 2 02 c 3

2e 2Q 2

Anda mungkin juga menyukai