6 RPP Simulasi Digital Presentasi Video Untuk Branding Dan Marketing
6 RPP Simulasi Digital Presentasi Video Untuk Branding Dan Marketing
(RPP)
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
1.2 Mendeskripsikan kebesaran Tuhan yang menciptakan berbagai sumber energi di alam
1.2.1 Mensyukuri terbentuknya semesta sebagai karya illahi
1.3 Mengamalkan nilai-nilai keimanan sesuai dengan ajaran agama dalam kehidupan sehari-
hari
1.3.1 Mengamalkan keimanan dalam kehidupan sehari-hari
1.4 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan percobaan dan berdiskusi
1.4.1 Menunjukan sikap Ilmiah selama pembelajaran
1.5 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan.
1.5.1 Apesiatif terhadap keberagaman.
1.7. Menyajikan hasil penerapan presentasi video untuk branding dan marketing
1.7.1. Menyajikan hasil penerapan tahap praproduksivideo untuk branding dan
marketing
1.7.2. Menyajikan hasil penerapan tahap produksi video untuk branding dan marketing
1.7.3. Menyajikan hasil penerapan tahap pascaproduksi dan tindak lanjut video untuk
branding dan marketing
VIII. Penilaian
a. Penilaian Kognitif
1. Teknik : Tes Tulis
2. Bentuk Instrumen : Uraian
3. Instrumen :
a) Jelaskan pengertian Branding!
b) Jelaskan pengertian Marketing!
c) Jelaskan Pengertian Storyboard
d) Jelaskan aktivitas apa saja pada Pasca Produksi!
Rubrik Penilaian Kognitif
No Soal Uraian Nilai
a, b, c, d 1. Soal dijawab dengan 25
benar
2. Soal dijawab kurang 15
lengkap
3. Jawaban Salah 0
b. Penilaian Afektif
Rubrik Penilaian Afektif
Skor
No Item Penilaian
1 2 3 4
1 Kehadiran
2 Sikap dalam menyimak dan menanggapi
materi
3 Sikap dalam berdiskusi / mengerjakan tugas
yang diberikan
Pedoman Item Penilaian :
1. Kehadiran
Kriteria Skor
Hadir tepat waktu 4
Terlambat < 5 menit 3
Terlambat 5 menit 2
Terlambat >5 menit 1
2. Sikap dalam menyimak dan menanggapi materi serta sikap dalam berdiskusi /
mengerjakan tugas yang diberikan
Kriteria Skor
Sangat aktif 4
Aktif 3
Kurang aktif 2
Pasif 1
c. Penilaian Psikomotor
Lembar Obeservasi Psikomotor (kemampuan komunikasi)
No Nama Siswa Skor Total
1 2 3 4 Penilaian
1
2
3
dst
Kriteria Penilaian :
Nilai Kriteria
Dapat berinteraksi/berkomunikasi dengan baik dan mampu
4
memberikan pendapatnya pada saat proses pembelajaran berlangsung
Dapat berinteraksi/berkomunikasi dengan baik tetapi tidak mampu
3
memberikan pendapatnya pada saat proses pembelajaran berlangsung
Kurang berinteraksi/berkomunikasi dengan baik dan kurang mampu
2
memberikan pendapatnya pada saat proses pembelajaran berlangsung
Tidak dapat berinteraksi/berkomunikasi dengan baik dan tidak
1 mampu memberikan pendapatnya pada saat proses pembelajaran
berlangsung
Pemberian skor:
Skor Max =4
Skor Min =1
Jumlah skor yang diperoleh siswa
Nilai = × 100
Jumlah skor maksimal
Nilai Kognitif + Nilai Afektif + Nilai Psikomotor
Nilai Akhir = × 100
100
Denpasar,
Kunci Jawaban
Drs.Gde Rimaya,DMM I Kadek Adhi Suarjana,S.Pd
KUNCI JAWABAN
a. Didalam hal ini, kita menterjemahkan kata Branding dengan arti Memperkuat merek
produk ataupun jasa. Kita semua mengetahui, bahwa fungsi dasar dari sebuah merek
adalah sebagai pembeda antara yang satu dengan yang lainnya. Namun, dengan adanya
dinamika didalam derasnya kompetisi pasar, sebuah merek membutuhkan kekuatan dan
pengelolaan.
b. Suatu proses kegiatan menyeluruh dan terpadu serta terencana, Yang dilakukan oleh
institusi untuk menjalankan usaha guna memenuhi kebutuhan pasar dengan cara membuat
produk, Menetapakan harga, Mengkomunikasikan, Dan mendistribusikan melalui
kegiatan pertukaran untuk memuaskan konsumen dan perusahaan
c. Storyboard ialah rangkaian gambar ilustrasi yang berusaha menjelaskan bahasa tulisan
skenario ke dalam bahasa visual. Adegan demi adegan cerita yang sebelumnya telah
dirumuskan dalam skenario diterjemahkan menjadi gambar oleh sutradara dengan
bantuan kameramen dan storyboard artist, sedemikian rupa sehingga dalam potongan-
potongan gambar ilustrasi yang dihasilkan terhimpun informasi tentang para pelaku
adegan, adegan yang dilakukan, lokasi dan properti, sudut pengambilan gambar, dan
sebagainya.
d. Pada Tahap Pasca Produksi semua bahan mentah produksi dikumpulkan untuk diolah.
Analoginya, ialah seorang koki yang membawa semua bahan masakan dan bumbu ke
dapur, untuk diolah sesuai resep yang telah ada. Dalam halhasilshootinginivideo,“baha
“bumbu” ialah bahan pendukung lain dan s lain-lain serta “resep” ialah skenario itu.
MATERI
A. PENGERTIAN BRANDING DAN MARKETING
1. BRANDING
Branding, merupakan sebuah kata yang berasal dari kata dasar Brand, yang
berarti Merek. Akan tetapi, ketika kita mencari arti kata Branding didalam kamus
bahasa inggris, kita tidak akan menemukan arti yang sesuai. Sedangkan begitu banyak
macam pengertian branding yang bertebaran didunia maya hingga buku sekalipun,
yang tentunya bisa membingungkan kita. Lalu bagaimana arti branding seharusnya?
Didalam hal ini, kita menterjemahkan kata Branding dengan arti Memperkuat
merek produk ataupun jasa. Kita semua mengetahui, bahwa fungsi dasar dari sebuah
merek adalah sebagai pembeda antara yang satu dengan yang lainnya. Namun, dengan
adanya dinamika didalam derasnya kompetisi pasar, sebuah merek membutuhkan
kekuatan dan pengelolaan.
tentang arti brand tersebut, tahap menyukai, atau tahap mencintai atau loyal.
Branding yang baik adalah memilih tipe aktivitas brand yang disesuaikan
dengan situasi pencapaian nilai brand itu sendiri. Brand yang belum dikenal, harus
fokus pada awareness building. Brand yang sudah dikenal tetapi kurang pemahaman,
berarti perlu kerja keras untuk menjelaskan apa yang bisa diberikan brand kepada
konsumen.
Brand yang sudah dikenal dan dipahami, harus dicarikan kegiatan yang akan
meningkatkan minat mencoba atau membeli. Kegiatan ini sering disebut dengan
istilah Brand Activation. Brand yang sudah dikenal, dipahami, dan dibeli harus
dipikirkan untuk membuat konsumen beli lagi, dan lagi, dan lagi. Ini adalah tahapan
yang disebut dengan proses pembinaan loyalitas brand. Pada tahap ini, brand sudah
bisa dikategorikan sebagai strong brand. Proses branding haruslah kontekstual,
disesuaikan dengan situasi brand dan tahapan pencapaiannya.
2. MARKETING
Marketing atau Pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting bagi semua
usaha, Karena Marketing atau pemasaran mempunyai kedudukan sebagai penghubung
antara perusahaan pembuat produk dengan Masyarakat sebagai pemakai produk. Maka dari
itu, Perusahaan selalu memberikan perhatian yang maksimal terhadap hal ini agar tujuan dan
cita-cita perusahaan bisa tercapai dengan otimal. Marketing atau pemasaran memang sangat
penting bagi pencapaian tujuan perusahaan, Lalu apa marketing atau pemasaran itu?
b) Tujuan Produksi
Misalnya, rencana produksi “pro dirumuskan tujuan produksinya untuk
memberikan sekilas pandang perusahaan tersebut dimana produk yang kelak
dihasilkan akan dibagikan kepada para klien perusahaan serta para prospek klien.
Tujuan produksi ini dapat pula dijabarkan secara lebih detil menurut prinsip
tujuan komunikasi, dimana di dalam komunikasi setidaknya ada 5 aspek yang harus
diperhatikan, yaitu komunikator, komunikan (audiens), materi komunikasi (pesan
yang hendak disampaikan), media komunikasi, dan cara penyaluran pesan. Tujuan
produksi dapat pula secara spesifik menyebut tujuan-tujuan tertentu, misalnya :
tujuan mengikuti festival film Indie, tujuan komersial, tujuan presentasi dan
sebagainya.
Bahkan untuk sebuah tujuan eksperimental pun, sebaiknya dilakukan perumusan
agar perumusan tujuan produksi ini kelak dapat dipakai sebagai rujukan saat menulis
jurnal/evaluasi kegiatan.Pada proyek resmi dari instansi, tujuan produksi ini
tercantum suatu Term of Reference (Kerangka Acuan Kerja).
c) Penentuan Target-target
Ini masih berkaitan erat dengan perumusan tujuan di atas, tapi dengan
memakai indikator yang lebih terukur. Misalnya, target keberhasilan penyampaian
pesan, target pencapaian finansial, target pencapaian kualitas gambar, target
jumlah audiens dan sebagainya.
d) Penyusunan Kru
Berbeda dengan produksi film komersial (apalagi film Hollywood) yang
dikerjakan oleh banyak kru dengan tugas dan keahlian masing-masing, suatu
home video dapat dikerjakan oleh suatu tim kecil dengan tugas serba rangkap.
Sejumlah aspek pekerjaan penting ialah produser, penulisan skenario,
penyutradaraan, kameramen, pencahayaan, make up & wardrobe, penata artisitik
dan editing.
Tidak masalah dengan keterbatasan sumberdaya manusia yang dapat
terkumpul di dalam kru produksi, yang lebih penting ialah adanya kejelasan soal
pembagian tugas dan deskripsi job masing-masing. Misalnya dapat berbentuk tim
kecil beranggotakan 3 orang, dimana seorang berperan rangkap sebagai
produser/penulis skenario/penyutradaraan, seorang sebagai kameramen/editor, dan
seorang sebagai lighting man/penata artistik. Penjelasan lebih lengkap tentang
susunan kru yang lebih ideal.
e) Scheduling Proyek
Scheduling proyek memegang peranan yang amat penting dalam
pencapaian efektivitas dan efisiensi produksi, terutama kegiatan produksi
(shooting video) dimana terlibat banyak sumberdaya manusia, pemain dan
peralatan shooting video yang digunakan. Idealnya, suatu pengambilan gambar
telah direncanakan dan dijadwalkan pada tenggang waktu yang cukup sebelumnya
sehingga semua pihak yang terlibat dalam shooting video tersebut dapat
mempersiapkan diri dengan baik untuk menunaikan peran/tugasnya masing-
masing, yang melibatkan kesiapan mental, fikiran dan peralatan.
Scheduling proyek juga amat berguna bagi semua pihak yang terlibat
dalam produksi video untuk mengukur sejauh mana kemajuan suatu proyek pada
saat-saat tertentu, agar dapat melakukan evaluasi proyek berjalan.
f) Pembuatan Skenario
Pembuatan skenario, meskipun lazimnya dilakukan dalam proses produksi
film komersial, namun dapat diadaptasi untuk proses pembuatan produk audio-
visual lainnya dengan penyesuaian seperlunya. Hal ini dimungkinkan karena film
dibuat untuk menyampaikan pesan komunikasi secara visual, sebagaimana di sini
kita akan membuat sejumlah produk video juga sebagai media untuk
menyampaikan pesan komunikasi. Prinsip-prinsip umum di bawah ini kelak akan
dibahas lagi secara singkat cara penerapannya dalam konteks produksi masing-
masing produk video di bagian ragam produksi.
g) Format Skenario
Perancangan skenario sendiri leb abstrak” dari seorang penuliskedalamskena berbagai
bentuk (tulisan) sesuai keperluannya. Pada produksi sebuah film, skenario dituangkan
dalam format standar tertentu yang dimaksudkan agar kru produksi yang terlibat
mengetahui perannya masing-masing saat pengambilan gambar.
Namun untuk sebuah produk skala kecil dengan tim kecil, skenario dapat diadaptasi
menjadi rumusan bersama yang sederhana, asal dapat dimengerti dan menjadi acuan kerja
kru produksi (misalnya kameramen, sutradara, lighting man). Contoh skenario sederhana
pada workshop film pendek
h) Storyboard
Storyboard ialah rangkaian gambar ilustrasi yang berusaha menjelaskan bahasa
tulisan skenario ke dalam bahasa visual. Adegan demi adegan cerita yang sebelumnya
telah dirumuskan dalam skenario diterjemahkan menjadi gambar oleh sutradara dengan
bantuan kameramen dan storyboard artist, sedemikian rupa sehingga dalam potongan-
potongan gambar ilustrasi yang dihasilkan terhimpun informasi tentang para pelaku
adegan, adegan yang dilakukan, lokasi dan properti, sudut pengambilan gambar, dan
sebagainya.
Contoh Storyboard
Pada kenyataan dalam praktek, keberadaan storyboard merupakan “barang mewah”,
yaitu m manfaat besarnya, namun kesulitan pengerjaannya membuat suatu tim produksi
sering mengabaikannya dengan melewati proses ini, dan menyerahkan pelaksanaan
shooting video kepada kemampuan langsung di lapangan. Salahsatu kendala yang sering
dihadapi ialah tidak tersedianya tenaga ilustrator gambar.
h) Layout
Layout ialah bentuk lanjutan dan terakhir dari kegiatan pra produksi. Di sini, gambar-
gambar storyboard dirangkai dalam suatu kegiatan editing video, sesuai skenario (di-scan
sebelumnya), bagaikan hasil shooting video yang sudah selesai diambil.
Elemen-elemen lain ditambahkan seperlunya sekedar untuk mencari gambaran awal
darii”,“produmisal dubbing narasi dan musik ilustrasi. Hasil akhir layout ini dapat berupa
file video yang dapat disaksikan bersama oleh kru produksi dan klien, jika ada. Layout ini
amat bermanfaat, antara lain :
Kru produksi (maupun klien) mendapat gambaran yang lebih jelas tentang produk
yang akan dihasilkan. Banyak orang yang daya imajinasinya tak cukup tinggi untuk
bisa membayangkan hasil akhir sebuah produk dari sebuah skenario, yang mengerti
tentang rencana produksi dengan adanya layout ini.
“Pace” dari video dapat terasa. pesan/informasi yang berkembang setiap saat
dengan kecepatan yang tepat. Video yang “terlalu pemirsa, sedangkan yang terlalu
lambat akan membuat pemirsa bosan dan bahkan tertidur. Jika disadari pace yang
kurang sesuai, akan menjadi catatan dalam kegiatan editing video kelak, untuk
memanjangkan atau menyingkat adegan-adegan tertentu dalamrangka perbaikan
pace ini.
Peran ilustrasi musik terhadap pembentukan mood video dapat terasa, dan editor
dapat ber-eksperimen dengan backsong yang akan digunakan kelak.
Secara teknis, pembuatan layout ini juga amat membantu editor kelak saat
berkegiatan editing video. Karena potongan gambar ilustrasi tersebut sudah diatur
tempat dan durasinya sedemikian rupa sehingga kelak hanya tinggal diganti dengan
hasil shooting video.
Secara mental, kru produksi akan hampir selesai”, dan potongan tinggal gambar
men ilustrasi tersebut dengan hasil shooting video.
Kunci Jawaban
Drs.Gde Rimaya,DMM I Kadek Adhi Suarjana,S.Pd