Anda di halaman 1dari 4

UAS ESTETIKA

ANALISIS KRITIK SENI


“TAKO” (LAYANG-LAYANG JEPANG)

Disusun Oleh :

Sekar Zuriath
2915153518
Kelas A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016
UAS ESTETIKA – Kritik Seni Sekar Zuriath
2915153518
“Tako” (Layang-layang khas Jepang) Kelas A

A. DESKRIPSI

Tako atau yang lebih di kenal Layang-layang (di Indonesia) merupakan lembaran
bahan tipis berkerangka yang diterbangkan ke udara dan terhubungkan dengan tali atau
benang ke daratan atau pengendali. Layang-layang memanfaatkan kekuatan hembusan angin
sebagai alat pengangkatnya. Dikenal luas di seluruh dunia sebagai alat permainan. Meskipun
sudah tergolong negara maju, ternyata masyarakat dan pemerintah Jepang adalah yang paling
bersemangat memopulerkan layang-layang. Di sana layang-layang bukan sekedar permainan,
tetapi menjadi karya seni bermutu tinggi. Sejak lama banyak sekolah di Jepang mengajarkan
kerajinan layang-layang kepada para murid sebagai bagian dari ekstrakurikuler mereka.
Setiap tanggal 5 Mei permainan layang-layang di Jepang menjadi acara tahunan yang
semarak sebagai festival anak laki-laki. Pada hari itu para orang tua beramai-ramai
menuliskan nama bayi mereka pada layang-layang yang dihiasi gambar prajurit legendaris
atau pahlawan dalam cerita anak-anak. Hal itu dimaksudkan agar anaknya tumbuh sehat dan
kuat. Motif lain yang disukai adalah kura-kura dan burung bangau (lambang panjang umur)
dan ikan gurame (lambang keuletan). Semakin tinggi layang-layang terbang, konon nasib
seseorang semakin baik.
Lebih dari seribu layang-layang berpartisipasi selama tiga hari penyelenggaraan.
Sekitar lima juta pengunjung tercatat menyaksikan festival tersebut, termasuk wisatawan
mancanegara. Meskipun kini tanah lapang di Jepang semakin sempit, bahkan anak-anak
keranjingan berbagai jenis games modern, ternyata permainan tradisional layang-layang
masih tetap hidup.
Permainan layang-layang alias „Tako‟ di Jepang ini, kebanyakan terbuat dari kertas
washi dengan kerangka tipis. Hingga kini permainan layang-layang pun sudah menjadi acara
seni dan budaya bernilai tinggi yang dilestarikan. Pemerintah Jepang juga menberikan
tunjangan dan subsidi kepada para seniman layang-layang. Bahkan hasil karya seniman
tersebut diabadikan di sebuah museum bernama Tako no Hakubutsukan di Tokyo. Di
museum ini terdapat sekitar 3.500 koleksi layang-layang dari Jepang dan manca negara, baik
dalam bentuk dua atau tiga dimensi yang luar biasa.
B. ANALISIS

Menurut saya, Permainan Tako ini memiliki nilai estetika yang tinggi. Dilihat dari
gambar dan bentuknya, masing-masing memiliki keindahannya sendiri. Seperti warnanya
yang beragam, membuat tako tersebut sangat menarik perhatian. Terlebih lagi ketika tako
tersebut sudah diterbangkan ke langit. Selain beragam, tako juga memiliki warna mencolok
yang menjadi ciri khas bagi tako yang membuat keberadaannya mudah di temukan saat
perayaan Hari Anak-anak di Jepang berlangsung.
Seperti yang sudah disebutkan pada bagian deskripsi, tako biasanya dibuat dalam
berbagai motif menarik yang tidak hanya lucu dan indah namun juga memiliki esensi.
Contohnya, motif burung bangau (lambang panjang umur) dan ikan gurame (lambang
keuletan), ada juga yang berupa motif tulisan kanji dengan arti harapan-harapan mereka
untuk anak-anaknya. Hal ini menurut saya merupakan bentuk dari nilai estetik yang tersirat
dan secara tidak langsung menjadi budaya mereka.
Dari bentuknya juga bervariatif, mulai dari bentuk datar biasa, hingga bentuk tiga
dimensi seperti ikan koi atau gurita yang ketika diterbangkan ke langit dan terkena hembusan
angin akan menghasilkan gerakan-gerakan yang lucu yang indah. Sehingga tampak tako ikan
dan gurita tersebut sedang berenang di dalam air layaknya ikan dan gurita yang sebenarnya.
Contoh gerakan-gerakan lucu tersebut sangat menarik bagi saya dan membuat saya ingin
melihat tako-tako tersebut bergerak di udara secara langsung.

C. INTERPRETASI

Dari hasil analisis saya diatas, dapat saya interpretasikan bahwa tako selain bernilai
estetik tinggi, ternyata terlepas dari wujudnya yang hanya berbentuk layang-layang memiliki
fungsi yang beragam, yaitu sebagai permainan hiburan yang menyenangkan, sebagai tradisi
dan budaya Jepang, sebagai bentuk harapan para orangtua di Jepang kepada anak-
anaknya,dan sebagai sarana penyambung silaturahmi karena dari tako yang dimainkan saat
perayaan Hari Anak-anak, warga dapat berkumpul dan tertawa bersama dalam satu lapangan
luas. Fungsi terakhir yang saya sebutkan sebelumnya, menurut saya merupakan hal tersirat
yang sangat penting dan menjadi inti dari permainan tako di Jepang.
D. LAMPIRAN GAMBAR

Anda mungkin juga menyukai