fajar
MATA
KULIAH
I
S
B
D
TEMA : Permainan rakyat
tradisionalasus
a) Paju Jalur
Unsur kebudayaan:
Sistem kepercayaan
Kesenian
Kalau dari sisi ekonomi erat kaitannya dengan kuliner, ekonomi kreatif, dan
juga akomodasi dan transportasi. Kegiatan Pacu Jalur ini dihadiri sekitar 300
ribu pengunjung. Ini luar biasa.
Masyarakat menjadikan Pacu Jalur ini sebagai ajang temu kangen dengan
keluarga. Banyak para perantau rela pulang ke kampung halaman demi
mengikuti rangkaian acara Festival Pacu Jalur ini. Bahkan, masyarakat
setempat menyebutnya sebagai hari raya atau tahun barunya orang Kuansing.
Sebab semua masyarakat Kuansing merayakan hari tersebut dengan sangat
meriah, lebih meriah dibandingkan hari besar lainnya di dunia.
Wujud kebudayaan:
a. Komplek aktivitas
Tradisi pacu jalur yang diadakan sekali setahun ini pada
awalnyadimaksudkan sebagai acara memperingati hari-hari besar umat
Islam,sepertiHariRaya Idul Fitri, Idul Adha,Maulid Nabi, ataupun
peringatan tahun baru Hijriah. Pada Masa penjajahan Belanda festival ini
pernah dijadikan salah satu kegiatandalam memperingati hari lahir Ratu
Wihelmina (Ratu Belanda) yang biasanyajatuh bulan November.Namun
setelahkemerdekaan Indonesia, perlombaan inidijadikan icon pertandingan
dalammerayakan Hari Ulang Tahun KemerdekaanRepublik Indonesia.
b). Kelereng
Akulturasi
Wujud kebudayaan :
Sistem pengetahuan
Sosialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses sosial yang terjadi apabila
seseorang mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku yang sesuai
dengan perilaku kelompoknya, Kaitan dengan permainan lompat tali merdeka
adalah dalam bermain seseorang anak belajar bersikap dan berperilaku
terhadap orang-orang yang setara dengan kedudukannya, baik tingkat umur
maupun pengalaman hidupnya. Melalui lingkungan sepermainan , seseorang
mempelajari nilai-nilai dan norma serta interaksi dengan orang-orang lain
yang bukan anggota keluarganya. Disinilah seseorang belajar mengenal
berbagai keterempilan sosial, seperti kerja sama, mengelolah konflik, jiwa
sosial, kerelaan untuk berkorban, solidaritas, kemampuan mengalah dan
keadilan.
d). Permainan Tradisional Masyarakat Riau(Gasing)
System Religi
Gasing merupakan permainan tradisional masyarakat melayu riau,pada
mulanya permainan gasing dalam masyarakat yang banyak di kaitkan
dengan suatu unsure kepercayaan yang sifatnya Animsme yaitu pada saat
sebelum panen padi,menurut anggapan masyarakat bahwa apabila
permainan gasing dimainkan sebelum panen padi ,makam mengakibatkan
padi akan berisi.
System kesenian
Permainan gasing juga diikut sertakan dalam menyemarakan hari-hari
besar,selain berfugsi sebagai permainan yang menimbulkan suasana
gembira,permainan gasing juga dapat menimbulkan ketegangan karena
masing-masing pemain berusaha untuk memenangkan permainan.
System Pengetahuan
Ada berbagi pendapat tentang asal mula gasing dan benuk nya di
antaranya (1) Diinspirasikan dari penemuan buah perepat (sonneratia
alba) yang memiliki struktur bulat pipih, licin dan mudah diputar di
atas lantai yang datar. Kemudian, struktur buah perepat ini
diadaptasikan dengan menggunakan kayu yang lunak agar mudah
dibentuk. (2) Permainan gasing diinspirasikan dari permainan “adu
telur” yang dimainkan anak-anak dengan cara diputar dan diadu antara
satu dengan lainnya. Cara ini akhirnya diadaptasikan pula pada kayu
yang dibentuk seperti telur, di bawahnya ditancapkan paksi (sejenis
besi berukuran kecil seperti paku yang runcing) agar dapat diputar
lama dan seimbang di atas lantai.
e). Bola takraw
System keseniaan
Sepak Raga. Mulanya berasal dari zaman kesultanan melayu pada
abad ke (634-713). Bola yang digunakan terbuat dari daun kelapa
muda ataupun anyaman kulit rotan. Teknis permainannya yaitu para
pemain berdiri membentuk sebuah lingkaran. Besar lingkarannya
disesuaikan dengan banyaknya pemain. Permainan ini dianggap
sebagai nenek moyang dari permainan yang saat ini kita kenal dengan
sebutan Sepak Takraw.
Sistem Organisasi kemasyarakatan
Pada tanggal 16 Maret 1970 didirikan organisasi Persatuan Sepak
Raga Seluruh Indonesia (PERSERASI) dengan Ketua Umum Drs.
Moh. Yunus Akbar, dan pada tangal 6-8 Oktober diadakan kongres I
semacam munas yang dihadiri 24 PEMDA dan pada tahun 1987 salah
satu putusan Kongres I 1986 ialah pemilihan pengurus besar yang
baru yaitu Ir. H. Marjoeni. Dengan hasil keputusan antara lain adalah
dirubahnya sebutan “Sepak raga” menjadi “Sepak Takraw
Wujud Kebudayaan
Kompleks aktivitas
Sepak Raga adalah permainan yang berkembang dan dimainkan
oleh para elit kerajaan Malaka pada abad ke 15 Masehi. Di mana saat
itu rakyat hanya sebagai penonton keluarga kerajaan yang tampil
bertanding. Ketika rakyat menonton, permainan ini menarik perhatian
mereka. Mereka mempelajari dan kemudian mulai memainkan Sepak
Raga dengan versi mereka sendiri, yaitu dimainkan oleh 5 sampai 10
orang dengan memakai pakaian yang dilengkapi tutup kepala serta
tidak beralas kaki.
Pacu jalur