Disusun Oleh :
Indonesia memiliki 34 Provinsi yang tersebar dari seluruh pelosok negeri Indonesia.
Setiap provinsi daerah memiliki olahraga tradisional yang sudah sejak zaman dahulu
dilakukan dan turuntemurun pada generasi berikutnya. Sumatera Barat merupakan
provinsi yang memiliki olahraga tradisional yang cukup terkenal dan banyak dikenal
oleh masyarakat luas. Olahraga tradisional merupakan aktivitas terapan nilai-nilai
budaya dalam khasanah kearifan lokal masyarakat Indonesia. Banyak hal dalam
olahraga tradisional yang mengantung nilai-nilai budaya dan kearifan lokal pada suatu
daerah tertentu. Olahraga tradisional merupakan suatu aktivitas rutinitas para nenek
moyang dalam memenuhi kebutuhan hidup yang harus dipenuhi serta mengaplikasikan
nilai kearifan lokal pada daerahnya. Sejatinya olahraga tradisional merupakan aset
warisan nenek moyang yang diturunkan pada generasi berikutnya. Dalam olahraga
tradisional memiliki banyak nilai-nilai religius, nilai-nilai sosial, nilainilai fisik yang sangat
bermanfaat bagi perkembangan karakteristik anak. Dengan melakukan olahraga
tradisional selain mendapatkan manfaat bagi tubuh sekaligus upaya melestarikan
budaya olahraga masyarakat Indonesia.
Walet Puti yang merupakan singkatan dari warisan leluhur tunggal pusaka tradisional
Indonesia dibentuk oleh alm. Bapak Sofyan Ratta yang merupakan Maha Guru
Perguruan Silat Walet Puti pada tanggal 16 Agustus 1970 di Kisaran Kabupaten
Asahan.
Olahraga tradisional merupakan aktivitas gerak generasi muda dalam mengisi waktu
luang dan juga sebagai dasar bagi masyarakat untuk membela diri. Olahraga beladiri
silat merupakan olahraga asli Indonesia, Dalam masa beberapa tahun, perkembangan
Perguruan Silat Walet Puti terus berjalan dengan penuh suka dan duka. MAHAGURU
dan murid-muridnya serta beberapa sahabat, saling bahu membahu untuk meneruskan
dan mengembangkan perguruan silat ini dalam arti yang seluas-luasnya, hal ini dapat
dilihat hasilnya dengan dibukanya cabang-cabang di luar Padepokan Perguruan Silat
Walet Puti yang berkedudukan di Sidomukti Kisaran kabupaten Asahan Sumatera
Utara.
Perguruan Walet Putih adalah sebuah organisasi atau komunitas yang memiliki
sejumlah tradisi, adat, dan aturan yang harus diikuti oleh anggotanya. Beberapa hal
yang dianggap tabu atau tidak pantas dalam perguruan Walet Putih antara lain:
Ilmu Totok Darah ini tidak ada kaitannya sedikitpun dengan totok darah dari negeri Cina yang
dikenal dengan nama Jurus Utara Selatan, maupun Ilmu Pengobatan negeri lainnya, tetapi Ilmu
Pengobatan ini adalah berdiri sendiri, tunggal , tidak berteman dan tidak pula bertukar pikiran
kepada siapapun atau bangsa manapun. Asli Milik Indonesia.
B.KUDA LUMPING
Kuda lumping adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda
tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Tidak satupun catatan
sejarah mampu menjelaskan asal mula tarian ini, hanya riwayat verbal yang
diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Kuda lumping adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda
tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Tidak satupun catatan
sejarah mampu menjelaskan asal mula tarian ini, hanya riwayat verbal yang
diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Konon, tari kuda lumping merupakan bentuk apresiasi dan dukungan rakyat
jelata terhadap pasukan berkuda Pangeran Diponegoro dalam menghadapi
penjajah Belanda. Ada pula versi yang menyebutkan, bahwa tari kuda lumping
menggambarkan kisah perjuangan Raden Patah, yang dibantu oleh Sunan
Kalijaga, melawan penjajah Belanda. Versi lain menyebutkan bahwa, tarian ini
mengisahkan tentang latihan perang pasukan Mataram yang dipimpin Sultan
Hamengku Buwono I, Raja Mataram, untuk menghadapi pasukan Belanda.
Terlepas dari asal usul dan nilai historisnya, tari kuda lumping merefleksikan
semangat heroisme dan aspek kemiliteran sebuah pasukan berkuda atau
kavaleri. Hal ini terlihat dari gerakan-gerakan ritmis, dinamis, dan agresif, melalui
kibasan anyaman bambu, menirukan gerakan layaknya seekor kuda di tengah
peperangan.
Seringkali dalam pertunjukan tari kuda lumping, juga menampilkan atraksi yang
mempertontonkan kekuatan supranatural berbau magis, seperti atraksi
mengunyah kaca, menyayat lengan dengan golok, membakar diri, berjalan di
atas pecahan kaca, dan lain-lain. Mungkin, atraksi ini merefleksikan kekuatan
supranatural yang pada zaman dahulu berkembang di lingkungan Kerajaan
Jawa, dan merupakan aspek non militer yang dipergunakan untuk melawan
pasukan Belanda.
Di Jawa Timur, seni ini akrab dengan masyarakat di beberapa daerah, seperti
Malang, Nganjuk, Tulungagung, dan daerah-daerah lainnya. Tari ini biasanya
ditampilkan pada event-event tertentu, seperti menyambut tamu kehormatan,
dan sebagai ucapan syukur, atas hajat yang dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa.