Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PEMBAHASAN

A. Pengertian KB (Keluarga Berencana) dan Kependudukan


1. Pengertian KB (Keluarga Berencana)
a. Pengertian umum
Keluarga Berencana ialah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah
kelahiran sedemikian rupa, sehingga, bagi ibu maupun bayinya, dan bagi
ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan, tidak
menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut.

b. Pengertian khusus
Keluarga Berencana dalam kehidupan sehari-hari berkisar pada
pencegahan konsepsi atau pencegahan terjadinya pembuahan atau
pencegahan pertemuan antara sel mani dari laki-laki dan sel telur dari
perempuan sekitar persetubuhan.

Dari pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa keluarga berencana adalah


istilah yang resmi digunakan di Indonesia terhadap usaha-usaha untuk
mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga, dengan menerima dan
memperaktekkan gagasan keluarga kecil yang potensial dan bahagia
(Akseptor). dimana pasangan suami istri yang mempunyai perencanaan yang
kongkrit mengenai kapan anaknya diharapkan lahir agar setiap anaknya lahir
disambut dengan rasa gembira dan syukur dan merencanakan berapa anak
yang dicita-citakan, yang disesuaikan dengan kemampuannya dan situasi
kondisi masyarakat dan negaranya.

2. Kependudukan

Pertumbuhan dan perkembangan kehidupan umat manusia di muka bumi


ini menunjukkan bahwa seiring berjalannya waktu, manusia akan menghadapi
keadaan yang terus berbeda. Dimulai dari segi sosiologi, norma hidup
manusia, keilmuan tekhnologi dan perubahan lainnya. Perubahan ini
menunjukkan bahwa semakin berkembangnya manusia maka diperlukannya
pula sikap dan usaha bagaimana cara menghadapinya dan mencari solusinya.

Melihat kejadian-kejadian yang terjadi terhadap perkembangan sekarang


ini terutama sektor pertumbuhan penduduk yang terjadi di Negara kita
Indonesia semakin lama semakin menunjukkan pertambahan dari jumlah
penduduk yang begitu cepat. Hal ini merupakan salah satu akibat semakin
berkembangnya manusia maka berkembangnya pula sektor-sektor yang
lainnya. Apalagi Negara kita adalah Negara yang berkembang yang masih
dalam proses menuju Negara yang mandiri. Dari hal pertumbuhan penduduk
yang begitu cepat mengakibatkan peningkatan perekonomian Negara,

1
sedangkan yang kita ketahui saat ini bahwa Negara kita sedang dalam keadaan
krisis ekonomi. Lapangan pekerjaan sangat dibutuhkan sedang masyarakat
terus berkembang jumlahnya, sandang, pangan dan papan pun menjadi
kebutuhan mendesak sedang kita pun masih mengimport kebutuhan tersebut
dari Negara lain, kesehatan pun ikut menjadi bagian yang diperlukan sedang
masyarakat miskin tak mampu menjalankan. Kesemua itu adalah fenomena
kehidupan yang dialami Negara kita bahwa kebutuhan, kesejahteraan dan
peningkatan kualitas bangsa ini disesuaikan oleh laju pertumbahan penduduk.

B. Kependudukan dalam program KB

Masih tingginya laju pertumbuhan penduduk disebabkan oleh masih


tingginya tingkat kelahiran yang antara lain karena masih besarnya jumlah
Pasangan Usia Subur (PUS). Untuk itu terus dilaksanakan upaya penurunan
tingkat kelahiran melalui penundaan usia perkawinan dan mengajak PUS
untuk berkeluarga berencana dengan menggunakan alat kontrasepsi yang lebih
efektif yaitu yang mempunyai pencegahan kehamilan yang lebih lama.

Angka kematian di Indonesia masih tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh


masih tingginya angka kematian bayi dan anak balita. Berbagai upaya
pelayanan kesehatan dan perbaikan gizi terutama kepada ibu dan anak, serta
upaya untuk meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
masyarakat dan peran serta masyarakat di Posyandu akan menurunkan tingkat
kematian bayi dan anak balita. Penurunan tersebut pada gilirannya akan
memberikan dampak pada percepatan .pencapaian upaya penurunan tingkat
kelahiran.

1. Pertumbuhan Penduduk, Kelahiran dan Kematian

Penurunan angka kelahiran dan angka fertilitas merupakan hasil usaha


pembangunan di berbagai bidang. Pelaksanaan program KB merupakan usaha
yang mempunyai dampak langsung terhadap hasil pencapaian tersebut.
Sementara itu peningkatan taraf hidup masyarakat, tingkat pendidikan dan
pelayanan kesehatan juga mempunyai peranan yang penting. Dari data yang
ada diketahui bahwa wanita yang berstatus kawin dan berumur 15-49 tahun
hampir seluruhnya telah mengetahui keluarga berencana. Sedangkan yang
pernah mema-kai alat kontrasepsi telah mencapai 68,4%.

Tingkat kematian terutama untuk bayi dan anak lazim dipakai sebagai
indikator keadaan sosial ekonomi masyarakat atau indikator kesejahteraan
rakyat. Penurunan tingkat kematian dan menaiknya angka harapan hidup ini
terutama disebabkan oleh keberhasilan program kesehatan dalam
meningkatkan derajat kesehatan dan gizi penduduk. Sementara itu, hasil-hasil

2
pembangunan di berbagai sektor juga memberikan andil yang berati dalam
usaha penurunan tingkat kematian.

Penurunan angka kelahiran dan angka fertilitas merupakan hasil usaha


pembangunan di berbagai bidang. Pelaksanaan program KB merupakan usaha
yang mempunyai dampak langsung terhadap hasil pencapaian tersebut.
Sementara itu peningkatan taraf hidup masyarakat, tingkat pendidikan dan
pelayanan kesehatan juga mempunyai peranan yang penting. Dari data yang
ada diketahui bahwa wanita yang berstatus kawin dan berumur 15-49 tahun
hampir seluruhnya telah mengetahui keluarga berencana. Sedangkan yang
pernah mema-kai alat kontrasepsi telah mencapai 68,4%.

Upaya yang telah dilaksanakan dalam rangka peningkatan pendidikan


penduduk adalah melalui penyediaan fasilitas, sarana dan prasarana
pendidikan yang cukup. Selama Repelita V telah dikembangkan penyediaan
sarana pendidikan dengan pembangunan prasarana sekolah dan peningkatan
mutu tenaga pengajar

2. Peningkatan Pusat Studi Kependudukan

Keterkaitan antara kependudukan dan pembangunan semakin disadari oleh


berbagai pihak, baik oleh pengambil kebijaksanaan tingkat nasional, regional
maupun lokal. Tantangan dan masalah kependudukan diupayakan untuk
ditangani secara menyeluruh. Untuk itu berbagai upaya telah dilakukan, antara
lain dengan meningkatkan peran Pusat Studi Kependudukan (PSK). Selama
ini, PSK telah berperan dalam memberikan masukan-masukan untuk
perencanaan di bidang kependudukan. Untuk itu usaha peningkatan PSK terus
dilakukan dan dimantapkan agar permasalahan kependudukan dapat teratasi
secara baik.

Kegiatan utama Pusat Studi Kependudukan adalah melakukan penelitian


di bidang kependudukan. Untuk mendukung pengembangan dan peran PSK
telah dilaksanakan pelatihan di bidang penelitian dan manajemen. Pelatihan
tersebut telah dilaksanakan pada Repelita V tahun ketiga dan keempat yang
diikuti oleh PSK-PSK universitas negeri. Di samping itu telah pula diberikan
beasiswa bagi peneliti dari PSK untuk melanjutkan pendidikan S-2 dan S-3
berba-gai keilmuan yang berkaitan dengan kependudukan baik di dalam negeri
maupun luar negeri.

3. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Keserasian antara kependudukan dan lingkungan hidup merupakan upaya


yang dilaksanakan secara terus menerus, sehingga akan tercipta pembangunan
yang berkelanjutan. Upaya ini dimaksudkan agar sumber daya alam dan
lingkungan hidup dikelola lebih optimal dan mendukung usaha pembangunan
selanjutnyaPenyebaran informasi tentang keserasian Kependudukan dan

3
Lingkungan Hidup (KLH) dilaksanakan melalui pelatihan yang diikuti oleh
wartawan dan wakil dari Bappeda. Sementara itu di lingkungan departemen
juga telah dilatih para widyaiswara Sekolah Staf dan Pimpinan Administrasi
(SESPA), Sekolah Pimpinan Admi-nistrasi Tingkat Madya (SEPADYA) dan
Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat Lanjutan (SEPALA). Sejak awal
Repelita V, melalui jalur media telah diterbitkan majalah "Serasi" yang berisi
masalah-masalah kependudukan dan lingkungan hidup. Selama empat tahun
Repelita V kegiatan-kegiatan tersebut lebih ditingkatkan agar pemahaman
masyarakat tentang KLH diharapkan semakin dalam dan luas.

C. Kebijakan Program KB
1. Penerangan dan Motivasi
Kegiatan penerangan dan motivasi keluarga berencana dimaksudkan
untuk lebih meningkatkan kesadaran, pengetahuan, sikap dan praktek
masyarakat dalam berkeluarga berencana menuju terwujudnya keluarga kecil
bahagia dan sejahtera. Kegiatan penerangan dan motivasi ini juga diarahkan
kepada usaha-usaha terwujudnya peningkatan kualitas masyarakat dan
keluarga serta akseptor keluarga berencana. Isi dan pesan kegiatan
penerangan dan motivasi disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat baik
masyarakat yang belum mencapai Pasangan Usia Subur (Pra-PUS), yang
telah menjadi Pasangan Usia Subur (PUS) dan akseptor KB. Hal ini
dimaksudkan agar isi dan pesan yang dilontarkan dapat dengan mudah
diterima oleh masyarakat pengguna. Kegiatan penerangan kepada Pra-PUS
dan PUS diwujudkan dalam bentuk kampanye reproduksi sehat. Melalui
Kampanye ini masyarakat akan mendapat pengetahuan mengenai umur
kehamilan, jarak kelahiran dan perawatan sebelum, selama serta sesudah
masa kehamilan yang baik dan benar. Selanjutnya diharapkan masyarakat
akan lebih bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas keluarga
terutama masalah kesehatan ibu dan anak.
2. Pelembagaan Program
Kegiatan penerangan dan motivasi ditujukan kepada usaha pembudayaan
dan pelembagaan pelaksanaan program KB yaitu mendorong timbulnya
keikutsertaan masyarakat secara aktif dalam pengelolaan dan pelaksanaan
keluarga berencana. Pelembagaan pelaksanaan program keluarga berencana
yang berbentuk Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD), Sub-PPKBD dan
Pembina KB Rukun Tetangga (PKBRT) diusahakan secara bertahap terus
ditingkatkan dan dikembangkan untuk lebih mempercepat penerimaan
Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Selanjutnya
diharapkan pula agar secara bertahap masyarakat dapat melaksanakan sendiri
program KB.
3. Pendidikan Keluarga Berencana
Pendidikan keluarga berencana yang terutama ditujukan kepada generasi
muda dan mereka yang belum menikah dimaksudkan untuk meningkatkan
kesadaran dan keperdulian mereka terhadap masalah kependudukan dan
keluarga berencana. Upaya pendidikan ini terus menerus ditingkatkan dan

4
diperluas baik melalui pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah.
Pendidikan KB di luar dan Pramuka. Peningkatan kegiatan serupa juga
dilaksanakan dengan mengintegrasikan pendidikan KB ke dalam kegiatan
Badan Penasehat Perkawinan dan Perceraian (BP4) Departemen Agama. Di
samping itu juga terus digalakkan upaya-upaya pendidikan KB di lingkungan
umat beragama Katolik dan Kristen yang terutama ditujukan kepada
pasangan yang akan menikah.
a. Perkembangan KB di Indonesia
Dalam perkembangan yang terjadi di Indonesia ada berbagai periode
yang di antaranya :
1. Periode Perintisan dan Peloporan
Sebelum 1957 – Pembatasan kelahiran secara tradisional
(penggunaan ramuan, pijet, absistensi/ wisuh/ bilas liang
senggama setelah coitus).
Perkembangan birth control di daerah – Berdiri klinik YKK
(Yayasan Kesejahteraan Keluarga) di Yogyakarta. Di Semarang :
berdiri klinik BKIA dan terbentuk PKBI tahun 1963. Jakarta :
Prof. Sarwono P, memulai di poliklinik bagian kebidanan RSUP.
Jawa dan luar pulau Jawa (Bali, Palembang, Medan).
2. Periode Persiapan dan Pelaksanaan

b. Organisasi KB
1. PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia)
Terbentuk tanggal 23 Desember 1957, di jalan Sam
Ratulangi No. 29 Jakarta. Atas prakarsa dari dr. Soeharto yang
didukung oleh Prof. Sarwono Prawirohardjo, dr. H.M. Judono,
dr. Hanifa Wiknjosastro serta Dr. Hurustiati Subandrio.
Pelayanan yang diberikan berupa nasehat perkawinan
termasuk pemeriksaan kesehatan calon suami isteri, pemeriksaan
dan pengobatan kemandulan dalam perkawinan dan pengaturan
kehamilan.
 Visi PKBI
Mewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui keluarga.
 Misi PKBI
Memperjuangkan penerimaan dan praktek keluarga
bertanggungjawab dalam keluarga Indonesia melalui
pengembangan program, pengembangan jaringan dan kemitraan
dengan semua pihak pemberdayaan masyarakat di bidang
kependudukan secara umum, dan secara khusus di bidang
kesehatan reproduksi yang berkesetaraan dan berkeadilan gender.

2. BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)

5
Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1970 tentang
pembentukan badan untuk mengelola program KB yang telah
dicanangkan sebagai program nasional.
Penanggung jawab umum penyelenggaraan program ada
pada presiden dan dilakukan sehari-hari oleh Menteri Negara
Kesejahteraan Rakyat yang dibantu Dewan Pembimbing
Keluarga Berencana.
 Dasar pertimbangan pembentukan BBKBN
1. Program keluarga berencana nasional perlu ditingkatkan
dengan jalan lebih memanfaatkan dan memperluas
kemampuan fasilitas dan sumber yang tersedia.
2. Program perlu digiatkan pula dengan pengikut sertaan baik
masyarakat maupun pemerintah secara maksimal.
3. Program keluarga berencana ini perlu diselenggarakan secara
teratur dan terencana kearah terwujudnya tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan.
 Tugas pokok BBKBN
1. Menjalankan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
terhadap usaha-usaha pelaksanaan program keluarga
berencana nasional yang dilakukan oleh unit-unit
pelaksana.
2. Mengajukan saran-saran kepada pemerintah mengenai
pokok kebijaksanaan dan masalah-masalah
penyelenggaraan program Keluarga Berencana Nasional.
3. Menyusun Pedoman Pelaksanaan Keluarga Berencana
atas dasar pokok-pokok kebijaksanaan yang ditetapkan
oleh Pemerintah.
4. Mengadakan kerja sama antara Indonesia dengan negara-
negara asing maupun badan-badan internasional dalam
bidang keluarga berencana selaras dengan kepentingan
Indonesia dan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
5. Mengatur penampungan dan mengawasi penggunaan
segala jenis bantuan yang berasal dari dalam negeri
maupun yang berasal dari luar negeri sesuai dengan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah.
 VISI
Keluarga berkualitas 2015.
 MISI
Membangun setiap keluarga Indonesia untuk
memiliki anak ideal, sehat, berpendidikan, sejahtera,
berketahanan dan terpenuhi hak-hak reproduksinya
melalui pengembangan kebijakan, penyediaan layanan
promosi, fasilitasi, perlindungan, informasi
kependudukan dan keluarga, serta penguatan
kelembagaan dan jejaring KB.
 Tugas pokok

6
Melaksanakan tugas pemerintahan dibidang
keluarga berencana dan keluarga sejahtera sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Landasan hukum
TAP MPR No. IV/1999 ttg GBHN; UU No.
22/1999 ttg OTODA; UU No. 10/1992 ttg PKPKS; UU
No. 25/2000 ttg PROPENAS; UU No. 32/2004 ttg
PEMERINTAHAN DAERAH; PP No. 21/1994 ttg
PEMBANGUNAN KS; PP No. 27/1994 ttg
PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN; KEPPRES
No. 103/2001; KEPPRES No. 110/2001; KEPPRES No.
9/2004; KEPMEN/Ka.BKKBN No. 10/2001;
KEPMEN/Ka.BKKBN No. 70/2001
 Filosofi BBKBN
Menggerakkan peran serta masyarakat dalam
keluarga berencana.
 Grand Strategi:
1. Menggerakkan dan memberdayakan seluruh
masyarakat dalam program KB.
2. Menata kembali pengelolaan program KB.
3. Memperkuat SDM operasional program KB.
4. Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga
melalui pelayanan KB.
5. Meningkatkan pembiayaan program KB.
6. Nilai-nilai yang terkandung dalam grand strategi
adalah integritas, energik, profesional kompeten,
partisipatif, konsisten, organisasi pembelajaran,
kreatif/ inovatif.
7. Kebijakan dari adanya grand strategi adalah
pndekatan pemberdayaan, pendekatan desentralisasi,
pendekatan kemitraan, pendekatan kemandirian,
pendekatan segmentasi sasaran, pendekatan
pemenuhan hak (rightbased), pendekatan lintas
sektor.
 Strategi
1. Re-Establishment adalah mmbangun kembali
sendi-sendi pogram KB nasional sampai ke
tingkat lini lapanngan pasca penyerahan
kewenangan.
2. Sustainability adalah memantapkan komitmen
program dan kesinambungan dukungan oleh
segenap stakeholders dari tingkat pusat sampai
dengan tingkat daerah.
 Tujuan
Tujuannya adalah:
1. Keluarga dengan anak ideal.

7
2. Keluarga sehat.
3. Keluarga berpendidikan.
4. Keluarga sejahtera.
5. Keluarga berketahanan.
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak
reproduksinya.
7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS )
 KB
1. Keluarga berencana
2. Kesehatan reproduksi remaja
3. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
4. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
5. Keserasian kebijakan kependudukan
6. Pengelolaan SDM aparatur
7. Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan
kepemerintahan

Anda mungkin juga menyukai