PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyakit dan sebagai faktor yang mempengaruhi perjalanan penyakit. Udara yang
tercemar secara langsung dapat mengganggu sistem pernapasan, air minum yang
tidak bersih secara langsung dapat membuat sakit perut, dan lain-lain. Udara yang
disebabkan oleh bakteri atau virus. Air dan udara dapat pula menjadi medium
penyakit.
Sanitasi yang buruk, kurangnya kebersihan diri dan lingkungan yang buruk
berkaitan dengan penularan beberapa penyakit infeksi yaitu penyakit diare, kolera,
1
typhoid fever dan paratyphoid fever, disentri, penyakit cacing tambang, ascariasis,
malnutrisi dan penyakit yang berhubungan dengan malnutrisi. (Semba et al, 2011,
penyakit diare sebesar 72%, kecacingan 0,85%, scabies 23%, trakhoma 0,14%,
kematian akibat sanitasi buruk adalah diare sebesar 46%, kecacingan 0,1%,
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
A. Pengertian sanitasi
untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah agar tidak dibuang
lingkungan, sebagai suatu usaha pengendalian semua faktor yang ada pada
3
penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia (jamban), pengelolaan
setelah udara. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air
dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa
minum air. Selain itu, air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci,
mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga
memenuhi dua syarat yaitu kuantitas dan kualitas (Depkes RI, 2005).
Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan
b. Penggunaan air
Toilet siram desain lama membutuhkan 19 liter air dan bisa
rumah tangga. Dengan jumlah penggunaan 190 liter air per kepala
4
per hari, mengganti toilet ini dengan unit baru yang menggunakan
hanya 0,7 liter per siraman bisa menghemat 25% dari penggunaan
dengan benar.
penularan penyakit karena air merupakan salah satu media dari berbagai
1. Waterborne Mechanism
5
antara lain kolera, tifoid, hepatitis viral, disentri basiler, dan
poliomielitis.
2. Waterwashed Mechanism
pada anak-anak.
dan trachoma.
3. Water-based Mechanism
6
Di Indonesia, diare masih merupakan penyebab utama kematian anak
kematian anak usia antara 1 bulan hingga satu tahun, dan 25 persen kematian anak
usia antara satu sampai empat tahun. Angka diare pada anak-anak dari rumah
tangga yang menggunakan sumur terbuka untuk air minum tercatat 34 persen
menggunakan air ledeng, Selain itu, angka diare lebih tinggi sebesar 66 persen
pada anak-anak dari keluarga yang melakukan buang air besar di sungai atau
selokan dibandingkan mereka pada rumah tangga dengan fasilitas toilet pribadi
bidang air b ersih dan sanitasi di Indonesia dan negara-negara lain. Kebijakan ini
7
tempat terbuka merupakan langkah penting pertama. Pendekatan inovatif, seperti.
samping pengolahan air limbah. Hal ini tidak mesti melibatkan investasi
efektif.
melalui penggunaan ulang nutrien yang terdapat pada air limbah dan endapan.
banyak pangan dengan sedikit lahan. Pendekatan ini dapat membantu mengurangi
Penggunaan ulang air limbah yang sudah diolah untuk irigasi mengurangi
penggunaan air minum untuk tujuan ini. Semua praktik ini harus dilakukan secara
aman dan sesuai dengan standar seperti Pedoman Organisasi Kesehatan Dunia
8
Bila ditangani secara benar, sanitasi yang baik dan pembuangan limbah
manusia, apakah itu dikelola di tingkat rumah tangga atau dikumpulkan di sistem
9
C. Penyakit Yang Disebabkan Karena Sanitasi Kurang Sehat
Udara yang tercemar secara langsung dapat mengganggu sistem pernapasan, air
minum yang tidak bersih secara langsung dapat membuat sakit perut, dan lain-
penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Air dan udara dapat pula
berpengaruh terhadap kesehatan penduduk. Limbah cair dan padat dari hasil
aktivitas manusia serta limbah dari tubuh manusia (kotoran dan air seni) yang
jalur, yaitu:
ikan.
3. mandi, rekreasi dan kontak lainnya dengan air yang tercemar
4. limbah menjadi tempat berkembangbiak lalat dan serangga yang dapat
menyebarkan penyakit.
10
cukupnya jumlah air dan kualitasnya menyebabkan jutaan orang miskin
penyakit yang bersumber dari air seperti hepatitis, tipes, kolera, disentri
mudah.
3. Air menjadi habitat bagi nyamuk dan parasit yang dapat menyebabkan
hanya melalui air dan kotoran manusia, tetapi juga melalui besi, material
tersebut untuk keperluan mandi, cuci dan kakus. Bahkan, sebagian diantaranya
penyakit seperti liver, kanker, dan lain-lain. Limbah juga bisa menimbulkan
untuk tumbuhnya berbagai jenis alga dan munculnya bakteri yang dapat
11
diare, kolera, typhoid fever dan paratyphoid fever, disentri, penyakit cacing
dengan malnutrisi. (Semba et al, 2011, Do Thuy Trang et al, 2007, Rodgers et
adalah penyakit diare sebesar 72%, kecacingan 0,85%, scabies 23%, trakhoma
kasus kematian akibat sanitasi buruk adalah diare sebesar 46%, kecacingan
EAP,2008)
(EPEC).
Laporan WHO (World Health Organization) tahun 2004
12
tahunnya karena penyakit diare yang umumnya balita terutama di
balita
4. Disenteri adalah diare berdarah yang disebabkan oleh shigella.
b. Virus
1. Hepatitis A adalah penyakit yang ditandai dengan demam,
Caliciviridae.
3. Gastroenteritis adalah penyakit yang ditandai dengan
13
b. Hookworms atau penyakit cacing tambang adalah infeksi parasit
mansoni.
yang dibuang begitu saja ke kolam, sungai, atau danau dari orang yang
tersebut
2. Protozoa
Giardiasis adalah infeksi protozoa pada usus halus bagian atas,
14
sejenis lalat. (Cairncross S, Valdmanis, 2006, Kandun IN, 2006,
Bannister B, et al 2006)
kombinasi dari:
untuk berkembangbiak.
2. kesehatan yang buruk akibat kelangkaan air dan kualitas air
yang rendah.
3. rendahnya pendidikan dan pemahaman tentang mudahnya
dari orang ke orang karena kurangnya kebersihan diri dan pencemaran air.
yang hidup di air atau dekat air. Contoh penyakit Dengue, malaria,
2006)
E. Program Sanitasi Nasional
Kebijakan Nasional untuk Persediaan Air Bersih dan Sanitasi Lingkungan
15
bersih dan sanitasi di Indonesia dan negara-negara lain. Kebijakan ini mengikuti
pilarnya merupakan kerangka kerja yang penting. Kelima pilar tersebut adalah
penghapusan buang air besar di tempat terbuka, mencuci tangan dengan sabun,
pengolahan air rumah tangga, pengelolaan sampah padat dan pengelolaan limbah
lebih baik. Revitalisasi air bersih dan sanitasi sekolah dengan tema-tema
kesehatan dan sosial akan memberikan beberapa peluang. Para siswa dapat
menjadi agen perubahan dalam masyarakat dalam hal STBM dan praktek-praktek
kesehatan dan kebersihan yang baik, yang sebaiknya juga mencakup penanganan
tempat penggunaan air bersih, penyimpanan air bersih yang layak, penurunan
berhubungan dengan gizi, pengembangan anak usia dini dan kinerja pendidikan
akan lebih kuat daripada pesan-pesan tentang kesehatan preventif saja. Studi di
16
tempat lain menunjukkan tingkat sifat persuasive dari alasan sosial, seperti
keinginan untuk merasakan dan mencium sesuatu yang bersih dan mengikuti
lebih baik daripada yang ada saat ini untuk air bersih dan sanitasi sekolah. Selain
itu, sistem untuk pengujian dan pelaporan kualitas air perlu diperkuat dan data
maupun sektor swasta sangat penting untuk meningkatkan sistem perkotaan dan
sanitasi dan air bersih perlu dikaji. Sistem sanitasi dan pembuangan kotoran di
kurangnya ruang, dan dekatnya jarak sumber air. Dalam penyediaan air,
air bersih, akan jauh lebih efektif dibandingkan dengan sistem sentralisasi, karena
17
tepat untuk membuat sistem perdesaan lebih berkesinambungan. Dalam proses
dan pasokan air bersih. Kesinambungan dan keberlanjutan persediaan air bersih
perlu mendapatkan perhatian yang lebih besar. Satu dari sepuluh rumah tangga
Summit pada tahun 2002. Salah satu kesepakatan dalam MGDs (target 9) adalah
menurunkan separuh proporsi penduduk yang tidak mempunyai akses terhadap air
bersih dan sanitasi dasar pada tahun 2015. Terkait dengan upaya pencapaian target
berkelanjutan dengan kebijakan dan program nasional. pada saat ini setidaknya
18
antaranya yang berkaitan dengan penyelamatan air dari tindakan eksploitatif yang
melewati batas-batas kewajaran dan pencemaran air, baik air tanah maupun air
sungai, danau dan rawa bahkan air laut, Berbagai kegiatan terkait dengan
adalah kegiatan rumah tangga dan juga aktivitas manusia yang melakukan buang
dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah
dapat berupa gas dan debu,cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah
ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah
sebagainya.
- Sampah organik, adalah sampah yang pada umumnya dapat
19
- Sampah yang mudah terbakar, misalnya karet, kertas, kayu, dan
sebagainya.
- Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya kaleng bekas,
pembersihan jalan.
- Sampah industri.
- Bangkai binatang (dead animal).
- Bangkai kendaraan (abandoned vehicle)
- Sampah pembangunan (construction waste)
- Sumber-Sumber Sampah
Adapun sumber-sumber sampah sebagai berikut (Notoatmodjo, 2007).
a. Sampah yang berasal dari pemukiman
Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan
20
Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum, seperti pasar, tempat
sebagainya.
e. Sampah yang berasal dari industry
Sampah dari proses industri ini misalnya sampah pengepakan
sampah) dengan suatu cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik dari
21
1. Tahap pengumpulan dan penyimpanan
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap pengumpulan dan
penyimpanan.
Pertama, penyimpanan sementara (Notoadmodjo, 2007)
meliputi:
a. Konstruksinya kuat agar tidak mudah bocor.
b. Tidak berserakan sampahnya.
c. Mempunyai tutup, mudah dibuka.
d. Dikosongkan isinya serta dibersihkan, sangat
metode, yaitu
a. Sistem duet
Tempat smpah kering dan basah.
b. Sistem trio
Tempat sampah basah, kering dan tidak mudah terbakar.
2. Tahap Pengangkutan
Cara pengangkutan di daerah perkotaan dengan pedesaan
22
tanggung jawab pemerintah daerah setempat yang didukung
pembakaran khusus.
- Composting (dijadikan pupuk), mengelola sampah
23
- Open dumping yaitu pembuangan sampah yang
tangga.
G. Metode Pembuangan Kotoran Manusia
Metode pembuangan kotoran manusia secara umum dapat dibagi menjadi
a. Unsewered Areas
Metode unsewered area merupakan suatu cara pembuangan tinja
yang tidak menggunakan saluran air dan tempat pengolahan air kotor. Di
24
c. Water seal type of latrines
1. PRAI type
2. RCA type
d. Septic tank
e. Aqua privy
f. Chemical closet
3. latrines suitable for camps and temporary use
a. Shallow trench latrine
b. Deep trench latrine
c. Pit latrine
d. Bore hole latrin
persen dari 3 juta ton fosfor yang dikeluarkan oleh populasi manusia di
25
biosolid pada lahan pertanian organik karena dikhawatirkan ada efek racun
dari logam berat yang disebabkan oleh kombinasi limbah kotoran manusia
proses fermentasi bahan organik oleh bakteri dalam keadaan tanpa oksigen
atau anaerobik (Sahidu, 1983). Biogas adalah gas yang dapat terbakar dari
yang basah, kotoran hewan dan manusia atau campurannya, di dalam alat
seperti komposisi limbah yang dipakai sebagai bahan baku, beban organik
dari digester, dan waktu serta temperatur dari penguraian secara anaerobik.
dan nitrogen, kadang senyawa sulfur, fosfor dan lain-lain.Kadar dan jenis
26
bahan yang dapat menurunkan kualitas atau mencemarkan lingkungan
sangat bervariasi tergantung dari jenis hasil pertanian itu sendiri namun
secara garis besar, dapat dinyatakan bahwa limbah hasil pertanian mudah
1987). Sama halnya dengan limbah organik lain, limbah manusia dapat
berbeda tentu akibat pola makan dan sistem pencernaan yang berbeda.Pola
segi nutrisi, dimana nisbah karbon (C) dan nitrogen (N) jauh lebih rendah
27
kotoran binatang dan sampah, daun-daunan. Prosedurnya adalah sebagai
berikut :
tiap-tiap hari.
4. Setelah kira-kira 20 inchi, ditutup lagii dengan daun-daun
tanaman
28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
sampah (tempat sampah) dan pembuangan air limbah (SPAL). Sanitasi yang
dan lima pilarnya merupakan kerangka kerja yang penting. Kelima pilar
29
suatu cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik dari kesehatan
dan pengelolaan sampah dan tinja yang baik karena hal tersebut akan
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, wiku. Buku Ajar Kebijakan Kesehatan. Departemen AKK FKM UI,
Depok, 2006
and the world’s urban water crisis, K. Bakker. Ithaca: Cornell University Press.
30
Jakarta Environmental Agency (BPLHD) (2012): Neraca Lingkungan Hidup
Daerah (BPLHD)
Development.
Depkes RI.2005. pedoman peran kesehatan masyarakat nasional. Pusat promosi kesehatan
31