Analisa Performa Sistem Pencahayaan Ruang Kelas Mengacu Pada Standar Kegiatan Konservasi Energi
Analisa Performa Sistem Pencahayaan Ruang Kelas Mengacu Pada Standar Kegiatan Konservasi Energi
Abstrak
Pada makalah ini akan dipaparkan hasil analisa sistem pencahayaan di dalam sebuah ruang
kelas pada institusi pendidikan. Kegiatan ini dilakukan sebagai evaluasi terhadap sistem
pencahayaan yang telah ada dan meninjaunya apakah sesuai dengan standar atau tidak.
Standar yang digunakan dalam studi kasus ini adalah Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-
6197-2000 tentang konservasi sistem pencahayaan pada sebuah gedung / bangunan. Penelitian
dilakukan pada enam ruang kelas yang dijadikan sampel. Pertama dilakukan pendataan jumlah
lampu terpasang dan luas ruangan untuk menghitung daya terpasang per satuan luas. Langkah
selanjutnya adalah melakukan pengukuran intensitas cahaya menggunakan lux meter di setiap
kelas tersebut. Pengukuran dilakukan pada kondisi lampu dihidupkan dan dimatikan dan
dilakukan pada beberapa titik. Hasil analisa menunjukan bahwa dari sisi desain, jenis dan
jumlah lampu terpasang sudah sesuai standar SNI yaitu daya terpasang tidak lebih 15 Watt/m2
dari akan tetapi intensitas cahaya di ruang-ruang kelas rata-rata hanya 180.45 lux. Pada
angka tersebut performa lampu terpasang hanya 28,4% dari yang seharusnya sehingga perlu
dilakukan penggantian.
Abstract
In this paper will be presented the results of the analysis in the lighting system in a classroom
for an educational institution. These activities are conducted as an evaluation of the existing
lighting system and review whether or not in accordance with the standard. The standards used
in this case study is the Indonesian National Standard (SNI) 03-6197-2000 conservation
lighting systems in a buildings. The study was conducted in six classrooms sampled. The first
data collection the number of lights attached and spacious room to calculate the installed
power per unit area. The next step is to measure light intensity using a lux meter in each of
these classes. Measurements were made on the condition of the lights turned on and off and
performed at some point. The analysis shows that in terms of design, the type and number of
lights have been installed according to the standard where are not installed power of over 15
Watt/m2 but the intensity of light in the classrooms averaged only 180.45 lux. At the rate of
performance of the installed only 28.4% of that should be done so what needed is a
replacement.
1 Pendahuluan
Pada makalah ini akan dipaparkan hasil analisa sistem pencahayaan di dalam sebuah
ruang kelas pada institusi pendidikan. Kegiatan ini dilakukan sebagai evaluasi terhadap sistem
pencahayaan yang telah ada dan meninjaunya apakah sesuai dengan standar yang ada. Standar
yang digunakan dalam studi kasus ini adalah Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-6197-2000
tentang konservasi sistem pencahayaan pada sebuah gedung / bangunan. Bahwasanya ruang
52 Luqman Hakim
kelas sebagai tempat kegiatan belajar para siswa atau mahasiswa selayaknya berupa tempat
yang nyaman, sehat, sekaligus efisien dalam pemanfaatan energy. Sebagai tempat belajar
formal, sudah selayaknya pencahayaan di dalam ruang kelas harus mencukupi kebutuhan
kenyamanan dan kesehatan para peserta didik. Institusi pendidikan sebagai pusat ilmu dan
peradaban sudah selayaknya menjadi contoh bagi masyarakat dalam mengembangkan nilai-nilai
luhur seperti hidup hemat, efisien dan peduli pada lingkungan kehidupan. Salah satu wujud
kepedulian itu adalah menerapkan pola hidup hemat energy. Oleh karena itu sudah selayaknya
pemanfaatan energy di sebuah institusi pendidikan semestinya memenuhi tingkat kenyamanan
dan kesehatan sekaligus optimal dan tidak berlebihan di dalam pemanfaatan energy.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka dilakukan penelitian berupa assessment untuk
melihat apakah sistem pencahayaan yang telah ada telah memenuhi standar atau belum. Dalam
hal ini studi kasus yang dilakukan adalah dengan melakukan assessment di ruang kelas dan
laboratorium di Politeknik Caltex Riau. Hasil dari penelitian ini secara sempit ditujukan kepada
pihak yang berwenang dalam hal pengelolaan gedung atau bangunan untuk membuat kebijakan
yang mendukung upaya konservasi dan efisiensi pemanfaatan energy. Untuk tujuan yang lebih
luas, hasil penelitian yang dipaparkan dalam makalah ini diharapkan dapat dijadikan tambahan
wacana dan pengingat kepada masyarakat umum dalam upaya konservasi pemanfaatan energy
listrik, khususnya untuk sistem penerangan. Inti dari upaya konservasi adalah pemanfaatan
energy listrik dengan bijaksana, efisien tanpa mengurangi kualitas, kenyamanan dan kesehatan
pengguna energy.
Flux Cahaya didefinisikan sebagai sejumlah cahaya yang dipancarkan oleh sumber
cahaya. Flux cahaya diukur dalam satuan lumen. Deskripsi flux cahaya dari sebuah
sumber cahaya ditampilkan pada Gambar 1.
........................................................................ (1)
) ..................................... (3)
........................................................................................ (4)
Rata-rata data tingkat pencahayaan di setiap ruang kelas yang dijadikan sampel
ditunjukan dalam Tabel 4 di bawah. Dalam Tabel terlihat bahwa nilai rata-rata tingkat
pencahayaan di ruang-ruang kelas yang ada saat ini secara rata-rata ada di bawah standar. Dari
data tersebut dapat dilihat tingkat pencahayaan yang ada di ruang-ruang kelas tidak memenuhi
standar SNI sebesar 250 lux. Dari data intensitas cahaya yang didapatkan pada saat lampu
dimatikan rata-rata hanya 46,77 lux. Hal tersebut menunjukan memang pencahayaan alami di
sebuah ruang kelas rendah sehingga memang diperlukan sumber cahaya tambahan atau dengan
kata lain memang seharusnya menyalakan lampu meskipun pada siang hari.
Intensitas pada saat lampu dihidupkan, rata-rata hanya 180,45 lux sedangkan menurut
SNI seharusnya intensitas cahaya pada sebuah ruang kelas setidaknya 250 lux. Hal ini
menunjukan bahwa intensitas cahaya di ruang kelas di bawah standar yang dianjurkan oleh
karena itu perlu dilakukan upaya perbaikan sehingga intensitas cahaya dalam ruang tersebut
mencukupi. Analisa selanjutnya adalah melihat apakah intensitas cahaya yang kurang tersebut
adalah memang salah sejak desain awal ataukah karena faktor usia lampu. Berikut adalah
analisa performa lampu yang digunakan di ruang-ruang kelas tersebut di atas.
56 Luqman Hakim
Dari tabel di atas terlihat bahwa performa lampu yang ada di ruang-ruang kelas secara
rata-rata hanya 28.4% dari nilai yang seharusnya. Dari nilai yang seharusnya dari lampu-lampu
yang masih hidup masih lebih dari 250 lux, akan tetapi dari hasil pengukuran secara rata-rata
intensitas cahaya yang dihasilkan oleh lampu jauh di bawah nilai yang seharusnya. Dengan hasil
data tersebut dapat dilihat bahwa lampu-lampu yang ada sudah tidak dalam performa yang
seharusnya dan sudah saatnya dilakukan penggantian. Apabila lampu yang terpasang tersebut
masih dalam performa aslinya, maka pemasangan dan penggunaan lampu FL 36 watt tersebut
telah memenuhi standar baik besar daya maupun intensitas cahaya yang dihasilkan. Hal yang
perlu ditinjau lagi adalah berapa umur lampu yang terpasang tersebut, rata-rata umur lampu FL
36 watt adalah 20000 jam kerja.
Analisa Performa Sistem Pencahayaan Ruang Kelas Mengacu pada… 57
Dalam penelitian yang telah dilakukan juga dilakukan tinjauan terhadap kemungkinan
dilakukan penggantian lampu yang ada sekarang dengan lampu LED. Dari riset pasar yang
dilakukan didapatkan spesifikasi beberapa lampu LED yang ada[4][5]. Tinjauan hanya
berdasarkan data spesifikasi lampu berdasarkan data yang diklaim oleh pabrikan masing-
masing. Data spesifikasi lampu LED ditunjukan dalam Tabel 6 di bawah.
Dari Tabel 6 terlihat bahwa LED Ha***ch 10 watt mempunyai spesifikasi efisiensi
yang paling tinggi yang ditunjukan dengan perbandingan fluks cahaya terhadap nilai daya
(watt)nya yaitu sebesar 100 Lm/watt. Jika memilih sebuah lampu, semestinya LED Hannoch 10
watt tersebut adalah pilihanya. Akan tetapi jika dibandingkan dengan lampu FL 36 watt yang
menghasilkan 3000 lumen maka performa asal kedua lampu tersebut tidak jauh berbeda. Untuk
menghasilkan 3000 lumen dari lampu LED 10 watt, diperlukan 3 buah lampu led 10 Watt, yang
artinya total daya untuk menghasilkan 3000 lumen diperlukan 3 buah lampu LED. Dengan
mempertimbangkan biaya lampu dan infrastruktur yang telah ada, maka jika dilakukan
penggantian lampu masih lebih menguntungkan penggantian dengan lampu yang sejenis, yaitu
FL 36 watt.
4 Penutup
Dari pemaparan diatas berdasarkan data dan hasil analisa dari data-data yang diperoleh,
maka didapatkan beberapa kesimpulan yaitu:
1. Sumber pencahayaan alami pada siang hari di ruang-ruang kelas rata-rata hanya 46 lux
yang artinya kurang dari intensitas cahaya yang direkomendasikan, sehingga memang
sewajarnya menggunakan sumber cahaya dari lampu meskipun kegiatan di kelas
dilakukan pada siang hari.
2. Dari sisi perencanaan, penggunaan lampu FL 36 watt dengan jumlah pada setiap
ruangan kelas yang dijadikan sampel telah memenuhi standar Dalam SNI 03-6197-2000
di mana daya terpasang per satuan luas tidak lebih dari 15 watt/m2 dan intensitas cahaya
yang dihasilkan telah lebih dari 250 lux.
3. Kondisi eksisting pada saat dilakukan penelitian menunjukan intensitas cahaya di ruang
kelas kurang dari 250 lux, hal tersebut menunjukan bahwa lampu-lampu yang terpasang
sudah tidak pada performa yang seharusnya sehingga disarankan untuk melakukan
penggantian.
4. Dari riset spesifikasi lampu LED yang ada dipasaran saat ini, sebaiknya dilakukan
penggantian dengan jenis lampu yang sama dengan sebelumnya, yaitu lampu FL 36
watt.
58 Luqman Hakim
5 Daftar Pustaka
[1]. Ganslandt, Rudiger dan herald Hoffmant, Handbook of Lighting Design, ERCO
Edition, 2007
[2]. Noname, SNI 03-6197-2000: Konservasi Energi Pada Sistem Pencahayaan, Badan
Standarisasi nasional, 2000
[3]. William, Allison, dkk., Lighting Control in Commercials Buildings,LEUKOS, Vol
8 No.3 January 2012
[4]. Spesifikasi lampu LED Philips
[5]. Spesifikasi Lampu LED Hannochs