Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol.2, No.

1, April 2014, 51-58 51

Analisa Performa Sistem Pencahayaan Ruang Kelas Mengacu Pada


Standar Kegiatan Konservasi Energi
Luqman Hakim

Program Studi Teknik Mekatronika, Politeknik Caltex Riau


Jl.Umbansari No.1 Rumbai Pekanbaru 28265
Email: luqman@pcr.ac.id

Abstrak
Pada makalah ini akan dipaparkan hasil analisa sistem pencahayaan di dalam sebuah ruang
kelas pada institusi pendidikan. Kegiatan ini dilakukan sebagai evaluasi terhadap sistem
pencahayaan yang telah ada dan meninjaunya apakah sesuai dengan standar atau tidak.
Standar yang digunakan dalam studi kasus ini adalah Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-
6197-2000 tentang konservasi sistem pencahayaan pada sebuah gedung / bangunan. Penelitian
dilakukan pada enam ruang kelas yang dijadikan sampel. Pertama dilakukan pendataan jumlah
lampu terpasang dan luas ruangan untuk menghitung daya terpasang per satuan luas. Langkah
selanjutnya adalah melakukan pengukuran intensitas cahaya menggunakan lux meter di setiap
kelas tersebut. Pengukuran dilakukan pada kondisi lampu dihidupkan dan dimatikan dan
dilakukan pada beberapa titik. Hasil analisa menunjukan bahwa dari sisi desain, jenis dan
jumlah lampu terpasang sudah sesuai standar SNI yaitu daya terpasang tidak lebih 15 Watt/m2
dari akan tetapi intensitas cahaya di ruang-ruang kelas rata-rata hanya 180.45 lux. Pada
angka tersebut performa lampu terpasang hanya 28,4% dari yang seharusnya sehingga perlu
dilakukan penggantian.

Kata kunci: lampu, lux, standar, konservasi energi

Abstract
In this paper will be presented the results of the analysis in the lighting system in a classroom
for an educational institution. These activities are conducted as an evaluation of the existing
lighting system and review whether or not in accordance with the standard. The standards used
in this case study is the Indonesian National Standard (SNI) 03-6197-2000 conservation
lighting systems in a buildings. The study was conducted in six classrooms sampled. The first
data collection the number of lights attached and spacious room to calculate the installed
power per unit area. The next step is to measure light intensity using a lux meter in each of
these classes. Measurements were made on the condition of the lights turned on and off and
performed at some point. The analysis shows that in terms of design, the type and number of
lights have been installed according to the standard where are not installed power of over 15
Watt/m2 but the intensity of light in the classrooms averaged only 180.45 lux. At the rate of
performance of the installed only 28.4% of that should be done so what needed is a
replacement.

Keywords: lamp, lux, standard, energy conservation

1 Pendahuluan
Pada makalah ini akan dipaparkan hasil analisa sistem pencahayaan di dalam sebuah
ruang kelas pada institusi pendidikan. Kegiatan ini dilakukan sebagai evaluasi terhadap sistem
pencahayaan yang telah ada dan meninjaunya apakah sesuai dengan standar yang ada. Standar
yang digunakan dalam studi kasus ini adalah Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-6197-2000
tentang konservasi sistem pencahayaan pada sebuah gedung / bangunan. Bahwasanya ruang
52 Luqman Hakim

kelas sebagai tempat kegiatan belajar para siswa atau mahasiswa selayaknya berupa tempat
yang nyaman, sehat, sekaligus efisien dalam pemanfaatan energy. Sebagai tempat belajar
formal, sudah selayaknya pencahayaan di dalam ruang kelas harus mencukupi kebutuhan
kenyamanan dan kesehatan para peserta didik. Institusi pendidikan sebagai pusat ilmu dan
peradaban sudah selayaknya menjadi contoh bagi masyarakat dalam mengembangkan nilai-nilai
luhur seperti hidup hemat, efisien dan peduli pada lingkungan kehidupan. Salah satu wujud
kepedulian itu adalah menerapkan pola hidup hemat energy. Oleh karena itu sudah selayaknya
pemanfaatan energy di sebuah institusi pendidikan semestinya memenuhi tingkat kenyamanan
dan kesehatan sekaligus optimal dan tidak berlebihan di dalam pemanfaatan energy.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka dilakukan penelitian berupa assessment untuk
melihat apakah sistem pencahayaan yang telah ada telah memenuhi standar atau belum. Dalam
hal ini studi kasus yang dilakukan adalah dengan melakukan assessment di ruang kelas dan
laboratorium di Politeknik Caltex Riau. Hasil dari penelitian ini secara sempit ditujukan kepada
pihak yang berwenang dalam hal pengelolaan gedung atau bangunan untuk membuat kebijakan
yang mendukung upaya konservasi dan efisiensi pemanfaatan energy. Untuk tujuan yang lebih
luas, hasil penelitian yang dipaparkan dalam makalah ini diharapkan dapat dijadikan tambahan
wacana dan pengingat kepada masyarakat umum dalam upaya konservasi pemanfaatan energy
listrik, khususnya untuk sistem penerangan. Inti dari upaya konservasi adalah pemanfaatan
energy listrik dengan bijaksana, efisien tanpa mengurangi kualitas, kenyamanan dan kesehatan
pengguna energy.

2 Dasar Teori dan Metodologi


Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa istilah yang sering digunaan dalam teknologi
pencahayaan. Pembahasan selanjutnya adalah metodologi yang digunakan dalam melakukan
assessment sesuai dengan standar SNI 03-6197-2000 tentang konservasi sistem pencahayaan
pada sebuah gedung / bangunan.

2.1 Istilah-istilah dalam Teknologi Pencahayaan


Beberapa istilah dan satuan yang digunakan dalam sistem pencahayaan adalah sebagai
berikut: [1]
a. Flux Cahaya ( ) (Luminous Flux)

Flux Cahaya didefinisikan sebagai sejumlah cahaya yang dipancarkan oleh sumber
cahaya. Flux cahaya diukur dalam satuan lumen. Deskripsi flux cahaya dari sebuah
sumber cahaya ditampilkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Flux / Sejumlah cahaya yang dihasilkan sumber cahaya ( )

b. Efikasi Cahaya ( ) (Luminous Efficacy)

Efikasi cahaya mendiskripsikan sejumlah lumen yang dihasilkan sebuah lampu


dalam hubungannya dengan daya listrik P (watt) yang digunakan. Efikasi dinyatakan
dalam satuan lumen per watt (lm/watt).
Analisa Performa Sistem Pencahayaan Ruang Kelas Mengacu pada… 53

........................................................................ (1)

c. Jumlah Cahaya (Q) (Quantity of Light)


Jumlah cahaya atau Energi cahaya (SI) adalah hasil kali antara fluks cahaya dengan
satuan waktu. Energi cahaya umumnya diekspresikan dalam kilo lumen hour
(klm.h).
..................................................................... (2)

d. Intensitas Cahaya (I) (Luminous Intenscity)


Secara ideal seharusnya flux cahaya memancar dari sebuah sumber cahaya adalah
seragam merata ke seluruh arah. Akan tetapi dalam kenyataanya sebuah cahaya
tidak tersebar merata tetapi akan ada perbedaan antara cahaya di sumber dengan
dijalan cahaya diarahkan. Oleh sebab itu digunakan sebuah istilah untuk
mempresentasikan sejumlah cahaya yang dipancarkan dengan istilah intensitas
cahaya dengan satuan candela. Candela pada awalnya diamboil dari sebuah cahaya
yang dihasilkan oleh sebuah lilin (candle) yang dijadikan standar. Sejak tahun 1979,
Candela didefinisikan sebagai sumber radiasi yang meradiasikan 1/683 watt per
steradian pada frekuensi 540.1012 Hz.

Gambar 2 Intensitas cahaya sebagai fluks cahaya per steradian

) ..................................... (3)

e. Iluminasi (Iluminance) dan Luminasi (Luminance)


Iluminasi didefinisikan sebagai sejumlah flux cahaya dari sumber cahaya yang jatuh
pada bidang tertentu. Dalam sebuah ruangan, akan terdapat dua iluminasi yaitu
iluminasi arah vertikal dan horizontal seperti digambarkan pada Gambar 3.
Iluminasi rata-rata ( ) dalam stuan Lux pada sebuah area dihitung dari sejumlah
fluks cahaya dibagi luas area A, seperti digambarkan pada Gambar 4.

........................................................................................ (4)

Gambar 3 Arah iluminasi Gambar 4 Iluminasi rata-rata


54 Luqman Hakim

2.2 Standar Acuan berdasarkan SNI 03-6197-2000


Untuk daya maksimal daya listrik per meter persegi untuk sebuah ruang kelas tidak
secara eksplisit disebutkan di dalam SNI 03-6197-2000, tetapi beberapa jenis ruangan
disebutkan batas daya maksimal yang diperbolehkan. Di antaranya adalah ruangan-ruangan
seperti ditampilkan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1 Daya listrik maksimal untuk sistem pencahayaan
Daya maksimal termasuk rugi-
Lokasi
rugi ballast ( watt / m2)
Ruang kantor / Kelas 15
Auditorium 25
Ruang perkumpulan 20
Industri 20

Rekomendasi tingkat pencahayaan di ruang-ruang pada institusi pendidikan ditunjukan


dalam Tebel 2. Dalam SNI 03-6197-2000 telah diatur standar pencahayaan dan daya listrik yang
digunakan untuk menyuplai sistem pencahayaan. Dalam SNI tersebut dijelaskan rekomendasi
minimal dari tingkat pencahayaan ruangan disesuaikan dengan fungsinya. Tingkat pencahayaan
rekomendasi untuk sebuah lembaga pendidikan, untuk ruang kelas tingkat pencahayaan minimal
adalah 250 lux[2][3].
Tabel 2 Tingkat Pencahayaan Rekomendasi di Institusi Pendidikan

Ruang Tingkat pencahayaan (Lux)


Ruang Kelas 250
Perpustakaan 300
Laboratorium 500
Ruang Gambar 750

2.3 Metode Pengambilan Data


Pengukuran intensitas cahaya dalam penelitian yang dilakukan menggunakan
Multifunction Environment Meter. Meter yang digunakan mempunyai spesifikasi Lux meter
dengan spesifikasi range 20 Lux, range 200 lux, range 2000 lux, dan 20000 lux dengan masing-
masing toleransi pada setiap range sebesar 5% + 10 digit. Meter telah di lulus kalibrasi
laboratorium KRISBOW pada tanggal 19 -8- 2011 dengan masa berlaku 2 tahun setelah tanggal
kalibrasi tersebut. Dengan pengambilan sampel pengukuran dalam rentang waktu juli sampai
dengan agustus 2013, maka akurasi data dari instrumen yang digunakan dapat dipercaya tingkat
akurasinya.
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendata keadaan eksisting lampu terpasang dan kondisi serta luas ruangan kelas.
2. Melakukan pengukuran tingkat pencahayaan pada ruangan kelas menggunakan lux
meter dalam kondisi lampu mati dan kondisi lampu hidup. Pengukuran dalam
kondisi lampu mati ditujukan untuk melihat profil pencahayaan alami di dalam
ruang kelas tersebut. Dari hasil pengukuran dalam kondisi lampu dipadamkan ini
nantinya akan terlihat apakah menghidupkan lampu di siang hari dalam ruang kelas
tersebut memang diperlukan atau tidak.
3. Ketika pengukuran dilakukan pada siang hari, intensitas cahaya yang berasal dari
lampu didekati dengan selisih nilai intensitas cahaya (lux) saat lampu dipadamkan
dan lampu dinyalakan. Jadi pengukuran kedua kondisi tersebut dilakukan dalam
waktu yang relatif bersamaan atau tidak dalam jeda yang terlalu lama.
Analisa Performa Sistem Pencahayaan Ruang Kelas Mengacu pada… 55

4. Dalam melakukan pengukuran iluminasi, pada setiap ruangan yang diobesrvasi


dilakukan pengukuran pada beberapa titik sehingga diperoleh gambaran yang akurat
terhadap iluminasi rata-rata dalam sebuah ruangan.

3 Hasil dan Pembahasan


3.1 Daya Terpasang Untuk Sistem Pencahayaan
Pengukuran intensitas cahaya yang dilakukan pada 6 ruang ruangan yang dijadikan
sampel. Data yang pertama diambil adalah data lampu terpasang dan luas ruangan yang ada
untuk menghitung apakah daya terpasang untuk sistem pencahayaan tidak melebihi batas
standar yang disyaratkan. Data yang diperoleh dan perhitungan daya terpasang untuk sistem
pencahayaan per satuan luas ruangan ditampilkan dalam Tabel 3. Dari hasil perhitungan
didapatkan rata-rata daya terpasang lampu sebesar 7,65 watt/m2. Dari hasil tersebut terlihat
bahwa daya terpasang pada ruang-ruang tersebut masih memenuhi standar yaitu di bawah batas
maksmumnya sebesar 15 watt/m2.

Tabel 3 Data dan Perhitungan Daya Terpasang

Lampu FL Daya (Watt)


No. Ruang Luas (m2) Watt/m2
Jumlah Per lampu Total
1 134 70.56 15 36 540 7.65
2 137 141.12 30 36 1080 7.65
3 210 70.56 15 36 540 7.65
4 126 70.56 15 36 540 7.65
5 215 70.56 15 36 540 7.65
6 230 105.84 21 36 756 7.14
Rata-rata 7.57

3.2 Intensitas Cahaya di Ruang Kelas

Rata-rata data tingkat pencahayaan di setiap ruang kelas yang dijadikan sampel
ditunjukan dalam Tabel 4 di bawah. Dalam Tabel terlihat bahwa nilai rata-rata tingkat
pencahayaan di ruang-ruang kelas yang ada saat ini secara rata-rata ada di bawah standar. Dari
data tersebut dapat dilihat tingkat pencahayaan yang ada di ruang-ruang kelas tidak memenuhi
standar SNI sebesar 250 lux. Dari data intensitas cahaya yang didapatkan pada saat lampu
dimatikan rata-rata hanya 46,77 lux. Hal tersebut menunjukan memang pencahayaan alami di
sebuah ruang kelas rendah sehingga memang diperlukan sumber cahaya tambahan atau dengan
kata lain memang seharusnya menyalakan lampu meskipun pada siang hari.
Intensitas pada saat lampu dihidupkan, rata-rata hanya 180,45 lux sedangkan menurut
SNI seharusnya intensitas cahaya pada sebuah ruang kelas setidaknya 250 lux. Hal ini
menunjukan bahwa intensitas cahaya di ruang kelas di bawah standar yang dianjurkan oleh
karena itu perlu dilakukan upaya perbaikan sehingga intensitas cahaya dalam ruang tersebut
mencukupi. Analisa selanjutnya adalah melihat apakah intensitas cahaya yang kurang tersebut
adalah memang salah sejak desain awal ataukah karena faktor usia lampu. Berikut adalah
analisa performa lampu yang digunakan di ruang-ruang kelas tersebut di atas.
56 Luqman Hakim

Tabel 4 Intensitas cahaya rata-rata ruang kelas


Intensitas Cahaya Existing (lux)
No. Ruang
Lampu Hidup Lampu Mati
1 134 162.88 62.07
2 137 157.50 7.76
3 210 203.83 107.33
4 126 154 49.83
5 215 215.4 29.73
6 230 189.11 23.89
Rata-rata 180.45 46.77

3.3 Analisa Performa Lampu


Lampu yang digunakan pada ruang-ruang kelas tersebut adalah lampu fluorescent FL
36 Watt. Dari beberapa datasheet tentang lampu jenis fluorecent (FL) daya 36 watt
menghasilkan flux cahaya dalam range 3000 sampai dengan 3800 lumen. Nilai intensitas cahaya
Lux dapat dihitung total lumen dibagi dengan luas area yang diterangi, sehingga nilai Lux
dalam satu ruang kelas secara rata-rata dapat dihitung dari jumlah lumen yang seharusnya
dihasilkan oleh seluruh lampu yang hidup dibagi dengan luas ruang kelas. Untuk perhitungan
ini diambil nilai lumen yang seharusnya dihasilkan oleh setiap lampu FL 36 watt yang hidung
sebesar 3000 lumen. Kemudian nilai Lux hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan
tingkat pencahayaan (lux) pengukuran. Tingkat pencahaayn (lux) pengukuran yang digunakan
dalam perhitungan adalah selisih nilai lux saat lampu hidup dan lampu mati. Hasil perhitungan
ditampilkan dalam Tabel 5 di bawah.

Tabel 5 Perbandingan intensitas cahaya eksisting dan yang seharusnya

Intensitas Cahaya Dari Lampu (Lux)


No. Ruang
Seharusnya Existing Performa
1 134 510.20 100.82 19.76%
2 137 488.95 149.74 30.62%
3 210 467.69 96.5 20.63%
4 126 340.14 104.17 30.63%
5 215 510.20 185.67 36.39%
6 230 510.20 165.22 32.38%
28.40%

Dari tabel di atas terlihat bahwa performa lampu yang ada di ruang-ruang kelas secara
rata-rata hanya 28.4% dari nilai yang seharusnya. Dari nilai yang seharusnya dari lampu-lampu
yang masih hidup masih lebih dari 250 lux, akan tetapi dari hasil pengukuran secara rata-rata
intensitas cahaya yang dihasilkan oleh lampu jauh di bawah nilai yang seharusnya. Dengan hasil
data tersebut dapat dilihat bahwa lampu-lampu yang ada sudah tidak dalam performa yang
seharusnya dan sudah saatnya dilakukan penggantian. Apabila lampu yang terpasang tersebut
masih dalam performa aslinya, maka pemasangan dan penggunaan lampu FL 36 watt tersebut
telah memenuhi standar baik besar daya maupun intensitas cahaya yang dihasilkan. Hal yang
perlu ditinjau lagi adalah berapa umur lampu yang terpasang tersebut, rata-rata umur lampu FL
36 watt adalah 20000 jam kerja.
Analisa Performa Sistem Pencahayaan Ruang Kelas Mengacu pada… 57

Dalam penelitian yang telah dilakukan juga dilakukan tinjauan terhadap kemungkinan
dilakukan penggantian lampu yang ada sekarang dengan lampu LED. Dari riset pasar yang
dilakukan didapatkan spesifikasi beberapa lampu LED yang ada[4][5]. Tinjauan hanya
berdasarkan data spesifikasi lampu berdasarkan data yang diklaim oleh pabrikan masing-
masing. Data spesifikasi lampu LED ditunjukan dalam Tabel 6 di bawah.

Tabel 6 Data daya dan fluks cahaya lampu LED di pasaran

Lampu Watt Lumen Lifetime (Jam) Lm/Watt


LED Ph**p 11 830 2500 75.45
LED Ph**p 8 470 2000 58.75
LED Ha***chs 14 1200 15 tahun 85.71
LED Ha***chs 12 1080 15 tahun 90.00
LED H***chs 10 1000 15 tahun 100.00
LED Ha***chs 8 720 15 tahun 90.00
LED Ha***chs 6 560 15 tahun 93.33
LED Ha***chs 4 400 15 tahun 100
LED Ha***chs 2 200 15 tahun 100

Dari Tabel 6 terlihat bahwa LED Ha***ch 10 watt mempunyai spesifikasi efisiensi
yang paling tinggi yang ditunjukan dengan perbandingan fluks cahaya terhadap nilai daya
(watt)nya yaitu sebesar 100 Lm/watt. Jika memilih sebuah lampu, semestinya LED Hannoch 10
watt tersebut adalah pilihanya. Akan tetapi jika dibandingkan dengan lampu FL 36 watt yang
menghasilkan 3000 lumen maka performa asal kedua lampu tersebut tidak jauh berbeda. Untuk
menghasilkan 3000 lumen dari lampu LED 10 watt, diperlukan 3 buah lampu led 10 Watt, yang
artinya total daya untuk menghasilkan 3000 lumen diperlukan 3 buah lampu LED. Dengan
mempertimbangkan biaya lampu dan infrastruktur yang telah ada, maka jika dilakukan
penggantian lampu masih lebih menguntungkan penggantian dengan lampu yang sejenis, yaitu
FL 36 watt.

4 Penutup
Dari pemaparan diatas berdasarkan data dan hasil analisa dari data-data yang diperoleh,
maka didapatkan beberapa kesimpulan yaitu:
1. Sumber pencahayaan alami pada siang hari di ruang-ruang kelas rata-rata hanya 46 lux
yang artinya kurang dari intensitas cahaya yang direkomendasikan, sehingga memang
sewajarnya menggunakan sumber cahaya dari lampu meskipun kegiatan di kelas
dilakukan pada siang hari.
2. Dari sisi perencanaan, penggunaan lampu FL 36 watt dengan jumlah pada setiap
ruangan kelas yang dijadikan sampel telah memenuhi standar Dalam SNI 03-6197-2000
di mana daya terpasang per satuan luas tidak lebih dari 15 watt/m2 dan intensitas cahaya
yang dihasilkan telah lebih dari 250 lux.
3. Kondisi eksisting pada saat dilakukan penelitian menunjukan intensitas cahaya di ruang
kelas kurang dari 250 lux, hal tersebut menunjukan bahwa lampu-lampu yang terpasang
sudah tidak pada performa yang seharusnya sehingga disarankan untuk melakukan
penggantian.
4. Dari riset spesifikasi lampu LED yang ada dipasaran saat ini, sebaiknya dilakukan
penggantian dengan jenis lampu yang sama dengan sebelumnya, yaitu lampu FL 36
watt.
58 Luqman Hakim

5 Daftar Pustaka
[1]. Ganslandt, Rudiger dan herald Hoffmant, Handbook of Lighting Design, ERCO
Edition, 2007
[2]. Noname, SNI 03-6197-2000: Konservasi Energi Pada Sistem Pencahayaan, Badan
Standarisasi nasional, 2000
[3]. William, Allison, dkk., Lighting Control in Commercials Buildings,LEUKOS, Vol
8 No.3 January 2012
[4]. Spesifikasi lampu LED Philips
[5]. Spesifikasi Lampu LED Hannochs

Anda mungkin juga menyukai