Anda di halaman 1dari 15

1.

Resistivity Log (Log Tahanan Jenis)


Resistivity log adalah suatu alat yang dapat mengukur tahanan batuan
formasi beserta isinya, yang mana tahanan ini tergantung pada porositas efektif,
salinitas air formasi, dan banyaknya hidrokarbon dalam pori-pori batuan. Gambar
resistivity log dapat dilihat pada gambar 3.2.

Gambar 3.2. Kurva Resistivity Log


(Adi Harsono:”Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log”, Schlumberger, Edisi-8,
Jakarta, 1 Mei 1997)
A. Normal Log
Skema rangkaian dasar normal log dapat dilihat pada gambar 3.3,
dengan menganggap bahwa pengukurannya pada medium yang mengelilingi
electrode-elektrode adalah homogen dengan tahanan batuan sebesar R ohm-
meter. Elektroda A dan B merupakan elektroda potensial. sedangkan M dan N
merupakan elektroda arus. Setiap potensial (V) ditransmisikan mengalir
melingkar keluar melalui formasi den besarnya potensial tersebut adalah

A ke M disebut spacing, dimana untuk normal log ini terdiri dari dua
spacing, yaitu:
 Short normal device, dengan spacing 16
inchi
 Long normal device, dengan spacing 64
inchi
Pemilihan spacing ini tergantung dari jarak penyelidikan yang dikehendaki.
Short normal device digunakan untuk mengukur resistivitas pada zona terinvasi,
sedang long normal device digunakan untuk mengukur resistivitas formasi yang
tidak terinvasi filtrat lumpur atau true resistivity (Rt).

B.Lateral Log
Tujuan log ini adalah untuk mengukur Rt, yaitu resistivity formasi yang
terinvasi. Skema dasar dari lateral log device dapat dilihat pada gambar 3.4. Alat
ini terdiri dari dua elektrode arus A dan B serta dua elektrode potensial M dan N.
Jarak spasi M dan N adalah 32 inch, sedang jarak A dan O adalah 18,8 inch. Titik
O merupakan titik referensi dari pengukuran terhadap kedalaman, sedangkan
elektrode B diletakkan jauh dipermukaan. Arus listrik yang konstan dialirkan
melalui elektrode A, sedangkan perbedaan potensial antara M dan N di
tempatkan pada permukaan lingkaran yang berpusat di titik A. Perbedaan
potensi

dipindahkan ke elektrode M dan N adalah :

Persamaan (3-8) diturunkan dengan anggapan bahwa formasinya homogen


dan lapisan cukup tebal. Apabila arus yang diberikan (i) konstan maka besarnya
potensial yang dicatat pada referensi O adalah sebanding dengan besarnya
resistivitas formasi (R) dengan syarat anggapan tersebut dipenuhi dan pengaruh
diameter lubang bor diabaikan.
Pada kenyataannya nilai resistivity yang dicatat oleh resistivity log adalah
resistivity semu bukan resistivity yang sebenarnya (Rt). Hal ini disebabkan
pengukuran dipengaruhi oleh diameter lubang bor (d), ketebalan formasi (e),
tahanan lumpur (Rm), diameter invasi air filtrat Lumpur (Di), tahanan zone
invaded (Ri) dan uninvaded (Rt), tahanan lapisan batuan diatas dan dibawahnya
(Rs). Pembacaan yang baik didapatkan dalam lapisan tebal dengan resistivity
relative tinggi. Log ini digunakan secara optimal di dalam susunan sand dan
shale yang tebal dengan ketebalan dari 10 ft dan range resistivity optimum setara
1-500 ohm-m.

Gambar 3.3. Skema Rangkaian Dasar Normal Log


(”Resistivity Measurement Tools”, Schlumberger, October 198
Gambar 3.4. Skema Rangkaian Dasar Lateral
Log
(“Resistivity Measurement Tools”, Schlumberger, October 1984)

C. Induction Log
Pengukuran tahanan listrik menggunakan log resistivity memerlukan
lumpur yang konduktif sebagai penghantar arus dalam formasi. Oleh sebab itu
tidak satu pun peralatan pengukuran resistivity diatas dapat digunakan pada
kondisi lubang bor kosong, terisi minyak, gas, oil base mud dan fresh water serta
udara. Untuk mengatasi ini maka dikembangkan peralatan terfokuskan yang
dapat berfungsi dalam kondisi tersebut. Rangkaian peralatan dari dasar Induction
log secara skematis dapat dilihat pada gambar 3.5.
Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut, arus bolak-balik dengan frekuensi
tinggi (20000 cps) yang mempunyai intensitas konstan dialirkan melalui
transmitter coil yang ditempatkan pada insulating sehingga menimbulkan arus
induksi didalam formasi. Medan magnet ini akan menimbulkan arus
berputar yang akan menginduksi potensial dalam receiver coil. Coil kedua ini
ditempatkan pada mandrel yang sama dengan jarak tertentu dari coil pertama.
Besarnya signal yang dihasilkan receiver akan diukur dan dicatat di
permukaan yang besarnya tergantung pada konduktivitas formasi yang terletak
diantara kedua coil tersebut.

Nilai konduktifitas formasi (Cf) berbanding terbalik dengan nilai resistivity.

Gambar 3.5. Skema Rangkaian Dasar Induction Log


(Gatlin, C.:”Petroleum Engineering Drilling and Well Completion”, Prentice
Hall Inc., New York, 1962)

Tujuan utama dari induction log adalah menghasilkan suatu daerah


investigasi yang jauh didalam lapisan-lapisan tipis untuk menentukan harga Rt.
Induction log dapat diturunkan didalam semua jenis lumpur dengan syarat sumur
belum dicasing. Hasil terbaik dari induction log adalah dalam suatu kondisi
sebagai berikut, didalam susunan shale dengan Rt lebih kecil dari 100 ohm-m dan
ketebalan lapisan lebih besar dari 20 m, Rxo lebih besar dari Rt dan jika Rxo
lebih kecil dari Rt maka induction log akan kurang memberikan hasil yang
memuaskan. Induction log tidak sensitif terhadap perubahan Rt bila resistivitynya
tinggi. Perbedaan resistivity sekitar 400-500 ohm-m tidak dapat dideteksi.
Kondisi yang baik untuk operasi induction log ini adalah menggunakan
lumpur yang tidak banyak mengandung garam (Rmf > Rw) serta pada formasi
dengan Rt kurang dari 100 ohm-m tapi akan lebih baik lagi jika kurang dari 50
ohm-m.

Induction log ini mempunyai beberapa kelebihan dari log-log sebelumnya,


antara lain:
1. Batas lapisan dapat dideliniasikan dengan baik dan resistivity yang
diukur tidak dipengaruhi oleh batas tersebut.
2. Dalam fresh mud, pengukuran Rt hanya memerlukan koreksi yang
sederhana atau tidak memerlukan sama sekali.
3. Dapat dikombinasikan dengan SP log dan Kurva Normal sehingga
dapat melengkapi informasi yang diperoleh.
D. Laterolog (Guard Log)
Pengukuran dengan laterolog adalah untuk memperkecil pengaruh lubang bor,
lapisan yang berbatasan dan pengukuran lapisan yang tipis serta kondisi
lumpur yang konduktif atau salt mud.
Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut (lihat gambar 3.6.), suatu arus Io yang
konstan dialirkan melalui elektrode Ao lewat elektrode A1 dan A2 dimana arus
tersebut diatur secara otomatis oleh kontak pengontrol sehingga dua pasang
elektrode penerima M1M2 dan M’1M’2 mempunyai potensial yang sama. Selisih
potensial diukur diantara salah satu elektrode penerima dengan electrode
dipermukaan. Jika perbedaan antara potensial pasangan M’1M’2 dan M1M2 dibuat
nol, maka tidak ada arus yang mengalir dari Ao. Disini arus listrik dari Ao dipaksa
mengalir horizontal kearah formasi.
Ada beberapa jenis laterolog, yaitu jenis Laterolog 7, Laterolog 3, dan Laterolog
8. Perbedaan dari ketiga jenis laterolog tersebut hanya terdapat pada jumlah
elektrodenya, dan ketebalan lapisan yang dideteksi berbeda. Alat ini mengukur
harga Rt terutama pada kondisi pengukuran Rt dengan Induction Log mengalami
kesulitan (banyak kesalahan). Laterolog ini hanya dapat digunakan dalam jenis
lumpur water base mud. Dianjurkan pada kondisi Rt/Rm dan Rt/Rs besar (salt
mud, resistivity tinggi yaitu lebih besar dari 100 ohm-m) dan tidak berfungsi di
dalam oil base mud, inverted mud, lubang berisi gas, atau sumur sudah
dicasing

Gambar 3.6. Skema Alat Laterolog


(Adi Harsono:”Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log”, Schlumberger, Edisi-8,
Jakarta, 1 Mei 1997)

E. Microresistivity Log
Log ini dirancang untuk mengukur resistivity formasi pada flush zone (Rxo)
dan sebagai indikator lapisan porous permeable yang ditandai oleh adanya mud
cake. Hasil pembacaan Rxo dipengaruhi oleh tahanan mud cake(R mc) dan
ketebalan mud cake (hmc). Ketebalan dari mud cake dapat dideteksi dari besar
kecilnya diameter lubang bor yang direkam oleh caliper log. Alat microresistivity
log yang sering digunakan, yaitu: Microlog (ML), Microlaterolog (MLL),
Proximity Log (PL), MicroSpherical Focused Log (MSFL).
 Microlog (ML)
Microlog dirancang untuk mengukur secara tepat lapisan tipis dan
permeabel, karena dengan pengukuran ini dapat ditentukan secara tepat net pay
dalam suatu interval total. Pada prinsipnya microlog menggunakan tiga electrode
dengan ukuran kecil yang dipasang didalam lempeng (pad) karet, dengan tujuan
agar tetap dapat mengikuti variasi bentuk lubang bor. Alat ini mempunyai
tiga elektroda yang mempunyai jarak 1 inch. Elektrode-elektrode tersebut
yaitu A0, M1, dan M2 yang dipasang pada salah satu baris pada rubber (lihat
gambar 3.7.)

Gambar 3.7. Skema Posisi Microlog di Dalam Sumur


(“ResistivityMeasurement Tools”, Schlumberger, October 1984)

Pada elektrode A0 diberikan arus listrik tertentu kemudian potensialnya


diukur pada elektrode M1 dan M2 yang dicatat dipermukaan oleh Galvanometer.
Pada saat pengukuran, ketiga elektrode tersebut ditempatkan pada dinding lubang
bor dengan menggunakan pegas yang dapat dikembangkan antara 6 inch
sampai 16 inch.

Ada dua sistem pengukuran yang umum dilakukan:


1. Sistem A0M1M2 yang merupakan short lateral/inverse (R1x1) dengan
spacing A0O = 1 ½ inch, dimana O adalah titik tengah antara M1 dan M2. Pada
sistem ini arus listrik yang diberikan dari Ao kemudian diukur perbedaan
potensialnya pada titik antara elektrode M1 dan M2. Sistem inverse pada intinya
mengukur resistivity mud cake pada lapisan permeable.
2. Sistem A0M2 merupakan micronormal dengan spacing AM2 = 2 inch. Sistem
ini mempumyai investigasi pengukuran lebih kurang dua kali lebih jauh dari
sistem A0M1M2 dan pada sistem ini arus listrik yang diberikan dari A0 diukur
perbedaan potensialnya pada M2. Micronormal digunakan untuk mengukur
resistivity dari flush zone (Rxo). Adanya mud cake inilah yang menyebabkan
terjadinya pemisahan dari kedua kurva microlog tersebut. Lapisan porous
permeable ini ditandai dengan adanya mud cake pada permukaan dinding
lubang bor yang dinyatakan oleh munculnya separasi dari dua kurva microlog.
Microlog tidak akan memberikan keterangan yang berarti jika arus yang
dipancarkan hanya berada di sekitar mud cake (short circuit). Hal ini dapat terjadi
jika resistivity formasi sangat tinggi dan tidak berfungsi pada keadaan oil base
mud. Separasi dua kurva positif jika R2” > R1”x1” dan fluida hidrokarbon yang
terkandung dalam batuan porous tersebut merupakan hidrokarbon air tawar.
Separasi negatif dapat terjadi jika R2” < R1”x1” dan fluida yang terkandung
biasanya air asin. Bila SP log tidak menghasilkan kurva yang baik, microlog
dapat digunakan untuk menentukan letak lapisan-lapisan yang porous dan
permeabel.
Kriteria yang harus dipertimbangkan agar pengukuran microlog optimum
yang pertama sebagai indikator lapisan porous permeabel didalam susunan sand-
shale dengan range tahanan batuan formasi 1 – 200 ohm-m, porositas batuan
lebih besar dari 15 %, Rxo/Rmc lebih kecil dari 15, ketebalan mud cake kurang
dari ½ inch dan kedalaman invasi lumpur lebih besar atau sama dengan 4 inch.
Microlog juga bermanfaat dalam memperkirakan porositas, menghitung
faktor formasi (F), melokasikan lapisan permeable dan memperkirakan water-oil
contact dibawah kondisi tertentu. Dan juga mencarikan batasan yang akurat dari
batas lapisan dan deliniasi dari zone produktif dan zone non produktif.
 Microlaterolog (MLL)
Alat ini digunakan untuk menentukan Rxo pada batuan yang keras, dimana
lumpur yang digunakan mempunyai kadar garam yang tinggi. Sehingga dengan
mengetahui Rxo maka harga F bisa ditentukan berdasarkan F = Rxo/Rmf sehingga
selanjutnya besarnya porositas efektif dapat ditentukan. MLL hanya merekam
satu kurva yaitu tahanan flush zone (Rxo). Alat ini mempunyai 4 elektrode yaitu
sebuah elektrode pusat (Ao) dan 3 elektrode cincin M1, M2, dan A1 yang
letaknya konsentris terhadap Ao, seperti yang ditunjukkan dalam gambar 3.8.
Gambar 3.8. Distribusi Arus dan Posisi Elektrode MLL didalam Lubang
Bor (Adi Harsono:”Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log”, Schlumberger, Edisi-
8, Jakarta, 1 Mei 1997)

Cara kerja MLL pada prinsipnya sama dengan laterolog, yaitu sejumlah arus
konstan Io yang diketahui intensitasnya dialirkan melalui elektrode pusat Ao dan
lainnya dialirkan melalui elektrode paling luar A1. Kemudian arus listrik
secara otomatis dan kontinyu diatur sedemikian rupa sehingga perbedaan
potensial antara elektrode M1 dan M2 praktis sama dengan nol sehingga tidak
ada arus yang mengalir dari Ao tapi dari M1 dan M2. Jadi arus dari Ao dipaksa
mengalir horizontal kearah formasi. Resistivity yang diukur adalah sebanding
dengan potensial yang dicatat.
MLL hanya dapat digunakan dalam kondisi water base mud khususnya salt
mud, dan tidak berfungsi didalam oil base mud, inverted emulsion mud serta
keadaan lubang bor yang terisi gas atau sudah dicasing. Jika invasi lumpur
dangkal (kurang dari 4 inch) MLL mungkin mengukur tahanan batuan zone
uninvaded (Rt) karena MLL digunakan untuk daerah penyelidikan sampai 4 inch.
Ketebalan mud cake juga mempengaruhi pembacaan harga Rxo.
 Proximity Log (PL)
Proximity Log pada prinsipnya adalah sama dengan ML ataupun MLL, akan
tetapi PL dirancang untuk mengukur daerah yang lebih dalam lagi yaitu pada
penyelidikan 16 inch dan tidak tergantung pada ketebalan mud cake yang
terbentuk.
Proximity Log mempunyai beberapa karakteristik, yaitu: dapat mengukur Rxo
tanpa dipengaruhi oleh mud cake sampai ketebalan mud cake ¾ - 1 inch,
mempunyai radius investigasi yang lebih besar dari ML maupun MLL, kurang
sensistif terhadap ketidakhomogenan lubang bor, biasanya alat ini diturunkan
bersama-sama dengan ML untuk mendeteksi adanya mud cake.
Dalam pembacaan PL banyak dipengaruhi oleh besarnya harga tahanan batuan
zone uninvaded (Rt). Oleh karena itu harus diadakan koreksi. Hasil
pembacaan proximity log (RPL) dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
RPL J Rxo 1 J Rt ………………………………..……….. (3-9)
dimana J adalah faktor pseudogeometric dari zone invaded. Harga J merupakan
fungsi dari diameter invasi (Di). Sebagai harga pendekatan, jika Di > 40
inch harga J mendekati 1 (satu). Jika Di < 40 inch maka harga RPL berada
diantara Rxo dan Rt, biasanya lebih mendekati harga Rxo. PL akan mengukur
Rt jika invasi filtrat lumpur sangat dangkal, sehingga secara praktis harga
RPL = Rt. Operasi pengukuran dengan alat ini akan memperoleh hasil yang
optimum pada kondisi batuan invaded karbonat atau sand, range tahanan
batuannya 0.5 – 100 ohm-m, invasi lumpur dalam, dan ketebalan mud cake lebih
kecil dari ¾ inch.
 MicroSpherical Focused Log
(MSFL)
MSFL biasanya di-run bersama dengan alat log induksi atau laterolog. Serupa
dengan alat microlog, pengukuran terhadap MSFL dibuat dengan sebuah
bantalan elektroda khusus yang ditekan ke dinding lubang bor dengan batuan
sebuah kaliper. Pada bantalan tersebut dipasang suatu rangkaian bingkai logam
yang konsentrik (lihat gambar 3.9.) disebut elektroda yag mempunyai fungsi
memancarkan, mengfokuskan, dan menerima kembali arus istrik yang hamper
sama dengan cara kerja elektroda laterolog. Bantalan pada MSFL ini kecil dan
elektrodenya berdekatan sehingga hanya beberapa inchi dari formasi dekat
lubang bor yang diselidiki yang mengakibatkan kita mempunyai suatu
pengukuran dari
resistivity didaerah rembesan. Pengukuran terhadap diameter lubang bor secara
bersamaan oleh caliper yang merupakan bagian tak terpisahkan dari alat MSFL.

Gambar 3.9. Penampang Bantalan MSFL


(”Resistivity Measurement Tools”, Schlumberger, October 1984)

Anda mungkin juga menyukai