Anda di halaman 1dari 3

.

Tes daya ledak


a. Vertical Jump (modified sargnt jump) menurut Widiastuti (2011:101) adalah
sebagai berikut :
Tujuan : Untuk mengukur daya ledak otot tungkai

Alat yang diperlukan

· Pita pengukur atau permukaan


· Tembok diberi ukuran

Pelaksanaan

Orang coba berdiri disamping tembok dimana pita pengukur itu berada.
Masukkan salah satu tangannya yang paling dekat dengan tembo. Kemudian
orang coba tegak, tangan yang telah dibasahi angkat setinggi mungkin ketas dan
sentuhkan jari-jari itu ke tembok, sampai terlihat dengan jelas bekasnya. Dalam
hal ini, perlu diperhatikan bahwa sama sekali tidak diperbolehkan
membengkokkan tubuhnya atau mengangkat tumitnya. Bekas jari-jari tadi diukur
dan dicatat. Orang coba melakukan percobaan ini samapi tiga kali. Selisih antara
tanda dan sikap permulan dan hasil loncatan tertinggi inilah yang diukur.
b. Standing long jump test (broad jump) menurut Widiastuti (2011:109) adalah
sebagai berikut :
Tujuan : untuk mengukur daya ledak kaki
Peralatan : pita pengukur untuk mengukur jarak melompat, di area soft lending
saat take off line harus ditandai dengan jelas.
Pelaksanaan :
Atlet berdiri dibelakang garis start yang ditandai diatas pita lompat dengan kaki
agak terbuka selebar bahu. Setelah dua kaki lepas landas dan mendarat, dengan
dibantu oleh ayunan lengan dan menekukkan lutut untuk membantu hasil
lompatan. Hasil yang dicatat adalah jarak yang ditempuh sejauh mungkin, dengan
mendarat dikedua kaki tanpa jatuh kebelakang. Tiga kali pelaksanaan dan diambil
nilai terbaik.
Pencatat hasil : pengukuran diambil dari take-off line ke titik terdekat dari
kontak pada pendaratan (belakang tumit). Catat jarak terpanjang melompat, yang
terbaik dari tiga percobaan.
Tabel 4. dibawah ini memberikan skala penilaian untuk tes lompat berdiri.
Kategori Putra Putri

(cm) (feet, inches) (cm) (feet,


inches)
Baik >250 >8’ 2,5” >200 >6’6.5”
sekali
Baik 241-250 7’ 11”-8’2,5” 191-200 6’3”-6’6.5”
Cukup 231-240 7’7”-7’10,5” 181-190 5’11.5”-
6’2.5”
Sedang 221-230 7’3”-7’6.5” 171-180 5’7.5”-
5’11”
Kurang 211-220 6’11”-7’2.5” 161-170 5’3.5”-5’7”
Poor 191-210 6’3”-610.5” 151-160 4’7.5”-
5’2.5”
Very <191 <6’3” <1141 <4’7.5”
poor

Tes kekuatan
a. Tes kekuatan Otot tungkai menurut Widiastuti (2011:78) adalah sebagai berikut ;
Tujuan : untuk mengukur kekuatan otot tungkai
Alat :
 back and leg dynamometer.
 Petugas : (1) pemandu tes dan (2) pencatat skor
Pelaksanaan
Peserta tes berdiri diatas back and leg dynamometer. Tali rantai pada alat diatur sesuai
dengan setengah jongkok dengan punggung tetap tegak lurus. Kedua lutut bengkok dan
rantai diletakkan diantara kedua tungkai, tangan memegang alat lurus kebawah. Alat
ditarik dengan menggunakan kekuatan otot tungkai tanpa bantuan otot tangan dan otot
punggung. Tes ini dilakukan sebanyak 2 kali.
Penilaian : skor terbaik dari dua kali percobaan dicatat sebagai skor dalam satuan kg. Dengan
tingkat ketelitian 0,5 kg.
Tabel 6. Norma skor mentah tes kekuatan otot tungkai putra

Kekuatan otot Baik Sedang Kurang


(kg)
Tungkai >214 160-213 <159

Tabel 7.Norma skor mentah tes kekuatan otot putri

Kekuatan otot Baik Sedang Kurang


(kg)
Tungkai >114 66-113 <65

b. Tes Sit-up menurut Widiastuti (2011:91) adalah sebagai beikut :


Tujuan : Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui kekuatan otot perut seorang atlet.

Alat yang digunakan

 Permukaan yang datar


 Alas
 Rekan untuk memegang kaki
Prosedur pelaksanaan

Tes si-up dilakukan sebagai berikut:


 Berbaring dengan lutut ditekuk, kaki rata dengan lantai dan tangan dilipat
menyilangi dada.
 Mulai sit-up dengan punggung dilantai
 Angkat diri anda ke posisi 90 derajat dan kembali kelantai
 Kaki anda bisa dipegangi oleh partner
 Catat jumlah sit-up yang dikerjakan selama 30 detik

Anda mungkin juga menyukai