Anda di halaman 1dari 5

Hasil dan Pembahasan

A. Instalasi Pengolahan Air Sidabowa

Tempat kerja praktek kunjungan lapangan yang dilakukan pada hari Senin,13
November 2017 di Instalasi Pengolahan Air Sidabowa PDAM Tirta Satria
Kecamatan Patikraja yang beralamat di Jalan Haji Sotoyo No.30 Sidabowa Patikraja
5314,Purwokerto,Jawa Tengah.
PDAM Sidabowa berdiri sejak tahun 2010, PDAM Sidabowa adalah sub bagian yang
berada dalam naungan PDAM Tirta Satria Kabupaten Banyumas. Saat ini Instalasi
Pengolahan Air di Sidabowa ini terdiri dari 4 karyawan sebagai operator yang terbagi
dalam 3 shift kerja. Produksi berlangsung selama 24 jam. PDAM Sidabowa
bersumber dari sungai Logawa. Pemilihan sungail logawa sendiri telah melalui
berbagi proses laboratorium. Kali Logawa di pilih dari berbagai pertimbangan, salah
satunya adalah karena debitnya yang besar dan kandungan air yang masih mudah di
tangani dengan treatment yan di lakukan dalam instalasi. PDAM Sidabowa dibangun
untuk memenuhi kebutuhan air daerah Patikraja dan memasok seluruh pelanggan
disekitar daerah patikraja
Adapun struktur organisasi yang ada di Instalasi Pengolahan Air Sidabowa:
B. Tahapan Proses Pengolahan Air

 Intake
Pengolahan air di Instalasi Pengolahan Air Sidabowa di mulai dari
Flow meter (tempat penentuan debit air baku ) dilanjutkan dengan
pengambilan air baku yang berasal dari sungai Logawa menggunakan sistem
pemompaan untuk mendorong air kedalam pipa yang selanjut nya akan diolah
lebih lanjut di instalasi pengolahan air.

 Screening
Setelah air baku dialirkan ke instalasi pengolahan dan ditampung pada
bak air baku, proses yang pertama adalah proses screening, yaitu pemisahan
bahan kasar seperti daun-daun, batu, bahan kasar lain nya menggunakan
screen atau saringan kasar. Sehingga pada saat proses selanjut nya tidak
terganggu dengan partikel-partikel yang sangat besar tersebut

 Koagulasi
Pada proses koagulasi, koagulan dicampur dengan air baku selama
beberapa saat hingga merata. Koagulan yang digunakan adalah PAC 6%.
Setelah pencampuran ini, akan terjadi destabilisasi koloid yang ada pada air
baku. Koloid yang sudah kehilangan muatannya atau terdestabilisasi
mengalami saling tarik menarik sehingga cenderung untuk membentuk
gumpalan yang lebih besar. Faktor yang menentukan keberhasilan suatu
proses koagulasi yaitu jenis koagulan yang digunakan, dosis pembubuhan
koagulan, dan pengadukan dari bahan kimia.

 Flokuasi
Flok-flok kecil yang sudah terbentuk di koagulator diperbesar disini
sehingga lebih mudah untuk diendapkan. Pada instalasi pengolahan air
sidabowa tedapat enam flokuator dan dari flok satu ke flok terakhir diameter
lubang semakin besar. Dalam proses flokulasi mengalami pengadukan lambat
memberikan kesempatan flok-flok kecil menjadi semakin besar dan mencegah
pecahnya kembali flok-flok yang sudah terbentuk. Faktor-faktor yang
mempengaruhi bentuk flok yaitu kekeruhan pada air baku, tipe dari suspended
solids, pH, alkalinitas, bahan koagulan yang dipakai, dan lamanya
pengadukan.

 Sedimentasi
Setelah selesai proses flokuasi dan masuk kedalam bak sedimentasi
proses selanjut nya adalah sedimentasi. Di dalam proses sedimentasi partikel-
partikel / flok-flok yang terbentuk. dari flokulasi akan mengendap pada bak
sedimentasi. Pada bak sedimentasi dilengkapi ‘tube settler’ yang bertujuan
untuk mempercepat proses pengendapan. Sedimentasi atau pengendapan
dilakukan selama 2 jam.

 Filtrasi
Proses ini bertujuan untuk melakukan penyaringan flok-flok halus
yang belum dapat terendapkan pada bak sedimentasi. Proses filtrasi
dilakukan dengan cara melewatkan air melalui media, dan media yang
digunakan oleh pihak instalasi pengolahan air sidabowa adalah pasir kuarsa.
Penyaring yang digunakan adalah rapid sand filter (filter saringan cepat). Sand
filter jenis ini berupa bak yang beriisi pasir kwarsa yang berfungsi untuk
menyaring flok halus dan kotoran lain yang lolos dari proses sebelum nya . Air
yang masuk ke filter ini telah dicampur terlebih dahulu dengan klorin dan
tawas. Filtrasi yang terdapat pada instalasi ini adalah tujuh buah. Proses
pembersihan filter dilakukan satu bulan sekali.

 Disinfektan
Proses ini disebut juga proses klorinasi yang merupakan pembubuhan
zat disenfektan (kaporit) dengan tujuan membunuh bakteri yang mungkin ada
baik di reservoir, jaringan pipa distribusi hingga sampai ke pelanggan.

 Distribusi
Setelah melalui proses disinfektan air telah layak untuk digunakan oleh
konsumen, serta telah memenuhi standart air PDAM. Selanjut nya air yang
telah memenuhi standart dan siap untuk didistribusikan kepada konsumen
melalaui pipa kekecil yang langsung dialirkan kepada rumah tiap-tiap
konsumen.

C. Evaluasi

Secara keseluruhan pengelolaan air di PDAM Tirta Satria cabang Sidabowa sudah
baik, sudah memenuhi standar yang seharusnya dilakukan. Namun masih ada
beberapa bagian yang perlu diperhatikan. Seperti :

 Alat pengukur kecepatan air (Flowmeter)

Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan air adalah flowmeter. Namun
pada saat kunjungan lalu keadaan flowmeter tersebut tidak berfungsi, dikarenakan
tersambar petir dan belum disetting ucap pengelola pdam. Seharusnya flowmeter
harus dalam keadaan baik dan jika terdapat kerusakan harus segera dibenahi. Karena
kecepatan air dalam pengelolaan air sangat di perlukan. Selain itu perawatan pada
alat harus sangat diperhatikan sehingga kinerja alat dapat maksimal.
 Bak penampung air baku

Pada mesin yang terdapat pada bak penampungan air baku perlu dilakukan
perawatan agar mesin-mesin dapat bekerja dengan maksimal dan tidak merusak atau
dapat nemambah beban cemaran air yang berasal dari sungai tersebut. Selain itu
sumur penampungan seharusnya ditutup agar sampah-sampah dari luar tidak masuk
kedalam sumur. Sehingga air tidak terlalu tercemar dengan sampah dari luar.

 Proses penyaringan kasar (Screening)

Pada saat proses Screening yaitu fungsinya untuk menyaring partikel kasar,
seperti daun, batu, ranting, sampah plastik dan lain-lain. Pada tempat penyaringan
pada proses screening terdapat sampah yang banyak, dan penyaring ditumbuhi oleh
lumut-lumut. Seharusnya alat penyaringan ini dibersihkan setiap hari, agar sampah
tidak menyumbat aliran air dan alat tidak berlumut.

 Proses penyaringan flok-flok halus (filtrasi)

Pada proses filtrasi yaitu proses penyaringan flok-flok halus yang belum dapat
terendapkan pada saat proses sedimentasi. Seharusnya pada saat proses ini sudah tidak
terdapat partikel-partikel kasar seperti daun. Namun pada kenyataannya masih
terdapat daun-daun pada saat filtrasi. Partikel-partikel tersebut berasal dari udara luar.
Sehingga perlu pemasangan kasa pada sekeliling bangunan agar tidak ada partikel
besar masuk keadalam proses pengeolalaan air. Selain itu tumbuhan sekitar harus
diperhatikan karena salah satu asal partikel besar tersebut dari tumbuhan sekitar.

 Keadaan bangunan pengelolaan air

Keadaan bangunan secara keseluruhan dalam keadaan baik dan terawat.


Namun pada bagian atas sangat kurang perawatan. Pada lantai bagian atas terdapat
banyak lumut dan licin, selain itu terdapat barang-barang yang tidak digunakan yang
berada dijalan yang digunakan untuk mengecek keadaan bagian atas. Pernah terjadi
kecelakaan kerja yaitu terpleset ketika melakukan pemeriksaan. Seharunya keadaan
lantai harus dalam keadaan bersih terhindar dari lumut, dan barang-barang yang tidak
digunakan seharusnya di letakkan pada bagian yang tidak mengganggu jalan.

Anda mungkin juga menyukai