Anda di halaman 1dari 7

PENGENDALIAN INTERNAL PT.

ANEKA TAMBANG Tbk

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Internal Audit

Sofik Handoyo, SE.,MSBS,Ak

Disusun oleh :

Syipa Fauziah 120110150011

Napilah Nur Hopipah 120110150014

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2018
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PT. ANEKA TAMBANG Tbk

Pengendalian internal adalah proses yang dirancang dan dijalankan oleh Dewan
Komisaris, Direksi dan anggota manajemen lainnya serta seluruh personil Perusahaan, yang
ditujukan untuk memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya efektivitas dan
efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan serta kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku. Kebijakan Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance
Policy/CGP) PT ANTAM (Persero) Tbk 2016 poin 2.8.3 menegaskan bahwa salah satu
fungsi Direksi Adalah terkait Pengendalian Internal (Internal Control). Kebijakan tersebut
menyatakan:

1. Direksi harus menyusun dan melaksanakan sistem pengendalian internal Perusahaan


yang handal dalam rangka menjaga kekayaan dan kinerja Perusahaan serta memenuhi
peraturan perundang-undangan;
2. Internal Audit melaksanakan pengujian dan review terhadap sistem pengendalian
internal Perusahaan;
3. Internal Audit melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Direktur Utama;
4. Secara struktural Internal Audit bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan
mempunyai hubungan koordinasi dengan Komite Audit.

Melalui Keputusan Direksi No. 116.K/0943/DAT/2015 tentang Panduan Internal


Audit PT ANTAM (Persero) Tbk diberlakukan Pedoman Evaluasi Pengendalian Internal
(Internal Control Evaluation) yaitu pada Buku III. Di dalam buku III ini terlihat jelas bahwa
evaluasi kecukupan efektivitaspenerapan Pengendalian Internal di PT ANTAM (Persero) Tbk
merujuk ke kerangka yang diakui secara internasional, yaitu COSO-Internal Control
Framework yang juga sejalan dengan cakupan yang diatur pada Pasal 26 ayat 2 Peraturan
Menteri Negara BUMN No. PER-01/MBU/2011 yang terdiri atas 5 (lima) komponen yaitu:
Lingkungan Pengendalian Intern, Kajian Risiko, Aktivitas Pengendalian, Sistem Informasi
dan Komunikasi, serta Pemantauan. ANTAM telah merancang dan memberlakukan sejumlah
kebijakan dan mekanisme yang terkait dengan ke lima komponen Pengendalian Internal
tersebut di atas, antara lain:
1. Lingkungan Pengendalian Intern

a. Memberlakukan Standar Etika Perusahaan yang selalu direviu dan direvisi secara
berkala.
b. Telah ada pembagian tugas dan kewenangan yang jelas dengan diberlakukannya
Charter Dewan Komisaris, Charter Direksi, dan Charter Komite Penunjang Dewan
Komisaris.
c. Penyusunan Struktur Organisasi, Job Description dan RACI, matriks dirancang atas
setiap proses bisnis dan unit untuk menciptakan tugas dan kewenangan yang jelas.
d. Merancang mekanisme rekrutmen dan pengembangan pegawai berkelanjutan untuk
mendukung pelaksanaan aktivitas di unit kerja.
e. Menetapkan kebijakan-kebijakan terkait Human Capital

2. Kajian Risiko

a. Menetapkan tujuan Perusahaan secara keseluruhan berupa Rencana Jangka Panjang


Perusahaan (RJPP), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), Sistem
Manajemen Kinerja (SMK), Sistem Manajemen Unjuk Kerja (SMUK) dan target
lainnya
b. Memberlakukan dan menerapkan Kebijakan Manajemen Risiko sehingga risiko dapat
diidentifikasi, dianalisa, dan dirumuskan metode mitigasi risiko yang paling efektif &
efisien
c. Membangun aplikasi yang terkait manajemen risiko

3. Aktivitas Pengendalian

a. Merancang dan memberlakukan Corporate Governance Policy, Management Policy,


SOP, WI, Formulir dalam melakukan aktivitasnya
b. Membangun kontrol yang bersifat preventif dan terdeteksi, serta manual dan otomasi
c. Membangun sejumlah aplikasi/peralatan yang terkait Teknologi Informasi

4. Sistem Informasi dan Komunikasi

a. Menetapkan mekanisme/alur pelaporan


b. Menetapkan mekanisme komunikasi Internal dan Komunikasi Eksternal
5. Pemantauan

a. Adanya evaluasi terus menerus dan terpisah yang dilakukan Internal Audit atau
fungsi-fungsi lain yang sejenis
b. Adanya evaluasi yang dilakukan auditor eksternal

Selain kelima komponen tersebut, ANTAM juga memberlakukan mekanisme


pelaporan atas dugaan penyimpangan sebagaimana diamanahkan pada Pasal 27 Peraturan
Menteri Negara BUMN No. PER-01/MBU/2011. Mekanisme tersebut adalah Mekanisme
Pengaduan (Whistleblowing System). Mekanisme ini diberlakukan sebagai upaya ANTAM
untuk terus meningkatkan praktik transparansi dan keterbukaan informasi khususnya yang
terkait dengan pelaporan pelanggaran baik yang dilakukan oleh karyawan maupun
manajemen Perusahaan. Pedoman dan Prosedur Penanganan Pelaporan Pelanggaran
(Whistleblowing) diberlakukan dan disosialisasikan kepada pegawai melalui komunikasi
internal dan kepada pihak eksternal melalui website Perusahaan.

REVIEW ATAS PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DALAM


PELAPORAN KEUANGAN (INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL
REPORTING REVIEW/ ICOFR REVIEW)

Pengendalian internal dalam pelaporan keuangan (internal control over financial


reporting/ICOFR) adalah proses yang dirancang dan dijalankan oleh manajemen Perusahaan
untuk memberikan keyakinan yang memadai atas keandalan pelaporan keuangan dan
penyiapan laporan keuangan yang ditujukan untuk keperluan eksternal sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku.

Berdasarkan evaluasi untuk periode tahun 2015 dan 2016, tingkat kecukupan dan
efektivitas ICOFR berada pada tingkat efektivitas BAIK (nilai berada pada range 75% s/d
90%).

Reviu Pengendalian internal atas operasional Perusahaan (Internal Control


Review/ICR) dan Pelaporan Keuangan Perusahaan (Review terhadap Internal Control over
Financial Reporting/ICOFR) telah dilakukan oleh Divisi Internal Audit dengan mengacu pada
kerangka yang diakui secara internasional yaitu COSO–Internal Control Framework.
Menurut framework COSO tersebut terdapat 5 (lima) komponen yang dievaluasi
sebagaimana disebutkan di atas yaitu: Lingkungan Pengendalian Intern, Kajian Risiko,
Aktivitas Pengendalian, Sistem Informasi dan Komunikasi, serta Pemantauan.
REVIEW ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PELAKSANAAN
KEGIATAN OPERASIONAL PERUSAHAAN

Sesuai dengan Rencana Pemeriksaan Tahun 2016 (RPT 2016), Divisi Internal Audit
telah melakukan audit operasional di seluruh Unit/Unit Bisnis dan beberapa entitas Anak
Perusahaan, evaluasi atas penerapan manajemen risiko Perusahaan, dan Audit atas
Permintaan/Audit Khusus sebagaimana telah dijelaskan dalam Laporan Tahunan ini pada
section Internal Audit-Laporan Pelaksanaan Kegiatan Divisi Internal Audit Tahun 2016.
PENJELASAN TAMBAHAN

RACI

Matriks penugasan tanggung jawab (responsibility assignment matrix, RAM), atau lebih
dikenal dengan istilah RACI, adalah matriks yang menggambarkan peran berbagai pihak
dalam penyelesaian suatu pekerjaan dalam suatu proyek atau proses bisnis. Matriks ini
terutama bermanfaat dalam menjelaskan peran dan tanggung jawab antarbagian di dalam
suatu proyek atau proses. RACI merupakan akronim dari empat peran yang paling sering
dicantumkan dalam matriks ini, yaitu responsible, accountable, consulted, dan informed.

Berikut keterangan tentang tiap peran ini:

 Pelaksana (responsible): Orang yang melakukan pekerjaan.


 Penanggung jawab (accountable atau approver): Orang yang bertanggung jawab
terhadap penyelesaian pekerjaan atau menyetujui hasil suatu pekerjaan.
 Penasihat atau pengarah (consulted): Orang yang dimintai pendapat tentang suatu
pekerjaan.
 Terinformasi (informed): Orang yang selalu mendapatkan informasi tentang kemajuan
pekerjaan.

SOP dan WI

Persamaan pengertian SOP dan WI merupakan suatu panduan (pedoman) yang


menjelaskan mengenai kegiatan atau proses itu dilakukan (dilaksanakan), sedangkan yang
membedakan adalah SOP lebih luas ruang lingkupnya dan menggambarkan banyak aktifitas
dari suatu proses sedangkan untuk WI merupakan petunjuk atau cara dalam melakukan satu
jenis aktifitas.

Sebagai gambaran pada industri manufacture ada kegiatan dari mulai penerimaan
bahan baku, pengolahan dan pengemasan produk. Untuk menjelaskan kegiatan tersebut maka
dibuat SOP, salah satunya SOP pengemasan yang memuat mengenai alat, bahan dan aktifitas.
Lalu untuk menjelaskan detail pelaksanaan SOP tersebut dibuatlah WI atau intruksi kerja
misalnya ada aktifitas mesin kemas maka dibuat WI mesin kemas yang memuat urutan dari
mulai menghidupkan mesin, mesin bekerja sampai mematikan mesin.
Tahapan akhir dari WI adanya form record atau laporan yang memuat kegiatan dari
aktifitas yang telah dilakukan. Adanya form ini akan memudahkan dalam melakukan
monitoring atau evaluasi terhadap aktifitas. Disamping itu juga laporan kegiatan akan
memberikan manfaat pada traceability (penelusuran) apabila ada permasalahan yang muncul
diakibatkan karena kesalahan proses.

WHISTLEBLOWING SYSTEM

Whistleblowing merupakan pengungkapan praktik illegal, tidak bermoral atau


melanggar hukum yang dilakukan oleh anggota organisasi (baik mantan pegawai atau yang
masih bekerja) yang terjadi di dalam organisasi tempat mereka bekerja. Pengungkapan
dilakukan kepada seseorang atau organisasi lain sehingga memungkinkan dilakukan suatu
tindakan. Berdasarkan pihak yang dilapori, whistleblowing dibagi menjadi internal
whistleblowing dan eksternal whistleblowing. Internal whistleblowing adalah whistleblowing
kepada pihak di dalam organisasi atau melalui saluran yang disediakan organisasi. Sedangkan
eksternal whistleblowing adalah pengungkapan kepada pihak di luar organisasi. Pada
dasarnya whistleblowing system adalah sebuah sistem pencegahan dan identifikasi terhadap
kecurangan yang akan terjadi dalam suatu perusahaan/organisasi.

Anda mungkin juga menyukai