Anda di halaman 1dari 17

Jahe

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jahe

Status konservasi

Aman

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Plantae

(tidak termasuk): Angiospermae

(tidak termasuk): Monokotil

(tidak termasuk): Commelinids

Ordo: Zingiberales

Famili: Zingiberaceae

Genus: Zingiber
Spesies: Z. officinale

Nama binomial

Zingiber officinale
Roscoe[1]

Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-
rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas
tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron.
Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh William
Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari Bahasa Sanskerta, singaberi.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Sejarah
 2Botani dan Sistematika
 3Ciri morfologis
 4Pengolahan dan pemasaran
o 4.1Jahe kering
o 4.2Awetan jahe
o 4.3Bubuk jahe
o 4.4Oleoresin jahe
 5Habitat
 6Varietas
o 6.1Jahe gajah/jahe badak
o 6.2Jahe kuning
o 6.3Jahe merah
 7Produk jahe
 8Referensi
 9Bacaan lanjutan
 10Lihat pula

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Jahe diperkirakan berasal dari India. Namun ada pula yang mempercayai jahe berasal
dari Republik Rakyat Tiongkok Selatan. Dari India, jahe dibawa sebagai rempah perdagangan
hingga Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang, hingga Timur Tengah. Kemudian pada zaman
kolonialisme, jahe yang bisa memberikan rasa hangat dan pedas pada makanan segera menjadi
komoditas yang populer di Eropa.

Botani dan Sistematika[sunting | sunting sumber]


Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu jenis tanaman yang termasuk kedalam
suku Zingiberaceae. Nama Zingiber berasal dari bahasa Sansekerta “singabera” (Rosengarten
1973) dan Yunani “Zingiberi” (Purseglove et al. 1981) yang berarti tanduk, karena bentuk
rimpang jahe mirip dengan tanduk rusa. Officinale merupakan bahasa latin (officina) yang berarti
digunakan dalam farmasi atau pengobatan (Janson 1981).
Jahe dikenal dengan nama umum (Inggris) ginger atau garden ginger. Nama ginger berasal dari
bahasa Perancis:gingembre, bahasa Inggris lama:gingifere, Latin: ginginer, Yunani (Greek):
zingiberis (ζιγγίβερις). Namun kata asli dari zingiber berasal dari bahasa Tamil inji ver. Istilah
botani untuk akar dalam bahasa Tamil adalah ver, jadi akar inji adalah inji ver. Di Indonesia jahe
memiliki berbagai nama daerah. Di Sumatra disebut halia (Aceh), beuing (Gayo), bahing (Karo),
pege (Toba), sipode (Mandailing), lahia (Nias), sipodeh (Minangkabau), page (Lubu), dan jahi
(Lampung). Di Jawa, jahe dikenal dengan jahe (Sunda), jae (Jawa), jhai (Madura), dan jae
(Kangean). Di Sulawesi, jahe dikenal dengan nama layu (Mongondow), moyuman (Poros), melito
(Gorontalo), yuyo (Buol), siwei (Baree), laia (Makassar), dan pace (Bugis). Di Nusa Tenggara,
disebut jae (Bali), reja (Bima), alia (Sumba), dan lea (Flores). Di Kalimantan (Dayak), jahe
dikenal dengan sebutan lai, di Banjarmasin disebut tipakan. Di Maluku, jahe disebut hairalo
(Amahai), pusu, seeia, sehi (Ambon), sehi (Hila), sehil (Nusalaut), siwew (Buns), garaka
(Ternate), gora (Tidore), dan laian (Aru). Di Papua, jahe disebut tali (Kalanapat) dan marman
(Kapaur). Adanya nama daerah jahe di berbagai wilayah di Indonesia menunjukkan penyebaran
jahe meliputi seluruh wilayah Indonesia. Karena jahe hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis,
penanamannya hanya bisa dilakukan di daerah katulistiwa seperti Asia Tenggara, Brasil,
dan Afrika. Saat ini Equador dan Brasil menjadi pemasok jahe terbesar di dunia. Dalam
sistematika tumbuhan, tanaman jahe termasuk dalam kingdom Plantae, Subkingdom
Tracheobionta, Superdivisi: Spermatophyta, Divisi: Magnoliophyta/Pteridophyyta, Subdivisi:
Angiospermae, Kelas: Liliopsida-Monocotyledoneae, Subkelass: Zingiberidae, Ordo:
Zingiberales, Suku/Famili: Zingiberaceae, Genus: Zingiber P. Mill. Species: Zingiber officinale
(Roscoe, 1817) (US National Plant Database 2004). Sinonim nama jahe adalah : Amomum
angustifolium Salisb., dan Amomum zingiber L. Ada sekitar 47 genera dan 1.400 jenis tanaman
yang termasuk dalam dalam suku Zingiberaceae, yang tersebar di seluruh daerah tropis dan sub
tropis. Penyebaran Zingiber terbesar di belahan timur bumi, khususnya Indo Malaya yang
merupakan tempat asal sebagian besar genus Zingiber (Lawrence 1951: Purseglove 1972). Di
Asia Tenggara ditemukan sekitar 80-90 jenis Zingiber yang diperkirakan berasal dari India,
Malaya dan Papua. Namun hingga saat ini, daerah asal tanaman jahe belum diketahui. Jahe
kemungkinan berasal dari China dan India (Grieve 1931; Vermeulen 1999) namun keragaman
genetik yang luas ditemukan di Myanmar (Jatoi et al. 2008) dan India, yang diduga merupakan
pusat keragaman jahe (Ravindran et al. 2005). Jahe memiliki jumlah kromosom 2n=2x=22,
namun beberapa kultivar jahe diketahui sebagai poliploid (Kubitzki, 1998). Darlington dan Ammal
(1945) dalam Peter et al. (2007) melaporkan terdapat jenis Z. officinale yang memiliki jumlah
kromosom sebanyak 28. Darlington dan Wylie (1955) juga menyatakan bahwa pada jahe
terdapat 2 kromosom B. Rachmandran (1969) melakukan analisis sitologi pada 5 spesies
Zingiber dan menemukan pada seluruh spesies memiliki jumlah kromosom 2n=22. Ratnabal
(1979) mengidentifikasi kariotipe 32 kultivar jahe (Z. officinale) dan menemukan seluruh kultivar
jahe memiliki kromosom somatik berjumlah 22 dan ditemukan pula adanya kromosom asimetris
(kromosom B) pada seluruh kultivar kecuali kultivar Bangkok dan Jorhat. Beltram dan Kam
(1984) dalam Peter et al. (2007) mengobservasi 9 Zingiber spp. dan menemukan bahwa Z.
officinale bersifat aneuploid (2n=24), polyploid (2n=66) dan terdapat B kromosom (2n= 22+2B).
Tetapi Etikawati dan Setyawan (2000), Z. officinale kultivar jahe putih kecil (emprit), gajah dan
merah memiliki jumlah kromosom 2n=32. Eksomtramage et al. (2002) mengamati jumlah
kromosom 3 spesies Z. officinale asal Thailand dan menemukan 2n=2x=22. Yulianto (2010)
menyatakan jumlah kromosom jahe putih dan jahe merah yakni 2n=24=22+2B. Rachmandran
(1969) melakukan analisis sitologi pada 5 spesies Zingiber, selain menemukan jumlah
khromosom pada seluruh spesies 2n=22 juga membuktikan adanya struktur pindah silang akibat
peristiwa inversi. Observasi pada fase metaphase mitosis menemukan bahwa jahe diploid
(2n=2x=22) memiliki panjang kromosom rata-rata 128.02 μm dan lebar 5.82 μm. Rasio lengan
kromosom terpanjang dan terpendek adalah 2.06:1, hampir 45,5% kromosom memiliki 2 lengan
dan terdapat 2 kromosom yang berbeda (Zhi-min et al. 2006). Adanya variasi pada jumlah
kromosom merupakan suatu mekanisme adaptasi dan pembentukan spesies pada tanaman. Hal
ini juga menjadi penyebab terjadinya variasi genetik pada jahe. Selain itu ditemukannya struktur
pindah silang diduga menjadi penyebab rendahnya fertilitas tepung sari yang menyebabkan
pembentukan buah dan biji pada jahe jarang terjadi.

Ciri morfologis[sunting | sunting sumber]


Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100 cm. Akarnya berbentuk
rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan dengan bau menyengat. Daun
menyirip dengan panjang 15 hingga 23 mm dan panjang 8 hingga 15 mm. Tangkai daun berbulu
halus.
Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5 cm dan
lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. Bunga berwarna
hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik berjumlah dua.

Pengolahan dan pemasaran[sunting | sunting sumber]


Rimpang jahe, terutama yang dipanen pada umur yang masih muda tidak bertahan lama
disimpan di gudang. Untuk itu diperlukan pengolahan secepatnya agar tetap layak dikonsumsi.
Untuk mendapatkan rimpang jahe yang berkualitas, jahe dipanen pada umur tidak terlalu muda
juga tidak terlalu tua.
Jahe segar Selain dipasarkan dalam bentuk olahan jahe, juga dipasarkan dalam bentuk jahe
segar, yaitu setelah panen, jahe dibersihkan dan dijual kepasaran.
Terdapat beberapa hasil pengolahan jahe yang terdapat di pasaran, yaitu:

 Jahe kering
 Awetan jahe
 Jahe bubuk
 Minyak jahe
 Oleoresin jahe
Jahe kering[sunting | sunting sumber]
Merupakan potongan jahe yang dikeringkan dengan irisan memotong serat irisan tipis (digebing).
Jenis ini sangat populer di pasar tradisional.
Awetan jahe[sunting | sunting sumber]
Merupakan hasil pengolahan tradisional dari jahe segar. Yang paling sering ditemui di pasaran
adalah, tingting jahe (permen jahe), acar, asinan, sirup, dan jahe instan. Beberapa jenis olahan
jahe ini disukai konsumen dari daerah Asia dan Australia.
Bubuk jahe[sunting | sunting sumber]
Merupakan hasil pengolahan lebih lanjut dari jahe menggunakan teknologi industri, jahe
dikeringkan selanjutnya digiling dengan kehalusan butiran bubuk yang ditentukan. Bubuk jahe
diperlukan untuk keperluan farmasi, minuman, alkohol dan jamu. Biasanya menggunakan bahan
baku jahe kering.
Oleoresin jahe[sunting | sunting sumber]
Adalah hasil pengolahan lebih lanjut dari tepung jahe. Warnanya cokelat dengan kandungan
minyak asiri 15 hingga 35%.

Habitat[sunting | sunting sumber]


Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut, kecuali jenis jahe
gajah di ketinggian 500 hingga 950 meter.
Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan 2500 hingga 3000 mm per tahun,
kelembapan 80% dan tanah lembap dengan PH 5,5 hingga 7,0 dan unsur hara tinggi. Tanah
yang digunakan untuk penanaman jahe tidak boleh tergenang.

Varietas[sunting | sunting sumber]


Terdapat tiga jenis jahe yang populer di pasaran, yaitu:
Jahe gajah/jahe badak[sunting | sunting sumber]
Merupakan jahe yang paling disukai di pasaran internasional. Bentuknya besar gemuk dan
rasanya tidak terlalu pedas. Daging rimpang berwarna kuning hingga putih.
Jahe kuning[sunting | sunting sumber]
Merupakan jahe yang banyak dipakai sebagai bumbu masakan, terutama untuk konsumsi lokal.
Rasa dan aromanya cukup tajam. Ukuran rimpang sedang dengan warna kuning.
Jahe merah[sunting | sunting sumber]
Jahe jenis ini memiliki kandungan minyak atsiri tinggi dan rasa paling pedas, sehingga cocok
untuk bahan dasar farmasi dan jamu. Ukuran rimpangnya paling kecil dengan kulit warna merah,
serat lebih besar dibanding jahe biasa.

Produk jahe[sunting | sunting sumber]

Jahe biasanya digunakan untuk meredakan masuk angin.

Di masyarakat barat, ginger ale merupakan produk yang digemari. Sementara Jepang dan
Tiongkok sangat menyukai asinan jahe. Sirup jahe disenangi masyarakat Tiongkok, Eropa dan
Jepang.
Di Indonesia, sekoteng, bandrek, dan wedang jahe merupakan minuman yang digemari karena
mampu memberikan rasa hangat di malam hari, terutama di daerah pegunungan.

Ciri-ciri Umum Tanaman Jahe

Bentuk batang berupa batang semu, dengan ketinggian antara 30 cm sampai dengan 1 m. Rimpang jahe bila
dipotong berwarna kuning atau jingga. Daun runcing memanjang, dengan panjang 15 – 23 mm dan lebar 8 –
15 mm. Tangkai daun berbulu, panjang 2 – 4 mm ; bentuk lidah daun memanjang, panjang 7,5 – 10 mm, dan
tidak berbulu.

Bunga tumbuh dari permukaan tanah seperti tunas, berbentuk tongkat atau bundar telur , dengan panjang bunga
3,5 – 5 cm dan lebarnya 1,5 – 1,75 cm. Tangkai bunga hampir tidak berbulu, panjang 25 cm, berbulu jarang ;
sisik pada gagang terdapat 5 – 7 buah. Daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik, bundar pada ujungnya,
tidak berbulu, berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1 – 1,75 cm.

Mahkota bunga berbentuk tabung 2 – 2,5 cm, berbentuk agak runcing, berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5
– 2,5 mm, lebar 3 – 3,5 mm, bibir berwarna ungu, gelap, berbintik-bintik berwarna putih kekuningan, panjang
12 – 15 mm ; kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm.

Jenis jenis Tanaman Jahe

Tanaman jahe pada umumnya dikenal 3 varietas jahe, yaitu :

1. Jahe putih/kuning, jahe sunti atau jahe emprit

Ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini
selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah, sehingga
rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak
oleoresin dan minyak atsirinya.

2. Jahe merah
Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil.
sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga

memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.

3. Jahe putih/kuning besar, jahe gajah atau jahe badak

Rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis
jahe ini bias dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar

maupun jahe olahan.

Manfaat Rimpang Jahe

Rimpang Jahe sudah dikenal luas sejak dulu sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan
seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai minuman. Jahe juga dapat digunakan pada industri obat,
minyak wangi, industri jamu tradisional, diolah menjadi asinan jahe, dibuat acar, lalap, bandrek, sekoteng dan
sirup. Disamping itu terdapat hasil olahan jahe lainnya yaitu berupa minyak astiri dan koresin yang diperoleh
dengan cara penyulingan. Minyak atsiri jahe berguna sebagai bahan pencampur dalam minuman beralkohol, es
krim, campuran sosis dan lain-lain
Jahe dapat juga di buat sebagai biopestisida atau pestisida alami. Dewasa ini para petani menggunakan jahe
sebagai pestisida untuk mengatasi hama tanaman cabe.

Adapun manfaat secara pharmakologi, jahe juga dapat di buat sebagai obat herbal yang ampuh, yaitu antara lain
adalah sebagai karminatif (peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah,
peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsang
pengeluaran getah lambung dan getah empedu.

Minuman kacang hijau memang nikmat rasanya dan segar. Kacang hijau memiliki
banyak sekali manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Sebab semua jenis kacang
merupakan sumber protein alami yang sangat baik untuk tubuh. Kacang-kacangan
merupakan salah satu jenis makanan yang kaya akan serat alami yang membantu
melancarkan pencernaan dan rendah lemak.
Kacang hijau memiliki kandungan kalori yang sangat rendah dan tidak
mengandung lemak jenuh. Kacang hijau kaya akan vitamin, mineral alami, dan zat
gizi yang baik untuk tubuh kita. Kacang hijau dapat diolah menjadi sebuah
minuman yang enak dan lezat. Minuman itu disebut wedang kacang hijau. Barikut
resep cara pembuatan wedang kacang hijau.
Bahan-bahan
 150 gram kacang hijau, cuci dan rendam dengan 750 ml air selama 3 jam
 2 lembar daun pandan, simpulkan
 100 gram gula pasir
 25 gram jahe, cuci dan memarkan

Cara membuat
1. Tuang kacang hijau beserta air rendaman ke panci, masukkan daun pandan, jahe, dan gula pasir.
2. Rebus kacang hijau dengan api sedang hingga mendidih, biarkan 10 menit setelah mendidih.
Angkat.
3. Siapkan gelas, tuangi air kacang hijau, beri 2 sdm kacang hijaunya.
4. Hidangkan selagi hangat.
1.5. Kacang hijau (Vigna radiata) adalah sejenis palawija yang dikenal luas di daerah
tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak
manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati
tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman
pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
2.6. Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak dan
dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang digerus dan dijadikan
sebagai isi onde-onde, bakpau, atau gandas turi. Kecambah kacang hijau menjadi
sayuran yang umum dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan dikenal
sebagai tauge. Kacang hijau bila direbus cukup lama akan pecah dan pati yang
terkandung dalam bijinya akan keluar dan mengental, menjadi
semacam bubur. Tepung biji kacang hijau, disebut di pasaran sebagai tepung hunkue,
digunakan dalam pembuatan kue-kue dan cenderung membentuk gel. Tepung ini juga
dapat diolah menjadi mi yang dikenal sebagai soun.
3.7. Manfaat Kacang Hijau[sunting | sunting sumber]
4.8. Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan merupakan
sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan
kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh.
5.9. Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang.
Kacang hijau juga mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi mereka yang ingin
menghindari konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau
menjadikan bahan makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah
berbau.
6.10. Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam
lemak jenuh. Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi.
Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung.
7.11. Kacang hijau mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan dan
vitalitas pria. Maka kacang hijau dan turunannya sangat cocok untuk dikonsumsi oleh
mereka yang baru menikah.
8.12. Kacang hijau juga mengandung multi protein yang berfungsi mengganti sel mati
dan membantu pertumbuhan sel tubuh, oleh karena itu anak-anak dan wanita yang baru
saja bersalin dianjurkan untuk mengkonsumsinya.

9.13. Kandungan Kimia Jahe


10.14. Jahe memiliki beberapa kandungan kimiayang berbeda. Beberapa kandungan
kimia pada tiga jenis jahe dapat dilihat pada Tabel berikut:
11.15. Tabel Karakteristik Jenis Jahe

Karakteristik (bb) Jenis Jahe


Jahe Besar Jahe Kecil Jahe Merah
Minyak atsiri (%)
1,62-2,29 3,05-3,48 3,90

Pati (%)
55,10 54,70 44,99

Serat (%)
6,89 6,59 8,99

12.16. Sumber : Setyaningrum dan Saparinto(2013)


13.17. Selain kandungan-kandungan tersebut, rimpang jahe jugamengandung senyawa
fenolik. Beberapa komponen bioaktif dalam ekstrak jahe antara lain (6)-gingerol, (6)-
shogaol, diarilheptanoid dan curcumin. Rimpang jahe juga mempunyai aktivitas
antioksidan yang melebihi tokoferol (Kikuzaki dan Nakatani, 1993).
14.18. Kandungan lain yang terdapat pada jahe antara lain minyak atsiri yang terdiri
dari senyawa-senyawa seskuiterpen, zingiberen, zingeron, oleoresin, kamfena, limonen,
borneol, sineol, sitral, zingiberal, dan felandren. Minyak atsiri umumnya berwarna kuning,
sedikit kental, dan merupakan senyawa yang memberikan aroma yang khas pada jahe
(Soepardie, 2001).Komponen kimia jahe lainnya dapat dilihat pada Tabel 2.2.
15.19. Tabel Komposisi Kimia Jahe

Komponen Jumlah
Jahe Segar Jahe Kering
Energy (KJ)
184,0 1424,0
Protein (g)
1,5 9,1

Lemak (g)
1,0 6,0

Karbohidrat (g)
10,1 70,8

Kalsium (mg)
21 116

Phospat (mg)
39 148

Besi (mg)
4,3 12

Vitamin A (SI)
30 147

Thiamin (mg)
0,02 -

Niasin (mg)
0,8 5

Vitamin C (mg)
4 -

Serat kasar (g)


7,53 5,9

Total abu (g)


3,70 4,8

Magnesium (mg)
- 184

Natrium (mg)
6,0 32

Kalium (mg)
57,0 1342

Seng (mg)
- 5

16.20. Sumber : Koswara (1995)


17.21. Jahe merah memiliki rasa pedas yang lebih tinggi, hal itu disebabkan karena
kandungan oleoresin pada jahe merah lebih tinggi dibanding jahe gajah dan jahe
emprit.Kandungan oleoresin setiap jenis jahe berbeda-beda.Oleoresin jahe bisa mencapai
sekitar 3%, tergantung jenis jahe.Kandungan minyak atsiri dan oleoresin yang cukup
tinggi pada rimpang jahe merah dipercaya menyebabkan jahe merah memiliki peranan
penting dalam dunia pengobatan, baik pengobatan tradisional maupun untuk skala
industri dengan memanfaatkan kemajuan teknologi (Evans, 2002).
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dikenal sebagai tanaman bahan dasar obat tradisional
khas Indonesia. Tanaman ini tergolong ke dalam jenis temu-temuan yakni tanaman dengan
bentuk rimpang dan akar yang pada bagian batangnya berada di dalam tanah. Temulawak
tergolong ke dalam keluarga tanaman Zingiberaciae, seperti halnya kunyit, jahe lengkuas,
dan lainnya. Tanaman semacam ini banyak terdapat di wilayah tropis sebagaimana di
Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Tanaman Zingiberaciae ini sering
ditemukan hidup di wilayah yang memiliki ketinggian 5 – 750 meter di atas permukaan laut.
Kandungan Temulawak yang Bermanfaat Sebelum membahas lebih lanjut tentang berbagai
manfaat yang ada pada tanaman temulawak, terlebih dahulu kita akan mempelajari
mengenai kandungan gizi yang terdapat di dalamnya. Kandungan nutrisi dalam temulawak
secara singkat dapat dilihat melalui tabel berikut: NUTRIEN (per 100 gram) JUMLAH
SATUAN Air 12.85 g Energi 312 kcal Protein 9.68 g Total lipid (lemak) 3.25 g Karbohidrat
67.14 g Serat 22.7 g Gula total 3.21 g Kalsium, Ca 168 mg Besi, Fe 55 mg Magnesium, Mg
208 mg Phosphorus, P 299 mg Potassium, K 2080 mg Sodium, Na 27 mg Zinc, Zn 4.5 mg
Vitamin C, ascorbic acid 0.7 mg Thiamin 0.058 mg Riboflavin 0.15 mg Niacin 1.35 mg
Vitamin B-6 0.107 mg Asam folat 20 µg Vitamin B-12 0 µg Vitamin A, RAE 0 µg Vitamin A,
IU 0 IU Vitamin E (alpha-tocopherol) 4.43 mg Vitamin D (D2 + D3) 0 µg Vitamin D 0 IU
Vitamin K (phylloquinone) 13.4 µg Fatty acids, total saturated 1.838 g Fatty acids, total
monounsaturated 0.449 g Fatty acids, total polyunsaturated 0.756 g Fatty acids, total trans
0.056 g Kandungan beberapa zat aktif Pati – membantu melancarkan proses metabolisme.
Protin 29,00 % – 30,00 % Serat 2,58 % – 4,83 % – memulihkan kebugaran tubuh. Kurkumin
1,60 % – 2,20 % – membantu melancarkan proses pencernaan. Minyak asiri 6,00 % – 10,00
% – dapat meningkatkan fungsi ginjal. Phelandren – membantu melancarkan pengeluaran
toksin atau racun dari tubuh melalui air kencing. Turmerol – membantu melancarkan proses
metabolisme. Borneol – membantu memulihkan kesehatan tubuh akibat penyakit. Manfaat
Temulawak Curcuma xanthorrhiza Roxb Sebagaimana halnya tanaman herbal (obat-obatan
alami) pada umumnya, temulawak memiliki ragam manfaat yang luar biasa, terlebih
khasiatnya pada tubuh manusia. Beberapa manfaat temulawak yang berhasil kami himpun
adalah sebagai berikut: 1 | Membantu Melancarkan Buang Air Besar Kandungan serat dan
kurkumin yang cukup tinggi pada temulawak dapat membantu melancarkan buang air besar.
Bagi anda yang memiliki masalah susah buang air besar, maka sangat disarankan untuk
mengonsumsi tanaman temu-temuan jenis ini. 2 | Membantu Meningkatkan Fungsi Ginjal
Temulawak juga mampu membantu meningkatkan fungsi ginjal dalam menyaring darah dari
racun dan sisa-sisa metabolisme tubuh. Manfaat temulawak yang satu ini diperantarai oleh
adanya kandungan minyak asiri sebanyak 6,00 % di dalamnya. 3 | Membantu Mengeluarkan
Toksin dalam Tubuh Sejalan dengan khasiat temulawak untuk ginjal di atas, maka
mengonsumsi tanaman jamu yang satu ini secara rutin dapat membantu mengeluarkan
toksin dari dalam tubuh. Manfaat tersebut juga perantarai oleh adanya kandungan
Phelandren dalam tanaman tersebut. 4 | Membantu Pemulihan Kesehatan Tubuh Bagi anda
yang baru saja menjalani proses penyembuhan akibat penyakit, maka sangat dianjurkan
untuk mengonsumsi temulawak. Khasiat temulawak yang satu ini diperantarai oleh
kandungan borneol di dalamnya secara aktif mampu membantu proses penyembuhan
terhadap penyakit atau luka dalm tubuh. 5 | Membantu Proses Metabolisme pada Tubuh
Metabolisme yang lancar akan memberikan dampak kesehatan pada tubuh secara
kesuluruhan, dan tanaman jamu yang satu ini mampu membantu melancarkannya. Manfaat
temulawak untuk metabolisme tubuh diperantarai oleh kandungan pati dan turmerol
sehingga sangat baik untuk dikonsumsi sehari-hari. 6 | Membantu Meredakan Penyakit
Asma Bagi penderita asma, sangat disarankan untuk rutin mengonsumsi temulawak. Anda
dapat menyajikannya dengan cara sebagai berikut: Menyiapkan ½ rimpang temulawak yang
telah dicuci sampai bersih. Kupas kulitnya dan selanjutnya iris dengan ukuran yang sesuai.
Rebus temulawak yang telah diiris di dalam air sebanyak 5 gelas. Campurkan dengan gula
aren sesuai selera. Jika air rebusan telah tersisa setengahnya, maka ramuan temulawak
telah siap untuk dikonsumsi sebagai penawar penyakit asma. Agar mendapatkan manfaat
temulawak dengan maksimal, maka minumlah secara rutin ramuan ini sebanyak tiga kali
dalam sehari. 7 | Membantu dalam Mengobati Penyakit Ginjal Selain melancarkan
fungsinya, temulawak juga terbukti ampuh dalam membantu proses pengobatan penyakit
ginjal. Cara penyajiannya adalah sebagai berikut: Kupas kulit temulawak lalu dicuci sampai
bersih. Sediakan sebanyak empat gelas air putih ke dalam panci ukuran sedang. Sediakan
pula bahan tambahan yakni daun kumis kucing. Lalu rebuslah air tersebut bersama dengan
daun kumis kucing serta temulawak yang telah dikupas dan diiris sebelumnya. Rebus
temulawak hingga air dalam panci tersisa kira-kira sebanyak 2 gelas atau setengah dari
sebelumnya. Air rebusan temulawak dan kumis kucing ini sebaiknya diminum tiga kali dalam
sehari agar mendapatkan hasil yang maksimal. 8 | Membantu Mengobati Penyakit Bisul
Temulawak juga dipercaya mampu membantu dalam proses pengobatan penyakit bisul.
Lakukan langkah-langkah berikut ini: Cuci hingga bersih temulawak lalu dikupas kulitnya
Sediakan air putih sebanyak 2 gelas lalu rebus bersama dengan temulawak Campurkan
sedikit campuran gula aren di dalamnya (secukupnya) Rebus campuran bahan tersebut
hingga air rebusan hanya tersisa setengahnya Tambahkan sedikit asam jawa Tiriskan
rebusan tersebut hingga tersisa airnya ke dalam gelas Tunggu hingga agak hangat dan siap
diminum. 9 | Membantu Mengatasi Mual Temulawak telah terbukti ampuh dalam mengatasi
mual terlebih pada keluhan morning sickness pada ibu hamil muda. Bagi anda yang
seringkali mengalami mual-mual, sangat dianjurkan untuk mengonsumsi ramuan dengan
olahan bahan dasar temulawak. Manfaat temulawak yang satu ini tidak terlepas dari
kandungan piridoksin atau vitamin B6 di dalamnya. 10 | Membantu Meredakan Kelelahan
Otot Manfaat temulawak selanjutnya yaitu dapat meringankan kelelahan otot terutama bagi
orang-orang yang aktif bekerja dan berolah raga berat. Bagi anda yang merupakan seorang
pekerja berat dan olahragawan, sangat dianjurkan untuk meminum ramuan dengan
campuran temulawak di dalamnya. 11 | Sebagai Antioksidan Dalam temulawak terdapat
kandungan antioksidan yang mampu menghambat proses oksidasi terhadap molekul
lainnya. Antioksidan juga berfungsi sebagai pencegah tumbuhnya kanker payudara pada
wanita, mencegah alzheimer (pikun), kardiovaskular (penyakit jantung) dan lain sebagainya.
12 | Menambah nafsu makan Bagi anda yang mengalami masalah pada nafsu makan,
mengonsumsi temulawak dapat menjadi solusi bagi anda. Khasiat temulawak sejak dulu
diyakini mampu menambah nafsu makan. 13 | Baik untuk kesehatan hati (Liver) Bahan aktif
(anti-oksidan dan anti-edemic) dari kurkuminoid (kurkumin, dicinnamoyl – metana, bis –
demethoxy – kurkumin, demethoxy curcumin) mendorong empedu dan mencegah
pembentukan batu empedu. Di samping itu temulawak juga memiliki sifat anti – inflamasi
sehingga baik untuk mendukung penyembuhan hepatitis atau radang hati. Manfaat
temulawak sebagai pengobatan hepatitis juga banyak digunakan di dunia medis. Ada
banyak penelitian yang telah membuktikan keefektifannya. Selain dari beberapa manfaat
utama di atas, temulawak juga berkhasiat dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan
lainnya seperti: Memperlancar datang bulan bagi wanita. Mengurangi produksi darah kotor
dalam tubuh. Membantu menghilangkan komedo. Membantu pembersihan wajah. Sebagai
bahan dasar kosmetik. Mampu meningkatkan gairah atau mood. Membantu mengatasi
keluhan insomnia. Melancarkan ASI bagi ibu menyusui. Melancarkan haid. Mengurangi
radang sendi.
Sumber: 23 Manfaat Temulawak Berdasarkan Kandungannya - Mediskus

Kencur
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kencur

Kencur (Kaempferia galanga L.) .

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo: Zingiberales

Famili: Zingiberaceae

Subfamili: Zingiberoideae

Genus: Kaempferia

Spesies: K. galanga
Nama binomial

Kaempferia galanga
(Linn.)

Kencur (Kaempferia galanga L.) adalah salah satu jenis empon-empon/tanaman obat yang
tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Rimpang atau rizoma tanaman ini
mengandung minyak atsiri dan alkaloid yang dimanfaatkan sebagai stimulan. Nama lainnya
adalah cekur (Malaysia) dan pro hom (Thailand). Dalam pustaka internasional (bahasa Inggris)
kerap terjadi kekacauan dengan menyebut kencur sebagai lesser galangal (Alpinia officinarum)
maupun zedoary (temu putih), yang sebetulnya spesies yang berbeda dan bukan merupakan
rempah pengganti. Terdapat pula kerabat dekat kencur yang biasa ditanam
di pekarangan sebagai tanaman obat, temu rapet (K. rotunda Jacq.), namun mudah dibedakan
dari daunnya.
Nama kencur dipinjam dari bahasa Sanskerta, kachora, कचोर, yang berarti temu putih (Curcuma
zedoaria).[1]

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Gambaran
 2Penyebaran dan etnobotani
 3Komposisi kimia
 4Lihat pula
 5Catatan kaki
 6Pranala luar

Gambaran[sunting | sunting sumber]

Bunga kencur
Rimpang kencur

Kencur merupakan temu kecil yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan
yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari
2-3 lembar (jarang 5) dengan susunan berhadapan, tumbuh menggeletak di atas permukaan
tanah. Bunga majemuk tersusun setengah duduk dengan kuntum bunga berjumlah antara 4
sampai 12 buah, bibir bunga (labellum) berwarna lembayung dengan warna putih lebih
dominan[2].
Tumbuhan ini tumbuh baik pada musim penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau di
kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan setengah ternaungi.

Penyebaran dan etnobotani[sunting | sunting sumber]


Kaempferia galanga kemungkinan berasal dari India, di mana ia tersebar luas. Tanaman ini
dibudidayakan secara meluas di Asia Tenggara, Cina selatan, Nusantara hingga Maluku; dan
kemungkinan pula diintroduksi ke Australia utara.[2]
Kencur (nama bahasa Jawa dan bahasa Indonesia) dikenal di berbagai tempat dengan nama
yang berbeda-beda: cikur (bahasa Sunda); ceuko (bahasa Aceh); kaciwer (bahasa
Karo); kencor (Madura); cekuh (bahasa Bali); Sekuh atau Sekur (bahasa
Sasak), kencur, sukung(bahasa Melayu Manado); asauli, sauleh, soul, umpa (bahasa-bahasa
di Maluku); serta cekir (Sumba).
Berbagai masakan tradisional Indonesia dan jamu menggunakan kencur sebagai bagian
resepnya. Kencur dipakai orang sebagai tonikumdengan khasiat menambah nafsu makan
sehingga sering diberikan kepada anak-anak. Jamu beras kencur sangat populer sebagai
minuman penyegar pula. Di Bali, urap dibuat dengan menggunakan daun kencur.
Ungkapan "masih bau kencur" berarti "masih belum berpengalaman".

Komposisi kimia[sunting | sunting sumber]


Komposisi kimia rimpang[3]:

 pati (4,14 %),


 mineral (13,73 %),
 minyak-minyak atsiri (0,02 %), berupa
 sineol,
 asam metil kanil dan penta dekaan,
 asam sinamat,
 etil ester,
 borneol,
 kamphene,
 paraeumarin,
 asam anisat,
 alkaloid dan
 gom.
Kencur (Kaemferia rhizoma)
Tentu anda kenal dengan kencur. Aromanya khas aromatik; rasa pedas, hangat, agak pahit.
Akhirnya menimbulkan rasa tebal bila dimakan mentah menjadikan tanaman ini sering dipakai
sebagai bumbu dasar dalam masakan. Namun tahukan anda bahwa kencur dengan nama latin
Kaemferia rhizoma ini ternyata memiliki banyak manfaat untuk mengobati berbagai penyakit
seperti masuk angin, sakit kepala, diare, mata gatal, keseleo, kelelahan, radang anak teling,
influenza pada bayi, radang lambung, batuk, menghilangkan darah kotor dan melancarkan haid.

Di Indonesia tanaman ini memiliki nama yang berbeda-beda tergantung daerah. Di daerah
Sumatera, mulai dari Aceh dikenal dengan nama Ceuko, di Gayo disebut Tekur, di Batak disebut
Kaciwer, di Minangkabau bernama Cakue, dan di Lampung bernama Cokur. Di Jawa Barat
disebut Cikur, Di Jawa Tengah dan Timur disebut Kencur sedangkan di Madura disebut Kencor.
Di Bali disebut Cekuh, Orang Sasak menyebutnya Cekur dan di Sumba disebut Cekir. Di
Sulawesi disebut Kencur, Sedangkan orang Makassar menyebutnya Cekuru dan orang Bugis
menyebutnya Ceku.

Kencur adalah tanaman yang tumbuh pada daerah dataran rendah atau daerah pegunungan
yang tidak terlalu banyak air tetapi subur dan sedikit teduh. Kencur tergolong tanaman rimpang
dan memiliki kerabat dekat dengan jahe,kunci, kunyit dan sebagainya. Tanaman ini dapat
ditanam di pot atau tanah asalkan cukup sinar matahari dan tidak terlalu basah. Biasanya kencur
tumbuh dan berkembang pada musim hujan.

rasa pedas, hangat, agak pahit

Penyulingan Kencur menghasilkan minyak atsiri. Menurut penelitian minyak atsiri yang
dihasilkan dari kencur memilik lebih dari 23 jenis senyawa. Kandungan kimia yang terdapat
dalam kencur adalah :

 Pati (14,4%)
 Mineral (13,73%)
 Minyak Atsiri (0,02%)
 Berupa Sineol
 Asam metal kanil
 Penta dekaan
 Asam Cinnamic
 Ethyol aster
 Borneol
 Kamphene
 Paraeumarin
 Asam anisic
 Alkaloid
 Gom

Manfaat Kencur untuk pengobatan:


Karena kandungan kimia tersebut maka kencur dapat digunakan untuk mengobati berbagai
penyakit dengan cara sebagai berikut :

 Sakit kepala : 2-3 daun kencur ditumbuk sampai halus kemudian dioleskan pada dahi sebagai
kompres
 Radang Lambung : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dikupas kulitnya sampai bersih kemudian
dikunyah. Airnya ditelan sedangkan ampasnya dibuang. Kemudian minum segelas air dan
diulang hingga sembuh.
 Batuk : Cara pertama 1 rimpang kencur sebesar ibu jari diparut, lalu ditambahkan secangkir air
hangat. Kemudian diperas airnya dan disaring. Air hasil perasan ditambah sedikit garam lalu
diminum. Cara kedua, 1 rimpang kencur sebesar ibu jari. Cara membuat: kencur dikuliti sampai
bersih dan dikunyah. Cara menggunakan: airnya ditelan, ampasnya dibuang. Dilakukan setiap
pagi secara rutin.
 Radang Anak Telinga : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan setengah biji buah pala ditumbuk
halus dan diberi 2 sendok air hangat. Kemudian dioleskan/dibobokkan di seputar hidung.
 Menghilangkan darah kotor : 4 rimpang kencur sebesar ibu jari, 2 lembar daun trengguli, 2 biji
cengkeh kering, adas pulawaras secukupnya. Semua bahan tersebut direbus bersama 1 liter air
sampai mendidih kemudian disaring. Diminum 2 kali sehari secara teratur.
 Influenza pada Bayi : 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan dua lembar daun kemukus (lada
berekor/cubeb) ditumbuk jadi satu hingga halus, kemudian ditambah beberapa sendok air
hangat. Kemudian dioleskan/dibobokkan diseputar hidung.
 Masuk Angin : 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dikupas kulitnya hingga bersih kemudian
dimakan bersama garam secukupnya. Kemudian minum segelas air. Lakukan 2 kali sehari.
 Diare : Cara pertama, 2 rimpang kencur sebesar ibu jari diparut, kemudian ditambah 1 cangkir
air hangat, diperas dan disaring. Kemudian dioleskan pada perut sebagai bedak. Cara kedua, 2
rimpang kencur sebesar ibu jari diparut, kemudian ditambah garam secukupnya. Kemudian
dioleskan pada perut sebagai bedak.
 Memperlancar Haid : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dicincang, 1 lembar daun trengguli, 1
biji buah cengkeh tua, adas pulawaras secukupnya. Semua bahan tersebut dicampur dan dan
direbus dalam 3 gelas air sampai mendidih. Setelah tinggal kira-kira 2 gelas kemudian disaring.
Diminum sekali sehari 2 cangkir.
 Mata Pegal : 1 potong rimpang kencur dibelah menjadi 2 bagian. Kemudian permukaan yang
masih basah dipakai untuk menggosok pelupuk mata.
 Keseleo : 1 potong rimpang kencur dan beras yang sudah direndam air, ditumbuk halus dan
diberi air secukupnya. Kemudian dioleskan/digosokkan pada bagian yang keseleo sebagai
bedak.
 Menghilangkan lelah : 1 rimpang besar kencur, 2 sendok beras digoreng tanpa minyak
(sangan) dan 1 biji cabai merah. Semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring lalu diminum sekaligus dan diulangi
sampai sembuh. Untuk pria dapat ditambah dengan 1 potong lengkuas dan tepung lada
secukupnya.

Anda mungkin juga menyukai