Anda di halaman 1dari 4

Cengkih

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
?Cengkeh

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Filum: Angiosperms
(tidak termasuk) Eudicots
(tidak termasuk) Rosids
Ordo: Myrtales
Famili: Myrtaceae
Genus: Syzygium
Spesies: S. aromaticum
Nama binomial
Syzygium aromaticum
(L.) Merrill & Perry

Cengkeh
Cengkeh (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa Inggris disebut
cloves, adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Cengkeh
adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara-
negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkeh ditanam
terutama di Indonesia (Kepulauan Banda) dan Madagaskar; selain itu juga dibudidayakan di
Zanzibar, India, dan Sri Lanka.

Tumbuhan ini adalah flora identitas Provinsi Maluku Utara.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1 Pemerian
 2 Penggunaan
 3 Sejarah Cengkeh
 4 Kandungan bahan aktif dalam bunga dan buah cengkeh
 5 Catatan kaki

[sunting] Pemerian
Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 10-20 m,
mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai buah
pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkeh akan
dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5-2 cm.

[sunting] Penggunaan
Cengkeh dapat digunakan sebagai bumbu, baik dalam bentuknya yang utuh atau sebagai
bubuk. Bumbu ini digunakan di Eropa dan Asia. Terutama di Indonesia, cengkeh digunakan
sebagai bahan rokok kretek. Cengkeh juga digunakan sebagai bahan dupa di Republik Rakyat
Cina dan Jepang. Minyak cengkeh digunakan di aromaterapi dan juga untuk mengobati sakit
gigi. Daun cengkeh kering yang ditumbuk halus dapat digunakan sebagai pestisida nabati dan
efektif untuk mengendalikan penyakit busuk batang Fusarium dengan memberikan 50-100
gram daun cengkeh kering per tanaman[1].

[sunting] Sejarah Cengkeh


Pada abad yang keempat, pemimpin Dinasti Han dari Tiongkok memerintahkan setiap orang
yang mendekatinya untuk sebelumnya menguyah cengkeh, agar harumlah napasnya.
Cengkeh, pala dan merica sangatlah mahal di zaman Romawi. Cengkeh menjadi bahan tukar
menukar oleh bangsa Arab di abad pertengahan. Pada akhir abad ke-15, orang Portugis
mengambil alih jalan tukar menukar di Laut India. Bersama itu diambil alih juga perdagangan
cengkeh dengan perjanjian Tordesillas dengan Spanyol, selain itu juga dengan perjanjian
dengan sultanTernate. Orang Portugis membawa banyak cengkeh yang mereka peroleh dari
kepulauan Maluku ke Eropa. Pada saat itu harga 1 kg cengkeh sama dengan harga 7 gram
emas.
Perdagangan cengkeh akhirnya didominasi oleh orang Belanda pada abad ke-17. Dengan
susah payah orang Prancis berhasil membudayakan pohon Cengkeh di Mauritius pada tahun
1770. Akhirnya cengkeh dibudayakan di Guyana, Brasilia dan Zanzibar.

Pada abad ke-17 dan ke-18 di Inggris harga cengkeh sama dengan harga emas karena
tingginya biaya impor. Sebab cengkeh disana dijadikan salah satu bahan makanan yang
sangat berkhasiat bagi warga dan sekitarnya yang mengkonsumsi tanaman cengkeh tersebut.
Sampai sekarang cengkeh menjadi salah satu bahan yang diekspor ke luar negeri.

Pohon cengkeh yang dianggap tertua yang masih hidup terdapat di Kelurahan Tongole,
Kecamatan Ternate Tengah, sekitar 6 km dari pusat kota Ternate. Poho yang disebut sebagai
Cengkeh Afo ini berumur 416 tahun, tinggi 36,60 m, berdiameter 198 m, dan keliling batang
4,26 m. Setiap tahunnya ia mampu menghasilkan sekitar 400 kg bunga cengkeh.[2]

[sunting] Kandungan bahan aktif dalam bunga dan buah


cengkeh
Minyak esensial dari cengkeh mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial. Minyak
cengkeh sering digunakan untuk menghilangkan bau nafas dan untuk menghilangkan sakit
gigi. Zat yang terkandung dalam cengkeh yang bernama eugenol, digunakan dokter gigi
untuk menenangkan saraf gigi. Minyak cengkeh juga digunakan dalam campuran tradisional
chōjiyu (1% minyak cengkeh dalam minyak mineral; "chōji" berarti cengkeh; "yu" berarti
minyak) dan digunakan oleh orang Jepang untuk merawat permukaan pedang mereka.

[sunting] Catatan kaki


1. ^ Sudarmo, S: "Pestisida Nabati, Pembuatan dan Pemanfaatannya", halaman 28.
Yogyakarta. Penerbit Kanisius. 2005
2. ^ Duh, Pohon Cengkeh Tertua di Dunia Kondisinya Merana. Kompas daring. Edisi 4-
12-2009.

[sembunyikan]
l•b•s
Rempah-rempah
Adas · Adas manis · Andaliman · Asam cikala · Asam gelugur · Asam jawa · Asam
kandis · Bangle · Bawang bombay · Bawang merah · Bawang putih · Cengkeh ·
Jahe · Jeruk nipis · Jeruk purut · Jintan · Jintan hitam · Jintan putih · Kapulaga ·
Bumbu Kapulaga seberang · Kecombrang (honje, bunga kantan dan honje hutan) · Kemiri ·
dapur Kencur · Ketumbar · Kulit manis (kayu manis) · Kunir · Lada · Lempuyang ·
Lengkuas · Mustar · Pala dan fuli · Pandan wangi · Salam · Salam koja · Secang
(sepang) · Selasih (basil) · Serai · Temu giring · Temu hitam · Temu kunci · Temu
lawak · Temu mangga · Temu putih · Temu putri · Temu rapet · Temu tis · Wijen
Wangi- Akar wangi · Cendana · Damar · Gaharu · Kayu putih (gelam) · Kayu mesoyi
wangian (masoi) · Kemenyan · Kopal · Kenanga · Mawar
Artikel bertopik tanaman obat ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu
Wikipedia dengan mengembangkannya.

Anda mungkin juga menyukai