Anda di halaman 1dari 10

Rempah rempah yang dicari oleh bangsa eropa

Saffron
Rempah yang berasal dari pucuk bunga langka yang hanya tumbuh di daerah Mediterania ini,
sering disebut sebagai 'berlian' dalam dunia rempah-rempah. Karena harganya yang paling mahal
dari semua jenis rempah yang ada. Selain karena varietas bunga crocus sativu langka,
pembudidayaan tanaman ini tergolong rumit. Tak aneh jika harganya melonjak tinggi. Cita rasa
dan aroma saffron sangat unik, seperti madu yang pahit dengan sedikit aroma logam. Bentuknya
menyerupai jerami diambil dari putik-putik bunga yang berwarna kuning. Karena itu masakan
yang memakai saffron akan berwarna kuning seperti memakai kunyit. Misalnya menu Milanese
Risotto khas Italia, Bouillabaisse khas Perancis dan berbagai hidangan daging di Asia Selatan.
Sekalipun sama-sama memberi warna kuning pada makanan bukan berarti saffron berfungsi
sama dengan kunyit. Berhati-hatilah saat membumbui makanan dengan saffron jika terlalu
banyak dapat menimbulkan efek keracunan.

Vanila
Rempah selanjutnya berada di urutan kedua termahal setelah saffron adalah vanila. Tentu
OpenRicers tahu seperti apa aroma vanila bukan? Wangi dan manis. Namun jika mencicipi biji
vanila sebenarnya rasanya justru pahit. Vanila banyak dimanfaatkan dalam resep masakan
terutama resep kue dan minuman. Namun karena aroma vanila begitu istimewa, dunia kosmetik
seperti produk kecantikan, perawatan tubuh dan parfum ikut memakai aroma vanila sebagai
pengharumnya. Indonesia adalah negara produsen vanila terbesar di dunia dengan jumlah
produksi sebanyak 3500 ton per tahun. Wow, membanggakan bukan rempah termahal ternyata
berasal dari Indonesia.

Mase
Urutan ketiga ditempati oleh rempah bernama mase. Jenis rempah yang berasal dari kulit biji
pala yang dikeringkan. Fungsinya sama dengan pala, jadi pemakaian mase serupa dengan pala.
Biasanya ditambahkan hampir ke semua jenis makanan kecuali yang terbuat dari ikan dan jamur.
Aroma mase tak berbeda jauh dengan pala, manis dan hangat. Dalam pemakaiaannya, mace
sering dipadukan dengan rempah lain seperti kapulaga, kayu manis, cengkeh, ketumbar, jinten,
jahe, pala, paprika, lada, kuntum mawar dan thyme.
Lada Merah Muda
Rempah yang satu ini banyak dikonsumsi karena rasanya tidak sepedas lada biasa. Lebih manis
dan tidak begitu panas. Bangsa Eropa yang cenderung tidak menyukai makan dengan rasa pedas
yang kuat memilih jenis lada merah muda ini sebagai pengganti lada biasa atau lada hitam.
Berasal dari spesies schinus terebinthifolius, lada merah muda ini sempat dilarang peredarannya
oleh Food and Drug Administration (FDA) dari Amerika Serikat pada tahun 1982 karena
disebut-sebut sebagai penyebab gangguan pencernaan dan menyebabkan kelopak mata bengkak.
Namun akhirnya larangan tersebut dicabut setelah pemerintah Perancis menyatakan lada merah
muda aman dikonsumsi.
Silphium
Rempah ini tampaknya kurang populer padahal harganya terbilang mahal. Fungsinya pun sangat
banyak selain sebagai obat, silphium juga menghemat pemakaian bawang merah dan bawang
putih. Sebab rempah ini memiliki gabungan aroma dan rasa dari kedua jenis umbi tersebut.
Silphium menjadi komoditi terpenting dalam perdagangan dari kota kuno di Afrika Utara.
Rempah yang sempat dikabarkan punah ini juga digunakan sebagai obat. Silphium banyak
digunakan dalam resep-resep khas Yunani.
Jahe
Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan
bahan obat. Jahe diperkirakan berasal dari India. Namun ada pula yang mempercayai jahe berasal dari
Republik Rakyat Tiongkok Selatan. Dari India, jahe dibawa sebagai rempah perdagangan hingga Asia
Tenggara, Tiongkok, Jepang, hingga Timur Tengah. Kemudian pada zaman kolonialisme, jahe yang bisa
memberikan rasa hangat dan pedas pada makanan segera menjadi komoditas yang populer di Eropa.

Cengkih
Cengkih (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa Inggris disebut cloves, adalah
tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Cengkih adalah tanaman asli Indonesia,
banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama
rokok kretek khas Indonesia. Cengkih ditanam terutama di Indonesia (Kepulauan Banda) dan
Madagaskar; selain itu juga dibudidayakan di Zanzibar, India, dan Sri Lanka. Cengkih dapat digunakan
sebagai bumbu, baik dalam bentuknya yang utuh atau sebagai bubuk. Bumbu ini digunakan di Eropa dan
Asia. Terutama di Indonesia, cengkih digunakan sebagai bahan rokok kretek. Cengkih juga digunakan
sebagai bahan dupa di Republik Rakyat Tiongkok dan Jepang. Minyak cengkih digunakan di aromaterapi
dan juga untuk mengobati sakit gigi. Daun cengkih kering yang ditumbuk halus dapat digunakan sebagai
pestisida nabati dan efektif untuk mengendalikan penyakit busuk batang Fusarium dengan memberikan
50-100 gram daun cengkih kering per tanaman.

ada abad yang keempat, pemimpin Dinasti Han dari Tiongkok memerintahkan setiap orang yang
mendekatinya untuk sebelumnya menguyah cengkih, agar harumlah napasnya. Cengkih, pala dan
merica sangatlah mahal pada zaman Romawi. Cengkih menjadi bahan tukar menukar oleh
bangsa Arab pada abad pertengahan. Pada akhir abad ke-15, orang Portugis mengambil alih jalan
tukar menukar di Laut India. Bersama itu diambil alih juga perdagangan cengkih dengan
perjanjian Tordesillas dengan Spanyol, selain itu juga dengan perjanjian dengan sultanTernate.
Orang Portugis membawa banyak cengkih yang mereka peroleh dari kepulauan Maluku ke
Eropa. Pada saat itu harga 1 kg cengkih sama dengan harga 7 gram emas.

Perdagangan cengkih akhirnya didominasi oleh orang Belanda pada abad ke-17. Dengan susah
payah orang Prancis berhasil membudayakan pohon Cengkih di Mauritius pada tahun 1770.
Akhirnya cengkih dibudayakan di Guyana, Brasilia dan Zanzibar.

Pada abad ke-17 dan ke-18 di Inggris harga cengkih sama dengan harga emas karena tingginya
biaya impor. Sebab cengkih disana dijadikan salah satu bahan makanan yang sangat berkhasiat
bagi warga dan sekitarnya yang mengonsumsi tanaman cengkih tersebut. Sampai sekarang
cengkih menjadi salah satu bahan yang diekspor ke luar negeri.

Pohon cengkih yang dianggap tertua yang masih hidup terdapat di Kelurahan Tongole,
Kecamatan Ternate Tengah, sekitar 6 km dari pusat kota Ternate. Poho yang disebut sebagai
Cengkih Afo ini berumur 416 tahun, tinggi 36,60 m, berdiameter 198 m, dan keliling batang 4,26
m. Setiap tahunnya ia mampu menghasilkan sekitar 400 kg bunga cengkih.
Kapulaga

Kapulaga adalah sejenis rempah yang dihasilkan dari biji beberapa tanaman dari genera
Elettaria dan Amomum dalam keluarga Zingiberaceae (keluarga jahe-jahean). Kedua genera ini
adalah tanaman asli Bangladesh, Bhutan, India, Indonesia, Nepal, dan Pakistan; biji kapulaga
dapat dikenali dari biji polongnya yang kecil, penampang irisan segitiga, dan berbentuk
gelendong kumparan, dengan kulit luar yang tipis, dan biji hitam yang kecil.

Kapulaga sering digunakan sebagai rempah (bumbu) untuk masakan tertentu dan juga untuk
campuran jamu atau obat-obatan herbal tradisional. Ada dua macam kapulaga yang banyak
digunakan di Indonesia, yakni kapulaga jawa (Amomum compactum) dan kapulaga seberang atau
kapulaga india (Elettaria cardamomum); keduanya termasuk ke dalam suku jahe-jahean atau
Zingiberaceae.

Kapulaga India diperkenalkan ke Guatemala oleh pengusaha perkebunan kopi asal Jerman, Oscar
Majus Kloeffer, sebelum Perang Dunia I. Kini Guatemala menjadi penghasil kapulaga terbesar di
dunia, diikuti oleh India. beberapa negara seperti Sri Lanka dan Indonesia juga
membudidayakannya. Polong biji Elettaria berwarna hijau terang, sementara polong biji
Amomum lebih besar dan berwarna cokelat tua.

Kini kapulaga adalah rempah termahal ketiga di dunia, setelah saffron dan vanilla.

Secang
Secang atau sepang (Caesalpinia sappan L.) adalah perdu anggota suku polong-polongan
(Fabaceae) yang dimanfaatkan pepagan (kulit kayu) dan kayunya sebagai komoditi perdagangan
rempah-rempah.

Asal-usul tumbuhan ini tidak diketahui dengan pasti namun telah sejak lama dibudidayakan
orang di wilayah India, Asia Tenggara, Malesia, hingga Pasifik, terutama sebagai penghasil
bahan pewarna dan juga bahan obat tradisional.
Kayu manis
Kayu manis (Cinnamomum verum, sin. C. zeylanicum) ialah sejenis pohon penghasil rempah-
rempah. Termasuk ke dalam jenis rempah-rempah yang amat beraroma, manis, dan pedas. Orang
biasa menggunakan rempah-rempah dalam makanan yang dibakar manis, anggur panas.

Kayu manis adalah salah satu bumbu makanan tertua yang digunakan manusia. Bumbu ini
digunakan di Mesir Kuno sekitar 5000 tahun yang lalu, dan disebutkan beberapa kali di dalam
kitab-kitab Perjanjian Lama.

Kayu manis juga secara tradisional dijadikan sebagai suplemen untuk berbagai penyakit, dengan
dicampur madu, misalnya untuk pengobatan penyakit radang sendi, kulit, jantung, dan perut
kembung.

Lengkuas
Lengkuas, laos atau kelawas (Karo) (Alpinia galanga) merupakan jenis tumbuhan umbi-umbian
yang bisa hidup di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Umumnya masyarakat
memanfaatkannya sebagai campuran bumbu masak dan pengobatan tradisional. Pemanfaatan
lengkuas untuk masakan dengan cara mememarkan rimpang kemudian dicelupkan begitu saja ke
dalam campuran masakan, sedangkan untuk pengobatan tradisional yang banyak digunakan
adalah lengkuas merah Alpinia purpurata K Schum.

Temu lawak
Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza) adalah tumbuhan obat yang tergolong dalam suku temu-
temuan (Zingiberaceae). Ia berasal dari Indonesia, khususnya Pulau Jawa, kemudian menyebar
ke beberapa tempat di kawasan wilayah biogeografi Malesia. Saat ini, sebagian besar budidaya
temu lawak berada di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina tanaman ini selain di Asia
Tenggara dapat ditemui pula di China, Indochina, Barbados, India, Jepang, Korea, Amerika
Serikat dan beberapa negara Eropa.

Nama daerah di Jawa yaitu temulawak, di Sunda disebut koneng gede, sedangkan di Madura
disebut temu labak. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai
ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut dan berhabitat di hutan tropis. Rimpang temu
lawak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur

Anda mungkin juga menyukai