Anda di halaman 1dari 10

PENGERTIAN SECANG

Secang atau sepang (Caesalpinia sappan L.) adalah perdu anggota suku polong-
polongan (Fabaceae) yang dimanfaatkan pepagan (kulit kayu) dan kayunya sebagai
komoditi perdagangan rempah-rempah.

Asal-usul tumbuhan ini tidak diketahui dengan pasti;[3] namun telah sejak lama
dibudidayakan orang di wilayah India, Asia Tenggara, Malesia, hingga Pasifik,
terutama sebagai penghasil bahan pewarna dan juga bahan obat tradisional.[4] Ia
dikenal dengan berbagai nama, seperti seupeung (Aceh); sepang (Gayo); sopang
(Toba); sapang, cacang (Mink.); spang, scang (Btw.); scang (Sd.); kayu secang,
soga jawa (Jw.); kajo scang (Md.); cang (Bl.); spang (Sas.); supa, supang (Bm.);
sapang (Mak.); spang (Bug.); sp (Rote), spl (Timor), hap (Sawu), hong (Alor);
sfn (Weda), sawala, singiang, sinyianga, hinianga (aneka dialek di Maluku Utara),
sunyiha (Ternate), roro (Tidore); sema (Man.), naga, pasa, dolo (aneka dialek di
Sulawesi Utara).[5] Dalam bahasa asing dikenal sebagai sappanwood (Ingg.), dan
suou (Jp.).

Kerabat dekatnya yang berasal dari Amerika Selatan, kayu brazil atau brezel (C.
echinata), juga dimanfaatkan untuk hal yang sama.

Daftar isi

1 Pertelaan botani

2 Agihan dan ekologi

3 Manfaat

4 Galeri
5 Catatan kaki

6 Pranala luar

Pertelaan botani

Pelat botani menurut Blanco

Malai bunga

Pohon kecil atau perdu, tinggi 4-10 m.[3][4] Batang dengan tonjolan-tonjolan serupa
gigir, dengan banyak duri, pepagannya berwarna cokelat keabu-abuan.[4] Ranting-
ranting biasanya dengan duri-duri yang melengkung ke bawah; jarang tak berduri.
[3] Ranting muda dan kuncup berambut halus kecokelatan.[4]

Daun majemuk menyirip ganda, dengan daun penumpu 3-4 mm, lekas gugur.
Tulang daun utama sepanjang 25-40 cm; dengan 9-14 pasang tulang daun samping.
Anak daun sebanyak 1020 pasang di tiap tulang daun samping, berhadapan,
duduk atau hampur duduk, bentuk lonjong, 10-25 3-11 mm, dengan pangkal
rompang miring, dan ujung melekuk atau membundar, bertepi rata, lokos atau
berambut pendek jarang-jarang. Perbungaan dalam malai di ujung batang atau di
ketiak atas, panjang 10-40 cm; daun pelindung 5-12 2-5 mm, berambut, lekas
rontok; tangkai bunga (pedicels) sepanjang 15-20 mm.[3] Bunga kuning,
berbilangan-5; kelopak gundul, taju kelopak 7-10 4 mm; mahkota berambut balig,
9-11,5 6-10 mm, yang teratas berukuran paling kecil, berkuku lk. 5 mm; tangkai
sari lk. 15 mm, putik lk. 18 mm. Buah polong bentuk lonjong atau jorong senjang
(asimetris), 6-10 3-4 cm, ujung seperti paruh, berisi 2-4 biji, hijau kekuningan
menjadi cokelat kemerahan jika masak. Biji bulat panjang (elipsoida), 15-18 mm
8-11 mm, cokelat hitam.[3][4]

Agihan dan ekologi

Asal-usul tumbuhan ini tidak diketahui dengan pasti;[3][4] akan tetapi ada pula
yang memperkirakan bahwa secang berasal dari wilayah sekitar India tengah, ke
timur hingga Cina selatan, dan ke selatan hingga Semenanjung Malaya.[4] Di
kawasan Asia Tenggara dan Nusantara, tumbuhan ini telah lama dibudidayakan
orang, bahkan sebagiannya telah meliar kembali di alam.[4] Di Afrika tumbuhan ini
tercatat didapati di Nigeria, Kongo, Uganda, Tanzania, Reunion, Mauritius, dan Afrika
Selatan.[6]
Secang kebanyakan tumbuh alami pada lahan-lahan yang berlereng. Tidak tahan
terhadap penggenangan, tanaman ini tumbuh pada tanah-tanah yang berliat atau
berbatu kapur, atau adakalanya di tanah berpasir dekat sungai.

KLASIFIKASI SECANG

manfaat kayu secangKayu secang sendiri merupakan jenis tanaman yang tumbuh
subur pada daerah asia tenggara, termasuk di indonesia. Berikut ini adalah
klasifikasi ilmiah dari kayu secang :

Kingdom : Plantae

Divisi : Angiospermae

Genus : Resales

Spesies : Caeselpinia Sappan L

Sejak zaman dahulu kira-kira abad ke -17, kulit kayu secang sudah menjadi
komoditas rempah-rempah yang populer dan banyak dicari oleh orang. Ukuran
pohon secang ini bisa mencapai tingi hingga 6 meter dan memiliki batang yang
berbentuk silinder berwarnaa kecoklatan.

MANFAAT SECANG UNTUK KEHIDUPAN SEHARI - HARI

Sebagai salah satu komodi rempah-rempah yang ada di Indonesia, tentu saja pada
manfaat kayu secang ini. Berikut ini adalah beberapa pemanfaatan dari kayu
secang :
Kulit dari kayu secang dapat mengeluarkan zat pewarna merah alami. Oleh karena
itu, kayu secang sering sekali digunakan sebagai bahan dasar untuk pewarna,
terutama warna merah. Hal ini disebabkan karena kulit kayu secang memiliki
senyawa Brazilin, yang dapat menghasilkan warna alami merah. Berikut ini
beberapa penggunaan zat pewarna alami kayu secang :

Pewarna tekstil

Pewarna pada cat

Pewarna pada makanan

KANDUNGAN KANDUNGAN ZAT YANG TERDAPAT PADA SECANG

Pemanfaatan dan khasiat kayu secang yang tergolong banyak, namun masih
memiliki beberapa manfaat tambahan. Manfaat tambahan ini diperoleh melalui
kandungan zat-zat kimia dan mineral, serta nutrisi yang terkandung di dalam kayu
secang. apa saja kandungan zat dalam kayu secang? Berikut ini adalah kandungan
zat pada kayu secang :

1. Brazilin Seperti sudah disebutkan sebelumnya, brazilin merupakan salah satu


jenis pewarna alami yang dimiliki oleh kayu secang dan memberikan pewarna
merah. Biasanya warna merah ini digunakan pada cat dan pewarna.

2. Polifenol Manfaat kayu secang juga memiliki kandungan polifenol yang tinggi.
Polifenol sendiri merupakan salah satu zat yang merupakan manfaat antioksidan
dan penangkal radikal bebas, yang seperti terkandung pada manfaat teh hijau.

sponsored links

3. Flavonoid

Flavonoid merupakan jenis pigmen pada tumbuhan. Berikut ini adalah beberapa
manfaat senyawa flavonoid di dalam tubuh kita :
Meningkatkan efektifitas manfaat vitamin C, yang diserap oleh tubuh

Merupakan zat antioksidan

Dapat berfungsi sebagai antibiotik alami

Dapat menangkal radikal bebas

4. Saponin

Merupakan salah satu senyawa kimia yang memberikan efek rasa pahit pada
tanaman, termasuk kayu secang. saponin memiliki ciri-ciri, dengan munculnya busa
atau berbuih ketika di kocok dengan menggunakan air.

5. Tannin

Tannin merupakan jenis senyawa yang memiliki sifat antibakteri dan merupakan
salah satu jenis senyawa yang kompleks. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari
tannin :

Menghentikan pendarahan

Anti bakteri

Memperbaiki dinding usus yang rusak karena ulah virus atau bakteri

6. Minyak atsiri

Minyak atsiri merupakan salah satu jenis minyak essensial yang terkandung di
dalam kayu secang. Sifatnya yang utama, adalah menimbulkan aroma yang khas
dan unik. Berikut ini beberapa manfaat dari minyak yang biasa disebut dengan
minyak eteris ini :
Bahan dasar analgesik

Obat sakit perut

Sebagai bahan dasar antiseptik

Itulah beberapa manfaat yang dapat anda peroleh dari kayu secang. secang
merupakan tanaman rempah Indonesia, yan sangat berguna bagi kesehatan tubuh
kita, dan tentu saja harus kita lestarikan. Nah, sudah tau kan manfaatnya kayu
secang ini? kita bisa memperoleh manfaatnya dengan optimal, dengan membuat
wedang secang yang ditambahkan dengan rempah-rempah lainnya, seperti :

Manfaat jahe

Manfaat cengkeh

Manfaat kayu manis

Manfaat gula merah

Penambahan rempah-rempah ini ke dalam wedang secang, maka manfaat kayu


secang akan lebih optimal dan akan lebih terasa di tubuh.

PENGOLAHAN SECANG

WEDANG SECANG MINUMAN TRADISIONAL YANG SEGAR, NIKMAT DAN BERKHASIAT


Oleh: Muchrodji (Widyaiswara PPPPTK Pertanian Cianjur)
Di tengah dominasi minuman dengan berbagai jenis dan merek, terdapat salah satu
jenis minuman tradisional yang menyimpan manfaat tinggi. Minuman tersebut
mampu meningkatkan stamina, dan diyakini mampu mengatasi perut kembung,
masuk angin dan menghangatkan tubuh. Pada masa lampau minuman tersebut
konon hanya bisa dinikmati oleh kerabat kraton/kerajaan. Minuman berwarna merah
dengan aroma khas dan rasa yang nikmat karena dibuat dengan menggunakan
kayu secang yang diramu dengan rempah-rempah tersebut adalah adalah wedang
secang.

Wedang Secang, Cara Membuat dan Menyajikannya


Indonesia kaya akan berbagai keanekaragaman hayati dan kearifan tradisionalnya.
Semua tempat di wilayah Indonesia mempunyai keunikan yang bila dikembangkan
mempunyai potensi yang sangat menguntungkan. Namun sayangnya kekayaan
tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu kekayaan yang belum
banyak dikenal dan dikembangkan adalah wedang secang.

Wedang secang adalah suatu minuman tradisional berwarna merah yang berasal
dari pewarna alami dari secang dan beraroma segar karena mengandung berbagai
rempah-rempah di dalamnya. Wedang secang merupakan minuman tradisional
warisan turun-temurun. Konon, minuman tradisional ini diyakini sebagai salah satu
minuman favorit Raja Majapahit ini. Namun, sekarang wedang secang dapat
diminum dan dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Andapun bahkan bisa
menikmatinya dengan meracik sendiri dengan bahan-bahan yang banyak tersedia
pasar.

Wedang secang atau sering juga disebut wedang uwuh bermanfaat untuk
mengatasi gangguan pembuluh darah koroner yang menyempit, dan juga berfungsi
untuk mengurangi tekanan darah sehingga perdaran darah menjadi lancar
(http://ristizona.blogspot.com/2009). Untuk dapat membuat wedang secang yang
berkhasiat ini diperlukan bahan-bahan dengan berbagai macam komposisi. Jenis
dan jumlah bahan yang digunakan untuk membuat wedang secang berbeda-beda
dari masing-masing daerah, bahkan dari bisa berbeda antara penjual ramuan
wedang secang. Salah satu komposisi wedang secang yang dijual dalam bentuk
racikan adalah kayu secang (1 jimpit), cengkeh (5 biji), kapulaga (5 biji), kayu manis
(1/2 jari), jahe bakar (1 jempol), air (4 gelas).

Cara membuat wedang secang dilakukan dengan cara mencuci semua bahan yang
dibutuhkan kecuali kayu secang hingga bersih dan direbus dengan api kecil agar zat
yang terkandung di dalamnya dapat keluar dengan sempurna. Setelah air berwarna
kecoklatan dan berbau harum, baru dimasukkan kayu secang dan panci ditutup
hingga air mendidih dan berwarna kemerahan. Untuk menambah cita rasa manis
dapat ditambahkan gula (gula batu/gula putih/gula merah) atau madu sesuai selera.

Wedang secang dapat disajikan dalam keadaan panas maupun dingin sesuai
dengan kebutuhan. Pada kondisi musim hujan wedang secang sangat nikmat
diminum dalam kondisi panas, hingga badan menjadi segar dan hangat. Wedang
secang dapat juga disajikan dalam keadaan dingin bila diminum dapat siang hari
atau kondisi panas. Bagi yang menyukai rasa asam, dapat ditambahkan air jeruk
nipis pada wedang secang tersebut. Wedang secang yang diberi air jeruk nipis akan
berubah warnanya dari merah menjadi kuning.

Pustaka

Anonim, Secang (Caesalpinia sappan L.), http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/,


diakses Januari 2010.
Anonim, Selasa, 06 Mei 2008, http://kurakurabiru.multiply.com/journal/item/ diakses
Januari 2010.

Anonim, 2009, Cara Membuat Wedang Secang, http://ristizona.blogspot.com/2009/,


diakses Januari 2010.

Anda mungkin juga menyukai