PUSTAKA
2.1
Minuman Berkarbonasi
Yang
dimaksud
dengan
minuman
berkarbonasi
adalah
minuman
yang
mengandung gas CO2 murni. Minuman ini diproses dengan cara penyerapan CO2 oleh air
atau larutan didalam sebuah tangki dengan temperatur rendah yang bertujuan untuk
memberikan
rasa
segar,mengembangkan
aroma
dan
mencegah
pertumbuhan
mikroorganisme didalam minuman tersebut, selain itu CO2 merupakan gas yang bersifat
mulia,aman karena tidak mudah bereaksi dengan zat yang lainnya untuk membentuk zatzat yang berbahaya,sehingga merupakan zat pengawet yang aman untuk dikonsumsi.
2.2
Persyaratan mutu minuman berkarbonasi yang beredar di Indonesia dapat dilihat pada
table 2.1 berikut ini.
No
1
Jenis Uji
Persyaratan
Keadaan
1.1 Bau
1.2 Rasa
1.3 Warna
Gula
Satuan
Normal
Normal
Normal
2.1 Warna
2.2 Bau
Icumsa
2.3 Rasa
< 30
Normal
Normal
pH
NTU
<5
CO
3.0-4.0
4.1 Kemurnian
4.2 Bau
>99,90
Normal
Normal
Normal
Pencemaran logam
mg/kg
maks 0,2
mg/kg
maks 2,0
mg/kg
maks 5,0
Pencemaran Mikroba
mg/kg
maks 40,0/250,0
mg/kg
maks 0,1
koloni/ml
maks 2,0.10
APM/ml
maks 3
4.4 Rasa
7.2 Coliform
7
7.3 E.Coli
7.4 Salmonella
APM/ml
<1
mg/25ml
Koloni/ml
Koloni/ml
<5
2.3
Flavor/Essence
Flavor atau Essence adalah kesan sensorik dari makanan atau minuman yang di
proses secara kimia (sintetis) agar menyerupai rasa dari bahan alaminya, dan biasanya
rasa dari sebuah agen flavor/essence ditentukan oleh indera perasa dari penampakan, rasa
dan baunya. Indera perasa yang mendeteksi rasa di mulut dan tenggorokan serta suhu dan
tekstur dari sebuah flavorist, juga sangat penting dalam menentukan keseluruhan kualitas
rasa dari sebuah flavor/essence tersebut, dengan demikian, rasa dari sebuah bahan alami
dapat diubah menjadi bahan buatan atau bahan sintetis (proses kimia) yang mampu
menciptakan kesan rasa yang hampir sama dengan bahan alaminya.
Flavorist/essence didefinisikan sebagai zat yang memberikan rasa substansi lain,
mengubah karakteristik zat terlarut, menyebabkan ia menjadi manis, asam dll.
Meskipun istilah flavor/essence dalam bahasa umum menunjukkan sensasi
kimia dari gabungan rasa dan bau, namun kualitas rasa dari flavorist/essence tersebut
lebih baik dari bahan alaminya, Karena biaya tinggi atau kurang tersedianya ekstrak rasa
alami, maka diciptakanlah ekstrak rasa buatan untuk memenuhi kebutuhan konsumen,
ekstrak rasa buatan yang paling komersial adalah sifat-identik, yang berarti bahwa ekstrak
rasa buatan tersebut adalah produk/hasil kimia yang setara dengan rasa alami tetapi
disintetis secara kimia dan bukan diekstrak dari sumber bahan alami.
Kebanyakan rasa buatan adalah campuran khusus dan sering terdiri dari senyawa
kompleks tunggal dari rasa alami yang digabungkan bersama-sama baik meniru atau
meningkatkan rasa dari bahan alaminya. Campuran ini dirumuskan untuk memberikan
rasa yang unik dari suatu produk makanan/minuman dan untuk menjaga konsistensi rasa
antara batch produk yang berbeda atau setelah perubahan resep agar kualitasnya terjaga,
berbagai macam senyawa kimia yang dapat dijadikan sebagai flavor/essence dari bahan
alaminya dapat dilihat pada table di bawah :
Tabel 2.2 Senyawa kimia yang biasa dijadikan sebagai essence/flavor didalam
produk makanan/minuman.
Kimia
Diacetyl
mentega
Isoamyl asetat
Pisang
Benzaldehida
Pahit almond
Sinamat aldehida
Kayu manis
Etil propionat
Fruity
Metil anthranilate
Anggur
Limonene
Jeruk
Pir
Etil Butirat
Nanas
Etil maltol
Ethylvanillin
Vanila
Metil salisilat
Wintergreen
Senyawa yang digunakan untuk menghasilkan rasa buatan hampir sama dengan
yang terjadi secara alami. Ini telah dikemukakan bahwa rasa buatan mungkin lebih aman
untuk dikonsumsi daripada rasa alami karena standar kemurnian dan konsistensi
campuran yang ditegakkan baik oleh perusahaan atau oleh hukum. Rasa alami mungkin
masih mengandung kotoran dari sumbernya, sementara rasa buatan biasanya lebih murni
dalam proses pembuataanya dan diharuskan untuk menjalani tes lebih dahulu sebelum
dijual untuk dikonsumsi.
2.4
: H2O
Berat molekul
: 18,016 gr/grmol
Densitas
: 0,995 gr/cm
Titik beku
:0 C
Titik didih
: 100 C
: C12H22O11
Berat molekul
: 342 gr/grmol
Specific gravity
: 1,544
Titik lebur
: 146 C
Density
: 1,587 gr/m
Melting point
: 186 C
Cp
: 357,16 kJ/kmol K
25
: 0,05%
Timbal (Pb)
: 0,05%
Arsen (As)
: 0,1%
: Etil Butirat
- Rumus molekul
: C6H12O2
- Berat molekul
: 128 g/gmol
- Warna
: Kuning
- Bentuk/ wujud
- Density
: 1,1535 gr/cm
- Cp
: 48,277 kJ/kmol K
: Putih
- Bentuk/wujud
: Padatan kristal
- Rumus molekul
: C6H8O7\
- Berat molekul
: 192,13 gr/grmol
- Titik lebur
: 153 C
- Density
: 1,665x10 kg/m
- Cp
: 226,5 kJ/kmol K
: Kuning
- Bentuk wujud
: Serbuk
- Berat molekul
: 452,37
- Titik lebur
: 390 C
- Rumus kimia
: C16H10N2Na2O7S2
- Cp
: 2,27 kJ/kg K
Rumus Kimia
: CO2
Berat Molekul
: 44,01 gr/grmol
Bentuk/Wujud
: 1.530
Titik didih
: - 79 C
Density
: 1,8 gr/liter
Cp
: 37,11 kJ/kmol K
Titik leleh
: sublimasi, -56,6 C
Kadar
: > 99,90 %
(Patnaik, 2003)
5. Karbon aktif
Terbuat dari serbuk kayu ( food grade) berupa powder berwarna hitam.
Bentuk/wujud
Density
: 2,267 g/cm
Kelarutan
Warna
: Hitam
Spesifik gravity
: 1,8 2,1
Titik didih
: 7592 F = 4200 C
Titik lebur
: 6605,6 F = 3652 C
pH
: 6,8 8,0
: Powder/tidak berbau
Sifat/kelarutan
Rumus mokelul
: C72H110N20O15
Berat Molekul
: 1495,75 g/gmol
Warna
: Putih
pH
: 8 10
Spesifik gravity
: 2,3
Density
: 1.033,8 gr/liter
: 89,6%
Al2O3
: 4,0%
Fe2O3
: 1,5%
TiO2
: 0,4%
CaO
: 0,5%
MgO
: 0,8%
Na2O+K2O
: 3,2%
2.5
Deskripsi Proses
Proses pembuatan minuman berkarbonasi rasa nenas terbagi atas beberapa proses,
diantaranya :
1. Proses pelarutan gula
2. Proses pembuatan final sirup
3. Proses pencampuran (Paramix), sirup,air dan CO
2.5.1
tangki pelarutan (M-101), lalu di tambahkan gula pasir dengan menggunakan bucket
elevator, dengan perbandingan 200kg gula/1000kg air dengan temperatur air pelarutan
adalah 30-35C (suhu ruang) untuk melarutkan gula dengan bantuan agitator( pengaduk).
Didalam proses pelarutan tersebut juga ditambahkan hyflo supercell sebanyak
0,6kg/1000kg larutan dan serbuk karbon aktif sebanyak 0,44 kg/1000kg larutan dengan
menggunakan bantuan screw conveyor, dimana fungsi dari hyflo supercell adalah sebagai
pelapis pada filter paper sheet untuk menyaring karbon aktif serta kotoran yang terdapat
didalam larutan gula, sedangkan fungsi dari karbon aktif adalah untuk menyerap bau,
warna dan menghilangkan kekeruhan dari larutan gula sehingga larutan tersebut menjadi
jernih. Pelarutan dilakukan selama kurang lebih 80 menit( dipastikan gula larut sempurna)
hingga homogen, setelah itu larutan gula tersebut dialirkan dengan menggunakan pompa
masuk melewati filter press, sehingga larutan gula yang dihasilkan sudah sesuai dengan
standar yang diinginkan, sedangkan hyflo supercell dan karbon aktif yang tertinggal di
filter press dialirkan kedalam bak penampungan (B-101) sebagai limbah, untuk
memastikan gula larut sempurna dan memastikan kualitas dari larutan gula tersebut, maka
harus dilakukan analisa terhadap warna, rasa dan kadar kemanisan( Brix ), dimana 200kg
0
2.5.2
pembuatan final sirup, dimana larutan gula tersebut dipompakan masuk kedalam tangki
final sirup (M-102), kemudian diencerkan dengan penambahan concentrat dan air dengan
perbandingan 10kg larutan gula/1kg concentrat, dan perbandingan antara air dan larutan
gula adalah 4kg air/1kg larutan gula.
Setelah semua bahan dimasukkan lalu campuran tersebut di aduk selama kurang
lebih 60 menit sampai homogen dengan menggunakan pengaduk (agitator), sirup yang
telah homogen kemudian diperiksa untuk dipastikan kualitasnya, yaitu rasa, warna, bau
dan kadar brix dari larutan final sirup tersebut.
Rumus perhitungan kadar brix :
V1N1 =
V2N2
2.5.3
CO2 yang berlangsung didalam tangki karbonator (TT-101), dimana sebelum terjadi
proses pencampuran, larutan final sirup terlebih dahulu didinginkan didalam cooler (E
101) dari temperatur 30 C menjadi temperatur 5C, hal ini dilakukan karena semakin
rendah temperatur pencampuran,maka semakin tinggi proses absorbsi CO2,