Anda di halaman 1dari 13

PRE-PLANNING MINI RISET

SENAM ERGNOMIS
DI RW X KELURAHAN PUDAK PAYUNG
KECAMATAN BANYUMANIK
Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Stase Keperawatan Komunitas
Dosen Pembimbing :
Ns. Muhammad Mui’in, S.Kep., M.Kep.,Sp.Kep.Kom.
Megah Andriany, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom., Ph.D

Disusun Oleh :
Ainur Muhti Ashari (22020118210043)
Chindy Permata Sari (22020118210014)
Eka Diana Permatasari (22020118210030)
Ervia Kusumaningrum (22020118210040)
Nadia Khurotul Aini (22020118210036)
Noor Dhyana Muftiani (22020118210045)
Rianti Putri Tsani (22020118210046)
Rizka Wulandari W (22020118210013)
Septi Indriani (22020118210041)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO, 2019
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskuler berupa tingginya
tekanan darah yang ditandai dengan tekanan sistol ≥ 140 mmHg atau
tekanan diastol ≥ 90 mmHg (Black & Hawks, 2005). Hipertensi atau
tekanan darah tinggi tidak dapat dianggap penyakit yang ringan, gejala,
dan keluhan mungkin dapat diabaikan, tetapi perlu diketahui bahwa
hipertensi merupakan faktor risiko utama dari penyakit jantung dan stroke
(Dalimartha, Purnama, Sutarina, Mahendra, & Darmawan, 2008).
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer adalah hipertensi
dengan penyebab yang belum diketahui, hampir ≥ 90% kasus hipertensi
disebabkan oleh hipertensi primer sedangkan ≤ 10% hipertensi disebabkan
oleh hipertensi sekunder (Porth, 2005). Kasus hipertensi sangat sering
dijumpai di berbagai belahan dunia, prevalensi hipertensi dunia mencapai
29,2% pada lakilaki dan 24,8% pada perempuan, dan ada 1 milyar orang di
dunia menderita hipertensi dan 2/3 diantaranya berada di negara
berkembang yang berpenghasilan rendah-sedang (WHO, 2012). Di
Indonesia pada laki-laki sebanyak 32,5% dan pada wanita sebanyak
29,3%.
Berdasarkan hasil pengkajian pada warga di RW X kelurahan
Pudakpayung didapatkan sebanyak 50 warga dari 332 KK mengalami
hipertensi. Sebanyak 74% penderita hipertensi memiliki kebiasaan kurang
baik dalam berolahraga atau aktivitas fisik, 94% penderita hipertensi
memiliki kebiasaan kurang baik terkait pola makan dan penderita
hipertensi terbanyak berusia 41-60 tahun (60%). Berdasarkan hasil
wawancara, 9 dari 9 orang mengatakan memiliki keinginan untuk hidup
sehat dan berolah raga tetapi belum dapat terlaksana.
Penatalaksanaan hipertensi secara umum dilaksanakan dengan dua
cara, yaitu secara farmakologis dan non-farmakologis (Dalimartha,
Purnama, Sutarina, Mahendra, & Darmawan 2008). Pengobatan
farmakologis yang menggunakan obat-obatan tidak hanya memiliki efek
yang menguntungkan, tetapi juga merugikan. Selain itu obat hipertensi
juga relatif mahal (Wahyuni, 2008). Pengobatan non farmakologi adalah
pengobatan yang tidak menggunakan bahan dari senyawa kimia, antara
lain dari bahan tumbuhan, menjaga pola makan, olahraga teratur,
mengurangi asupan alkohol dan merokok, refleksi dan jenis-jenis terapi
kesehatan (Ana, 2007). Salah satu terapi non farmakologis yang dapat
digunakan untuk mengurangi hipertensi adalah terapi senam ergonomik
kombinasi relaksasi nafas dalam. Senam ergonomik adalah senam
dikembangkan dari teknik senam terbaik yang diajarkan di kitab-kitab
Allah. Manfaat utama dari senam ergonomik ialah menarik ujung-ujung
urat saraf, mengembalikan posisi saraf, memberi tekanan lebih ke
pembuluh darah halus di kepala, mengisi/mensirkulasikan oksigen melalui
aliran darah ke otak, mengaktifkan kelenjar keringat, sistem pemanas
tubuh, dan sistem saraf lainnya. Gerakan senam ergonomik sangat efektif
dalam memelihara kesehatan karena gerakannya sangat anatomis, simpel,
dan tidak berbahaya sehingga dapat dilakukan oleh semua orang dari anak-
anak sampai orang tua (Wratsongko, 2008). Relaksasi nafas dalam (deep
breathing) pada sistem pernafasan berupa suatu keadaan inspirasi dan
ekspirasi pernafasan dengan frekuensi pernafasan menjadi 6-10 kali
permenit sehingga terjadi peningkatan regangan kardiopulmonari
(Suwardianto & Kurnia, 2011). Pernapasan diafragma sampai saat ini
menjadi metode relaksasi yang mudah dalam pelaksanaannya. Terapi
relaksasi teknik pernapasan diafragma ini sangat baik untuk dilakukan
setiap hari oleh penderita tekanan darah tinggi, agar membantu relaksasi
otot tubuh terutama otot pembuluh darah sehingga mempertahankan
elastisitas pembuluh darah arteri (Heryanto, 2004). Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh efektifitas senam ergonomik kombinasi
relaksasi nafas dalam terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi.
Oleh karena itu mahasiswa tertarik untuk menjalankan penelitian
terkait pengaruh pemberian senam ergonomik kombinasi relaksasi napas
dalam pada warga dengan hipertensi di RW X Kelurahan Pudak Payung.
Hasil penelitian diharapkan menjadi sumber informasi tentang kegunaan
senam ergonomik kombinasi relaksasi nafas dalam di bidang kesehatan
dan keperawatan serta bisa dijadikan salah satu alternatif terapi non
farmakologis dalam penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Senam ergonomik untuk mengetahui pengaruh efektifitas senam
ergonomik kombinasi relaksasi nafas dalam terhadap tekanan darah
pada penderita hipertensi.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan senam ergonomik diharapkan :
a. Penderita hipertensi di RW X mengetahui manfaat senam
ergonomik
b. Penderita hipertensi di RW X dapat melaksanakan senam
ergonomik minimal 2 kali dalam seminggu
c. Penderita hipertensi di RW X dapat melakukan senam ergonomik
secara mandiri
d. Hasil pengukuran tekanan darah pada penderita hipertensi di RW X
dalam rentang normal (120-139/80-89 mmHg)
C. SASARAN
1. Sasaran
Penderita hipertensi di RW X Kelurahan Pudakpayung
2. Target
30 penderita hipertensi di RW X Kelurahan Pudakpayung
D. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Metode
Pendidikan kesehatan dan demonstrasi
2. Media
Sound system, laptop, dan LCD
3. Waktu Pelaksanaan
Hari/tanggal : Minggu, 24 Februari 2019
Waktu : 06.00- 06.30
Tempat :RT 09 RW X Kelurahan Pudakpayung
4. Setting tempat

LCD
A1 A2

A3 Keterangan :
A. Mahasiswa
A1 : Penyaji
B B B
A4 A4 A2 : Penyaji
A3 : Observer
B B B A4 : Fasilitator
A4 A4 A5 : Dokumentasi
B B B B. Warga RW X

A4 A5
E. TAHAP KEGIATAN
TAHAP
NO KEG. MHS KEG. MASY MEDIA WAKTU
KEG.
1. Persiapan - Konsultasi kegiatan - Menyiapkan Undangan, 2 hari
- Pembuatan pre- tempat Alat Tulis 20-21 Februari
planning - Menghubungi 2019
- Pembuatan warga RW X
undangan Pudakpayung
- Pendekatan dan
pembagian
undangan ke
penderita hipertensi
- Menyiapkan alat
dan media

2. Pelaksanaan - Salam pembuka - Menghadiri Sound 22 Februari 2019


Pembukaan - Penjelasan tujuan acara tepat System, 10 menit
waktu Laptop

3. Inti - Menjelaskan Demonstrasi Sound 30 menit


manfaat senam System
ergonomik dan
relaksasi napas
dalam untuk
menurunkan
hipertensi
- Mendemonstrasikan
bersama senam
ergonomik dengan
relaksasi napas
dalam
4. Penutup - Membuat jadwal 10 menit
pelaksanaan rutin
- Evaluasi

F. PENGORGANISASIAN DAN PEMBAGIAN TUGAS


1. Kepanitiaan
MC/ Moderator : Ainur Muhti Ashari
Penyaji : Eka Diana Permatasari
Observer : Ervia Kusumaningrum
Dokumentasi : Chindy Permata Sari
Fasilitator :
- Noor Dhyana Muftiani
- Nadia Khurotul Aini
- Rianti Putri Tsani
- Rizka Wulandari
- Septi Indriani
2. Uraian tugas
a. Moderator
- Memandu jalannya tahapan acara
- Mengarahkan tujuan senam ergonomik
- Mengatur pelaksanaan senam ergonomik
b. Penyaji
- Memaparkan manfaat pemberian senam ergonomik dengan
relaksasi napas dalam
- Mendemonstrasikan senam ergonomik dengan relaksasi
napas dalam
c. Observer
Mengobservasi proses pelaksanaan senam ergonomik dengan
relaksasi napas dalam
d. Fasilitator
- Memfasilitasi audiens dalam pelaksanaan senam ergonomik

A. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
- Pre-planning telah dibuat dan dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing
- Waktu pelaksanaan senam ergonomik telah disepakati dan
ditetapkan
- Tempat dan perlengkapan serta media acara telah dipersiapkan
- Surat undangan telah dibuat
2. Evaluasi Proses
- Jumlah undangan yang hadir 2/3 dari undangan
- Warga antusias dan aktif mengikuti kelangsungan acara
- Media dan alat bantu dapat digunakan secara efektif
- Acara dapat berjalan sesuai rencana
- Anggota kelompok dapat menjalankan peran masing-masing
3. Evaluasi hasil
- Warga mengetahui manfaat pemberian senam ergonomik dengan
kombinasi relaksasi napas dalam
- Warga mampu melaksanakan secara mandiri senam ergonomik
dengan kombinasi relaksasi napas dalam
- Hasil pemeriksaan tekanan darah warga dengan hipertensi dalam
rentang normal (120-139/80-89 mmHg)
- Pelaksanaan senam ergonomik 2 kali dalam seminggu
MATERI SENAM ERGONOMIK

Pengertian
Senam ergonomik adalah suatu teknik senam untuk mengembalikan atau
membetulkan posisi dan kelenturan sistem saraf dan aliran darah,
memaksimalkan suplai oksigen ke otak, membuka sistem kecerdasan, sistem
keringat, sistem pemanas tubuh, sistem pembakaran asam urat, kolesterol, gula
darah, asam laktat, sistem kesegaran tubuh, dan sistem kekebalan tubuh
(Wratsongko, 2013).
Manfaat Senam Ergonomik
a. Mengoptimalkan metabolisme
b. Mencegah sakit pinggang dan menjaga syaraf memori (daya ingat).
c. Melancarkan BAK dan BAB dan melancarkan pencernaan.
d. Meningkatkan, mempertahankan suplai darah, dan oksigenasi otak secara
optimal.
e. Mengoptimalkan suplai darah dan oksigenasi otak, serta optimalisasi fungsi
organ paru, jantung, ginjal, lambung, usus, dan liver
Gerakan Senam Ergonomik
Gerakan dalam senam ergonomik terdiri dari lima gerakan dasar.
Gerakan dasar senam ergonomik terdiri dari gerakan lapang dada, tunduk
syukur, duduk perkasa, duduk pembakaran, gerakan penutup senam ergonomik
yaitu gerakan mikro energi atau sering disebut gerakan putaran energi inti.
Masing-masing gerakan mengandung manfaat yang luar biasa dalam
pencegahan penyakit dan perawatan kesehatan. Awali setiap gerakan senam
dengan menarik napas, gunakan teknik napas dada, yaitu saat menarik napas
perut dikecilkan dan dada dibusungkan. Tujuan gerakan ini ialah agar rongga
dada dapat berkembang optimal dan paru-paru dapat lebih banyak
menghimpun udara. Melakukan senam ergonomik secara rutin, minimal selama
dua minggu, akan melatih tubuh untuk melakukan gerakan fisik. Berikut ini
adalah gerakan senam ergonomik:
a. Gerakan 1
Berdiri tegak dengan dua lengan diputar ke belakang semaksimal mungkin
kemudian rasakan keluar dan masuknya udara dengan rileks. Saat dua lengan
di atas kepala, jari kaki jinjit.

b. Gerakan 2
Dari posisi berdiri tegak dengan menarik napas dalam secara rileks, tahan
napas sambil membungkukkan badan ke depan (napas dada) semampunya.
Tangan berpegangan pada pergelangan kaki sampai punggung terasa
tertarik/teregang. Wajah menengadah sampai terasa tegang/panas. Saat
melepaskan napas, lakukan hal itu dengan rileks dan perlahan.
c. Gerakan 3
Menarik napas dalam (napas dada) lalu tahan sambil membungkukkan badan
ke depan dan dua tangan bertumpu pada paha. Wajah menengadah sampai
terasa tegang/panas. Saat membungkuk, pantat jangan sampai menungging.

d. Gerakan 4
Posisi Duduk Perkasa dengan dua tangan menggenggam pergelangan kaki,
menarik napas dalam (napas dada), badan membungkuk ke depan sampai
punggung terasa tertarik/teregang, wajah menengadah sampai terasa
tegang/panas. Saat membungkuk, pantat jangan sampai menungging. Saat
melepaskan napas, lakukan hal itu secara rileks dan perlahan.
e. Gerakan 5
Gerakan putaran energi inti diawali dengan duduk simpuh dengan punggung
kaki sebagai alas. Dua lengan lurus ke depan, lalu pergelangan tangan diputar
mulai dari depan dada sampai atas kepala, wajah menengadah melihat putaran
tangan, kemudian putar pergelangan tangan ke arah luar sebanyak 60 putaran.
Saat putaran berakhir, menghirup napas dan ditahan. Dua lengan digerakan ke
belakang melewati dua pinggang hingga dua lengan lurus dengan telapak
tangan menghadap ke atas. Badan membungkuk ke depan, kemudian wajah
ditengadahkan sampai terasa darah (gerakan energi) berjalan dari punggung ke
wajah (wajah tampak kemerahan). Jika sudah maksimal, maka napas
dihembuskan perlahan (rileks) tidak menghentak.
DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha et al. (2008). Care your self hipertensi. Jakarta: Penebar Plus .
Hanin, dkk. (2017). Pengaruh Senam Ergonomik terhadap Penurunan Tekanan
Darah pada Lansia yang Mengalami Hipertensi..
Priyanti K, dkk. (2015). Pengaruh Senam Ergonomik Secara Kelompok dan
Individu terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi
di Kelurahan Gisikdrono, Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan (JIKK).

Anda mungkin juga menyukai